Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

Bayi/Anak Sehat
Pada By. A
Diajukan guna memenuhi tugas M.K Keperawatan Anak
Pengampu : Dwi Aprilina Andriani, S.Kep, Ners, M.Kep

Disusun Oleh :

Fani Loliana
(P27901118067)

REGULER / SEMESTER : 2B SEMESTER 4

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TANGERANG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian imunisasi
Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti
diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten
terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan
dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan
Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibodi secara pasif,
sedangkan istilah vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian vaksin (antigen) yang
dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun di dalam
imunitas.

B. Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi adalah agar anak menjadi kebal terhadap penyakit, sehingga
dapat menurunkan angka morbilitas dan mortalitas, serta dapat mengurangi
kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

C. Jenis imunisasi
Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu di berikan pada semua
orang , terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari penyakit
yang berbahaya.
1. Imunisasi BCG
Imunisasi yang di berikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit tuberkubsis (TBC), yaitu penyakit paru-paru yang sangat menukar.
2. Imunisasi DPT, HB, HiB
DPT merupakan imunisasi dengan memberikan vaksin yang
mengandung racun kuman difteri yang tekah di hikangkan sifat racurnya akan
masih dapat merangsang pembertukan zat anti (toxoid).
Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang digunakan untuk
mencegah terjadinya penyakit hepatitis. Kandungan vaksin ini adakh HbsAg
dakm bentuk cair.
Imunisasi HiB (haemophilus influenzae tipe B) merupakan imunisasi
yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit influenza tipe b. Vaksin ini
adakah bentuk polisakarida murni (PRP: purified capsular polysacharide)
kuman H.influenzae tipe b.
Antigen dakm vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein- protein
hin, seperti toksoid tetanus (PRP-T), toksoid difteri (PRP-D atau PRPCR50),
atau dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC).
3. Imunisasi Polio
Imunisasi yang di berikan untuk menimbulkan kekebalan terhadap
penyakit poliomielitis, yaitu penyakit radang yang menyerang saraf dan dapat
mengakibatkan humpuh kaki
4. Imunisasi Campak
Imunisasi yang di gurakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak
pada anak karena penyakit ini sangat menular. Imunisasi ini di berikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (morbili/meales).
5. Imunisasi Hapatitis B
Imunisasi ini di berikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit hepatitis b, yatu penyakt infeksi yang dapat merusak hati. Imunisasi
yang di gunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis, yang
kandungannya adalah HbsAg dalam bentuk cair.

D. Dosis, jumlah dan watu pemberian serta efek samping


1. BCG
Umur : 0-11 bh Dosis : 0,05 cc
Cara : Intrakutan, lengan kanan
Jumlah suntikan : Satu kai
Efek samping
a. Reaksi normal Bakteri BCG ditubuh bekerja dengan sangat lambat. Setelah 2
minggu akan terjadi pembengkakan kecil merah di tempat penyuntikan
dengan garis tengah 10 mm. Setelah 2 - 3 minggu kemudian, pembengkakan
menjadi abses kecil yang kemudian menjadi luka dengan garis tengah 10 mm,
jangan berikan obat apapun pada huka dan biarkan terbuka atau bila akan
ditutup gunakan kasa kering. Luka tersebut akan sembuh dan mening galkan
jaringan parut tengah 3-7 mm.
b. Reaksi berat Kadang terjadi peradangan setempat yang agak berat atau abses
yang lebih dakm, kadang juga terjadi pembengkakan di kelenjar Infe pada
kher / ketiak, hal ini disebabkan kesakahan penyuntikan yang terlalu dakam
dan dosis yang terklu tinggi.
c. Reaksi yang lebih cepat Jika anak sudah mempunyai kekebalan terhadap
TBC, proses penbengkakan mungkin terjadi lebih cepat dari 2 minggu, ini
berarti anak tersebut sudah mendapat imunisasi BCG atau kemungkinan anak
tersebut tekah terinfeksi BCG.

2. DPT, HB, HiB (pentavalen)


Umur : 2 - 11 bln
Dosis :0,5 cc
Cara : IM / SC, jumlah suntikan : 3 x
Selang pemberian : Minimal 4 ming gu
Efek samping :
a. Panas Kebanyakan anak akan menderita panas pada sore hari setekh
mendapat imunisasi DPT, tapi panas ini akan sembuh 1 - 2 hari. Anjurkan
agar jangan dibungkus dengan baju tebal dan dimandikan dengan cara
melap dengan air yang dicelupkan ke air hangat.
b. Rasa sakit di daerah suntikan Sebagian anak mærasa nyeri sakit, kemerahan
bengkak.
c. Peradangan Bila pembengkakan terjadi seminggu atau ebih maka hal ini
mungk in disebabkan peradangan mungkin disebabkan oleh jarum suntik
yang tidak steril karena :
1) Jumkah tersentuh
2) Sebelum dipakai menyuntik jarum diletakkan diatas tempat yang tidak
steril
3) Sterilisasi kurang ama.
4) Pencemaran okh kuman
d. Kejang-kejang Reaksi yang jarang terjadi sebaliknya diketahui petugas
reaksi disebabkan okh komponen dari vaksin DPT.

