Hal ini sangat penting dalam menjaga homeostasis bila terjadi perdarahan
akibat trauma terhadap pembuluh darah maupun jaringan di sekitar pembuluh
darah.
Proses pembekuan darah terdiri dari dua jalur pembekuan yaitu jalur intrinsik
dan ekstrinsik.
-Kriopresipitat
1 kantong mengandung75-125 unit faktor VIII
Dosis : 1 kantong kriopresipitat/5kg BB
-FFP
Satu ml FFP mengandung1 U aktivitas FVIII
Dosis :15-20 ml/kg
-DDAVP
Derajat ringan dan sedang dengan aktivitas FVIII > 5 %
Dosis IV 0,3 mg/kgBB 4 kali peningkatan FVIII
Efek puncak : 30 - 60 menit
Hanya untuk episode perdarahan kecil, seperti perdarahan mulut,
ekstraksi gigi, hematom kecil dan epistaksis.
Hemofilia B
-Konsentratfaktor IX ( prothtombin complex concentrates (PCCs) )
-Antifibrinolitik
Terapi adjuvant untuk mengontrol hemostasis lokal dan mencegah perdarahan dari
prosedur dental
-Tranexamid acid
Oral 25 mg/kg, dosis max 1,5 gr IV & 10 mg/kg, dosis max 1 gr/ 8 jam
PILIHAN PERAWATAN
A. Faktor konsentrat
Infus faktor konsentrat adalah terapi yang paling efektif untuk hemofilia. Tidak ada
pengganti terapi ini karena mengandung faktor yang sesuai dalam jumlah yang dibutuhkan
untuk menghentikan pendarahan. Terutama ada dua jenis faktor konsentrat.
2) Faktor rekombinan
Produk turunan plasma lebih rentan terhadap infeksi virus (HIV, hepatitis) Oleh karena itu,
faktor rekombinan sekarang banyak digunakan di negara-negara asing beberapa produk
yang dipasarkan (Tidak dipasarkan di India) hanya mengandung faktor yang sesuai.
B. Kriopresipitat
Ini dibuat dari kumpulan darah dan mengandung faktor VIII, faktor von willebrand,
fibrinogen dan faktor XIII. Ini harus memiliki setidaknya 80 IU aktivitas faktor VIII
dan harus digunakan sebagai terapi pengganti pada defisiensi faktor VIII.
G. Sealant fibrin
Ini dibuat dengan mencampur fibrinogen dan trombin yang meniru langkah terakhir
dalam kaskade koagulasi darah. Segel semi kaku untuk bekuan fibrin kaku
mengkonsolidasikan dan mematuhi situs aplikasi dan bertindak sebagai agen penyegel
yang ketat dan cairan yang mampu menghentikan pendarahan. Ini tersedia sebagai
semprotan dan bisa digunakan pada luka terbuka atau untuk homeostasis bedah.
H. Factor eight inhibitor by pass activity (FEIBA)
FEIBA adalah konsentrat kompleks protrombin aktif yang tersedia sebagai FEIBA -TM-4
yang dibuat dari plasma manusia gabungan, mengandung sejumlah kecil faktor aktif II,
VII, IX dan X. Telah digunakan untuk mengobati perdarahan sendi, otot, dan jaringan
lunak pada pasien. dengan titer inhibitor responder tinggi dan rendah.
K. Kortikosteroid
Prednisone adalah obat kortikosteroid dengan aktivitas glukokortikoid dan
mineralokortikoid yang paling rendah, sehingga berguna untuk pengobatan berbagai
kondisi inflamasi dan auto-imun. Hal ini sangat dianjurkan untuk pengobatan
hematuria atas makroskopik.
L. Kalsium aliginate
Ini adalah polisakarida yang bisa diekstraksi dari rumput laut coklat yang dibuat
menjadi serat untuk dioleskan. Bila bahan ini kontak dengan cairan biologis, kalsium
alginat menukar ion kalsiumnya dengan ion natrium dan gel.
Joint aspiration ditujukan untuk membantu mengurangi
nyeri dan meningkatkan lingkup gerak sendi.
Kontraindikasi joint aspiration ialah adanya proses infeksi
baik sistemik maupun lokal yang sedang berlangsung.
Pemilihan ukuran jarum sekitar 25-30G untuk mengurangi
nyeri saat penusukan dan inflamasi setelah joint aspiration
selesai dilakukan.20
Penanganan rehabilitasi medik juga dilakukan dan
dimulai dari pemeriksaan fisik.
Komponen pemeriksaan fisik terdiri dari:
1. Observasi
2. Lingkup gerak sendi dan fungsi otot
3. Pemeriksaan status neurologik.21
1. Observasi meliputi respons pasien terhadap terapi
faktor pembekuan darah VIII atau IX; respons pasien
terhadap aktivitas fungsional seperti duduk, berdiri, atau
berjalan; dan gangguan postur atau pola berjalan, dan ada
tidaknya perbedaan panjang kedua tungkai.
2. Mengenai lingkup gerak sendi dan fungsi otot, perlu
dilakukan pencatatan keadaan sendi dan otot sebelum dan
selama follow up (edema, nyeri, lingkup gerak sendi,
deformitas, dan lingkar sendi atau otot yang terkena).
3. Pemeriksaan status neurologik penting dilakukan
karena komplikasi muskulo skeletal dapat menyebabkan
gangguan neurologik misalnya neuropati perifer pada
hemofilia berat.
Pemeriksaan status neurologis seperti: GCS, 12 saraf
intrakranial, sensorik, motorik.
Untuk hemartrosis, klasifikasi radiologik yang digunakan
berdasarkan Arnold-Hilgartner.
Pada komplikasi perdarahan otot, penggunaan ultrasound
dapat memberikan informasi tentang distribusi perdarahan
otot yang terjadi. Untuk kepentingan ini, frekuensi
ultrasound yang digunakan 7-12 Mhz dengan transduser
jenis linear array transducer.21
Panduan penatalaksanaan rehabilitasi medik untuk hemofilia
yang disertai komplikasi dapat dilihat sebagai berikut:
Referensi
1. Harper D. Hemofilia [homepage on the Internet]. c2012 [updated
2012 Mar 20; cited 2012 May 28]. Available from:
http://www.etymonline.com/index.phps
earch=hemofilia&searchmode=none
14. Mark E. Facts for families. In: Samuel E. The Teen Brain:
Behavior, Problem Solving and Decision Making.
Washington: Elsevier, 2011; p. 57-58
15. Linderman C, Eichenfield E. Adolescence In: Adamson M,
editor. Textbook of Hemophilia. Singapore: Wiley- Blackwell,
2010; p. 133-5.
24. Butenas S, Brummel KE, Branda RF, et al, Mechanism of factor VIIa-dependent
coagulation in hemophilia blood, Blood, Feb 2002, 99(3),923-30.
25. Monroe DM, Hoffman M, Oliver JA, Roberts HR, A possible mechanism of action
of activated factor VII independent of tissue factor. Blood Coagul Fibrinolysis, Mar
1998, Suppl 1: S, 15-20.
26. Mayer SA, Brun NC, Begtrup K, et al. Recombinant activated factor VII for acute
intracerebral hemorrhage, N Engl J Med, Feb 2005, 352(8), 777-85.