Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. ALDA REIZA Y
4. JUNIKA RAHMADINI
5. MELLA OKTAVIANA
7. RIANTI DZELVIA
Mengetahui,
Pembimbing Lahan,
(Ns.Yulis, S.Kep)
A. LATAR BELAKANG
Hampir sering kita dengar dan lihat diberbagai media massa maupun
elektronik akan banyaknya yang melakukan bunuh diri. Ada yang bunuh diri
dengan terjun dari gedung yang tinggi, menjerat lehernya dengan seutas tali,
meminum racun bahkan melakukan bom bunuh diri. Bunuh diri adalah
perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan nyawa
sendiri dan berdosa karena telah mendahului takdir, pelaku bunuh diri juga
sebagai tanda bahwa ia adalah orang yang putus asa. Bunuh diri yang dewasa
ini sangat memprihatinkan.
Tindakan bunuh diri yang dilakukan dapat mencerminkan bahwa
lingkungan sosialnya kurang peka terhadap keadaan di sekeliling. Dengan
demikian, tindakan bunuh diri semestinya dapat dicegah seandainya
lingkungan sosialnya peka dan membantu orang yang sedang menghadapi
masalah. Orang memilih bunuh diri secara umum, stres muncul karena
kegagalan beradaptasi. Ini dapat terjadi di lingkungan pekerjaan, keluarga,
sekolah, pergaulan dalam masyarakat dan sebagainya. Demikian pula bila
seseorang merasa terisolasi, kehilangan hubungan atau terputusnya hubungan
dengan orang yang disayangi.
Gejala bunuh diri di Indonesia menunjukkan grafik kenaikan. Kondisi
ini bila dilihat secara ekonomi sekarang ini memang tidak kondusif untuk
sebagian masyarakat. Tingginya angka pengangguran, kenaikan sejumlah
harga kebutuhan pokok, kemiskinan, bencana alam, dan konflik horizontal,
telah menyebabkan sebagian dari masyarakat kita mengalami kesulitan hidup.
Karena dengan bunuh diri dianggap persoalan hidup yang kurang
menguntungkan bagi dirinya terselesaikan. Maka jadi wajar bila angka bunuh
diri semakin meningkat di tengah alam ekonomi dan belenggu kemiskinan
banyak memihak pada kaum yang mudah putus asa karena penguasaan
eksternalnya lemah. Untuk masyarakat Indonesia, kebingungan atau faktor
anomik menjadi penyebab paling banyak kasus bunuh diri. seperti kejiwaan,
kebudayaan, dan juga sosial ekonomi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, keluarga dan klien yang
berkunjung ke poli jiwa RSKJ Soeprapto di Provinsi Bengkulu mampu
memahami materi yang diberikan tentang bunuh diri.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 X 30 menit
diharapkan keluarga dan klien yang berkunjung ke poli jiwa RSKJ
Soeprapto di Provinsi Bengkulu dapat:
a. Mampu menjelaskan tentang arti bunuh diri.
b. Menyebutkan tentang penyebab bunuh diri.
c. Mampu menjelaskan tentang tanda dan gejala orang yang ingin bunuh
diri.
d. Mampu menyebutkan tentang cara yang sering dilakukan untuk bunuh
diri.
e. Mampu merawat pasien resiko bunuh diri.
f. Mampu memahami tentang cara mencegah bunuh diri.
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Klien dengan gangguan jiwa resiko bunuh diri
D. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 5 menit
2. Memperkenalkan diri salam
3. Bina hubungan saling 2. Mendengarkan
percaya. 3. Menjawab
4. Menyampaikan tujuan pertanyaan
pokok materi
5. Menanyakan
pengetahuan peserta
tentang pencegahan putus
obat
Pelaksanaan Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan Ceramah 20 menit
1. Definisi bunuh diri 2. Menanyakan Dan
2. Penyebab bunuh diri materi yang leaflet
3. Tanda dan Gejala bunuh belum
diri dimengerti
4. Pencegahan tersier resiko
bunuh diri
5. Penyaji memberi
kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
6. Menjawab pertanyaan
peserta
Penutup 1. Memberikan pertanyaan 1. Menjawab Tanya 5 menit
a.Definisi bunuh diri pertanyaan jawab
b. Penyebab bunuh diri 2. Menjawab (diskusi)
c.Tanda dan Gejala salam
bunuh diri
d. Pencegahan tersier
resiko bunuh diri
2. Menarik kesimpulan
3. Menyampaikan hasil
evaluasi
4. Memberi reinforcement
positif kepada peserta
5. Menutup penyuluhan
(salam)
E. MATERI
( Terlampir )
F. Setting Tempat
B
Keterangan :
A
A = Penyaji
D D B = Pembawa Acara
C C C C
C = Peserta penyuluhan
D
C C C C D = Fasilitator
D
D
C C C C
D
C C C C
D D
D
G. METODE
Ceramah dan tanya jawab (diskusi) secara langsung dan terarah sesuai
materi penyuluhan.
H. MEDIA
Menggunakan Infocus, laptop, speaker, mic, leaflet dan PPT untuk media
penyuluhan.
I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a. Kesiapan peserta penyuluhan (Min. 5 orang)
b. Kesiapan tempat pelaksanaan
c. Kesiapan tim penyaji
d. Kesiapan materi penyaji
e. Kesiapan media (Power Point, leaflet)
2. Evaluasi Proses
a. Penyaji menyampaikan materi dengan lancar
b. Peserta mendengarkan dengan fokus
c. Peserta aktif dalam melakukan tanya jawab (minimal 5% dari yang
ada diruangan)
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b. Keluarga pasien jiwa peserta penyuluhan dapat menjelaskan Definisi
bunuh diri, Penyebab bunuh diri, Tanda dan Gejala bunuh diri dan
Pencegahan tersier resiko bunuh diri.
MATERI PENYULUHAN
H. Peran Keluarga
1. Mengidentifikasi tanda-tanda dari stres dan kecenderungan bunuh diri.
Karena ekspresi kecenderungan bunuh diri sangat unik untuk setiap
satuan masyarakat, maka keluarga mesti mengenali kecenderungan
tersebut.
2. Membina hubungan yang erat dengan orang yang berisiko bunuh diri,
memberikan perhatian secara penuh, mendengarkan pembicaraan
dengan empati, menghargai perasaan serta memahami emosinya.
3. Menunjukkan diri bahwa keluarga ingin menolong orang yang berisiko
bunuh diri.
4. Lebih baik membangun potensi kekuatan pelaku dari pada terpaku
pada kelemahan setiap anggota keluarga.
5. Jangan tinggalkan seorang diri anggota keluarga yang mempunyai
keinginan bunuh diri.
6. Menjauhkan orang yang berisiko bunuh diri dari benda yang
membahayakan dirinya seperti: obat-obatan, racun, benda tajam, tali
dan lain-lain.
7. Secara bertahap terus berusaha membangkitkan kembali keinginan
untuk hidup.
8. Mengajari dan melatih cara penyelesaian masalah yang semestinya,
dan terus membangun rasa optimis dalam menjalani hidup.
9. Mencoba untuk meminimalkan konflik di rumah dan mengembangkan
latihan pemecahan masalah bersama dengan anggota keluarga yang
lain.
10. Mendorong anggota keluarga yang berisiko bunuh diri untuk mencari
pertolongan secara profesional, ke rumah sakit, klinik kesehatan, atau
LSM yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA