Anda di halaman 1dari 12

REFERAT

VOGT-KOYANAGI-HARADA DISEASE

PEMBIMBING

dr. Ayu S. Bulo Oetoyo, Sp.M,M.sc

DISUSUN OLEH:

Komang Vitha Pranamasari

03013109

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA FAKULTAS


KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
BUDHI ASIH PERIODE 26 MARET – 28 APRIL 2018 JAKARTA
LEMBAR PENGESAHAN

Referat dengan judul:

“VOGT-KOYANAGI-HARADA DISEASE”

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing, sebagai syarat untuk menyelesaikan
tugas kepanitraan klinik Ilmu Penyakit Mata di RSUD Budhi Asih

Periode 26 Maret-28 April 2018

Jakarta, Maret 2018

Pembimbing,

dr. Ayu S. Bulo Oetoyo, Sp.M, M.sc


KATA PENGANTAR

Segala puji kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan referat ini yang berjudul “Uveitis Posterior et causa
Sindrom Vogt-Koyanagi-harada”.Referat ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas kepanitraan klinik Ilmu Penyakit Mata di Rumah Sakit Umum Daerah Budhi
Asih periode 26 Maret-28 April 2018. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan
terimakasih kepada dr. Ayu S.Bulo Oetoyo, Sp.M, M.Sc. selaku pembimbing atas
waktu, pengarahan, masukan serta berbagi ilmu yang telah diberikan, sehingga
penulis dapat menyelesaikan referat ini.

Penulis menyadari bahwa referat ini tidak lepas dari kesalahan dan
kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan berbagai saran dan masukan untuk
perbaikan selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga referat ini dapat
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi para penuntut ilmu, pengajar, dan bagi
perkembangan ilmu khususnya di bidang kesehatan.

Jakarta, 30 Maret 2018

Komang Vitha Pranamasari

03013109
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………
2.1 Anatomi dan Fisiologi Traktus Uvealis…………………………
2.2 Definisi Uveitis…………………………………………………
2.3 Etiologi Uveitis…………………………………………………
2.4 Klasifikasi Uveitis………………………………………………
2.5 Epidemiologi Uveitis…………………………………………...
2.6 Patofisiologi Uveitis……………………………………………
2.7 Penegakan Diagnosis Uveitis…………………………………..
2.8 Diagnosis Banding uveitis……………………………………...
2.9 Tatalaksana Uveitis…………………………………………….
2.10 Definisi Vogt-Koyanagi-Harada Disease………………………
2.11 Etiologi Vogt-Koyanagi-Harada Disease………………………
2.12 Epidemiologi Vogt-Koyanagi-Harada Disease…………………
2.13 Patofisiologi Vogt-Koyanagi-Harada Disease………………….
2.14 Penegakan Diagnosis Vogt-Koyanagi-Harada Disease…………
2.15 Diagnosis Banding Vogt-Koyanagi-Harada Disease……………
2.16 Tatalaksana Vogt-Koyanagi-Harada Disease…………………...
2.17 Prognosis Vogt-Koyanagi-Harada Disease……………………..
2.18 Komplikasi Vogt-Koyanagi-Harada Disease……………………
BAB III KESIMPULAN………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada (sindrom VKH) adalah suatu kelainan


sistemik yang ditandai dengan adanya panuveitis granulomatosa yang terkait dengan
manifestasi sistemik seperti ablasio retina eksudatif yang sering berhubungan dengan
manifestasi neurologis, pendengaran, dan kulit.1

Istilah vogt-koyanagi-harada disease diciptakan oleh Bruno dan Mc person


atas laporan kasus oleh harada dan koyanagi yang melaporkan seorang pasien yang
dengan uveitis posterior primer yang berhubungan dengan ablasio retina eksudatif
dan cairan serebrospinal (CSF) pleocytosis dan enam pasien dengan uveitis bilateral
kronik yang terkait dengan gejala-gejala asidosis (dysacousia andtinnitus) dan
manifestasi yang tidak umum (vitiligo, alopecia, dan poliosis).1

Secara umum prevalensi penyakit VKH terdistribusi pada individu berkulit


gelap seperti penduduk asli Amerika, Hispanik, Asia India, dan keturunan Timur
Tengah. Prevalensi VKH terbanyak terdapat di Arab Saudi yaitu sebanyak 19,4% dari
total keseluruhan kasus uveitis, sedangkan di jepang terdapat 9,7%, di Tunisia
sebanyak 7,4%, dan presentase paling sedikit di Amerika Serikat yaitu sebanyak 1-
4%. Penyakit ini biasa terjadi pada usia antara 20-50 tahun dan lebih sering terjadi
pada wanita, dapat juga terjadi pada anak yang berusia kurang dari 14 tahun dan pada
usia lanjut.2
BAB II

TINNJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi dan Fisiologi Traktus Uvealis

Traktus uvealis merupakan lapisan vaskuler didalam bola mata yang terdiri
dari koroid, corpus ciliare, dan iris.

