Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

Telinga terbagi atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah dan

telinga dalam. Telinga tengah dimulai dari membran timpani, pada telinga tengah

terdapat tulang pendengaran yang saling berhubungan satu sama lainnya. Prosesus

longus maleus melekat pada membran timpani, maleus melekat pada inkus dan

inkus melekat pada stapes. Terdapat beberapa daerah yang berdekatan dan secara

langsung terhubung dengan telinga tengah yaitu antrum mastoid dan tuba

Eustachius.1

Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah peradangan pada mukosa

telinga tengah dan ruang mastoid yang berlangsung lebih dari 3 bulan ditandai

dengan adanya perforasi pada membran timpani dan keluarnya cairan secara terus

menerus atau hilang timbul dari liang telinga. Otitis media supuratif kronis

dibedakan atas dua yaitu OMSK tanpa kolesteatom/ tipe aman dan OMSK dengan

kolesteatom/ tipe bahaya. Pada tipe aman peradangan terjadi pada mukosa dan

tidak mengenai tulang. Perforasi membran timpani terletak di sentral. Tipe ini

jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Otitis media supuratif kronis

tipe bahaya ditandai dengan perforasi membran timpani letaknya marginal atau di

atik. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK

dengan kolesteatom ini.2

Diagnosis OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik pada pemeriksaan

THT terutama pemeriksaan otoskopi. Mengingat OMSK tipe bahaya seringkali

1
menimbulkan komplikasi yang berbahaya, maka perlu ditegakkan diagnosis dini.

Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-ulang.

Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Ada beberapa jenis

pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan

mastoiditis kronis, baik tipe aman atau bahaya.3

Komplikasi pada otitis media supuratif kronik terbagi menjadi 2 yaitu

komplikasi intratemporal (ekstrakranial) dan intrakranial. Komplikasi

intratemporal meliputi mastoiditis, petrositis, labirinitis, paresis nervus fasialis.

Komplikasi intracranial terdiri dari abses atau jaringan granulasi ekstradural,

tromboflebitis sinus sigmoid, abses otak, hidrosefalus otik, meningitis dan abses

subdural. Saat terjadi komplikasi, gejala biasanya berkembang dengan cepat.

Selain anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang perlu dilakukan

pada pasien OMSK yang dicurigai mengalami komplikasi agar di dapatkan

prognosis yang baik.2

Prognosis pada pasien dengan OMSK ditentukan dari onset paralisis

nervus fasialis sampai dilakukannya operasi. Durasi yang lama dapat

menyebabkan kerusakan yang lebih parah dari nervus fasialis dan hasil

pembedahan yang buruk. Selain itu, perforasi membran timpani dapat menutup

secara spontan, akan tetapi gangguan pendengaran ringan sampai sedang masih

dapat menetap. Frekuensi komplikasi dapat berkurang jika pasien mendapat terapi

efektif dan tepat, akan tetapi risiko erosif dan efek penyebaran dari kolesteatoma

dapat menyebabkan prognosis yang parah.4

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen9 halaman
    Bab 3
    Larasati Gilang Fuzi Astuti
    Belum ada peringkat
  • Jawaban 55 Soal Forensik
    Jawaban 55 Soal Forensik
    Dokumen23 halaman
    Jawaban 55 Soal Forensik
    Larasati Gilang Fuzi Astuti
    Belum ada peringkat
  • Kapan Kemoterapi Dihentikan
    Kapan Kemoterapi Dihentikan
    Dokumen23 halaman
    Kapan Kemoterapi Dihentikan
    Larasati Gilang Fuzi Astuti
    Belum ada peringkat
  • Slide Omsk
    Slide Omsk
    Dokumen28 halaman
    Slide Omsk
    Larasati Gilang Fuzi Astuti
    Belum ada peringkat
  • Referat Anestesi
    Referat Anestesi
    Dokumen36 halaman
    Referat Anestesi
    Larasati Gilang Fuzi Astuti
    Belum ada peringkat
  • Cover Hikmah
    Cover Hikmah
    Dokumen2 halaman
    Cover Hikmah
    Larasati Gilang Fuzi Astuti
    Belum ada peringkat