BUMIAYU
DI SUSUN OLEH :
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT berkat rahmat dan
karunia-NYA penulis dapat menyelesaikan Laporan Managemen Keperawatan Di Ruang
Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu.
Selesainya laporan ini tidak terlepas dari peran dan bantuan dari banyak pihak.
Oleh karena itu penulis berkenan untuk menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak
yang telah membantu kami dalam memberikan data maupun yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dalam menyusun laporan ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Tujuan ...................................................................................................3
C. Waktu ....................................................................................................3
D. Cara pengkajian .....................................................................................3
E. Manfaat ................................................................................................4
F. Kategori penilaian ………………………………………………….....5
G. Praktikan………………………………………………………………5
BAB II GAMBARAN UMUM .............................................................................5
A. Gambaran umum RS .............................................................................6
B. Gambaran umum ruang perawatan......................................................12
BAB III PENGKAJIAN MANAJEMEN..........................................................27
A. Input (5M) ...........................................................................................27
B. Proses ..................................................................................................53
C. Output ...............................................................................................105
BAB IV PERENCANAAN...............................................................................112
A. Identifikasi masalah input, proses dan output ..................................112
B. Memprioritas masalah CARL............................................................114
C. Analisa SWOT ..................................................................................115
D. POA....................................................................................................119
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya
orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Rumah
sakit adalah suatu organisasi kompleks yang menggunakan perpaduan peralatan
ilmiah yang rumit dan khusus, yang difungsikan oleh kelompok tenaga terlatih dan
terdidik dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan pengetahuan
medic modern untuk tujuan pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.
Perawat merupakan salah satu tenaga terlatih dan terdidik dalam rumah sakit.
Perawat adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal
dan berfungsi. Sedangkan keperawatan merupakan suatu bentuk layanan kesehatan
professional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu
dan kiat keperawatan, yang berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang
ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun
sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan manusia. Perawat sebagai tenaga
terlatih dan terdidik dalam rumah sakit memiliki tugas menjalankan asuhan. Mutu
asuhan baik adalah tersedia dan terjangkau , tepat kebutuhan, tepat sumber daya, tepat
standar profesi / etika profesi, wajar dan aman, mutu memuaskan bagi pasien yang
dilayani.
Selain bertugas menjalankan asuhan yang baik, perawat juga memiliki tugas
untuk menjalankan manajemen yang baik. Secara umum aktivitas manajemen dalam
organisasi diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta sumber
daya lainnya dalam mencapai tujuan, organisasi adalah sebagai aktivitas manajemen.
Manajemen secara umum dan khusus memiliki banyak sudut pandang dan persepsi.
Manajemen pada umumnya dapat didefinisikan sebagai sekumpulan proses untuk
meraih tujuan pada organisasi melalui berkerja sama dan bekerja sama dengan sumber
daya yang dipunyai organisasi. Sedangkan manajemen secara khusus dapat lebih
spesifik lagi yaitu ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, perencanaan, dan
1
pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Manajemen keperawatan adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. Menurut P. Siagian manajemen berfungsi untuk melakukan semua
kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas yang
telah ditentukan pada tingkat administrasi. Sedangkan Liang Lie mengatakan bahwa
manajemen adalah suatu seni dan ilmu perencanaan, pengarahan, pengorganisasian
dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan
sebelumnya.
Salah satu tempat praktek klinik yang bisa digunakan untuk manajemen
keperawatan adalah rumah sakit karena seperti yang kita ketahui bahwa hampir 40-
60% pelayanan dalam rumah sakit adalah pelayanan keperawatan. Di Kabupaten
Brebes, terdapat beberapa rumah sakit salah satunya RSU Muhammadiyah Siti
Aminah Bumiayu yang digunakan mahasiswa profesi ners UMP untuk menimba dan
menerapkan ilmu manajemen keperawatan yang telah dipelajari.
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu adalah Rumah
Sakit Umum milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah awalnya adalah Balai Kesehatan
Ibu dan Anak (BKIA) Siti Aminah Bumiayu yang dibangun tahun 1976. Dalam
perkembangannnya BKIA menjadi Rumah Sakit Tipe-D sejak tahun 2013. Lokasi
RSUMSA Bumiayu terletak di bagian Selatan Kabupaten Brebes yang merupakan
jalur penghubung kota Tegal dan Purwokerto. RSUMSA Bumiayu dengan alamat di
Jl. Pangeran Diponegoro Desa Jatisawit Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes.
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu merupakan salah satu
dari 6 Rumah Sakit yang ada di Brebes yang telah terakreditasi paripurna.
Ruang Mukaromah merupakan ruang perawatan penyakit dalam, syaraf, dan
anak. Ruang Mukaromah berada di lantai 2 tepatnya disebelah ruang Mina dan diatas
ruang Mukaromah lantai 1 yang seharusnya menerapkan patient safety.
Upaya dalam meningkatkan manajemen keperawatan bisa dilakukan dengan
pembelajaran akademik maupun di lahan praktik. Melalui praktik tersebut diharapkan
mahasiswa dapat melakukan pendekatan melalui manajemn keperawatan di ruang
mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu. Aplikasi manajemen
keperawatan diaplikasikan pd mukaromah dari tanggal 21 Desember 2020 sampai17
Januari 2021 mencakup sistem manajerial yang ada pada ruang Mukaromah.
2
Besar harapan mahasiswa ners kepada kepala ruang, beserta staf di ruang
mukaromah berperan dalam bimbingan ataupun berperan dalam kegiatan profesi ners
untuk peningkatan pelayanan kesehatan dan patient safety di ruang mukaromah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa dalam praktek manajemen keperawatan selama 4
minggu diruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu yaitu
mahasiswa mampu memahami dan mengelola manajemen keperawatan baik
pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen yang sudah didapatkan pada saat sarjana.
2. Tujuan Khusus
Secara kelompok dan individu mahasiswa dapat menunjukkan
kemampuan dalam beberapa hal, yaitu :
a. Melakukan pengkajian manajemen keperawatan di ruang Mukaromah.
b. Mampu melakukan analisis situasi, identifikasi masalah dan menyusun
prioritas permasalahan manajemen keperawatan di ruang Mukaromah.
c. Mampu melakukan/menerapkan SP2KP di ruang Mukaromah.
d. Mampu menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi masalah yang ada di
ruang Mukaromah.
e. Mampu melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang
telah disusun sesuai prioritas di ruang Mukaromah.
f. Memberikan alternatif usulan dan saran sebagai upaya tindak lanjut untuk
perbaikan.
C. WAKTU PRAKTIK
Praktik stase manajemen dilakukan selama 4 minggu pada tanggal 21
Desember 2020 sampai 17 Januari 2021 di ruang Mukaromah lantai 2 Rumah Sakit
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu.
D. CARA PENGKAJIAN
Dalam melakukan pengumpulan data yang digunakan untuk identifikasi masalah
dilakukan dengan metode:
1. Angket
3
Angket di gunakan untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap asuhan
keperawatan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, katim, perawat pelaksana,
keluarga pasien untuk mengumpulkan data tentang pelayanan.
Wawancara dilakukan kepada kepala ruangan, kepala tim, perawat pelaksana,
pasien, mahasiswa dari universitas lain, petugas rekam medis, manajer keuangan, dan
petugas SDI (Sumber Daya Insani) yang dilakukan selama 3 hari selama berturut-
turut secara langsung dengan pertanyaan-pertanyaan terbuka untuk mengumpulkan
data-data yang dibutuhkan dalam proses pengkajian.
3. Studi Dokumentasi
Kegiatan dilakukan untuk pengumpulan data mengenai karakteristik pasien,
ketenagaan, dokumentasi proses keperawatan, manajemen ruangan, prosedur tetap
ruangan, dan inventaris ruangan.
4. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data kondisi fisik ruangan, proses
pelayanan, keadaan inventaris ruangan, dan asuhan keperawatan yang langsung
dilakukan ke pasien.
Observasi yang dilakukan dengan cara megikuti operan jaga pada shift pagi
dalam pelaporan jumlah pasien, tindakan yang telah dilakukan dalam perawatan
dalam beberapa hari dan evaluasi yang telah dicapai dalam perawatan di ruang
Mukaromah Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu oleh
mahasiswa ners Universitas Muhammadiyah Purwokerto kelompok 19.
Dalam mendapatkan data mahasiswa ners Universitas Muhammadiyah
Purwokerto membagikan kuisioner kepada responden yang terkait selama 2 hari
berturut-turut. Setelah kuisioner terkumpul kembali, maka akan diambil kesimpulan
dalam setiap kuisionernya sesuai kategori masing-masing.
E. MANFAAT
1. Bagi Rumah Sakit
a. Teridentifikasinya masalah terkait pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan
SP2KP.
b. Tercapainya kepuasan kerja yang optimal.
2. Bagi Mahasiswa
4
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat khususnya
diruang Mukaromah, sehingga dapat mengelola manajemen ruang dan asuhan
keperawatan pada pasien.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan SP2KP.
c. Mahasiswa dapat mengindentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan
SP2KP di ruang Mukaromah.
d. Mahasiswa dapat menganalisa SWOT (Strength, Weakness, Opportunity,
Threat) dan menyusun rencana POA (Plan Of Action).
F. KATEGORI PENILAIAN
Kategori penilaian berdasarkan Arikunto (2014) yang diberikan pada masing-
masing komponen instrumen data: 5M, SP2KP, instrumen A, instrumen B, instrumen
C, patient safety, mutu asuhan keperawatan (A, B, C), mutu bimbingan pkk, mutu
klinik keperawatan (anka infeksi), kepuasan perawat didapatkan hasilnya, kemudian
akan dilakukan penilaian berdasarkan kriteria kategori sebagai berikut :
5
BAB II
A. Gambaran Umum
1. Gambaran Umum Rumah Sakit
a. VISI, MISI, MOTO
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu mempunyai visi dan misi
sebagai berikut :
a) VISI
RSU Muhammadiyah Siti Aminah sebagai rumah sakit yang berkwalitas
dan menjadi kepercayaan masyarakat yang peduli pada kaum dhu'afa dan
pusat pengkaderan Persyarikatan Muhammadiyah di bidang kesehatan
b) MISI
Misi Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah adalah :
1) Memberikan pelayanan yang profesional kepada seluruh
lapisan masyarakat secara adil dan ihsan
2) Memberikan kepuasan dalam pelayanan yang bernuansa
Ukhuwah Islamiyah.
3) Menjadikan RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
sebagai sarana berorganisasi yang efektif dan efisien serta saran
dakwah.
c) MOTO
“ Bekerja sebagai Ibadah, Ihsan dalam pelayanan “
6
d) Struktur Organisasi
7
e) Gambaran Umum Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu adalah
Rumah Sakit Umum milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah awalnya
adalah Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) Siti Aminah Bumiayu yang
dibangun tahun 1976. Dalam perkembangannnya BKIA menjadi Rumah
Sakit Tipe-D sejak tahun 2013, karena telah memenuhi persyaratan
sebagai sebuah Rumah Sakit dengan 4 Spesialisasi Dasar, sesuai dengan
SK. Menkes No. HK.02.03/I/2262/2013.
Lokasi RSUMSA Bumiayu terletak di bagian Selatan Kabupaten
Brebes yang merupakan jalur penghubung kota Tegal dan Purwokerto.
RSUMSA Bumiayu dengan alamat di Jl. Pangeran Diponegoro Desa
Jatisawit Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes ini mempunyai luas
tanah : 14.336 M2 dengan luas bangunan sekaran : 7.829 M2. RSUMSA
memiliki sejumlah 107 tempat tidur yang terdiri dari tempat tidur VIP,
kelas I, kelas II, kelas III, dan isolasi dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tempat Tidur RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
3. Hemodialisa
Saat ini tersedia 10 bed pasien dan 11 mesin dialysis regular
yang siap untuk melayani cuci darah, ditunjang dengan fasilitas water
treatment yang teruji dengan baik setiap bulannya. Pelayanan kami
dilakukan secara aman dan mengedepankan keselamatan pasien
dengan di bawah pengawasan dokter spesialis penyakit dalam
penanggung jawab HD, dokter pelaksana HD dan perawat yang telah
tersertifikasi pelaihan dialysis dan kegawat daruratan.Saat ini kami
juga menyediakan 1 TT di ruang isolasi HD untuk pelayanan pasien
HD yang terduga covid 19 atau pun terkonfirmasi covid 19.
5. Pelayanan Penunjang
Pelayanan penunjang di RSUMSA Bumiayu menunjukkan
kinerja yang cenderung meningkat. Jumlah pemeriksaan yang
terbanyak dilakukan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
radiologi dan Pemeriksaan Rawat Jalan. Jika dibandingkan dengan
positioning RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu dalam
persaingan, maka kondisi ini perlu ditingkatkan kembali agar rasiope
meriksaan penunjang medic seimbang dengan tindakan medik.
Berikut ini adalah pelayanan penunjang yang dimiliki RSU
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu:
Pelayanan Radiologi( termasuk USG )
10
Pelayanan Laboratorium
Pelayanan Farmasi
Pelayanan Fisiotherapi
Pelayanan Bank Darah
g) Pelayanan Ambulance
i) KlinikVaksinasiInternasional
Pemulasaraan Jenazah
Laundry
Gizi
Pelayanan Bina Rohani
12
13
C. STRUKTUR ORGANISASI RUANG KEPERAWATAN
GAMBAR 2.1 STRUKTUR ORGANISASI PELAYANAN KEPERAWATAN RUANG MUKAROMAH
Manager Keperawatan
Dr. Candra arfieni
14
KEPALA RUANG MUKAROMAH LT 2
5
1 2 3 4 5 6 7 8 9 I
S
O
26
BAB III
PENGKAJIAN MANAJEMEN
A. Input (5M)
1. Sumber Daya Manusia (M-1)
- Perawat
a. Kuantitas
1) Kajian Teori
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling dominan di rumah
sakit. Perawat adalah tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
selama 24 jam kepada pasien sehingga perawat menjadi orang yang paling
mengetahui perkembangan pasien. Perilaku perawat mencerminkan citra
rumah sakit karena perilaku perawat dapat mempengaruhi kualitas
pelayanan asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan
hendaknya bermutu, efektif dan efesien. Salah satu faktor yang
mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan adalah ketersediaan
sumber daya manusia. Jumlah sumber daya manusia/perawat harus sesuai
dengan kebutuhan dari rumah sakit.