3. Polio
Umur : 0 - 11 bln
Dosis : 2 tetes
Cara : Meneteskan ke dalam mulut
Selang waktu : Berikan 4x dengan jarak minimal 4 minggu.
Efek samping :
Bila anak sedang diare ada kemungkinan vaksin tidak bekerja dengan
baik karena ada gangguan penyerapan vaksin okh usus akibat diare berat.

4. Campak
Umur : 9 bln & 24 bulan
Dosis : 0,5 cc
Cara : Suntikan secara IM di lengan kiri atas
Jumah suntikan : 2 x dapat diberkan bersamaan dengan pemberian vaksin
lain tapi tidak dicampur dakam 1 semprit.
Efek samping : Panas dan kemerahan.
Anak-anak mungkin panas seamm 1-3 hari setekah 1 minggu penyuntikan,
kadang disertai kemerahan seperti penderita campak ringan.

E. Jadwal pemberian imunisasi


Vaksin Umur
HB0 0-7 hari
BCG, Polio 1 1 bulan
DPT-HB-Hib 1, Polio 2 2 bulan
DPT-HB-Hib 2, Polio 3 3 bulan
DPT-HB-Hib 3, Polio 4, IPV 4 bulan
Campak 9 bulan
DPT, HB, Hib booster 18 bulan
Campak booster 24 bulan
F. Pengertian campak
Campak merupakan salah satu jenis penyakit menular yang umum terjadi pada
anak-anak di bawah usia 10 tahun. Penyakit ini disebabkan oleh jenis virus yang
sangat menular dan berpindah dari satu anak ke anak yang lain dalam waktu
singkat.
Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(tampek). Diagnosis campak biasanya dapat dibuat atas dasar kelompok gejala
yang saling berkaitan yaitu koriza dan mata meradang disertai batuk dan demam
yang tinggi dalam beberapa hari dan diikuti timbulnya ruam makulopapular
pada kulit yang memiliki ciri khas, diawali dari belakang telinga kemudian
menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan dan kaki bersamaan dengan
meningkatnya suhu tubuh.

G. Etiologi penyakit campak


Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili
Paramyxovirus yaitu jenis genus virus morbili. Virus ini sangat sensitive terhadap
panmas dan dingin dan dapat diinaktifkan pada suhu 30°C dan -20°C, sinar
ultraviolet, eter, tripsin dan betapropioakton. Sedang formmlin dapat memusnahkan
daya infeksinya tetapi tidak mengganggu aktivitas komplemen Penyakit ini dapat
disebarkan melalui udara.

H. Patofisiologi
Menurut Rampengan dan Laurentz morbili merupakan infeksi umum dengan lesi
patologis yang khas. Pada stadium prodromal terdapat hyperplasia, jaringan limfe
pada tonsil, adenoid, kelenjar limfe, lien, dan appendiks.
Gambaran patologis yang karakteristik ialah distribusi yang luas dari
multinucleated giant cells akibat dari fusi sel-sel.
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi
sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini
terjadi pada kulit, selaput lendir nasofarings, bronkus dan konjungtiva

I. Tanda dan gejala campak


Menurut Cave sekitar empat hari sebelum dan sampai enam hari sesudah gejala
muncul, seseorang yang terjangkit campak akan menular. Gejala pertama yang
muncul adalah batuk kering, letih, sakit tenggorok, hidung berair, konjungtivitis
(merah dan peradangan pada bagian dalam kelopak mata), dan demam.
Konjungtivitis bisa disertai keluarnya lendir atau kerak. Bagian belakang tenggorok
sering kali sangat merah dan lidah serta tonsil diselaputi selaput kuning. Sekitar
empat hari sesudah gejala ini muncul, mulai timbul bintil ruam yang merah,
biasanya pada leher dan wajah. Secara bertahap ruam menyebar ke batang tubuh,
lengan, dan tungkai dalam beberapa hari berikutnya sementara ruam dari wajah
memudar. Kadang-kadang bintilnya membentuk area kumpulan bintil yang luas.
Gambaran klinis menurut Rampengan dan Laurentz (92:1997) penyakit ini
merupakan salah satu self limiting disease dengan ditandai oleh 3 stadium, yaitu :
1. Stadium inkubasi, 10-12 hari, tanpa gejala.
2. Stadium prodromal, dengan gejala-gejala panas sampai sedang, coryza, batuk,
konjungtivitis, fotofobia, anoreksia, malaise, dan Koplik’s spot pada mukosa
buccalis.
3. Stadium erupsi, dengan adanya rash makulopapous pada seluruh tubuh dan
panas tinggi.
4. Stadium konvalensi atau penyembuhan. Ruam menghilang dengan
meninggalkan bekas campak – kulit berwarna ungu-kecoklatan. Deskuamasi
ringan. Ringan, timbul bila anak mempunyai risiko dan sebelumya sudah
mendapat imunisasi. Berat, timbul pada bayi, anak yang lemah dan pada
populasi yang sebelumnya tidak terinfeksi (murni).

Rampengan dan Laurentz mengemukakan bahwa setelah masa inkubasi mulai


timbul gejala-gejala panas dan malaise. Dalam 24 jam timbul coryza,
konjungtivitis dan batuk. Gejala-gejala ini bertambah hebat secara bertahap dan
mencapai puncaknya pada saat timbulnya erupsi pada hari keempat. Kira-kira 2
hari sebelum timbul rash, terlihat Koplik’s spot di mukosa buccalis pada sisi yang
berlawanan dengan gigi molar. Panas dan Koplik’s spot menghilang pada hari
kedua timbulnya rash. Coryza dan konjungtivitis menghilang pada hari ketiga
rash. Lamanya eksantema menghilang jarang melebihi 5-6 hari.
J. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Menurut Rampengan dan Laurentz morbili merupakan suatu penyakit self-
limiting, sehingga pengobatannya hanya bersifat simptomatis yaitu :
· Memperbaiki keadaan umum
· Antipiretika bila suhu tinggi
· Sedativum
· Obat batuk
Antibiotika diberikan bila ternyata terdapat infeksi sekunder.
Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan kepada penderita morbili yang
mengalami ensefalitis yaitu :
· Hidrokortison 100-200 mg/hari selama 3-4 hari.
· Prednison 2 mg/kg.bb/hari untuk jangka waktu 1 minggu.
Menurut Wong (663:2003) penderita campak diberi suplemen vitamin A. Tirah
baring selama periode demam, antipiretik, antibiotik untuk mencegah infeksi
bakteri sekunder pada anak risiko tinggi.

2. Penatalaksanaan keperawatan
Beberapa hal penting dalam perawatan penyakit campak pada anak-anak
anatar lain : istirahat di tempat tidur, memperhatikan makanan dan
minumannya, perawatan mata dan hidung.
Serangan penyakit ini dapat diperpendek dengan banyak beristirahat selama
beberapa hari di tempat tidur, terutama bila serangan penyakit cukup hebat,
artinya bintik-bintik sangat merah dan suhu badan tinggi.
Menurut Wong pertimbangan perawatan pada penderita campak adalah :
1. isolasi sampai ruam hari ke-5, bila dihospitalisasi, lakukan kewaspadaan
pernapasan.
2. Pertahankan tirah baring selama prodromal, berikan aktivitas tenang.
3. Perawatan mata, beri cahaya redup bila terjadi fotofobia, bersihkan
kelopak mata dengan larutan salin hangat untuk menghilangkan sekres, jaga
anak tidak menggosok mata.
4. Batuk, lindungi kulit sekitar hidung dengan lapisan petroleum, anjurkan
untuk mengonsumsi cairan dan makanan yang halus dan lembut.
5. Perawatan kulit, jaga agar kulit tetap bersih, gunakan mandi air hangat
bila perlu

K. Pencegahan
Pencegahan campak adalah dengan pemberian vaksin campak. Saat ini ada dua
jenis :
1. Vaksin yang berasal dari virus campak yang dilemahkan. Lebih lanjut dapat
dimodifikasi dengan pemberian globulin anti-campak. Akibatnya dapat
menimbulkan serangan campak, meskipun ringan. Lebih sering tidak.
2. Antiserum khusus campak atau gammaglobulin, yang seringkali diberikan
untuk mencegah serangan csmpak pada individu yang rentan.

Rampengan dan Laurentz menyatakan bahwa morbili dapat dicegah dengan


pemberian imunisasi. Imunisasi yang diberikan dapat berupa pasif dan aktif.
a. Imunisasi Aktif
Vaksin yang diberikan ialah “Live attenuated measles vaccine”. Mula-mula
diberikan strain Edmonson B, tetapi ‘strain’ ini dapat menimbulkan panas tinggi
dan eksanthem pada hari ketujuh-kesepuluh post vaksinasi, sehingga strain vaksin
ini sering diberikan bersama-sama dengan Gamma-globulin dilengan lain.
Vaksin ini diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml pada umur 9 bulan. Pada
anak di bawah umur 9 bulan umumnya tidak dapat memberikan kekebalan baik,
karena gangguan dari antibodi yang dibawa sejak lahir.
Menurut Maryunani (219:2010) imunisasi campak diberikan 1 kali pada usia 9
bulan, dan dianjurkan pemberiannya sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu
sudah menurun diusia bayi 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak
usia balita. Jika sampai usia 12 bulan anak belum mendapat imunisasi campak,
maka pada usia 12 bulan ini anak harus diimunisasi MMR (Measles Mumps
Rubella).

