Anda di halaman 1dari 3

Brigjen H.

Hasan Basry Pahlawan Nasional Indonesia dari Hulu Sungai Selatan,Kalimantan Selatan

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul KalselPedia - Brigjen H Hasan Basry,
Pahlawan Nasional Asal Kandangan, Hulu Sungai Selatan,
https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/04/09/kalselpedia-brigjen-h-hasan-basry-pahlawan-
nasional-asal-kandangan-hulu-sungai-selatan?page=2.

Penulis: Hanani

Editor: Edinayanti

Berlokasi di Jalan Ahmad Yani Km 20, Kelurahan Landasan Ulin Barat, Kecamatan Lianganggang. Di
bundaran ini ada makam Brigjen H Hasan Baseri dan Monumen Divisi ALRI IV.

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul KalselPedia - Tugu-tugu Bundaran di
Banjarbaru, https://banjarmasin.tribunnews.com/2020/07/17/kalselpedia-tugu-tugu-bundaran-di-
banjarbaru.

Penulis: Salmah

Editor: Edinayanti

Tugu ini menunjukkan kiprah ALRI dalam menjaga wilayah Indonesia khususnya di Kalsel. Di
sebelahnya terdapat makam seorang Jenderal yang merupakan tokoh Kalsel. Di tugu ini ada meriam
jenis howitzer kaliber 105 mm milik kesatuan marinir TNI-AL dan tank amfibi PT 76 seberat 14,5 ton .
Kedua alutsista (alat utama sistem pertahanan) di pensiunan karena usianya sudah tua. Keduanya
masih aktif. Demi monumen tersebut, Kepala Staf TNI AL Laksamana Marsetio memberikan izin
untuk memurnatugaskan (memensiunkan) alat perang tersebut. Meriam Howitzer 105 mm yang
biasa diawaki sembilan orang tersebut juga berasal dari Resimen Artileri Karang Pilang Surabaya.
Kedua alutsista itu dibawa DARI Surabaya menggunakan KRI Teluk Penyu, ke Banjarmasin, pada
September 2013.Kedua alutsista tersebut kebetulan memang memasuki usia purnatugas karena
sudah berusia hampir 50 tahun, sementara masa pakainya 30 tahun. pendirian monumen Divisi Alri
tersebut dilaksanakan pada saat Danlanal Banjarmasin waktu itu adalah Letnan Kolonel (P) Dato
Rusman. pembangunan dimulai minggu terakhir Agustus 2013 dan selesai pada minggu terakhir
Oktober 2013

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul KalselPedia : Monumen Divisi IV ALRI
di Lianganggang, Ini Sejarah Tank dan Meriam yang Dipajang,
https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/02/11/kalselpedia-monumen-divisi-iv-alri-di-
lianganggang-ini-sejarah-tank-dan-meriam-yang-dipajang?page=2.

Penulis: Nurholis Huda

Editor: Elpianur Achmad

BANJARMASINPOST.CO.ID, KalselPedia - Brigjen TNI H Hasan Basry adalah salah satu pahlawan
nasional di Indonesia, yang dikenal, sebagai tokoh pejuang gerilyawan di Kalimantan Selatan. Tokoh
militer ini punya peran besar dalam memimpin gerakan perjuangan kemerdekaan melawan
penjajahan. Lahir di Kandangan, Pada 17 Juni 1923, dia meninggal dunia pada 15 Juni 1984 di
Jakarta, dan dimakamkan di Simpang Empat Liangganggang Banjarbaru, namanya kini diabadikan di
beberapa fasilitas publik, seperti jalan-jalan di Kalsel dan rumah sakit mililk Pemerintah Kabupaten
Hulu Sungai Selatan.
Hasan Basry sendiri baru dianugerahi gelar pahlawan nasional indonenesia pada 3 Nopember 2001
berdasarkan SK Presinden Nomor 110/TK/2001.

Dikutip dari Pahlawancenter.com, karier perjuangan Hasan Basry dimulai pada usia 22 tahun saat
menjadi guru agama di sebuah SMP Islam di Malang, Jawa Timur. Pada Tahun 1945 dia aktif dalam
organisasi Pemuda RI Kalimantan di Surabaya dan sering terlibat perebutan senjata melawan tentara
Jepang.

Pada 13 Oktober, berangkat ke Kalsel, dengan kapal layar Bintang Tolen, dari Pelabuhan Kalimas
Surabaya dan tiba di Banjarmasin 30 Oktober 1945. Kepulangannya ke Kalsel untuk melaksanakan
tugas sebagai relawan Badan Pembantu Oesaha Gubernur Kalimantan, dalam rangka menyiapkan
penyambutan ekspedisi militer di Kalsel. Di Banjarmasin, Hasan Basry menemui tokoh ulama H
Abdurrahman dan Abdul Hamid. Pada bertemuan tersebut dia menyerahkan dokumen dan pamflet
perjuangan yang dibawa dari Surabaya. Selanjutnya secara rahasia, membangun jaringan hunungan
dengan organisasi perjuangan rakyat seperti Laskar Syaifullah yang kemudian dipimpinnya.

