BAB I
PENDAHULUAN
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah
radang telinga luar ialah perubahan pH diliang telinga, yang biasanya normal atau
asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan
udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Predisposisi
otitis eksterna yang lain adalah trauma yang ringan ketika mengorek telinga.
infeksi telinga yang berpotensi menjadi kematian. Infeksi biasanya dimulai dari
meatus akustikus eksterna (MAE) sebagai otitis eksterna akut (OEA) yang tidak
ada respon terhadap terapi. Infeksi menyebar melalui fissura Santorini ke jaringan
jika mengenai foramen jugularis akan terjadi paralisis N. IX, X, XI dan jika
dengan istilah otitis eksterna maligna. Penulis yang lain telah menggunakan istilah
otitis eksterna nekrotikans untuk membedakan penyakit ini bukan berasal dari
akustikus eksterna.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga terdiri dari telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.4
Telinga Luar
Aurikula adalah bagian dari telinga luar, suatu tambahan yang melekat
pada sisi kepala dan dimaksudkan untuk menangkap suara. Dibentuk oleh
kartilago dan dibagian kaudal dari aurikula terdapat lobules aurikula. Meatus
akustikus eksternus adalah suatu saluran udara, panjang kira-kira 2-3 cm, arah ke
medial sampai pada telinga tengah, berada dalam pars petrosa ossis temporalis.
Sepertiga bagian lateral dibentuk oleh kartilago dan 2/3 bagian medial dibentuk
oleh tulang biasa. Pada ujung medial dari saluran tersebut terdapat membrane
kavum timpani. Letak dari membrane timpani adalah sedemikian rupa sehingga
sisi luarnya menghadap ke daerah ventral, kaudal dan lateral. Pada saluran ini
Telinga Tengah
udara dan meneruskannya kepada nervus coclearis. Ada tiga buah tulang kecil
yang terletak menyilang dalam kavum timpani mulai dari lateral ke medial. Yang
berada paling luar adalah malleus, yang tengah inkus dan yang paling dalam
adalah stapes. Ketiga buah tulang tersebut meneruskan getaran udara yang
dan m. stapedius.
Telinga Dalam
Labyrinthus osseus terdiri dari ruangan dan saluran, berada dalam pars petrosa
canalis semisirkularis, 3 ampulla ossea dan canalis spiralis cochleae. Pada ujung
lateral vestibulum terdapat fenestra vestibule yang ditutupi oleh basis stapedius.
Pada tiap bagian canalis semisirkularis terdapat crus ampullare dan crus simplex.
Canalis spiralis cochleae berbentuk seperti rumah siput dengan basis berada pada
sebelah medial dan cupula disebelah lateral. Bangunan ini melingkar suatu sumbu
koklea (telinga dalam). Melekat pada membrane timpani adalah tangkai dari
maleus. Maleus terikat pada inkus oleh ligament yang kecil, sehingga pada saat
maleus bergerak, inkus juga akan ikut bergerak. Ujung yang berlawanan dari
inkus akan berartikulasi dengan batang stapes, dan bidang depan dari stapes
terletak berhadapan dengan membrane labirin koklea pada muara fenestra ovalis.5
tempat perlekatan ini secara konstan akan tertarik oleh musculus tensor tympani,
pendengaran, dan hal ini tidak akan terjadi bila membrane tersebut longgar.
7
sedemikian rupa sehingga gabungan maleus dan inkus bekerja sebagai pengungkit
tunggal, dengan fulcrum yang terletak hampir pada perbatasan membrane timpani.
ovalis ke depan dan di sisi lain juga mendorong cairan koklea ke depan setiap saat
membrane timpani bergerak ke dalam, dan setiap maleus bergerak keluar akan
Getaran suara memasuki skala vestibule dari bidang depan stapes pada
fenestra ovalis. Bidang depan stapes akan menutup fenestra ini dan dihubungkan
dengan bagian tepi fenestra oleh ligamentum anularis yang longgar, sehingga
fenestra dapat bergerak ke dalam dan keluar bersama getaran suara. Pergerakan ke
2.3.1 Definisi
Otitis eksterna maligna adalah infeksi difus di liang telinga luar dan
struktur lain di sekitarnya dan biasanya terjadi pada orang tua dengan penyakit
diabetes melitus.
kemudian menyebar ke jaringan sekitarnya seperti tulang, saraf cranial, otak, dsb
8
2.3.2 Etiologi
2.3.3 Patofisiologi
serumen non diabetes. Kondisi ini menyebabkan penderita diabetes lebih mudah
dimulai dengan otitis eksterna yang progresif dan berlanjut menjadi osteomielitis
pada tulang temporal. Penyebaran penyakit ini keluar dari liang telinga luar
ke arteri karotis. Selain itu juga dapat menyebar melalui tuba eustachius untuk
menyebabkan flebitis dan trombosis supuratif bulbus juguler dan sinus sigmoid.
secara inferior dapat menyebabkan paralisis saraf glosofaringeal (IX), vagus (X),
hipoglosus (XI), dan aksesorius (XII), menyebabkan disfagia, aspirasi dan suara
serak.
eksternal maligna.
Gejala otitis eksterna maligna adalah: rasa gatal di liang telinga yang
dengan cepat diikuti dengan nyeri, sekret yang banyak serta pembengkakan liang
telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat, liang telinga tertutup
oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya. Saraf fasialis dapat terkena,
mengiringi diabetes mellitus berat, kadar gula darah yang tinggi yang diakibatkan
pada pasien dengan diabetes atau immunocompromized state atau berumur lanjut.
Tanda khas yang dijumpai dari otoskopi pada penyakit ini adalah otitis eksterna
dengan jaringan granulasi sepanjang posteroinferior liang telinga luar (pada bony
cartilaginous junction) disertai lower cranial neuropathies (N. VII, IX, X, XI)
yang biasanya juga disertai dengan nyeri pada daerah yang dikenai (otalgia).
XII.
11
2.3.5 Diagnosis
radiologi. Empat gejala yang menonjol adalah otalgia yang menetap lebih dari 1
beberapa minggu, riwayat diabetes mellitus, status imun yang rendah dan usia
1. Anamnesis
mempunyai riwayat penggunaan antibiotik dan obat tetes telinga pada otitis
2. Pemeriksaan Fisis
Gambar 7. Gambaran otitis eksterna maligna dengan adanya pus yang keluar
dari liang telinga yang sudah nekrosis. Kelihatan aurikula membengkak dan
Pemeriksaan Penunjang:
a. Laboratorium
b. Radiologi
Pada foto X-ray ini ditemukan adanya perselubungan air cell mastoid dan
destruksi tulang.
(bulatan merah) .
inflamasi.
14
pada MAE kiri, tulang mastoideus kiri, fossa infra-temporalis dan dasar tulang
3. Histopatologi
dengan perforasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari tengah terus-
menerus atau hilang timbul dan sekretnya mungkin encer, kental, bening atau
berupa nanah. Terjadinya otitis media supuratif kronik adalah disebabkan oleh
adanya gangguan fungsi pada tuba eustachius atau infeksi yang lama pada bagian
telinga tengah. Sebagian besar otitis media supuratif kronik merupakan kelanjutan
dari otitis media akut dengan perforasi membrane timpani yang sudah terjadi lebih
dari 2 bulan. Otitis media supuratif kronik menimbulkan gejala otore dengan
sekret yang bersifat purulen atau mukoid tergantung dari stadium peradangan,
Biasanya mengenai kulit liang telinga dua pertiga dalam. Tampak kulit
liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman penyebab
difus dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif kronis. Gejalanya
adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah
bening membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak
mengandung lendir (musin) seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada
otitis media.
3. Otomikosis
predisposisi otitis eksterna bakterialis. Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa
2.3.7 Terapi
Pengobatan harus cepat diberikan sesuai dengan hasil kultur dan resistensi.
(ciprofloxacin) dosis tinggi peroral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan
yang kurang bersih akan dapat menyebabkan makin cepatnya penjalaran penyakit.
2.3.8 Komplikasi
2.3.9 Prognosis
dengan lamanya pemberian terapi yang tidak adekuat dan manifestasi klinik
berupa sakit kepala dan otalgia, bukan otorea. Otitis eksterna nekrotikan dapat
yang dilakukan Chandler, rata – rata kematian sekitar 50% tanpa pengobatan.
Penelitian terbaru melaporkan bahwa angka kematian turun sampai 10%, tetapi
kematian tetap tinggi pada pasien dengan neuropati atau adanya komplikasi
intrakranial.
18
BAB III
KESIMPULAN
3.2 Kesimpulan
atau Osteomielitis dasar tengkorak, merupakan suatu infeksi telinga luar yang
eksterna (MAE) sebagai otitis eksterna akut (OEA) yang tidak ada respon
terhadap terapi. Infeksi menyebar melalui fissura Santorini ke jaringan lunak dan
aeruginosa menempati 80-85 %. Gejala otitis eksterna maligna adalah: rasa gatal
di liang telinga yang dengan cepat diikuti dengan nyeri, sekret yang banyak serta
pembengkakan liang telinga. Kemudian rasa nyeri tersebut akan semakin hebat,
liang telinga tertutup oleh jaringan granulasi yang cepat tumbuhnya. Saraf fasialis
(N. VII, IX, X, XI) dapat terkena, sehingga menimbulkan paresis atau paralisis
radiologi.
Pengobatan harus cepat diberikan sesuai dengan hasil kultur dan resistensi.
(ciprofloxacin) dosis tinggi peroral. Pada keadaan yang lebih berat diberikan
yang diberikan selama 6-8 minggu. Antibiotika yang sering digunakan adalah