Efek samping menurut Rampengan dan Laurentz (98:1993) adalah sebagai berikut :
1. Hiperpireksia (5-51%)
2. Gejala infeksi saluran pernapasan atas (10-20%)
3. Morbili form rash (3-15%)
4. Kejang demam (0,2%)
5. Ensefalitis (1 antara 1,16 juta anak)
6. Demam (13,95%)
Maryunani (219:2010) mengemukakan bahwa kontra-indikasi pemberian imunisasi
campak adalah anak :
· Dengan penyakit infeksi akut yang disertai demam.
· Dengan penyakit gangguan kekebalan.
· Dengan penyakit TBC tanpa pengobatan.
· Dengan kekurangan gizi berat.
· Dengan penyakit keganasan.
· Dengan kerentanan tinggi terhadap protein telur, kanamisin dan eritromisin
(antibiotik).

b. Imunisasi Pasif
Tidak banyak dianjurkan, karena risiko terjadinya ensefalitis dan aktivasi
tuberkulose.
Menurut Newell (234:2003) dalam menentukan jadwal imunisasi, dibutuhkan dua
pertimbangan dasar :
· Kemungkinan anak mendapat penyakit tersebut, kematian atau kecacatan
yang mungkin ditimbulkan penyakit tersebut, serta bahaya dan efektivitas prosedur
imunisasi. Semakin sering ditemukan dan semakin berbahaya penyakitnya, serta
semakin aman imunisasinya, maka semakin besar kebutuhan imunisasi.
· Pada usia berapa anak dapat memberi respon terhadap vaksin yang diberikan.

L. Komplikasi
Cave (172:2003) menyatakan sekitar 6-8 persen yang mendapat penyakit campak,
juga mendapat pneumonia, infeksi telinga, atau diare. Pada kasus yang jarang
terjadi (satu dari seribu kasus), virus campak mengenai otak dan menyebabkan
peradangan (ensefalitis). Gejala ensefalitis biasanya termasuk kejang, bingung, dan
kadang-kadang koma.
Menurut Rampengan dan Laurentz (1997) komplikasi dari campak adalah sebagai
berikut :
· Pneumoni
· Gastroenteritis
· Esefalitis
· Otitis Media
· Mastoiditis
· Gangguan Gizi

M. Asuhan keperawatan teoritis


1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
keseluruhan.
Menurut Allen (1994) tujuan dari tahap pengkajian adalah untuk
mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien. Klien dikaji saat
memasuki sistem pemberian perawatan kesehatan.
Adapun yang perlu dikaji pada klien dengan penyakit campak adalah :
a. Identitas Klien, meliputi :
· Biodata pasien penyakit campak meliputi nama lengkap penderita.
Karena pasien pada bayi maka anamnesa dari ibu bapak pasien.
· Yang dikaji selanjutnya adalah faktor usia.
· Tanggal/jam lahir digunakan untuk mengetahui kapan bayi tersebut
lahir/umur.
· Jenis kelamin, untuk mengetahui jenis kelamin tersebut.
· Berat badan bayi tersebut.
· Panjang badan bayi.
· Nama Ibu/Ayah : untuk identifikasi bayi/pasien.
· Umur Ibu/Ayah : untuk identifikasi bayi/pasien.
· Pendidikan yang perlu dikaji adalah pendidikan ibu dan ayah pasien
untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien, hal ini berhubungan erat dengan
rencana dalam memberikan penjelasan tentang keadaan penyakitnya sehingga
mudah diterima dan dimengerti.
· Alamat perlu dikaji untuk mengetahui kondisi tempat tinggal klien.
· Agama untuk mengetahui adanya suatu budaya tertentu yang dianut.
· Pekerjaan seperti halnya dengan pendidikan, yang perlu dikaji adalah
pekerjaan orang tua dari pasien, untuk mengetahui status social ekonomi dan
pendapatan.

b. Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan suatu keadaan dimana seorang klien
terdorong untuk ke unit pelayanan kesehatan untuk dirawat. Keluhan
utama ini sangat penting untuk menentukan tindakan keperawatan
yang akan dilakukan.
Keluhan utama pada klien campak adalah timbul gejala-gejala
panas, malaise, coryza, konjungtivitis dan batuk.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan uraian tentang bagaimana klien sampai masuk rumah
sakit, klien dengan campak mula-mulanya badannya panas tinggi.
 Riwayat Penyakit Kehamilan
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita selama
kehamilan
 Riwayat Sakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat sakit yang pernah diderita oleh klien
tersebut.
 Riwayat Kesehatan Keluarga
Yang perlu dikaji adalah mengenai keturunan anggota keluarga
yang menderita suatu penyakit kronis atau menular.
c. Pola Aktivitas sehari-hari
Merupakan kebiasaan klien meliputi : pola makan atau minum, pola
eliminasi baik BAK maupun BAB, pola istirahat tidur, personal hygieen dan
kegiatan serta aktivitas lainnya.
d. Pemeriksaan
Merupakan keadaan umum klien, suhu, pernapasan, nadi, berat badan
sekarang dan antropometri.
e. Pemeriksaan fisik secara sistematik
Merupakan pemeriksaan yang kompleks dari kepala sampai ujung kaki
dengan inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.
f. Pemeriksaan penunjang
Merupakan pemeriksaan pendukung, seperti : hasil laboratorium, dan
sebagainya.
2. Analisa data
Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisa data yang
merupakan proses intelektual yang meliputi kegiatan menstabilkan data,
menentukan kesenjangan informasi, melihat pola data, membandingkan dengan
standart, menginterprestasikan dan akhirnya membuat kesimpulan dalam
bentuk diagnosa keperawatan.
3. Diagnosa keperawatan
- Nyeri akut berhubungan dengan tindakan invasif (pemberian imunisasi
campak)
- Defisit pengetahuan ibu tentang imunisasi berhubungan dengan
berhubungan dengan kurangnya informasi
4. Intervensi
No//h Diagnosa PERENCANAAN
ari/ Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
Tgl
DX.1 Nyeri akut Setelah 1. Lakukan prosedur 1. Prosedur yang tepat
26- berhubungan dilakukan dengan benar mengurangi
04- dengan tindakan kesalahan dan
2020 tindakan keperawatan kesakitan pada klien
invasif selama 1x30 2. Libatkan ibu klien 2. Memberikan rasa
(pemberian menit selama prosedur aman dan nyaman
imunisasi diharapkan nyeri tindakan pada klien selama
campak) berkrang atau prosedur tindakan
terkontrol 3. Berikan sentuhan 3. Sentuhan dapat
dengan kriteria halus setelah menurunkan rasa
hasil: tindakan dilakukan nyeri
 Klien tidak 4. Berikan rasa aman 4. Memberikan rasa
menangis dan nyaman aman dan nyaman
lagi setelah tindakan sehingga
 Klien seperti menghentikan
kembali meggendong bayi / tangisan
tersenyum / memberikannya
tidak rewel kembali kepada
ibu klien
DX.2 Defisit Setelah 1. Kaji kemampuan 1. Tingkat pengetahuan
26- pengetahuan dilakukan ibu tentang ibu berbeda
04- ibu tentang tindakan Imunisasi
2020 imunisasi keperawatan 2. Dengan adanya
berhubungan selama 1x30 2. Jelaskan mengenai informasi mengenai
dengan menit Imunisasi : apa Iminisasi, klien akan
berhubungan diharapkan yang perlu lebih memahami
dengan pengetahuan ibu dilakukan setelah Imunisasi
kurangnya meningkat pemberian
informasi dengan kriteria imunisasi. 3. Mengklarifikasi hal
hasil: 3. Beri kesempatan yang masih
 ibu dapat ibu untuk bertanya dibingungkan ibu
menjelaska 4. Lakukan evaluasi 4. Tingkat pemahaman
n terhadap setiap orang
pemahaman ibu berbeda-beda

N. Daftar pustaka
Kementerian Kesehatan RI. 2014. Buku Ajar Imunisasi. Jakarta: Pusat Pendidikan
dan pelatihan tenaga kesehatan
Depkes RI. 2016. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemenkes RI
Rampengan, T.H dan Laurentz, I.R. 1993. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak.
Jakarta: EGC
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media
KASUS BAYI/ANAK SEHAT

By A anak pertama, usia 8 bulan 25 hari dibawa ibunya ke Poli Anak RS


Bahagia, Ibu mengatakan minggu depan mau membawa By nya ke kota lain, Ibu
mengatakan supaya By nya diberikan imunisasi. By A Seminggu yang lalu mengalami
panas dan sudah sembuh. Disebelah kampungnya baru – baru ini terjadi wabah
penyakit diferi pada anak balita di wilayah itu. By A pernah mengalami batuk dan pilek
serda diare pada usia 6 bulan dan sembuh.
Saat ini suhu tubuh By A 37,2 c , masih minum ASI , riwayat imunisasi yang
lain sudah diberikan. Ibu banyak bertanya kepada perawat tentang apa yang perlu
dilakukan setelah pemberian imunisasi, Imunisasi apakah yang akan diberikan
(Campak)