Keberhasilan Rumah Sakit sangat tergantung pada kemampuan
manajemen dalam menentukan tenaga perawat dengan sistem, struktur
organisasi, teknologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya. Sumber
daya manusia seringkali menjadi penyebab kegagalan rumah sakit dalam
mengembangkan kualitas pelayanan, Oleh karena itu penetapan sumber
daya manusia di Rumah Sakit dalam hal ini tenaga perawat perlu
diperhatikan. Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah proses
membuat perencanaan untuk menentukan berapa banyak tenaga yang
dibutuhkan pada suatu ruangan inap. Untuk keperluan itu, beberapa orang
ahli telah mengembangkan beberapa formula. Formula tersebut juga dapat
digunakan untuk menilai dan membandingkan apakah tenaga yang ada saat
ini cukup, kurang, atau berlebih.
a) Menurut Douglas (1984)
Douglas (1984) dalam Swansburg (1999) menetapkan jumlah
perawat yang dibutuhkan dalam satu unit perawatan berdasarkan
27
klasifikasi klien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai
standar pershiftnya dan Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan
klasifikasi tingkat ketergantungan untuk setiap shif jaga seperti pada
tabel berikut :
Tabel. 3.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan
Klasifikasi Ketergantungan Klien
AxBx 365
Tenaga Perawat :
( 365−C ) X Jam Kerja / Hari
Keterangan :
A : Jam efektif / 24 jam
B : (BOR x Jumlah TT)
C : Jumlah hari libur
c) Menurut Departemen Kesehatan
Model penetapan yang dilakukan dalam perhitungan
kebutuhan tenaga keperawatan menurut DepKes adalah :
Cara perhitungan berdasarkan :
a) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan tingkat jenis
kasus :
- Rata-rata pasien perhari
- Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
- Jam perawatan diperlukan/ruangan/hari
28
Formula perhitungan tenaga keperawatan menurut Depkes adalah :
29
tindakan keperawatan di ruang Mukaromah 3 jam per pasien dalam satu
hari (1x24 jam).
Berdasarkan hasil perhitungan menurut Douglas didapatkan jumlah
tenaga keperawatan yang diperlukan yaitu 15,38 dibulatkan menjadi 16
orang perawat. Sedangkan di RSU Muhammadiyah Siti Aminah
Bumiayu tersedia 19 orang perawat, hal tersebut menunjukkan bahwa
kebutuhan tenaga perawat sudah terpenuhi/mencukupi.
Dari hasil pengkajian didapatkan data sebagai berikut :
AxBx 365
Tenaga Perawat :
( 365−C ) X Jam Kerja / Hari
3 x ( 106,65%X37 ) x 365
:
( 365−78 ) x Jam Kerja /Hari
43209,2475
:
287 x 7
43209,2475
:
2009
c) Rumusfaktor koreksi
= (Jumlah Tenaga Perawat + Loss day) x 25 %
= (19+3) x 25%
= 6 orang
Menurut DepKes :
Jumlah tenaga perawat + faktor koreksi
= 10+ 6
= 16 orang perawat
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan di Ruang Mukaromah
adalah 16 orang perawat.
3) Analisa Data
Dari tabel diatas terdapat tiga metode perhitungan tenaga
keperawatan yang ada di ruang mukaromah menggunakan rumus Gillies,
Douglas, dan DepKes. Menurut Gillies kebutuhan tenaga perawat yang
ada diruang Mukaromah adalah 22 orang, hal ini didasarkan dari
perhitungan jumlah pasien, rata-rata jam perawatan/hari, jumlah BOR dan
jumlah tempat tidur yang rasionya tidak seimbang antar jumlah perawat
dan pasien yang ada sehingga beban kerja perawat menjadi lebih efektif.
Hasil perhitungan menggunakan rumus Douglas lebih kecil hasilnya
yaitu 16 perawat dan perhitungan menurut DepKes didapatkan hasil 16
perawat
31
b. Kualitas
1. Kajian Teori
Kualitas pelayanan merupakan tipe pengawasan yang
berhubungan dengan kegiatan yang dimonitor dan diatur dalam
proses pemberian pelayanan berdasarkan kebutuhan atau pandangan
konsumen. Keberhasilan sebuah organisasi rumah sakit sangat
bergantung pada kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-
unsur karyawan (tenaga perawat) dengan sistem, struktur organisasi,
tekhnologi, tugas, budaya kerja dan lingkungannya. Hal ini telah
disadari bahwa SDM seringkali menjadi penyebab kegagalan suatu
organisasi di rumah sakit.
Menurut analisis Teng (2002) dalam Soeroso (2003)
penyebab kegagalan organisasi dari sisi SDM yaitu, sikap serta pola
pikir yang negative, Staff Turnover (tingkat pergantian staff) yang
tinggi, program insentif yang buruk, dan rendahnya kemampuan
merngembangkan dan memotivasi karyawan. Dalam keperawatan
tujuan kualitas pelayanan adalah untuk memastikan bahwa jasa
pelayanan keperawatan yang dihasilkan sesuai standar/keinginan
pasien. Kualitas pelayanan asuhan keperawatan merupakan salah satu
indikator untuk menentukan keberhasilan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Secara teori indikator keberhasilan rumah sakit dalam
memberikan pelayanan kesehatan salah satunya ditentukan oleh
pemberian asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan
keperawatan yang berkualitas ditentukan juga oleh sumber daya
manusia yang melakukan pelayanan perawatan itu, yang diharapkan
adalah tenaga yang berkualitas tinggi dan profesional sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
PPNI sendiri sebagai organisasi profesi telah mengusulkan
pula perpaduan perawat di suatu ruangan adalah: 85% perawat
profesional (D III ke atas), 9% perawat bukan profesional dan 6%
asisten perawat.
32
Menurut Djojodibroto (2008) konsep pengembangan SDM
atau Human Reseource Development (HRD) mempunyai 3 program
yaitu :
35
4 Ninik Kepala D III
1. STR 14 Agustus 2022
Yuniarti, TIM
2. SIK 14 agustus 2022
Amd. Kep
3. In House Training
hand hygine, etika
batuk, penggunaan
APD 6 februari 6
februari 2019
4. In House Training
pengelolaan limbah
RS 6 februari2019 In
House Training EWS
dan code biru 15
januari 2019
5. Orientasi ruangan 4 -5
april 2019
6. In House Training
manajemen fasilitas
dan keselamatan
(MFK) 25-26 april
2019
7. In House Training
edukasi staff tentang
pengelolaan pasien
infeksius jika twrjadi
ledakan pasien
penyakit infeksi air
bone dan penyakit
menular lainnya 6
februari 2019
8. In House Training
pelayanan produk
darah 21 februari
2019
9. In House Training
BHD 8 februari 2019
10. In House Training
pencampuran obat
suntik 8 September
2019
11. In House Training
APAR 9 februari 9
februari 2019
5 Khurotus Kepala DIII 1. STR 25 Sep 2023
Salamah, TIM 2. SIK 25 Sep 2023
Amd. Kep 3. BTCLS 17 Feb 2023
4. Pelatihan dan simulasi
penanggulangan
bencana BPBD 18-20
september 2018
36
5. Pelatihan CSSD:
sterilisasi alat 26
januari 2019
6. In House Training
Effective
Communication 11
februari 2019
7. In House Training
BHD 8 februari 2019
8. In House Training
pencampuran obat
suntik 8 September
2019
9. In House Training
APAR 9 februari 9
februari 2019
10. In House Training
kelompok kerja
akreditasi 29-31
januari 2019
11. In House Training
EWS System 16 april
2018
12. In House Training
komunikasi efektif 16
april 2017
13. In House Training
hand hygine, etika
batuk, penggunaan
APD 6 februari 6
februari 2019
14. In House Training
pengelolaan limbah
RS 6 februari2019 In
House Training EWS
dan code biru 15
januari 2019
15. In House Training
code red 27-28
februari 2019
16. In House Training
manajemen fasilitas
dan keselamatan
(MFK) 25-26 april
2019
17. In House Training
edukasi staff tentang
pengelolaan pasien
infeksius jika twrjadi
ledakan pasien
37
penyakit infeksi air
bone dan penyakit
menular lainnya 6
februari 2019
18. In House Training K3
RS 25-26 maret 2019
6 Novia Kepala D III
1. STR berlaku pada
Lastriani, TIM
tanggal 7 November
Amd. Kep
2022
2. BTCLS Berlaku pada
tanggal 17 februari
2022
3. Pelatihan In House
Training
Pencampuran obat
suntik
4. Pelatihan Pelayanan
Produk Darah
5. Pelatihan Alat
Pemadam Api Ringan
(APAR)
6. Pelatihan kelompok
kerja akreditasi
7. Pelatihan Effective
Communition
8. Pelatihan Peningkatan
Mutu dan
Keselamatan Pasien
9. Pelatihan Sterilisasi
alat
10. Pelathan Keselamatan
dan kesehatan kerja
11. Pelatihan Pelatihan
In-House Training
Hand Hygiene, Etika
Batuk dan
penggunaan APD
12. Pelatihan Pengelolaan
limbah rumah sakit
13. Pelatihan Early
Warning dan Code
Blue
14. Pelatihan orientasi
umum karyawan
15. Pelatihan Manajemen
Fasilitas dan
Keselamatan “Edukasi
Staf tentang
pengelolaan pasien
38
infekius jika terjadi
penyakit infeksius Air
bone dan penyakit
menular
7 Miftahul Kepala S1 + Ners
1. STR 9 juli 2022
Jannah, S. TIM
2. SIPP 9 juli 2022
Kep. Ners
3. Seminar leperawatan
manajemen nyeri 23
februari 2020
4. Pelatihan APAR 29
februari 2020
5. Pelatihan komunikasi
efektif 1 januari 2020
6. BTCLS 16 September
2021
7. Workshop terapi
modalitas 27
desember 2013
8. Pelatihan manajemen
terkini
kegawatdaruratan
AMI dan interpretasi
EKG 8-10 juli 2912
8 Rani Kepala D III
1. STR : 28 oktobet
Oktaviani, TIM
2023
Amd. Kep
2. Pertolongan pertama
dalam situasi gawat
darurat serta aspek
legal tindakan
berdasarkan undang2
keperawatan : 10
januari 2015
3. Manajemen
kegawatdaruratan dan
hipnoterapi pasca
kecelakaan : 23 mei
2015
4. BTCLS : 13 mei
2020
5. Pengelolaan limbah rs
: 6 feb 2019
6. Alat pemadam api
ringan apar : 9
februari 2019
7. Kelompok kerja
akreditasi : 31 jan
2019
8. Peningkatan mutu dan
39
keselamatan pasien :
28 maret 2019
9. BHD 8 februari 2019
Efektif
communication 17
februari 2019
9 Diah Kepala D III
1. BTCLS 4 agustus
Novitasari, TIM
2021
Amd. Kep
2. In House Training
Effective
Communication 11
februari 2019
3. In House Training
BHD 8 februari 2019
4. In House Training
pencampuran obat
suntik 8 September
2019
5. In House Training
APAR 9 februari 9
februari 2019
6. In House Training
kelompok kerja
akreditasi 29-31
januari 2019
7. In House Training
pengelolaan limbah
RS 6 februari2019 In
House Training EWS
dan code biru 15
januari 2019
8. Orientasi ruangan 4 -5
april 2019
9. In House Training
hand hygine, etika
batuk, penggunaan
APD 6 februari 6
februari 2019
10. In House Training
manajemen fasilitas
dan keselamatan
(MFK) 25-26 april
2019
11. In House Training
edukasi staff tentang
pengelolaan pasien
infeksius jika twrjadi
ledakan pasien
penyakit infeksi air
40
bone dan penyakit
menular lainnya 6
februari 2019
12. In House Training K3
RS 25-26 maret 2019
13. In House Training
pelayanan produk
darah 21 februari
2019
10 Yuyun Desi Perawat D III
1. STR : 23 desember
Saputri, Pelaksana
2025
Amd. Kep
2. BTCLS : 18-21 mei
2017
3. Pelatihan dasar
pencegahan dan
pengendalian infeksi :
14-16 desember 2017
4. Pencegahan dan
pengendalian infeksi
PPI lanjutan 04 mei
2019
5. In computer training :
10 agustus 2017
6. Elektif keperawatan
gawat darurat : 22
junin2019
11 Tyas Perawat D III
1. STR Berlaku Pada
Agustin, Pelaksana
Tanggal 19 Februari
Amd. Kep
2024
2. BTCLS Berlaku Pada
Tanggal 14 mei 2020
3. Akreditasi Karyawan
12 Uswatun Perawat DIII
1. STR 25 Agustus
Khasanah, Pelaksana
2025Pelatihan Alat
Amd. Kep
2. Pemadam api ringan
29 februari 2020
3. Forum komunikasi
mahasiswa
kesehatan : 14 mei
2017
4. Update manajemen
luka moderen dan
aplikasi biofilm : 17
maret 2018
5. Mewujudkan
profesionalisme
Perawat melalui
penerapan patient
41
safety dan
keselamatan kerja 13
juli 2017
6. Aspek legal,
penyelesaian sengketa
dan perlindungan
hukum dalam praktik
keperawatan : 10
maret 2018
7. Workshop keprawatan
implementasi
verifikasi PKB dan
registrasi STR melalui
aplikasi STR online
versi 2.0 : 15 maret
2019
8. Registrasi STR
melalui aplikasi STR
online versi 2,0 : 14
maret 2019
workshop
keperawatan the rise
of health workforce in
indonesia 15 mei 2017
9. International
confrence on
community health
improving quality of
life among people
with non
communicable
diseases (NcDs) 8-9
okt 2019
10. Toefl final score 432
13 maret 2019
11. BTCLS 14 april 2022
3. Analisis Data
Tingkat pendidikan tenaga perawat di ruang Mukaromah rata-rata
adalah DIII keperawatan sebanyak 16 orang ( 88,88 %), Ners
sebanyak 2 orang ( 11,11 %). Untuk pendidikan non formal, seluruh
tenaga perawat diruang Mukaromah sudah pernah mengikuti pelatihan
seperti PPGD, BTCLS, Pelatihan PPI Dasar, Pelatihan BHD dan
Pelatihan Pasien Safety serta lainnya yang dapat menunjang kinerja
perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pelatihan-pelatihan
yang telah dilakukan oleh para perawat ruang Mukaromah tersebut
tidak lain untuk menambah pengatahuan, pengalaman, dan
keterampilan. Dimana semakin banyak pelatihan yang diikuti maka
akan semakin banyak ilmu yang didapatkan. Sehingga bisa berbagi
dengan perawat lain sebagai pembelajaran dan meningkatkan kualitas,
karena kualitas seseorang tidak hanya dilihat dari pendidikan formal
semata saja
- Pasien
43
1) Kajian Teori
Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis.
Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan kata patient dari bahasa
Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki
kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya "menderita". Sedangkan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasien adalah orang sakit (yang
dirawat dokter), penderita (sakit). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa pasien
adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada dokter. Pasien adalah penerima jasa pelayanan
kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Menurut Tjiptono dan Diana (2001:100) secara tradisional pasien diartikan
sebagai pelanggan, yaitu orang yang membeli, menggunakan ataupun
memanfaatkan suatu produk atau jasa. Istilah dalam perusahaan yang bergerak
dibidang jasa, pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa pelayanan.
Pohan (2007:118) mendefinisikan pelanggan layanan kesehatan
merupakan orang yang melakukan kontak dengan layanan kesehatan. Terdapat
dua macam pelanggan dalam layanan kesehatan, yakni pelanggan eksternal
dan internal. Pelanggan eksternal adalah orang yang memperoleh layanan
kesehatan namun berada di luar organisasi layanan kesehatan. Pasien dan
keluarga pasien termasuk dalam pelanggan eksternal. Sedangkan pelanggan
internal adalah orang yang bekerja di dalam organanisasi layanan kesehatan
dan menghasilkan layanan kesehatan. Pasien sebagai pelanggan eksternal
layanan kesehatan tidak hanya membutuhkan kesembuhan dari sakit, tetapi
pasien juga merasakan dan menilai layanan kesehatan yang ia terima.
Kesimpulan dari berbagai penjelasan mengenai pelanggan diatas, bahwa
pelanggan (dalam hal ini adalah pasien) adalah pembeli atau pemakai produk
atau jasa perusahaan sehubungan dengan kualitas dari kinerja perusahaan
tersebut atau hasil kinerja produk atau jasa yang telah digunakan. Pelanggan
dalam penelitian ini masuk dalam jenis konsumen eksternal mengingat bahwa
pelanggan telah melakukan pembelian, penggunaan, dan merasakan akhir
suatu produk atau jasa. Pelanggan dalam penelitian ini adalah konsumen
44
sebagai pengguna atau penerima jasa layanan rumah sakit yang disebut
sebagai pasien.
2) Kajian Data
Tabel 3.4
Distribusi 10 Besar Penyakit di Ruang Mukaromah RSU
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu Bulan Oktober-
Desember 2020
Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam institusi.
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan
berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji
tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang
akan dicapai dari suatu organisasi (Council of Nurses, 1965).
Salah satu fungsi rumah sakit memberikan pelayanan kesehatan bagi
petugas medis maupun non medis. Dalam pelayanan tersebut agar pelayanan
rumah sakit berjalan seoptimal mungkin dan dapat di rasakan oleh seluruh
masyarakat maka rumah sakit perlu mempersiapkan peralatan jasa non medis
dan jasa pemborongan.
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu dalam operasionalnya
mendapatkan pendanaan dari pasien, yang oleh rumah sakit sendiri untuk
memajukan dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
46
Berdasarkan data subyektif, didapatkan data bahwa sumber dana
operasional RSU RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu sebagai
berikut :
Pasien umum dan BPJS
Pasien, Asuransi, Jasa Raharja , BPJS TK
2) Kajian Data
3) Analisis Data
Berdasarkan data diatas diperoleh hasil pendapatan ruang Mukaromah RSU
Muhammadiyah Siti Aminah Buniayu sebagian besar dari pasien BPJS.
B. Material ( Sarana dan Prasarana)
1) Kajian Teori
Material terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi.
Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang
47
ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan atau materi-materi
sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan,
tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki (Kesmas, 2015).
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah
energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas untuk mencapai
tujuan. Alat-alat yang digunakan sebagai penunjang bagi pelaksanaan tindakan
keperawatan pada setiap ruangan (Brantas, 2009).
Mebeler memiliki definisi perabot yang diperlukan, berguna, atau
disukai, seperti barang atau benda yang dapat dipindah-pindah, digunakan
untuk melengkapi rumah, kantor, dan instansi rumah sakit. Mebeler adalah
istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga yang berfungsi sebagai
tempat penyimpan barang, tempat duduk, tempat tidur, tempat mengerjakan
sesuatu dalam bentuk meja atau tempat menaruh barang di permukaannya
(Postell, 2009).
2) Kajian Data
a) Linen
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.6
Daftar Linen Ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah SitiAminah
Bumiayu
Stok Ket
No Nama barang Dipakai
1 Linen Kelas I 20 Set 0 1 Set terdiri
2 Linen Kelas II 35 Setl 0 dari 1 sprei
5 Linen Kelas III , 1 sarung
45 Sprei + 38 selimut
Sarung dan bantal , 1
29
bantal perlak selimut , 1
perlak
Sumber : Data Primer Ruang Mukaromah RSUMSA Bumiayu 2020
Analisa Data
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di RSU
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu kondisi alat tenun masih baik dan
layak digunakan. Penggunaannya telah sesuai dengan fungsi dan
kegunaannya.
48
b) Melbelair
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.7
Daftar Melbelair Ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah
SitiAminah Bumiayu
No. Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Kursi plastic 30 Baik
2. Kursi empuk 10 Rusak 2
3. Lemari obat 2 Baik
4. Lemari linen 1 Baik
5. Lemari kaca 2 Baik
6. Troli emergency 1 Baik
7. Meja mayo 2 Baik
8. Sofa 1 set 1 Baik
9. Lemari loker besar dan kecil 1 Baik
Sumber : Data Primer Ruang Mukaromah RSUMSA Bumiayu 2020
Analisa Data
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Ruang
Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu kondisi fasilitas
dalam keadaan baik. Namun terdapat 2 kursi empuk yang rusak.
c) Alat Kesehatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.8
Daftar Alat Kesehatan Ruang Mukaromah RSU
Muhammadiyah SitiAminah Bumiayu
No. Nama Alat Jumlah Kondisi
1. Ambubag 3 Baik
2. Tensi meter digital 1 Baik
3. Stetoskop 3 Baik
4. Thermometer digital 1 Baik
5. Bed standar 51 Baik
6. Standar Infus 55 Baik
7. Timbamgan dewasa 1 Baik
8. Tourniquete 2 Baik
9. Glukosa test 1 Baik
10. Oksimetri 2 Baik
11. Regulator 28 Baik
12. EKG 1 Baik
13. Tensi Jarum 2 Rusak 1
14. Lampu Baca Rontgent 1 Baik
49
15. Nebulizer 2 Baik
Sumber : Data Primer Ruang Mukaromah RSUMSA Bumiayu 2020
Analisa Data
Alat- alat kesehatan merupakan poin terpenting dalam sebuah
rumah sakit karena alat-alat tersebut hampir setiap hari digunakan guna
mendukung kegiatan di dalam rumah sakit terutama di ruang Unit Stroke
dimana setiap hari hampir selalu digunakan untuk mendukung data
pengkajian dari setiap pasien sehingga kelengkapan alat dan fungsi yang
masih baik sangat dibutuhkan. Sebagian besar alat kesehatan yang ada
sudah sesuai dengan jumlah awal, penggunaannya masih bisa berfungsi
dengan baik, namun terdapat tensi meter jarum dalam keadaan rusak.
d) Alat Elektro
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 3.9
Daftar Alat Elektro Ruang Mukaromah RSU
Muhammadiyah SitiAminah Bumiayu
No. Nama Alat Jumlah Keterangan
1. Kipas Angin 2 Baik
2. Komputer 1 Baik
3. Kulkas kecil 1 Baik
4. Telephone 1 Baik
5. Printer 2 1 rusak
6. AC 21 Baik
7. Dispenser 1 Baik
Sumber : Data Primer Ruang Mukaromah RSUMSA Bumiayu 2020
Analisa Data
C. Mechine
50
1) Kajian Teori
Mechine merupakan mesin atau alat yang digunakan untuk mempermudah atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar dalam proses pemberian asuhan
keperawatan yang dapat menciptakan efisiensi kerja.
2) Kajian Data
Tabel 3.10
Inventaris Mesin Tahun 2020 di Ruang Mukaromah RSUMSA Bumiayu
No. Nama alat Jumlah Standar Keterangan
1. EKG 1 1 Baik
2. Syring pump 4 7 1 Rusak
3. Nebulizer 2 Baik
4. Infus pump 7 7 Baik
Sumber : Data Primer Ruang Mukaromah RSUMSA Bumiayu 2020
Analisa Data
D. Metode
1) Kajian Teori
3) Analisa Data
Berdasarkan kajian data ruang mukaromah menggunakan model
perawatan TIM dimana dalam pengorganisasian terdiri dari kepala ruang,
ketua TIM, dan perawat pelaksana.
B. Proses
1) SP2KP
1) Kajian Teori
a. Timbang terima/Operan
Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada
perkembangan sosio-teknologi dan nilai-nilai yang di miliki perawat dalam
berkomunikasi. Operan shift berperan penting dalam menjaga
kesenimbangungan layanan keperawatan selama 24 jam ( kerr, 2002 ).
Tujuan komunikasi selama operan adalah untuk membangun
komunikasi yang akurat, reliabel ( Lardner, 1996 ). Tentang tugas-tugas yang
akan dilanjutkan oleh staf pada shif berikutnya agar layanan keperawatan bagi
pasien berlangsung aman dan efektif, menjaga keamanan, kepercayaan dan
kehormatan pasien, mengurangi kesenjangan dan ketidak akuratan perawatan,
52
serta memberi kesempatan perawat meninggalkan pelayanan langsung
( Achmad, dkk, 2012 )
Operan merupakan teknik tau cara untuk menyampaikan dan menerima
sesuatu ( laporan ) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus
dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dan yang belum dilakukan serta perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna. Operan dilakukan oleh perawat primer
keperawatan kepada perawat primer ( Penanggung jawab ) dinas sore atau
dinas malam secara tertulis dan lisa ( Nursalam, 2011 ).
Operan jaga adalah cara untuk menyampaikan dan menerima laporan
yang berkaitan tentang informasi tentang pasien. Dilaksanakan dengan
seefektif mungkin dengan singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, kolaboratif yang sudah dan belum dilakukan serta perkembangan
pasien pada saat itu (Nursalam, 2011). Menurut STEPPS (2006, Friesen et all,
2008) operan jaga mempunyai banyak istilah antara lain handover, handoff,
sign-over, cross-coverage dan shift report, tetapi semuannya memiliki makna
sama yaitu transfer informasi (bersama antara perawat yang digantikan dengan
yang mengantikan) selama pergantian, proses operan jaga memberikan
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, mengklarifikasi dan
mengkonfirmasi semua informasi tentang pasien.
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu harus dilaksanakan oleh perawat primer dan atau konselor,
kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota
tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis ke dalam praktik keperawatan secara langsung.
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross
53
coverage. Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien
yang dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008)
menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer tentang informasi
(termasuk tanggungjawab dan tanggunggugat) selama perpindahan perawatan
yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan
konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer
informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan kewenangan perawat dari
perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Nursalam (2008), menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer
tanggungjawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain.
Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat
tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang
akan terjadi dan antisipasinya.
b. Morning Report
Morning Report merupakan alah satu aktifitas pengorganisasian di
Ruang adalah adanya Morning Report yaitu suatu pertemuan yang dilakukan
di pagi hari sebelum dimulainya operan tugas jaga antara shift malam ke shift
pagi. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah koordinasi intern ruang
perawatan sebagai wahana informasi dan komunikasi. Banyak hal yang dapat
disampaikan dalam forum itu tapi waktu dibatasi hanya 15 menit.
c. Pre Conference
Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan yang dipimpin oleh katim atau penanggungjawab tim isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan
rencana dari katim atau PJ tim:
Pre Conference
(1) Mengenali masalah pasien
(2) Membuat rencana asuhan keperawatan
(3) Membagi tugas kepada PP
(a) Melakukan analisis kritikan, memilih alternative pemecahan masalah
dan pendekatan kreatif.
54
(b) Memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam
penyelesaian masalah.
(c) Menerima umpan balik dari kelompok.
(d) Meningkatkan kemampuan untuk memformulasikan ide.
(e) Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dalam kelompok.
(f) Mengembangkan kemampuan berargumentasi.
(g) PP membagikan pasien yang menjadi tanggung jawab PA.
(h) PP menjelaskan tentang karakteristik pasien.
(i) PP mengkaji kembali persiapan PA untuk menghadapi dan memberikan
asuhan keperawatan kepada pasien baik aspek perencanaan sampai ke
rencana evaluasi.
d. Post Conference
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang sift dan sebelum operan.
Post Conference:
(1) Mengetahui perkembangan pasien
(2) Mengetahui pencapaian tujuan asuhan keperawatan
(3) Mengetahui kendala yang dihadapi selama pemberian asuhan
keperawatan
(4) Meng etahui kejadian-kejadian lain yang ditemukan
(a) Melakukan analisis kritikan, memilih alternatif pemecahan masalah
dan pendekatan kreatif.
(b) Memberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat dalam
penyelesaian masalah.
(c) Menerima umpan balik dari kelompok.
(d) Meningkatkan kemampuan untuk memformulasikan ide.
(e) Meningkatkan percaya diri dalam berinteraksi dalam kelompok.
(f) Mengembangkan kemampuan berargumentasi.
(g) Mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
(h) PP melakukan diskusi dengan PA untuk membahas.
e. Discharge planning
Discharge planning adalah suatu proses yang dipakai sebagai
pengambilan keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan pasien untuk
55
kesempurnaan kepindahan pasien dari satu tempat perawatan ke tempat
lainnya. Dalam perencaan, pemulangan, pasien dapat dipindahkan ke
rumahnya sendiri atau keluarga, fasilitas rehabilitasi, nursing home, hospiece,
homecare atau tempat-tempat lain di luar rumah sakit.
Infeksi nosokomial ini dapat menyebar melalui beberapa jalur yaitu
jalur kontak, jalur droplet dan jalur debu. Jalur kontak dibagi atas kontak
langsung dan tidak langsung. Kontak langsung adalah adanya kontak fisik
langsung antara jalur penyebaran yang paling sering, misalnya melalui tangan
perawat, alat medis atau darah (Depkes RI, 2003).
56
√ IKP ( pasien jatuh, salah obat, dll )
√ Pasien komplen
√ Lain-lain ( terkait sarpras contoh EKG rusak, lampu
mati, dll )
√ Sarana prasarana baik alat kesehatan maupun alat
kedokteran
7 Dilanjutkan keliling ruangan untuk mengoperkan pasien 10
satu persatu sambil menginformasikan kepada pasien dan
keluarga bahwa ada pergantian petugas jaga sambil
memperkenalkan petugas jaga berikutnya
8 Dalam mengoperkan masing masing kondisi pasien 10
pastikan :
● Data pasien update dan merupakan rangkuman dari
dokumen yang tertulis di RM
● informasi yang disampaikan harus terkait dengan
rencana asuhan
● Staf yang akan melaksanakan tugas berikutnya
memiliki kemampuan / kompetensi yang sesuai
Adapun komponen dari operan pasien antara lain :
● Nomer RM
● Nama pasien
● Umur pasien
● DPJP dan Kepala TIM
● Diagnosa medis
● Tanggal masuk RS
● Catatan perawat :
√ Aktifitas sehari-hari / ADL
√ Eliminasi ( BAK, BAB, adalah gangguan / keluhan,
laporan bila ada yang abnormal peristaltik usus, flatus,
distensi, dll )
√ Feeding ( makan minum, sonde, dll )
√ Latihan gerak ( ROM, alih baring, dll )
√ Skala nyeri ( PQRST )
√ Program terapi
57
√ Tindakan yang telah dilakukan
√ Respon pasien
√ EWS ( Early Worning System )
9 Berikutnya mengoperkan alat-kedokteran dan alat 10
kesehatan lain dan kondisi masing-masing alat tersebut
10 Mengobatkan obat-obat yang tersedia di ruang obat 10
11 Menuliskan kegiatan operan pada buku yang tersedia dan 10
ditandatangani oleh kedua pihak
12 Kegiatan diakhiri dngan jabat tangan antara petugas jaga 10
Jumlah 82x1=82 28x0=0
Perhitungan
82
= x 100 %=25 % (kurang/)
12 x 3
Sumber : Hasil observasi tanggal 22 Desember 2020
Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
Analisa Data :
Dari data observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
Operan Jaga perawat di ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah
Bumiayu pada kategori kurang yaitu sebesar 25 %. Beberapa yang perlu di
tingkatkan adalah kepatuhan terhadap jam operan, perawat jaga pagi
memperkenalkan diri kepada pasien, perawat harus menyampaikan adanya
peralihan tugas jaga, dan menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah
dilakukan jika memungkinkan ada pasien yang sadar dan dapat menerima
informasi pendidikan kesehatan.
Tabel 3.12 Evaluasi Pelaksanaan Morning Report di Ruang Mukaromah
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
58
N: 10
44
= x 100 %= 25,8 % (kurang)
51
Sumber : Hasil observasi tanggal 22 Desember 2020
Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
59
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Analisa Data :
Dari tabel di atas dapat kami simpulkan bahwa meeting morning
di ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
sudah dilakukan kurang dengan presentase 25,8% dan juga teratur
setiap harinya dilakukan. Tetapi ada beberapa poin dalam meeting
morning yang harus ditingkatkan seperti membacakan visi dan misi
rumah sakit, Nilai-nilai rumah sakit.
Tabel 3.13 Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Mukaromah
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
N = 10
61
No VARIABEL YANG DINILAI OBSERVASI
YA TIDAK
1. Melakukan post conference setiap hari segera 10
setelah pergantian dinas pagi atau sesuai dengan
jadwal perawat pelaksana.
2. PJ shift berperan sebagai penanggungjawab 10
post conference.
3. PJ shift membuka acara dengan salam. 10
4. PJ shift menanyakan kendala dalam asuhan 10
yang telah diberikan.
5. PJ shift menanyakan kepada anggota tim 10
tentang apa yang telah dilakukan kepada pasien.
6. PJ shift menanyakan hasil dari setiap tindakan 10
yang telah dilakukan.
7. PJ shift menanyakan apa yang belum 10
dilaksanakan dan apa yang akan dilaksanakan
selanjutnya.
8. PJ shift menanyakan apa yang harus dioperkan 10
kepada shift selanjutnya.
9. Tim mengevaluasi efektifitas dan efisiensi 10
tindakan yang akan dilakukan.
10 PJ shift memberi kesematan untuk bertanya atau 10
. yang akan dilakukan.
11 PJ shift menyimulkan hasil post conference 10
.
12 PJ shift menutup post conference dengan salam 10
.
Jumlah 36 x0=0
total skor
Prosentase total = x 100 %
jmlh pertanyaanx 3
0
¿ x 100 %=0 % (kurang)
12 x 3
Sumber : Hasil observasi tanggal 22 Desember 2020
Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
Analisa Data :
Dari data observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan post
conference di ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
pada kategori kurang yaitu sebesar 0 %. Beberapa yang perlu di tingkatkan
adalah menyiapkan tempat untuk post coference, menjelaskan tujuan
dilakukan post conference, memberi reinforcemen pada Perawat Pelaksana,
mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas jaga shift berikutnya
(melakukan ronde keperawatan), dengan meningkatkan poin-poin tersebut
dapat membantu meningkatkan keberhasilan dari tujuan asuhan keperawatan
yang diberikan.
PP 3
PP 1 PP 2
No Variabel yang dinilai
Tidak Ya Tidak
Ya Tidak Ya
66
prosedur
21. Melaksanakan tugas sesuai 2 1 1 2 1 2
uraian tugas
26x1 37x0 25x1 41x0= 23x1= 40x0=
JUMLAH
= 26 =0 =25 0 23 0
total skor
Prosentase PP 1 = x 100%
jumlah pertanyaanx 3
26
= x 100%
21 x 3 x 1
= 41,2 % ( kurang )
total skor
Prosentase PP 2 = x 100%
jumlah pertanyaanx 3
25
= x 100%
21 x 3 x 1
= 39,6% ( kurang )
total skor
Prosentase PP 3 = x 100%
jumlah pertanyaanx 3
23
= x 100%
21 x 3 x 1
= 36,5% (cukup)
Keterangan :
YA skor 1
TIDAK skor 0
68
di rekam medis keperawatan
7. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien atau 2 1
keluarga kepada Kepala TIM
8. Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan 2 1
kepada pasien yang menjadi tanggungjawabnya dan
ada bukti di rekam keperawatan
9. Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk 2 1
mengatasinya.
10. Melengkapi catatan asuhan kepada semua pasien yang 1 2
menjadi tanggungjawabnya
11. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akhir 1 1 1
tugas pada semua pasien yang menjadi
tanggungjawabnya dan ada buktinya di rekam medis
12. Mengikuti post conference yang di adakan oleh Kepala 2 1
TIM pada setiap akhir tugas dan melaporkan
kondisi/perkembangan semua pasien yang menjadi
tanggungjawabnya kepada Kepala TIM
13. Bila PN tidak ada, wajib mengenalkan Kepala TIM 1 2
yang ada dalam satu grup yang akan memberikan
asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada
pasien/keluarga baru
14. Melakukan pendelegasian tugas Kepala TIM pada 2 1
S/M/HL.
15. Mengikuti diskusi kasus atau confrence dengan 1 2
dokter/grup kesehatan lain setiap seminggu sekali
16. Mengikuti diskusi kasus atau conference dengan 1 2
pertemuan rutin keperawatan di ruangan.
17. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas Perawat 1 1 1
Pelaksana
Jumlah 30x3 13 8x1 0x0
= 60 x2 =8 =0
=
26
totalskor
prosentase= x 100 %
jmlh pertanyaan x 3
69
94
= x 100 %=61,43 % (cukup)
216 x 3
Keterangan :
SL : Selalu skor 3
SR : Sering skor 2
KD : Kadang skor 1
TP : Tidak Pernah skor 0
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Analisa Data :
Berdasarkan tabel hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa
tugas Perawat Pelaskana di ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti
Aminah Bumiayu sudah dilaksanakan dengan cukup (Nursalam, 2005)
terbukti dari penilaian mendapatkan hasil 61,43%.
Nilai
No Variabel Yang Dinilai
SL SR KD TP
1 Kepala TIM melakukan visite bersama dengan 9 1
dokter/group kesehatan lain yang merawat.
2 Kepala TIM melakukan diskusi kasus dengan dokter/group 10
kesehatan lain yang merawat.
3 Hubungan professional/kemitraan dengan dokter/group 10
kesehatan lain tercermin dalam dokumen rekam medik.
4 Kepala TIM/ Perawat Pelaksana dapat segera memberikan 10
data pasien yang akurat dengan cepat dan tepat kepada
70
dokter/group kesehatan lain bila dibutuhkan.
5 Kepala TIM/ Perawat Pelaksana menggunakan rekam 8 2
medik sebagai sarana hubungan professional dalam rangka
pelaksanaan program kolaborasi.
6 Dokter/group kesehatan lain menggunakan rekan 1 9
keperawatan sebagai sarana hubungan professional dalam
rangka kolaborasi.
7 Dokter/group kesehatan lain mengetahui setiap pasien 1 9
siapa pasiennya.
8 Kepala TIM memfasilitasi pelaksanaan konsultasi 9 1
pasien/keluarga dengan dokter/group kesehatan lain.
Jumlah 48x 32x2
3= = 64
14
4
total skor 63%( cukup )
Prosentase = x 100%
jumlah pertanyaan x 3
208
= x 100%
8 x3
= 63%
Sumber : Hasil observasi tanggal 22 Desember 2020
Keterangan :
SL : Selalu skor 3
SR : Sering skor 2
KD : Kadang skor 1
TP : Tidak Pernah skor 0
Analisa Data :
Berdasarkan tabel hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa
hubungan profesional antar staf perawat dengan dokter/tim kesehatan lain di
ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu sudah
dilaksanakan dengan cukup dan terintegrasi dengan nilai 63%.
147+74+14
= x 100%
10 x 10 x 3
= 78,3%
= 78,3% (Baik)
Sumber : Hasil observasi dan wawancara tanggal 22 Desember 2020
Keterangan :
SL : Selalu skor 3
SR : Sering skor 2
KD : Kadang skor 1
TP : Tidak Pernah skor 0
73
Berdasarkan tabel hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa
hubungan professional antar staf perawat dengan pasien di ruang Mukaromah
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu sudah dilaksanakan dengan nilai
78,3% kategori Baik. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
mengenai jarangnya PN yang mengenalkan perawat dalam satu grupnya yang
akan merawat selama pasien di RS.
74
keperawatan
9 Perawat Pelaksana melakukan dokumentasi 10
asuhan keperawatan terutama dalam hal
pelaksanaaan dan evaluasi kep.
10 Kepala TIM membuat laporan tugas kepada 10
Pj.Ruang kep setiap akhir tugas terutama tentang
keadaan umum pasien dan permasalahan yang
ada
11 Kepala TIM melakukan motivasi/ bimbingan/ 10
reinforcement/ diskusi kasus dengan Perawat
Pelaksana setiap hari
12 Perawat Pelaksana menggantikan tugas Kepala 10
TIM bila Kepala TIM tidak ada
13 PJ ruang menggantikan tugas Pj ruang pada 10
tugas S/M/HL
Jumlah 60x3 70x2 0x1 0x0
= = =0 =0
180 140
total skor
Prosentase = x 100%
jumlah pertanyaan x 3
180+140
= x 100%
13 x 10 x 3
= 84,2%
= 84,2% (baik)
Sumber : Hasil observasi dan wawancara tanggal 22 Desember 2020
Keterangan :
SL : Selalu skor 3
SR : Sering skor 2
KD : Kadang skor 1
TP : Tidak Pernah skor 0
75
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-55% : Cukup
<45% : Kurang
Analisa Data :
Berdasarkan tabel hasil wawancara dan observasi menunjukkan bahwa
hubungan profesional antar staf perawat yang dapat menjamin asuhan
keperawatan di ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
sudah dilaksanakan dengan baik dengan hasil presentase 84,2% (kategori
baik).
77
perlu menitipkannya kepada penanggung
jawab ruangan dengan terlebih dahulu dicatat
oleh petugas
Jumlah total : 129x1=129 41x0=0
129+0
prosentase= x 100 %
17 x 10 x 1
= 0,74 x 100%
= 74% ( baik )
Analisa data :
Berdasarkan hasil observasi penerimaan pasien baru di Ruang
Mukaromah perawat sudah menerima pasien dengan baik dengan hasil
presentase 74%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perawat dalam
menerima pasien baru sudah sesuai dengan SPO, akan tetapi ada beberapa
hal yang perlu ditingkatkan yaitu dalam hal menyampaikan maksud dan
tujuan memberikan informasi berkaitan dengan rawat inap, serta
menanyakan kesiapan pasien dan atau keluarganya sebelum kegiatan
dilakukan.
64+ 0
prosentase= x 100 %
8 x 10 x 1
= 0,75 x 100%
= 75% ( baik )
Analisa data :
Berdasarkan tabel penilaian observasi discharge planning di Ruang
Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu didapatkan hasil
bahwa perawat sudah melakukan disharge planning dengan baik dengan
hasil presentase 75%. Namun, ada hal yang perlu diperhatikan atau
ditingkatkan seperti semua pasien rawat inap setelah di lakukan pengkajian
awal( maksimal 1 x 24 jam ) diberikan Discharge planing ( rencana pulang
pasien).
3. Pre Conference 0%
4. Post Conference 0%
5. Evaluasi Pelaksanaan Tugas Kepala Ruang 70,8%
6. Evaluasi Pelaksanaan Tugas Kepala TIM 39,3%
7. Evaluasi Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana 61,43%
8. Evaluasi Hubungan Profesional Antar Staf Perawat 63%
Dengan Dokter/Tim Kesehatan Lain
9. Penilaian Hubungan Profesional Antar Staf Perawat 84,2%
dalam menjamin askep
10. Penilaian Hubungan Profesional Antar Staf Perawat 84,2%
Dengan Pasien
11. Observasi Penerimaan Pasien Baru 74%
80
596,63%
Jumlah Hubungan Profesional
Sumber : Hasil observasi di Ruang Mukaromah pada tanggal 22 Desember
2020
a. Pengertian
81
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) adalah uraian pernyataan tingkat
kinerja yang diinginkan, sehingga kualitas struktur, proses dan hasil dapat
klien. Hubungan antara kualitas dan standar menjadi dua hal yang saling
b. Tujuan
perawat yang tidak penting atau tidak tepat terhadap kebutuhan pasien.
c. Manfaat SAK
82
- Dalam pendidikan keperawatan, standar sangat menbantu pendidikan
- Sebagai area riset dan penelitian keperawatan dengan temuan yang dapat
RI, 2005).
2) Kajian Data
N = 10
83
pedoman
39 1x pengkajian.
SUB TOTAL
0=0
TOTAL 39
PROSENTASE 91,6%
B. Diagnosa Ada beberapa
1. Dx. Keperawatan berdasarkan dokumen
masalah yang lain dirumuskan. 10 perawatan yang
84
perawat yang tidak
menggambarkan
rencana tindakan
yang melibatkan
SUB TOTAL 47 13 keterlibatan pasien
TOTAL 47
PRESENTASE 66,6%
D. Tindakan Ya Tidak Keterangan
1. Tindakan dilaksanakan mengacu 10 Dikolom catatan
pada rencana keperawatan. perkembangan
2. Perawat mengobservasi respon 9 1 perawat sudah diisi
pasien terhadap tindakan dan dibuat
keperawatan. berdasarkan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil 9 1
masalah namun
evaluasi
masih ada yang
4. Semua tindakan yang telah 9 1
kurang ringkas
dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas.
SUB TOTAL 37 3
TOTAL 37
PROSENTASE 75%
87
(1) Keselamatan (patient safety), yang meliputi : angka infeksi nosokomial,
angka kejadian pasien jatuh/ kecelakaan, skabies, kesalahan dalam
pemberian obat, dan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan.
(2) Pengelolaan pasien lari dan kenyamanan.
(3) Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan.
(4) Perawatan diri.
(5) Kecemasan pasien.
(6) Perilaku (pengetahuan, sikap, keterampilan) pasien.
Berdasarkan Andyani (2009), kesempatan berkarir, upah, dan fasilitas
lingkungan kerja merupakan aspek yang berhubungan dengan kepuasan kerja
dan produktifitas karyawan.
Pemberian pelayanan keperawatan yang holistic (Bio, Psiko, Sosio dan
spiritual) merupakan bentuk pelayanan prima dalam praktik asuhan
keperawatan (Puspitasari, 2009). Oleh karena itu, dalam hal ini diharapkan
agar dapat dipertahankan indikator kepuasan pasien yang sudah berjalan
optimal dan ditingkatkan indikator kepuasan pasien yang masih belum berjalan
optimal.
2) Kajian Data
N = 10
No Kriteria Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 6 4
2 Apakah perawat melarang anda atau pengunjung 10 0
merokok diruangan.
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 8 2
nafsu makan anda/keluarga anda.
4 Apakah perawat menayakan pantangan dalam hal 6 4
makaanan anda/ keluarga anda.
5 Apakah perawat menyakan / memperhatikan berapa 5 5
jumlah makanan dan minuman yang biasa anda/
keluarga anda habiskan.
88
6 Apakah anda / keluarga anda tidak mampu makan 3 7
sendiri, apakah perawat membantu menyuapinya.
7 Pada saat anda / keluarga anda dipasang infuse, 10 0
apakah prawat selalu memeriksa cairan / tetesannya
dan area sekitar pemasangn jarum infuse.
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 4 6
buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
banyak bergerak.
9 Pada saat perawat banyak membantu anda/keluarga 5 5
anda saat buang air besar- buang air kecil apakah
perawat memasang sampiran/ selimut menutup
pintu/jendela, mempersilahkan pengunjung keluar
ruangan.
10 Apakah ruangan tidur anda / keluarga anda selalu 10 0
dijaga kebersihannya dengan di sapu dan dipel
setiap hari.
