Anda di halaman 1dari 17

 

KONSEP DASAR DIABETES MELITUS


DENGAN HIPERGLIKEMIA
HIPERGLIKEMIA

A. Peng
Penger
erti
tian
an

Diabetes
Diabetes Melitus
Melitus (DM) merupakan
merupakan sekumpulan
sekumpulan gangguan
gangguan metabolik
metabolik yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan
 pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya (Brunner & Suddarth,
Suddarth, 2013).
Hiperg
Hiperglik
likemi
emiaa merupa
merupakan
kan keadaa
keadaan
n pening
peningkat
katan
an glukos
glukosaa darah
darah daripa
daripada
da
rentang kadar gula darah puasa (GDP) normal 80 – 126 mg/dL dan rentang kadar gula
darah 2 jam postprandial (GD2JPP) normal 110-180 mg/dL, serta rentang kadar gula
darah sewaktu sekitar 100 – 200 mg/dL (Soegondo dkk. 2015).

B. Klas
Klasif
ifik
ikas
asii

Klasifi
Klasifikas
kasii Diabet
Diabetes
es Melitu
Melituss secara
secara umum,
umum, yaitu
yaitu Diabet
Diabetes
es Melitu
Melituss Tipe
Tipe 1
( Insulin-Dependent
 Insulin-Dependent Diabetes Mellitus/IDDM)
Mellitus/IDDM) ,
 , Diabetes Melitus Tipe 2 ( Non-Insulin-
Mellitus/NIDDM), (Brunner & Suddarth, 2013)
 Dependent Diabetes Mellitus/NIDDM),
1) Di
Diab
abet
etes
es Meli
Melitu
tuss Tipe
Tipe 1 ( Insulin-Dependent
 Insulin-Dependent Diabetes Mellitus/IDDM)
Mellitus/IDDM)
Diab
Diabet
etes
es Meli
Melitu
tuss Tip
ipee 1 ad
adal
alah
ah pen
eny
yak
akit
it hip
iper
ergl
glik
ikem
emia
ia ak
akib
ibat
at
ketidakabsolutan insulin, pengidap penyakit itu harus mendapat insulin pengganti
(Maghfuri, 2016). Kurang lebih 5% hingga 10% penderita mengalami Diabetes
tipe 1, yaitu Diabetes yang tergantung insulin. Diabetes tipe 1 sering kali terjadi
 pada masa kanak-kanak dan remaja, tetapi dapat juga terjadi pada berbagai usia,

 bahkan pada usia 80-an tahun dan 90-an tahun. Pada Diabetes tipe ini, sel-sel beta
 pankreas yang dalam keadaan normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan
oleh suatu proses autoimun atau dengan kata lain Diabetes Tipe 1 ini terjadi akibat
kerusakan (destruksi
(destruksi)) sel beta islet Langerhans di pankreas. Ketika sel beta rusak,
insulin tidak lagi diproduksi (LeMone P, 2015).
Ketida
Ketidakma
kmampu
mpuan
an sel beta
beta mempro
memproduk
duksi
si insuli
insulin
n mengak
mengakiba
ibatka
tkan
n glukos
glukosaa
yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati dan tetap berada dalam
darah sehingaa menimbulkan hiperglikemia (Tarwoto, 2016).
 

2) Diabetes Melitus Tipe 2 ( Non-Insulin-Dependent


 Non-Insulin-Dependent Diabetes Mellitus/NIDDM)
Mellitus/NIDDM)
Kurang lebih 90% hingga 95% penderita mengalami Diabetes tipe 2, yaitu
Diabetes yang tidak tergantung insulin. Diabetes tipe 2 merupakan bentuk paling
umum Diabetes Melitus dan dapat terjadi pada semua usia tetapi biasanya dijumpai
 pada usia lebih dari 40 tahun dan lansia. Diabetes tipe 2 terjadi akibat penurunan

sensitivitas reseptor terhadap


sensitivitas terhadap insulin
insulin (resistensi
(resistensi insulin)
insulin) atau akibat penurunan
penurunan
 jumlah produksi insulin. Diabetes tipe 2 pada mulanya diatasi dengan diet dan
latihan. Jika kenaikan glukosa darah tetap terjadi, terapi diet dan latihan tersebut
dileng
dilengkap
kapii dengan
dengan obat
obat hipogl
hipoglike
ikemik
mik oral/O
oral/OHO
HO (Brunn
(Brunner
er & Suddar
Suddarth,
th, 2013).
2013).
Fakt
Faktor
or utam
utamaa pe
peny
nyeb
ebab
ab Diab
Diabet
etes
es meli
melitu
tuss tipe
tipe 2 ya
yait
itu
u ke
kege
gemu
muka
kan,
n, ge
gene
neti
tik,
k,
 pertambahan usia, dan dipengaruhi pula oleh faktor lain yaitu gaya hidup seperti
diet dan kebiasaan olahraga/tidak beraktivitas (Soegondo dkk, 2015).

