Oleh :
NIM. 1830912320024
Pembimbing :
BANJARMASIN
September, 2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
Definisi ..................................................................................... 8
Epidemiologi ............................................................................ 8
Etiologi ................................................................................... 9
Patofisiologi ............................................................................ 9
Diagnosis ................................................................................ 12
Tatalaksana ............................................................................ 13
c. Komplikasi OMSK.................................................................. 15
PENDAHULUAN
Telinga terbagi atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan
telinga dalam. Telinga tengah dimulai dari membran timpani, pada telinga tengah
terdapat tulang pendengaran yang saling berhubungan satu sama lainnya. Prosesus
longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus dan
inkus melekat pada stapes. Terdapat beberapa daerah yang berdekatan dan secara
langsung terhubung dengan telinga tengah yaitu antrum mastoid dan tuba
Eustachius.1
telinga tengah dan ruang mastoid yang berlangsung lebih dari 3 bulan ditandai
dengan adanya perforasi pada membran timpani dan keluarnya cairan secara terus
menerus atau hilang timbul dari liang telinga. Otitis media supuratif kronis
dibedakan atas dua yaitu OMSK tanpa kolesteatom/ tipe aman dan OMSK dengan
kolesteatom/ tipe bahaya. Pada tipe aman peradangan terjadi pada mukosa dan
tidak mengenai tulang. Perforasi membran timpani terletak di sentral. Tipe ini
tipe bahaya ditandai dengan perforasi membran timpani letaknya marginal atau di
atik. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK
Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-ulang.
Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Ada beberapa jenis
pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan
tromboflebitis sinus sigmoid, abses otak, hidrosefalus otik, meningitis dan abses
menyebabkan kerusakan yang lebih parah dari nervus fasialis dan hasil
pembedahan yang buruk. Selain itu, perforasi membran timpani dapat menutup
secara spontan, akan tetapi gangguan pendengaran ringan sampai sedang masih
dapat menetap. Frekuensi komplikasi dapat berkurang jika pasien mendapat terapi
efektif dan tepat, akan tetapi risiko erosif dan efek penyebaran dari kolesteatoma
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi Pendengaran
merupakan alat untuk menerima getaran yang berasal dari benda yang bergetar,
dan memberikan kesan suara pada kita. Getarannya dapat berasal dari udara dan
dapat pula berasal dai benda padat atau benda cair, antara benda bergetar dengan
memperkuat suara-suara yang diterima. Pada liang telinga sepertiga bagian luar
adalah rangka tulang rawan, sedangkan duapertiga bagian dalam adalah terdiri
kelembaban suhu dari udara yang masuk. Dalam liang telinga terdapat bulu-bulu
timpani. Membran timpani ini membatasi suatu ruangan bagian tengah yang
disebut cavum tympani, dan di dalamnya terdapat tulang pendengaran yang terdiri
dari tulang-tulang pendengaran yaitu malleus, incus dan stapes. Tulang telinga
tengah saling berhubungan satu sama lain. Prosesus malleus melekat pada
membran timpani, malleus melekat pada inkus dan inkus melekat ada stapes dan
stapes melekat pada oval window. Ketiga tulang pendengaran ini saling
getaran suara (b) Memperkuat suara (c) Melindungi alat pada telinga bagian
dalam.1
Saluran eustachius menghubungkan ruang telinga tengah dengan
telinga, labyrin adalah suatu rongga berisi cairan perilimpe dan letaknya di tulang
pelipis yang berfungsi melindungi bagian dalam. Telinga bagian dalam terdapat
berhubungan secara tidak lengkap dan membentuk lingkaran yang tidak lengkap
pula. Skala timpani dan vestibula berisi perilimfa, skala media berisi endolimfa.
sedangkan dasar skala adalah membrane basalis, dan pada membrane tersebut
terletak organ corti. Organ corti ini merupakan suatu reseptor pendengaran yang
terletak di dalam cochlea bagian scala media tepatnya di atas membran basilaris.
Organ orti berupa suatu deretan sel-sel rambut yang jumlahnya berkisar antara
tali pendengaran.1
dalam atau labyrinthus terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis dan terdiri
atas:labyrinthus terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis dan terdiri atas1:
tulang dan dilapisi oleh endosteum serta berisi cairan bening, yaitu perilimfe.1
semisirkularis osseus
2. Fisiologi pendengaran
menimbulkan gerak relatif antara membran basilaris dan membran tektoria. Proses
stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion
bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
1. Definisi
telinga tengah dan ruang mastoid yang berlangsung lebih dari 3 bulan ditandai
dengan adanya perforasi pada membran timpani dan keluarnya cairan secara terus
memiliki angka kejadian sebanyak 65-330 juta di seluruh dunia; 60% di antaranya
negara maju seperti Inggris sekitar 0,9% dan di Israel hanya 0,0039%. Di negara
higiene buruk dan kepadatan penduduk. OMSK biasanya terjadi pada sosial
ekonomi rendah, area pedesaan dengan kebersihan dan faktor nutrisi yang kurang.
