Anda di halaman 1dari 19

Referat

OSTEOARTHTITIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kepaniteraan klinik


di Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSMH Palembang

Oleh:
Fakih Jerian Ramadhani, S.Ked
04084882326005

Pembimbing:
dr. Putri Muthia, SpPD

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT DR. MOH. HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Referat

OSTEOARTHTITIS

Disusun Oleh

Fakih Jerian Ramadhani, S.Ked

04084882326005

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Periode 4
Desember s.d. 25 Februari 2024.

Desember 2023

Pembimbing,

dr. Putri Muthia, SpPD

ii Universitas Sriwijaya
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya telaah ilmiah yang berjudul “Osteoartritis” dapat
diselesaikan dengan sangat baik. Telaah ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas
yang merupakan bagian dari sistem pembelajaran kepaniteraan klinik, khususnya
di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP
dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Dalam penyusunan telaah ilmiah ini, tidak lepas dari bantuan, dukungan,
dan doa dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Penulis
ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada dr. Putri Muthia, SpPD yang telah
senantiasa meluangkan waktunya dan bersedia dalam memberikan kritik serta
saran kepada penulis dalam menyusun telaah ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari telaah ilmiah ini.
Oleh karena itu, penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan saran dan
masukkannya dalam telaah ilmiah ini. Akhir kata, semoga telaah ilmiah ini bisa
bermanfaat dan menjadi amal baik bagi seluruh pembaca.

Palembang, Desember 2023

Fakih Jerian Ramadhanin

iii Universitas Sriwijaya


DAFTAR ISI

Halaman
Referat.......................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................vii
BAB 1......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan.......................................................................2
BAB 2......................................................................................................................3
2.1 Definisi...........................................................................................................3
2.2 Etiologi dan Faktor Risiko.............................................................................3
2.3 Epidemiologi..................................................................................................4
2.4 Klasifikasi.......................................................................................................5
2.5 Patofisiologi....................................................................................................6
2.6 Manifestasi Klinis.........................................Error! Bookmark not defined.
2.7 Penegakan Diagnosis......................................................................................6
2.8 Diagnosis Banding.........................................................................................8
2.9 Tatalaksana.....................................................................................................8
2.10 Komplikasi dan Prognosis........................................................................10
BAB 3....................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan...................................................................................................11
3.1.1 Saran...................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iv Universitas Sriwijaya
DAFTAR TABEL

Tabel . Halaman

v Universitas Sriwijaya
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

vi Universitas Sriwijaya
DAFTAR SINGKATAN

vii Universitas Sriwijaya


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Osteoartritis (OA) adalah penyakit sendi yang memengaruhi tulang rawan
artikular, tulang subkondral, sinovium, kapsul dan ligamen. Pada osteoartritis
tulang rawan mengalami degenerasi sehingga terjadi fibrilasi, fisura, ulserasi dan
hilangnya ketebalan secara penuh pada permukaan sendi. 1 Osteoartritis adalah
jenis radang sendi yang paling sering dijumpai di masyarakat, dan mengenai
jutaan manusia di dunia. Osteoartritis terjadi pada 300 juta manusia di dunia dan
menjadi salah satu penyebab kecacatan paling utama pada usia lanjut. 2 Di
Indonesia prevalensi kejadian osteoartritis yaitu sebesar 5% pada pria, dan 12,7%
pada wanita, berdasarkan pemeriksaan radiologis sendi lutut. Osteoartritis dapat
terjadi pada berbagai macam sendi, terutama pada sendi lutut, tangan, dan
panggul. Osteoartritis merupakan penyakit dengan progresivitas yang lambat serta
etiologi yang belum diketahui secara pasti. Terdapat beberapa faktor risiko
osteoartritis, seperti umur, jenis kelamin, etnis, genetik, diet, obesitas, kelemahan
otot, aktivitas fisik yang berlebihan, trauma sebelumnya, penurunan fungsi
proprioseptif, faktor keturunan menderita Osteoartritis dan faktor mekanik. 3
Osteoartritis secara etiologi di kelompokan menjadi osteoartritis primer dan
osteoartritis skunder. 2 Osteoartritis primer terjadi tanpa ada riwayat trauma atau
penyakit yang mendahului, namun berkaitan erat dengan keberadaan faktor risiko.
Osteoartritis skunder terjadi dengan adanya riwayat kelainan pada sendi. 3 Gejala
utama yang paling umum dirasakan penderita osteoartritis adalah nyeri dan
kekakuan pada sendi. Nyeri sendi dapat terjadi ketika aktifitas terlalu berlebihan.
Kekakuan pada sendi dikarenakan tidak adanya pergerakan atau aktivitas pada
persendian, umumnya timbul di pagi hari ketika baru bangun tidur atau setelah
beristirahat di siang hari. Terapi Osteoartritis tidak dapat meyembuhkan penyakit,
namun tujuan tatalaksana adalah untuk pengendalian dan pengurangan rasa nyeri,
memperbaikin gerakan,

1 Universitas Sriwijaya
2

1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1. Memudahkan akses informasi bagi masyarakat seputar Osteoartritis.
2. Memberikan pemahaman yang menyeluruh kepada masyarakat tentang
Osteoartritis.

Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Osteoartritis adalah kelainan sendi yang menyebabkan perubahan patologis
pada seluruh struktur sendi yang terkena dan merupakan jenis arthritis yang paling
sering dijumpai. 4 Osteoartritis merupakan penyakit keseluruhan sendi, dimana
tulang subchondral, menisci, ligament, otot periarticular, kapsul, dan sinovium
ikut terlibat dalam perkembangan penyakit. 5 Osteoartritis merupakan proses
multifaktorial yang ditandai dengan perubahan struktur dan fungsi persendian
secara keseluruhan. Osteoartritis adalah hasil klinis dan patologis dari berbagai
kelainan yang mengakibatkan struktural dan kegagalan fungsional sendi sinovial. 3

2.2 Etiologi dan Faktor Risiko

Osteoartritis dapat terjadi dengan etiologi yang berbeda-beda, namun


mengakibatkan kelainan bilologis, morfologis dan keluaran klinis yang sama. 6
Berdasarkan etiologi, OA dikelompokan menjadi OA primer dan skunder.
Osteoatritis primer terjadi tanpa adanya riwayat trauma ataupun kelainan sendi
yang mendahului, namun kejadian osteoartritis primer sangat berkaitan dengan
terlibatnya faktor risiko, sehingga disebut juga kejadian idiopatik. 3 Osteoartritis
skunder terjadi dengan adanya riwayat kelainan sendi yang berlangsung
sebelumnya termasuk diantaranya metabolik, kelainan anatomi atau struktur
sendi, trauma, dan inflamasi. 3,7 Seiring bertambahnya usia, kejadian osteoartritis
lebih sering dijumpai pada perempuan, dibandingkan pada laki laki. Faktor risiko
osteoartritis adalah usia, jenis kelamin perempuan, suku bangsa dan genetik,
obesitas, cedera sendi, pekerjaan, dan olahraga. 1,3,8

1. Usia

Usia merupakan faktor risiko yang paling kuat dalam timbulnya


osteoartritis, dengan bertambahnya usia prevalensi dan beratnya osteoartritis

Universitas Sriwijaya
4

semakin meningkat. Osteoartritis hampir tidak pernah tejadi pada anak-anak,


dan biasanya dijumpai pada usia di atas 60 tahun. 8

2. Jenis kelamin
Jenis kelamin menjadi salah satu faktor risiko dalam penyakit osteoartritis,
dimana frekuensi osteoartritis lebih sering terjadi pada perempuan
dibandingkan angka kejadian osteoartritis pada laki-laki. Pada perempuan
lebih sering ditemukan osteoartritis lutut, dan osteoartritis banyak sendi.
Sedangkan pada laki-laki lebih sering terkana osteoartritis paha, pergelangan
tangan, dan leher. 8
3. Suku bangsa & genetik
Terdapat perbedaan prevalensi dan pola terkenanya sendi pada masing-
masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha lebih sering dijumpai pada
ras kaukasia dan lebih jarang ditemui pada orang-orang kulit hitam dan asia.
Faktor genetik juga merupakan faktor yang penting dalam timbulnya
osteoartritis, pada ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis interfalang
distal, terdapat 2 kali lebih sering kemungkinan osteoartritis pada sendi
tersebut. 8
4. Kegemukan & penyakit metabolik
Kelebihan berat badan merupakan salah satu faktor risiko penyakit
osteoartritis. Kegemukan tidak hanya berkaitan dengan kejadian osteoartritis
pada sendi sendi yang menopan beban berat, tetapi juga berkaitan dengan
osteoartritis sendi lain. Sehingga selain faktor mekanik dengan bertambahnya
beban mekanis (bertambahnya berat badan), terdapat juga peran metabolik. 8
5. Cedera sendi, pekerjaan, & olahraga
Risiko kejadian osteoartitis berkaitan erat dengan riwayat cedera,
pekerjaan berat, dan penggunaan satu sendi secara terus menerus. 8
6. Faktor Lain
Kepadatan tulang menjadi salah satu faktor risiko dalam penyakit
osteoartritis, semakin tingginya angka kepadatan tulang dapat meningkatkan
risiko terjadinya osteoartritis. Tulang yang lebih keras (padat) kurang

