Anda di halaman 1dari 2

PENTINGNYA SEJARAH SENI RUPA INDONESIA UNTUK SEKOLAH

MENENGAH ATAS
Dalam kurikulum mata pelajaran Seni Budaya untuk siswa Sekolah Menengah Atas
(SMA) sangat sedikit dibahas mengenai sejarah seni rupa Indonesia. Para siswa
kebanyakan langsung melakukan praktek menggambar objek, perspektif, sketsa,
dan sebagainya. Ini memang penting sebagai bentuk latihan untuk mengukur sejauh
mana kemampuan para siswa mencerna materi yang diajarkan. Tapi materi itu
membutuhkan teori sebagai penjelasan. Salah satu materi yang penting untuk
diketahui oleh para siswa adalah soal sejarah seni rupa di Indonesia.
Teori ini penting untuk diajarkan di kurikulum sekolah agar para siswa punya
pemahaman dasar mengapa seni rupa itu penting. Salah satu contoh yang mungkin
bisa diberikan adalah soal sejarah seni lukis Indonesia. Mengapa Basuki Abdullah
atau Affandi itu penting? Mengapa gaya lukisan mereka berbeda? Apa yang
membuat lukisan mereka indah? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sulit ditemukan
jawabannya dalam kurikulum.
Jika dihubungkan dengan praktek menggambar objek atau perspektif, para siswa
sebenarnya bisa menemukan teori menggambar tersebut dengan lukisan-lukisan
Basuki Abdullah atau Affandi. Kedua tokoh seni rupa Indonesia ini berangkat dari
praktek dasar menggambar, khususnya lukisan Basuki Abdullah yang selalu
menggambar perspektif pemandangan.
Pentingnya mempelajari sejarah seni rupa Indonesia juga bisa memperkaya
kreativitas para siswa ketika ingin menggambar atau melukis. Hal itu bisa dilihat dari
lukisan-lukisan Affandi yang banyak menampilkan potret dirinya dengan gaya yang
berbeda dari Basuki Abdullah. Tersedia pilihan bagi para siswa untuk
menggambarkan objek secara persis seperti yang dilakukan Basuki Abdullah atau
lebih menonjolkan ekpresi kreativitasnya seperti Affandi.
Dari mempelajari sejarah seni rupa Indonesia para siswa juga diberikan pendidikan
karakter. Hal ini bertujuan untuk mendorong para siswa agar mengetahui bahwa
seorang seniman punya keyakinan yang kuat untuk menggambar atau melukis.
Sehingga karakter yang terbentuk bagi setiap siswa tidak hanya menjadikan Seni
Budaya sebagai mata pelajaran sebagai pelengkap saja. Tapi juga mampu
mengarahkan cita-cita para siswa jika tertarik untuk menjadi seorang seniman,
seperti halnya guru, pengusaha, pengacara, dan sebagainya.
Mempelajari sejarah seni rupa Indonesia juga tidak terlepas dari sejarah Indonesia.
Para seniman atau pelukis berkontribusi meraih kemerdekaan Indonesia lewat
gambar atau lukisannya masing-masing. Affandi pernah membuat poster berisikan
seruan untuk menyemangati para rakyat Indonesia agar bisa merdeka. Para siswa
bisa memahami bahwa kemerdekaan Indonesia tidak hanya dilakukan atas inisiatif
para pemuda menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, tapi ada peran
seniman atau pelukis yang tidak lain adalah rakyat Indonesia.
Pelajaran seni dan budaya penting bagi para siswa karena Indonesia sangat
beragam. Setiap suku di Indonesia punya cara masing-masing untuk
memperlihatkan kesenian dan kebudayannya. Misalnya soal rumah adat Toraja
yang disebut Tongkonan punya bentuk dan motif yang unik atau tarian Gandrang
Bulo yang lirik-liriknya dalam bahasa Makassar bercerita tentang kondisi
masyarakat. Hal-hal seperti ini tentu menarik dipelajari jika dalam kurikulum
pelajaran Seni Budaya dijelaskan. Agar para siswa tidak hanya sekadar
mempraktekkan gerakan tari atau mengagumi rumah adat Tongkonan.
Ada baiknya juga setiap guru mata pelajaran Seni Budaya untuk tidak sekadar
memberikan materi yang hanya ada pada buku pelajaran. Tapi memberikan
informasi terbaru soal seni dan budaya di setiap daerah, khususnya Sulawesi
Selatan. Misalnya soal penemuan lukisan tangan babi rusa di Goa Leang-Leang
Maros yang menurut para ahli usianya tidak lebih tua dari 100.000 tahun dan bisa
mengalahkan usia lukisan goa di Eropa. Hal ini bisa menambah kebanggan bagi
para siswa ketika mereka mengetahui hal itu. Seni budaya Indonesia ternyata bisa
mendahului praktek seni budaya di benua lain.
Hal-hal yang sudah disampaikan di atas adalah opini bagaimana para siswa bisa
menikmati pelajaran seni budaya sama dengan pelajaran-pelajaran umum lainnya.
Koleksi lukisan para pelukis Indonesia banyak tersimpan di Istana Presiden dan
sejak tahun 2016, Istana Presiden memamerkan lukisan-lukisan tersebut, meskipun
tempatnya masih di Jakarta. Pameran tersebut dibuka untuk umum dan diharapkan
para siswa sekolah bisa datang untuk mengetahui perkembangan seni lukis
Indonesia yang sudah diakui di dunia. Hal tersebut juga bisa memperkaya teori dan
praktek menggambar atau melukis para siswa dengan terbatasnya penyusunan
kurikulum mata pelajaran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai