Bayi/Anak Sehat
Pada By. A
Diajukan guna memenuhi tugas M.K Keperawatan Anak
Pengampu : Dwi Aprilina Andriani, S.Kep, Ners, M.Kep
Disusun Oleh :
Fani Loliana
(P27901118067)
A. Pengertian imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten
terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif,
sedangkan istilah vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian vaksin (antigen) yang
dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam
imunitas.
B. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi adalah agar anak menjadi kebal terhadap penyakit, sehingga
dapat menurunkan angka morbilitas dan mortalitas, serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.
C. Jenis imunisasi
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu di berikan pada semua
orang , terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari penyakit
yang berbahaya.
1. Imunisasi BCG
Imunisasi yang di berikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberkubsis (TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menukar.
2. Imunisasi DPT, HB, HiB
DPT merupakan imunisasi dengan memberikan vaksin yang
mengandung racun kuman difteri yang tekah di hikangkan sifat racurnya akan
masih dapat merangsang pembertukan zat anti (toxoid).
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adakh HbsAg
dakm bentuk cair.
Imunisasi HiB (haemophilus influenzae tipe B) merupakan imunisasi
yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini
adakah bentuk polisakarida murni (PRP: purified capsular polysacharide)
kuman H.influenzae tipe b.
Antigen dakm vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein- protein
hin, seperti toksoid tetanus (PRP-T), toksoid difteri (PRP-D atau PRPCR50),
atau dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC).
3. Imunisasi Polio
Imunisasi yang di berikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap
penyakit poliomielitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat
mengakibatkan humpuh kaki
4. Imunisasi Campak
Imunisasi yang di gurakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak
pada anak karena penyakit ini sangat menular. Imunisasi ini di berikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (morbili/meales).
5. Imunisasi Hapatitis B
Imunisasi ini di berikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit hepatitis b, yatu penyakt infeksi yang dapat merusak hati. Imunisasi
yang di gunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis, yang
kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair.
3. Polio
Umur : 0 - 11 bln
Dosis : 2 tetes
Cara : Meneteskan ke dalam mulut
Selang waktu : Berikan 4x dengan jarak minimal 4 minggu.
Efek samping :
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan
baik karena ada gangguan penyerapan vaksin okh usus akibat diare berat.
4. Campak
Umur : 9 bln & 24 bulan
Dosis : 0,5 cc
Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas
Jumah suntikan : 2 x dapat diberkan bersamaan dengan pemberian vaksin
lain tapi tidak dicampur dakam 1 semprit.
Efek samping : Panas dan kemerahan.
Anak-anak mungkin panas seamm 1-3 hari setekah 1 minggu penyuntikan,
kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan.
H. Patofisiologi
Menurut Rampengan dan Laurentz morbili merupakan infeksi umum dengan lesi
patologis yang khas. Pada stadium prodromal terdapat hyperplasia, jaringan limfe
pada tonsil, adenoid, kelenjar limfe, lien, dan appendiks.
Gambaran patologis yang karakteristik ialah distribusi yang luas dari
multinucleated giant cells akibat dari fusi sel-sel.
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi
sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini
terjadi pada kulit, selaput lendir nasofarings, bronkus dan konjungtiva
2. Penatalaksanaan keperawatan
Beberapa hal penting dalam perawatan penyakit campak pada anak-anak
anatar lain : istirahat di tempat tidur, memperhatikan makanan dan
minumannya, perawatan mata dan hidung.
Serangan penyakit ini dapat diperpendek dengan banyak beristirahat selama
beberapa hari di tempat tidur, terutama bila serangan penyakit cukup hebat,
artinya bintik-bintik sangat merah dan suhu badan tinggi.
Menurut Wong pertimbangan perawatan pada penderita campak adalah :
1. isolasi sampai ruam hari ke-5, bila dihospitalisasi, lakukan kewaspadaan
pernapasan.
2. Pertahankan tirah baring selama prodromal, berikan aktivitas tenang.
3. Perawatan mata, beri cahaya redup bila terjadi fotofobia, bersihkan
kelopak mata dengan larutan salin hangat untuk menghilangkan sekres, jaga
anak tidak menggosok mata.