Universitas Sriwijaya
5

membantu mengurangi benturan beban yang diterima tulang rawan sendi,


sehingga tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek. 8

2.3 Epidemiologi
Prevalensi kejadian osteoartritis berbeda-beda tergantung dari pada metode
yang digunakan untuk mengevaluasi angka kejadian osteoartritis. Salah satu
metode yang digunakan untuk menghitung angka kejadian osteoartritis adalah
dengan melakukan penilaian radiologi. 5 Pada tahun 2019, sekitar 528 juta
penduduk dunia hidup dengan osteoartritis. 73% diantaranya adalah penduduk
dengan usia di atas 55 tahun, dan 60 % di antaranya adalah perempuan.
Osteoartritis menyebabkan kecatatan sedang sampai berat pada 43 juta
penduduk. 3,9 Di Indonesia prevalensi kejadian osteoartritis sebesar 15,5% pada
pria, dan 12,7% pada wanita, berdasarkan pemeriksaan radiologis sendi lutut. 8

2.4 Klasifikasi
Osteoartritis dapat dikelompokkan berdasarkan etiologi dan lokasi sendi
yang terkena. 10 Pembagian osteoartritis berdasarkan etiologi dikelompokan
menjadi osteoartritis primer dan osteoartritis skunder. Osteoatritis primer terjadi
tanpa adanya riwayat trauma ataupun kelainan sendi yang mendahului, namun
kejadian osteoartritis primer sangat berkaitan dengan terlibatnya faktor risiko,
sehingga disebut juga kejadian idiopatik. 3 Osteoartritis skunder terjadi dengan
adanya riwayat kelainan sendi yang berlangsung sebelumnya termasuk
diantaranya metabolik, kelainan anatomi atau struktur sendi, trauma, dan
inflamasi. 3,7

Universitas Sriwijaya
6

Gambar 2.1 Penyebab Osteoartritis Sekunder


Pembagian osteoartritis berdasarkan lokasi sendi digunakan untuk
penatalaksanaan osteoartritis secara menyeluruh, baik secara farmakalogis dan
nonfarmakologis.

Gambar 2.2 Klasifikasi Osteoartritis Berdasarkan Lokasi Sendi


2.5 Patofisiologi

Penyebab osteoartritis adalah interaksi antara faktor risiko, stres mekanik,


dan mekanisme sendi yang abnormal. Kombinasi ini mengakibatkan marker pro-

Universitas Sriwijaya
7

inflammatory dan proteases yang memediasi kerusakan sendi. Perubahan awal


yang terjadi pada kasus osteoartritis adalah perubahan pada tulang rawan artikular
yang menyebabkan fibrilasi permukaan tulang rawan, irreguleritas, dan erosi
fokal. Erosi ini terus meluas ke tulang dan terus meluas sehingga melibatkan lebih
banyak permukaan sendi.

