Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN KEPERAWATAN

“MODEL ASUHAN KEPERAWATAN (KONSEP CASE MANAGER)”

DOSEN PENGAMPU:
Ns. Siska Mayang Sari, M. Kep

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3:
Widya Aprilia Ningsih 19031035
Mohd. Akmal Alamsyah 20031001
Tiara Afrianti Nur 20031005
Rendy Alfauzi 20031013
Retno Wianda Sari 20031014
Yonanda Nalurita 20031018
R. Zulhemny Amyrusdi 20031019
Firdaus 20031023
Benny Julindra 20031024
Selpia Putri 20031030
Siti Nur Aisyah 20031036
Dea Cyntia Pratama 20031041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
HANG TUAH PEKANBARU
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan makalah Manajemen Keperawatan dengan judul “MODEL
ASUHAN KEPERAWATAN (KONSEP CASE MANAGER)” ini dengan baik dan tepat
waktu. Penulis mengharapkan kiranya makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk dan pedoman bagi pembaca dan seluruh rekan-rekan mahasiswa-mahasiswi S1
Keperawatan untuk menambah pengetahuan.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan kerena pengalaman yang penulis miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 10 Maret 2024

Penulis

(kelompok 3)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………...2
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Model Asuhan Keperawatan……………………………………………………..4
2.2 Jenis Dan Konsep Case Manager………………………………………………...5
2.3 Prinsip Case Manager…………………………………………………………….5
2.4 Karakteristik Case Manager………………………………………………………6
2.5 Tugas Case Manager……………………………………………………………...6
2.6 Tujuan Case Manager…………………………………………………………….7
2.7 Kerangka Case Manager………………………………………………………….7

2.8 Kelebuhan Dan Kekurangan Case Manager……………………………………..8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………9
3.2 Saran……………………………………………………………………………..9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rumah Sakit sebagai institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian dan
kecacatan, di dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus meminimalkan risiko baik
klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan.
(Kepmenkes, 2008). Pemberi pelayanan kesehatan selalu memperhatikan mutu,
keselamatan, dan biaya. Oleh karena itu keselamatan pasien menjadi prioritas utama dalam
semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang efektif,
efisien dan aman bagi pasien diperlukan komitmen dan tanggung jawab dari seluruh personil
pemberi pelayanan di rumah sakit. (CMSA, 2010).
Dalam Pelayanan di Rumah Sakit tidak bisa lepas dari berbagai unit atau bagian yang ada
di Rumah Sakit. Bagian itu saling berhubungan dari yang paling depan; Pendaftaran,
Instalasi gawat Darurat, Rawat Inap, Kamar Operasi, Keperawatan, Dokter, Laboratorium,
Radiologi, Farmasi, Gizi, Keuangan, Linen dan seterusnya. (Sutoto,2016, n.d.)Pada saat ini,
pasien sudah semakin menyadari hak-hak nya, hubungan dokter dan pasien merupakan
pelayanan secara utuh dengan interaksi personal, bukan hanya focus pengobatan saja.
Paradigma yang ada sekarang adalah Customer Fokus, dokter di Rumah Sakit bekerja
sebagai satu tim dalam menangani pasien (Lumenta N, 2016, n.d.). Pasien dan keluarga
membutuhkan informasi dan berharap dapat berkonsultasi dengan dokter sewaktu waktu.
Dengan perubahan sikap pasien ini maka mutu layanan Rumah Sakit perlu ditingkatkan dan
kepuasan pasien perlu diutamakan.(Morrison et al., 2010). Untuk meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit, maka diperlukan perubahan cara pandang pihak manajemen dan
klinisi. Pelayanan difokuskan kepada pelanggan dengan peningkatan mutu produk, servis
dan informasi. Dalam upaya peningkatan mutu maka hanya dilakukan perbaikan system
yang ada. Dibutuhkan juga kemitraan dengan pelanggan dan karyawan (KARS, 2015).
Rumah sakit sebagai pemberi pelayanan mempunyai tatanan dan sistem yang cukup
kompleks, dengan pemangku kepentingan utama: pengelola, pemilik, pembayar, tim
profesional pemberi asuhan, pasien dengan keluarganya, dan komunitas atau lingkungan di
rumah. Berbagai strategi telah dikembangkan dan diperdebatkan sebagai upaya reformasi