1. Iris
Iris merupakan suatu membran dasar sebagai lanjutan dari badan siliar ke
anterior. Dibagian tengah terdapat lubang yang disebut pupil yang berfungsi
untuk mengatur besarnya sinar yang masuk. Warna permukaan iris bervariasi
dan memiliki lekukan-lekukan kecil terutama sekitar pupil yang disebut
kripte. Pada iris terdapat dua macam otot yang mengatur besarnya pupil, yaitu
musculus dilator pupil yang berfungsi untuk melebarkan pupil dan musculus
sphincter pupil yang berfungsi untuk mengecilkan pupil4.
2. Corpus ciliare

Korpus siliaris merupakan susunan otot melingkar dan mempunyai system


ekskresi di belakang limbus. Badan siliar dimulai dari pangkal iris ke
belakang sampai koroid terdiri dari otot-otot siliar yang berfungsi untuk
akomodasi dan prosessus siliaris. Badan siliar menghasilkan aquos humor,
dimana aquos humor sangat menentukan tekanan bola mata. Aquos humor
mengalir melalui kamera okuli posterior ke kamera okuli anterior melalui
pupil, kemudian ke angulus iridokornealis, kemudian melewati trabekulum
meshwork menuju kanalis schlem, selanjutnya menuju kanalis kolektor masuk
ke dalam vena episklera untuk kembali ke jantung4.
3. Koroid
Krorid merupakan bagian uvea yang paling luar, terletak antara retina dan
sclera. Koroid berbentuk mangkuk yang tepi badannya berada di cincin badan
siliar. Koroid adalah jaringan vascular yang terdiri atas anyaman pembuluh
darah4.

2.2 Definisi Uveitis


Istilah ‘uveitis’ menunjukan suatu peradangan pada iris (iritis, iridosiklitis),
corpus ciliare (uveitis intermediet, siklitis, uveitis perifer, atau pars planitis), atau
koroid (koroiditis). Namun tidak hanya itu, uveitis turut mencakup peradangan pada
retina, pembuluh-pembulu retina, dan nervus opticus intraocular.5
2.3 Etiologi Uveitis
2.4 Klasifikasi Uveitis

Penjelasan:
2.5 Epidemiologi Uveitis

2.6 Patofisiologi Uveitis


2.7 Penegakan Diagnosis Uveitis
2.8 Diagnosis Banding uveitis
2.9 Tatalaksana Uveitis
2.10 Definisi Vogt-Koyanagi-Harada Disease
Sindrom Vogt-Koyanagi-Harada (sindrom VKH) adalah suatu kelainan
sistemik yang ditandai dengan adanya panuveitis granulomatosa yang terkait dengan
manifestasi sistemik seperti ablasio retina eksudatif yang sering berhubungan dengan
manifestasi neurologis, pendengaran, dan kulit.1

2.11 Etiologi Vogt-Koyanagi-Harada Disease


Penyebab VKH ini belum diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan
penyebab yang paling bisa diterima adalah karena adanya reaksi autoimun sel T
terhadap melanosit.

2.12 Epidemiologi Vogt-Koyanagi-Harada Disease


Secara umum prevalensi penyakit VKH terdistribusi pada individu berkulit
gelap seperti penduduk asli Amerika, Hispanik, Asia India, dan keturunan Timur
Tengah. Prevalensi VKH terbanyak terdapat di Arab Saudi yaitu sebanyak 19,4% dari
total keseluruhan kasus uveitis, sedangkan di jepang terdapat 9,7%, di Tunisia
sebanyak 7,4%, dan presentase paling sedikit di Amerika Serikat yaitu sebanyak 1-
4%. Penyakit ini biasa terjadi pada usia antara 20-50 tahun dan lebih sering terjadi
pada wanita dengan rasio 2:1. VKH dapat juga terjadi pada anak yang berusia kurang
dari 14 tahun dan pada usia lanjut.2,3

2.13 Patofisiologi Vogt-Koyanagi-Harada Disease


2.14 Penegakan Diagnosis Vogt-Koyanagi-Harada Disease
2.15 Diagnosis Banding Vogt-Koyanagi-Harada Disease
2.16 Tatalaksana Vogt-Koyanagi-Harada Disease
2.17 Prognosis Vogt-Koyanagi-Harada Disease
2.18 Komplikasi Vogt-Koyanagi-Harada Disease
DAFTAR PUSTAKA
1. Camarena JH, Gonzales LA, Shaikh M, Garcia AR, Foster S. Vogt-Kayanagi-
Harada syndrome. Contemporary Ophtalmologi. 2010; Vol 9, No 16
2. Attia S, Khoctali S, Kahloun R, Zaouali S, Kairallah M. Vogt-Koyanagi-
Harada Disease. Ekspert Rev Ophthalmol 2012;7(6),565-585
3. Ng JYW, Luk FOJ, Lai TYY, Pang CP. Influence of molecular genetics in
Vogt-Koyanagi-Harada Disease. J Ophthalmic Inflamm Infect. 2014; 4(20):1-
12
4. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia,Ed5.Jakarta:BalaiPenerbitFKUIJakarta.2015
5. Vaughan&Ashbury.Oftalmologiumum,Ed17.Jakarta:EGC.2015
6.

Anda mungkin juga menyukai