Keterangan :
1. Buat laporan kasus (Dokumentasi Keperawatan) berdasarkan pada kasus tersebut
diatas .
2. Format pengkajian sebagai panduan dalam melakukan dokumentasi Keperawatan
dari Pengkajian –evaluasi .
3. Dokumentasi meliputi :
a. Hasil pengkajian (lengkapi bila kurang )
b. Rumusan Diagnose keperawatan berdasarkan analisa data (DO.DS).
c. Rumusan intervensi berdasarkan diagnose Keperawatan dan tujuan tindakan
Keperawatan
d. Catatan Implementasi yg meliputi tindakan keperawatan yg dilakukan oleh
perawat berdasarkan rencana tindakan kep dan evaluasi formatiF (respon pasien)
e. e buat catatan evaluasi sumatif/hasil tindakan keperawatan (catatan
perkembangan) .
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN

Jalan Syekh Nawawi Al-Bantani No.12, Banjar Agung Cipocok Jaya, Serang 42122
Telepon/faksimil : 0254-7917796, Surat elektronik :poltekkesbanten@gmail.com

FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

A. Pengkajian
I. Biodata
Nama : By. A
Umur : 8 Bulan 25 Hari
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke :1
Agama : islam
Pendidikan :-
No.CM :-
Diagnosa Medis : imunisasi
Tanggal Pengakajian : 26-04-2020
Tanggal Masuk : 26-04-2020

II. Identitas Orang Tua


Ayah
Nama : Tn. A
Umur : 27 tahun
Agama : islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : guru
Alamat : perumahan suka hati
Ibu
Nama : Ny. A
Umur : 26 tahun
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Alamat : perumahan suka hati

Identitas Saudara Kandung : -

III. Keluhan Utama


Ingin mendapatkan kekebalan (imunisasi)

IV. Riwayat Kesehatan


1. Riwayat Kesehatan Sekarang
By.A berusia 8 bulan 25 hari dibawa ibunya ke Poli Anak RS Bahagia.
By.A tidak menderita penyakit apapun sehingga ibu By.A membawa ke Poli
Anak RS Bahagia untuk mendapatkan imunisasi Campak.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu


Seminggu yang lalu By.A mengalami panas dan sudah sembuh. By A
pernah mengalami batuk dan pilek serda diare pada usia 6 bulan dan
sembuh

a. Pola Kebiasaan
Data Pola Aktivitas Sehari-hari
No Aktivitas Di Rumah Di Rumah Sakit
1 Nutrisi Minum ASI dan -
MPASI
2 BAB 1 x sehari, konsisten -
lembek, tidak ada
gangguan
3 BAK 6-7 x sehari -
4 Pola istirahat Siang : 2-3 jam -
dan tidur Malem : 9-11 jam

b. Riwayat Tumbuh Kembang


- Prenatal Care
 Kehamilan : G1P1A0
 Penerimaan kehamilan : kehamilannya adalah yang pertama dan
sangat dinantikannya
 Gizi ibu selama mengandung : baik, ibu menyukai sayuran dan
buah-buahan
 Kesehatan ibu selma hamil : selma hamil, ibu tidak pernah
menderita penyakit yang berat dan tidak mengalami pengobatan
 Makanan yang dipantang : makanan pedas dan asam
 Pertumbuhan/keniakan BB selama hamil :
Trimester 1 : 1 kg
Trimester II : 5 kg
Trimester 3 : 4 kg
 Keluhan selama hamil muda : mual-mual, terutama bila makan
nasi dan berlangsung sampai +- 3 bulan
 Penyakit kehamilan : tidak ada
 Imunisasi TFT :
TFT umur kehamian +- 16 minggu
TFT umur kehamilan +- 20 minggu

- Natal
 Bayi waktu lahir ditolong oleh bidan di RS Bahagia
 Jenis persalinan normal spontan
 Keadaan waktu bersalin sehat
 Ibu mengatakan bahwa waktu lahir bayi langsun menangis kuat.
APGAR skor 9

- Postnatal
 Kesehatan ibu : baik
 Kesehatan bayi : baik
 Nutrisi (colustrum) : colustrum sudah keluar setelah persalinan
meskipun baru sedikit-sedikit. Cara pemberian : beberapa jam
setelah lahir
 Reflek fisiologi
Reflek moro : ada
Reflek sucking : ada
Reflek grosping : ada
Reflek roothing : ada
Reflek tonik-neck : ada
Reflek babinsky : ada

- Imunisasai
 HB0 = 01-08-2019
 BCG = 02-09-2019
 Polio = 02-09-2019, 02-10-2019, 02-11-2019, 02-12-2019
 DPT-HB-HIB = 02-10-2019, 02-11-2019, 02-12-2019
 IPV = 02-12-2019

c. Riwayat Kesehatan Keluarga (Genogram)


Orang tua klien tidak menderita penyakit keturunan, tidak sedang
menderita penyakit menular dan berat, orang tua klien dalam keadaan
sehat
4.1 Genogram

