ENNY IRTIANNA
12F 015 010
ii
PENGARUH PENGANGGARAN, KOMPETENSI SUMBER DAYA
MANUSIA, KOMITMEN ORGANISASI, PROSES PENGADAAN OBAT
DAN REGULASI TERHADAP PENYERAPAN ANGGARAN BELANJA
DANA KAPITASI PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN LOMBOK
TENGAH
TESIS
Oleh:
ENNY IRTIANNA
I2F015010
iii
Lembar Pengesahan
Oleh
Pembimbing Ketua
Pembimbing Pendamping
iv
Telah diuji pada
Anggota:
v
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa tesis dengan judul :
“Pengaruh Penganggaran, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Komitmen
Organisasi, Proses Pengadaan Obat dan Regulasi Terhadap Penyerapan
Anggaran Dana Kapitasi Pada Puskesmas di Kabupaten Lombok Tengah”.
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 12 Juli 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam tesis ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang saya ambil dari tulisan
orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik tesis yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.
NIM.12F015010
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan.
Terima kasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Bapak Prof.Dr. H.
Akram, SE., M.Si., CMA selaku Pembimbing Ketua, dan H. Agusdin,
SE.MBA,DBA selaku Pembimbing Pendamping atas kesabarannya dalam
membimbing, atas segala masukan dan saran, serta atas motivasi dan dukungan
yang diberikan selama penyusunan tesis ini.
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang turut
memberikan sumbangan pikiran guna penyelesaian tesis, dan turut membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung, yaitu:
1. Rektor Universitas Mataram, Prof. Ir. H. Sunarpi, Ph.D, atas kesempatan,
waktu, ijin yang diberikan untuk menempuh studi pada Program Studi
Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Mataram.
2. Direktur Pascasarjana Universitas Mataram, Prof. Ir. Komang Damar Jaya,
M.Sc. Agr. Ph.D. atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi
pada Program Studi Magister Akuntansi.
3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram selaku Ketua
Majelis Pertimbangan Program Studi Magister Akuntansi, Dr.Muaidi Yasin,
MS., atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi pada Program
Studi Magister Akuntansi.
4. Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Akuntansi Universitas
Mataram, Prof. Dr. Hj. Rr. Titiek Herwanti, Dra. M.Si.,dan Dr. Lilik
Handajani, SE.MSA.,Ak.,CAatas kesempatan yang diberikan untuk
menempuh studi pada Program Studi Magister Akuntansi.
5. Bapak dan Ibu Dosen pada program studi Magister Akuntansi Universitas
Mataram, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan selama menempuh
pendidikan Program Magister Akuntansi Universitas Mataram.
6. Penanggung Jawab Program Beasiswa STAR BPKP beserta seluruh
jajarannya, yang telah memberikan kesempatan dan dukungan dalam
vii
menempuh pendidikan di Program Studi Magister Akuntansi Universitas
Mataram.
7. Staf administrasi pada Program Magister Akuntansi Universitas Mataram,
yang telah memberikan dukungan dan bantuannya selama menempuh
pendidikan.
8. Teman-teman penerima Progam Beasiswa STAR BPKP Batch IV Universitas
Mataram yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan selama
masa perkuliahan sampai tesis ini terselesaikan.
9. Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lombok
Tengah, H.Darwis, SH.MM, atas kesempatan mengikuti beasiswa dan atas
segala bantuannya selama menempuh pendidikan hingga penyelesaian tesis
ini.
10. Pengelola Dana Kapitasi pada seluruh Puskesmas di Kabupaten Lombok
Tengah yang telah mendukung dan membantu dalam proses pengumpulan
data penelitian.
11. Orang Tuaku tercinta Satran dan Ibundaku Tantri yang senantiasa
mendo’akan dan mencurahkan dukungannya dalam menyelesaikan
pendidikan
12. Suamiku tercinta, Saefiat yang senantiasa medoakan, mendampingi dan
mencurahkancinta, perhatian, motivasi dan dukungannya dalam
menyelesaikan pendidikan
13. Anak-anakku tercinta, Karina Dewi Saefitriana, Sofia Dwi Safitri, Khanza
Lhatifa Saefitiana, mohon maaf atas waktu yang banyak tersita untuk
menyelesaikan tesis ini.
14. Dan buat semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuannya dalam bentuk apapun.
Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada kesalahan
karena penulis menyadari tesis ini jauh dari kesempurnaan.
Mataram, Juli 2017
Penulis
viii
ABSTRAK
Enny Irtianna
ix
ABSTRACT
Enny Irtianna
x
DAFTAR ISI
Sampul Depan…………………………………………………………..………… i
Sampul Dalam……………………………………………………………………. ii
Prasyarat Gelar……………………………………………………………………iii
Lembar Persetujuan……………………………………………………………….iv
Penetapan Panitia…………………………………………………………………. v
Ucapan Terima Kasih............................................................................................ vii
ABSTRAK ...................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1.Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah ..................................................................................... 14
1.3.Tujuan Penelitian ...................................................................................... 15
1.4.Manfaat Penelitian .................................................................................... 15
1.4.1. Manfaat Teoritis ............................................................................. 15
1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................................... 16
1.4.3. Manfaat Kebijakan ......................................................................... 17
xi
2.2.2.1. Pengaruh Penganggaran Terhadap Penyerapan Dana
Kapitasi .............................................................................. 41
2.2.2.2. Pengaruh Kompetensi Terhadap Penyerapan Dana
Kapitasi .............................................................................. 44
2.2.2.3. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Penyerapan
Dana Kapitasi .................................................................... 45
2.2.2.4. Pengaruh Proses Pengadaan Obat Terhadap Penyerapan
Dana Kapitasi .................................................................... 47
2.2.2.5. Pengaruh Regulasi Terhadap Penyerapan Dana Kapitasi .. 49
xii
4.1.5.1. Uji Asumsi Klasik.............................................................. 97
4.1.5.2. Pengujian Hipotesis .......................................................... 102
4.2. Pembahasan .............................................................................................. 109
4.2.1. Pengaruh Penganggaran Terhadap Penyerapan Dana Kapitasi ..... 110
4.2.2. Pengaruh Kopetensi SDM Terhadap Penyerapan Dana Kapitasi .. 115
4.2.3. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Penyerapan Dana
Kapitasi .......................................................................................... 117
4.2.4. Pengaruh Proses Pengadaan Obat Terhadap Penyerapan Dana
Kapitasi .......................................................................................... 120
4.2.5. Pengaruh Regulasi Terhadap Penyerapan Dana Kapitasi .............. 126
4.3. Implikasi Penelitian .................................................................................. 128
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.2 Realisasi pendapatan dan belanja dana kapitasi pada Puskesmas........... 4
Tabel 4.2 Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel penganggaran .................... 78
Tabel 4.3 Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel kompetensi sdm................. 79
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan realibilitas Variabel Komitmen Organisasi .... 80
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas dan realibilitas Variabel Proses pengadaan obat.... 81
Tabel 4.6 Hasil Uji validitas dan reliabilitas variabel regulasi ............................. 82
Tabel 4.7 Hasil Uji validitas dan realibilitas variabel penyerapan anggaran ........ 83
Tabel 4.11 Tingkat penilaian responden pada setiap pernyataan tentang komitmen
organisasi .............................................................................................. 91
Tabel 4.12 Tingkat penilaian responden pada setiap pernyataan tentang proses
pengadaan obat ..................................................................................... 93
Tabel 4.13 Tingkat penilaian responden pada setiap pernyataan tentang regulasi
.............................................................................................................. 94
xiv
Tabel 4.17 Uji Glejser ......................................................................................... 101
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien determinasi (Uji R2) .......................................... 103
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Grafik Histogram dan Normal Probability plot .............................. 100
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Nasional (JKN) dimulai sejak Januari tahun 2014 dan dalam pelaksanaannya
Dana Kapitasi JKN adalah dana yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan
bulan tanpa memperhitungkan banyaknya pasien peserta yang berobat dan jenis
antara lain Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pengelolaan dan
Pertama (FKTP) Milik Pemerintah Daerah yang belum menerapkan Pola Keuangan
1
2
Badan Layanan Umum Dareah (BLUD) dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
Kesehatan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Peggunanaan Dana Kapitasi untuk Jasa
Pelayanan dan Dukungan Biaya Operasional serta Surat Edaran Menteri Dalam
dinyatakan bahwa Dana Kapitasi dibayarkan langsung oleh BPJS kepada bendahara
Dana Kapitasi dan pada pasal 7 dinyatakan pendapatan Dana Kapitasi digunakan
penerimaan daerah lainnya yang berasal dari pemerintah pusat, dimana penerimaan
tersebut ditujukan ke rekening kas umum daerah yang dikelola oleh Bendahara
rekening Dana Kapitasi yang dikelola oleh Bendahara Dana Kapitasi di Puskesmas.
dari penerapan kebijakan penggunaan langsung Dana Kapitasi JKN oleh Puskesmas
(SPM), dan Surat Permintaan Pencairan Dana (SP2D) tidak dikenal dalam
mengingatkan kita pada fleksibelitas yang dimiliki oleh Satuan Kerja Perangkat
3
Daerah (SKPD) yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), meskipun
kapitasi dalam pelaksanaannya terjadi fenomena berupa besarnya dana yang belum
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (LHP BPK-RI) Tahun 2014 dan
Tabel 1.1. Saldo Dana Kapitasi pada Kabupaten Kota se-Pulau Lombok.
kedua terbesar setelah Kabupaten Lombok Timur namun jika dibanding dengan
total pendapatan dan saldo kas tahun 2015 Rp. 34.844.401.314,-maka saldo kas
sebesar Rp. 60.345.268.645,- atau 31%, sehingga hal ini yang menjadi
namun pada anggaran belanja anggaran yang telah direncanakan tidak dapat
dimanfaatkan secara maksimal. Hal tersebut sebagaimana dapat dilihat dalam Tabel
1.1. sedangkan rincian anggaran dan realisasi belanja untuk jasa pelayanan dan
Tabel 1.2. Realisasi Pendapatan dan Belanja Dana Kapitasi pada Puskesmas
Rencana Realisasi
%
Tahu (Rp) (Rp) Rencana Realisasi %
n (Rp) (Rp)
2 3 4 5 6 7 8
2014 29.157.486. 29.621.233. 101 18.627.275 13.969.037 74,99
Sumber: Bagian Keuangan Setda Kabupaten Lombok Tengah (data diolah, 2017)
Komposisi dana yang dikelola secara langsung pada Puskesmas di
Kabupaten Lombok Tengah didominasi oleh dana yang bersumber dari dana
kapitasi sebesar 84% sedangkan dana bantuan operasional (BOK) hanya 16% dari
total dana. Dari porsentase tersebut dapat dilihat bahwa anggaran untuk kegiatan
operasional Puskesmas yang bersumber dari dana kapitasi jumlahnya jauh lebih
anggaran Dana Kapitasi pada Puskesmas ini perlu mendapat perhatian yang serius
dari Pemerintah terutama untuk jenis belanja dukungan biaya operasional kesehatan
mengikuti prosedur administratif dan juga harus mengacu pada aturan yang
penentuan anggaran yang akan disajikan akan berdampak pada tidak berjalannya
program kerja dengan baik, hal ini dikarenakan tidak selarasnya antara perencanaan
anggaran dan program kerja yang akan dilaksanakan sehingga menjadi salah satu
Puskesmas mengacu pada Peraturan Bupati Lombok Tengah yang diterbitkan setiap
tahun anggaran yang mengatur tentang alokasi Dana Kapitasi sebesar 60% dari
alokasi penerimaan dana Kapitasi digunakan untuk pembayaran jasa pelayanan dan
40% digunakan untuk dukungan operasional , dan batasan jenis alokasi belanja
sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 tahun 2014 yang telah mengalami
dana kapitasi menjadi akibat penyerapan yang sangat rendah (Undap, 2017)
Puskesmas, hal ini dikarenakan peruntukan dana kapitasi sebetulnya telah mampu
dibiayai dari APBN/APBD sebagai belanja rutin. Kesulitan yang kerap ditemui
baru dapat dianggarkan pada anggaran perubahan akhir tahun 2016 setelah
rendahnya penyerapan anggaran, anggaran yang diusulkan lebih besar dari yang
7
(Herryanto, 2012). Sisa Lebih Pagu Anggaran (SILPA) dan perubahan regulasi
terkait alokasi Dana Kapitasi dari Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 Tahun
menjadi mundur. Kegiatan dan program juga belum dapat dilaksanakan sebelum
persetujuan revisi DPA tersebut disahkan, karena kegiatan dan program tersebut
berlatar belakang akuntansi dan penempatan pegawai yang tidak sesuai spesifikasi
daerah.