11 Apakah lantai kamar mandi/ WC selalu bersih, tidak 10 0
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 0 10
( dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan
perawat
13 Apakah anda/ keluarga anda dibantu oleh perawat 0 10
jika tidak mampu : menggosok gigi, membersihkan
mulut, atau mengganti pakaian atau menyisir
rambut
14 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut diganti 7 0
setiap kotor
15 Apakah perawat penah memberikan penjelasan 6 4
akibat dari : kurang gerak, berbaring terlalu lama.
16 Pada saat anda/ keluarga anda masuk rumah sakit 4 6
apakah perawat memerikan penjelasan tentang
fasilitas yang tersedia dan cara pennggunaannya,
peraturan/ tata tertib yang berlaku dirumah sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 9 1
apakah perawat: memanggil nama dengan benar.
18 Selama anda/ keluarga anda dalam perawatan 7 3
89
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pagi, sore, maupun malam hari.
19 Dalam perawatan apakah perawat segera memberi 10 0
bantuan bila diperlukan.
20 Apakah peawat bersikap sopan dan ramah 10 0
21 Apakah anda/ keluarga anda mengetahui perawat 7 3
yang bertaggung jawab setiap kali pergantian dinas.
22 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum 8 2
melakukan tindakan perawatan dan pengobatan.
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 8 2
memperhatikan setiap keluhan anda/ keluarga anda.
24 Dalam hal memberikan obat, apakah perawat 6 4
membantu menyiapkan / meminumkan obat.
25 Selama anda/ keluarga anda dirawat apakah 9 1
diberikan penjelasan tentang perawatan/ pengobatan
/ pemeriksaan lanjutan setelah anda/ keluarga anda
diperbolehkan pulang.
Jumlah 168x1 79x0=
= 0
Presentase 67,2%
Sumber: Hasil observasi di ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah
Siti Aminah Bumiayu
Nilai = Jawaban Ya x 100%
Jumlah total pertanyaan
= 168x 100%
25x10
= 67,8% (baik)
Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Analisa data
90
Sebagian besar pasien ruang Mukaromah sudah merasa sangat puas
dengan pelayanan yang diberikan oleh perawat, berdasarkan hasil kusioner
didapatkan dengan presentase kepuasan 67,8% yang artinya pasien baik
dengan pelayanan perawat di ruang Mukaromah. Tingkat kepuasan pasien dan
keluarga pasien menyatakan puas dikarenakan pelayanan yang diberikan oleh
para staf perawat sudah sesuai dengan standar profesional.
3. Instrumen C : SOP
1. Kajian Teori
operasional prosedur merupakan tata cara atau tahapan yang dibakukan dan
yang harus dilalui untuk menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Perry dan
Potter, 2005).
organisasi.
pegawai terkait.
2) Kajian Data
Tabel 3.21 Hasil Observasi Tindakan Keperawatan Di Ruang
Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
91
No Pertanyaan SL SR KD TP
1 Menghitung nadi 4 6
2 Perawat mengganti alat tenun 1 9
kotor pada tempat tidur tanpa
memindahkan pasien
3 Perawat mengukur suhu badan 4 2 4
4 Perawat memberikan obat oral 10
5 Perawat memberikan obat 10
melalui suntikan
6 Perawat memberikan 9 1
komunikasi secara langsung
7 Perawat mengganti balutan 2 6 1
Jumlah total: 38x3 20x2= 10x1 1x0=
= 114 40 = 10 0
Presentase : 114+40+10 x 100 %
7 x 10 x 3
= 0,781 x 100 %
= 78,1 % (baik)
3)
Sumber : Hasil ObsObservasi di Ruang Mukaromah 22 Desember 2020
Kategori (Arikunto , 2014) :
86-100 % : Sangat baik
66-85% : Baik
46-65% : Cukup
<45% : Kurang
Analisa data :
92
menghitung suhu tubuh pasien, karena perawat hanya melakukan pada pasien
yang membutuhkan pengawasan atau pasien tertentu.
94
Perintah/hasil pemeriksaan dikonfirmasik atau di verifikasi
(diparaf) oleh DPJP maksimal 1x24 jam, disertai tanggal dan waktu
verifikasi.
Informasi yang disampaikan saat melaporkan pasien kepada profesi
lain atau saat operan jaga menggunakan teknik SOAP.
Persiapan perawat sebelum lapor kepada dokter atau DPJP.
Informasi yang disampakan pada saat transfer atau memindahkan
pasien meliputi resume alasan masuk Rumah Sakit, resuma temuan
yang penting, resume diagnostik, resume kondisi pasien saat pindah
atau tranfer.
Dalam melaksanakan komunikasi dan pendidikan kesehatan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan atau
keluaganya.
c) Meningkatkan keamanan pemakaian obat-obatan yang perlu
diwapadai atau high alert medication (HAM)
Yang termasuk obat high alert yaitu NORUM/LASA (nama obat
mirip atau LASA : Look Alike Sound Alike/ rupa mirip dan
kedengarannya mirip), Elektrolit konsentrat atau pekat, Obat
Cytostatica atau kemoterapi.
Intruksi lisan atau telepon obat HAM diperbolehkan dalam keadaan
darurat dan nama obat harus di EJA perhuruf.
Pada obat dengan kriteria NORUM/LASA labeling menggunakan
stiker warna dasar PUTIH dan tulisan MERAH
Pada obat dengan kriteria HIGH ALERT labeling menggunkan
stiker warna dasar MERAH dan tulisan HITAM.
Elektrolit konsentrat atau pekat yang disimpan di unit pelayanan
pasien harus disimpan pada area yang terbebas aksesnya.
Dalam memberikan obat kepada pasien harus mengacu pada 5
benar.
Obat High alert medication (HAM) yang dimasukkan dalam infus
harus di cek kecepatan dan ketepatan tetesannya serta
diberi/ditempeli stiker/form obat.
d) Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.
95
Menerapkan hand hygiene (cuci tangan) secara efektif dengan 6
langkah.
Menaruh cairan handrubs sebanyak 3 cc atau cairan antiseptic
untuk handwash sebanyak 1 cc.
Menggosok kedua telapak tangan dengan arah ke ibu jari.
Menggosok punggung tangan dan sela-sela jari tangan kiri dan
tangan kanan, dan sebaliknya.
Menggososk kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
Menggosok dengan posisi jari-jari dalam saling mengunci.
Menggosok ibu jari kiri berputar ke arah luar dalam genggaman
tangan dan sebaliknya.
Menggosok ujung-ujung jari tangan kanan dengan cara berputar
ke telapak tangan kiri dan sebaliknya.
Menerapkan 5 momen (FIVE MOMENTS) cuci tangan:
Sebelum kontak dengan pasien.
Sebelum melakukan tindakan aseptic.
Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien yang terinfeksi.
Setelah kontak dengan pasien.
Setelah kontak dengan lingkungan pasien.
- Bila tangan kotor cuci tangan dengan menggunakan sabun
atau antiseptic dan air yang mengalir.
- Bila tangan tidak tampak kotor cuci tangan menggunakan
alternatif cuci tangan (alcuta) yaitu bersihkan dengan gosok
cairan/gel berbasis alcohol (handrub).
- Cuci tangan BEDAH dilakukan untuk tindakan pembedahan
sesuai prosedur.
e) Mengurangi resiko pasien cidera karena jatuh.
Menerapakan assessment awal pada pasien resiko jatuh dan
assessment ulang pada pasien bila ada perubahan kondisi atau
pengobatan.
Penilaian resiko jatuh pada pasien anak menggunakan skala atau
scoring HUMPTY DUMPTY, pada pasien dewasa menggunakan
scoring MORSE.
96
Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan, tempatkan bel
panggil dalam jangkauan pasien.
Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip.
Sediakan kursi roda yang terkunci, tongkat penyangga (walkers)
sesuai kebutuhan di samping tempat tidur pasien.
Pastikan bahwa kalur kr kamar kecil bebas dari hambatan dan
cahaya terang
Pasang bedside rel (tempat tidur berpengaman)
Pasang restraint (tali pengikat) bila diperlukan.
Pengawasan yang ketat terhadap pasien dengan therapy obat-obatan
yang berisiko jatuh seperti obat sedative, antidepresi, antipsikotik,
antiarrtimi, antihistamin, diuretic, dan yang lainnya.
Cek kursi dan tinggi tempat tidur sesuai kondisi pasien.
Amati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera
laporkan untuk perbaikan.
Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di
daerah diagnostik atau terapi.
Pastikan pasien yang dibawa dengan brandcard atau tempat tidur,
posisi bedside rel dalam keadaan terpasang.
Edukasi kepada pasien dan atau anggota keluarga mengenai
rencana keperawatan untuk mencegah jatuh.
2) Kajian Data
Tabel 3.22 Evaluasi Pelaksanaan Patient Safety di Ruang Mukaromah
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
N = 10
Pelaksanaan
No Aspek yang dinilai
SL SR KD TD
1 Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Perawat menuliskan identitas 9 1
pasien dengan lengkap dan
jelas dalam setiap
pendokumentasian asuhan
keperawatan
b. Perawat menanyakan nama, 10
umur dan alamat pasien pada
saat mau melakukan tindakan
c. Perawat mengecek gelang 8 2
97
identitas
Jumlah=27+32+2 x100= 67,7% 9x3= 18x2 2x1=2
3x10x3 27 =32
2 Komunikasi Efektif
a. Menyebutkan identitas pasien, 8 1 1
diagnosa medis, diagnose
keperawatan, tindakan
keperawatan yang telah
dilakukan serta pelaksanaannya
b. Menginformasikan jenis dan 10
waktu rencana tindakan yang
belum dilakukan
c. Menyebutkan perkembangan 1 8 1
pasien yang ada selama shift
d. Menyebutkan terapi dan 3 6 1
tindakan medis beserta
waktunya
e. Menyebutkan tindakan medis 7 2 1
yang belum dilakukan selama
shift
Jumlah=57+54+3 x100= 76% 19x3= 27x2 3x1=3 1x0=0
5x10x3 57 =54
3 Peningkatan Keamanan Obat Yang Perlu Diwaspadai (HIGH
ALERT)
a. Perawat memberi obat sesuai 5 5
dengan prinsip 7 benar (obat,
dosis, waktu, tempat, orang,
pendokumentasian, tepat
indikasi).
b. Perawat memisahkan 2 8
penyimpanan obat-obat yang
perlu diwaspadai (HIGH
ALERT)
c. Terdapat tempat khusus 1 4 5
penyimpanan obat yang perlu
diwaspadai(HIGH ALERT)
d. Adanya dokumentasi 1 3 6
mengenai pemberian obat
yang diwaspadai (HIGH
ALERT)
Jumlah=27+40+11 x100=65 % 9x3=2 20x2 11x1=
4x10x3 7 =40 11
4 Pengurangan Resiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
a. Perawat melakukan cuci 2 5 3
tangan sebelum kontak dengan
pasien
b. Perawat melakukan cuci 4 5 1
tangan sebelum melakukan
tindakan aseptic
c. Perawat melakukan cuci 5 5
tangan setelah melakukan
tindakan aseptic
d. Perawat melakukan cuci 6 4
98
tangan setelah kontak dengan
cairan tubuh pasien
e. Perawat melakukan cuci 7 2 1
tangan setelah kontak dengan
lingkungan pasien
f. Perawat menggunakan APD 5 5
selama melakukan tindakan
Keterangan :
SL : Selalu skor 3
SR : Sering skor 2
KD : Kadang skor 1
TP : Tidak Pernah skor 0
99
Dari data observasi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan patient safety di
ruang Mukharomah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu pada kategori
cukup yaitu sebesar 74,72 %. Pasien safety meliputi:
a. Pelaksanaan identifikasi pasien diruang Mukharomah sudah cukup baik
dengan persentase hasil 74,72%. Identitas pasien yang lengkap akan
memudahkan pengidentifikasian pasien yang berhubungan dengan
kegiatan di Rumah Sakit, dapat membuat semua tindakan yang akan
dilakukan menjadi tepat sehingga meminimalkan terjadinya kesalahan
pemberian tindakan karena tidak jelas identitasnya.
b. Pasien laki-laki menggunakan gelang identitas warna biru. Untuk resiko
jatuh dan alergi obat menggunakan stiker yang masing masing berwarna
kuning dan merah.
c. Pelaksanaan komunikasi efektif diruang Mukharomah baik dengan
persentase hasil 76%. Komunikasi yang efektif, Komunikasi yang telah
dilakukan dengan menerapkan komunikasi terapeutik akan menjadikan
segala sesuatu tindakan menjadi jelas tanpa ada misscomunication baik
dengan antar perawat maupun dengan pasien sehingga tindakan yang
dilakukan akan berjalan dengan lancar.Penggunaan komunikasi dengan
TUBAK (Tulis, Baca, Konfirmasi Kembali) berjalan dengan baik, setiap
konsul dokter melalui alat komunikasi, langsung ditulis TUBAK pada
lembar konsultasi dokter dan di konfirmasi setaip 1x24 jam.
d. Pelaksanaan peningkatan kemanan obat high alert diruang Mukharomah
sudah cukup dengan persentase hasil 65%. Peningkatan keamanan obat,
perawat sudah memberikan obat sesuai dengan prinsip 7 benar(pasien,
obat, dosis, waktu, cara pemberian, dokumentasi dan indikasi). Pada
loker obat sudah ada nama/identitas pasien secara lengkap dan tersedia
buku untuk ceklist saat pemberian obat.
e. Pelaksanaan pengendalian infeksi diruang Mukharomah sudah sangat
baik dengan persentase hasil 81,6%. Pengurangan resiko infeksi, Perawat
diruangan sudah melakukan 6 langkah cuci tangan dengan benar dan
pada 5 momen, namun perawat sering terlewat pada momen pertama
yaitu sebelum kontak dengan pasien. Selain itu untuk pengelolaan
sampah sudah sesuai dengan aturan dipisahkan pada plastik khusus untuk
100
medis dan non medis, untuk medis menggunakan plastik berwarna
kuning dan non medis menggunakan plastik hitam.
f. Pelaksanaan pengurangan resiko jatuh diruang Mukharomah sudah baik
dengan persentase hasil 83,3%. Pengurangan resiko jatuh, di ruang
Mukharomah setiap tempat tidur sudah mempunyai bedrailnya sehingga
mengurangi resiko jatuh pasien.Tanda identitas untuk pasien resiko jatuh
ada 2 yaitu pada gelang identitas dan tanda segitiga warna kuning. Tanda
yang dipasang yaitu baru stiker warna kuning yang menempel pada
gelang identitas. Yang terpenting adalah menginformasikan pada
keluarga pasien untuk ikut serta menjaga keamanan pasien dengan resiko
jatuh.
C. Output
1. Mutu asuhan keperawatan
N = 10
101
dengan pedoman pengkajian
2 Data dikelompokan (bio-Psiko- 10
sosial-spiritual)
3 Data yang dikaji sejak pasien 10
masuk sampai pulang
4 Masalah dirumuskan berdasarkan 9 1
kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi Perawat sudah sesuai
102
terinci dan jelas.