Kemudian, Hasan Basry berupaya mengadakan kontak dengan pulau Jawa yang terputus akibat
blokade Belanda, namun selalu gagal mencari bantuan senjata.

Keberadaannya, diketahui tentara NICA Belanda sehingga pada 1946 tokok-tokoh laskar Syaifullah
ditangkap. Namun, Hasan Basry berhasil lolos. Setelah Laskar Syaifullah bubar, Hasan Basry
mendirikan organisasi perjuangan Banteng Indonesia, yang berkembang pesat ke berbagai daerah.
Organisasi ini sering melakukan aksi pemberontakan terhadap militer Belanda.

Pada 18 November 1946 Kalsel mendapat tugas Komandan ALRI Divisi IV di Jawa, Kolonel Zakaria
Madun menyiapkan membentuk Bataliyon ALRI Divisi VI di Kalimantan Selatan, yang kemudian
dibentuk H Hasan Basri dengan cara melebur Banteng Indonesia yang dipimpinnya sebagai personel
inti.

Organisasi rahasia itu disebut Gerakan Rahasia ALRI Devisi IV Pertahanan Kalimantan.

Dia pun diangkat sebagai komandan Bataliyon Rahasia yang bermarkas di Kandangan.

Namun, Perjanjian Linggarjati memutuskan hubungan antara H Basry dengan Gubernur Kalimantan
Ir Pangeran Muhammad Noor yang berkedudukan di Jogjakarta, karena secara de facto RI hanya
meliputi Jawa, Madura, dan Sumatera.

Sementara wilayah Indonesia lainnya, termasuk Kalimantan dalam kekuasaan , Belanda.

Mengatasi blokade, H Hasan Basry membentuk Sentral Organisasi Pemberontak Indonesia


kalimantan dan ALRI Devisi IV Pertahanan Kalimantan, di bawah kepemimpinannya.

Di sini dia mengatur strategi dengan mengatur kontak dengan tokoh pimpinan organisasi perjuangan
di daerah-daerah hingga berhasil merangkul kekuatan di luar ALRI.

Pada 16 Mei Hasan Basry mengeluarkan pengumuman tentang pernyataan sikap terhadap
persetujuan renville 1 Januari 1948 yaitu : ALRI Devisi IV pertahanan Kalimantan bagian dari
Angkatan Perang RI, ALRI Devisi IV tidak akan melanggar gencatan senjata, dan tidak akan hijrah ke
daerah RI di Jawa, tetapi tetap berada di Kalimantan.
Selanjutnya, agar Belanda mengosongkan Kota Barabai untuk dijadikan Pos Hubungan AlLRI dengan
Belanda. Berbagai ultimatum Belanda tak menyurutkan semangat Hasan Basry. Dia justru menjawab
dengan memerintahkan semua unit perjuangan melakukan penyerangan terhadap pos pertahanan
Belanda dan memimpin langsung penyerangan pos di Bungkukan dan berhasil.

Pada 1 Januari 1949, serangan umum terhadap pos-pos NICA dimulai dilakukan di Haruai, Nagara,
Tanjung dan daerah lainnya. Pada 1949 Hasan Basry memproklamasikan berdirinya pemrintahan
Gubernur Tentara ALRI yang meliputi seluruh Kalimantan menjadi bagian RI, yang berarti dia
menolak Kalimantan di bawah kekuasaan Belanda. Selanjutnya dia diangkat menjadi Gubernur
Tentara Kalimantan, hingga wafat pada 15 Juli 1984, dimakamkan di Lianggang Banjarbaru.

Dedikasinya sebagai sosok pejuang kemerdekaan RI di Bumi Kalimantan pun telah dibukukan.

Nilai-nilai kepahlawanan mantan Pangdam X Lambung Mangkurat ini pun dirangkum dalam buku
Napak Tilas Pahlawan Nasional Brigjen TNI Hasan Basry yang diluncurkan pada 2017 lalu.

Kini berbagai tempat bersejarah di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan dikunjungi tiap tahun
dalam pelaksanaan Napak Tilas Gubernur Tentara ALRI Kalimantan tersebut.

Seperti lokasi tugu monumen Proklamasi di Desa Batu Bini Padang Batung, rumah lokasi rapat di
Desa Durian Rabung, Padang Batung, Tugu Niih di Kecamatan Loksado. Dan sebagai penghargaan
serta mengenang jasa Brigjen H Hasan Baseri disamping makamnya juga dibangun tugu/ Monumen
Divisi ALRI IV

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul KalselPedia - Brigjen H Hasan Basry,
Pahlawan Nasional Asal Kandangan, Hulu Sungai Selatan,
https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/04/09/kalselpedia-brigjen-h-hasan-basry-pahlawan-
nasional-asal-kandangan-hulu-sungai-selatan?page=all.

Penulis: Hanani

Editor: Edinayanti

Anda mungkin juga menyukai