OSTEOMIELITIS
Disusun oleh :
Aulia Ayu Puspita, S.Ked
1508010028
Pembimbing :
dr. Elsye Thene, Sp.Rad
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................6
2.1 Definisi.....................................................................................................................................6
2.2 Epidemiologi...........................................................................................................................4
2.3 Penegakan Diagnosis..............................................................................................................7
2.4 Klasifikasi..............................................................................................................................10
2.4.1 Osteomielitis Hematogen Akut...........................................................................................10
2.4.2 Osteomielitis Hematogen Sub Akut.........................................................................................15
2.4.3 Osteomielitis Kronik...............................................................................................................17
2.4.4 Osteomielitis pada Tulang lain................................................................................................20
BAB III KESIMPULAN....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................25
3
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
dan alat untuk bergerak jika terdapat kelainan pada sistem ini maka kedua fungsi
umum terjadi dapat melibatkan seluruh struktur dari sistem muskuloskeletal dan
Osteomielitis merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang dan struktur-
proksimal, humerus, radius dan ulna bagian proksimal dan distal, serta vertebra.
dewasa tua dan lansia berhubungan dengan penyakit diabetes mellitus dan
higienis yang masih rendah, diagnosis yang sering terlambat, fasilitas diagnostik
5
rendah, kecuali jika sudah terdapat sepsis atau kondisi medis berat yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau proses spesifik (M. tuberkulosis,
akut, atau kronik dengan pembagian pada tiap tipe berdasarkan onset penyakit
onset penyakit, sedangkan osteomielitis sub-akut dalam dua minggu sampai tiga
2.2 Epidemiologi
21,8 kasus per 100.000 orang per tahun, untuk kejadia pada anak di dapatkan
angka 1 dari 5000 anak, dan 1 dari 1000 pada neonatal. Pada keseluruhan insiden
terbanyak pada negara berkembang. Saat ini belum didapatkan angka insiden
seiring dengan usia karena penyakit komorbid deperti diabetes mellitus atau
akut dan menyebar secara hematogen, sedangkan osteomielitis pada orang dewasa
merupakan infeksi subakut atau kronik yang berkembang secara sekunder dari
fraktur terbuka dan meliputi jaringan lunak. Lokasi yang tersering ialah tulang-
tulang panjang, misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula. 4
7
1. Anamnesis
Keluhan awal yang sering terjadi pada anak-anak berupa nyeri di ujung
tulang panjang yang persisten dengan intensitas yang semakin berat, diikuti oleh
pasien menyangka nyeri adalah sprain atau patah tulang akibat cedera. Pada
orang tua keluhan dapat berupa nyeri di daerah punggung yang dirasa makin
bertambah dan dapat disertai demam. Nyeri ini tidak hilang walaupun pasien
2. Pemeriksaan Fisik
nyeri tekan padajaringan tulang sekitar sendi. Tanda-tanda lokal tersebut biasanya
membaik. Pada kasus yang mendekati kronis didapatkan pus yangkeluar dari kulit
telah terjadi proses kronik infeksi. Limfadenopati juga sering ditemukan walaupun
bersifat tidak spesifik pada osteomielitis. Perlu diingat bahwa gambaran klinis ini
dapat berubah bila pasien sudah mendapatkan antibiotik. Pada kasus osteomielitis
8
infeksi baru akan mulai muncul antara 3 minggu –1 tahun pasca operasi. Pada
neonatus dan bayi, dapat ditemukan limitasi dari tungkai atau ekstremitasyang
dan gelisah. Namun perlu diwaspadai karena demam belum tentu dapat ditemukan
akibat dari sistem imun yang belum matur, sehingga reaksi inflamasi tidak akan
3. Pemeriksaan Penunjang
lesi berbatas tegas, bulat, bersifat radiolusen berupa kavitas dengan diameter
berukuran 1 –2 cm. Kavitas dapat dikelilingi oleh sklerosis (abses Brodie). 4,6
Namun perlu diingat,pada tahap awal infeksi, gambaran x-ray bisa terlihat
jaringan lunak, dan pembentukan pus. Pada kondisi infeksi awal, didapatkan
seberapa banyak tulang sehat yang tersisa dan menentuka perlu tidaknya
sensitivitas lebih dari 98% dan spesifisitas mencapai lebih dari 70%. Pada
dapat disimpulkan adanya inflamasi. Peningkatan uptake ini tidak hanya terjadi
pada proses inflamasi, namun dapat terjadi juga pada lempeng epifisis sebagai
hematogenik akut pada anak, dapat terjadi kenaikan jumlah leukosit, namun
leukosit dapat ditemukan normal pada bayi dan orang tua. Pada osteomielitis juga
dapat ditemukan peningkatan laju endap darah, namun perlu diingat baik-baik,
bahwa peningkatandari leukosit dan laju endap darah tidak hanya terjadi pada
Pada osteomielitis hematogenik subakut, hitung leukosit dan kultur darah dapat
menunjukkan hasil yang normal, terjadi peningkatan laju endap darah secara
minimal. Kultur darah untuk mencari penyebab hanya dalam 50% kasus.