5. Rencana tindakan menggambarkan
9 1
keterlibatan pasien/keluarga
6. Rencana tindakan menggambarkan 10
kerjasama dengan tim kesehatan
lain. menuliskan rumusan
tujuan yang mengandung
komponen pasien dan
terdapat perawat yang
tidak menggambarkan
SUB TOTAL 47 13 rencana tindakan yang
TOTAL 47
PRESENTASE 66,6%
D. Tindakan Ya Tidak Keterangan
1. Tindakan dilaksanakan mengacu 10 Dikolom catatan
pada rencana keperawatan. perkembangan perawat
2. Perawat mengobservasi respon 9 1 sudah diisi dan dibuat
pasien terhadap tindakan berdasarkan masalah
keperawatan. namun masih ada yang
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil 9 1
kurang ringkas
evaluasi
4. Semua tindakan yang telah 9 1
dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas.
SUB TOTAL 37 3
TOTAL 37
PROSENTASE 75%
3) Analisa Data
b) Indikator B : Kepuasan
1) Kajian teori
Kepuasan pasien adalah hasil penialian dari pasien terhadap pelayanan
kesehatan dengan membandingkan apa yang diharapkan sesuai dengan
kenyataan pelayanan kesehatan yang diterima disuatu tatanan kesehatan rumah
sakit.
2) Kajian data
N = 10
No Kriteria Ya Tidak
1 Apakah perawat selalu memperkenalkan diri 6 4
2 Apakah perawat melarang anda atau pengunjung 10 0
merokok diruangan.
3 Apakah perawat selalu menanyakan bagaimana 8 2
nafsu makan anda/keluarga anda.
4 Apakah perawat menayakan pantangan dalam hal 6 4
makaanan anda/ keluarga anda.
5 Apakah perawat menyakan / memperhatikan berapa 5 5
jumlah makanan dan minuman yang biasa anda/
keluarga anda habiskan.
6 Apakah anda / keluarga anda tidak mampu makan 3 7
sendiri, apakah perawat membantu menyuapinya.
7 Pada saat anda / keluarga anda dipasang infuse, 10 0
apakah prawat selalu memeriksa cairan / tetesannya
dan area sekitar pemasangn jarum infuse.
8 Apabila anda/keluarga anda mengalami kesulitan 4 6
buang air besar apakah perawat menganjurkan
makan buah-buahan, sayuran, minum yang cukup
105
banyak bergerak.
9 Pada saat perawat banyak membantu anda/keluarga 5 5
anda saat buang air besar- buang air kecil apakah
perawat memasang sampiran/ selimut menutup
pintu/jendela, mempersilahkan pengunjung keluar
ruangan.
10 Apakah ruangan tidur anda / keluarga anda selalu 10 0
dijaga kebersihannya dengan di sapu dan dipel
setiap hari.
11 Apakah lantai kamar mandi/ WC selalu bersih, tidak 10 0
licin, tidak berbau dan cukup terang
12 Selama anda/keluarga anda belum mampu mandi 0 10
( dalam keadaan istirahat total) apakah dimandikan
perawat
13 Apakah anda/ keluarga anda dibantu oleh perawat 0 10
jika tidak mampu : menggosok gigi, membersihkan
mulut, atau mengganti pakaian atau menyisir
rambut
14 Apakah alat-alat tenun seperti sprei, selimut diganti 7 0
setiap kotor
15 Apakah perawat penah memberikan penjelasan 6 4
akibat dari : kurang gerak, berbaring terlalu lama.
16 Pada saat anda/ keluarga anda masuk rumah sakit 4 6
apakah perawat memerikan penjelasan tentang
fasilitas yang tersedia dan cara pennggunaannya,
peraturan/ tata tertib yang berlaku dirumah sakit
17 Selama anda/keluarga anda dalam perawatan 9 1
apakah perawat: memanggil nama dengan benar.
18 Selama anda/ keluarga anda dalam perawatan 7 3
apakah perawat mengawasi keadaan anda secara
teratur pagi, sore, maupun malam hari.
19 Dalam perawatan apakah perawat segera memberi 10 0
bantuan bila diperlukan.
20 Apakah peawat bersikap sopan dan ramah 10 0
21 Apakah anda/ keluarga anda mengetahui perawat 7 3
yang bertaggung jawab setiap kali pergantian dinas.
22 Apakah perawat selalu memberi penjelasan sebelum 8 2
melakukan tindakan perawatan dan pengobatan.
106
23 Apakah perawat selalu bersedia mendengarkan dan 8 2
memperhatikan setiap keluhan anda/ keluarga anda.
24 Dalam hal memberikan obat, apakah perawat 6 4
membantu menyiapkan / meminumkan obat.
25 Selama anda/ keluarga anda dirawat apakah 9 1
diberikan penjelasan tentang perawatan/ pengobatan
/ pemeriksaan lanjutan setelah anda/ keluarga anda
diperbolehkan pulang.
Jumlah 168x1 79x0=
= 0
Presentase 67,2%
Sumber: Hasil observasi di ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti
Aminah Bumiayu
108
kedokteran
7 Dilanjutkan keliling ruangan untuk mengoperkan pasien 10
satu persatu sambil menginformasikan kepada pasien
dan keluarga bahwa ada pergantian petugas jaga sambil
memperkenalkan petugas jaga berikutnya
8 Dalam mengoperkan masing masing kondisi pasien 10
pastikan :
● Data pasien update dan merupakan rangkuman dari
dokumen yang tertulis di RM
● informasi yang disampaikan harus terkait dengan
rencana asuhan
● Staf yang akan melaksanakan tugas berikutnya
memiliki kemampuan / kompetensi yang sesuai
Adapun komponen dari operan pasien antara lain :
● Nomer RM
● Nama pasien
● Umur pasien
● DPJP dan Kepala TIM
● Diagnosa medis
● Tanggal masuk RS
● Catatan perawat :
√ Aktifitas sehari-hari / ADL
√ Eliminasi ( BAK, BAB, adalah gangguan /
keluhan, laporan bila ada yang abnormal peristaltik
usus, flatus, distensi, dll )
√ Feeding ( makan minum, sonde, dll )
√ Latihan gerak ( ROM, alih baring, dll )
√ Skala nyeri ( PQRST )
√ Program terapi
√ Tindakan yang telah dilakukan
√ Respon pasien
√ EWS ( Early Worning System )
9 Berikutnya mengoperkan alat-kedokteran dan alat 10
kesehatan lain dan kondisi masing-masing alat tersebut
10 Mengobatkan obat-obat yang tersedia di ruang obat 10
109
11 Menuliskan kegiatan operan pada buku yang tersedia 10
dan ditandatangani oleh kedua pihak
12 Kegiatan diakhiri dngan jabat tangan antara petugas jaga 10
Jumlah 82x1=82 28x0=0
Perhitungan
82
= x 100 %=25 % (cukup)
12 x 3
Sumber : Hasil observasi tanggal 22 Desember 2020
Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
3) Analisa data
Berdasarkan hasil observasi tindakan keperawatan di Ruang
mukaromah perawat sudah melakukan tindakan keperawatan dengan baik
dengan hasil presentase 78,1%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa perawat
dalam melakukan tindakan keperawatan sudah sesuai dengan SPO, akan tetapi
ada askep yang perlu ditingkatkan yaitu dalam menghitung nadi pasien dan
menghitung suhu tubuh pasien, karena perawat hanya melakukan pada pasien
yang membutuhkan pengawasan atau pasien tertentu
1) Kajian data
Tabel 3.23 Hasil Kuesioner Kepuasan Mahasiswa Dalam Melaksanakan
Tugas Keperawatan Di Ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti
Aminah Bumiayu
110
N = 10
111
No Daftar Pertanyaan MHS 1 – 10
Y T
1. Apakah jumlah pasien memadai untuk pelaksanaan 10
praktik?
2. Apakah ada kesempatan untuk berinteraksi dengan 10
pasien?
3. Apakah ada kesempatan untuk memilih pasien dengan 5 5
kasus yang sama?
4. Apakah proses interaksi dengan bisa dilaksanakan 10
dengan mudah?
5. Apakah mahasiswa mengetahui tujuan praktik klinik? 10
6. Apakah ada penjelasan praktik klinik oleh pembimbing 7 3
klinik?
7. Apakah mahasiswa memahami target pencapaian 10
klinik?
8. Apakah pembimbing mengarah pada tujuan praktik 10
klinik?
9. Apakah pembimbing klinik atau perawat melaksanakan 10
perannya sebagai narasumber?
10. Apakah pembimbing klinik atau perawat memfasilitasi 9 1
proses pembimbingan?
11. Apakah pembimbing klinik atau perawat ruangan 10
mendemonstrasikan prasat perawatan dan memberi
kesempatan untuk mahasiswa?
12. Adakah ada evaluasi yang dilaksanakan oleh mahasiswa 10
dan pembimbing klinik tentang proses praktik
keperawatan?
13. Apakah ada kesempatan untuk melaksanakan prasat 10
keperawatan?
14. Apakah target pencapaian keperawatan terpenuhi? 7 3
15. Apakah pelaksanaan praktik keperawatan mendapatkan 10
pembimbing klinik?
16. Apakah pelaksanaan praktik keperawatan mendapatkan 10
pengawasan pembimbing klinik?
17. Apakah ada pemberian motivasi atau dukungan oleh 10
pembimbing klinik?
18. Apakah ada dasar rasional untuk tiap pemberian 10
tindakan perawatan dari pembimbing klinik?
19. Apakah ada rangsangan atau penerapan landasan 10
berpikir kritis dalam proses praktik klinik?
20. Apakah ada pembahasan proses keperawatan dalam 8 2
penerapan praktik klinik?
21. Apakah dirasakan ada tambahan keterampilan dalam 9 1
keperawatan?
Jumlah 195 x 15 x
1= 0=
195 0
Persentase 93 %
N = 10
113
5. Kesempatan dari CI untuk mengaplikasikan konsep teori 7 3
6. Penilaian praktik bersifat obyektif 10
7. Sikap CI selama proses pembimbingan 10
8. Kemampuan dan kompetensi CI pendidikan dan lahan sesuai 10
harapan mahasiswa
Jumlah 68x1= 12x
68 0= 0
Presentase 85 %
Sumber: Hasil observasi di ruang Mukaromah pada 22 Desember 2020
Nilai = Jawaban Ya x 100%
Jumlah total pertanyaan
= 68 x 100%
8 x 10
= 85 % (sangat puas)
Keterangan :
Ya : skor 1
Tidak : skor 0
Analisa data
berdasarkan hasil kuesioner didapatkan presentase sebanyak 85 % yang
artinya mahasiswa baik dalam menerima bimbingan dari perawat di ruang
Mukaromah
A. Efisiensi Ruang Rawat
1) Kajian Teori
a. BOR (Bed Occupacy Rate), menunjukkan seberapa jauh pemakaian tempat
tidur yang tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu. Standar
nasional untuk RSU dalam satu tahun adalah 60-85%.
Jumlah hari perawatan
BOR= x 100 %
JumlahTT x hari perawatan
b. LOS (Length Of Stay), menunjukkan lama waktu yang dirawat pada setiap
pasien. Standar Nasional untuk Rumah Sakit dalam satu tahun adalah 6-9 hari.
Perhitungan LOS :
114
c. TOI (Turn Of Interval), menunjukkan waktu rata-rata suatu tempat tidur
kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai
dengan di isi lagi. Stadar 1-3 hari untuk RSU dalam satu tahun.
Perhitungan TOI yaitu :
Analisa Data
Hasil rata-rata nilai BOR 72,86% tersebut menunjukkan bahwa belum
berpotensi untuk terjadinya kejadian infeksi nosokomial, karena rata-rata nilai
BOR yang didapatkan masih dibawah standar nilai menurut DepKes yaitu
60% - 85%. Sehingga tempat tidur yang tersedia masih bisa menampung
pasien dan masih bisa untuk melakukan perawatan pasienserta kegiatan yang
dilakukan oleh perawat masih dalam batas normal.
- Nilai rata-rata LOS selama 3 bulan terakhir (September, Oktober, November
2020) di Ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
didapatkan nilai rata-rata los adalah 3 hari. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa rata-rata lama perawatan seseorang pasien adalah 3 hari di Ruang
Mukaromah sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja kualitas medis di
Ruang Mukaromah kurang memenuhi dari standar DepKes.
- Nilai rata-rata 1,86 (2 hari). Hasil tersebut menunjukkan bahwa rata-rata hari
tempat tidur yahng tidak ditempati dari saat kosong ke saat terisi pada waktu
115
berikutnya adalah 2 hari, yang dimana hasil tersebut sudah ideal atau sesuai
standar menurut DepKes yaitu 1-3 hari. Semakin besar angka TOI, berarti
semakin lama saat tempat tidur menunggu pasien berikutnya. Hal ini
menunjukkan bahwa tempat tidur bisa sangat produktif, apabila TOI = 2
maka tempat tidur sempat kosong 2 hari, Hal ini kurang menguntungkan dari
segi ekonomi bagi pihak manajemen Rumah Sakit, tetapi dapat
menguntungkan pasien karena tempat tidur dapat disiapkan secara baik.
Sehingga tidak berpotensi resiko infeksi nosokomial, beban kerja tim medis
meningkat yang dapat menimbulkan kepuasan dan keselamatan pasien dapat
berkurang.
B. Mutu Klinik Keperawatan (angka infeksi)
1) Kajian Teori
Mutu pelayanan keperawatan terdiri dar 6 indikator mutu keperawatan antara
lain: keselamatan pasien, kenyamanan, pengetahuan, kepuasan pasien, self care,
dan kecemasan. Keenam indicator tersebut merupakan outcome dari pelayanan
keperawatan yang sudah dirancang oleh Kementrian Kesehatan, namun karena
perbedaan sifat pelayanan, maka diperlukan penyesuaian di tingkat Rumah Sakit.
2) Kajian Data
Etika Batuk
Pengkajian Data Pencegahan Pengendalian Infeksi : Etika Batuk Pada
Pasien di Ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
N=17
116
No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak
1 Menutup hidung dan mulut menggunakan tissue 17
2 Menutup hidung dan mulut dengan tangan dan 1 16
lengan baju bila tidak ada tissue
3 Membuang tissue pada tempat sampah yang 5 12
tersedia
4 Mencuci tangan dengan menggunakan air bersih 1 16
atau sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol
(handrub)
5 Menggunakan Masker 17
Jumlah 24 61
24
prosentase= x 100 %
5 x 17
= 28%
Dari hasil observasi pada tabel diatas menunjukan bahwa pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) di Ruang Mukaromah dengan total presentase 28%,
dengan kategori kurang dikarenakan pasien tidak patuh dengan standar
operasional etika batuk dilihat dari banyak pasien yang tidak menggunakan
tissue, tangan dan masker pada saat batuk, dan beberapa pasien yang memakai
masker pada saat batuk masker dilepas dan dipakai kembali setelah batuk
Analisa Data
Dari hasil observasi pada tabel diatas menunjukan bahwa pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) di Ruang Mukaromah dengan total presentase 28%,
dengan kategori kurang dikarenakan pasien tidak patuh dengan standar
operasional etika batuk dilihat dari banyak pasien yang tidak menggunakan tissue,
tangan dan masker pada saat batuk, dan beberapa pasien yang memakai masker
pada saat batuk masker dilepas dan dipakai kembali setelah batuk.
C. Kepuasan Perawat
1) Kajian Teori
117
Kepuasan kerja perawat sebagai harapan dalam pekerjaan seseorang dan tempat
yang memperkerjakan perawat seperti rumah sakit sebagai kontribusi sesuai
dengan pencapaian tujuan pribadi seseorang yang membuat pekerjaan seorang
perawat merasa dapat bertanggungjawab dan merasa puas dengan pekerjaan
mereka.
