Dengan adanya Nahdlatul Tujjar itu, maka Taswirul Afkar, selain tampil
sebagai kelompok studi juga menjadi lembaga pendidikan yang
berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa
kota.Berangkan komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional
1
dan ad hoc, maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi
yang lebih mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi
perkembangan zaman. Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai,
akhirnya muncul kesepakatan untuk membentuk organisasi yang
bernama NU (Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 JaNUari
1926).
Organisasi ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy'ari sebagai Rais Akbar.
Untuk menegaskan prinsip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim
Asy'ari merumuskan kitab QaNUn Asasi (prinsip dasar), kemudian juga
merumuskan kitab I'tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab
tersebut kemudian diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan
sebagai dasar dan rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak
dalam bidang sosial, keagamaan dan politik. B. Pendiri Nahdlotul
Ulama 1. Riwayat Hidup Tidak ada pertentangan dalam sejarah
perdirinya NU, bahwa tokoh pendirinya adalah KH. Muhammad
Hasyim Asy'ari, beliau adalah ulama yang luay biasa. Hampir seluruh
kyai di Jawa mempersembahkan gelar " Hadratus Syekh" yang berarti "
Maha Guru". Beliau lahir pada hari Selasa Kliwon, 24 Dzulqo'dah 1287
H, bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871 M di desa Gedang, 2
Km sebelah utara Kota Jombang. Ayah beliau bernama Kyai Asy'ari,
berasal dari Demak, Jawa Tengah. Ibu beliau bernama Halimah, putri
dari Kyai Ustman pendiri pesantren Gedang yang terkenal mampu
menarik santri-santri dari seluruh pelosok Jawa pada akhir abad XIX.
Sedangkan kakeknya adalah Kyai Sihah seorang pendiri pesantren
Tambak Beras.
2
Brawijaya VI ( Lembu Peteng). Beliau wafat pada 03:45 malam, 7
Ramadhan 1366 H pada umur 79 tahun, bertepatan pada tanggal 25 Juli
1947 di pesantren Tebuireng Jombang, setelah menerima utusan Bung
Tomo dan Jend. Soedirman untuk meminta nasihat dan melaporkan
perkembangan agresi militer I Belanda yang dipimpin oleh General SH.
Spoor dan berhasil menduduki Singosari Malang.
Dua bulan setelah Jepang menguasai Jawa, Rais Akbar NU, KH.
Hasyim Asy'ari dan Hoofdbestuur (Pengurus Besar) NU, KH. Mahfudz
Shidiq, ditangkap tentara Jepang dan di penjarakan selama sekitar empat
bulan. Peristiwa penangkapan tokoh NU tersebut cukup mengemparkan
dunia pesantren dan menggelisahkan warga NU, sehingga diupayakan
bentuk-bentuk penyelesaian. Pada 1 Agustus 1942 para konsul NU
mengadakan pertemuan di Jakarta, membahas pembelaan terhadap
kedua pimpinannya yang disekap Jepang, selain itujuga disepakati tata
cara menghadapi Dai Nippon secara lunak dan diplomatis. Sebab
4
meNUrut pandangan NU, kemerdekaan Indonesia hanya soal waktu,
sehingga perlu memanfaatkan isu kolaborasi dengan Jepang dalam
bentuk apapun, guna tercapainya kemenangan akhir bagi bangsa
Indonesia. Kendati NU, mau tidak mau harus bekerjasama dengan
Jepang, tetapi tujuan utamanya justru untuk mencapai kemerdekaan
bangsa Indonesia, dan sikap kerja sama NU bukan sikap ketergantungan
kepada Jepang dan lantas dapat membeli NU, akan tetapi disitulah letak
' rule of game' menghadapi lawan atau musuh. Dikalangan NU
(pasantren) dikenal dengan istilah 'YahanNU' (dalam menghadapi
lawan, bukan untuk menghadapi kawan). Karena sikap 'YahanNU'
inilah maka KH. A. Wahid Hasyim dan beberapa tokoh NU di Jawa
Barat, Cirebon kemudian diangkat menjadi anggota legislatif buatan
Jepang, Chuo Shangi-in.
5
melalui KH.A. Wahid Hasyim Nahdlotul Ulama tidak henti-hentinya
mengadakan kontak dengan para nasionalis, guna mendesak janji
pemirintah militer Jepang agar segera mewujudkan janji kemerdekaan
yang pernah diucapkan. Perjuangan itu berhasil gemilang hingga pada
26 April 1945 di bentuk 'Dokuritzu Zyunbi Tyoosakai' atau yang lebih
dikenal dengan BPUPKI ( Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan). Selanjutnya beliau juga merumuskan Dasar negara dan
termasuk dalam kelompok sembilan orang yang membubuhkan tanda
tangannya pada 'Piagam Jakarta' setelah proklamasi kemerdekaan dan
menempati posisi sebagai Menteri Negara.
6
dibedakan atas dua lembaga : Pengurus Besar dan Mejeli Syura.
Pengurus Besar di pimpin oleh Dr. Soekiman, Abi Koesno T, dan Wali
al-Fatah, sedangkan Majelis Syura dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari,
Ki Bagus Hadikusuma, KH.A. Wahid Hasyim dan Mr. Kasman
Singodimejo. Peranan itu diperkuat lagi ketika partai Masyumi
mengadakan muktamar di Solo pada 10-13 Februari 1946.
7
NU sebagai oraganisasi masyarakat terbesar di Indonesia telah
memainkan peranan yang penting dalam kemerdekaan dan
perkembangan bangsa dan agama. Sebagai oraganisasi yang bergerak
dalam bidang sosial, pendidikan, dan dakwah Islamiyah, NU telah
memberikan banyak perubahan dan kemajuan. Semangat NU zaman
dahulu hingga sekarang semestinya harus tetap tumbuh, sehingga dapat
terus mewujudkan apa yang telah di cita-citakan oleh sang pendiri KH.
Hasyim Asy'ari, sehingga mampu melahirkan tokoh-tokoh bagi
perubahan bangsa yang lebih baik, jika pada zaman dahulu beliau
mampu 'menelurkan' 25000 kyai, maka bukanlah hal yang sulit bagi NU
sekarang untuk melahirkan cedekiawan-cendekiawan muslim yang
mampu membawa agama dan bangsa ini untuk menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
- http://id.wikipedia.org/wiki/Nahdlatul_Ulama.
- http://choirul-alquds.blogspot.co.id/2013/02/peran-nahdlotul-ulama-di-
indonesia.html