Faktor risiko OMSK lainnya yaitu infeksi saluran pernafasan atas yang sering,
status imun yang buruk dan perokok pasif. Prevalensi morbiditas pada kasus
18,5%, sedangkan prevalensi OMSK di Indonesia antara 3-5,2% atau kurang lebih
3. Etiologi
perforasi membran timpani adalah bakteri. Dimana pada keadaan tanpa perforasi
bakteri inilah yang menjadi pemicu timbulnya infeksi akut, sedangkan pada
keadaan dengan perforasi membran timpani, bakteri ini akan masuk ke dalam
telinga tengah dan berkolonisasi. Bakteri yang banyak ditemukan pada keadaan
Staphylococcus aureus. Pada otitis media kronik kuman aerob yang sering
4. Patofisiologi
media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses
infeksi kurang dari 2 bulan, disebut otitis media supuratif subakut. Beberapa
faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi yang terlambat
diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh
pada tahun pada 1838 karena disangka kolesteatoma merupakan suatu tumor,
yang ternyata bukan. Beberapa istilah lain yang diperkenalkan oleh para ahli
ahli tentang patogenesis kolesteatoma, antara lain adalah teori invaginasi, teori
migrasi, teori metaplasi, dan teori implantasi. Teori tersebut akan lebih mudah
mengatakan kolesteatoma adalah epitel kulit yang berada pada tempat yang salah,
atau menurut pemahaman penulis; kolesteatoma dapat terjadi oleh karena adanya
epitel kulit yang terperangkap. Sebagaimana kita ketahui bahwa seluruh epitel
kulit (keratinizing stratified squamous epithelium) pada tubuh kita berada pada
lokas yang terbuka atau terpapar ke dunia luar. Epitel kulit di liang telinga
liang telinga dalam waktu yang lama maka dari epitel kulit yang berada medial
5. Manifestasi Klinis
secara terus menerus atau hilang timbul dari liang telinga selama lebih dari 3
membran timpani. Otitis media supuratif kronis dibedakan atas dua yaitu OMSK
tanpa kolesteatom/ tipe aman dan OMSK dengan kolesteatom/ tipe bahaya. Pada
tipe aman peradangan terjadi pada mukosa dan tidak mengenai tulang. Perforasi
yang berbahaya. Otitis media supuratif kronis tipe bahaya ditandai dengan
komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK dengan kolesteatom
ini.2,3
marginal atau atik. Oleh karena itu disebut perforasi sentral, marginal atau atik.
Pada perforasi sentral, perforasi terdapat di pars tensa, sedangkan di seluruh tepi
perforasi masih ada sisa membran timpani. Pada perforasi marginal sebagian tepi
6. Diagnosis
Diagnosis OMSK ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
OMSK seperti karakteristik cairan telinga, durasi keluhan, dan keluhan lainnya
dilakukan seperti otoskopi untuk mengetahui letak perforasi dan keadaan telinga
BERA (brainstem evoked respon audiometry) bagi pasien atau anak yang tidak
lain berupa foto rontgen mastoid atau CT-scan kepala guna mengetahui adanya
penyebaran infeksi ke struktur sekitar telinga serta kultur dan uji resistensi kuman
terhadap antibiotik.6
berulang-ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi.
Keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu (1)
berhubungan dengan dunia luar, (2) terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring,
hidung dan sinus paranasal, (3) sudah terbentuk jaringan patologik yang
ireversibel dalam rongga mastoid dan (4) gizi dan higiena yang kurang.3
medikamentosa. Bila secret yang keluar terus menerus, maka diberikan obat
pencuci telinga, berupa larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah sekret
berkurang, maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes telinga yang
semua obat tetes yang dijual di pasaran saat ini mengandung antibiotika yang
bersifat ototoksik. Oleh sebab itu, penulis menganjurkan agar obat tetes telinga
jangan diberikan secara terus menerus lebih dari 1 atau 2 minggu atau pada
OMSK yang sudah tenang. Secara oral diberikan antibiotika dari golongan
ampisilin atau eritromisin (bila pasien alergi terhadap penisilin), sebelum hasil tes
resistensi diterima.3
ampisilin dapat diberikan ampisilin asam klavulanat. Bila sekret telah kering,
tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan, maka idealnya
dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertujuan untuk
menyebabkan sekret tetap ada, atau terjadinya infeksi berulang, maka sumber
infeksi itu harus diobati terlebih dahulu, misalnya adenoidektomi dan tosilektomi.