2) Analisa Data
Berdasarkan tabel tentang evaluasi kepuasan perawat di atas, menunjukkan
bahwa tingkat kepuasan perawat ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti
Aminah Bumiayu sudah merasa puas karena nilainya mencapai 44,5 % (kurang).
Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan atau ditingkatkan mengenai
gaji yang diterima dengan pekerjaan yang lakukan, System penggajian,
Pemberian insentif tambahan atas suatu prestasi atau kerja sama, lingkungan
kerja dan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan
dan pendidikan tambahan
118
BAB IV
PERENCANAN
A. Identifikasi Masalah
1. M-1 (Sumber Daya Manusia)
Pada saat pengkajian ditemukan bahwa jumlah ketenagakerjaan di
Ruang Mukharomah bahwa kebutuhan tenaga perawat yang tersedia di
Ruang Mukharomah belum memenuhi/ mencukupi yaitu sebanyak 19
orang perawat menurut perhitungan ketenagakerjaan Gillies, namun untuk
kualitas ketenagakerjaan di ruang Mukaromah sudah mengikuti pelatihan
internal refreshing/penyegaran 7 (tujuh) keterampilan dasar meliputi BHD
(Bantuan Hidup Dasar), APAR (Alat Pemadam Api Ringan )PPI
(Pencegahan Penanggulangan Infeksi), K3 (Keselamtan Kesehatan Kerja),
Code Red, Early Morning System, Kode Blue.
Dari angket tentang kepuasaan perawat yang telah diisi oleh perawat
menunjukkan bahwa perawat di ruang sebagian besar menyatakan puas
dengan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui
pelatihan dan pendidikan tambahan dan adanya kesempatan untuk
mendapatkan prestasi dan kenaikan pangkat.
2. M-2 (Money)
Keterangan :
C = Capability
A = Accessibility
R = Readyness
L = Leverage
Rentang Nilai:
1 – 10
121
a) Analisa SWOT
122
3. Adanya kebijakan rumah sakit menuntut memenuhi tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanana lebih hygiene untuk mencegah infeksi silang/infeksi nosokomial
perawat untuk bekerja sesuai SPO ( Standar profesional di rumah sakit.
Prosedur Operasional ) 3. Optimalkan penerapan Pre conference dan Post conference untuk
4. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
pelayanan lebih profesional 4. Optimalkan SAK yang sudah ada dan pelayanan keperawatan
profesional untuk untuk mencegah penurunan kepuasan pasien.
123
124
a) Plane Of Action
No Masalah Sub Target Prioritas Uraian kegiatan Waktu Sasaran Biaya Penanggung
. Masalah Masalah jawab
1. Pencegahan Belum Setelah 1 1. Melakukan 1. 28 1.Perawat Rp Ema
dan dilakukan dilakukan koordinasi Desemb 2. Keluarga 185.000
pengendalian edukasi implementasi masalah etika er 2020 pasien dan
infeksi (PPI) tentang etika diharapkan batuk dengan pasien
batuk pada presentase Kepala 2. 30-31
pasien isolasi penerapan Ruangan Desemb
pencegahan dan 2. Melakukan er 2020
pengendalian observasi
infeksi : etika tentang etika 3. 5
batuk batuk pada Januari
meningkat dari pasien dan 2021
28% menjadi keluarga
50% dengan 3. Melakukan 4. 5
indikator observasi Januari
1.Penggunaan kepada perawat 2021
panduan etika mengenai etika
batuk batuk 1. 6
2.Melaksanakan 4. Memberikan Januari
edukasi etika motivasi kepada 2021
batuk dengan perawat untuk
cara yang benar melakukan 2. 6
edukasi etika Januari
batuk kepada 2021
pasien dan
keluarga
5. Mencari 3. 7
literatur untuk Januari
125
meningkatkan 2021
pengetahuan
tentang etika 4. 7
batuk. Januari
6. Menyediakan 2021
media edukasi
mengenai etika 5. 7
batuk Januari
7. Melakukan 2021
roleplay
pendidikan 10.7
kesehatan Januari
mengenai etika 2021
batuk
8. Melakukan
demonstrasi
etika batuk dan
6 langkah cuci
tangan pada
pasien dan
keluarga
9. Melakukan
review
pelaksanaan
pendidikan
kesehatan
mengenai etika
batuk dan 6
langkahn cuci
tangan
10. Melakukan
evaluasi
126
pemahaman
tentang etika
batuk dan 6
langkah cuci
tangan pada
keluarga pasien
2. SP2KP (pre Tidak Setelah 2 1.Koordinasi Rabu, 30 1.Kepala Rp.25.000 Antiyas
conference ) dilakukan pre dilakukan dengan kepala Desember ruangan
conference implementasi ruang 2020 2.Kepala
setiap shift diharapkan pre 2.Menyiapkan 08.00 WIB Tim
perawat conference sarana (tagline 3. Perawat
dapat tentang Ruangan
dijalankan dari preconference)
0% menjadi 3.Sosialisasi
48% dengan dengan perawat
indikator tentang pre
1. penggunaan conference
panduan pre 7.Memberi
conference kesempatan pada
2. perawat perawat untuk
melaksanakan melaksanakan pre
pada setiap shift conference
setiap pelaksaan 8.Mengevaluasi
timbang pelaksanaan pre
terima / operan conference
jaga 9.Dokumentasi
3. Post Belum Setelah 3 1.Koordinasi Rabu, 30 1.Kepala Rp 25.000 Sekar
conference optimalnya dengan kepala Desember ruangan
dilakukan
waktu ruang 2020 2.Kepala
dilakukanya implementasi 2. Menyiapkan 14.00 WIB Tim
post sarana (tagline 3. Perawat
diharapkan post
conference, tentang post Ruangan
127
karena masih conference conference)
digabungkan 3.Sosialisasi
dapat
dengan dengan perawat
operan jaga dijalankan dari tentang post
conference
0% menjadi
4.Lakukan role
48% menjadi play
5.Memberi
indikator
kesempatan pada
1.Penggunaan perawat untuk
panduan post melaksanakan post
conference conference
2.Perawat 6.Mengevaluasi
melaksanakan pelaksanaan post
pada setiap conference
akhir shift 7.Dokumentasi
sebelum
pelaksanaan
timbang terima
4. Standar SAK belum Setelah 4 1.Koordinasi Senin, 4 1.Kepala Rp. Nur fitriani
Asuhan mencakup 10 dilakukan dengan kepala Januari ruangan 150.000 Zulkham
Keperawatan besar implementasi ruang, katim dan 2021 2.Kepala
(SAK) penyakit diharapkan perawat pelaksana 11.00 Tim
selama bulan target yang sedang 3. Perawat
oktober- pencapaian bertugas Ruangan
desember mengenai 2.Mencari literatur
( CHF, kelengkapan SAK
Cephalgia, data SAK 3.Mengkonsulkan
ISPA, ISK, terpenuhi dari kepada ci
Stroke, 82,5% menjadi 4.Membuat
GEA) 85% Aplikasi tentang
SAK
128
5.Evaluasi
pelaksanaan SAK
setiap meeting
morning
129
BAB V
PELAKSANAAN & EVALUASI
130
A. Implementasi
1. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEGIATAN MENGATASI PENANGANAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Evaluasi
Tujuan Sasaran Tempat Waktu Evaluasi Target
Hasil Kehadiran Keaktifan
Tujuan : Ruang Telah dilaksanakan Pelaksanaan Seluruh sasaran Pelaksanaan Pendegahan dan
Untuk Pasien dan Mukaromah sosialisasi hand Pencegahan pelaksanaan pengendalian infeksi edukasi
meningkatkan Keluarga Pasien hygiene pada dan Pengendalian dan etika batuk sudah terlaksana
pencegahan dan ruang Sosialisasi : Tanggal 07 Januari pengendalian Pencegahan dengan baik. Pasien dan
pengendalian Mukaromah RSU Kamis, 07 Januari 2021 infeksi (PPI) Infeksi (PPI) Keluarga Pasien ruang
infeksi (PPI). Hasil Muhammadiyah 2021 terlaksananya edukssi etika mengikuti Mukaromah RSU
pengkajian Siti Aminah Jam 10.00 – Pengendalian dan batuk di hadiri sosialisasi Etika Muhammadiyah Siti Aminah
didapatkan Bumiayu 10.30 Pencegahan Infeksi oleh: batuk and hygiene Bumiayu
prosentase sebesar (PPI) edukasi etika Seluruh dan simulasi
28%, kemudian batuk sebelum sasaran yang edukasi etika
target yang disosialisaikan ada di Ruang batuk dengan
diharapkan sebesar mendapatkan Mukaromah. baik.
50%. presentase 28 %
setelah dilaksanakan
Kriteria Hasil : sosialisai Edukasi
- Menurunkan Etika Batuk Efektif
resiko infeksi mendapatkan hasil
- Meningkat peningkatan
kesadaran menjadi 83%.
kepada perawat
untuk Faktor
melakukan penghambat :
edukasi etika Tidak ada hambatan
batuk kepada pada saat sosialisai
keluarga pasien Faktor
131
dan pada pasien pendukung :
Meningkatnya
motivasi perawat
setelah dilakukan
implementasi
pengendalian pdan
pencegahan infeksi,
edukasi etika batuk
adanya kerja sama
yang baik dengan
perawat.
132
Analisa data :
Berdasarkan hasil observasi didapatkan nilai pelaksanaan etika batuk pada
pasien dan keluarga sebesar 83%. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa
penilaian pelakasaan Etika batuk mengalami peningkatan 59% dari nilai awal 28%,
tetapi hal tersebut belum optimal karena walaupun sudah mendapatkan sosialisasi
etika batuk masih terdapat keluarga yang belum patuh terhadap cara etika batuk
yang baik dan benar.
Uraian Perencanaan Pelaksanaan Edukasi Etika Batuk Di Ruang Mukaromah
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu Tanggal 28 Desember 2020 – 7
Januari 2021
Waktu
No Kegiatan 28 30 31 5 6 7
Desembe Desembe Desembe Januari Januari Januari
r 2021 r 2021 r 2021 2021 2021 2021
Melakukan
1 koordinasi X
masalah etika
batuk dengan
Kepala
Ruangan
Melakukan
2 observasi X X
tentang etika
batuk pada
pasien dan
keluarga
Melakukan
3 observasi X
kepada perawat
mengenai etika
batuk.
Memberikan
4 motivasi X
kepada perawat
untuk
melakukan
edukasi etika
batuk kepada
pasien dan
keluarga
133
5 Mencari X
literatur untuk
meningkatkan
pengetahuan
tentang etika
batuk.
6 Menyediakan X
media edukasi
mengenai etika
batuk.
Melakukan X
demonstrasi
7 etika batuk
pada pasien
dan keluarga
Melakukan X
roleplay
pendidikan
8
kesehatan
mengenai etika
batuk.
Melakukan X
review
pelaksanaan
9 pendidikan
kesehatan
mengenai etika
batuk.
Melakukan X
evaluasi
pemahaman
10 tentang etika
batuk kepada
pasien dan
keluarga pasien
Keterangan:
X : jadwal
√ : Realisasi
Analisa
Berdasarkan tabel diatas semua kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Kegiatan edukasi etika batuk dikonsultasikan kepada CI dan kepala
ruangan untuk menyediakan sarana untuk melakukan edukasi etika batuk di Ruang
Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu, setelah mendapatkan
persetujuan dari CI dan kepala ruangan Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti
Aminah Bumiayu kemudian kelompok 19 melakukan observasi kepada sebanyak 17
134
keluarga pasien di Ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu,
selain itu kelompok 19 juga melakukan observasi dan motivasi di Ruang
Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu pada saat meeting
morning. Setelah itu, kelompok 19 mencari literatur serta menyediakan leaflet untuk
meningkatkan pengetahuan tentang etika batuk. Kegiatan pelaksanaan berupa
demonstrasi, review materi, roleplay,serta evaluasi terhadap 17 keluarga pasien dan
pasien dilakukan bersama-sama dengan kepala ruang Mukaromah RSU
Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu dan seluruh anggota kelompok 19.
1. Evaluasi
Berdasarkan hasil observasi didapatkan nilai pelaksanaan etika batuk pada
pasien dan keluarga sebesar 87%. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa
penilaian pelakasaan Etika batuk mengalami peningkatan 59% dari nilai awal 28%,
tetapi hal tersebut belum optimal karena walaupun sudah mendapatkan sosialisasi
etika batuk masih terdapat keluarga yang belum patuh terhadap cara etika batuk
yang baik dan benar.
135
Etika Batuk pada Pengunjung atau Keluarga Pasien dan Perawat
di Ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
Periode 7 Januari 2021
Pr Pr Pr Pr Pr Pr Ps Ps Ps Ps Ps Ps Ps Ps Ps Ps Ps
Etika Batuk
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Menutup mulut dan
hidung dengan tissue
atau dengan lengan atas √ √ √ √ √ √ √ √ √ X √ x x x x x x
baju ( apabila tidak ada
tissue) saat batuk
2 Memakai masker saat √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √
batuk
3 Mencuci tangan dengan
air mengalir atau dengan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
hand rubs setelah batuk
4 Membuang tissue pada
tempat sampah yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ X √ x x x x x x
tersedia
5 Tersedia leaflet tentang √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
etika batuk di ruangan
Total Jumlah 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 3 3 3 3 3
10 10 10 10 10 10 10 10 10 60 10 60 60 60 60 60 60
Presentase
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% % 0% % % % % % %
136
Keterangan : x : tidak dilakukan
√ : dilakukan
Pr: Perawat
Ps: Pasien
2. Faktor Pendukung
- Adanya dukungan dan kerjasama dari Kepala ruang, perawat Ruang
Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu kepada mahasiswa
dalam pelaksanaan etika batuk
- Adanya respon dan penerimaan yang baik dari perawat pada saat memberikan
penyuluhan etika batuk
- Tersedianya leaflet etika batuk
3. Faktor Kendala
- Kebiasaan yang tidak mendukung untuk memberikan penyuluhan etika batuk
- Pelaksanaan tindakan etika batuk tidak dilakukan saat terdapat pasien baru
- Beban kerja perawat yang tinggi, sehingga tidak dilakukan penyuluhan tentang
etika batuk
137
2. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEGIATAN MENGATASI MASALAH KEGIATAN SP2KP
Evaluasi
Tujuan Sasaran Tempat Waktu Evaluasi Target
Hasil kehadiran Keaktifan
Tujuan : - Kepala Ruang Pre conference : Pre conference : Pre Pre Conference:
1. Untuk Ruangan Mukaromah Telah dilaksanakan Role Pelaksanaan Conference : Pelaksanaan Pre Conference
meningkatkan - Perawat Play Orientasi orientasi Pre Pelaksanaan sudah terlaksana dengan
motivasi Pelaksan Selasa 05 Januari Pelaksanaan Pre Conference oleh orientasi Pre baik dan mencapai target.