tulang yang terkena,dan tidak melalui daerah sinus atau ulkus karena rawan
adalah pemeriksaan aerob dan anaerob, dan bila tidak ditemukan koloni kuman
2.4 Klasifikasi
klinis, yaitu osteomielitis akut, subakut, dan kronis. Hal tersebut tergantung dari
tulang akut yang diakibatkan oleh infeksi bakteri dalam aliran darah. Penyakit ini
mencangkup 20% dari total kasus osteomyelitis. Kelainan ini sering ditemukan
a) Etiologi
Brucella sp, dan bakteri anaerobik yaitu Bakteroides fragilis juga dapat
perbandingan 4:1.
Hematogen akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan salah satu faktor
Nutrisi, lingkungan dan imunitas yang buruk serta adanya fokus infeksi
1. Fokus infeksi pada lubang akan berkembang dan pada tahap ini menimbulkan
lunak.
periosteum dan terbentuk abses pada jaringan lunak di mana abses dapat
mengalir keluar melalui sinus pada permukaan kulit. Nekrosis tulang akan
kavum medula.
12
lokasi infeksi serta virulensi kuman. Infeksi terjadi melalui aliran darah dari
fokus tempat lain dalam tubuh pada fase bakterimia dan dapat menimbulkan
daerah metafisis tulang panjang. Proses selanjutnya terjadi hiperemi dan edema
pembentukan tulang baru yang ekstensif terjadi pada bagian dalam periosteum
tulang seperti peti mayat yang disebut involucrum dengan jaringan sekuestrum
didalamnya. Proses ini terlihat jelas pada akhir minggu kedua. Apabila pus
13
keluar melalui lubang yang disebut kloaka atau melalui sinus pada jaringan
lunak dan kulit. Pada tahap selanjutnya akan berkembang menjadi osteomielitis
kronis. Pada daerah tulang kanselosa, infeksi dapat terlokalisir serta diliputi oleh
jaringan fibrosa yang membentuk abses tulang kronik yang disebut abses Brodie.
5
c) Gambaran Klinis
keadaan ini mungkin dapat ditemukan adanya infeksi bakterial pada kulit dan
saluran napas atas. Gejala lain dapat berupa nyeri yang konstan pada daerah
infeksi, nyeri tekan, dan terdapat gangguan fungsi anggota gerak yang
berupa panas tinggi, malaise serta nafsu makan yang berkurang. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan adanya gejala nyeri tekan dan gangguan pergerakan
sendi oleh karena pembengkakan sendi dan gangguan akan bertambah berat bila
d) Pemeriksaan Radiologis
jaringan lunak.
14
Gambar 2.2 Proyeksi AP pada tibia dan fibula proksimal; terlihat gambaran
destruksi awal kortikal diafisis fibula
Gambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah sepuluh hari (2 minggu)
berupa refraksi tulang yang bersifat difus pada daerah metafisis dan
Gambar 2.3 Radiografi tulang tibia dengan osteomielitis; tampak destruksi tulang pada
tibia dengan pembentukan tulang subperiosteal
15
e) Penatalaksanaan
diberikan selama 3-6 minggu dengan melihat keadaan umum dan laju endap
nyeri.
Apabila setelah 24 jam pengobatan lokal dan sistemik antibiotik gagal (tidak
dilakukan selama beberapa hari dengan menggunakan cairan NaCl 0,9% dan
dengan antibiotik.1
a) Etiologi
b) Patologi
Biasanya terdapat kavitas dengan batas tegas pada tulang kanselosa dan
terdiri atas sel-sel inflamasi akut dan kronik dan biasanya terdapat penebalan
trabekula.1,5
c) Gambaran Klinis
remaja. Gambaran klinis yang dapat ditemukan adalah atrofi otot, nyeri lokal,
sedikit pembengkakan, dan dapat pula penderita menjadi pincang. Terdapat rasa
nyeri pada daerah sekitar sendi selama beberapa minggu atau mungkin berbulan-
d) Pemeriksaan Radiologis
terutama pada daerah metafisis dari tibia dan femur atau kadang-kadang pada
Gambar 2.4 Radiologi abses Brodie pada epifisis distal tibia pada anak usia 3 tahun
17
yang tidak terdiagnosis atau tidak diobati dengan baik. Osteomielitis kronis juga
dapat terjadi setelah fraktur terbuka atau setelah tindakan operasi pada tulang.1,2
a) Etiologi
Bakteri penyebab osteomielitis kronis terutama oleh Stafilokokus aureus (75 %),
b) Patologi
Sekuestrum ini merupakan benda asing bagi tulang dan mencegah terjadinya
penutupan kloaka (pada tulang) dan sinus (pada kulit). Sekuestrum diselimuti oleh
tindakan operasi. Proses selanjutnya terjadi destruksi dan sklerosis tulang yang
c) Gambaran Klinis
Penderita sering mengeluhkan adanya cairan yang keluar dari luka atau
demam dan nyeri yang hilang timbul di daerah anggota gerak tertentu. Pada
pemeriksan fisik ditemukan adanya sinus, fistel atau sikatriks bekas operasi
dengan nyeri tekan. Mungkin dapat ditemukan sekuestrum yang menonjol keluar
melalui kulit. Biasanya terdapat riwayat fraktur terbuka atau osteomielitis pada
penderita.3
18
d) Pemeriksaan Radiologis
1. Foto polos
sekuestrum.7
Gambar 2.6 Radiografi osteomielitis kronis; tampak reaksi sklerorik (a) dan
abses yang meluas dari tulang hingga jaringan lunak (b & c)
e) Pengobatan
tindakan operatif.4,5,6
1. Pemberian antibiotik
ditujukan untu mencegah terjadinya penyebaran infeksi pada tulang sehat; dan
2. Tindakan operatif
Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda setelah
drainase dan dilanjutkan secara kontinu selama beberapa hari; dan sebagai
1. Tengkorak
perluasan infeksi di kulit kepala atau sinusitis frontalis. Proses destruksi setempat
atau difus. Reaksi periosteal biasanya tidak ada atau sedikit sekali. Di bawah ini
2. Mandibula
Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur, abses gigi, atau ekstraksi gigi.
Namun, infeksi osteomielitis juga dapat menyebabkan fraktur pada mulut. Infeksi
terjadi melalui kanal pulpa merupakan yang paling sering dan diikuti higienitas
3. Pelvis
Osteomielitis pada tulang pelvis paling sering terjadi pada bagian sayap
tulang ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka. Sendi sakroiliaka jarang
terjadi. Pada foto terlihat gambaran destruksi tulang yang luas, bentuk tak teratur,
biasanya dengan sekuester yang multipel. Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi.
Secara klinis sering disertai abses dan fistula. Bedanya dengan tuberkulosis, ialah
22
destruksi berlangsung lebih cepat, dan pada tuberkulosis abses sering mengalami
Osteitis pubis merupakan infeksi bagian bawah yang sekitar simfisis pubis yang
merupakan komplikasi dari operasi dari prostat dan kandung kemih atau, jarang
Gambar 2.9. Osteomielitis pada tulang pelvis; pada MRI potongan koronal tampak
osteomielitis luas dengan artritis seprik pada pinggul kanan, tampak dislokasi pada
pinggul kanan dan gas dalam sendi akibat komunikasi dari ulkus dekubitus luas (tanda
panah)
Vertebra adalah tempat yang paling umum pada orang dewasa terjadi
memiliki perfusi yang baik melalui arteri tulang belakang dan menyebar dengan
cepat dari ujung pelat ke ruang diskus dan kemudian ke badan vertebra. Sumber
23
bakteremia termasuk dari saluran kemih (terutama di kalangan pria di atas usia
50), abses gigi, infeksi jaringan lunak, dan suntikan intravena yang
terkontaminasi, tapi sumber bakteremia tersebut tidak tampak pada lebih dari
setengah pasien. Banyak pasien memiliki riwayat penyakit sendi degeneratif yang
mendahului onset dari infeksi. Luka tembus dan prosedur bedah yang melibatkan
Osteomielitis pada vertebra jarang terjadi, hanya 10% dari seluruh infeksi
tulang dan dapat muncul pada seluruh usia. Kuman penyebab terbanyak ialah
Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Pasien yang menderita penyakit ini
sering memiliki riwayat infeksi kulit atau pelvis. Penyebaran infeksi biasanya
menuju badan vertebra daripada bagian yang lainnya, dan pada bagian yang
khususnya di bawah end plate di mana terdapat sinusoid yang besar dengan aliran
Gam
bar 2.10 Radiografi osteomielitis pada tulang belakang; tampak abses prevertebral (*) dan
destruksi pada area diskus T9-10 yang juga meluas hingga kanalis spinalis
25
BAB III
KESIMPULAN
Osteomielitis adalah suatu proses inflamasi akut ataupun kronis dari tulang
darah maupun akibat kontak dengan lingkungan luar tubuh. Osteomielitis dapat
seperti femur, tibia, radius, humerus, ulna, dan fibula. Penegakan diagnosa
berupa foto polos, CT-Scan, MRI dan pemeriksaan laboratorium darah lengkap
dan kultur darah juga pemeriksaan biopsi tulang. Pada pemeriksaan imaging
digunakan untuk penegakan diagnose dan foto polos sebagai gold standard dalam
hilangnya gambaran fasia, gambaran litik pada tulang (radiolusen), sekuester, dan
antibiotika, pembedahan, dan konstruksi jaringan lunak, kulit, dan tulang. Juga
DAFTAR PUSTAKA