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan organisasi (Arthana, 2016). Keberhasilan
suatu organisasi sangat ditentukan oleh kompetensi sumber daya manusia yang
Dana Kapitasi adalah lemahnya pemahaman dan kompetensi sumber daya manusia
pengeluaran yang ada pada 25 Puskesmas semuanya berasal dari tenaga yang
bila kapasitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh penanggungjawab terbesar
yang tinggi dalam upaya merealisasikan anggaran yang merupakan komitmen untuk
organisasi (Babakus et al. 2003). Oleh karena itu komitmen organisasi dapat
setuju menerima tanggung jawab untuk mencapai target yang ditetapkan dalam
adanya reward dan punishment dalam pengelolaan keuangan (Miliasih, 2012). Hal
obat dengan realisasi anggaran pada tahun 2014 -2016 seperti dalam Tabel 1.2.
industri farmasi belum melayani Satker dengan alasan jumlah persediaan yang
merespon pemesanan dan sulit menghubungi penyedia obat serta penyedia obat
tata kelola obat pada sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hal ini dilakukan
belum optimal; dan Tidak akuratnya Rencana Kebutuhan Obat (RKO) sebagai dasar
dana kapitasi yang sebelumnya diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun
telah mampu dibiayai dari APBN/APBD sebagai belanja rutin. Kesulitan yang
kerap ditemui sebenarnya pada belanja non-rutin seperti pengadaan meubelair dan
tahunnya. Besarnya dana yang diterima dan realisasi anggaran yang lambat,
berpeluang menyebabkan sisa lebih di akhir tahun anggaran. Kalau ini terus
berulang dan terakumulasi tiap tahun, maka sisa lebih dana ini bisa sangat besar
mengatur secara jelas mekanisme pengelolaan sisa lebih dana kapitasi, namun
Permenkes 21 Tahun 2016 yang berlaku pada bulan Mei 2016 sebagai penganti
2016 dinyatakan pendapatan dana kapitasi yang tidak digunakan seluruhnya pada
tahun anggaran berkenaan, sisa dana kapitasi dimanfaatkan untuk tahun anggaran
berikutnya.
12
pula sisa dana kapitasi dari jasa pelayanan kesehataan maka pemanfaatannya hanya
dapat digunakan untuk jasa pelayanan. Sisa dana tersebut harus dimasukkan dalam
rencana pendapataan dan belanja dana kapitasi JKN yang dianggarkan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran SKPD Dinas Kesehatan. Namun hal ini belum dapat
mulai berlaku pada bulan Mei 2016 sehingga proses penganggaran belanja baru
dapat dilakukan pada saat anggaran perubahan sehingga waktu pelaksanaan relatif
singkat.
yang berorientasi pada pemberian kepercayaan pada eksekutif agar dapat lebih
anggaran. Adapun yang membedakan penelitian ini adalah terletak pada variabel
yang akan diuji, penelitian ini akan menambahkan faktor yang lebih spesifik dalam
yang memiliki komitmen yang tinggi maka pegawai akan berusaha mencapai
tujuan organisasi yang sulit. Ketersediaan obat merupakan hal paling penting yang
13
namun hal ini tidak didukung dengan tingkat penyerapan yang tinggi.Regulasi
Regulasi yang kurang jelas dan kurang mendukung kebutuhan dapat menjadi salah
satu penyebab anggaran yang tidak diserap, hal ini dikarenakan sikap kehati-hatian
pengelola.
menunjukkan hasil yang tidak konsisten, seperti penelitian yang dilakukana oleh
Namun penelitian yang dilakukan oleh Priatno (2013), Rifai (2016) dan Fitri
(2013) menunjukkan hasil yang berbeda dimana variabel SDM tidak memberikan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu antara lain penyerapan anggaran pada
penelitian ini dikhususkan pada penyerapan anggaran Dana Kapitasi yang dalam
ini dilakukan pada Puskesmas yang Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas
Kesehatan.
Salah satu indikator dalam penilaian kinerja atas aspek implementasi yaitu
Dana Kapitasi?
Dana Kapitasi.
Kapitasi.
teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Teori penetapan tujuan dan Teori
16
berasumsi adanya hubungan antara tujuan yang spesifik dan terukur dengan kinerja.
Penganggaran yang merupakan suatu rencana yang disusun dalam unit moneter
pekerjaan namun dengan komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan maka
dalam proses pengadaan obat dan proses implementasi dari perubahan regulasi
yang ditetapkan sebagai dasar yang kuat dalam melakukan perencanaan dan
eksekusi atas rencana anggaran yang telah dibuat dibutuhkan pelaksana yang
obat serta regulasi, sehingga dapat memimalisir penyebab serapan anggaran yang
17
kinerja terhadap pengelolaan Dana Kapitasi dan meminimalisir jumlah dana yang
masyarakat, dalam hal ini lebih spesifik pada Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun
2014 tentang Pemanfaatan Dana Kapitasi yang digunakan untuk pemberian jasa
pelayanan tanpa melihat jumlah pasien yang dilayani atau manfaat yang diterima
pembeliannya hanya dapat dilakukan pada penyedia tertentu sehingga perlu adanya
kebijakan yang mengatur secara tegas terkait pemberian saksi bagi industri farmasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tujuan dengan prestasi kerja (kinerja). Penetapan tujuan yang sederhana untuk
sasaran akan sulit untuk dilakukan, metode untuk mendapatkan penerimaan adalah
Dengan kata lain partisipasi dalam proses itu akan meningkatkan komitmen,
telah ditetapkan sebagai sasaran yang diinginkan yaitu jika seseorang berpartisipasi
dalam penetapan sasaran maka lebih besar kemungkinan sasaran yang sulit akan
diterima karena individu lebih berkomitmen pada pilihan dimana mereka turut serta
tujuan yang spesifik dan terukur dengan kinerjanya, tujuan spesifik dan sulit tapi
dapat dicapai dengan umpan balik akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan orang-orang yang menerima tujuan yang mudah dan kurang spesifik
atau tidak ada tujuan sama sekali. Selanjutnya di saat yang sama, seseorang juga
18
19
harus memiliki kemampuan yang cukup dalam menerima tujuan yang ditetapkan
dan menerima umpan balik yang berkaitan dengan kinerja Locke and Latham
ide (pemikiran) dan niat seseorang. Sasaran dapat dipandang sebagai tujuan yang
ingin dicapai oleh individu. Jika seorang individu berkomitmen dengan sasaran
berkomitmen pada tugas pokok dan fungsinya akan membantu organisasi dalam
organisasi yang terkandung dalam teori penetapan tujuan, tujuan yang ditetapkan
organisasi yang kuat akan memberikan kontribusi dalam pencapaian rencana kerja
yang telah ditetapkan dan tujuan yang telah ditetapkan harus didukung dengan
oleh George C. Edward III. Menurut Edward III, terdapat empat variabel yang
dijalankan.
(2016:138) sumber daya terdiri empat elemen yaitu : (a) Staf; sumber daya
ditetapkan secara politik dan (d) Fasilitas; fasilitas fisik pendukung (sarana
dan prasarana)
perlu dicermati yaitu (a) efek disposisi; bila sikap pelaksana akan
menimbulkan hambatan yang nyata yaitu jika personil yang ada tidak
perintah denan baik. Hal ini sebagai upaya memenuhi kepentingan pribadi
dan organisasi.
suatu kebijakan cukup dan para pelaksana mengetahui apa dan bagaimana
banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif pada kebijakan yang
tersedia maka menyebabkan sumber daya yang tersedia tidak efektif dan
wewenang dan fasilitas berupa sarana dan prasaran untuk melakukan proses
elektronik.
Execution adalah sebuah perilaku teratur yang menuntun pada tercapainya sebuah
sasaran organisasi secara baik yang didasarkan pada penelitian mendalam dan
Fokus pada Wildly Important Goal (WIGs) yaitu fokus pada hal yang harus
diutamakan atau dicapai, sebab jika tidak tercapai maka tujuan lain menjadi kurang
begitu relevan.
Disiplin Kedua adalah adanya papan skor, ini tentunya setelah disiplin pertama
dilakukan dengan konsisten. Papan skor bertujuan selalu mengetahui posisi dan
WIGs menjadi aktivitas yang spesifik, mingguan atau harian, untuk maju ke depan
untuk mencapai tujuan, ada tiga hal yang harus diperhatikan yaitu kita harus
mencari cara baru yang lebih baik bisa melihat orang lain dan mencontohnya,
panjang oleh karena itu penting bagi tim untuk menentukan tujuan yang dilakukan
dengan melakukan pertemuan rutin bagi setiap anggota untuk melaporkan secara
papan skor dan merumuskan tindak lanjut terkait alternatif solusi pemecahan
masalah.
masing Puskesmas namun dalam proses eksekusi Puskesmas tidak mampu untuk
melakukan sendiri namun dilakukan secara terpusat pada Dinas Kesehatan hal
pengadaan hanya berada pada Dinas Kesehatan bukan berada pada masing- masing
Puskesmas.
2.1.1.4 Penganggaran
alokasi dana untuk tiap-tiap program dan aktivitas dalam satuan moneter.Proses
24
dari hasil perumusan strategi dan perencanaan strategi yang telah dibuat, tahap
penganggaran menjadi sangat penting karena anggaran yang tidak efektif dan tidak
dalam satu tahun dari proses persiapan, peretujuan, pelaksanaan, control, evaluasi
merupakan estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu yang
yang dinyatakan secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan
satuan ukuran lain yang mencakup jangka waktu satu tahun. Menurut Bastian
(2009:80) Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja yang
merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan dimasa mendatang dan
sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja dan
mekanisme kerja antar atasan dan bawahan yang digunakan sebagai alat
25
pengendalian unit kerja, alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien
satuan selain keuangan mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun
yang berisi komitmen atau kesanggupan menajemen untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan dan ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi
dari penyusun anggaran yang hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu (Bastian,
diartikan pula suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan
dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan untuk jangka waktu
rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN tahun berjalan kepada Kepala
SKPD Dinas Kesehatan. Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi JKN
mengacu pada jumlah peserta yang terdaftar di FKTP dan besaran kapitasi JKN.
Rencana pendapatan dan belanja dana kapitasi tersebut dianggarkan dalam RKA-
peraturan daerah tentang APBD tahun anggaran berkenaan dan peraturan kepala
menetapkan bendahara Bendahara Dana Kapitasi JKN pada FKTP atas usul Kepala
26
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan /atau
Pegawai Negeri Sipil yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap
memiliki hubungan atau sebab akibat dengan kriteria yang dijadikan acuan,
efektifitas atau kinerja prima atau superior di tempat kerjanya atau pada situasi
tertentu.
setiap individu yang memampukan mereka untuk melakukan tugas dan tanggung
dalam pekerjaan.
