Anda di halaman 1dari 14

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 35 TAHUN 1964


TENTANG
PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PEGAWAI NEGERI YANG MELAKUKAN
KEWAJIBANNYA SECARA LUAR BIASA

Presiden Republik Indonesia,

Menimbang:
bahwa untuk memperbesar semangat kerja pegawai negeri sebagai
golongan karyawan yang sangat penting dalam pembangunan negara,
perlu mengatur pemberian penghargaan khusus yang merupakan
perangsang bagi golongan karyawan;

Mengingat:
1. pasal 5 ayat 2 Undang-undang Dasar;
2. Undang-undang No. 18 tahun 1961 (Lembaran-Negara tahun 1961
No. 263);
3. P.G.P.N.-1961 (Lembaran-Negara tahun 1961 No. 239);
4. P.G.-Pol.- 1961 (Lembaran-Negara tahun 1961 No. 241);
5. P.G.M.-1961 (Lembaran-Negara tahun 1961 No. 251);
6. Undang-undang No. 21 tahun 1952 (Lembaran-Negara tahun 1952
No. 78);

Mendengar:
Presidium Kabint Dwikora, Menteri Koordinator Kompartimen
Keuangan, Menteri Urusan Pendapatan, Pembiayaan dan Pengawasan dan
Menteri Urusan Anggaran Negara;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PEGAWAI
NEGERI YANG MELAKUKAN KEWAJIBANNYA SECARA LUAR BIASA.

Pasal 1.
Yang dimaksudkan dengan pegawai negeri dalam peraturan ini
yalah:
a. Pegawai negeri sipil yang digaji menurut P.G.P.N.-1961;
b. Anggota angkatan Kepolisian yang digaji menurut P.G.-Pol-
1961;
c. Anggota Angkatan Perang yang digaji menurut P.G.M.-1961;
d. Pegawai Organik Daerah Otonom, dan
e. Pegawai Harian/Organik dan pegawai bulanan organik yang
digaji berdasarkan P.G.P.N.-1961/P.G.Pol.-1961/P.G.M.-1961;

Pasal 2.

Kepada pegawai negeri termaksud dalam peraturan ini yang


ternyata telah menunjukkan jasa-jasa, kerajinan, kejujuran dan
ketaatan terhadap Negara dan tugas kewajibannya secara luar biasa
sehingga patut dijadikan teladan, dapat diberikan penghargaan yang
berikut di bawah ini:
a. Piagam pernyataan penghargaan yang ditetapkan dengan surat
keputusan Presiden/Menteri yang berhak mengangkat pegawai
yang bersangkutan;
b. Hadiah sebesar 10 X gaji pokok tertinggi menurut pangkatnya
dengan sekurang-kurangnya sebesar Rp. 10.000,- (sepuluh ribu
rupiah) sekaligus.

Pasal 3.

(1) Keputusan pemberian penghargaan menurut peraturan ini harus


disertai daftar perincian mengenai fakta-fakta tentang jasa-
jasa dan pelaksanaan kewajibannya dengan kerajinan dan
ketaatan secara luar biasa, sekurang-kurangnya mengenai masa
satu tahun terakhir.
(2) Keputusan pemberian penghargaan itu ditetapkan oleh
Presiden/Menteri setelah mendengar Menteri Urusan Pendapatan,
Pembiayaan dan Pengawasan dan Kepala Kantor Urusan Pegawai.

Pasal 4.

Pemberian penghargaan menurut peraturan ini dilakukan dengan


upacara sederhana, di mana segenap pegawai Kantor yang
bersangkutan hadir tiap-tiap kali pada hari-hari perayaan Hari
Kemerdekaan Nasional 17 Agustus 1945.

Pasal 5.

Hal-hal mengenai pelaksanaan peraturan ini yang belum


ditentukan, ditetapkan oleh Menteri yang diserahi urusan pegawai.

Pasal 6.

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkannya.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan
pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam
Lembaran-Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tangggal 8 September 1964.
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SUKARNO.