1
pelayanan kesehatan di rumah sakit. (Susilaningsih, 2014). Case Manager merupakan suatu
intervensi yang penting dan komprehensif dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan
asuhan pasien, kendali biaya, pelayanan berfokus pada pasien atau Patient Centered Care,
asuhan pasien terintegrasi, kontinuitas pelayanan, kepatuhan pasien serta kepuasan pasien
(Wolf et al., 2008). Dalam jurnal tentang Case Manager menyebutkan dengan adanya
seorang Case Manager dapat meningkatkan asuhan pasien secara terintegrasi dan kontinuitas
pelayanan.(García‐Fernández et al., 2014). Peran Case Manager bukan hanya bagaimana
mencari solusi bagi penggunaan biaya atau bagaimana memanfaatkan sumber daya
pelayanan dengan sebaik baiknya, tetapi juga nilai dari manfaat yang dapat dirasakan pasien
dan keluarganya. (CMSA, 2010).
Pemberi pelayanan kesehatan selalu memperhatikan mutu, keselamatan, dan biaya, baik
oleh pemberi pelayanan, pembayar, apalagi pasien sebagai pengguna. Berbagai strategi
dikembangkan untuk mengoptimalkan hal tersebut apalagi pada era Jaminan Kesehatan
Nasional. (Olsena,2014).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang permasalahan diatas, dapat dirumuskan permasalahan yang akan di
teliti, yaitu:
1. Bagaimanakah Peran Case Manager di Rumah Sakit
2. Bagaimanakah Implementasi Case Manager di Rumah
3. Bagaimanakah Peran Case Manager dalam mendukung pelaksanaan Patient Center Care

1.3 Tujuan Penelitian


a) Tujuan Umum Penelitian
Mendeskripsikan tentang Peran Case Manager dan Implementasinya dalam mendukung Patient
Center Care (PCC)
b) Tujuan Khusus Penelitian
Tujuan Khusus penelitian ini adalah:
1. Memperoleh hasil pelaksanaan Peran Case Manager dalam melakukan koordinasi perawatan
kesehatan pasien
2. Memperoleh hasil pelaksanaan Peran Case Manager dalam melakukan komunikasi antar anggota
tim
3. Memperoleh hasil pelaksanaan Peran Case Manager dalam melakukan pengawasan dan
pencegahan tindak lanjut perawatan kesehatan pasien

2
4. Memperoleh hasil pelaksanaan Peran Case Manager dalam melakukan pencegahan duplikasi
intervensi perawatan kesehatan kepada pasien oleh para profesional pemberi asuhan
5. Mendapatkan hasil pelaksanaan Peran Case Manager dalam memastikan rencana perawatan
kepada pasien
6. Mendapatkan hasil pelaksanaan Patient Center Care

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Model asuhan keperawatan


Model asuhan keperawatan case management merupakan suatu pendekatan yang berfokus
pada pasien dan berpusat pada koordinasi, kolaborasi, dan advokasi untuk mencapai hasil
kesehatan yang optimal bagi pasien. Model ini menekankan pada peran perawat sebagai case
manager yang bertanggung jawab untuk mengelola dan mengkoordinasikan semua aspek
perawatan pasien, termasuk:
a. Penilaian: Case manager melakukan penilaian komprehensif terhadap kebutuhan pasien,
termasuk kondisi kesehatan, status sosial ekonomi, dan lingkungan.
b. Perencanaan: Case manager mengembangkan rencana perawatan individual yang sesuai
dengan kebutuhan pasien dan tujuannya.
c. Implementasi: Case manager mengkoordinasikan dan mengelola semua aspek perawatan
pasien, termasuk layanan kesehatan, layanan sosial, dan sumber daya lainnya.
d. Evaluasi: Case manager memantau kemajuan pasien dan mengevaluasi efektivitas
rencana perawatan.

2.1.1Manfaat Model Case Management

a. Meningkatkan kualitas dan kontinuitas perawatan


b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas biaya
c. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga
d. Meningkatkan akses ke layanan yang dibutuhkan pasien
2.1.2 Peran Case Manager:a.
a. Koordinator: Case manager bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan semua aspek
perawatan pasien.
b. Kolaborator: Case manager bekerja sama dengan pasien, keluarga, pemberi layanan
kesehatan, dan profesional lainnya untuk mencapai tujuan perawatan pasien.
c. Advokat: Case manager mengadvokasi pasien untuk memastikan bahwa mereka
menerima perawatan yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan mereka.

2.2 Jenis Dan Model Case Manager


Jenis dan model case manager yaitu:
1) Acute care case management (unit based, disease based, continuity of care, primary
nursing CM)
2) Large case management
3) Disease management
4) Insurance case management

4
5) Hospice case management
6) Home helath care case management
7) Community based case management
2.3 Prinsip Case Manager
Prinsip-prinsip Manajer Pelayanan Pasien (Case Manager) dalam rumah sakit melibatkan
beberapa aspek penting. Berikut adalah ringkasan prinsip-prinsip tersebut:
1. Komunikasi (Communication): Manajer Pelayanan Pasien harus memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan jujur dan efektif. Mereka harus dapat menyampaikan pikiran,
perasaan, dan keinginan tanpa merugikan orang lain. Kemampuan untuk mengatasi
situasi sulit dengan tenang dan percaya diri juga sangat penting.
2. Kontrol Perkembangan Pengobatan (Control): Manajer Pelayanan Pasien
bertanggung jawab untuk memantau dan mengendalikan perkembangan pengobatan
pasien. Ini melibatkan koordinasi dengan tim perawatan klinis dan memastikan rencana
perawatan terlaksana dengan baik.
3. Manajemen dan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan: Manajer Pelayanan Pasien harus
memahami prinsip-prinsip manajemen pelayanan kesehatan. Ini termasuk mengelola
sumber daya, mengkoordinasikan layanan, dan memastikan efisiensi dan efektivitas
dalam memberikan perawatan kepada pasien.
4. Reimbursement Pelayanan Kesehatan: Manajer Pelayanan Pasien harus memahami
proses klaim dan pembayaran dalam sistem pelayanan kesehatan. Ini termasuk
memastikan bahwa rumah sakit menerima kompensasi yang pantas untuk layanan yang
diberikan.
5. Aspek Psikososial Asuhan Pasien: Manajer Pelayanan Pasien harus memperhatikan
aspek psikososial dalam perawatan pasien. Ini melibatkan pemahaman tentang kebutuhan
emosional dan sosial pasien serta dukungan yang diperlukan.
6. Rehabilitasi: Manajer Pelayanan Pasien juga harus memahami proses rehabilitasi dan
bagaimana mendukung pasien dalam pemulihan setelah perawatan.
7. Pengembangan dan Kemajuan Profesi: Manajer Pelayanan Pasien harus terus
mengembangkan diri dan mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kompetensinya. Ini
termasuk pemahaman tentang standar prosedur operasional dan praktik klinis.
2.4 Karakteristik Manager
Seorang Case Manager harus memiliki karakter:

5
a) Komunikatif
b) Sabar
c) Ramah
d) Dapat bekerjasama
e) Case Manager harus mempunyai jiwa pemimpin
f) Managerial skill yang baik
g) Berwawasan luas sebagi solusi pengambilan Keputusan
h) Memahami visi dan misi yang di punyai Rumah Sakit
i) Customer Oriented
j) Minimal dokter atau perawat senior.
k) Mampu berkomunikasi dengan baik kepada pasien dan caring terhadap pasien.
l) Seorang Case Manager mempunyai pengalaman bekerja minimal 5 tahun di
pelayanan.
m) Mampu memahami akan system pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit.
n) Case Manager mampu juga memahami tentang apa itu marketing Rumah Sakit
2.5 Tugas Manager
a) Memonitor permasalahan yang p[otensial terjadi
b) Melakukan evaluasi permasalahan dan mencari serta mengusulkan solusi.
c) Mengkomunikasikan solusi-solusi dan alternativealternative dari pemecahan masalah
pelayanan kepada pasien yang telah didapat.
d) Case Manager dapat melakukan tidakan emergensi bila diperlukan.
e) Mengkoordinir pelaksnaan program
f) Penghubung pasien/keluarga dengan dokter utama atau bidang lain di Rumah Sakit
g) Case Manager sebagai penghubung antar dokter spesialis, pasien dan tim kesehatan
lainnya
h) Case Manager dapat membantu pertolongan gawat darurat
i) Case Manager memberikan pelayanan kepada pasien sesuai standar yang telah ditentukan
j) Meningkatkan kepuasan pasien dengan menjaga mutu serta kualitas pelayanan kepada
pasien.
k) Melakukan koordinasi dalam pemberian pelayanan yang berkualitas.

6
l) Mengkomunikasikan serta memonitor dan mengevaluasi pelayanan kepada pasien sejak
pasie masuk ke rumah sakit sampai dengan keluar dari rumah Sakit.

2.6 Tujuan Case Manager


Tujuan Case Manager yaitu untuk melibatkan pasien didalam asuhan yang
didapatkannya. Bilamana pasien merasa menjadi bagian dalam keputusan pengobatan dan
rencana asuhan, maka mereka akan memperoleh manfaat. Hal yang sama juga berlaku bagi
keluarganya, bila keluarga yang mempunyai relasi erat, suatu kemitraan dengan rumah sakit
yang melayani orang yang mereka kasihi, mereka akan kurang dan merasa khawatir tentang
logistik dan akan lebih banyak fokus terhadap kesehatan pasien. (Sutoto, 2017).
2.7 Kerangka Case Manager
Kerangka kerja case manager rdiri dari apa yang perlu diketahui oleh manajer kasus
untuk secara efektif memenuhi kebutuhan pelanggan mereka dan memperkuat sistem
dukungan mereka. Karena setiap bisnis adalah unik, alur kerja dan kerangka kerja untuk
masing-masing bisnis juga harus disesuaikan dengan kebutuhan dan proses
organisasi.Sistem case manager sangat fleksibel dan dapat disesuaikan. Struktur yang
dinamis dan mudah beradaptasi ini memungkinkan bisnis untuk mengoordinasikan banyak
tugas melalui serangkaian proses yang kompleks.Meskipun kerangka kerja bervariasi
tergantung pada kebutuhan bisnis, terdapat fitur utama dalam alur kerja case manager.
Diantaranya adalah:
a. Pengumpulan dan pengorganisasian informasi
Informasi dari berbagai sumber dikumpulkan, disortir, dan diorganisasikan baik dalam
satu database atau dalam sistem penyimpanan file yang terintegrasi.
b. Kolaborasi pada antarmuka terpusat
Semua informasi dapat diakses dalam antarmuka yang ramah pengguna. Di sinilah
semua elemen diikat menjadi satu. Pekerja pengetahuan memeriksa status masalah,
mengambil semua informasi terkait, dan memprosesnya.
c. Pengambilan Keputusan
Setelah informasi diproses, personel yang terlibat memutuskan tindakan terbaik.
Keputusan dapat didasarkan pada aturan otomatis atau lebih pada pemikiran kritis.
d. Pencatatan
Setiap tindakan yang diambil untuk menyelesaikan suatu masalah dilacak untuk tujuan
audit dan kepatuhan. Hal ini memudahkan pengguna akhir dan manajer untuk
memahami riwayat kasus.

7
2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Case Manager
2.8.1 Kelebihan Case Manager
a. Koordinasi Layanan
Case manager dapat memfasilitasi koordinasi antara berbagai layanan dan membantu
klien mendapatkan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
b. Pemantauan dan Dukungan Berkelanjutan
Case manager dapat memberikan pemantauan dan dukungan yang berkelanjutan kepada
klien untuk memastikan mereka tetap berada dalam jalur yang benar dan mendapatkan
bantuan yang mereka butuhkan.
c. Pengurangan Duplikasi Layanan
Dengan memastikan bahwa layanan yang diberikan kepada klien terkoordinasi dengan
baik, case manager dapat membantu mengurangi duplikasi layanan dan memaksimalkan
efisiensi sumber
2.8.2 Kekurangan Case Manager
a. Biaya dan Sumber Daya
implementasi case manager dapat memerlukan biaya dan sumber daya yang signifikan,
terutama dalam pelatihan dan pengembangan program.
b. Koordinasi yang Rumit
Koordinasi antara berbagai layanan dan organisasi bisa menjadi rumit dan memakan
waktu.Meskipun memfasilitasi akses ke layanan, case manager mungkin tidak selalu
mampu menyelesaikan semua masalah yang dihadapi oleh klien.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rumah sakit sebagai pemberi pelayanan mempunyai tatanan dan sistem yang cukup
kompleks, dengan pemangku kepentingan utama: pengelola, pemilik, pembayar, tim
profesional pemberi asuhan, pasien dengan keluarganya, dan komunitas atau lingkungan di
rumah. Case Manager merupakan suatu intervensi yang penting dan komprehensif dalam
rangka peningkatan mutu dan keselamatan asuhan pasien, kendali biaya, pelayanan berfokus
pada pasien atau Patient Centered Care, asuhan pasien terintegrasi, kontinuitas pelayanan,
kepatuhan pasien serta kepuasan pasien. Peran Case Manager bukan hanya bagaimana
mencari solusi bagi penggunaan biaya atau bagaimana memanfaatkan sumber daya
pelayanan dengan sebaik baiknya, tetapi juga nilai dari manfaat yang dapat dirasakan pasien
dan keluarganya. Tugas case manager Melakukan evaluasi permasalahan dan mencari serta
mengusulkan solusi,mengkomunikasikan solusi-solusi dan alternative alternative dari
pemecahan masalah pelayanan kepada pasien yang telah didapat, case manager dapat
melakukan tidakan emergensi bila diperlukan, Mengkoordinir pelaksnaan program.
3.2 Saran
Demikian pokok bahasan makalah yang dapat kami paparkan. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi. Makalah ini masih jauh dari kata semmpurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi
dimasa yang akan datang

9
DAFTAR PUSTAKA

Mailoa, C., Dedi, B., & Trihapsari, S. (2023). Peran case manager dalam mendukung patient
centered care di Rumah Sakit Umum Daerah Tobelo study henomenology eksploratif. 5(10),
1–14. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558907/
Sutoto. (2017). Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1. Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS).

Aeni, W. N. (2017). Pengembangan Case Manager dalam Patient Centered Care. Jurnal
Manajemen Keperawatan, 126-134

Kbanassov, Vedel, & Pluye. (2019). Barriers to Implementation of Case Management for
Patients With Dementia: A Systematic Mixed Studies Review. Annals of Family Medicine, 5.

10

Anda mungkin juga menyukai