2.6 Penegakan Diagnosis


Penegakan diagnosis osteoartritis biasanya dilakukan secara klinis dan
dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologi. 2,5 penegakan diagnosis osteoartritis
dapat dilakukan dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan reumatologi dengan
menggunakan prinsip pemeriksaan GALS (Gait, arms, legs, spine), serta
berdasarkan gejala klinis. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk
menyingkirkan kemungkinan arthritis karena sebab lainnya.
2.6.1 Anamnesis
Pada anamnesis pasien dengan osteoartritis, pasien biasanya akan
mengeluhkan rasa nyeri, bengkak, dan kekakuan pada area di sekitar sendi yang
terkena. Pasien mengeluhkan rasa nyeri pada sendi tangan (carpo metacarpal I,
proksimal interfalang, distal interfalang), sendi kaki (metatarsofalang pertama),
sendi lutut, vertebra servikal, lumbal, dan panggul. Rasa nyeri muncul dan
memburuk pada saat atau setelah beraktifitas, serta membaik pada saat
berisitirahat. Pasien akan merasakan nyeri pada lutut atau panggul saat naik turun
tangga, nyeri pada angkel, lutut, dan panggul pada saat berjalan, dan nyeri sendi
tangan saat memasak pada osteoartritis tangan. Pada tahap awal, nyeri yang
dirasakan biasanya bersifat episodik dan biasanya dicetuskan karena penggunaan
sendi yang terimbas secara berlebihan. Seiring berkembangnya penyakit rasa
nyeri yang dialami menjadi terus menerus dan bahkan mengganggu penderita
pada saat malam hari.

Pada saat anamnesis dapat juga ditanyakan apakah terdapat kekakuan sendi
di pagi hari atau setelah beristirahat yang dirasakan singkat (<30 menit).
Persendian dapat mengalami pembengkakan tulang, bunyi sendi saat digerakan,
serta keterbatasan ruang gerak sendi. 2,4 Penting juga menanyakan terkait

Universitas Sriwijaya
8

gambaran nyeri dan derajat nyeri (skala nyeri yang dirasakan pasien), dan faktor
risiko pada saat anamnesis seperti usia, riwayat keluarga dengan osteoartritis
generalisata, aktivitas fisik berat, obesitas, dan riwayat deformitas pada sendi yang
berkaitan. 2,8

2.6.2 Pemeriksaan Fisik


Pada saat melakukan pemeriksaan fisik, terdapat beberapa hal yang perlu di
perhatikan terkait kasus osteoartritis seperti IMT pasien, gaya berjalan, ada
tidaknya kelemahan otot, ada tidaknya tanda-tanda inflamasi dan efusi sendi,
lingkup gerak sendi, nyeri saat pergerakan atau nyeri saat akhir pergerakan,
krepitus, deformitas/ bentuk sendi berubah, gangguan fungsi/keterbatasan gerak
sendi, nyeri tekan pada sendi dan periartikular, penonjolan tulang (nodul
bouchard’s dan heberden’s), pembengkakakn jaringan lunak, dan instabilisasi
sendi. 2

2.7 Kriteria diagnosis

2.8 Diagnosis Banding


Diagnosis banding osteoartritis adalah 3

 Rheumatoid arthtitis
 Psoriatic arthritis
 Crystalline arthritis
 Bursitis
 Tendinitis
 Hemochromatosis
 Avascular necrosis
 Radiculopathy

2.9 Tatalaksana
Tatalaksana pada kasus osteoartritis bertujuan untuk untuk menghilangkan
keluhan, mengoptimalkan fungsi sendi, mengurangi ketergantungan dan
meningkatkan kualitas hidup, menghambat progresivitas penyakit, dan mencegah
komplikasi. 5,10 Pasien dengan gejala ringan dan gejala yang timbul sesekali tidak

Universitas Sriwijaya
9

membutuhkan terapi farmakologis, namun pada pasien osteoartritis dengan nyeri


berkelanjutan dan mengganggu aktifitas membutuhkan tatalaksana
nonfarmakologis, dan tatalaksana farmakologis. 4 Tatalaksana komperhensif
osteoartritis terdiri dari edukasi, kebiasaan/perilaku, psikososial, intervensi fisik,
pengobatan oral, topikal, dan intraarticular. 3,11

Tatalaksana nonfarmakologis osteoartritis terdiri dari edukasi yang terdiri


dari edukasi mengenai penyakit, menghindari aktifitas yang dapat mencetuskan
nyeri sendi atau memberatkan sendi, latihan aerobik seperti yoga dan taichi, terapi
fisik untuk perbaikan lingkup gerak sendi dan meningkatkan kekuatan otot,
penurunan berat badan berlebihan (BMI > 25) dengan target BMI 18,5-25, dan
terapi okupasi meliputi proteksi sendi dengan penggunaan alat bantu seperti
splint, brace, cane, dan crutch. 1,3