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 September 1964
WAKIL SEKRETARIS NEGARA,

SANTOSO S.H.
Brig. Jen. T.N.I.
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH No. 35 TAHUN 1964
tentang
PEMBERIAN PENGHARGAAN KEPADA PEGAWAI NEGERI
YANG MELAKUKAN KEWAJIBANNYA
SECARA LUAR BIASA

UMUM.

Dalam taraf pembangunan Negara dewasa ini dianggap perlu


untuk mengadakan perangsang bagi para pegawai negeri sebagai
golongan karyawan yang penting untuk lebih memperbesar daya kerja
mereka itu.

PASAL DEMI PASAL.

Pasal 1.

Cukup jelas.

Pasal 2

Piagam pernyataan ditanda-tangani oleh Pembersar yang berhak


mengangkat.

Pasal 3.

Cukup jelas.

Pasal 4.
Dalam upacara sederhana tersebut hendaklah hadir segenap
pegawai setempat dari Kantor tempat pegawai yang bersangkutan
bekerja.

Pasal 5 dan 6.

Cukup jelas.
--------------------------------

CATATAN

Kutipan:LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1964


YANG TELAH DICETAK ULANG

Sumber:LN 1964/88; TLN NO. 2676


ft -S
i :
y-

& I

BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
No.1800, 2020 KEMENPAN-RB. Penugasan PNS. Instansi
Pemerintah. Luar Instansi Pemerintah.
Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 62 TAHUN 2020
TENTANG
PENUGASAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA INSTANSI PEMERINTAH DAN
DI LUAR INSTANSI PEMERINTAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA


DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 202 ayat (2)


Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun
2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil, perlu
menetapkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi tentang Penugasan
Pegawai Negeri Sipil pada Instansi Pemerintah dan Di
Luar Instansi Pemerintah;
b. bahwa Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2018
tentang Penugasan Pegawai Negeri Sipil Pada Instansi
Pemerintah dan Di Luar Instansi Pemerintah sudah tidak
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan hukum,
sehingga perlu diganti;

www .peraturan .go.id


2020, No. 1800 -2-

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b serta untuk
menindaklanjuti Putusan Mahkamah Agung Nomor 30
P/HUM/2020 tanggal 4 Juli 2020, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi tentang Penugasan Pegawai Negeri
Sipil pada Instansi Pemerintah dan Di Luar Instansi
Pemerintah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur


Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5494);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6477);
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun
2015 tentang Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 89);
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103
Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja
Lembaga Pemerintah Non-Departemen sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 145 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedelapan Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun

www.peraturan.go.id
2021, No.1800
-3-

2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,


Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 322);
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2019 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1593);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG
PENUGASAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA INSTANSI
PEMERINTAH DAN DI LUAR INSTANSI PEMERINTAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai aparatur sipil negara
secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan.
2. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pegawai aparatur sipil
negara dan pembinaan manajemen aparatur sipil negara
di Instansi Pemerintah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian pegawai aparatur sipil

www.peraturan.go.id
2020, No. 1800 -4-

negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan.
4. Instansi Pemerintah adalah instansi pusat dan instansi
daerah.
5. Penugasan adalah penugasan PNS untuk melaksanakan
tugas pada Instansi Pemerintah dan di luar Instansi
Pemerintah selain intansi induknya dalam jangka waktu
tertentu.
6. Tugas Jabatan adalah tugas jabatan yang diberikan
kepada PNS yang pelaksanaan tugasnya masih
berhubungan dengan jabatan pada instansi induknya
atau merupakan tugas yang mewakili kepentingan
pemerintah.
7. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara.

BAB II
JENIS PENUGASAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 2
Penugasan PNS terdiri atas:
a. Penugasan pada Instansi Pemerintah; dan
b. Penugasan di luar Instansi Pemerintah.

Bagian Kedua
Penugasan pada Instansi Pemerintah

Pasal 3
(1) Penugasan PNS pada Instansi Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, terdiri atas:
a. Penugasan PNS pada Instansi Pemerintah yang
pimpinannya tidak memiliki kewenangan
mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan
PNS; dan

www.peraturan.go.id
2021, No.1800
-5-

b. Penugasan PNS di lingkungan Instansi Pemerintah


yang pimpinannya memiliki kewenangan
mengangkat, memindahkan, dan memberhentikan
PNS.
(2) Penugasan PNS pada Instansi Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi:
a. PNS yang melaksanakan Tugas Jabatan khusus; dan
b. PNS yang melaksanakan Tugas Jabatan yang bersifat
pendukung atau administratif.
(3) Penugasan PNS yang melaksanakan Tugas Jabatan
khusus pada Instansi Pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilaksanakan dengan
mempertimbangkan:
a. kualifikasi dan kompetensi dalam jabatan tertentu
yang dibutuhkan oleh instansi;
b. kewenangan yang melekat dalam jabatan yang
dimiliki oleh PNS yang bersangkutan;
c. penguatan pelaksanaan tugas tertentu pada Instansi
Pemerintah; dan
d. optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian
kinerja organisasi.

Pasal 4
Dalam hal Penugasan PNS pada Instansi Pemerintah untuk
melaksanakan Tugas Jabatan pada Perwakilan Republik
Indonesia di Luar Negeri, Penugasan PNS ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Penugasan di Luar Instansi Pemerintah

Pasal 5
(1) Penugasan PNS di luar Instansi Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf b yaitu PNS melaksanakan
Tugas Jabatan khusus di luar Instansi Pemerintah dalam
jangka waktu tertentu.

www.peraturan.go.id
2020, No. 1800 -6-

(2) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi


Penugasan pada:
a. proyek pemerintah;
b. organisasi profesi;
c. organisasi internasional; dan
d. badan atau instansi lain,
yang ditentukan pemerintah.
(3) Penugasan PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan dengan mempertimbangkan:
a. jabatan yang bersifat amanat (mandatory) yang telah
ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan; atau
b. jabatan yang keahliannya memiliki karakteristik
tertentu dan hanya ada di Instansi Pemerintah.

BAB III
KRITERIA DAN MEKANISME PENUGASAN

Bagian Kesatu
Kriteria Penugasan

Pasal 6
PNS yang diberikan Penugasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 harus memenuhi kriteria jabatan yang akan diduduki
sebagai berikut:
a. memiliki kualifikasi dan kompetensi tertentu;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. memiliki penilaian kinerja paling rendah baik dalam 2
(dua) tahun terakhir;
d. memenuhi persyaratan jabatan yang akan diduduki sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. dibutuhkan oleh organisasi.

Pasal 7
(1) Jenis atau bidang Tugas Jabatan yang dapat diberikan
Penugasan disusun oleh pimpinan Instansi Pemerintah.

www.peraturan.go.id
2021, No.1800
-7-

(2) Jenis atau bidang Tugas Jabatan sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) diusulkan oleh pimpinan Instansi
Pemerintah kepada Menteri untuk ditetapkan.
(3) Jenis jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. jabatan pimpinan tinggi;
b. jabatan administrasi; dan
c. jabatan fungsional.

Bagian Kedua
Mekanisme Penugasan

Pasal 8
(1) PNS diberikan Penugasan atas dasar:
a. permintaan instansi yang membutuhkan; dan
b. Penugasan dari instansi induknya.
(2) Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dalam surat keputusan instansi induk dan
ditandatangani oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
instansi induk.
(3) Penugasan PNS pada Instansi Pemerintah dilaksanakan
paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang
dengan persetujuan Pejabat Pembina Kepegawaian
instansi induk atas usul instansi yang membutuhkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Penugasan PNS di Luar Instansi Pemerintah
dilaksanakan paling lama 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang dengan persetujuan Pejabat Pembina
Kepegawaian instansi induk atas usul instansi yang
membutuhkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(5) Pejabat Pembina Kepegawaian dapat mendelegasikan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan
ayat (4) kepada Pejabat yang Berwenang.
(6) Dalam hal PNS yang melaksanakan Penugasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) tidak

www.peraturan.go.id
2020, No. 1800 -8-

memenuhi target kinerja, paling singkat 1 (satu) tahun


PNS yang bersangkutan dapat direkomendasikan untuk
tidak dipertimbangkan perpanjangan Penugasannya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(7) PNS yang melaksanakan Penugasan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) diberhentikan dari
jabatannya dan tidak kehilangan statusnya sebagai PNS.
(8) Dikecualikan dari ayat (6) bagi PNS yang memiliki
kompetensi dan kewenangan yang bersifat melekat dalam
jabatannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(9) PNS yang telah selesai melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dapat diangkat ke
dalam jabatan pada instansi induknya dengan
mempertimbangkan ketersediaan lowongan jabatan.

