A. DEFINISI
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang berat lahirnya sama
dengan atau lebih rendah dari 10 th persentil untuk masa kehamilan pada Denver
intrauterine growth curves atau bayi Small Gestational Age (Sarwono Prawirohardjo,
1999 : 771 )
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2500
gram pada saat lahir (Pincus Catzel dan Ian R, 1991 : 36)
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan masa gestasi ( Donna L Wong 2000 : 124).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa berat badan lahir
rendah adalah bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari 2500 gram dapat
sesuai dengan masa kehamilan, masa gestasi yang diperpendek, maupun pertumbuhan
intrauterus yang kurang diharapkan.
Sepsis adalah Suatu gambaran respon sistemik terhadap infeksi pada bayi baru
lahir ( Behrman et al, 2000 : 653).
Sepsis adalah infeksi sistemik berat pada masa neonatal dengan tanda-tanda klinis
sepsis (minimal 4 gejala) dan kultur / perbenihan darah didapatkan kuman
(+), (Abdurachman Sukadi, 2002 :125).
B. ETIOLOGI
1. Faktor host (penjamu)
a. Kemampuan kemotaksis leukosit belum sempurna.
b. Kemampuan fagositosis dan digesti leukosit belum sempurna.
c. Komplemen serum dan aktifitas opsonisasi masih rendah.
d. Kemampuan detoksifikasi endotoksin rendah.
e. Kadar IgA dan IgM rendah.
f. Si-IgA masih kurang.
g. Imunitas seluler masih belum sempurna.
h. Refleks muntah dan menghisap belum sempurna.
i. Luka tali pusat (belum sembuh).
j. Kulit BBL tipis dan mudah lecet.
k. Trauma lahir.
l. Manipulasi dan tindakan invasif pada BBL.
m. Nutrisi parenteral.
n. Asfiksia neonatorum.
o. Bayi laki-laki.
p. Bayi dengan ibu DM.
2. faktor agen.
Streptococcus group B (SGB) dan bkteri enteric dari saluran kelamin ibu, bakteri,
virus, jamur dan protozoa, infeksi dari candida dan stafilococus koangulase-negatif
(CONS).
3. Faktor environment (lingkungan).
a. Faktor predisposisi ibu.
1) KPSW.
2) Partus lama.
3) Infeksi peripartum.
4) Infeksi intrapartum.
5) Perawatan antenatal yang tidak baik.
b. Faktor lingkungan pascanatal.
1) Lingkungan perawatan bayi yang tidak baik.
2) Manipulasi pemeriksaan.
3) Tindakan invasif.
4) Kesadaran dan tindakan petugas yang kurang baik.
5) Pemberian minum bayi dengan formula.
C. KLASIFIKASI
Menurut Rosa Sacharin (2000) bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dapat di
klasifikasikan menjadi dua yaitu :
a. Bayi Lahir Kecil Kurang Bulan ( Prematur )
Bayi lahir hidup, dilahirkan sebelum 37 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir.
b. Bayi Lahir Kecil Untuk Masa Kehamilan ( KMK )
Bayi dengan berat 2500 gram atau kurang saat lahir dianggap sebagai mengalami masa
gestasi yang diperpendek, maupun pertumbuhan intra-uterus kurang dari yang
diharapkan, atau keduanya.
D. PATOFISIOLOGI
Endotoksin merupakan suatu kompleks lipopolisakarida yang membentuk
sebagian dinding sel dan mikroorganisme terutama kuman gram negatif. Lipid A terdiri
atas asam lemak rantai panjang yang berikatan dengan disakarida komponen aktifnya dapat
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh.
Polisakarida merupakan antigen utama yang sifatnya berbeda pada setiap kuman /
mikroorganisme.
Endotoksemia dapat melalui tiga cara yaitu bila kuman dalam fokus septik mati,
maka komponen endotoksin akan dikeluarkan ke dalam sirkulasi darah sehingga
menimbulkan kerusakan organ tubuh. Kuman gram negatif dari usus besar bisa masuk ke
dalam sirkulasi portal melalui barier mukosa usus yang mengalami kerusakan akibat proses
inflamasi iskemia. Apabila timbul gangguan hati yang hebat ataupun jika ada hubungan
portasistemik maka akan banyak endotoksin yang mencapai sirkulasi.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
F. PENATALAKSANAAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Biodata
a) Klien
Meliputi nama, jenis kelamin, tanggal lahir dan jam serta umur dan diagnose medis.
2) Riwayat kesehatan
a) Keluhan utama
Keluhan utama yang muncul pada BBLR diantaranya bayi kecil, tidak aktif, sulit menetek,
malas menetek.
b) Riwayat kesehatan sekarang
keluhan utama yang meliputi umur kehamilan, berat badan bayi saat lahir, penyakit
yang pernah diderita ibu sehingga menimbulkan bayi lahir prematur atau BBLR.
Q ( quality ) hal-hal yang menyebabkan bayi mau menetek dan malas menetek pada
R ( region / radian ) mengkaji refleks hisap bayi ada atau tidak, serta ditunjang oleh
refleks menelan ada atau tidak ada, biasanya pada bayi prematur seringkali tidak
S ( skala ) mengkaji adanya refleks hisap dan menelan, seberapa kuat refleks hisap dan
T ( timing ) meliputi kemajuan atau penurunan dari keluhan utama dari mulai
munculnya keluhan saat dikaji.
c) Riwayat kesehatan dahulu
imunisasi TT, konsumsi tablet Fe, keluhan utama selama kehamilan, kebiasaan ibu
tentang obat-obatan, alkohol. Kenaikan BB selama kehamilan, jarak kelahiran
gravidarum, perdarahan antepartun, trauma fisik, DM, usia ibu pada waktu hamil
dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, adanya gangguan psikologis dan keadaan
sosial ekonomi yang rendah. Apakah kehamilan kembar atau hidramnion. Apakah
pernah terpapar zat-zat beracun atau terkena infeksi.
lamanya, APGAR SCORE, lilitan tali pusat serta komplikasi pada saat persalinan.
Kaji adanya infeksi dijalan lahir.
Berat badan bayi saat lahir, tinggi badan, ukuran proporsi kepala, lingkar dada,
terdapat pada bayi dengan umur 1 bulan seperti refleks menghisap, refleks menelan,
refleks rooting, grasping, babinsky dan refleks lainnya yang umum terdapat pada
bayi, perawatan bayi segera setelah lahir, apakah segera diberi ASI, pengeluaran
Refleks yang terdapat pada bayi dengan umur 1 bulan seperti refleks menghisap,
refleks menelan, refleks rooting, grasping, babyinski dan refleks lainnya yang
terdapat pada bayi umunya, pemberian ASI, imunisasi, aktivitas tumbuh kembang,
anaknya karena keadaan fisik yang kecil dan berada dalam inkubator.
Data sosial didapatkan dari interaksi keluarga klien antara anggota keluarga, tetangga,
keadaan lingkungan keluarga klien, peran dan pekerjaan dari tiap-tiap anggota keluarga.
f) Pemeriksaan fisik
kira 3 cm lebih besar dari pada lingkar dada), lingkar kepala rata-rata dengan umur
gestasi 32 minggu adalah 29 cm, ditemukan pemisahan antara fontanel dan garis sutura
tampak jelas dan tulang fontanel agak lunak, cekung dan belum menutup. Keadaan
rambut biasa, sedikit dan jarang. Muka warna kulit merah muda, kaji adanya refleks
rooting. Sklera mata warna putih dan Konjuntiva tampak pucat dan refleks-refleks
mata kurang terangsang karena belum maturnya fungsi mata.. Kaji kebersihan hidung,
kelembaban mukosa hidung, kaji milia epitelia. Kaji refleks-refleks pada mulut seperti
sucking, rooting dan gag lemah, refleks batuk biasanya tidak ada, kaji apakah ada lesi
ataupun jamur, ranula. Kaji tulang kartilago telinga, biasanya kurang berkembang,
keadaan lunak dan lembut ditumbuhi lanugo. Fleksibilitas kurang baik. Pada leher
ditemukan adanya refleks tonik neck, penurunan refleks menelan (swallow refleks).
(2) Dada
Bentuk dada relatif kecil dibandingkan ukuran lingkaran kepala tulang rusuk masih
agak lemah. Pernafasan ditemukan ritme dan dalamnya pernafasan cenderung tidak
teratur, seringkali ditemukan apneu, dalam keadaan ini timbul sianosis karena refleks
batuk belum ada, sehingga resiko untuk masuk cairan ke dalam paru tinggi. Pada
Abdomen buncit atau kembung dan pembuluh darah tampak terlihat, peristaltik usus
dapat terdengar antara 9-30 x / menit, tampak kuning dan perlu dilakukan palpasi
hepar, karena relatif besar, meski fliksura belum berkembang, bila bayi masih berumur
di bawah satu minggu kaji apakah tali pusat telah puput atau belum.
Lengkung sakral tampak jelas dan pengkajian diarahkan terhadap adanya iritasi dan
(5) Genitalia
Pada perempuan labia mayora dan klitoris kurang berkembang dan tampak menonjol.
Kaji kebersihannya, vulva tag dan sekret vagina. Anus kaji apakah ada iritasi, lubang
anus dan pengeluaran BAB. Pola BAK biasanya didapatkan testis yang belum turun.
(6) Ekstremitas
Atas : Massa otot tidak ada, aktivitas lemah, refleks morro dan strartle tidak ada
keadaan letargi dan spastis.
Bawah : Massa dan kekuatan otot tidak ada, aktivitas lemah. Refleks plantargraf tidak
ada. Biasanya refleks tidak aktif, garis tangan dari kaki sedikit, kuku tampak
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Menurut Donna L Wong (2002), diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
bayi dengan resiko tinggi adalah :
1. Pola nafas tidak efektif b.d imaturitas paru dan neuromuskular, penurunan energi dan
keletihan.
2. Termoregulasi tidak efektif b.d kontrol suhu yang imatur dan penurunan lemak tubuh
subkutan.
6. Resiko tinggi gangguan integritas kulit b.d struktur kulit imatur, imobilitas, penurunan
7. Resiko tinggi cedera karena peningkatan tekanan intrakranial b.d sistem saraf pusat imatur
9. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan b.d kelahiran preterm, lingkungan NICU tidak
10. Perubahan proses keluarga b.d krisis situasi / maturasi, kurang pengetahuan ( kelahiran
bayi preterm dan atau sakit, gangguan proses kedekatan orang tua.
11. Antisipasi berduka b.d kelahiran bayi beresiko tinggi yang tidak diperkirakan, prognosis
d. Status Infeksi
Indikator :
Temperatur stabil
Tidak terjadi
hipertermia
Tidak terjadi
takhikardi/bradikardi
Tidak terjadi
aritmia/hipertensi/hipo
tensi
Tidak
pucat/sianosis/dingin/
kulit basah
Kulit tidak burik
Tidak terjadi muntah,
diare, distensi
abdomen
Reflek menghisap
bagus
Tidak terjadi letargi,
iritabilitas, kejang
Tidak ditemui rash,
suara tangis yang
keras, bau busuk,
nanah, konjungtivitis,
infeksi umbilical
e. Kontrol risiko
f. Deteksi risiko
Doenges M.E. at al., 1992, Nursing Care Plans, F.A. Davis Company, Philadelphia
Donna L. Wong, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
Kuncara, H.Y, dkk, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, EGC, Jakarta
Marion Johnson, dkk, 2000, Nursing Outcome Classifications (NOC), Mosby Year-Book, St.
Louis
Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2001-
2002, NANDA