Semester : VIII
DosenPengajar : Ns. Estefina Makausi, S.Kep.,M.MKes
Disusun oleh :
Kelompok IV
Aprillia Cahyani Wongkar
Sendy V. Mangundap
Benediktus Lakburlawal
Alisia Mentang
Nur Azmi
Santy lebe
Kezya Lahopang
Keren Tarumampen
FAKULTAS KEPERAWATAN
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen
Keperawatan. Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
penyusunan makalah ini.
Tujuan penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas belajar pada prodi
keperawatan, dimana diharapkan mahasiswa sebagai calon perawat dapat dan
mampu memahami dan mengaplikasikan ilmunya baik untuk dirinya sendiri ataupun
di masyarakat.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan
mahasiswa dan dosen pembimbing untuk kesempurnaan dalam pembuatan
makalah selanjutnya.
Kelompok IV
ii
Contents
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................................3
C. TUJUAN..................................................................................................................3
1. Tujuan umum.........................................................................................................3
2. Tujuan khusus........................................................................................................3
D. MANFAAT...............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................................5
A. Konferensi Keperawatan..........................................................................................5
1. Definisi Pre dan Post Conference.......................................................................5
2. Jenis Conference...................................................................................................5
3. Tujuan Pre dan Post Conference........................................................................6
4. Syarat Pre dan Post Conference.........................................................................7
5. Pedoman pelaksanaan conference.....................................................................7
6. Panduan perawat pelaksanaan dalam melaksanakan konferensi..................7
B. Timbang Terima.........................................................................................................9
1. Pengertian..............................................................................................................9
2. Tujuan Timbang Terima........................................................................................9
3. Langkah-Langkah Dalam Timbang Terima......................................................10
4. Prosedur Dalam Timbang Terima.....................................................................10
5. Metode Dalam Timbang Terima........................................................................12
6. Faktor-faktor dalam Timbang Terima................................................................13
7. Efek Timbang Terima dalam Shift Jaga...........................................................14
8. Dokumentasi dalam Timbang Terima...............................................................15
9. Skema Timbang Terima.....................................................................................16
10. Mekanisme Kegiatan Timbang Terima.............................................................17
iii
11. Evaluasi dalam Timbang Terima.......................................................................19
C. Ronde keperawatan............................................................................................20
1. Definisi ronde keperawatan................................................................................20
2. Karakteristik ronde keperawatan.......................................................................21
3. Tujuan Ronde Keperawatan..............................................................................21
4. Manfaat ronde keperawatan..............................................................................22
5. Tipe-tipe Ronde...................................................................................................23
6. Tahapan ronde keperawatan.............................................................................24
7. Langkah-langkah ronde keperawatan..............................................................25
8. Mekanisme ronde keperawatan.........................................................................26
9. Strategi ronde keperawatan yang efektif..........................................................27
10. Hal yang dipersiapkan dalam ronde keperawatan......................................28
BAB III...........................................................................................................................30
PENUTUP....................................................................................................................30
A. KESIMPULAN..........................................................................................................30
B. SARAN......................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif
antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan efektifitasnya adalah saat
pergantian shift, yaitu saat timbang terima klien.Timbang terima merupakan
teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (informasi) yang
berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima klien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat jelas dan lengkap tentang tindakan
2
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan
perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna.
Timbang terima dilakukan oleh perawat primer antar shift secara tulisan dan
lisan.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
1. Tujuan umum
Setelah mencari tahu apa itu konfrensi keperawatan,timbang terima, Ronde
keperawatan ,maka mahasiswa dapat mengetahui dan mampu
mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan
baik dan mampu bermain peran, sehingga kesinambungan informasi
mengenai keadaan klien dapat dipertahankan.
2. Tujuan khusus
3
9. Diketahuinya karakteristik ronde keperawatan
D. MANFAAT
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konferensi Keperawatan
2. Jenis Conference
5
Tempat : Meja masing – masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
Kegiatan :
6
3. Tujuan Pre dan Post Conference
7
b. Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok
c. Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa
mendominasi dan memberi umpan balik
d. Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodic
e. Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan
mengambil tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang
berbeda
f. Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi
g. Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin
dan kesesuaiannya dengan situasi lapangan
8
1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan, kesalahan
pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infuse.
3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
6) Ketepatan dokumentasi.
e. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
f. Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan kemajuan
masing –masing perawatan asosiet.
g. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak dapat
diselesaikan.
B. Timbang Terima
1. Pengertian
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu
diantaranya handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage.
Handover adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh
perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan tentang definisi
dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggungjawab dan
tanggunggugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup
peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga
meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggungjawab utama dan
kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya
perawatan.
9
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan
yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift,dapat
disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang
telah atau belum dilaksanakan.
10
d. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak
terburu-buru.
e. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung
melihat keadaan pasien.
(Nursalam, 2002)
11
f. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
g. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku
laporan ruangan oleh perawat.