Prinsip terapi OMSK tipe bahaya ialah pembedahan yaitu mastoidektomi. Jadi,
bila terdapat OMSK tipe bahaya, maka terapi yang tepat ialah dengan melakukan
C. Komplikasi OMSK
Sangat penting sekali untuk mengetahui anatomi dimana terjadinya infeksi, rute
host. Host akan berespon dengan membentuk edema jaringan dan jaringan
granulasi. Saat infeksi di telinga tengah dan mastoid tidak teratasi, edema mukosa
jalur aerasi normal dan mengurangi oksigenasi dan vaskularisasi. Pada saat yang
sama hambatan tersebut juga berlaku untuk antibiotik dan anti inflamasi untuk
eustachius tidak hanya berperan penting dalam patogenesis penyakit namun juga
berpengaruh terhadap komplikasi. Edema mukosa tuba merusak fungsi tuba dan
nervus fasialis atau dura mempengaruhi akses infeksi ke struktur nervus dan ruang
struktur yang terlibat terutama melalui jalur langsung dari mastoid atau melalui
vena dari mastoid ke struktur di sekitarnya. Jalur langsung dapat terbentuk akibat
temporal, atau dehisen kongenital. Komplikasi pada otitis media supuratif kronik
nervus fasialis dan fistula labirin. Komplikasi intrakranial terdiri dari abses atau
1. Komplikasi Ekstrakranial
kolesteatom. Pada kasus ini terjadi penekanan akibat kolesteatom baik disertai
inflamasi lokal ataupun tidak. Bakteri dapat mencapai nervus karena dehisen
kongenital pada kanal fallopi atau karena erosi kanal oleh jaringan granulasi atau
beda. Sebagian besar penekanan nervus terjadi pada segmen timpani. Letak lesi
lainnya dapat terjadi pada regio ganglion genikulatum, segmen mastoid atau pada
kanal auditori interna. Paresis nervus fasialis merupakan paresis otot-otot wajah.
Pasien tidak dapat atau kurang dapat menggerakkan otot wajah sehingga wajah
tampak tidak simetris. Kejadiannya bisa tiba-tiba atau bertahap, namun lebih
sering terjadi secara tiba-tiba. Hal ini disebabkan oleh devaskularisasi, fibrosis
gangguan langsung pada nervus fasialis. Derajat paresis nervus fasialis ditetapkan
trauma. Selain itu, labirinitis juga dapat disebakan oleh infeksi bakteri, virus,
sifilis, mikotik, serta autoimun, dan toksik. Labirinitis bakteri (supuratif) sering
bersifat meningogenik dan terjadi pada anak di bawah usia dua tahun, sedangkan
labirinitis supuratif timpaniogenik lebih sering terjadi pada orang dewasa tua
sebagai komplikasi otitis media kaut atau kronis. Labirinitis supuratif akut
merupakan komplikasi dari otitis media yang ditandai dengan gejala vertigo,
menurun drastis karena penggunaan antibiotik spektrum luas yang efektif. Meski
demikian, Labirinitis supuratif akut terdiri atas tiga fase yaitu fase supuratif,
fibrosis, osifikasi. Pasien dengan labirinitis supuratif akut harus segera dirawat di
rumah sakit dan dilskuksn drainase darurat untuk mengurangi tekanan intra
labirin. Intervensi semi-mendesak penting, tidak hanya untuk mengurangi gejala,
media. Hal ini terjadi ketika nanah dari ujung mastoid menetes ke bagian posterior
Drainase pus dapat mengurangi rasa sakit, memperbaiki kondisi pasien, dan yang
penyebaran infeksi lebih lanjut, hal ini juga membantu dalam penyembuhan awal
dan menghindari keluarnya cairan berulang. Selian itu, penyebaran penyakit lebih
lanjut dapat menyebabkan abses Bezold, abses Lucs dan abses Zygomatic. Pada
abses bezold pus mengalir ke bagian bawah leher melalui apeks dan dinding
sepanjang posterior otot digastrik di bagian inferior. Pada tahun 1913 Henri Luc
penyebaran infeksi telinga tengah yang dapat menyebar di atas Rivinius notch,
Gambar 2.10 Pre dan post operasi pada pasien dengan abses citelli9
Gambar 2.11 Abses bezold (kiri) dan abses luc (kanan)
dari pasien otitis media kronis dengan kolesteatoma, dan diketahui paling sering
maupun Meniere disease. Fistula labirin adalah fistula atau lubang yang
menyimpang antara telinga bagian dalam yang berisi perilimfe dan telinga tengah
vestibulum dan koklea. Intervensi bedah dengan canal wall down mastoidectomy
keluhan.11
Gambar 2.12 Temuan fistula labirin intra-operatif11
2. Komplikasi Intrakranial
pada pasien OMSK. Meningitis dapat terjadi melalui ekstensi langsung melewati
tulang yang erosi, saluran yang sudah terbentuk sebelumnya atau melalui darah
(hematogen). Gejala utama meningitis adalah sakit kepala berat, demam tinggi,
fotofobia dan perubahan status mental. Pada kasus yang berat biasanya terjadi
dapat disertai dengan tanda Kernig dan Brudzinski. Pungsi lumbal merupakan
untuk melihat adanya abses otak, serebritis atau empiema subdural. Pungsi lumbal
pasien meningitis menunjukkan kadar gula menurun dan protein yang tinggi.
Kortikosteroid intravena juga dapat membuat prognosis jadi lebih baik terutama
jam tidak dianjurkan lagi. Operasi emergensi dilakukan pada pasien dengan
mastoiditis atau dengan infeksi berat, gejala neurologis yang tidak membaik
dalam 48 jam setelah terapi inisial dan terapi antibiotik dosis tinggi. Operasi
Otitis media kronis dan komplikasinya saat ini cukup jarang ditemukan
karena diagnosis dini dengan modalitas pencitraan seperti CT-scan dan MRI dan
komplikasi karena diagnosis dini. Terlepas dari semua perkembangan dan peluang
baru ini, komplikasi abses serebelar autogenous dapat berkembang dan berakibat
fatal. Pasien dengan abses seebelar mengeluhkan sakit kepala, keluarnya cairan di
telinga, mual, muntah, dan demam. Selain itu, ataksia, nistagmus vertikal, dan
gangguan koordinasi antar ekstremitas dapat diamati pada abses serebelar. Selain
itu, gejala tekanan batang otak yang terjadi sehubungan dengan efek massa abses
serebelar dapat ditemukan. Pada pasien dengan keluhan ataksia dan vertigo
komplikasi lebih lanjut. Dengan terapi antibiotik yang tepat dan pendekatan
bedah, hasil yang sukses tanpa mortalitas dan morbiditas dapat diperoleh pada
yang sangat jarang. Pneumocephalus didefinisikan sebagai adanya udara atau gas
prosedur bedah saraf atau otologis, otomastoiditis, atau tumor dasar tengkorak dan
jarang dapat terjadi secara spontan. Kasus pertama dari pneumocephalus otogenik
dilaporkan oleh Dandy pada tahun 1926. Salah satu komplikasi otitis media yang
terkenal adalah trombosis sinus lateral. Infeksi dan peradangan pada mastoid dan
telinga tengah merupakan predisposisi trombosis pada sinus vena dural yang dekat
BAB III
SIMPULAN
merupakan alat untuk menerima getaran yang berasal dari benda yang
bergetar, dan memberikan kesan suara pada kita. Terdiri dari tiga bagian,
yaitu (a) Telinga bagian luar ; (b) Telinga bagian tengah; dan (c) Telinga
bagian dalam.
telinga tengah dan ruang mastoid yang berlangsung lebih dari 3 bulan
cairan secara terus menerus atau hilang timbul dari liang telinga.
tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higiene buruk.
terus menerus atau hilang timbul dari liang telinga selama lebih dari 3
membran timpani. Otitis media supuratif kronis dibedakan atas dua yaitu
OMSK tanpa kolesteatom/ tipe aman dan OMSK dengan kolesteatom/ tipe
bahaya.
diagnosis dini.
8. Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-
ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Ada
beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada
DAFTAR PUSTAKA
2018.
FKUI.2007.h.66-77.
4. Oktaria D, Nasution SD. Laki-laki 28 tahun dengan otitis media supuratif
2017;4(1):66-70.
Am. 2018;51:593-605.
Otorhinolaryngology.2017;29(3):161-163.
10. Madryz EB, Leczycka MW, Robert B, Krzeski A. Head and meck
Otolaryngology. 2018;8(2):1-7.
11. Kandakure VT, Khokle PD, Shah UR. Management of unsafe type of
143.
Otolaryngology. 2019;11:166-169.