27
suatu kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan yang didasari keahlian dan
pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh pekerjaan
memahami akuntansi menjadi suatu keharusan dan menjadi prioritas utama dalam
tepat dan lingkungan yang kondusif semuanya akan menjadi percuma jika
keinginan yang kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi, keinginan utuk
nilai tujuan organisasi. Dengan kata lain merupakan aspek yang menandai
target, (2) membanggakan organisasi kepada orang lain, (3) menerima semua
tugas, (4) kesamaan nilai , (5) bangga menjadi baagian organisasi, (6) organisasi
merupakan inspirasi, (7) gembira memilih bekerja pada organisasi dan (8) peduli
keyakinan, kepercayaan, dan penerimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai
organisasi, keinginan yang kuat untuk bekerja demi organisasi dan tingkat sampai
dimana obat termasuk dalam kriteria barang/jasa karena jenis, jumlah dan
sistem e-catalogue obat maka pengadaan obat oleh Dinas kesehatan dapat
dilakukan dengan prosedur e-purchasing namun jika belum ada dalam e-catalogue
2012.
obat yang tersedia dalam sistem e-catalogue obat dilakukan dengan prosedur E-
elektronik yang memuat daftar, jenis, spesifikasi teknis dan harga obat dari
A. Persiapan
penanggungjawab.
tahun 2012.
Pemerintah,
purchasing.
2.1.1.9. Regulasi
adalah “ Keputusan yang dibuat oleh Pemerintah atau Lembaga pemerintahan untuk
formal dan legal, dan pernyataan pejabat publik di depan publik, hal ini dapat
dipahami karena Pejabat Publik adalah salah satu aktor kebijakan yang turut
terdapat tiga elemen yang membentuk sistem kebijakan terdiri dari kebijakan,
pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan yang saling memiliki andil, dan saling
wikipedia.org/wiki/ regulasi).
telah direalisasikan selama satu tahun anggaran yang tidak akan diterima kembali
penyerapan anggaran adalah suatu ukuran seberapa besar anggaran yang telah
biasanya dinyatakan dalam bentuk persentase. Kinerja manajer publik akan dinilai
Pemerintah pusat maupun daerah hingga saat ini belum memiliki definisi
baku tentang standar dari berapa persentase suatu daerah masuk ke dalam kategori
anggaran apabila sampai dengan akhir tahun tidak mampu merealisasikan 90%
dari total APBD yang telah disusun ( Arif dan Halim, 2013).
untuk jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya operasional kesehatan sesuai
Daerah tentang APBD tahun anggaran berkenaan dan Peraturan Kepala Daerah
maupun kualitatif.
anggaran SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pada Pemerintah Kota Banda
Aceh, dengan hasil penelitian baik secara simultan maupun parsial mendukung
kurang matang sering menyebabkan anggaran harus direvisi beberapa kali, sehingga
seperti Term of Reference (TOR), Rencana Anggaran dan Biaya (RAB) dan lain-
lain menyebabkan anggaran yang diajukan diberi tanda bintang atau mungkin tidak
kerja lingkup pembayaran KPPN Blitar menunjukkan hasil bahwa terdapat dua
faktor perencanaan dan faktor pengadaan barang/jasa. Namun terdapat dua faktor
daya manusia.
kualitas SDM . Penelitian yang dilakukan oleh Septianova dan Adam (2013) yang
(DIPA) dan Akurasi Perencanaan Kas Terhadap Kualitas Penyerapan Pada Satker
37
menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi penyerapan anggaran, namun
faktor akurasi perencanaan kas tidak memberi pengaruh yang signifikan terhadap
SKPD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rifa’i
mempengaruhi daya serap anggaran pada satuan kerja . Demikian pula penelitian
obat pada katalog serta penayangan e-catalogue yang tidak memberikan cukup
waktu bagi penyedia untuk mempersiap obat dalam jumlah sesuai komitmen.
dan akuntabilitas dan penelitian Supiatin (2012) menghasilkan bahwa regulasi baik
keuangan dana kapitasi JKN oleh FKTP belum sesuai dengan regulasi
menyebabkan program dan kegiatan yang bersumber dari dana kapitasi penyerapan
anggaran sangat rendah, selain itu proses pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan
anggaran tidak diatur dalam Undang-Undang namun pada saat akhir tahun anggaran
instansi pemerintah berusaha menyerap anggaran hingga seratus persen agar tidak
anggaran mengakibatkan hilangnya manfaat belanja, karena tidak semua dana dapat
dimanfaatkan.
39
dapat berfungsi sebagai alat bantu psikologis bagi pegawai untuk melakukan
(Juliani, 2004).
harga barang dari penyedia barang/jasa yang dilakukan dengan cara pembelian
Proses dalam melakukan pengadaan obat yang harus dilakukan oleh pejabat
pembuat komitmen (PPK) yang ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan dan berada
pada dinas kesehatan sehingga diperlukan disiplin eksekusi dalam proses pengadaan
40
hal ini terjadi karena adanya kesenjangan yang terjadi dimana puskesmas hanya
bisa membuat perencanaan atas belanja obat tanpa bisa melakukan pengadaan
jumlah obat yang dipesan berdasarkan rencana kebutuhan obat yang telah dibuat
tidak dapat terpenuhi sehingga akan berpengaruh pada tingkat penyerapan anggaran
dikarenakan jumlah dana yang telah disediakan tidak dapat dibelanjakan karena
mempengaruhi adalah regulasi yang mengatur tata cara pengalokasian saldo dana
mengacu pada regulasi dan kebijakan yang mengaturnya dan regulasi yang kurang
akan mengakibatkan banyak penyesuaian yang harus dilakukan terkait aturan yang
tahun tidak dapat dilaksanakan dan berakibat pada tingkat realisasi atas perencanaan
Kompetensi Sumber
Daya Manusia
Penyerapan Anggaran Belanja
Komitmen Organisasi Dana Kapitasi JKN
tujuan dengan prestasi kerja (kinerja). Penetapan tujuan yang sederhana untuk
jika sasaran akan sulit untuk dilakukan, metode untuk mendapatkan penerimaan
sasaran. Dengan kata lain partisipasi dalam proses itu akan meningkatkan
telah ditetapkan sebagai sasaran yang diinginkan yaitu jika seseorang berpartisipasi
dalam penetapan sasaran maka lebih besar kemungkinan sasaran yang sulit akan
diterima karena individu lebih berkomitmen pada pilihan dimana mereka turut serta
hendak dicapai selama periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial
(Mardiasmo, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses penganggaran akan
menghasilkan suatu anggaran yang memuat tujuan yang spesifik yang berupa
sasaran yang hendak dicapai dalam suatu kegiatan atau program yang harus
Dengan kata lain partisipasi dalam proses itu akan meningkatkan komitmen,
sasaran.
anggaran SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) pada Pemerintah Kota Banda
Aceh, dengan hasil penelitian baik secara simultan maupun parsial mendukung
Priatno dan Khusaini (2012), Heriyanto (2012) serta Septianova dan Adam (2013)
rencana pendapatan dan belanja dana Kapitasi untuk dianggarkan dalam Rencana
Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD) Dinas Kesehatan harus diberikan ruang
yang cukup dalam melakukan estimasi alokasi pada anggaran belanja operasional
ruang yang cukup fleksibel dalam menentukan kebutuhan belanja sesuai dengan
tujuan yang spesifik dan terukur dengan kinerjanya, tujuan spesifik dan sulit tapi
dapat dicapai dengan umpan balik akan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi
dibandingkan orang-orang yang menerima tujuan yang mudah dan kurang spesifik
atau tidak ada tujuan sama sekali. Selanjutnya di saat yang sama, seseorang juga
harus memiliki kemampuan yang cukup dalam menerima tujuan yang ditetapkan
dan menerima umpan balik yang berkaitan dengan kinerja Locke and Latham
mencapai tujuan adalah sumber daya yang andal sebagai penentu kesuksesan,
kebutuhan atas personel yang memahami akuntansi menjadi keharusan dan menjadi
akuntansi, Penempatan SDM yang tidak sesuai spesifikasi bidang ilmu serta
tujuan anggaran yang telah ditetapkan. Sumber daya manusia yang memiliki
kompetensi sumber daya manusia maka semakin tinggi penyerapan anggaran yang
dapat dicapai. Atas dasar uraian tersebut, hipotesis dalam penelitian adalah :
ide (pemikiran) dan niat seseorang. Sasaran dapat dipandang sebagai tujuan yang
46
ingin dicapai oleh individu. Jika seorang individu berkomitmen dengan sasaran
berkomitmen pada tugas pokok dan fungsinya akan membantu organisasi dalam
sebagai tujuan individu yang akan dicapai akan memiliki komitmen organisasi yang
tinggi untuk melakukan usaha yang maksimal dan keinginan yang kuat dalam
anggaran yang dapat dicapai. Atas dasar uraian tersebut maka hipotesis dalam
yang mengharuskan pengadaan obat yang bersumber dana kapitasi pada Puskesmas
Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 48 tahun 2013 yang mengatur
daya yang terdiri dari staf atau sumber daya manusia, kegagalan yang sering
terjadi dalam implementasi salah satunya karena staf yang tidak mencukupi ,
melaksanakan tujuan dan wewenang beripa otoritas atau legitimasi bagi pelaksana
dalam melaksanakan kebijakan dan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang
Pengadaan obat yang telah dianggarkan oleh puskemas sesuai dengan tujuan
pejabat pengadaan / PPK yang berhak melakukan eksekusi yang ditetapkan oleh
kepala Dinas Kesehatan berada pada dinas kesehatan sehingga terjadi kesenjangan
eksekusi (gap execution) dimana pihak puskesmas tidak dapat melaksanakan tugas
eksekusi ini maka menurut konsep disiplin eksekusi dibutuhkan disiplin tinggi bagi
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Priatno dan Khusaini (2012) yang
menghasilkan pengadaan barang dan jasa yang buruk dalam pelaksanaan kegiatan
antara Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dan e-Order yang diakibatkan oleh waktu
Penetapan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) dan Harga Penentuan Sendiri (HPS),
49
pemenang lelang untuk menyediakan obat dalam jumlah sesuai jumlah obat yang
dipesan yang berdampak pada jumlah penyerapan anggarannya . Hal ini sejalan
pengadaan kurang efektif, rekanan tidak dapat memenuhi pesanan dan gangguan
proses pengadaan obat melalui e-catalog maka semakin tinggi anggaran yang dapat
direalisasikan. Atas dasar uraian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
kegiatan tertentu atau mencapai tujuan tertentu yang berkenaan dengan kepentingan
dan manfaat orang banyak. Regulasi merupakan bagian dari kebijakan Pemerintah
yang telah terkodifikasi secara formal yang harus dijalankan dan dipatuhi dalam
kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel yang saling berhubungan yang dapat
lain faktor komunikasi harus disampaikan kepada personel yang tepat, jelas, akurat
50
dan konsisten. Faktor lain yang harus mendukung adalah faktor sumber daya yang
meliputi staf, otoritas dan fasilitas. Faktor disposisi merupakan hal yang krusial
kebijakan dapat mengakibatkan tujuan kebijakan tidak tercapai dan faktor struktur
birokrasi yang merupakan standarisasi Sistem Operasional dan Prosedur yang harus
dilakukan. Keempat faktor tersebut harus saling mendukung agar kebijakan yang
telah ditetapkan dapat dilaksanakan dengan baik guna mencapai tujuan sesuai yang
diharapkan.