Pasal 9
(1) Pimpinan instansi induk menyampaikan surat
pemberitahuan Penugasan untuk melaksanakan Tugas
Jabatan khusus pada Instansi Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a dan Pasal 7
kepada Menteri, dengan melampirkan dokumen
pendukung sebagai berikut:
a. uraian urgensi Penugasan yang meliputi:
1. kualifikasi dan kompetensi jabatan tertentu yang
dibutuhkan oleh instansi;
2. kewenangan yang melekat dalam jabatan yang
dimiliki oleh PNS yang bersangkutan;
3. penguatan pelaksanaan tugas tertentu pada
Instansi Pemerintah;
4. optimalisasi pelaksanaan tugas dan pencapaian
kinerja organisasi; dan
5. urgensi terhadap Penugasan untuk melaksanakan
Tugas Jabatan khusus;
b. surat permintaan Instansi Pemerintah; dan
c. surat persetujuan instansi induk.

www.peraturan.go.id
2021, No.1800
-9-

(2) Menteri menetapkan rekomendasi atas pemberitahuan


Penugasan untuk melaksanakan Tugas Jabatan khusus
pada Instansi Pemerintah.
(3) Penetapan Menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
digunakan sebagai salah satu dasar penetapan surat
keputusan Penugasan yang ditandatangani oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian instansi induk.
(4) Instansi Pemerintah menyampaikan pelaksanaan
Penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
Menteri.

Pasal 10
(1) Tata cara penetapan Penugasan PNS pada Instansi
Pemerintah dan di luar Instansi Pemerintah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 huruf a dan huruf b ditetapkan
oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara.
(2) Tata cara penetapan Penugasan PNS pada Perwakilan
Republik Indonesia di luar negeri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ditetapkan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar
negeri.

BAB IV
KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 11
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
a. PNS yang statusnya diperkerjakan atau diperbantukan
pada Instansi Pemerintah maupun di luar Instansi
Pemerintah yang melaksanakan tugas tidak sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
sampai dengan Pasal 7, tetap dapat menjalankan
tugasnya dan mendapatkan haknya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan sampai
dengan dilakukan penyesuaian Penugasan berdasarkan
Peraturan Menteri ini paling lama 1 (satu) tahun sejak
Peraturan Menteri ini diundangkan; dan

www.peraturan.go.id
2020, No. 1800 -10-

b. PNS yang statusnya diperkerjakan atau diperbantukan


pada Instansi Pemerintah maupun di luar Instansi
Pemerintah yang melaksanakan tugas sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sampai
dengan Pasal 7, tetap menjalankan tugasnya dan
mendapatkan haknya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan ditetapkan kembali
dalam status Penugasan berdasarkan Peraturan Menteri
ini paling lambat 31 Desember 2021.

Pasal 12
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, PNS yang
melaksanakan Tugas Jabatan khusus pada Instansi
Pemerintah dan di Luar Instansi Pemerintah tetap dapat
diberikan Penugasan untuk melaksanakan Tugas Jabatan
khusus dengan persetujuan tertulis dari Menteri.

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 13
Ketentuan dalam Peraturan Menteri ini tidak berlaku bagi
PNS yang ditugaskan dalam jabatan pimpinan tinggi melalui
seleksi terbuka.

Pasal 14
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 35 Tahun 2018 tentang Penugasan Pegawai
Negeri Sipil Pada Instansi Pemerintah dan Di Luar Instansi
Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1225), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 15
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

www.peraturan.go.id
2021, No.1800
-11-

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan


pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 September 2020

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR


NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

TJAHJO KUMOLO

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 2020

DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

www.peraturan.go.id

Anda mungkin juga menyukai