C. Et
Etio
iolo
logi
gi

Penyebab utama terjadinya hiperglikemia yaitu kekurangan insulin dan faktor 


herediter yang memegang peranan penting. Yang lain akibat pengangkatan pankreas
dan pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon
autoimun.
autoimun. Respon
Respon ini merupakan
merupakan respon abnormal
abnormal dimana antibo
antibody
dy terarah pada
 jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi
berea ksi terhadap ja
jaringan
ringan tersebut yang dianggap
sebagai
sebagai jaring
jaringan
an asing
asing dalam
dalam hal ini sel beta
beta pulau
pulau langer
langerhan
hans,
s, sehing
sehingga
ga terjad
terjadii
kerusakan pada sel beta pulau langerhans dan akibatnya tidak ada produksi insulin
(defisiensi insulin) yang menyebabkan terjadinya peningkatan kadar glukosa dalam
darah. Selain itu faktor
faktor usia, obesitas,
obesitas, gaya hidup, nutrisi
nutrisi yang berlebihan
berlebihan disertai
disertai
 penggunaan obat yang tidak teratur) juga berpengaruh terhadap peningkatan kadar 
glukosa darah (Brunner & Suddarth, 2013).

D. Pato
Patofi
fisi
siol
olog
ogii
Hiperglikemia dapat disebabkan karena resistensi insulin atau kurang sensitivnya
resepto
reseptorr terhad
terhadap
ap insuli
insulin
n ini menyeb
menyebabk
abkan
an insuli
insulin
n tidak
tidak dapat
dapat berika
berikatan
tan dengan
dengan
reseptornya yang berada di setiap sel sehingga glukosa tidak dapat ditranspor masuk 
ke dalam sel untuk dimetabolisme menjadi energi dan ini terjadi karena adanya faktor 
usiaa (semak
usi (semakin
in bertam
bertambah
bah usia
usia maka
maka terjad
terjadii penuru
penurunan
nan fungsi
fungsi tubuh
tubuh),
), gaya
gaya hidup
hidup
(nutrisi yang berlebih disertai dengan penggunaan obat yang tidak tepat), obesitas
 

(semakin gemuk seseorang maka membran ototnya semakin jenuh, dan semakin jenuh
asam lemak
lemak lipid
lipid membra
membran
n maka
maka sensiti
sensitivit
vitas
as resepto
reseptorr terhada
terhadap
p insuli
insulin
n semakin
semakin
 berkurang).
Selain itu hiperglikemia juga dapat disebabkan karena adanya defisiensi insulin
dan ini terjadi karena adanya faktor genetik dan proses autoimun, dimana antibodi

terarah pada jaringan normal tubuh dan menganggap jaringan tersebut sebagai benda
asing sehingga antibodi merusak jaringan tersebut dalam hal ini pankreas tepatnya di
sel beta
beta pulau
pulau langer
langerhan
hanss dan ini menyeb
menyebabk
abkan
an tidak
tidak ada produk
produksi
si insuli
insulin
n atau
 berkurangnya produksi insulin. Insulin yang kurang didalam tubuh menyebabkan
kadar
kadar glukos
glukosaa dalam
dalam darah
darah mening
meningkat
kat dan tubuh
tubuh menjad
menjadii lemas,
lemas, ini dikaren
dikarenaka
akan
n
glukos
glukosaa tidak
tidak dapat
dapat ditran
ditranspo
sporr masuk
masuk kedalam
kedalam sel untuk
untuk dimeta
dimetabol
bolism
ismee menjad
menjadii
energi. Ini menyebabkan tubuh merasa lapar (poliphagia) sehingga tubuh menstimulus
hati untuk menggunakan glikogen yang disimpan untuk dipecah kembali menjadi
glukosa (glikogenolisis). Selain itu tubuh juga meningkatkan produksi glukosa oleh

hati dengan memecah lemak untuk memenuhi kebutuhan energi. Hiperglikemia dapat
meningkatkan jumlah pengeluaran urin dikarenakan laju filtrasi ginjal yang bekerja
melebihi ambang batas yang ditandai dengan sering berkemih (poliuria) sehingga
meng
mengak
akib
ibatk
atkan
an de
dehi
hidr
drasi
asi da
dan
n tubu
tubuh
h ak
akan
an meras
merasaa ha
haus
us (p
(pol
olid
idps
psi)
i) (Bru
(Brunn
nner
er &
Suddarth, 2013).
 

Pathway

Autoimun Usia Lingkungan Gaya hidup Genetik 

Defisiensi insulin / resistensi insulin

Glukosa tidak dapat ditranspor ke


dalam sel

Hiperglikemi

Risiko ketidakstabilan
ketidakstabilan Hati Ginjal
kadar glukosa darah

Glikogenolisis Glukoneogenesis Tekanan osmolaritas

Glikogen menjadi glukosa Lipolisis Hiperosmolaritas

Asam lemak bebas Laju filtrasi dan reabsorbsi


Glukosa semakin
menumpuk di aliran darah ginjal melebihi ambang
 batas

Peningkatan kadar glukosa Penumpukan Badan keton


lemak  Diuresis
osmotik
Hiperglikemia Ketoasidosis

Sering
BAK
Kurang/tidak ada energi
 Mual
yang dihasilkan
 sesak 

Badan Respon tubuh Risiko kekurangan


lemah selalu lapar  volume cairan

Ketidakseimbangan nutrisi
Ketidakseimbangan
Keletihan Risiko cedera lebih dari kebutuhan tubuh
 

Keterangan :

: Faktor penyebab (tanda dan gejala)