Perpres nomor 32 tahun 2014 dilanjut dengan Permenkes 19 tahun 2014 dan Surat
belanja dan regulasi tersebut belum mengatur mekanisme pengelolaan sisa lebih
dana kapitasi. Pemanfaatan dana kapitasi yang diatur dalam Peraturan Presiden
alasan, ketika aturan pemanfaatan tidak jelas maka pimpinan puskesmas akan
berhati-hati dalam memanfaatkan dana tersebut. Penggunaan saldo dana baru dapat
ditetapkan pada bulan Mei 2016 mengakibatkan pihak puskesmas harus melakukan
pada pemberian kepercayaan pada eksekutif agar dapat lebih fleksibel dalam
dan akuntabilitas.
keuangan yang tidak sesuai dengan regulasi menyebabkan program dan kegiatan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 tahun 2016 dikeluarkan sebagai solusi atas
anggaran.
kepercayaan kepada pelaksananya agar dapat mencapai tujuan dan manfaat yang
ingin dicapai. Oleh sebab kejelasan regulasi yang mengatur sisa lebih dana kapitasi
dan jenis belanja operasional yang sesuai dengan kebutuhan dalam penganggaran
anggaran.
52
regulasi yang ada dalam usaha pencapaian tujuan akan berpengaruh terhadap
BAB III
METODE PENELITIAN
kuantitatif yakni penelitian dengan memperoleh data yang berbentuk angka atau
masalah yang diangkat dan tujuan penelitian yang telah ditentukan maka jenis ini
adalah penelitian asosiatif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara satu variabel dengan variabel lain (Sugiyono, 2014:55). Hubungan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah hubungan kausal bersifat sebab-akibat
hingga pelaporan.
Kapitasi sejak mulai pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
53
54
(Sugiyono, 2014 : 115). Populasi juga berarti keseluruhan unit atau individu
dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh Aparatur Sipil Negara pada Puskemas Dinas
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014 ; 122) Pemilihan sampel pada penelitian ini
(Sugiyono. 2014 : 122). Sehingga aparat yang akan dijadikan sampel dalam
Nasional dan Aparatur pengelola teknis yang terlibat dalam proses pengadaan
sampel tersebut adalah aparatur yang terlibat langsung dalam pengelolaan dana
ini akan diambil sampel, yaitu seluruh pengelola dana kapitasi dan pengelola
tahun 2014-2015.
Jumlah
No Keterangan Populasi Responden responden
Penanggung
jawab Pengelola Bendahara
orang orang orang orang orang
UPT. Puskesmas
1.di Kab.Loteng
( sebanyak 25
Puskesmas) 878 25 50 25 100
2.UPT. Farmasi 9 2 2
Total 887 102
Sumber : Data primer diolah ,2017
Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas variabel
dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sedangkan variabel
independen atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
2014:59).
pengadaan obat (X4) dan regulasi (X5). Sementara itu, variabel dependen
1. Penganggaran (X1)
anggaran dengan kebutuhan, (2) Penentuan Kode Akun, (3) Pembatasan Pagu,
anggaran.
ini adalah pendapat pengelola dana kapitasi terhadap kemampuan yang dimiliki
ini diukur dengan menggunakan indikator yang diadaptasi dan dimodifikasi dari
penelitian Kurniatun (2015) yaitu: (1) Pendidikan, (2) Pengetahuan, (3) Pelatihan
penelitian ini adalah pernyataan pengelola keuangan dana kapitasi yang dibagi
(2006) yaitu: (1) Peduli nasib organisasi (2) organisasi memberikan inspirasi
(3) merasa bangga pada organisasi (4) bersedia bekerja melalui target
Organisasi (5) menerima penugasan (6) organisasi lain belum tentu memberi
hasil yang sama (7) organisasi memberi cukup finansial (8) organisasi sangat
dalam cara tertentu yang menghasilkan nilai terbaik bagi pemerintah dan
Nomor 48 Tahun 2013 pengadaan obat dengan metode e-purhasing adalah tata
cara pembelian/ pengadaan obat melalui sistem e-catalogue obat yang memuat
59
daftar, jenis, spesifikasi teknis, dan harga barang tertentu dari berbagai
dalam penelitian ini adalah pendapat pengelola dana kapitasi terhadap proses
5. Regulasi (X5)
merupakan bagian dari kebijakan publik yang terkodifikasi secara formal dan legal
yang terdiri dari tiga elemen yang membentuk sistem kebijakan yaitu kebijakan
publik, pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan yang saling memiliki andil dan
rendah yang lebih rendah. Regulasi dimaksud dalam penelitian ini adalah pendapat
Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri Kesehatan yang digunakan sebagai acuan
Supiatin (2012) yaitu (1) Perubahan regulasi,(2) Kejelasan regulasi (3) Kesiapan
pelaksanaan regulasi .
merupakan selisih dari anggaran yang telah direncanakan dan yang dapat
(1) Kesesuian rencana dan realisasi, (2) Kesesuaian realisasi pertriwulan, (3)
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, data
primer merupakan sumber data penelitian yang secara langsung dari sumber asli
atau tidak melalui perantara (Indiantoro dan Supomo, 1999). Data primer secara
primer yang diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden, dimana
kuesioner akan dibagikan ke aparatur pengelola Dana Kapitasi pada Puskesmas dan
penelitian ini digunakan sebagai tahap studi pendahuluan untuk mengetahui jumlah
responden sedangkan angket yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial yang telah ditetapkan oleh peneliti yang selanjutnya disebut variabel
kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Nasehudin dan Gozali, 2012 : 135) :
Rentang = = = 0,8
batasan untuk masing-masing kelas dan setelah itu nilai rata-rata masing-masing
penelitian.
Untuk interval II : (1,8 + 0,01) sampai (1,8 + 0,8) interval II adalah 1,81 – 2,60
Untuk interval III : (2,60 + 0,01) sampai (2,60+0,8) interval III adalah 2,61- 3,40
62
Untuk interval IV : (3,40 + 0,01) sampai (3,40+0,8) interval III adalah 3,41- 4,20
Untuk interval V : (4,20 + 0,01) sampai (4,20 +0,8) interval III adalah 4,21- 5
Tabel 3.2
Kategori Variabel Penelitian
Interval Kategori
Penganggaran Kompetensi Komitmen Proses Regulasi
SDM Organisasi Pengadaan Penyerapan
Sangat Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak Sangat Tidak
1 - 1,8 Baik Baik Tinggi Baik Sesuai Baik
1,81 - 2,60 Tidak Baik Tidak Baik Tidak Tinggi Tidak Baik Tidak Sesuai Tidak Baik
Kurang Kurang
2,61 - 3,40 Kurang Baik Kurang Baik Tinggi Kurang Baik Sesuai Kurang Baik
3,41 - 4,2 Baik Baik Tinggi Baik Sesuai Baik
4,21 – 5 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Tinggi Sangat Baik Sangat Sesuai Sangat Baik
kearah yang baik maka nilainya semakin tinggi. Oleh karena itu semakin tinggi
proses pegadaan obat, regulasi dan penyerapan anggaran berarti semakin baik.
validitas dan reabilitas instrument. Uji tersebut merupakan uji yang digunakan
untuk menguji layak atau tidaknya suatu instrument penelitian dijadikan sebagai
instrument dalam suatu penelitian. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid, instrumen yang realibel
adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
2013:52). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas
diukur dengan menggunakan uji korelasi Product Moment dari Karl Pearson
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu
ke waktu. Jika jawaban terhadap indikator-indikator ini acak, maka dapat dikatakan
Untuk mengukur reliabilitas dilakukan dengan uji statistik Cronbach Alpha (a).
Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh atau sumber
data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data
dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
menguji hipotesis yang telah diajukan. Teknis analisis data dalam penelitiana
dalam analisis data dalam penelitian, yaitu Deskriptif dan statistik inferensial
64
(Sugiyono, 2013:147).
terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas, uji
dalam penelitian ini karena penelitian ini menggunakan data primer dalam bentuk
kuesioner yang tidak berhubungan dengan model data yang memakai rentang waktu.
independen yang satu dengan variabel independen yang lain. Pada model regresi
dan nilai tolerance. Nilai tolerance yang rendah yang rendah sama dengan nilai VIF
tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolinearitas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10
(Ghozali, 2013:106).
Model regresi yang baik adalah yang homoskesdastisitas atau tidak terjadi
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X
2013:139). Selain melihat grafik scaterplot, dalam penelitian ini akan dilakukan
dengan menggunakan uji glejser. Uji Glejser mengusulkan untuk mengglejser nilai
Untuk uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah dengan melihat probabilitas >
0,05 maka data distribusi normal, sebaliknya jika probabilitas < 0,05 maka data
tidak berdistribusi normal, atau dapat diketahui dengan melihat normal probality
normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
(Ghozali, 2013:2016).
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan
penelitian ini terdiri dari rata-rata, deviasi standard, jawaban minimum dan
dengan hipotesis yang diajukan, maka dalam penelitian ini analisis statistik
menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel
terikat (dependent) . Dalam hal ini, bagaimana pengaruh variabel independent yaitu
berikut :
Dimana :
Y = Penyerapan Anggaran belanja Kapitasi
α = Konstanta
X1 = Penganggaran
X2 = Kompetensi SDM
X3 = Komitmen Organisasi
X4 = Proses Pengadaan obat
X5 = Regulasi
b1,2.3,4,5 = Koefisien Regresi untuk masing-masing variabel x
e = Error term
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
3.7.3.3.Uji Hipotesis
Adapun pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji
t lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh langsung kuat
menggunakan α (alpha) sebesar 5% atau 0,05 sehingga kriteria untuk menerima dan
menolak hipotesis adalah jika probabilitas signifikansi < 0,05 atau nilai t hitung > t
tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima namun jika probalitas signifikansi > 0,05
BAB IV
yaitu untuk menguji dan mendapatkan bukti bahwa penyerapan anggaran dana
proses pengadaan barang dan regulasi. Maka untuk memperoleh data dan hasil
dana kapitasi yang bertanggungjawab atas pegelolaan dana kapitasi yang dimulai
dana kapitasi oleh Puskesmas antara lain mengacu pada Peraturan Presiden
Nomor 32 Tahun 2014 pada pasal 3 yang menyatakan bahwa Dana Kapitasi
dibayarkan langsung oleh BPJS kepada bendahara Dana Kapitasi dan pada pasal 7
69
70
kas umum daerah yang dikelola oleh Bendahara Umum Daerah, Dana Kapitasi
oleh Peraturan Bupati Lombok Tengah yang dikeluarkan pada setiap tahun
anggaran terkait pembagian porsentase alokasi dana kapitasi sebesar 60% dari
dan 40% digunakan untuk dukungan operasional, dan pengaturan jenis alokasi
belanja sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 19 tahun 2014 yang telah
2016 serta kebijakan Dinas Kesehatan dalam penentuan prosentase pada alokasi
sampai dengan 19 April sebagai batas akhir pengembalian kuesioner. Dari 102
orang aparatur sipil negara pada Unit Pelaksana Teknis Farmasi Dinas Kesehatan
71
kuesioner yang telah peniliti sebarkan. Seperti tersaji pada tabel 4.1 berikut ini:
dalam penelitian ini adalah aparatur sipil Negara yang bertugas melakukan
pengelolaan atas dana kapitasi JKN di puskesmas yang terdiri dari Kepala
dana kapitasi berdasarkan surat keputasan yang keluarkan oleh masing-masing kepala
Puskesmas.
dalam penelitian ini sebanyak 878 orang sedangkan yang dijadikan sampel
diperoleh sebanyak 100 orang aparatur pengelola dana JKN Kapitasi yang bisa
oleh responden berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 67 orang (67 persen),
Responden Berdasarkan jenis kelamin untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
33%
Laki-Laki
67%
Perempuan
Berdasarkan data pada Grafik 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa Aparatur
Sipil Negara pada Puskemas dan UPT. Farmasi Dinas Kesehatan di Kabupaten
berjenis kelamin laki-laki dengan perbandingan sex rasio sebanyak 2:1, artinya
bahwa setiap 2 orang Aparatur Sipil Negara berjenis kelamin laki-laki terdapat
Umur adalah waktu atau bertambahnya hari sejak lahir sampai dengan
persen), responden yang berumur 41-50 tahun sebanyak 30 orang (30 persen)
dan yang berumur > 50 tahun sebanyak 29 orang (29 persen). Informasi
lengkap mengenai responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Grafik 4.2
berikut:
mendominasi adalah dengan rentang antara 25-40 tahun dan antara 41-50 tahun
atau 30% dari total seluruh sampel. Hal ini menunjukkan responden yang
terpilih dalam penelitian ini dapat dikatakan cukup baik dari sisi usia, yang
dalam kategori usia produktifyang dapat bekerja secara efektif dan efisien
secara formal yang terbagi dalam jenjang tingkat pendidikan dasar, pendidikan
III sebanyak 17 orang (17 persen) dan jenjang pendidikan Sarjana sebanyak 56
27%
SLTA
56% Diploma
17%
Sarjana
pendidikan Diploma III dan Sarjana sebanyak 73 orang (73 persen) sedangkan
75
secara latar belakang disiplin ilmu dan kompentensi yang dimiliki responden
Masa kerja merupakan masa kerja yang dihitung sejak mulai hubungan
kerja sebagai Aparatur Sipil Negara menurut peraturan yang berlaku selama
responden dengan masa kerja 6-10 tahun sebanyak 24 orang (24 persen),
responden dengan masa kerja 11-15 tahun sebanyak 18 orang (18 persen) dan
responden dengan masa kerja > 16 tahun sebanyak 56 orang (56 persen).
2%
waktu dibawah hingga 10 tahun masa kerja yaitu sebanyak 26 orang (26
persen) dan responden dengan masa kerja dengan rentang waktu lebih dari 10
tahun masa kerja sebanyak 74 orang (74 persen). Hal tersebut dapat dijelaskan
bahwa lebih dominan responden memiliki masa kerja yang tergolong lama
(>10 tahun) dibandingkan dengan responden yang memiliki masa kerja baru
(<10 tahun), dengan memiliki masa kerja yang tergolong lama dan cukup
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner yang sudah dibuat dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas
diukur dengan menggunakan uji korelasi Product Moment dari Karl Pearson,
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
valid saja. Pengukuran one shot atau pengukuran sekali saja digunakan dalam
Syarat validitas dan reliabilitas indikator dari variabel juga penting sebagai
input model. Model yang dihasilkan akan dapat dijadikan sebagai prediktor, alat
berbagai proses dan manfaatnya merupakan tujuan final dari riset ini. Hasil
sebagai berikut.
78
Tabel 4.2 tersebut dapat dijelaskan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel
penganggaran memiliki nilai rhitung yang dapat dijelaskan pada kolom Pearson
Correlation > rkritis yaitu 0.3. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan
valid.
yang valid di atas, maka pernyataan tersebut dapat diuji reliabilitasnya. Pada
variabel Penganggaran (X1) diketahui nilai cronbach alpha adalah 0,680. Oleh
karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Kompetensi SDM
Tabel 4.3 tersebut dapat dijelaskan bahwa 6 (enam) butir pernyataan untuk
variabel kompetensi SDM memiliki nilai rhitung yang dapat dijelaskan pada kolom
Pearson Correlation > rkritis yaitu 0.3. Jadi dapat disimpulkan bahwa 6 (enam)
pernyataan mulai dari no 1 sampai dengan nomor 4 dan nomor 6 sampai dengan 7
yang valid di atas, maka pernyataan tersebut dapat diuji reliabilitasnya. Pada
variabel Penganggaran (X2) diketahui nilai cronbach alpha adalah 0,705. Oleh
karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Komitmen Organisasi
Tabel 4.4 tersebut dapat dijelaskan bahwa 8 (delapan) butir pernyataan untuk
variabel komitemen organisasi memiliki nilai rhitung yang dapat dijelaskan pada
kolom Pearson Correlation> rkritis yaitu 0.3. Jadi dapat disimpulkan bahwa 8
yang valid di atas, maka pernyataan tersebut dapat diuji reliabilitasnya. Pada
variabel Penganggaran (X3) diketahui nilai cronbach alpha adalah 0,691. Oleh
karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Proses Pengadaan
Obat
Validitas dan Reliabilitas
No Nomor Pernyataan Koefisien/rhitung Cronbach’s Keputusan
Alpha
0,750 Reliabel
1 X4.1 0,479 Valid
2 X4.2 0,332 Valid
3 X4.3 0,682 Valid
4 X4.4 0,359 Valid
5 X4.5 0,438 Valid
6 X4.6 0,423 Valid
7 X4.7 0,513 Valid
Sumber : Data output SPSS diolah, 2017
Tabel 4.5 tersebut dapat dijelaskan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel
proses pengadaan obat memiliki nilai rhitung yang dapat dijelaskan pada kolom
Pearson Correlation > rkritis yaitu 0.3. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua
yang valid di atas, maka pernyataan tersebut dapat diuji reliabilitasnya. Pada
variabel Penganggaran (X4) diketahui nilai cronbach alpha adalah 0,750. Oleh
karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa
Hasil Vadilitas dan Reliabilitas Variabel regulasi dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut:
Tabel 4.6 tersebut dapat dijelaskan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel
regulasi memiliki nilai rhitung yang dapat dijelaskan pada kolom Pearson
Correlation > rkritis yaitu 0.3. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua pernyataan
mulai dari no 1 sampai dengan nomor 5 untuk variabel regulasi adalah valid.
yang valid di atas, maka pernyataan tersebut dapat diuji reliabilitasnya. Pada
variabel Penganggaran (X5) diketahui nilai cronbach alpha adalah 0,642. Oleh
karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Penyerapan Anggaran
Tabel 4.7 tersebut dapat dijelaskan bahwa semua butir pernyataan untuk variabel
penyerapan anggaran memiliki nilai rhitung yang dapat dijelaskan pada kolom
Pearson Correlation> rkritis yaitu 0.3. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua
yang valid di atas, maka pernyataan tersebut dapat diuji reliabilitasnya. Pada
variabel Penganggaran (X1) diketahui nilai cronbach alpha adalah 0,863. Oleh
karena nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan bahwa
menggambarkan data yang ada guna memperoleh bentuk nyata dari responden,
sehingga lebih mudah dimengerti peneliti atau orang lain terkait dengan hasil
penelitian yang bertujuan agar data lebih mudah dilihat dan dimengerti.
Analisis Deskriptif dalam penelitian ini didasarkan atas data yang dihimpun
Tabel 3.2 pada bab III. berikut statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada
jawaban (1, 2, 3, 4, 5), dimana nilai jawaban tertinggi adalah 5 dan nilai
4, 5), dimana nilai jawaban tertinggi adalah 5 dan nilai jawaban terendah
sebesar 0,448.
yang terdiri dari 6 (enam) pernyataan dengan 5 (lima) alternatif jawaban (1,
4. Data mengenai komitmen orgnisasi (X3) melalui kuesioner yang terdiri dari
dimana nilai jawaban tertinggi adalah 5 dan nilai jawaban terendah adalah 1
dengan nilai rata-rata sebesar 4,096 dengan standard deviasi sebesar 0,357.
5. Data mengenai proses pengadaan obat (X4) melalui kuesioner yang terdiri
dimana nilai jawaban tertinggi adalah 5 dan nilai jawaban terendah adalah 1
dengan nilai rata-rata sebesar 3,531 dengan standard deviasi sebesar 0,458.
6. Data mengenai regulasi (X5) melalui kuesioner yang terdiri dari 5 (lima)
jawaban tertinggi adalah 5 dan nilai jawaban terendah adalah 1 dengan nilai
Secara umum nilai rata-rata (mean) dari data penelitian Penganggaran (X1),
Kompetensi SDM (X2), Komitmen Organisasi (X3), Proses pengadaan obat (X4),
Regulasi (X5) dan Penyerapan anggaran (Y) adalah berkisar 3,531 – 4,096. Nilai
standar deviasi tertinggi pada variabel Penyerapan anggaran (Y) yaitu sebesar
SDM (X2). Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel Kompetensi SDM
lebih baik daripada variabel-variabel lainnya karena memiliki stardar deviasi lebih
standar deviasi paling besar yang berarti memiliki jawaban yang lebih bervariasi.
maka pada analisis deskriptif juga dilakukan kategori terhadap rata-rata skor
dimana rentang skor minimum dengan skor maksimum akan dibagi menjadi 5
Sugiyono (2005), yaitu melalui rentang skor maksimal dengan skor minimal
dengan jumlah pilihan jawaban pada kuesioner yang diajukan, maka pada
skor tanggapan responden. Kriteria yang digunakan dalam penilaian rata-rata skor
tanggapan responden dapat dilihat pada tabel 3.3 kategori variabel penelitian (Bab
III).
indikator yang diadopsi dari penelitian Heriyanto (2012) yaitu: (1) Kesesuaian
akun, (4) Revisi anggaran, (5) Pembatasan pagu, (6) Ketetapan pengalokasian
responden atas item pernyataan penganggaran disajikan pada Tabel 4.9 di bawah
ini.
88
pernyataan mempuyai skor rata-rata 3,85 termasuk dalam katagori baik. Kondisi
melakukan penganggaran dana kapitasi sesuai petunjuk dan tata cara dana
Tabel 4.9 diatas juga menunjukkan rata-rata skor terendah berada pada
indikator pernyataan kelima yaitu pembatasan pagu anggaran sebesar 3,69 yang
anggaran pada belanja operasional tanpa adanya data pendukung atas kebutuhan
Skor Rata-rata
ITEM Indikator Kategori
1 2 3 4 5 Skor
X2.1 Pendidikan 2 3 14 51 30 4,04 Baik
pernyataan mempunyai skor rata-rata sebesar 3,75 termasuk katagori baik. Hal ini
perturan terkait pengelolaan dana kapitasi dan rata-rata skor terendah berada pada
tidak baik. Pernyataan responden terbesar pada jawaban menyetujui dan sangat
sebagai pengelola keuangan hal ini dikarenakan sebagian besar pengelola dana
Indikator yang digunakan diadaptasi dari Arrizal (2006) yaitu: (1) Peduli
nasib organisasi. (2) Organisasi memberikan inspirasi (3) merasa bangga pada
sukses (5) menerima setiap penugasan. (6) Dapat maanfaat sebaik ini pada
organisasi lain. (7) organisasi memberi cukup finansial (8) organisasi berarti bagi
Skor Rata-rata
ITEM Indikator Kategori
1 2 3 4 5 Skor
X3.1 Peduli nasib organisasi 1 1 11 60 27 4,11 Tinggi
pernyataan mempunyai skor rata-rata 4,08 termasuk dalam katagori tinggi. Hal
pengelola keuangan dana kapitasi menerima setiap tugas yang diberikan karena
yang telah diberikan karena merupakan kewajiban moral , akan tetapi beberapa
kewajiban moral karena sebagian besar bendahara kapitasi menerima tugas tidak
keuangan yang dana kapitasi yang cukup kompleks yang diawali dari melakukan
kurang sesuai.
yang sesuai dengan latar belakang pendidikan kesehatan dan organisasi dapat
(1), Kesesuaian kebutuhan dan daftar katalog, (2) Tanggapan penyedia terhadap
pesanan, (3) Ketersediaan akses jaringan (4) Waktu pengadaan, (5) Ketersediaan
Jawaban responden atas item pernyataan proses pengadaan obat disajikan pada
kemudahan dalam proses konfirmasi atas pesanan. Hal tersebut disebabkan karena
jawaban atau tanggapan atas pesanan yang telah dikirim kepada penyedia obat
baru didapat menjelang akhir tahun anggaran terhadap pesanan obat yang ditolak
oleh industri farmasi sehingga tidak cukup waktu untuk melakukan pemesanan
dengan sistem lainnya. Akan tetapi beberapa orang kurang menyetujui bahkan
tidak setuju jika industri farmasi terlambat memberikan jawaban hal ini
dikarenakan ada jumlah industri farmasi sebagai penyedia ada sebagian industri
farmasi untuk jenis obat yang telah dipesan cepat memberikan jawaban.
94
kesesuaian kebutuhan dan daftar katalog sebesar 3,75 yang dikategorikan sesuai
Responden paling banyak menyetujui bahwa daftar katalog obat telah memuat
dana kapitasi. Indikator pengukuran diadopsi dari penelitian Supiatin (2012) yaitu:
(1) Kejelasan regulasi, (2) Perubahan regulasi, (3) Kesiapan pelaksanaan regulasi.
Berdasarkan data pada Tabel 4.13 menunjukkan bahwa skor rata-rata skor
terendah berada pada indikator pertama yaitu regulasi sulit diterapkan sebesar
regulasi yang mengatur jenis alokasi dan penggunaan saldo dana kapitasi
mengatur tata cara penggunaan sisa saldo dana baru diterbitkan pada pertengahan
tahun 2016 setelah terjadi penumpukan saldo yang cukup besar. Terbitnya
Rata-rata skor tertinggi berada pada indikator pernyataan kelima yaitu dengan
rata-rata skor 4,20 pengelola dana kapitasi menyetujui perlunya kesiapan yang
pengadaan obat dan pelaksanaan atas regulasi yang mengatur sanksi atas
pelanggaran komitmen yang telah disepakati antara pihak pemesan dan distributor
obat hal ini dikarenakan regulasi yang mengatur sanksi atas pelanggaran
membatalkan atas pesanan yang telah disepakati secara sepihak tanpa ada sanksi
mempunyai skor rata-rata sebesar 3,98 termasuk kategori jelas. Hal ini
dengan pagu anggaran yang telah ditetapkan dan biasanya dinyatakan dalam
bentuk persentase.
96
Skor Rata-rata
ITEM Indikator Kategori
1 2 3 4 5 Skor
Evaluasi kesesuian 0 0 8 78 14 4,06 Sangat Baik
Y.1 rencana dan realisasi
Kesesuaian realisasi 0 6 21 59 14 3,81 Baik
Y.2
pertriwulan
Kesesuain target realisasi 1 3 22 67 7 3,76 Baik
Y.3
anggaran pertahun
Rata-rata 3,88 Baik
Sumber: Data diolah, 2017
sebesar 3,88 dengan katagori baik dengan skor terendah berada pada indikator
ketiga yaitu kesesuain target realisasi anggaran pertahun sebesar 3,76 yang
dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan bahwa aparatur pengelola dana kapitasi
tingkat penyerapan yang telah ditargetkan hal ini dikarenakan pengelola dana
kemampuan .
Evaluasi kesesuian rencana dan realisasi sebesar 4,06 yang dikategorikan tinggi.
dihasilkan berdistribusi normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan
kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis
lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis
diagonal. Jika distribusi data residual adalah normal, maka garis yang
(Ghozali,2013:160). Hasil uji analisis grafik berupa grafik histogram dan normal
diatas, dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini memenuhi pola
melihat normal probability plot dapat dilihat data menyebar disekitar garis
apabila tidak hati-hati secara visual terlihat normal, maka pengujian normalitas
menggunakan uji statistic one sample Kolmogrov Smirnov test (K-S). Jika nilai
probabilitas signifikansi K-S lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal
(Ghozali, 2013:163).
signifikansi 0.419 lebih besar dari α = 0.05 (0,419 > 0,05) maka dapat
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali,
nilai tolerance dan lawannya nilai Variance Inflation Faktor (VIF). Tolerance
oleh variabel independen lainnya. Dari hasil analisi dengan menggunakan SPSS
tinggi dari 0,10 atau nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan tidak
independen yang memiliki nilai nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak
ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95 persen. Hasil
perhitungan Variance Inflation Faktor (VIF) juga menunjukkan tidak ada variabel
100
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10, yang berarti tidak ada korelasi
antar variabel Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas antar
pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain bersifat tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED
dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scaterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu
menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada
dilakukan uji Heteroskedastisitas statistik yang akurat yaitu uji Glejser, uji
Dari Tabel 4.17 tersebut di atas menunjukkan bahwa tidak ada satupun
absolute residual sebagai variabel dependen, hal ini terlihat dari nilai probabilitas
heteroskedastisitas.
yang diuji dalam penelitian ini adalah pengaruh penganggaran, kompetensi SDM,
Lombok Tengah.
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
terhadap data hasil penelitian, diperoleh hasil seperti yang ditampilkan pada tabel
berikut:
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .867a .772 .596 1.33061
a. Predictors: (Constant), X5 ,X4, X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Penyerapan Anggaran
Square (R2) adalah sebesar 0,772. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan
pengadaan obat dan regulasi adalah sebesar 86,7%, sementara itu kemampuan
77,2%.
bernilai positif, hal ini mengindikasikan bahwa pengujian memberikan hasil yang
variasi variabel dependen adalah sebesar 59,6%, sedangkan sisanya sebesar 40,4%
dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model yang dibangun pada penelitian
ini.
lebih dari satu, maka untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik digunakan
104
angka adjusted R square. Angka adjusted R square dapat turun ataupun naik jika
Kelemahan mendasar dari digunakan R square ialah bias terkait jumlah variabel
bebas yang di input ke dalam model. Adanya penambahan satu variabel bebas ke
terikat yang juga dikenal dengan pengujian secara parsial. Hasil uji t dengan
menggunakan program SPSS versi 19 dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut:
Berdasarkan tabel 4.19 di atas, dapat dilihat nilai beta (ß) pada setiap
Dimana :
Y = Penyerapan anggaran
X1 = Penganggaran
X2 = Kompetensi SDM
X3 = Komitmen Organisasi
X4 = Proses Pengadaan Obat
X5 = Regulasi
Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis dengan tingkat
keyakinan 95% adalah sebagai berikut :
a). Jika signifikansi < 0,05 atau nilai t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak; dan
b). Jika signifikansi > 0,05 atau nilai t-hitung < t-tabel maka H0 diterima.
dan regulasi nilainya adalah sama dengan 0 (nol), maka penyerapan anggaran
b. Nilai koefisien regresi variabel penganggaran (X1) adalah 0,391 artinya setiap
perubahan sebanyak satu satuan yang terjadi pada variabel penganggaran (X1)
dengan asumsi variabel lainnya tetap. Sedangkan hasil perhitungan nilai thitung
dan ttabel. Nilai ttabel pada tarif signifikan 5 persen dan df (derajat kebebasan)
Dengan demikian, nilai thitung 4,716 > ttabel 1,671. Hasil pengujian ini
nasional pada taraf signifikansi 5 persen (one tailed) berari H0 ditolak atau
c. Nilai koefisien regresi variabel kompetensi SDM (X2) adalah 0,368 artinya
setiap perubahan sebanyak satu satuan yang terjadi pada variabel kompetensi
perhitungan nilai thitung dan ttabel. Nilai ttabel pada tarif signifikan 5 persen dan df
tailed) adalah ± 1,671. Dengan demikian, nilai thitung 3,062 > ttabel 1,671. Hasil
jaminan kesehatan nasional pada taraf signifikansi 5 persen (one tailed) atau
d. Nilai koefisien regresi variabel komitmen organisasi (X3) adalah 0,331 artinya
setiap perubahan sebanyak satu satuan yang terjadi pada variabel komitmen
perhitungan nilai thitung dan ttabel. Nilai ttabel pada tarif signifikan 5 persen dan df
tailed) adalah ± 1,671. Dengan demikian, nilai thitung 4,659 > ttabel 1,671. Hasil
jaminan kesehatan nasional pada taraf signifikansi 5 persen (one tailed) atau
e. Nilai koefisien regresi variabel proses pengadaan obat (X4) adalah 0,138
artinya setiap perubahan sebanyak satu satuan yang terjadi pada variabel proses
(Y) sebesar 0,138 dengan asumsi variabel lainnya tetap. Sedangkan hasil
perhitungan nilai thitung dan ttabel. Nilai ttabel pada tarif signifikan 5 persen dan df
tailed) adalah ± 1,671. Dengan demikian, nilai thitung 5,294 > ttabel 1,671. Hasil
jaminan kesehatan nasional pada taraf signifikansi 5 persen (one tailed) atau
f. Nilai koefisien regresi variabel Regulasi (X5) adalah 0,175 artinya setiap
perubahan sebanyak satu satuan yang terjadi pada variabel regulasi (X5) akan
asumsi variabel lainnya tetap. Sedangkan hasil perhitungan nilai thitung dan ttabel.
100-6 = 94 (0,05:94) pengujian satu arah (one tailed) adalah ± 1,671. Dengan
demikian, nilai thitung 2,603 > ttabel 1,671. Hasil pengujian ini
taraf signifikansi 5 persen (one tailed) atau dengan kata lain H5 diterima.
108
Analisis
Kode Hipotesis Arah Sig thitung Ttabel Hasil
Koefisien
H1 Penganggaran Positif .005 4.693 1.671 Diterima
berpengaruh
positif terhadap
penyerapan Dana
Kapitasi
H2 Kompetensi
Sumber Daya
Manusia Positif .008 3.202 1.671 Diterima
berpengaruh
positif terhadap
Penyerapan Dana
H3 Komitmen
Organisasi
berpengaruh Positif .005 4.659 1.671 Diterima
positif terhadap
penyerapan Dana
Kapitasi
H4 Proses Pengadaan Positif .001 3.331 1.671 Diterima
Obat berpengaruh
positif terhadap
penyerapan Dana
Kapitasi
H5 Regulasi Positif .022 2.324 1.671 Diterima
berpengaruh
positif terhadap
penyerapan Dana
Kapitasi Nasional
Sumber: data diolah, 2017
semakin meningkat.
4.2. Pembahasan
serapan anggaran tidak diatur dalam Undang-Undang namun pada saat akhir
persen agar tidak dianggap memiliki kinerja yang buruk. Kegagalan target
110
linear berganda terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas, serta uji
normalitas dan asumsi klasik yang berguna menjamin bahwa di dalam model yang
secara sistematis dan akuntabel terhadap alokasi sumber daya manusia, material,
dan sumber daya lainnya sedangkan penganggaran merupakan proses atau metode
hendak dicapai dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran financial
of Uganda, 2011).
proses penganggaran dilakukan dengan mengacu pada kebijakan yang telah dibuat
oleh Dinas Kesehatan berupa penentuan persentase pada belanja operasional yang
2014 yang telah diubah menjadi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 tahun
2016.
positif terhadap penyerapan anggaran belanja dana kapitasi. Dengan kata lain
berpengaruh positif terhadap penyerapan anggaran dana kapitasi atau dengan kata
memilki pengaruh positif signifikan terhadap penyerapan anggaran. Hal ini berarti
112
kapitasi telah dilakukan sesuai prosedur dengan baik. Penganggaran dana kapitasi
telah sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 32 tahun 2014 dimana kepala
rencana kegiatan dan anggaran (RKA) yang digunakan sebagai usulan dalam
mengacu pada Peraturan menteri kesehatan nomor 19 tahun 2014 yang telah
Lombok Tengah yang mengatur jumlah dan jenis alokasi belanja digunakan
Pada sisi lain berdasarkan data tambahan yang diperoleh dari jawaban
penganggaran pada belanja obat belanja obat melebihi rencana kebutuhan obat
yang telah dibuat dan hal ini menjadi salah satu penyebab penyerapan anggaran
Jika realisasi anggaran belanja obat disesuaikan dengan anggaran belanja obat
anggaran.
terutama untuk pembelian mebeluair dan rehabilitasi ringan terhadap kondisi fisik
tersebut dikarenakan persentase anggaran yang ada selain belanja obat, alkes dan
bahan medis habis pakai jumlahnya relatif kecil yang harus dialokasikan pada
berbagai jenis belanja dan anggaran untuk rehab ringan baru dapat dianggarkan
setelah turunnya Permenkes 21 tahun 2016 yang ditetapkan pada bulan Mei 2016.
rendahnya penyerapan anggaran, anggaran yang diusulkan lebih besar dari yang
114
hubungan antara penetapan tujuan dengan kinerja. Sasaran yang sederhana untuk
partisipasi membantu anggota mengerti dengan baik sasaran itu. Bandura (1997)
penetapan anggaran yang merupakan sasaran yang ingin dicapai dapat diterima
dan dicapai jika dalam proses penentuan tujuan melibatkan puskesmas dengan
mengakomodir usulan anggaran yang sesuai dengan kebutuhan dan didukung data
yang dituntut oleh pekerjaan tersebut untuk melakukan tugas dan tanggung jawab
penyerapan anggaran belanja dana kapitasi. Dengan kata lain semakin baik
kompetensi SDM yang dimiliki pengelola dana kapitasi maka semakin tinggi
Pada hasil olah data dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kompetensi
yang dimiliki oleh SDM pengelola dana kapitasi pada puskemas akan
116
nasional. Hasil pengolahan data menunjukkan nilai thitung 3,062 > ttabel 1,671dan
nasional atau dengan kata lain H2 diterima, semakin baik kompetensi SDM yang
dimiliki pengelola dana kapitasi maka semakin tinggi anggaran dana kapitasi yang
dapat direalisasikan.
pengetahuan yang menunjukkan bahwa responden dalam hal ini pengelola dana
yang memadai terutama bagi bendahara yang memiliki peran yang sangat penting
dalam proses merealisasikan anggaran yang telah dialokasikan hal ini dikarenakan
hampir seluruh pengelola dana kapitasi bukan berasal dari latar belakang
mengungkapkan bahwa individu yang diberi tujuan spesifik dan sulit tapi dapat
menerima tujuan yang mudah dan kurang spesifik atau tidak ada tujuan sama
sekali namun pada saat yang sama, seseorang juga harus memiliki kemampuan
yang cukup dalam menerima tujuan yang ditetapkan dan menerima umpan balik
yang berkaitan dengan kinerja Locke dan Latham (1990) dalam Bandura (2011)
117
Anggaran Kendala merupakan target kinerja yang harus direalisasikan, hal ini
merupakan target yang sulit bagi pengelola dana kapitasi yang memiliki
namun hal tersebut akan dapat dicapai dengan adanya pengalaman dan bimbingan
dalam pengelolaan dana kapitasi melalui pelatihan atau bimbingan teknis yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Yumiati et. a.l (2016), Arthana et a.l (2016), Malahayati (2015), Herryanto (2012)
dari pada kepentingan pribadi. Komitmen organisasi dapat berfungsi sebagai alat
anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi sehingga
diatas kepentingan pribadi dan mendukung sepenuhnya nilai dan sasaran yang
berarti para manajer setuju menerima tanggung jawab untuk mencapai target yang
ditetapkan dalam anggaran (Halim dan Kusufi, 2012). Anggaran dana kapitasi
ditetapkan.
Anggaran dana kapitasi yang terdiri dari belanja jasa pelayanan dan dana
Hipotesis ketiga (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa
dana kapitasi jaminan kesehatan nasional. Hal ini dapat diartikan dengan kata lain
Pada hasil olah data menunjukkan nilai thitung 4,659 > ttabel 1,671 dan nilai
signifikan sebesar 0,005 lebih kecil dari nilai α 0,05 (0,005 <. 0,05). Hasil
jaminan kesehatan nasional pada taraf signifikansi 5 persen (one tailed) atau
skor rata-rata jawaban responden berada pada kategori tinggi dikarenakan adanya
pendapatan jasa yang lebih besar pada pengelola dana kapitasi, hal ini juga dapat
Hal ini terbukti dengan fakta dilapangan dimana pengelola dana kapitasi
belakang dominan berasal dari tenaga kesehatan, namun selalu berusaha agar
dapat mengelola dana kapitasi yang dimulai dari proses penganggaran hingga
120
bahwa perilaku individu diatur oleh ide (pemikiran) dan niat seseorang. Sasaran
dapat dipandang sebagai tujuan yang ingin dicapai oleh individu. Jika seorang
individu berkomitmen dengan sasaran tertentu, maka hal ini akan mempengaruhi
demikian individu yang berkomitmen pada tugas pokok dan fungsinya akan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yumiati
(2016), Arthana (2016) dan Juliani (2014) yang hasilnya menunjukkan bahwa
anggaran.
tentang pengadaan obat pada puskesmas dengan melalui katalog elektronik, maka
melalui e-Catalogue.
rencana kebutuhan obat (RKO) tingkat nasional dan harga perkiraan sendiri (HPS)
elektronik dilakukan melalui proses lelang dan negosiasi yang dilaksanakan oleh
121
tertentu, baik melalui mekanisme lelang maupun negosiasi, yang telah dibuat
kontrak payung yang menjadi dasar penayangan katalog elektronik. Dalam proses
pengadaan obat JKN dengan sistem online yang transparan dengan harapan
puskesmas dapat melakukan pengadaan obat JKN secara mudah, karena harga
obat dalam e-catalogue lebih murah dibanding harga regular e-catalogue tersebut
obat namun dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang telah
ditetapkan oleh kepala dinas kesehatan yang berjumlah satu orang untuk seluruh
berhak melalukan pemesanan secara online terhadap obat yang telah dibuat
untuk selanjutnya dibuat kontrak antara pihak pemesan dan perusahaan farmasi
pemenang lelang untuk pengiriman obat. Namun apabila menolak maka PPK
wajib melakukan pengadaan dengan cara lain sesuai peraturan dalam pengadaan
122
anggaran belanja dana kapitasi jaminan kesehatan nasional. Dengan kata lain
semakin baik proses pengadaan obat maka semakin tinggi penyerapan anggaran
Pada hasil pengolahan data menunjukkan nilai thitung 5,294 > ttabel 1,671
nasional pada taraf signifikansi 5 persen (one tailed) atau dengan kata lain H4
diterima.
baik.Namun jika dilihat dari tujuh indikator yang digunakan terdapat dua indikator
pengadaan obat hal ini dikarenakan dalam melakukan proses pengadaan obat
puskesmas pengelola dana kapitasi ataupun pihak lain di puskesmas tidak dapat
Pejabat Pembuat Komitmen yang telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
orang untuk menangani seluruh jenis pengadaan pada dinas kesehatan tidak dapat
dilakukan pada awal tahun anggaran terkendala tidak mudah menunjuk Pejabat
harus dimiliki dan kehati-hatian dalam menerima tugas sebagai PPK dikarenakan
banyaknya pejabat pengadaan pada dinas kesehatan yang masih tersangkut kasus
waktu pemesanan obat yang dilakukan tidak pada awal tahun dengan
pemesan pada distributor yang telah ditunjuk oleh perusahaan farmasi pemenang
telah dilakukan dengan alasan kosongnya ketersediaan obat dan tidak mampu
tidak mampu untuk melakukan proses pengadaan dengan cara non katalog atau
sistem pembelian lain yang memerlukan proses pengadaan yang tidak singkat
Hal lain yang menjadi kelemahan dalam proses pengadaan obat yaitu
pesanan pada akhirnya tidak memenuhi kesepakatan yang telah dibuat, namun
selama ini tidak ada sanksi yang tegas atas pembatalan kesepakatan tersebut
dikarenakan dokumen kontrak baru ditandatangani pada saat barang telah diterima
Hasil penelitian ini mengungkap bahwa jika semakin baik proses pengadaan
obat dilakukan maka semakin tinggi anggaran belanja dana kapitasi yang dapat
diserap, hal ini sejalan dengan teori Implementasi Kebijakan Edward III bahwa
implementasi kebijakan dipengaruhi oleh variabel sumber daya dalam hal ini
memilki keahlian dan spesifikasi khusus yang dapat melakukan pengadaan serta
pemesanan obat, begitu pula antara pejabat pembuat komitmen dengan pihak
Hasil penelitian ini juga mendukung teori kedisplinan eksekusi dimana telah
terjadi kesenjangan eksekusi (execution gap) dalam pengadaan obat dimana pihak
pihak yang memperoleh disposisi dari kepala dinas kesehatan sebagai pelaku
kebijakan.
125
langsung dampak dan bertanggung jawab atas perkembangan tujuan yang mereka
akan capai, hal ini dikarenakan tanggung jawab terbesar apabila terjadi
kepala puskesmas dan petugas kesehatan yang terlibat langsung dalam pelayanan
kepada masyarakat.
fokus pada pengadaan obat (wildly important goal) dikarenakan pelayanan kuratif
obat merupakan tujuan utama pada puskesmas. Pejabat pengadaan harus memiliki
tingkat kunjungan pasien atau ketersediaan obat yang harus ada pada puskesmas.
mengalami kendala.
kerjasama dari semua pihak dalam pekanisme proses dan pengawasan serta
Siswanto dan Rayahu (2011) yang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa proses
yang rendah disebabkan yang oleh proses pengadaan obat yang dilaksanakan
catalogue.
kebijakan Pemerintah yang telah terkodifikasi secara formal yang harus dijalankan
dan dipatuhi dalam pengelolaan organisasi yang mempunyai sifat mengatur dalam
bidang tertentu.
dari kebijakan, pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan yang saling memiliki
Hipotesis kelima (H5) yang diajukan dalam penelitian ini adalah bahwa
jaminan kesehatan nasional. Dengan kata lain semakin sesuai dan jelas regulasi
yang berlaku maka semakin tinggi penyerapan anggaran belanja dana kapitasi
Pada hasil olah data menunjukkan nilai thitung 2,603 > ttabel 1,671. Hasil
taraf signifikansi 5 persen (one tailed) atau dengan kata lain H5 diterima.
jawaban responden untuk variabel Regulasi (X5) sebesar 3,98 yang dikategorikan
sesuai hal ini sesuai dengan fakta dilapangan menunjukkan bahwa regulasi yang
berlaku saat ini telah sesuai dengan kebutuhan dalam pengelolaan dana kapitasi.
dalam melaksanakan regulasi , hal ini dikarenakan regulasi awal yang mengatur
untuk jenis belanja pengadaan mebeluair dan rehab puskesmas tidak dapat
dianggarkan dan pada regulasi tersebut juga tidak diatur tentang penggunaan saldo
pengalokasi terhadap saldo dana yang jumlahnya cukup besar. Kedua masalah
tersebut baru dapat terjawab setelah keluar Permenkes 21 Tahun 2016 yang
penyesuaian terhadap alokasi anggaran yang telah dibuat pada proses perubahan
lama tidak dapat direalisasikan hal ini juga dikarena Dokumen Pelaksanaan
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori implementasi kebijakan Edward III
permenkes 21 tahun 2016 yang mengatur jenis belanja operasional yang boleh
harus dianggarkan dan tata cara penganggaran saldo dana kapitasi dalam
perubahan anggaran yang memerlukan waktu yang tidak singkat dan proses
realisasi atas anggaran perubahan berupa rehab fisik yang memerlukan proses
pengadaan yang cukup lama dan jumlah sumber daya pejabat pembuat komitmen
yang hanya berjumlah satu orang untuk melakukan seluruh pengadaan pada dinas
kesehatan dan 25 puskesmas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Undap
(2017) yang menyatakan pengelolaan dana kapitasi yang tidak sesuai dengan
Supiatin (2012) , namun tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rifai et a.l (2016) yang hasilnya menjukkan bahwa regulasi tidak berpengaruh
pengadaan obat dan regulasi terhadap penyerapan anggaran dana kapitasi pada
implikasi baik secara teoritis, praktis, dan kebijakan yang akan diuraikan sebagai
berikut :
129
dimana mereka turut serta menjadi bagian dari proses penetapan tersebut
komunikasi yang mudah dan cepat diantara pihak pemesan dan penyedia
tidak berjalan lancer, hal ini mempengaruhi tingkat realisasi belanja obat
2. Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan
masing Puskesmas yang ditunjang dengan data yang akurat dapat menjadi
disusun tentunya harus ditunjang kompetensi yang memadai hal ini dapat
dimanfaatkan.
kerja dan anggaran dengan didukung dengan data yang akurat dan
masing-masing Puskesmas.
132
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Negara (ASN) yang dijadikan sampel berjumlah 102 orang yang terdiri dari 100
Lombok Tengah dan 2 orang petugas penanggung jawab dan pengelola instalasi
berganda. Sebelum diuji dengan regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji
sebagai berikut:
132
133
jaminan kesehatan nasional (JKN). Hal ini berarti bahwa semakin baik
yang terealisasi akan semakin baik, penganggaran telah dilakukan dengan baik
oleh Puskesmas sesuai jumlah dan jenis alokasi yang dananya bersumber dari
akan berusaha secara maksimal agar dana kapitasi yang telah disusun dalam
bahwa semakin mudah proses pengadaan obat yang bersumber dari dana
dimana dengan penyedia yang telah ditentukan apabila tidak didukung dengan
komitmen yang tinggi atas jumlah dan jenis obat yang telah dipesan akan
yang mengatur tentang jenis alokasi belanja yang sesuai dengan kebutuhan
1. Lokasi penelitian ini terbatas pada terbatas pada Pusat Kesehatan Masyarakat
kemampuan peneliti.
model regresi yang dibangun oleh kelima variabel tersebut hanya mampu
2. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti judul yang sama
anggaran yang akan dialokasikan untuk belanja obat dikarenakan jenis belanja
ini merupakan prioritas dalam penggunaan dana kapitasi, hal ini juga untuk
yang dimulai dari tata cara penganggaran hingga pertanggungjawaban, hal ini
selama ini ditentukan berdasarkan persentase dari jumlah dana yang diterima
menangani proses pengadaan obat. Pejabat ini sebaiknya diambil dari personil
yang berasal dari bagian farmasi yang memiliki latar belakang yang sesuai
pemesanan yang terkait dengan spesifikasi obat yang akan dipesan dan
perlunya diterapkan sanksi yang tegas kepada pedagang besar farmasi yang
dipesan.
138
Arthana, I Made,. Ni Putu Sri Harta Mimba dan Made Gede Wirakusuma. 2016.
Kejelasan Sasaran dan Komitmen Organisasi sebagai Pemoderasi Pengaruh
Kompetensi Pegawai Pada kinerja Penyerapan Anggaran.E-Jurnal Ekonomi
dan Bisnis Universitas Udayana, .5.(5 ):1143-1170
Babakus, E., U. Yavas, O. M. Karatape, and T. Avei. 2003. The Effect of Management
Commitment to Service Quality on Employess’ Affective and Performance
Outcomes. Journal of the Academy of Marketing Science, 31 (3): 272-286.
.2015. Buku I
Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Tahun
Anggaran 2015
_________.2016. Buku I
Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Tahun
Anggaran 2016
Covey, Sean, Jim Huling. 2012. The4 Disciplines of Execution. Jakarta:PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Darise, Nurhan. 2009 Pengelolaan Keuangan pada Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) dan BLU, Jakarta: Indeks.
Dwiaji, Ary. 2016. Evaluasi Pengadaan Obat Publik pada JKN berdasarkan Data e-
Catalogue Tahun 2014-2015. Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia..1(1): 39-51
Halim, A. dan S. Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik dari Anggaran hingga
Laporan Keuangan, dari Pemerintah hingga Tempat Ibadah. Jakarta : Salemba
Empat.
Indriantoro dan Supomo. 1999. Metode Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta : BPFE.
Kuncoro, Dwi Egiasto. 2013. Analisis Penyerapan Anggaran Pasca Penerapan Aplikasi
SiPP Pada Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Dinas PU.Pov.Kaltim. E-
Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.1(4) : 106-129.
Kurniatun.2015.Pengaruh Penerapan Sistem Informasi Akuntansi, Kompetensi SDM,
Sistem Pengendalian Internal dan Komitmen Organisasi terhadap
Ketepatwaktuan Penyampaian Laporan Keuangan (Studi Pada Satuan Kerja di
Wilayah Kerja KPPN Mataram). Tesis. Mataram: Universitas Mataram.
Locke, E. A and G.P. Latham. 2013. New Developments in Goal Setting and Task
Performance. New York: Routledge
Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik . Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Nasehudin, toto Sayuri dan Nanang Gozali. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif.
Bandung : CV. Pustaka Setia.
Nordiawan, D., and A. Hertianti. 2010. Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2 ed. Jakarta :
Salemba Empat.
Noviwijaya, A. & A. Rohman. (2013). Pengaruh Keragaman Gender dan Usia Pejabat
Perbendaharaan Terhadap Penyerapan Anggaran Satuan Kerja (Studi Empiris
pada Satuan Kerja Lingkup Pembayaran KPPN Semarang I) Diponegoro
Journal of Accounting. Vol. 2(3): 1-10.
Priatno , Prasetyo Adi dan Khusaini. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penyerapan Anggaran Pada satuan Kerja Lingkup Pembayaran KPPN Blitar.
Jurnal Ilmiah.Malang. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Brawijaya. 1,
(2) : 2-7.
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 32 Tahun 2014
tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Rifai, Biana Adha Inapty dan Sri Pancawati. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Keterlambatan Daya Serap Anggaran (Studi Empiris Pada
SKPD Pemprov NTB). Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis. 11 (1): 1-10
Rozai, M.A., dan Lilik Subagio. 2015 Optimalisasi penyerapan Anggaran dalam
Rangka Pencapaian Kinerja Organisasi ( Studi kasus : Inspektorat Kabupaten
Boyolali). 2015. Jurnal Manajemen Sumberdaya Manusia 9.(1): 72-89
Seftianova, Ratih dan Helmi Adam. 2013. Pengaruh Kualitas DIPA dan Akurasi
Perencanaan Kas Terhadap Kualitas Penyerapan Anggaran Pada Satker
Wilayah KPPN Malang. JRAK. Vol. 4 No.1 Februari : 75-84
Sinambela, Lijan Poltak. 201. Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Siswanto, A.D dan Rahayu, S.L. (2010). Faktor-faktor Rendahnya penyerapan Belanja
kementrian/lembaga TA.2010. Kajian Fiskal. Badan Kebijakan Fiskal.
Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
Uma, Sekaran. 2000. Metode Penelitian Untuk Bisnis. Edisi Keempat. Penerjemah :
Kwan Men Yon. Jakarta : Penerbit Salemba Empat,
Yumiati, Fenny. Islahuddin dan Nadirsyah. (2016). Pengaruh Kualitas Sumber Daya
Manusia, Perencanaan Anggaran, dan Komitmen Organisasi terhadapa Serapan
Anggaran SKPA Di Pemerintah Aceh, Jurnal Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala..5.(4) : 43-49
a. Variabel Penganggaran
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.680 6
Correlations
N 25 25 25 25 25 25 25
* * **
X1.2 Pearson Correlation .432 1 .392 .037 .284 .277 .509
N 25 25 25 25 25 25 25
* ** ** ** **
X1.3 Pearson Correlation .117 .392 1 .466 .866 .824 .904
N 25 25 25 25 25 25 25
** ** ** **
X1.4 Pearson Correlation .269 .037 .466 1 .538 .553 .678
N 25 25 25 25 25 25 25
** ** ** **
X1.5 Pearson Correlation -.039 .284 .866 .538 1 .735 .858
N 25 25 25 25 25 25 25
** ** ** **
X1.6 Pearson Correlation .277 .277 .824 .553 .735 1 .882
N 25 25 25 25 25 25 25
* ** ** ** ** **
Total Pearson Correlation .387 .509 .904 .678 .858 .882 1
N 25 25 25 25 25 25 25
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.705 6
Correlations
N 25 25 25 25 25 25 25 25
** ** ** **
X2.2 Pearson Correlation .590 1 .078 .978 -.176 .300 .978 .807
N 25 25 25 25 25 25 25 25
** **
X2.3 Pearson Correlation -.139 .078 1 .051 .192 .752 .051 .549
N 25 25 25 25 25 25 25 25
** ** ** **
X2.4 Pearson Correlation .541 .978 .051 1 -.171 .265 1.000 .781
N 25 25 25 25 25 25 25 25
X2.5 Pearson Correlation .075 -.176 .192 -.171 1 .042 -.171 .200
N 25 25 25 25 25 25 25 25
** **
X2.6 Pearson Correlation .044 .300 .752 .265 .042 1 .265 .688
N 25 25 25 25 25 25 25 25
** ** ** **
X2.7 Pearson Correlation .541 .978 .051 1.000 -.171 .265 1 .781
N 25 25 25 25 25 25 25 25
** ** ** ** ** **
TOTAL Pearson Correlation .540 .807 .549 .781 .200 .688 .781 1
N 25 25 25 25 25 25 25 25
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.691 8
Correlations
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.750 7
Correlations
N 25 25 25 25 25 25 25 25
** **
X4.2 Pearson Correlation -.519 1 -.225 .174 -.290 .795 .298 .332
N 25 25 25 25 25 25 25 25
** **
X4.3 Pearson Correlation .805 -.225 1 .134 -.006 -.203 .018 .682
N 25 25 25 25 25 25 25 25
X4.4 Pearson Correlation -.005 .174 .134 1 -.151 .009 .033 .359
N 25 25 25 25 25 25 25 25
X4.5 Pearson Correlation .068 -.290 -.006 -.151 1 -.115 -.077 .438
N 25 25 25 25 25 25 25 25
* ** * *
X4.6 Pearson Correlation -.431 .795 -.203 .009 -.115 1 .458 .423
N 25 25 25 25 25 25 25 25
* **
X4.7 Pearson Correlation -.055 .298 .018 .033 -.077 .458 1 .513
N 25 25 25 25 25 25 25 25
** ** * **
TOTAL Pearson Correlation .479 .332 .682 .359 .438 .423 .513 1
N 25 25 25 25 25 25 25 25
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.642 5
Correlations
N 25 25 25 25 25 25
*
X5.2 Pearson Correlation .151 1 .028 .043 -.136 .359
N 25 25 25 25 25 25
N 25 25 25 25 25 25
*
X5.4 Pearson Correlation .190 .043 -.009 1 .043 .434
N 25 25 25 25 25 25
N 25 25 25 25 25 25
** * *
TOTAL Pearson Correlation .821 .359 .483 .434 .366 1
N 25 25 25 25 25 25
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.863 3
Correlations
Y1 Y2 Y3 Total
**
Y1 Pearson Correlation 1 .055 .055 .629
N 25 25 25 25
**
Y2 Pearson Correlation .055 1 .107 .611
N 25 25 25 25
**
Y3 Pearson Correlation .055 .107 1 .611
N 25 25 25 25
** ** **
Total Pearson Correlation .629 .611 .611 1
N 25 25 25 25
Model Summary
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
a. Dependent Variable: Y
Lampiran 5
HASIL REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN
Nomor :-
Lampiran : 1 Berkas
Perihal : Permohonan kesediaan menjadi responden
Kepada Yth:
Bapak/Ibu Responden
Di Tempat
NIM : 12F015010
Peneliti,
ENNY IRTIANNA
NIM. 12F015010
KUESIONER PENELITIAN
I. Identitas Responden
1. Nama (boleh tidak diisi) :
2. Nama Puskesmas :