Ket : Laki-laki

Perempuan

Klien

Garis perkawinan
Garis keturunan
Garis serumah

V. Data Psikososial
- Yang mengasuh/merawat anak : ibunya
- Hubungan antar teman bermain : ada
- Hubungan antar keluarga : dekat dengan keluarga
- Watak dasar anak : belum tampak

VI. Riwayat spiritual


Orang tua bayi beragama islam, dan menjalankan ajaran agamanya
dengan baik. Bayi A beragama islam

VII. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum : baik
2. Tingkat kesadaraan : composmentris
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah :-
Nadi : 132 x/menit
Pernafasan : 46 x/menit
Suhu : 37,2’C
4. Antropometri
TB : 68,7 cm
BB (sekarang) : 7,9 kg
BB sebelum sakit : 7,9 kg
5. Head To Toe
a. Kulit dan kepala di dapatkan data :
Bentuk bulat oval, rambut tipis halus, kulit kepala bersi, tida ada
lesi
b. Mata di dapatkan data :
bentuk simeris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak icterik,
cornea transparan jernih, pupil isokar, lensa jernih, kelopak mata dapat
membuka dan menutup dengan baik.
c. Hidung di dapatkan data :
mukosa lembab, septum simetris, bulu hidung ada tampak, secret
tidak ada.
d. Mulut di dapatkan data :
Warna bibir merah muda, lidah merah muda bersih.
e. Leher di dapatkan data :
Gerakan leher dapat bergerak ke kanan kiri/menoleh, tidak ada
pembesaran vena jugulonis, tidak ada udem/lesi
f. Telinga di didapatkan data :
Bentuk dan besarnya simetris dan normal, daun telinga membuka
keluar, tidak tampak benjolan, klien akan menengok ke arah tepukan bila
dilakukan tepukan.
g. Dada di dapatkan data :
Gerakan dan bentuk dada simetris, tidak ada retraksi
h. Abdomen di dapatkan data :
Bentuk simetris warna sama dengan seluruh tubuh, tidak ada
masa, bunyi redup, bising usus (+) 7x/menit
i. Genitalia dan anus di dapatkan data :
Anus : tidak ada kelainan, normal
j. Ekstremitas Atas di dapatkan data :
Simetris, gerakan normal
k. Ekstremitas bawah di dapatkan data :
Simetris, pergerakan baik
l. Kulit dan kuku di dapatkan data :
Warna kulit kemerahan dan bersih, kuku pendek dan bersih

VIII. Pemeriksaan Diagnostik/Laboratorium


-
IX. Therapi
-
A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

I. Analisa Data
Nama : By.A
No.CM : 0001010
Ruangan : Poli anak
Data Analisa Data
Tanggal Data Intrepetasi Data Masalah

26-04-2020 DS : - Pemberian imunisasi Nyeri akut


DO : campak
Klien menangis saat |
disuntik dan setelah Tindakan invasif pada
disuntik lengan kiri
|
nyeri
26-04-2020 DS : Kurang informasi Defisit pengetahuan
Ibu banyak bertanya mengenai imunisai
kepada perawat tentang |
apa yang perlu dilakukan Defisit pengetahuan
setelah pemberian
imunisasi
DO :
Ibu sering bertanya

II. Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri akut berhubungan dengan tindakan invasif (pemberian imunisasi
campak) ditandai dengan klien menangis saat disuntik dan setelah disuntik
2. Defisit pengetahuan ibu tentang imunisasi berhubungan dengan
berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan ibu banyak
bertanya
III. PERENCANAAN/INTERVENSI KEPERAWATAN
Tabel 3.5
Data Perencanaan
No//hari/ Diagnosa PERENCANAAN
Tgl Keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional

DX.1 Nyeri akut Setelah dilakukan 5. Lakukan prosedur dengan 5. Prosedur yang tepat mengurangi
26-04-2020 berhubungan tindakan keperawatan benar kesalahan dan kesakitan pada
dengan tindakan selama 1x30 menit klien
invasif diharapkan nyeri 6. Libatkan ibu klien selama 6. Memberikan rasa aman dan
(pemberian berkrang atau prosedur tindakan nyaman pada klien selama
imunisasi terkontrol dengan prosedur tindakan
campak) ditandai kriteria hasil: 7. Berikan sentuhan halus 7. Sentuhan dapat menurunkan rasa
dengan klien  Klien tidak setelah tindakan dilakukan nyeri
menangis saat menangis lagi 8. Berikan rasa aman dan 8. Memberikan rasa aman dan
disuntik dan  Klien kembali nyaman setelah tindakan nyaman sehingga menghentikan
setelah disuntik tersenyum / tidak seperti meggendong bayi / tangisan
rewel memberikannya kembali
kepada ibu klien
DX.2 Defisit Setelah dilakukan 5. Kaji kemampuan ibu 5. Tingkat pengetahuan ibu berbeda
26-04-2020 pengetahuan ibu tindakan keperawatan tentang Imunisasi
tentang imunisasi selama 1x30 menit 6. Jelaskan mengenai 6. Dengan adanya informasi
berhubungan diharapkan Imunisasi : apa pentingnya mengenai Iminisasi, klien akan
dengan pengetahuan ibu imunisasi, jadwal lebih memahami Imunisasi
berhubungan meningkat dengan pemberian imunisasi, apa
dengan kurangnya kriteria hasil: yang perlu dilakukan 7. Mengklarifikasi hal yang masih
informasi ditandai  ibu dapat setelah pemberian dibingungkan ibu
dengan ibu menjelaskan imunisasi. 8. Tingkat pemahaman setiap orang
banyak bertanya pentingnya 7. Beri kesempatan ibu untuk berbeda-beda
imunisasi bertanya
 ibu dapat 8. Lakukan evaluasi terhadap
menyebutkan pemahaman ibu
jadwal pemberian
imunisasi
 ibu dapat
menjelaskan apa
ang perlu
dilakukannya
setelah
pemberian
imunisasi
IV. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI KEPERAWATAAN