: Masalah keperawatan

E. Mani
Manife
fest
stas
asii Klin
Klinik 
ik 
a) Sering
Sering kencing/m
kencing/miksi
iksi atau
atau meningka
meningkatnya
tnya frekuen
frekuensi
si BAK(poliu
BAK(poliuria)
ria)
Adanya hiperglikemia menyebabkan sebagian glukosa dikeluarkan oleh ginjal
 bersama urine karena keterbatasan kemampuan filtrasi ginjal dan kemampuan
reabsorpsi dari tubulus ginjal. Untuk mempermudah pengeluaran glukosa maka
diperlukan banyak air, sehingga frekuensi miksi menjadi meningkat.
 b) Meningkatnya rasa haus (polidipsia)
Banyaknya miksi menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi), hal ini

merangsang pusat haus yang mengakibatkan peningkatan


peningkatan rasa haus.
c) Mening
Meningkat
katnya
nya rasa lapa
laparr (polip
(polipagi
agia)
a)
Meningkatkan katabolisme, pemecahan glikogen untuk energi menyebabkan
cadangan energi berkurang, keadaan ini menstimulasi pusat lapar.
d) Penu
Penuru
runa
nan
n bera
beratt bad
badan
an
Penuru
Penurunan
nan berat
berat badan
badan diseba
disebabka
bkan
n karena
karena banyak
banyaknya
nya kehila
kehilanga
ngan
n cairan
cairan,,
glikogen dan cadangan trigliserida serta massa otot.
e) Kelain
Kelainan
an pada
pada mata,
mata, peng
penglih
lihata
atan
n kabur 
kabur 
Padaa kondis
Pad kondisii kronis
kronis,, keadaa
keadaan
n hiperg
hiperglik
likemi
emiaa menyeb
menyebabk
abkan
an ali
aliran
ran darah
darah

menjadi lambat, sirkulasi ke vaskuler tidak lancar, termasuk pada mata yang dapat
merusak retina serta kekeruhan pada lensa.
f) Kulit gatal, infeksi
infeksi kulit,
kulit, gatal-ga
gatal-gatal
tal disekit
disekitar
ar penis
penis dan
dan vagina
vagina
Pening
Peningkat
katan
an glukos
glukosaa darah
darah mengak
mengakiba
ibatka
tkan
n penump
penumpuka
ukan
n pula
pula pada
pada kulit
kulit
sehingga menjadi gatal, jamur dan bakteri mudah menyerang kulit.
g) Ketonuria
Ketika
Ketika glukos
glukosaa tidak
tidak lagi
lagi diguna
digunakan
kan untuk
untuk energi
energi,, maka
maka diguna
digunakan
kan asam
lemak untuk energi, asam lemak akan dipecah menjadi badan keton. Dan dalam
keadaan hiperglikemia keton tersebut akan masuk kedalam d
darah
arah dan dikeluarkan

melalui ginjal.
 

h) Kele
Kelema
maha
han
n dan kel
keleti
etiha
han
n
Kurang
Kurangnya
nya cadang
cadangan
an energi
energi,, adanya
adanya kelapa
kelaparan
ran sel, kehilan
kehilangan
gan potasiu
potasium
m
menjadi akibat pasien mudah lelah dan letih.
i) Terk
Terkad
adan
ang
g tan
tanpa
pa geja
gejala
la
Pada keadaan tertentu, tubuh sudah dapat beradaptasi dengan peningkatan

glukosa darah (Tarwoto, dkk. 2016).

F. Pemer
Pemeriks
iksaan
aan Diagno
Diagnosti
stik 

1. Gula darah meningkat


a. Glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) (random)
b. Glukosa darah puasa > 126 mg/dL (7,8 mmol/L) (muchter)
c. Gluk
Glukos
osaa dara
darah
h dari
dari sa
samp
mpel
el yang
yang di
diam
ambi
bill 2 ja
jam
m ke
kemu
mudi
dian
an se
sesu
suda
dah
h
mengkonsumsi karbohidrat (2 jam postprandial) > 180 mg/dL.

2. Tes toleransi glukosa

G. Komp
Kompli
lika
kasi
si
Komplikasi akibat hiperglikemia : penyakit kardiovaskuler, retinopati, neuropati,
nephropati, ketoasidosis diabetik, hiperglikemik hiperosmolar nonketotik.

H. Penat
Penatala
alaksa
ksanaa
naan
n

1. Perencanaan Makan

Kontrol nutrisi, diet dan berat badan merupakan dasar penanganan DM dengan
3 J (Jenis, Jadwal, Jumlah). Tujuan manajemen nutrisi dan diet adalah mengontrol
total kebutuhan kalori tubuh, intake yang dibutuhkan, mencapai kadar serum
ser um lipid
normal
normal (Tarwo
(Tarwoto,
to, 20
2016)
16).. Kompos
Komposisi
isi nutris
nutrisii seimban
seimbang
g melipu
meliputi
ti karboh
karbohidr
idrat,
at,
 protein, dan lemak.
Karbohidrat 45-60%
Protein 10-20%
Lemak 20-25% (Soegondo dkk. 2015).
 