(Nursalam, 2002)
12
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside handover yaitu handover yang
dilakukan di samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau
keluarga pasien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara
umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara
tradisional maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada
handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan
terkait kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien
dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi
pasien secara khusus.
Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan
pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi
penyakit atau persepsi medis yang lain.
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
a. Menggunakan Tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan
kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa
one way communication.
b. Menggunakan komunikasi Oral atau spoken
Melakukan pertukaran informasi dengan berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis –written
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record
saja atau media tertulis lain.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk
dikombinasi.
13
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya
pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat
penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang
atau mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk
perawatan dan terapi sebelumnya.
5. Handover tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan kegagalan
informasi atau terlupa.
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak
gangguan dan biasanya diperlukan waktu istirahat untuk menebus kurang
tidur selama kerja malam. Menurunnya kapasitas fisik kerja akibat timbulnya
perasaan mengantuk dan lelah. Menurunnya nafsu makan dan gangguan
pencernaan.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengeruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis
hilangnya waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman,
dan mengganggu aktivitas kelompok dalam masyarakat. Saksono (1991)
14
mengemukakan pekerjaan malam berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat yang biasanya dilakukan pada siang atau sore hari. Sementara
pada saat itu bagi pekerja malam dipergunakan untuk istirahat atau tidur,
sehingga tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut, akibat
tersisih dari lingkungan masyarakat.
3. Efek Kinerja
Kinerja menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh efek
fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat mengakibatkan
kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap perilaku
kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
4. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini cenderung
terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi masalah
terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita diabetes.
5. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa
frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja (malam)
dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja. Tetapi tidak
semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat kecelakaan industri
terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan bahwa kecelakaan
cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih banyak terjadi pada
shift malam.
15
a. Identitas pasien.
b. Diagnosa medis pesien.
c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan dan nama terang.
PASIEN
RENCANA
TINDAKAN
PERKEMBANGAN
KEADAAN PASIEN
16
MASALAH:
TERATASI
BELUM
SEBAGIAN
17
10. Mekanisme Kegiatan Timbang Terima
18
yang akan mengoperkan,
menyiapkan buku timbang
terima & nursing kit.
4. Kepala ruangan membuka
acara timbang terima
dilanjutkan dengan doa.
19
penunjang, konsul,
prosedur tindakan
tertentu.
2. Karu membuka dan memberi
salam kepada klien, PP pagi
menjelaskan tentang klien,
PP sore mengenalkan
anggota timnya dan
Disamping
melakukan validasi data.
tempat
3. Lama timbang terima setiap
tidur klien
klien kurang lebih 5 menit,
kecuali kondisi khusus yang
memerlukan keterangan
lebih rinci.
20
Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia
bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan
secara langsung di dekat klien.
Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan shock sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
(Nursalam, 2008)
21
1. Definisi ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah suatu metode pembelajaran klinik yang
memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan
teoritis kedalam praktik keperawatan secara langsung (Nursalam, 2009).
Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan. Pada kasus tertentu harus dilaksanakan oleh perawat primer
dan konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja
melaporkan pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf
menjelaskan apa yang telah dilakukan dan mengapa dilakukan yang
membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja berfikir staf, dan secara
sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk menangani masalah
medis (Chambliss, 1996).
Ronde keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih
perawat mengunjungi pasien untuk mendapatkan informasi yang akan
membantu dalam merencanakan pelayanan keperawatan dan memberikan
kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah keperawatannya
serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien
(Kozier et al, 2004)
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan
perawat atau siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde
keperawatan dilakukan oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota
stafnya atau siswa untuk pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek
perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
22
2. Klien merupakan fokus kegiatan
3. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi
bersama
4. Kosuler memfasilitasi kreatifitas
5. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,
6. Perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah.
1. Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke
hari
2. Untuk mengamati pekerjaan staff
3. Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan
laporan kepada dokter mengenai, missal: luka, drainasi, perdarahan, dsb.
4. Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya
23
5. Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien
6. Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien
7. Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan
kepada pasien
8. Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti
ulcus decubitus, foot drop, dsb
9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga
perawat memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan (Clement,
2011)
5. Tipe-tipe Ronde
24
perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan
dan kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat
dalam memberikan pelayanan pada pasien.
2. Nurse management rounds, ronde ini adalah ronde manajerial yang
melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada
sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah
dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses
interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara
perawat dan head nurse.
3. Patient comport nurse, ronde disini berfokus pada kebutuhan utama
yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde
ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika
ronde dilakukan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur
untuk pasien tidur.
4. Teaching rounds dilakukan antara teacher nurse dengan perawat
atau mahasiswa perawat, dimana terjadi proses pembelajaran.
Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa
perawat. Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa
dapat langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada
pasien.
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-
nurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde
yang dilakukan antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah
ronde pada pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat,
sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde pada pasien yang
dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter,
perawat, ahli gizi serta fisioterapi.
25
1. Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning
(perencanaan), orientation (orientasi).
2. Rounds, meliputi: introduction (pendahuluan), interaction (interaksi),
observation (pengamatan), instruction (pengajaran), summarizing
(kesimpulan).
3. Post-rounds, meliputi: debriefing (tanya jawab), feedback (saran),
reflection (refleksi), preparation (persiapan).
1. Persiapan
a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
2. Pelaksanaan
a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan/ telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang
perlu didiskusikan.
b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang
akan ditetapkan.
3. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah
sebagai berikut.
a. Struktur
1. Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
26
2. Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3. Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai
peran yang telah ditentukan.
c. Hasil
1. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2. Masalah klien dapat teratasi.
3. Perawat dapat :
a. Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c. Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
e. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
f. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
27
1. Before rounds meliputi :
a) Persiapan : terdiri dari membuat tujuan kegiatan ronde
keperawatandan membaca status pasien dengan jelas sebelum
melakukan ronde keperawatan
b) Orientasi perawat : terdiri dari membuat, menyadari tujuan :
demonstrasi temuan klinis, komunikasi dengan pasien, pemodelan
perilaku professional
c) Orientasi pasien
2. During rounds meliputi :
a) Menetapkan lingkungan : membuat lingkungan yang nyaman serta
dorong untuk mengajukan pertanyaan
b) Menghormati perawat : hormati mereka seperti pemberi layanan paa
pasien, dan pasien perlakukan sebagai manusia, bukan hanya
obyek dari latihan mengajar, peka terhadap bagaimana penyakit
mempengaruhi kehidupan pasien
c) Libatkan semua pasien, bertujuan untuk mengajar semua tingkat
peserta didik, dan mendorong semua untuk berpartisipasi
d) Libatkan pasien : dorong pasien untuk berkontribusi mengenai
masalah penyakitnya, dorong pasien untuk mengajukan pertanyaan
tentang maalahnya,dunakan kata-kata yang dapat dimengerti
pasien, dsb.
3. After rounds : waktu untuk pertanyaan dan memberikan umpan balik
28
b. Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan.
Hal itu disebut sitorus (2006) sebelumdilakukan ronde perawat primer
(PP) menentukan 2-3 klien yang akan dironde dan ditentukan pasien
yang akan dironde. Sebaliknya dipilih klien yang perawatan khusus
dengan masalah yang relative lebih kompleks(sitorus 2006).
c. Ronde keperawatan dilakukan pada pasien. Perawat melaporkan
kondisi, tindakan yang sudah dilakukan dan yang akaan dilakukan,
pengobatan, serta rencana yang lain. Clement (2011) saat ronde
keperawatan melaporkan tentang kondisi pasien, asuhankeperawatan,
perawat medis dan prognosis. Selain itu juga menurut Annual review of
nursing education dalam ronde keperawatan, perawat mendiskusikan
diagnosis keperawatan yang terkait, intervensi keperawatan, dan hasil.
Mengenai masalah yang sensitive sebaiknya tidak didiskusikan
dihadapan klien (sitorus, 2006)
29
3) buat aturan mengenai ronde.
4) setiap diskusi sensitive perlu ditunda dan seluruh tim harus
menyadari hal ini.
d. Perkenalkan diri anda dan tim pada pasien meliputi :
1) Memperkenalkan diri kepada pasien
2) Pasien perlu diberitahu bahwa pertemuan itu terutama dimaksudkan
untuk berdiskusi mengenai pemberian perawatan pada pasien
3) Keluarga tidak perlu diminta untuk pergi jika pasien ingin untuk
ditemani
e. Meninggalkan waktu untuk pertanyaan,klarifikasi, menempatkan
pembacaan lebih lanjut. Fase ini terjadi diluar ruangan, keluar dari
pasien jarak pendengaran. Ini adalah kesembatan untuk mendiskusikan
aspek sensitive dari riwayat pasien.
f. Evaluasi pelaksanaan yang telah dilakukan. Mulai persiapan untuk
pertemuan berikutnyadengan merefleksikan pada diri mengenai hasil
ronde yang telah dilakukan.
PP
30
Tahap pra……….
PENETAPAN PASIEN
PERSIAPAN PASIEN :
o Informed consent
o Hasil pengkajian/validasi data
VALIDASI DATA
31
Diskusi PP
Konselor, KARU
Tahap Pelaksanaan di kamar pasien…………………………
Lanjutan - diskusi
di nurse station
Pasca Ronde…………………………………………….
32
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
33
instruction (pengajaran), summarizing (kesimpulan) (3) post rounds : debriefing
(Tanya jawab), feedback (saran), refrection (refleksi), preparation (persiapan).
B. SARAN
Demikianlah yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna, bagi penulis
khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
34
DAFTAR PUSTAKA
Bimbauner ,. D,. M. (2004) Bedside Teaching
http;//archieve.cordem.Org/facdev/2004 meeting/biml.doc.
Rohita, tita dan Krisna Yetti. (2017). Peningkatan Kualitas Pelayanan Keperawatan
Melalui Ronde dan Pendokumentasikan. Jurnal Dunia Keperawatan, vol 5,
No 1 : 50-55.
35