0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
414 tayangan3 halaman
Lukisan berjudul "Satu Arah" karya A. Inayat menampilkan dua anak sekolah menuju sumber air sambil menunjuk capung, melambangkan harapan akan pendidikan yang merata. Ember retak yang menampung air menggambarkan korupsi dana pendidikan yang menyebabkan ketidakmerataan fasilitas pendidikan antara kota dan desa. Pelukis ingin menyampaikan pesan agar pemerintah melihat satu arah untuk pendidikan dan mencegah kor
Lukisan berjudul "Satu Arah" karya A. Inayat menampilkan dua anak sekolah menuju sumber air sambil menunjuk capung, melambangkan harapan akan pendidikan yang merata. Ember retak yang menampung air menggambarkan korupsi dana pendidikan yang menyebabkan ketidakmerataan fasilitas pendidikan antara kota dan desa. Pelukis ingin menyampaikan pesan agar pemerintah melihat satu arah untuk pendidikan dan mencegah kor
Lukisan berjudul "Satu Arah" karya A. Inayat menampilkan dua anak sekolah menuju sumber air sambil menunjuk capung, melambangkan harapan akan pendidikan yang merata. Ember retak yang menampung air menggambarkan korupsi dana pendidikan yang menyebabkan ketidakmerataan fasilitas pendidikan antara kota dan desa. Pelukis ingin menyampaikan pesan agar pemerintah melihat satu arah untuk pendidikan dan mencegah kor
SAKSI MATA Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Seni Rupa Dosen pengampu: Agus, S.Pd.
Disusun oleh: Rebeka Teresia A. 2D PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS SERANG 2016 Tema
Saksi Mata
Nama pemilik lukisan
A. Inayat
Judul Lukisan
Satu Arah
Menggunakan media
Oil on Canvas
Ukuran
140100 cm
Dibuat tahun
2016
Dipamerkan di
Pameran Besar Seni Rupa Banten 2016
Hasil Analisis Lukisan Satu Arah karya A. Inayat
Ketika saya melihat lukisan ini saya tertarik karena hampir sudah tidak ada realnya gambar anak-anak yang menjadi subjek utama dalam lukisan ini. Dan pelukisnya banyak menyimpan makna dalam lukisannya dimana seperti pada tema pameran besar seni rupa Banten yaitu saksi mata, ini berarti pelukis atau seniman ketika melukis yang menjadi subjek utamanya adalah terdapat dua anak yang masih berseragam ssekolah menuju sumber mata air atau istilah sekarang kran air. Dalam lukisan ini ada seorang anak yang menunjuk ke arah capung yang memiliki makna bahwa anak-anak itu ingin pendidikan yang merata, hal itu tergambar dari cara anak itu menunjuk capung tersebut. Maksud pendidikan yang merata mungkin sekolah gratis, fasilitas yang sama diberikan pemerintah harus sampai hingga ke plosok negeri agar pengetahuan anak-anak sama. Sementara ember yang retak yang menampung air sehingga tidak penuh-penuh yang terdapat didalam lukisan tersebut mengartikan sebuah arti bahwa orang-orang yang memiliki jabatan banyak melakukan penyelewengan atau dengan kata lain melakukan korupsi terkhusus dana Pendidikan. Sehingga dana Pendidikan banyak dikorupsi akibatnya pendidikan menjadi tidak merata hingga ke plosok negeri. Fasilitas dan kualitas pendidikannya pun jauh berbeda dengan di kota dan di desa. Disinilah pelukis menyampaikan pesan moral yang artinya jika pemerintah melihat satu arah dan dana pendidikan tidak di korupsi mungkin akan lebih baik.