Tanggal/ NO. Tindakan Keperawatan Tanda


Jam DP Tangan

26-04-2020 DX.2 Mengkaji kemampuan ibu tentang Imunisasi Fani loliana


Hasil :
DS:
Ibu klien mengatakan belum begitu
memahami tentang imunasi campak
DO:
Klien tampak tidak bisa menjelaskan tentang
imunisasi campak

DX.2 Menjelaskan mengenai Imunisasi : apa yang Fani loliana


perlu dilakukan setelah pemberian imunisasi.
Hasil :
DS:
Setelah dijelaskan ibu klien mengatakan telah
mengerti dan memahami mengenai imunisasi
: apa pentingnya imunisasi, jadwal pemberian
imunisasi, apa yang perlu dilakukan setelah
pemberian imunisasi
DO:
Ibu klien tampak dapat menjelaskan kembali
mengenai imunisasi : apa pentingnya
imunisasi, jadwal pemberian imunisasi, apa
yang perlu dilakukan setelah pemberian
imunisasi

DX.2 Memberi kesempatan ibu untuk bertanya Fani loliana


Hasil :
DS:
Ibu klien bertanya mengenai hal yang masih
membingungkan
DO:
Perawat tampak menjawab pertanyaan
dengan jelas

DX.2 Melakukan evaluasi terhadap pemahaman ibu Fani loliana


Hasil :
DS:
Ibu klien mengatkan telah memahami semua
penjelasan perawat mengenai imunisasi
DO:
Ibu klien tampak dapat menjelaskan kembali
semua penjelasan perawat

DX.1 Melakukan prosedur dengan benar Fani loliana


Hasil:
DS: -
DO:
Perawat melakukan prosedur dengan benar

DX.1 Melibatkan ibu klien selama prosedur Fani loliana


tindakan
Hasil:
DS: -
DO:
Klien tampak digendong oleh ibu klien
selama prosedur tindakan

DX.1 Memberikan sentuhan halus setelah tindakan Fani loliana


dilakukan
Hasil:
DS: -
DO:
Tangisan klien berkurang setelah sentuhan
halus setelah tindakan

DX.1 Memberikan rasa aman dan nyaman setelah Fani loliana


tindakan seperti meggendong bayi /
memberikannya kembali kepada ibu klien
Hasil:
DS: -
DO:
Klien tampak digendong leh ibu klien dan
diajak bermain sehingga tangis berhenti

V. CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal/ No. Catatan Perkembangan Tanda


Jam DP Tangan
26-04-2020 DX.1 S : - Fani Loliana
O:
- Klien telah mendapatkan immunisasi
campak injeksi IM pada lengan kiri
dengan dosis 0,5 cc
- Klien tampak tidak menangis dan
tersenyum setelah ditenangkan oleh ibu
klien dan diajak bermain
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
26-04-2020 DX.2 S : Fani Loliana
- Setelah dijelaskan ibu klien
mengatakan telah mengerti dan
memahami mengenai imunisasi : apa
yang perlu dilakukan setelah pemberian
imunisasi
- Ibu klien mengatakan pengetahuannya
bertambah
O:
- Ibu klien tampak dapat menjelaskan
kembali mengenai imunisasi : apa
pentingnya imunisasi, jadwal
pemberian imunisasi, apa yang perlu
dilakukan setelah pemberian imunisasi
- Pengetahuan ibu klien meningkat
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi

Tangerang, 27-30 April 2020

Menyetujui dan Mengesahkan Praktikan/Penolong


Pembimbing lahan praktek

Dwi Aprilina Andriani, S.Kep, Ners, M.Kep Nama : Fani Loliana


NIP : ………………………………. NIM : P27901118067

Anda mungkin juga menyukai