1. Edukasi

Pemberian edukasi pada pasien dengan osteoartritis baertujuan untuk


mengatasi nyeri dan disabilitas. Pemberian edukasi diharapkan mampu
memberikan pengetahuan kepada pasien mengenai penyakit osteoartitis, sehingga
diharapkan pengobatan menjadi lebih mudah. Edukasi yang dapat diberikan
kepada pasien dengan osteoartitis adalah pengertian bahwa penyakit ini
merupakan penyakit kronis, sehingga dalam derajat tertentu rasa nyeri, kekakuan
dan keterbatasan gerak serta fungsi akan tetap dirasakan. Untuk mengurangi rasa
nyeri, pasien diminta untuk mengurangi aktivitas ataupun pekerjaan sehingga
tidak terlalu membebani sendi yang terlibat. Pasien juga disarankan untuk kontrol
secara rutin untuk mengevaluasi penyakit atau melihat ada tidaknya efek samping
akibat pengobatan yang diberikan. 4,11

Tatalaksana farmakologis osteoartritis pada pasien OA biasanya bersifat


simptomatis. Pada pasien dengan osteoartritis perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan apakah pasien memiliki penyakit yang menyertai sebagai
pertimbangan dalam pilihan terapi: 2

1. Ulkus peptikum, perdarahan saluran cerna, penyakit liver

Universitas Sriwijaya
10

2. Penyakit kardiovaskular (Hipertensi, penyakit jantung iskemik,


stroke, dan gagal jantung)
3. Penyakit ginjal
4. Asma bronkial (penggunaan aspirin atau OAINS)

Untuk membantu mengurangi keluhan nyeri pada pasien OA, biasanya


digunakan analgetika atau Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS). Untuk
nyeri yang ringan maka asetaminophen tidak lebih dari 4 gram per hari
merupakan pilihan pertama. Untuk nyeri sedang sampai berat, atau ada inflamasi,
maka OAINS yang selektif COX-2 merupakan pilihan pertama, kecuali jika
pasien mempunyai risiko tinggi untuk terjadinya hipertensi dan penyakit ginjal.
OAINS yang COX-2 non-selektif juga bisa diberikan asalkan ada perhatian
khusus untuk terjadinya komplikasi gastrointestinal dan jika ada risiko ini maka
harus dikombinasi dengan inhibitor pompa proton atau misoprostol. Injeksi
kortikosteroid intra artikuler bisa diberikan terutama pada pasien yang tidak ada
perbaikan setelah pemberian asetaminophendan OAINS. Tramadol bisa diberikan
tersendiri atau dengan kombinasi dengan analgetik. 4,11

2.10 Komplikasi dan Prognosis


Prognosis osteoartritis bergantung pada sendi yang terlibat, tingkat
simtomatologi, dan gangguan fungsional. Beberapa pasien tidak terpengaruh oleh
osteoartritis, sementara beberapa pasien dapat mengalami kecacatan. 3

Universitas Sriwijaya
11

BAB 3
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan

3.1.1 Saran

Universitas Sriwijaya
12

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. dr. Laniyati Hamijoyo SpPKRMKF. Buku Saku Reumatologi. Jakarta: Perhimpunan
Reumatologi Indonesia; 2020.

2. Rekomendasi IJ. Diagnosis dan Rekomendasi Osteoartritis, Lutut, Tangan, dan Panggul.
2023.

3. Sen R, Hurley JA. Osteoartritis. 2023.

4. HARRISON ’ S Rheumatology 3rd.

5. Hunter DJ, Felson DT. Osteoartritis. BMJ. 2006 Mar 18;332(7542):639–42.

6. PPK Interna new version.

7. Hsu H, Siwiec RM. Knee Osteoartritis. 2023.

8. Soeroso dkk, Kalim, Isbagio, Broto, Pramudiyo. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
Pertama. Jakarta: Internal Publishing; 2009. 2539–2549 p.

9. World Heath Organization. Osteoartritis. 2023.

10. Diagnosis dan Penatalaksanaan Osteoartritis.

11. Kolasinski SL, Neogi T, Hochberg MC, Oatis C, Guyatt G, Block J, et al. 2019 American
College of Rheumatology/Arthritis Foundation Guideline for the Management of
Osteoartritis of the Hand, Hip, and Knee. Arthritis & Rheumatology. 2020 Feb
6;72(2):220–33.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai