Abstrak
75
biasa dipakai sebelumnya, yaitu pasta gigi tanpa kandungan
SLS.
Abstract
76 JMKG 2013;2(1):75-82.
Tenny Setiani: Lesi erosif mukosa oral sebagai akibat penggunaan pasta gigi mengandung sodium lauryl sulfate
77
tekanan darah, nadi dan suhu berada pada Pada mukosa bukal kiri dan kanan terlihat
batas normal. Pada pemeriksaan ekstra oral beberapa bercak merah tipis , secara umum
didapat wajah simetris, pada palpasi kelenjar mukosa mulut tampak merah mengilat, pada
limfe servikalis terdapat sedikit pembesaran mukosa labial regio 33 dan 32 terdapat 2
dan sedikit sakit waktu ditekan, bibir dalam buah ulser dengan diameter 0,2-0,3 cm.
kondisi normal. Pada lateral lidah regio 45, 46 dan
Pemeriksaan intra oral didapat 47 terdapat lesi putih agak meninggi
kebersihan mulut derajat sedang, terlihat dengan ukuran 2 x 1 cm dikelilingi daerah
ada pewarnaan diantara interdental gigi eritematus, di regio 44, 43,42 ada beberapa
berupa staining coklat muda, permukaan ulser dengan batas tidak tegas berbaur
lidah diselubungi selaput putih tipis, dengan area eritematus. Sisi lateral kiri lidah
terdapat gingivitis ringan terutama regio terlihat daerah eritematus mengilat dengan
anterior rahang atas dan rahang bawah. beberapa lesi erosif .
Gbr 1. Kunjungan 1, memperlihatkan lesi pada mukosa lidah dan mukosa bibir.
Diagnosis kerja saat kunjungan pertama tetap seperti kondisi yang lalu, bahkan erosif
diduga infeksi virus herpes simpleks dengan terjadi lebih dalam.
infeksi Candida albicans, penatalaksanaan Pada kunjungan kedua ini diagnosis
awal diberikan obat kumur antiseptik, klinis infeksi rekuren HSV dapat dibuat karena
covering agent, multivitamin, anjuran asupan pemeriksaan anti- HSV1 IgG memberikan
makanan bernilai gizi tinggi, asupan cairan hasil positif, tetapi dipertimbangkan ada
yang cukup, menghindari jenis makanan kondisi lain yang belum terungkap berkaitan
yang dapat mengiritasi mukosa oral, tetap dengan gambaran klinis lesi oral yaitu, pada
memelihara kebersihan dan kesehatan infeksi HSV jarang memberikan gambaran
mulutnya termasuk membersihkan lidah, seperti plak putih dan lesi erosif yang meluas.
serta anjuran untuk beristirahat. Dianjurkan Setelah dikaji lebih dalam dari anamnesis
dilakukan pemeriksaan darah rutin, anti diketahui pasien mengganti pasta gigi
HSV-1 IgG, serta pemeriksaan apus untuk sebulan yang lalu dengan pasta gigi yang
jamur, kemudian pasien diminta datang mengandung SLS.
kontrol seminggu ke depan. Penatalaksanaan kali ini diinstruksikan
Kunjungan kedua pasien datang melanjutkan asupan multivitamin, makanan
membawa hasil pemeriksaan darah rutin bergizi tinggi, menghindari makanan
yang memberikan nilai normal, anti HSV-1 yang dapat mengiritasi mukosa mulut
IgG reaktif, sementara pemeriksaan kultur dan menghentikan pemakaian pasta gigi
jamur negatif. Kondisi intra oral hanya sedikit mengandung SLS dengan pasta gigi tanpa
mengalami perbaikan dan keluhan perih kandungan SLS. Pasien diminta datang
masih ada, lesi di latero-anterior lidah masih kembali minggu depan.
78 JMKG 2013;2(1):75-82.
Tenny Setiani: Lesi erosif mukosa oral sebagai akibat penggunaan pasta gigi mengandung sodium lauryl sulfate
Gbr2. Kunjungan 2, gambaran klinis yang belum memperlihatkan perbaikan yang signifikan.
Kunjungan berikutnya gambaran klinis perih ataupun sakit sudah tidak ada lagi,
ulser menghilang, lesi pada lidah mengalami penatalaksanaan diteruskan dengan
perbaikan tetapi belum signifikan, mengoleskan triamcinolone-acetonide 2-3
penatalaksanaan kali ini diberikan preparat kali sehari selama empat hari, kemudian
triamcinolone acetonide topikal yang 1-2 kali sehari selama tiga hari berikutnya,
dioleskan tipis pada lesi sehari 3-4 kali. dan dihentikan pada hari ke tujuh. Kontrol
Instruksi kebersihan mulut, membersihkan minggu berikutnya mukosa mulut bersih dari
lidah dan menyikat gigi dengan pasta gigi lesi, pasien mengatakan tidak ada keluhan
non-SLS diteruskan, komunikasi, informasi sama sekali. Instruksi pada pasien adalah
dan edukasi (KIE) tetap diberikan. jika lesi mulut tidak terulang lagi dalam
Pada kunjungan berikutnya lesi waktu dekat, maka pasien diminta datang
oral membaik secara signifikan, keluhan untuk kontrol 6 bulan berikutnya.
79
rongga mulut, hal ini diperkuat dengan hasil terlihat perbaikan yang signifikan pada lesi
pemeriksaan anti-HSV1IgG reaktif. Dari mukosa oral , tidak tampak ulser, lesi erosif
keterangan pasien mengaku tidak mengalami ataupun plak putih, kecuali daerah eritema
gejala prodromal yang hebat yang biasa tipis tempat plak putih berada sebelumnya,
terjadi pada infeksi virus akut , tetapi hanya yaitu di lateral lidah regio 46. Tidak ada
ada demam ringan saja. Tidak diberikan keluhan perih ataupun sakit pada rongga
anti jamur karena pemeriksaan apus jamur mulut, pasien sudah dapat minum panas,
memberikan hasil negatif . makan makanan yang agak pedas atau yang
Dari pengamatan klinis didapat lesi sedikit asam.
erosif masih tetap ada bahkan lesi ini Perbaikan kondisi pada mukosa mulut
sedikit meluas dengan keluhan perih yang terjadi karena dihilangkannya iritasi dari
tetap masih ada. Dari anamnesis lebih pasta gigi dengan kandungan SLS. Seperti
lanjut diketahui selama bepergian keluar deterjen lainnya, SLS mengambil minyak
negeri pasien mengganti pasta giginya dan kelembaban pada permukaan yang
dengan yang mengandung bahan Sodium dikenainya sehingga menimbulkan iritasi.
Lauryl Sulfate (SLS). Diketahui bahwa SLS Sebuah studi awal menyimpulkan SLS di
merupakan suatu bahan surfaktan anionik dalam pasta gigi menyebabkan munculnya
yang mempunyai peran dalam kerusakan sariawan. Studi ini menunjukkan secara
epitel mukosa mulut.4 statistik penurunan drastis dalam jumlah
Pertimbangan ini diberikan juga sariawan dari 14,3 menggunakan pasta
dengan mengacu pada beberapa penelitian gigi SLS menjadi 5,1 menggunakan pasta
mengenai pemakaian pasta gigi dengan SLS gigi bebas-SLS.8 Hasil dari studi klinik saat
dibandingkan dengan pasta gigi bebas-SLS. membandingkan kemungkinan terjadi
Didapat bahwa pada penderita ulserasi aftosa sariawan dengan penggunaan pasta gigi
berulang (recurrent aphthous ulceration/ mengandung atau bebas SLS, menyimpulkan
RAU) subyek menderita ulserasi yang lebih bahwa individu dengan RAU atau sariawan
banyak jumlahnya pada waktu pemakaian berulang, dianjurkan menggunakan pasta
pasta gigi SLS dibandingkan dengan jumlah gigi bebas SLS.9 Selain itu efek yang biasa
ulserasi pada waktu pemakaian pasta gigi muncul setelah penggunaan pasta gigi
bebas-SLS.5,6,7 mengandung SLS adalah berkurangnya
Diagnosis pada kunjungan ini pengecapan rasa manis dan sedikit rasa
bertambah dengan adanya kemungkinan terbakar.10,11
penyebab lesi erosif adalah dari pemakaian Pada kasus pasien ini pemakaian
pasta gigi yang mengandung SLS, dengan pasta gigi mengandung SLS dihentikan
pertimbangan lesi herpetik telah berkurang kemudian diganti dengan pasta gigi bebas-
karena daya tahan tubuh pasien meningkat SLS. Setelah digunakan selama 3 minggu
sejalan dengan penerapan terapi suportif terdapat perbaikan signifikan pada mukosa
yang diberikan pada kunjungan sebelumnya. mulutnya. Hal ini terjadi karena pemakaian
Berkaitan dengan hal ini, penatalaksanaan SLS menyebabkan denaturasi lapisan mucin
berikutnya adalah instruksi untuk pada mukosa, sedangkan mucin diketahui
menghentikan pemakaian pasta gigi yang sebagai unsur organik pokok yang penting
mengandung SLS dan menggantinya dengan pada mukosa yang bersifat visko-elastik
pasta gigi yang tidak mengandung SLS, yang menutupi seluruh permukaan mukosa,
sementara itu KIE tetap diberikan dan terapi diketahui bahwa mucin memegang peran
suportif dilanjutkan. penting sebagai pelindung yang bersifat
Pada beberapa kunjungan berikutnya non-imun di permukaan mukosa. Dengan
80 JMKG 2013;2(1):75-82.
Tenny Setiani: Lesi erosif mukosa oral sebagai akibat penggunaan pasta gigi mengandung sodium lauryl sulfate
81
preliminary study”. Acta Odontol. Scand 11. Lee CH, Kim HW, Han HJ, Park CW. A
1994 Okt;52(5):257–9. comparison study of nonanoic acid and
9. Herlofson BB, Barkvoll P. Oral sodium lauryl sulfate in skin irritation.
desquamation caused by two toothpaste Exog Dermatol 2004;3:19-25.
detergents in an experimental model. 12. Palmer CA. Diet And Nutrition In Oral
Eur J Oral Sci 1996:104:21-26 Health. Upper Saddle River. 2003. h.
10. Adams, Michael J. Characterization and 213-30.
Measurement of Flavor Compounds: 13. Scully C. Oral and maxillofacial medicine
Substances That Modify the Perception the basis of diagnosis and treatment.
of Sweetness. ACS Publications, 1985. h. Toronto:Churchill Livingstone; 2008. h.
11-25. 207-10.
82 JMKG 2013;2(1):75-82.