Anda di halaman 1dari 5

Imunology

IMUNOLOGI
IMUNOLOGI
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari organ, dan molekul yang berperan
dalam proses pengenalan dan pembuangan (‘sistem imun’), bagaimana cara
organ, sel, dan molekul tersebut merespon dan berinteraksi.
SIFAT RESPON IMUN
NON SPESIFIK
mekanisme pertahanan bawaan yang secara non-selektif mempertahankan
tubuh dari setiap jenis benda asing atau abnormal, termasuk agen infeksi, iritan
kimiawi dan cedera jaringan ikat trauma atau luka bakar.
SPESIFIK
Secara selektif menyerang benda asing tersebut yang terhadapnya tubuh
telah tersensitisasi oleh pajanan sebelumnya.
Evolusi Imunologi
Keberadaan organisme, baik tumbuhan maupun hewan dan manusia selalu
dihadapkan dengan bahaya dan mengancam dari dunia luar. Mungkin hanya
dipertahankan untuk berbagai tujuan sebagai berikut :
1. Kompetisi untuk hidup
2. Melindungi diri dari asimilasi
3. Melindungi kerusakan organ dan membantu perbaikan
4. Melindungi diri dari invasi bakteri dan parasit
Taksonomi dan Hubungan Filogenetik
Para ahli biologi telah mengembangkan sistem klasifikasi dalam kelompok
organisme menurut hubungan alamiah yang disebut taksonomi.
Studi hubungan alamiah atau sejarah evolusi organisme disebut filogeni.
Pengelompokan taksonomi berdasarkan atas hubungan keturunan atau evolusi.
1. Infeksi. virus, bakteri, protozoa, cacing, atau jamur parasitik yang mencoba
masuk kedalam tubuh atau permukaan tubuh kemungkinan merupakan
alasan keberadaan sistem imun.
2. Autoimunitas. sel dan molekul tubuh (‘diri sendiri-self’) biasanya tidak
menstimulasikan respon imun adaptif karena berbagai mekanisme khusus
yang memungkinkan toleransi diri sendiri, tetapi pada beberapa keadaan.
3. Pertahan eksternal, adanya kulit yang intak pada bagian luar dan lapisan
membran mukosa yang melapisi rongga organ dalam merupakan suatu
penghalang yang kuat terhadap masuknya organisme yang berpotensi
infeksius.
4. Vaksinasi, metode untuk menstimulasi respons imun adaptif dan
memunculkan memori dan resistensi didapat tanpa mengalami dampak
penyakit sepenuhnya.
Beberapa Sistem Reseptor Lain
Berikut ini adalah beberapa reseptor berhubungan dengan imunitas.
 Reseptor virus
 Resptor sitokin
 Reseptor hormon
ANTIBODI adalah suatu protein yang dapat larut yang dihasilkan sistem imun
sebagai respon terhadap keberadaan antigen .
SUBKELAS ANTIBODI , yaitu :
1. IgM (Imunoglobin), perlekatan antigen dan di produksi pada tahap-tahap
awal respons sel plasma.
2. IgA, ditemukan dalam sekresi sistem respirasi dan urogenital ( urinarius dan
resroduktif)
3. IgD, terdapat dipermukaan banyak sel
4. IgE, ikut melindungi tubuh dari cacing parasitik dan merupakan mediator
antibodi untuk respons alergik umum. Misalnya hay fever, asma dan
urtkaria
5. IgG, imunoglobin terbanyak dalam darah, direproduksi dan disekresikan
dalam jumlah besar ketika tubuh terpajan ke antigen yang sama.
IMUNITAS BAWAAN
1. Inflamasi, suatu respons non-spesifik terhadap cedera jaringan, yaitu ketika
spesialis-spesialis fagositik-neutrofil dan makrofag berperan besar, bersama
dengan masukan suportif dari tipe sel imun lain.
2. Interferon, sekelompok protein yang secara non-spesifik bertahan
melawan infeksi virus.
3. Sel pembuluh-alami (natural killer cells), suatu kelompok khusus sel mirip-
limfosit yang secara spontan dan non-spesifik melisiskan (memecahkan)
dan karenanya menghancurkan sel pejamu yang terinfeksi virus dan sel
kanker
4. Sistem komplemen, sekelompok protein plasma inaktif yang ketika
diaktifkan secara berurutan akan merusak sel-sel asing dengan menyerang
plasmanya
Gambaran umum Defisiensi imun
Adanya Defisiensi imun harus di curigai bila ditemukan tanda tanda klinis
sebagai berikut:
peningkatan kerentanan terhadap infeksi dan jenis infeksinya tergantung
dari komponen sistem imun yang defektif
penderita dengan Defisiensi imun juga rentan terhadap jenis kanker tertentu
 Definisi imun dapat terjadi akibat efek pemantangan limfosit atau aktivasi
atau dalam mekanisme efektor imunitas nonspesifik dan spesifik
Yang merupakan paradoks adalah bahwa imunodefisiensi tertentu
berhubungan dengan peningkatan insidens autoimunitas mekanismenya
tidak jelas, diduga berhubungan dengan defisiensi sel .
Transformasi sel maligna
a) Transformasi limfosit
b) Transformasi genetik dapat dilakukan dengan DNA
c) Sel dapat menunjukan transformasi neoplastik dalam biakan memperoleh
kemampuan untun berproliferasi yang tidak terbatas.

Anda mungkin juga menyukai