2. Latihan Jasmani
Menu
Menuru
rutt Smel
Smeltz
tzer
er dan Bar
aree (2
(20
013
13)) la
lati
tih
han sa
sang
ngat
at pe
pent
ntin
ing
g da
dala
lam
m
 penatalaksanaan diabetes karena efeknya dapat menurunkan kadar glukosa darah
dan mengurangi faktor risiko kardiovaskuler.
Manfaat olahraga bagi penderita diabetes antara lain meningkatkan
meningkatkan penurunan

kadar glukos
kadar glukosaa darah,
darah, menceg
mencegah
ah kegemu
kegemukan
kan,, ikut
ikut berper
berperan
an dalam
dalam mengat
mengatasi
asi
kemungkinan terjadinya komplikasi, gangguan lipid darah, peningkatan tekanan
darah, hiperkoagulasi darah (Soegondo dkk. 2015).
3. Obat Berkhasiat Hipoglikemik 
a) Obat
Obat Anti
Antidi
diab
abeti
etik
k Oral
Oral (OHO)
(OHO)
Obat
Obat an
anti
tidi
diab
abet
etik
ik or
oral
al be
bert
rtuj
ujua
uan
n un
untu
tuk
k meng
mengon
ontr
trol
ol gu
gula
la da
darah
rah
(Tarwoto,dkk 2016)
Berd
Berdasa
asark
rkan
an cara
cara ke
kerj
rja,
a, ob
obat
at an
anti
tidi
diab
abeti
etik
k or
oral
al di
diba
bagi
gi menj
menjad
adii 3
golongan, yakni : (Damayanti, 2015).

(1) Memicu
Memicu produk
produksi
si insuli
insulin
n yang
yang melipu
meliputi
ti golong
golongan
an sulfon
sulfonilu
ilurea
rea,, glinid
glinid
(meglitinide)
(2) Meningkatk
Meningkatkan
an kerja insulin
insulin (sensitivitas
(sensitivitas terhadap
terhadap insulin) yang meliputi
golongan biguanid (metformin, tiazolidinedion, rosiglitazone)
(3) Penghambat
Penghambat enzim alfa glukosidas
glukosidasee seperti akarbose.
akarbose.

 b) Insulin
Terapi insulin adalah menjaga kadar gula darah normal atau mendekati
normal (Damayanti, 2015). Tujuan pemberian insulin adalah meningkatkan

transport glukosa ke dalam sel dan menghambat


transport menghambat konversi glikogen dan asam
amino menjadi glukosa (Tarwoto, dkk 2016)

4. Pemantauan
Pemantaun kadar glukosa darah secara mandiri
5. Penyuluhan
Penyul
Penyuluha
uhan
n atau pendid
pendidika
ikan
n keseha
kesehatan
tan Diabet
Diabetes
es adalah
adalah pendid
pendidika
ikan
n dan
 pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan menunjang
 perubahan perilaku untuk meningkatkan pemahaman pasien akan penyakitnya,

yang diperlu
yang diperlukan
kan untuk
untuk mencap
mencapaiai keadaa
keadaan
n sehat
sehat optimal,
optimal, dan penyes
penyesuai
uaian
an
keadaan psikologik serta kualitas hidup yang lebih baik (Soegondo dkk. 2015).
 

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS TIPE 2

DENGAN HIPERGLIKEMIA
HIPERGLIKEMIA

A. Peng
Pengka
kaji
jian
an

Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pengumpulan data yang

akurat dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola pertahanan
 pasien, menganantisipasi kekuatan dan pertahanan pasien serta merumuskan diagnosa
keperawatan.
Padaa pasien
Pad pasien diabet
diabetes
es melitu
melituss dengan
dengan ulkus
ulkus kaki
kaki diabet
diabetik,
ik, pengka
pengkajia
jian
n data
data dasar 
dasar 
meliputi :

1. Anamnese
Identi
Identitas
tas pender
penderita
ita Melipu
Meliputi
ti nama,
nama, umur,
umur, jenis
jenis kelami
kelamin,
n, agama,
agama, pendid
pendidika
ikan,
n,
 pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit dan diagnosa medis.

2. Kelu
Keluh
han Utam
Utamaa

Adanyaa rasa haus, lapar, sering berkemih,


Adany berkemih, lemah,
lemah, penglihatan
penglihatan kabur, kesemutan
kesemutan
 pada kaki/tungkai bawah, rasa raba yang menurun, adanya luka yang tidak 
sembuh-sembuh dan berbau, adanya nyeri pada luka.

3. Ri
Riwa
waya
yatt Keseha
Kesehata
tan
n sekara
sekarang
ng
Berisi tentang kapan terjadinya keluhan yang dirasakan sekarang

4. Ri
Riwa
waya
yatt keseh
kesehat
atan
an dah
dahul
ulu
u
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada kaitannya
dengan
dengan resistensi
resistensi insulin
insulin ataupun
ataupun defisiensi
defisiensi insulin
insulin misalnya
misalnya penyakit
penyakit pankreas.
pankreas.
Adanyaa riwayat
Adany riwayat penyakit
penyakit jantung,
jantung, obesitas,
obesitas, maupun
maupun arterosklero
arterosklerosis,
sis, tindakan
tindakan
medis
medis yang
yang pernah
pernah di dapat
dapat maupun
maupun obat-o
obat-obat
batan
an yang
yang biasa
biasa diguna
digunakan
kan oleh
oleh
 penderita.

5. Ri
Riwa
waya
yatt keseha
kesehata
tan
n kelua
keluarg
rgaa
a. Tinj
Tinjau
au kekemb
mbal
alii ke
keseh
sehata
atan
n pa
pasi
sien
en se
sebe
belu
lumn
mnya
ya.. Dari
Dari ge
geno
nogr
gram
am ke
kelu
luar
arga
ga
 biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga menderita DM atau
 penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya defisiensi insulin
misal hipertensi, jantung.