perawat dalam a 2021 Conference oleh hadiri oleh : Conference Untuk melakukannya secara
pelaksanaan Pre - Perawat 08.00 WIB mahasiswa Ners 1. Perawat Primer : dilaksanakan formal perawat masih harus
Conference Primer Universitas Diah Novitasari, dengan aktif mencari waktu yang efektif
sesuai dengan Muhammadiyah Amd. Kep sesuai dengan dalam menjalakan pre
SOP yang ada. Purwokerto pada Hari 2. Perawat bidang masing- conference. Perawat
Hasil Selasa 05 Januari 2021 Assosiate : masing. memahami pentingnya pre
pengkajian 08.00 WIB Yuyun Desi conference untuk
didapatkan 08.00 WIB yang diikuti Saputri, Amd. menganalisa masalah-
prosentase oleh Kepala Ruangan, Kep masalah secara kritis
sebesar 0%, Perawat Primer, Perawat 3. Mahasiswa maupun menyusun rencana
kemudian target Pelaksana. Manajemen : antisipasi sehingga dapat
yang a. KaRu : Esti meningkatkan kesiapan diri
diharapkan Berjalan dengan baik, Sudinah, dalam pemberian askep.
sebesar 48%. serta perawat primer Amd. Kep
melakukan orientasi Pre b. Perawat
Kriteria hasil : Conference sesuai Primer : Oksi
- Melakukan dengan SOP. Ninik
penerimaan pasien Yuniarti,
baru sesuai dengan Setelah dilaksanakan role Amd. Kep
SPO. play Pelaksanaan Pre c. Perawat
Conference mengalami Assosiate :
peningkatan dan telah Tyas Agustin,
memenuhi target. Amd. Kep
138
Faktor penghambat :
Tidak ada hambatan
pada saaat pelaksanaan
pre conference
Faktor pendukung :
Memanfaatkan sarana
dan prasarana seperti
motivasi perawat untuk
melakukan orientasi
pelaksanaan Pre
Conference sesuai SOP
Tujuan : - Perawat Ruang Post Conference : Post Conference : Post Conference Post Conference :
1. untuk Primer Mukaromah Telah dilaksanakan role Pelaksanaan Pre- : Pelaksanaan Post
meningkatkan - Perawat play post conference oleh Post Conference di Pelaksanaan post Conference sudah terlaksana
motivasi perawat Pelaksan Selasa, 05 Januari mahasiswa Ners hadiri oleh : conference dengan baik dan mencapai
dalam melakukan post a 2021 Universitas 4. Perawat Primer : dilaksanakan target. Untuk melakukannya
conference sesuai Muhammadiyah Diah Novitasari, dengan aktif secara formal perawat masih
dengan SOP yang ada. 08.00 WIB Purwokerto pada hari Amd. Kep sesuai dengan harus mencari waktu yang
Hasil pengkajian awal Selasa, tanggal 05 5. Perawat bidang masing- efektif dalam menjalakan
Post Conference Januari 2021 yang diikuti Assosiate : masing. post conference. Perawat
didapatkan presentase oleh Perawat Primer, Yuyun Desi memahami pentingnya post
sebesar 0%. Target Perawat Assosiate, dan Saputri, Amd. conference untuk
yang diharapkan mahasiswa Ners. Kep menganalisa masalah-
setelah dilakukan 6. Mahasiswa masalah secara kritis
implementasi yaitu Berjalan dengan baik Manajemen : maupun menyusun rencana
post conference sesuai dengan SPO d. KaRu : Esti antisipasi sehingga dapat
sebesar 48% Sudinah, meningkatkan kesiapan diri
Setelah dilaksanakan role Amd. Kep dalam pemberian askep.
139
Kriteria hasil : play pre dan post e. Perawat
-melakukan post conference tidak Primer : Oksi
conference sesuai mengalami peningkatan Ninik
dengan SOP dan memenuhi target Yuniarti,
yang ditentukan karena Amd. Kep
beberapa perawat masih f. Perawat
melaksanakan pre dan Assosiate :
post conference secara Tyas Agustin,
personal/ tidak sesuai Amd. Kep
SPO dan beberapa
perawat mengeluhkan
kurang efektifnya waktu.
Faktor penghambat :
Ketidakefektifan waktu
dan beban kerja perawat
yang tinggi.
Faktor pendukung :
Perawat memahami
pentingnya melakukan
operan jaga, perawat
mampu melakukan kerja
sama dengan baik,
memfasilitasi media
lembar balik.
Analisa data :
Berdasarkan hasil implementasi yang telah dilakukan pada Selasa 05 Januari 2021 didapatkan hasil bahwa pre conference sudah
mengalami peningkatan, sudah mencapai target yang telah ditentukan, perawat melakukan pre conference dengan baik dan sesuai
140
dengan prosedur. Perawat ruang Mukaromah paham dan mengerti langkah - langkah pre conference, serta memahami betapa pentingnya
pre conference jika dilakukan.
Berdasarkan hasil implementasi yang telah dilakukan pada Selasa 05 Januari 2021 didapatkan hasil bahwa post conference
sudah mengalami peningkatan, sudah mencapai target yang telah ditentukan, perawat melakukan post conference dengan baik dan
sesuai dengan prosedur. Perawat ruang Mukaromah paham dan mengerti langkah - langkah post conference, serta memahami betapa
pentingnya post conference jika dilakukan.
141
Tabel 3.13 Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Mukaromah
RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
N=5
1. Analisa Data :
Dari data observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan post
conference di ruang Mukaromah RSU Muhammadiyah Siti Aminah Bumiayu
mengalami peningkatan sedikit hanya 66% dengan kategori Baik, Beberapa yang
perlu di tingkatkan adalah menyiapkan tempat untuk post coference, menjelaskan
144
tujuan dilakukan post conference, memberi reinforcemen pada Perawat Pelaksana,
mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas jaga shift berikutnya
(melakukan ronde keperawatan), dengan meningkatkan poin-poin tersebut dapat
membantu meningkatkan keberhasilan lebih baik dari tujuan asuhan keperawatan
yang diberikan.
2. Faktor Pendukung
Adanya dukungan dan kerkja sama dari Kepala ruang, Perawat Ruang Mukaromah
kepada mahasiswa dalam pelaksanaan post conference
Adanya respon dan penerimaan yang baik dari perawat pada saat roleplay dan pada saat
implementasi pelaksanaan post conference
3. Faktor Kendala
Ketidakefektifan waktu dan beban kerja perawat yang tinggi, sebagian
perawat yang melakukan post confrence hanya melakukan secara personal.
4. Kesinambungan
Setelah di lakukan roleplay pelaksanaan post conference di ruang mukaromah yang dapat
dilakukan oleh perawat di ruang mukaromah untuk implementasinya diharapkan dapat di
lakukan terus menerus.
145
3. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEGIATAN MENGATASI STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)
Evaluasi
Tujuan Sasaran Tempat Waktu Evaluasi Target
Hasil Kehadiran Keaktifan
Tujuan : - Kepala Ruang Ruang Telah Pelaksanaan SAK Seluruh sasaran Pelaksanaan sosialisasi SAK
Untuk - Perawat Mukaromah dilaksanakan 10 besar penyakit pelaksanaan tentang 10 besar penyakit
meningkatkan Primer sosialisasi Standar di hadiri oleh: sosialisai sudah terlaksana dengan baik.
SAK Mencapai - Perawat Sosialisasi : Asuhan Seluruh sasaran melakukan Pegawai di Ruang Mukaromah
10 besar penyakit. Assosiate Senin, 4 Januari Keperawatan yang ada di SAK tentang 10 sangat kooperatif mengikuti
Hasil pengkajian 2021 (SAK) mencapai Ruang besar penyakit sosialisasi
didapatkan Jam 11.00 10 besar penyakit Mukaromah Di ruang
prosentase pada Hari senin, mukaromah
sebesar 82,5%, tanggal 4 Januri
kemudian target 2021
yang diharapkan terlaksananya
sebesar 85%. Standar Asuhan
Keperawatan
Kriteria Hasil : (SAK) sebelum
Meningkat disosialisaikan
pengetahuan mendapatkan
tentang Standar presentase 82,5%
Asuhan setelah
Keperawatan dilaksanakan
(SAK) 10 besar sosialisasi Standar
penyakit selama Asuhan
bulan oktober- Keperawatan
desember (SAK) 10 besar
- ( CHF, penyakit
Cephalgia, mendapatkan
ISPA, ISK, hasil peningkatan
Stroke, GEA) menjadi 85%.
146
Faktor
penghambat :
Tidak ada faktor
hambatan
Faktor
pendukung :
Meningkatnya
motivasi perawat
setelah dilakukan
implementasi
perawat
menyadari
tentang
pentingnya
melakukan SAK
10 besar penyakit
di ruang
mukaromah
147
Analisa data :
Keterangan :
√ : implementasi
Analisa :
Berdasatkan tabel diatas semua kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang
ditetapkan. Standar asuhan keperawatan dikonsulkan kepada kepala ruang dan CI di
Ruang Mukaromah RSU Siti Aminah Bumiayu. Kemudian mensosialisasikan standar
asuhan keperawatan kepada perawat di Ruang Mukaromah. Memberi kesempatan
148
kepada perawat untuk mengaplikasikan Standar Asuhan Keperawatan, lalu melakukan
evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan
N=3
149
3. Merumuskan diagnosa keperawatan 3
aktual/potensial.
Keperawatan dan
diagnosa
SUB TOTAL 9 0x0=0 keperawatan secra
TOTAL 9
PROSENTASE 100%
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tidak Keterangan
C. Perencanaan
1 Berdasarkan Dx. Keperawatan 3 Perawat sudah
2 Disusun menurut urutan prioritas. 3 melakukan
3 Rumusan tujuan mengandung 3 perencanaan
komponen pasien/subyek, tindakan
perubahan, perilaku, kondisi pasien, keperawatan
dan atau kriteria waktu. kepada pasien
4 Rencana tindakan mengacu pada 2 1
sesuai dengan
tujuan dengan kalimat perintah,
kebutuhan pasien.
terinci dan jelas.
Namun terdapat
5. Rencana tindakan menggambarkan
2 1
perawat yang tidak
keterlibatan pasien/keluarga
menuliskan
6. Rencana tindakan menggambarkan
3
rumusan tujuan
kerjasama dengan tim kesehatan
yang mengandung
lain.
komponen pasien
dan terdapat
perawat yang tidak
menggambarkan
rencana tindakan
yang melibatkan
keterlibatan pasien
dan keluarga
SUB TOTAL 13 5
TOTAL 13
PRESENTASE 72,2%
150
D. Tindakan Ya Tidak Keterangan
1. Tindakan dilaksanakan mengacu 3 Dikolom catatan
pada rencana keperawatan. perkembangan
2. Perawat mengobservasi respon 2 1 perawat sudah diisi
pasien terhadap tindakan dan dibuat
keperawatan. berdasarkan
3. Revisi tindakan berdasarkan hasil 2 1
masalah namun
evaluasi
masih ada yang
4. Semua tindakan yang telah 2 1
kurang ringkas
dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas.
SUB TOTAL 9 3
TOTAL 9
PROSENTASE 75%
0
TOTAL 14
PRESENTASE 90 %
Sumber: hasil observasi tanggal 22 Desember 2020
<25% : Kurang
1. Analisa Data
Berdasarkan hasil penilaian dengan instrumen A dapat dianalisa bahwa
proses asuhan keperawatan mengalami peningkatan dalam kategori sangat
baik yaitu 85,3%. Namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pada
bagian perencanaan belum mencantumkan rumusan tujuan yang mengandung
komponen pasien, perubahan perilaku kondisi pasien dan kriteria beserta
waktu. Pada bagian rencana tindakan juga masih ada beberapa yang belum
menggambarkan keterlibatan pasien/keluarga.
2. Faktor Pendukung
Adanya dukungan dan kerja sama dari Kepala ruang, Perawat Ruang Mukaromah
kepada mahasiswa dalam memenuhi standar asuhan keperawatan untuk 10 besar
penyakit
3. Faktor Kendala
152
Di ruang mukaromah untuk standar asuhan keperawatan tidak ada untuk standar
asuhan keperawatan hanya ada diseluruh rumah sakit bukan peruangan
4. Kesinambungan
Setelah di lakukan implementasi standar asuhan keperawatan di ruang
mukaromah yang dapat dilakukan oleh perawat di ruang mukaromah untuk
implementasinya diharapkan dapat di laksanakan
B. Evaluasi
Berikut ini tabel hasil dari vealuasi yang didapatkan selama 1 minggu di Ruang Mukaromah :
153
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil presentase dari pengkajian awal tentang pencegahan dan
pengendalian etika batuk di dapatkan prosentase sebesar 28%, dengan target yang
diharapkan 50%, setelah dilakukan implementasi berupa sosialisasi etika batuk
dan memfasilitasi saran dan prasarana berupa lembar balik didapatkan prosentase
sebesar 50% dan masuk dalam kategori baik. Target sudah tercapai dikarenakan
beberapa faktor penghambat antara lain ketidakefektifan waktu dan beban kerja
perawat yang tinggi.
Hasil prosentase dari pengkajian awal Pre confrence di dapatkan
prosentase sebesar 0%, dengan target yang diharapkan 48%, setelah dilakukan
implementasi berupa simulasi role play didapatkan prosentase sebesar 66% dan
masuk dalam kategori baik. Target sudah tercapai tetapi beberapa faktor
154
penghambat antara lain ketidakefektifan waktu dan beban kerja perawat yang
tinggi, sebagian perawat yang melakukan pre post confrence hanya melakukan
secara personal.
Hasil presentasi dari pengkajian awal Post confrence didapatkan
prosentase sebesar 0%, dengan target yang di harapkan 48%, setelah dilakukan
implementasi berupa simulasi role play didapatkan prosentase sebesar 66% masuk
dalam kategori baik. Target sudah tercapai tetapi beberapa faktor penghambat
antara lain ketidakefektifan waktu dan beban kerja perawat yang tinggi, sebagian
perawat yang melakukan pre post confrence hanya melakukan secara personal.
Hasil presentase dari pengkajian awal standar asuhan keperawatan (SAK)
di dapatkan prosentase sebesar 82,5%, dengan target yang diharapkan 85%,
setelah dilakukan implementasi sosialisasi tentang pentingnya standar asuhan
keperawatan di ruang Mukaromah di dapatkan prosentase sebesar 85,3% dan
masuk dalam kategori sanagat baik. Tarcapainya hasil prosentase di dukung dari
Meningkatnya motivasi perawat setelah dilakukan implementasi berupa sosialisasi
pentingnya standar asuhan di ruang mukaromah, adanya kerja sama yang baik
dengan perawat.
B. SARAN
Bagi Ruang Mukaromah
Diharapkan Ruang Mukaromah lebih meningkatkan lagi untuk
penerapan patient safety sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanaan di
Ruang Mukaromah. Motivasi yang terus menerus dari kepala ruang dalam
meningkatkan semangat kinerja perawat agar tercapai mutu pelayanan sesuai
Visi dan Misi. Lebih meningkatkan komitmen dalam melakukan pre
conference dan post conference secara rutin setiap harinya dan Melakukan
edukasi etika batuk kepada pasien dan keluarga pasien dan stimulasi cuci
tangan dengan Handrub dan handwash.
Bagi perawat dapat diharapkan menjaga kualitas asuhan
keperawatan dengan selalu mengikuti pelatihan-pelatihan yang diadakan di
rumah sakit dan bersedia jika diikutkan untuk pelatihan diluar rumah sakit.
Untuk perawat vokasi diharapkan agar pelaksanaan praktek keperawatan
155
profesional di ruangan lebih optimal. Sebaiknya di buatkan adanya
penjadwalan rencana ronde keperawatan selanjutnya.
156