4. Batuk, lindungi kulit sekitar hidung dengan lapisan petroleum, anjurkan
untuk mengonsumsi cairan dan makanan yang halus dan lembut.
5. Perawatan kulit, jaga agar kulit tetap bersih, gunakan mandi air hangat
bila perlu
K. Pencegahan
Pencegahan campak adalah dengan pemberian vaksin campak. Saat ini ada dua
jenis :
1. Vaksin yang berasal dari virus campak yang dilemahkan. Lebih lanjut dapat
dimodifikasi dengan pemberian globulin anti-campak. Akibatnya dapat
menimbulkan serangan campak, meskipun ringan. Lebih sering tidak.
2. Antiserum khusus campak atau gammaglobulin, yang seringkali diberikan
untuk mencegah serangan csmpak pada individu yang rentan.
Efek samping menurut Rampengan dan Laurentz (98:1993) adalah sebagai berikut :
1. Hiperpireksia (5-51%)
2. Gejala infeksi saluran pernapasan atas (10-20%)
3. Morbili form rash (3-15%)
4. Kejang demam (0,2%)
5. Ensefalitis (1 antara 1,16 juta anak)
6. Demam (13,95%)
Maryunani (219:2010) mengemukakan bahwa kontra-indikasi pemberian imunisasi
campak adalah anak :
· Dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam.
· Dengan penyakit gangguan kekebalan.
· Dengan penyakit TBC tanpa pengobatan.
· Dengan kekurangan gizi berat.
· Dengan penyakit keganasan.
· Dengan kerentanan tinggi terhadap protein telur, kanamisin dan eritromisin
(antibiotik).
b. Imunisasi Pasif
Tidak banyak dianjurkan, karena risiko terjadinya ensefalitis dan aktivasi
tuberkulose.
Menurut Newell (234:2003) dalam menentukan jadwal imunisasi, dibutuhkan dua
pertimbangan dasar :
· Kemungkinan anak mendapat penyakit tersebut, kematian atau kecacatan
yang mungkin ditimbulkan penyakit tersebut, serta bahaya dan efektivitas prosedur
imunisasi. Semakin sering ditemukan dan semakin berbahaya penyakitnya, serta
semakin aman imunisasinya, maka semakin besar kebutuhan imunisasi.
· Pada usia berapa anak dapat memberi respon terhadap vaksin yang diberikan.
L. Komplikasi
Cave (172:2003) menyatakan sekitar 6-8 persen yang mendapat penyakit campak,
juga mendapat pneumonia, infeksi telinga, atau diare. Pada kasus yang jarang
terjadi (satu dari seribu kasus), virus campak mengenai otak dan menyebabkan
peradangan (ensefalitis). Gejala ensefalitis biasanya termasuk kejang, bingung, dan
kadang-kadang koma.
Menurut Rampengan dan Laurentz (1997) komplikasi dari campak adalah sebagai
berikut :
· Pneumoni
· Gastroenteritis
· Esefalitis
· Otitis Media
· Mastoiditis
· Gangguan Gizi
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan suatu keadaan dimana seorang klien
terdorong untuk ke unit pelayanan kesehatan untuk dirawat. Keluhan
utama ini sangat penting untuk menentukan tindakan keperawatan
yang akan dilakukan.
Keluhan utama pada klien campak adalah timbul gejala-gejala
panas, malaise, coryza, konjungtivitis dan batuk.
Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan uraian tentang bagaimana klien sampai masuk rumah
sakit, klien dengan campak mula-mulanya badannya panas tinggi.
Riwayat Penyakit Kehamilan
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita selama
kehamilan
Riwayat Sakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat sakit yang pernah diderita oleh klien
tersebut.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Yang perlu dikaji adalah mengenai keturunan anggota keluarga
yang menderita suatu penyakit kronis atau menular.
c. Pola Aktivitas sehari-hari
Merupakan kebiasaan klien meliputi : pola makan atau minum, pola
eliminasi baik BAK maupun BAB, pola istirahat tidur, personal hygieen dan
kegiatan serta aktivitas lainnya.
d. Pemeriksaan
Merupakan keadaan umum klien, suhu, pernapasan, nadi, berat badan
sekarang dan antropometri.
e. Pemeriksaan fisik secara sistematik
Merupakan pemeriksaan yang kompleks dari kepala sampai ujung kaki
dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
f. Pemeriksaan penunjang
Merupakan pemeriksaan pendukung, seperti : hasil laboratorium, dan
sebagainya.
2. Analisa data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisa data yang
merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan menstabilkan data,
menentukan kesenjangan informasi, melihat pola data, membandingkan dengan
standart, menginterprestasikan dan akhirnya membuat kesimpulan dalam
bentuk diagnosa keperawatan.
3. Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut berhubungan dengan tindakan invasif (pemberian imunisasi
campak)
- Defisit pengetahuan ibu tentang imunisasi berhubungan dengan
berhubungan dengan kurangnya informasi
4. Intervensi
No//h Diagnosa PERENCANAAN
ari/ Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
Tgl
DX.1 Nyeri akut Setelah 1. Lakukan prosedur 1. Prosedur yang tepat
26- berhubungan dilakukan dengan benar mengurangi
04- dengan tindakan kesalahan dan
2020 tindakan keperawatan kesakitan pada klien
invasif selama 1x30 2. Libatkan ibu klien 2. Memberikan rasa
(pemberian menit selama prosedur aman dan nyaman
imunisasi diharapkan nyeri tindakan pada klien selama
campak) berkrang atau prosedur tindakan
terkontrol 3. Berikan sentuhan 3. Sentuhan dapat
dengan kriteria halus setelah menurunkan rasa
hasil: tindakan dilakukan nyeri
Klien tidak 4. Berikan rasa aman 4. Memberikan rasa
menangis dan nyaman aman dan nyaman
lagi setelah tindakan sehingga
Klien seperti menghentikan
kembali meggendong bayi / tangisan
tersenyum / memberikannya
tidak rewel kembali kepada
ibu klien
DX.2 Defisit Setelah 1. Kaji kemampuan 1. Tingkat pengetahuan
26- pengetahuan dilakukan ibu tentang ibu berbeda
04- ibu tentang tindakan Imunisasi
2020 imunisasi keperawatan 2. Dengan adanya
berhubungan selama 1x30 2. Jelaskan mengenai informasi mengenai
dengan menit Imunisasi : apa Iminisasi, klien akan
berhubungan diharapkan yang perlu lebih memahami
dengan pengetahuan ibu dilakukan setelah Imunisasi
kurangnya meningkat pemberian
informasi dengan kriteria imunisasi. 3. Mengklarifikasi hal
hasil: 3. Beri kesempatan yang masih
ibu dapat ibu untuk bertanya dibingungkan ibu
menjelaska 4. Lakukan evaluasi 4. Tingkat pemahaman
n terhadap setiap orang
pemahaman ibu berbeda-beda
N. Daftar pustaka
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta: Pusat Pendidikan
dan pelatihan tenaga kesehatan
Depkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemenkes RI
Rampengan, T.H dan Laurentz, I.R. 1993. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak.
Jakarta: EGC
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media
KASUS BAYI/ANAK SEHAT
Keterangan :
1. Buat laporan kasus (Dokumentasi Keperawatan) berdasarkan pada kasus tersebut
diatas .
2. Format pengkajian sebagai panduan dalam melakukan dokumentasi Keperawatan
dari Pengkajian –evaluasi .
3. Dokumentasi meliputi :
a. Hasil pengkajian (lengkapi bila kurang )
b. Rumusan Diagnose keperawatan berdasarkan analisa data (DO.DS).
c. Rumusan intervensi berdasarkan diagnose Keperawatan dan tujuan tindakan
Keperawatan
d. Catatan Implementasi yg meliputi tindakan keperawatan yg dilakukan oleh
perawat berdasarkan rencana tindakan kep dan evaluasi formatiF (respon pasien)
e. e buat catatan evaluasi sumatif/hasil tindakan keperawatan (catatan
perkembangan) .
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Banjar Agung Cipocok Jaya, Serang 42122
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik :poltekkesbanten@gmail.com
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
A. Pengkajian
I. Biodata
Nama : By. A
Umur : 8 Bulan 25 Hari
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke :1
Agama : islam
Pendidikan :-
No.CM :-
Diagnosa Medis : imunisasi
Tanggal Pengakajian : 26-04-2020
Tanggal Masuk : 26-04-2020
a. Pola Kebiasaan
Data Pola Aktivitas Sehari-hari
No Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1 Nutrisi Minum ASI dan -
MPASI
2 BAB 1 x sehari, konsisten -
lembek, tidak ada
gangguan
3 BAK 6-7 x sehari -
4 Pola istirahat Siang : 2-3 jam -
dan tidur Malem : 9-11 jam
- Natal
Bayi waktu lahir ditolong oleh bidan di RS Bahagia
Jenis persalinan normal spontan
Keadaan waktu bersalin sehat
Ibu mengatakan bahwa waktu lahir bayi langsun menangis kuat.
APGAR skor 9
- Postnatal
Kesehatan ibu : baik
Kesehatan bayi : baik
Nutrisi (colustrum) : colustrum sudah keluar setelah persalinan
meskipun baru sedikit-sedikit. Cara pemberian : beberapa jam
setelah lahir
Reflek fisiologi
Reflek moro : ada
Reflek sucking : ada
Reflek grosping : ada
Reflek roothing : ada
Reflek tonik-neck : ada
Reflek babinsky : ada
- Imunisasai
HB0 = 01-08-2019
BCG = 02-09-2019
Polio = 02-09-2019, 02-10-2019, 02-11-2019, 02-12-2019
DPT-HB-HIB = 02-10-2019, 02-11-2019, 02-12-2019
IPV = 02-12-2019
Ket : Laki-laki
Perempuan
Klien
Garis perkawinan
Garis keturunan
Garis serumah
V. Data Psikososial
- Yang mengasuh/merawat anak : ibunya
- Hubungan antar teman bermain : ada
- Hubungan antar keluarga : dekat dengan keluarga
- Watak dasar anak : belum tampak
I. Analisa Data
Nama : By.A
No.CM : 0001010
Ruangan : Poli anak
Data Analisa Data
Tanggal Data Intrepetasi Data Masalah
DX.1 Nyeri akut Setelah dilakukan 5. Lakukan prosedur dengan 5. Prosedur yang tepat mengurangi
26-04-2020 berhubungan tindakan keperawatan benar kesalahan dan kesakitan pada
dengan tindakan selama 1x30 menit klien
invasif diharapkan nyeri 6. Libatkan ibu klien selama 6. Memberikan rasa aman dan
(pemberian berkrang atau prosedur tindakan nyaman pada klien selama
imunisasi terkontrol dengan prosedur tindakan
campak) ditandai kriteria hasil: 7. Berikan sentuhan halus 7. Sentuhan dapat menurunkan rasa
dengan klien Klien tidak setelah tindakan dilakukan nyeri
menangis saat menangis lagi 8. Berikan rasa aman dan 8. Memberikan rasa aman dan
disuntik dan Klien kembali nyaman setelah tindakan nyaman sehingga menghentikan
setelah disuntik tersenyum / tidak seperti meggendong bayi / tangisan
rewel memberikannya kembali
kepada ibu klien
DX.2 Defisit Setelah dilakukan 5. Kaji kemampuan ibu 5. Tingkat pengetahuan ibu berbeda
26-04-2020 pengetahuan ibu tindakan keperawatan tentang Imunisasi
tentang imunisasi selama 1x30 menit 6. Jelaskan mengenai 6. Dengan adanya informasi
berhubungan diharapkan Imunisasi : apa pentingnya mengenai Iminisasi, klien akan
dengan pengetahuan ibu imunisasi, jadwal lebih memahami Imunisasi
berhubungan meningkat dengan pemberian imunisasi, apa
dengan kurangnya kriteria hasil: yang perlu dilakukan 7. Mengklarifikasi hal yang masih
informasi ditandai ibu dapat setelah pemberian dibingungkan ibu
dengan ibu menjelaskan imunisasi. 8. Tingkat pemahaman setiap orang
banyak bertanya pentingnya 7. Beri kesempatan ibu untuk berbeda-beda
imunisasi bertanya
ibu dapat 8. Lakukan evaluasi terhadap
menyebutkan pemahaman ibu
jadwal pemberian
imunisasi
ibu dapat
menjelaskan apa
ang perlu
dilakukannya
setelah
pemberian
imunisasi
IV. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI KEPERAWATAAN
V. CATATAN PERKEMBANGAN