6. Ri
Riwa
waya
yatt ps
psik
ikos
osos
osia
iall
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi yang dialami penderita
sehubungan
sehubungan dengan penyakitn
penyakitnya
ya serta tanggapan
tanggapan keluarga
keluarga terhadap
terhadap penyakit
penyakit
 penderita
 

7. Data da
dasar 

a. Aktivitas
Gejala : Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, tonus
menurun
Tanda : Tac
ach
hicar
arddi da
dan ta
tachipnea pad
adaa wa
waktu me
melak
aku
ukan ak
aktivitas,
letargi, koma

 b. Istirahat
Gejala : Gangguan istirahat dan tidur  
Tanda : Tachicardi dan tachipnea pad
adaa kea
ead
daan isti
stirahat

c. Sirkulasi
Geja
ejala : Riwayat hi hipertensi, ri
riwayat p peenyakit jan
janttung se
seperti In
Infa
farrk
Miokard Akut, kesemutan pada ekstremitas bawah, ulkus
 pada kaki, penyembuhan yang yang lama
Tand
anda : Tach
Tachic
icar
ard
di, hip
hiper
erte
ten
nsi,
si, nad
adii men
enu
uru
run
n at
atau
au tid
tidak te
tera
raba
ba,, kul
ulit
it
 panas, kering, merah, bola mata cekung

d. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), sering kencing
dimalam
dimala m hari (nocturia),
(nocturia), nyeri,
nyeri, rasa terbakar, kesulitan
 berkemih (infeksi), ISK baru/berulang, diare
Tand
anda : Ur
Urin
inee ence
encer,
r, puca
pucat,
t, ku
kuni
nin
ng, po
poli
liur
uria
ia (d
(dap
apat
at berk
berkem
emba
bangng ja
jadi
di
oliguria/an
oliguria/anuria
uria jika terjadi hipovolem
hipovolemiaia berat),
berat), urine
 berkabut, bau busuk (infeksi), abdomen keras, adanya
asites, bising usus lemah dan menurun, diare

e. Mak
Makanan
anan/c
/cai
aira
rann
Gejala : Nausea ((m
mual), Vo
Vomitus (m
(muntal), be
berat ba
badan me
menurun,

tidak
tidak mengik
mengikutiuti diet,
diet, pening
peningkat
katan
an masuka
masukann
glukosa/karbohidrat, polidipsi (sering minum)
Tanda : Kulit kkeering/berisisik, tu
turrgor je
jelek, pe
pembesaran ti
tiroid
(peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula

  darah), distensi abdomen, muntah, bau buah (nafas aseton)

f. Neu
eurrosen
enso
sorri
Gejala : Sakit kepala, kesemutan, lemah otot
Tanda : Mual, disorientasi, letargi, koma, bingung

g. Kema
emananan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum
 

8. Pe
Peme
meri
riks
ksaa
aan
n Fis
Fisik 
ik 

a. St
Stat
atus
us ke
kese
seha
hata
tan
n umum
umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan
dan tanda-tanda vital.

 b. Kepala dan leher


Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang
kad ang-ka
-kadan
dangg berden
berdengin
ging,
g, adakah
adakah ganggu
gangguan an penden
pendengar
garan,
an, lidah
lidah sering
sering
terasa
terasa tebal,
tebal, ludah
ludah menjad
menjadii lebih
lebih kental
kental,, gigi
gigi mudah
mudah goyah,
goyah, gusi
gusi mudah
mudah
 bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia,
diplopia, lensa mata
keruh.

c. Si
Sist
stem
em inte
integu
gumement
nt
Turg
Tu rgor
or ku
kuli
litt menu
menuru
run,
n, adadan
anya
ya lu
luka
ka at
atau
au warn
warnaa ke
kehi
hitam
taman
an be
beka
kass lu
luka
ka,,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan
 pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
kuku.

d. Si
Sist
stem
em per
perna
nafa
fasa
san
n
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.

e. Si
Siste
stemm ka
kard
rdio
iova
vask
skul
uler
er
Perf
rfu
usi jaringan menurun, nadi perifer lemah at ataau ber
erk
kurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/ hipotensi, aritmia, kardiomegalis.

f. Si
Sist
stem
em gast
gastro
roin
inte
test
stin
inal
al
Terdap
Terdapat
at polifa
polifagi,
gi, polidi
polidipsi
psi,, mual,
mual, muntah
muntah,, diare,
diare, ko
konst
nstipa
ipasi,
si, dehidr
dehidrase,
ase,
 perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,
abdomen, obesitas.

g. Sis
iste
tem
m urin
urinar
aryy
Poli
Po liur
uri,
i, re
rete
tens
nsio
io ur
urin
ine,
e, inko
inkont
ntin
inen
ensia
sia ur
urin
ine,
e, ra
rasa
sa pa
pana
nass at
atau
au sakit
sakit saat
saat
 berkemih.

h. Si
Siste
stem
m mus
muscu
culo
losk
skele
eleta
tall
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.

i. Sis
iste
tem
m neu
neuro
rolo
logi
giss
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek 

lambat, kacau mental, disorientasi


 

9. Peme
Pemeri
riks
ksaa
aan
n Dia
Diagn
gnos
osti
tik 

a. Glukosa darah sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) (random)


b. Glukosa darah puasa > 126 mg/dL (7,8 mmol/L) (muchter)

c. Gluk
Glukos
osaa dara
darah
h dari
dari sa
samp
mpel
el yang
yang di
diam
ambi
bill 2 ja
jam
m ke
kemu
mudi
dian
an se
sesu
suda
dah
h
mengkonsumsi karbohidrat (2 jam postprandial) > 180 mg/dL.

B. Diagno
Diagnosa
sa Keper
Keperawa
awatan
tan

1) Keku
Kekura
rang
ngan
an volu
volume
me ca
cair
iran
an berh
berhub
ubun
unga
gan
n de
deng
ngan
an di
diur
ures
esis
is os
osmo
moti
ticc (d
(dar
arii
hiperglikemia), kehilangan gastric berlebihan : diare, muntah, masukan dibatasi :
mual, kacau mental.
2) Ketidakseimb
Ketidakseimbangan
angan nutrisi
nutrisi lebih dari kebutuh
kebutuhan
an tubuh b/d intake
intake yang berlebih
berlebihan
an

terh
terhad
adap
ap ke
kebu
butu
tuha
han
n meta
metabo
boli
lisme
sme tu
tubu
buh
h Kele
Kelela
laha
han
n be
berh
rhub
ubun
unga
gan
n de
deng
ngan
an
 penurunan produksi energy metabolic, insufisiensi insulin, peningkatan
kebutuhan energi : status hipermetabolik/ infeksi.
3) Kele
Keleti
tiha
han
n berh
berhub
ubun
unga
gan
n deng
dengan
an penu
penuru
runa
nan
n pr
prod
oduk
uksi
si en
ener
ergy
gy meta
metabo
boli
lic,
c,
insufi
insufisien
siensi
si insuli
insulin,
n, pening
peningkat
katan
an kebutu
kebutuhan
han energi
energi : status
status hiperm
hipermeta
etabol
bolik/
ik/
infeksi.
4) Risiko cedera
cedera berhubun
berhubungan
gan dengan
dengan gangguan
gangguan fungsi
fungsi psikom
psikomotorik
otorik..
5) Risiko
Risiko ketida
ketidakst
kstabi
abilan
lan kadar
kadar glukos
glukosaa darah
darah berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan ganggu
gangguang
ang
fungsi metabolik 

C. In
Inter
terve
vensi
nsi Kepera
Keperawat
watan
an
1) Keku
Kekura
ran
ngan
gan vo
volu
lum
me cair
cairan
an ber
erh
hub
ubun
unga
gan
n de
deng
ngan
an diu
iure
resi
siss osmot
smotic
ic (d
(dar
arii
hiperglikemia), kehilangan gastric berlebihan : diare, muntah, masukan dibatasi :
mual, kacau mental.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan cairan

  terpenuhi.
Kriteria Hasil :


TTV dalam batas normal
 

 Intake output seimbang

 Turgor kulit baik 

  Mukosa bibir lembab

 Kapilari refill < 2 detik 

Intervensi :
1. Ukur TTV.
Rasional : Hipovolemi dapat dimanifestasikan oleh hipotensi
hipotensi dan takikardia.
2. Timb
Timban
ang
g be
bera
ratt bad
badan
an..
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang
sedang berlangsung dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
3. Observ
Observasi
asi turgo
turgorr kuli
kulitt d
dan
an mukosa
mukosa bibir.
bibir.
Rasional : Merupakan indicator
indicator dari dehidrasi.
4. Obser
Observa
vasi
si ada
adany
nyaa munt
muntah
ah..
Rasional
Rasional : Kekurangan
Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas
motilitas lambung,
lambung,
yang seringkali akan menimbulkan muntah.
5. Pantau
Pantau intake
intake-ou
-outpu
tputt tiap
tiap 2
24
4 jam.
jam.
Rasional : Membantu dalam memperkirakan kekurangan volume cairan tubuh.
6. Kolab
Kolabora
orasi
si pember
pemberian
ian cairan
cairan sesua
sesuaii indikas
indikasi.
i.
Rasional : Tipe dan jumlah cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan
dan respon pasien secara individual.
7. Kola
Kolabo
boras
rasii peme
pemeri
riks
ksaa
aan
n
   Hamatokrit
Rasi
Rasion
onal
al : Meng
Mengka
kaji
ji ting
tingka
katt de
dehi
hidr
drasi
asi da
dan
n serin
seringk
gkal
alii meni
mening
ngka
katt ak
akib
ibat
at
hemokonsentrasi yang terjadi setelah diuresis.
   BUN/ kreatinin
Rasion
Rasional
al : Pening
Peningkat
katan
an nilai
nilai dapat
dapat mencerm
mencermink
inkan
an kerusa
kerusakan
kan sel karena
karena
dehidrasi atau tanda awitan kegagalan ginjal.
   Natrium
Rasional : Mungkin menurun yang dapat mencerminkan perpindahan cairan
dari intrasel
intrasel (dieresis
(dieresis osmotik).
osmotik). Kadar natrium
natrium yang tinggi mencerminkan
mencerminkan
kehilangan cairan/ dehidrasi berat atau reabsorbsi natrium dalam berespons
terhadap sekresi aldosteron.
   Kalium
 

Rasional : Awalnya akan terjadi hiperkalemia dalam berespons pada asidosis,


na
namu
mun
n selan
selanju
jutn
tnya
ya ka
kali
lium
um in
inii ak
akan
an hi
hila
lang
ng mela
melalu
luii ur
urin
ine,
e, ka
kada
darr ka
kali
lium
um
absolute tubuh berkurang.
2) Ketidakseimb
Ketidakseimbangan
angan nutrisi
nutrisi lebih dari
dari kebutuhan
kebutuhan tubuh b/d intake
intake yang berlebih
berlebihan
an
terhadap kebutuhan metabolisme tubuh

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kebutuhan nutrisi


dapat terpenuhi, mual hilang, asupan nutrisi setara dengan penggunaan energi,
dengan
Kriteria Hasil :
 BB Normal

 Kadar glukosa darah dalam batas normal

 Intake makanan sesuai dengan kebutuhan energy.

Intervensi :

1. Lakukan
Lakukan hubung
hubungan
an terapeuti
terapeutik
k dengan
dengan pasien
pasien dan keluarga
keluarga pasien
pasien
Rasional : Membina hubungan saling percaya antara pasien, keluarga pasien,
dan perawat.
2. Observasi
Observasi dan catat
catat intake
intake makanan,
makanan, serta
serta observasi
observasi kegiatan
kegiatan yang
yang dilakukan
dilakukan..
Rasional : Mengetahui keseimbangan nutrisi dalam tubuh pasien.
3. Obser
Observa
vasi
si kad
kadar
ar gul
gulaa darah
darah..
Rasional : Untuk mengetahui kadar gula darah pasien.
4. Kaji riwayat
riwayat nutrisi,
nutrisi, termasuk
termasuk makanan
makanan yang disukai.
disukai.
Rasional : Mengetahui nutrisi yang masuk ke dalam tubuh pasien.

5. Anjur
Anjurkan
kan untuk
untuk maka
makan
n sesuai
sesuai dengan
dengan anjura
anjuran.
n.
Rasional : Menyeimbangkan berat badan pasien
6. Berik
Berikan
an in
info
form
rmasi
asi ya
yang
ng tepa
tepatt tent
tentan
ang
g ke
kebu
butu
tuha
han
n nu
nutr
trisi
isi ya
yang
ng be
berh
rhub
ubun
unga
gan
n
dengan penyakitnya.
Rasional : Meningkatkan pengetahuan agar pasien lebih paham dan menjaga
keseimbangan nutrisi tubuhnya.

3) Keletihan
Keletihan berhubung
berhubungan
an dengan penurun
penurunan
an produksi
produksi energy metabolic,
metabolic, insufisiensi
insufisiensi
insulin, peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik/ infeksi.
 

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kepera


raw
watan dihar
araapkan kelet
etiihan
 berkurang/tidak terjadi, dengan

Kriteria Hasil :


Keletihan berkurang/tidak terjadi.
 Berpartisipasi dalam aktivitas tanpa disertai peningkatan TD, nadi,
dan pernafasan.
 TTV dalam batas normal.

 Dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.

Intervensi :

1. Observ
servas
asii TT
TTV
Rasional : Mengetahui tingkat toleransi aktivitas yang dilakukan pasien.
2. Monitor
Monitor mengen
mengenai
ai efek terapeutik
terapeutik obat
obat dan
dan efek samping
samping obat.
obat.
Rasional : Mengetahui tingkat keefektifan terapi pengobatan.
3. Kaji
Kaji statu
statuss fis
fisio
iolo
logi
giss pa
pasie
sien
n ya
yang
ng meny
menyeb
ebab
abka
kan
n ke
kele
lela
laha
han
n se
sesu
suai
ai de
deng
ngan
an
kondisi usia, dan perkembangan.
Rasional : Untuk mengetahui penyebab kelelahan yang terjadi pada pasien.
4. Anjur
Anjurkan
kan pasien
pasien mengun
mengungka
gkapka
pkan
n perasaa
perasaan
n secara
secara verbal
verbal mengenai
mengenai kelelaha
kelelahan
n
yang dialami.
Rasional : Agar dapat mengetahui gambaran kelelahan fisik yang dirasakan
 pasien secara subjektif.
5. Anjurkan
Anjurkan aktivita
aktivitass fisik yang
yang sesuai
sesuai dengan
dengan kemamp
kemampuan
uan energi
energi pasien.
pasien.
Rasional : Untuk mencegah kelelahan
6. Bantu
Bantu pasien untuk
untuk mempri
mempriori
oritask
taskan
an kegiat
kegiatan
an untuk
untuk mengakom
mengakomoda
odasi
si energi
energi
yang diperlukan
Rasional : Agar pasien mampu menyusun prioritas pasien yang dijalani sesuai
dengan energi yang tersedia.
7. Ajarka
Ajarkan
n pasien mengena
mengenaii pengel
pengelola
olaan
an kegiatan
kegiatan dan teknik
teknik manajem
manajemen
en waktu
untuk mencegah kelelahan.
Rasional : Agar pasien mampu mengatur aktivitas untuk mencegah kelelahan.
 

4) Risiko cedera
cedera berhubun
berhubungan
gan dengan
dengan gangguan
gangguan fungsi
fungsi psikomot
psikomotorik 
orik 
Tujuan
Tujuan : Setelah
Setelah dilakukan
dilakukan tindakan
tindakan keperawatan
keperawatan diharapkan
diharapkan klien mampu
mencegah cedera fisik terhadap diri sendiri, dengan

Kriteria Hasil :


Mengatakan
Mengatakan paham tentang faktor individu yang menyebabk
menyebabkan
an
kemungkinan cedera
 Menunjukkan perilaku, perubahan gaya hidup untuk mengurangi
faktor risiko dan melindungi diri sendiri dari cedera.
 Memo
Memodi
difi
fika
kasi
si ling
lingku
kung
ngan
an sesua
sesuaii in
indi
dika
kasi
si da
dan
n menu
menunj
njuk
ukka
kan
n
keamanan.

Intervensi :

1. Identifikasi
Identifikasi klien
klien yang
yang beresiko
beresiko (missal
(missal : penyakit
penyakit akut,
akut, pembedaha
pembedahan,
n, trauma,
trauma,

kondisi penyakit kronis dengan kelemahan).


Rasional : Mengidentifikasi faktor risiko klien.
2. Cata
Catatt usia
usia dan
dan jen
jenis
is kel
kelam
amin
in
Rasional : Anak, individu dewasa muda, lansia, dan pria beresiko lebih tinggi
terhadap cedera yang menggambarkan kemampuan atau keinginan klien untuk 
melindungi diri sendiri.
3. Kaji
Kaji kek
kekua
uata
tan
n oto
otot.
t.
Rasional : Mengidentifikasi risiko jatuh
4. Tinjau
Tinjau tingkat
tingkat aktivitas
aktivitas klien
klien pada gaya hidupnya.
hidupnya.

Rasi
Rasion
onal
al : Untu
Untuk
k mene
menent
ntuk
ukan
an pe
peru
ruba
baha
han
n at
atau
au ad
adap
aptas
tasii ya
yang
ng mung
mungki
kin
n
diperlukan untuk mengatasi situasi saat ini.
5. Disk
Disku
usi
sik
kan pen
penting
tingny
nyaa peman
emanta
taua
uan
n di
diri
ri te
terh
rhad
adap
ap fa
fakt
kto
or yan
ang
g da
dapa
patt
menyebabkan terjadinya cedera, missal : keletihan
Rasional : Klien dan keluarga mampu memodifikasi resiko melalui pemantauan
tindak
tindakan,
an, penun
penundaa
daan
n tindak
tindakan
an tertent
tertentu
u teruta
terutama
ma selama
selama waktu
waktu saat klien
klien
cenderung mengalami stress berat.

5) Risiko ketidaks
ketidakstabila
tabilan
n kadar glukosa
glukosa darah berhubung
berhubungan
an dengan gangguan
gangguang
g fungsi

metabolik 
 

Tujuan
Tujuan : Setelah
Setelah dilakukan
dilakukan tindakan
tindakan keperawatan
keperawatan diharapkan
diharapkan kadar glukosa
glukosa
darah stabil

Kriteria Hasil :


Kadar glukosa darah klien terkontrol
 Kadar glukosa darah dalam rentang normal :
GD puasa (80-126 mg/dL),
GD Sewaktu (100-200 mg/dL)

Intervensi :
1. Moni
Monito
torr kadar
kadar gluk
glukos
osaa darah
darah
Rasional : Untuk mengontrol gula darah
2. Monitor
Monitor tanda
tanda dan
dan gejala
gejala hipogli
hipoglikemia
kemia dan hyperg
hyperglikem
likemia
ia

Rasional : Mendeteksi dini terjadinya ketidakstabilan gula darah


3. Identifikasi
Identifikasi kemung
kemungkinan
kinan penyeb
penyebab
ab Hiperglike
Hiperglikemia
mia dan hipogl
hipoglikemi
ikemiaa
Rasional : Mencegah terjadinya ketidakstabilan kadar gula darah
4. Inst
Instru
ruks
ksik
ikan
an pa
pasi
sien
en da
dan
n or
oran
ang
g or
oran
ang
g te
terd
rdek
ekat
at meng
mengen
enai
ai ta
tand
ndaa da
dan
n ge
geja
jala,
la,
faktor dan penanganan Hiperglikemia dan hipoglikemia
Rasional
Rasional : Melibatkan
Melibatkan keluarga
keluarga dalam pemantauan
pemantauan terjadinya
terjadinya hipergikem
hipergikemia
ia
dan hipoglikemia
5. Inst
Instru
ruks
ksik
ikan
an pa
pasie
sien
n un
untu
tuk
k se
selal
lalu
u pa
patu
tuh
h te
terh
rhad
adap
ap di
diet
etny
nyaa , te
terap
rapii OHO
OHO da
dan
n
melakukan olahraga

Rasional : Mengontrol kadar gula darah dengan mempertahankan terapi


6. Instruksikan
Instruksikan pada pasien
pasien dan
dan keluarga
keluarga mengen
mengenai
ai menejeman
menejeman Diabetes
Diabetes selama
selama
 periode sakit, penggunaaan obat oral dan intake karbohidrat sesuai dengan
kebutuhan
Rasional : Mempertahankan kadar glukosa darah tetap normal
 

DAFTAR PUSTAKA

Brunner, & Suddarth. (2013). Keperawatan


(2013). Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta:
Medikal-Bedah. Jakarta: EGC.

Damayanti, S. (2(20
015).  Diabetes Mellitus & Penatalaksanaan Keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Doenges, M.E.et all. (2000). Rencana


(2000). Rencana Asuhan Keperawatan.
Keperawatan. (edisi 3). Jakarta:
3). Jakarta: EGC
LeMone,, P., Burke,
LeMone Burke, K., & Bauldo
Bauldoff,
ff, G. (2015)
(2015)..  Buku Ajar Keperawatan Medikal 
 Bedah (Medical-Surgical Nursing: Critical Thinking In Patient Care). Jakarta:
Care). Jakarta: EGC.

Soegondo, S., Suyono, S., Waspadji, S., Soewondo, P., Subekti, I., Semiardji, G., et
al. (2015
(2015).
).  Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu Panduan Penatalaksanaan
 Diabetes Melitus Bagi Dokter Dan Edukator. Jakarta:
Edukator. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Tarwoto, Wartonah, Taufiq, I., & Mulyati, L. (2016).  Keperawatan Medikal Bedah
Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:
Endokrin. Jakarta: CV. Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai