Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional (SKN) dijelaskan

bahwa ruang lingkup olahraga salah satunya adalah olahraga pendidikan. Dalam satuan

olahraga pendidikan terdapat kurikulum pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani dan

olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan

berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan

kebugaran jasmani. Pendidikan jasmani menjadi mata pelajaran wajib bagi sekolah, baik

tingkat dasar, menengah dan atas. Salah satu mata pelajarannya adalah atletik.

Atletik merupakan salah satu contoh materi pembelajaran dalam pendidikan

jasmani yang mengutamakan aspek motorik. Atletik sendiri mempunyai kedudukan

sebagai “Mother of Sport”, dimana gerakan-gerakannya yang begitu kompleks sehingga

hampir semua jenis olahraga mengadopsi gerakan dari atletik.

Cabang olahraga Atletik adalah salah satu cabang olahraga tertua yang telah di lakukan

oleh manusia sejak jaman purba hingga sekarang. Bahkan, sejak adanya manusia di muka bumi

ini atletik sudah ada, karena gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik

seperti berjalan, berlari, melempar, dan melompat adalah gerakan yang di sudah lakukan oleh

manusia dalam kehidupan sehari-hari. Di dunia, nomor-nomor dalam perlombaan atletik

seperti nomor jalan cepat, lari, lompat, dan lempar di namakan dengan istilah track and field

yang artinya perlombaan yang di lakukan di lintasan dan di lapangan.

Pengembangan dan pembinaan cabang olahraga atletik seperti halnya pada cabang

olahraga Iainnya, ditentukan oleh berbagai faktor seperti faktor atlet itu sendiri, faktor pelatih

yang berkualitas, sarana dan prasarana olahraga, organisasi olahraga yang baik dan efektif

serta adanya suasana dorongan dari masyarakat dan pemerintah, serta dana yang memadai.

Salah satu contoh materi pembelajaran atletik yang banyak memunculkan keterampilan

1
gerak adalah lempar. Lempar merupakan salah satu aktivitas pengembangan akan kemampuan

daya gerak dengan memindahkan sesuatu yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya

dengan cara dilempar. Gerakan melempar merupakan salah satu bentuk gerakan lokomotor.

I.A.A.F (International Amateur Athletic Federation) sudah lama menjadikan salah satu

nomor perlombaan dalam kategori lempar diantaranya adalah nomor lempar cakram.

Wiarto (2013: 64) lempar cakram adalah termasuk cabang atletik nomor lempar,

lempar cakram sudah dikenal sejak zaman manusia purba, karena gayanya menirukan

orang-orang purba melemparkan jaring untuk menangkap ikan.

Pembelajaran lempar cakram pada kurikulum siswa kelas XI sebenarnya belum

diajarkan, akan tetapi keinginan peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas XI SMA

Negeri 1 Lubai Ulu didasarkan karena keinginan peneliti membuktikan bahwa kekuatan

otot lengan berhubungan dengan hasil lempar cakram atau sebaliknya. Pemilihan kelas XI

didasari pada. Oleh karena lempar cakram belum diajarkan pada kelas XI, maka asumsi

peneliti adalah menganggap bahwa kemungkinan akan sangat gampang mengidentifikasi

bahwa lempar cakram akan sangat berkaitan dengan kekuatan otot lengan.

Pada hakikatnya munculnya masalah mengapa lemparan tak kunjung maksimal

jika ditinjau dari jauhnya lemparan, adalah selain siswa harus melatih keterampilan tehnik,

tetapi juga siswa harus menguasai keterampilan fisik. Karena kedua hal ini baik fisik

maupun tehnik sama-sama berhubungan terhadap hasil lemparan.

Lempar cakram adalah bagaimana seorang pelempar berusaha melemparkan

cakram dari suatu tempat ke tempat lainya untuk menempuh jarak sejauh-jauhnya.

Berbicara mengenai sejauh-jauhnya siswa harus membuat kontraksi otot pada saat

melempar agar mengayunkan tangan sekuat mungkin. Artinya hasil jauhnya lemparan akan

sangat bergantung pada elastisitas otot yang kuat. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering

mencoba melempar sesuatu, hasil lemparan kita biasa tergantung pada kekuatan kontraksi

2
otot yang kita ayunkan, semakin lemah ayunan otot kita makin semakin lemah pula

hasilya. Berbalik ketika ayunanya kuat maka hasilnya juga pasti maksimal.

Sukadiyanto (2011: 90) kekuatan merupakan salah satu komponen biomotor yang

dibutuhkan semua cabang olahraga, supaya dapat mencapai prestasi yang maksimal maka

kekuatan harus ditingkatkan. Dari pejelasan diatas bahwa kemampuan lembing bergantung

pada kekuatan otot. Diatas sudah disinggung mengenai permasalahan yang muncul pada

hasil akhir lemparan bukan terletak pada keterampilan tehnik, melainkan pada jauhnya

lemparan. Dengan demikian diperlukan pembuktian ilmiah mengenai masalah yang

muncul pada jauhnya hasil lemparan siswa SMA Negeri 1 Lubai Ulu.

Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti tertarik mengembangkan kalimat ilmiah di

atas melalui rangkaian penelitian yang diberi judul,” Hubungan Power Otot Lengan

Dengan Hasil Lempar Cakram Pada Siswa Kelas XI Siswa SMA Negeri 1 Lubai Ulu”.

1.2 Masalah Penelitian

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, untuk difokuskan pada

permasalahan yang ada, maka perlu diidentifikasikan agar lebih mengarah pada tujuan

penelitian yang dilakukan. Adapun permasalahan dalam bentuk yang lebih rinci sebagai

berikut:

1. Hasil jauhnya lemparan cakram siswa yang belum maksimal di SMA Negeri 1 Lubai

Ulu Kabupaten Muara Enim.

2. Sebelumnya belum pernah dilakukan pengembangan Power otot lengan pada siswa

SMA Negeri 1 Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim.

3. Bahwa Guru Penjaskes SMA Negeri 1 Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim harus lebih

bervariasi dalam menyiapkan media pembelajaran lempar cakram.

3
1.2.2 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan tidak terlalu meluas serta menyimpang dari sasaran yang

sebenarnya, karena keterbatasan waktu, dana serta tenaga, maka perlu dibatasi dengan

poin-pon sebagai berikut:

1. Power otot lengan dalam penelitian adalah melakukan tes instrument dengan two hand

medicine ball put sebagai variabel bebas (x)

2. Hasil lemparan dalam penelitian adalah melakukan tes hasil lempar cakram sebagai

variabel terikat (y)

3. Obyek penelitian adalah siswa putra Kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu tahun

2015/2016.

1.2.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah, ”Adakah hubungan Power otot lengan dengan hasil lempar cakram pada Siswa

SMA Negeri 1 Lubai Ulu tahun 2015/2016”?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada hubungan Power otot lengan

dengan hasil lempar cakram pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu Kabupaten

Muara Enim tahun 2015/2016.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

meningkatkan prestasi siswa di bidang olahraga khususnya atletik

2. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar dalam mengajar di

sekolah.

4
3. Bagi Universitas PGRI Palembang, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

bahan perbandingan untuk penelitian sejenis selanjutnya.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Literatur

2.1.1 Hakikat Atletik

2.1.1.1 Sejarah Atletik

Wiarto (2013: 1) atletik berasal dari kata yunani yaitu atlon, atlun yang berarti

pertandingan dan perjuangan. Atletik adalah cabang olahraga yang memperlombakan lari,

lempar dan ompat. Menurut sejarah bahwa atletik mula-mula dibawa oleh bangsa yunani

kuno kira-kira pada abad ke 6 SM. Orag berjasa mempopulerkan atletik adalah iccus dan

herodicus. atletik yang dikenal pada masyarakat sekarang sudah jauh berbeda dengan

atletik terdahulu, namun maknanya tetap sama yaitu perlombaan lari, lompat dan lempar.

Indonesia, atletik bermula pada saat Pemerintah Hindia Belanda (di tahun 1930)

memasukkan olahraga atletik sebagai salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di

sekolah-sekolah saat itu. Saat itu belum banyak masyarakat mengenal olah raga atletik.

Atletik Indonesia awalnya hanya dikenal di lingkungan pendidikan saja. Seiring

berjalannya waktu, olahraga atletik makin digemari oleh masyarakat Indonesia.

Perkembangan selanjutnya adalah berdirinya Persatuan Aletik Seluruh Indonesia (PASI) pada

tanggal 3 September 1950 di Semarang. Kegiatan pertama, yaitu pada akhir tahun itu juga PASI

menyelenggarakan perlombaan atletik di Bandung.

2.1.1.2 Definisi Atletik

Istilah atletik yang kita kenal sekarang ini berasal dari beberapa sumber antara lain

bersumber dari bahasa Yunani, yaitu “athlon” yang mempunyai pengertian berlomba atau

bertanding. Misalnya ada istilah pentathlon atau decathlon. Istilah lain yang menggunakan

atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek (bahasa Belanda), athletique (bahasa

Perancis) atau athletik (bahasa Jerman). Istilahnya mirip sama, namun artinya berbeda

6
dengan arti atletik di Indonesia, yang Pembelajaran Atletik Direktorat Pendidikan Luar

Biasa 5 berarti olahraga yang memperlombakan nomor-nomor: jalan, lari, lompat dan

lempar. Bahagia (2011: 2).

Atletik merupakan salah satu mata pelajaran Pendidkan Jasmani yang wajib

diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah

Lanjutan Tingkat atas, sesuai dengan SK Mendikbud No. 0413/U/87.

Sidik (2013: viii) atletik yang merupakan gerakan dasar dari setiap aktivitas

olahraga pada umumnya sangatlah penting dikuasai. Khomsin (2005: 2) atletik adalah

aktifitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak alamiah/wajar seperti jalan, lari,

lompat, dan lempar. Hadziq (2013: 57) atletik merupakan olahraga yang terbiasa dilakukan

setiap orang dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini karena gerak yang di lakukan merupakan

gerak dasar manusia, yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar.

Dari pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa atletik adalah olahraga yang

gerak dasarnya terdapat pada kehidupan sehari-hari yang di lakukan manusia yaitu jalan,

lari, lompat dan lempar.

2.1.2 Hakikat Nomor-Nomor Atletik

2.1.2.1 Nomor Dalam Cabang Olahraga Atletik

Menurut International Amateur Athletic Federation (IAAF) nomor-nomor atletik

terdiri dari:

1. Nomor Lari meliputi estafet, lari gawang, sprint, maraton dan halang rintang.

2. Nomor Lempar meliputi lempar lembing, tolak peluru, lempar cakram, dan lempar

martil.

3. Nomor Lompat meliputi lompat tinggi, lompat jauh, lompat jangkit dan lompat galah.

7
2.1.2.2 Nomor-Nomor Lempar

Bahagia (2011: 60) Dilihat dari karakteristik gerakan dan lintas gerak alat sebelum

dilemparkan, maka gerak melempar dibagi ke dalam dua katagori.

1. Katagori Pertama adalah gerak lemparan linier. Jalannya alat sebelum dilempar

menempuh lintasan garis lurus. Termasuk dalam katagori ini yaitu lempar lembing

dan tolak peluru gaya O’Brien atau gaya ortodok.

Gambar 1. Gerakan Lempara Linear

2. Katagori kedua adalah nomor lempar yang dikatagorikan dalam gerak circuler atau

gerak rotasi/berputar. Dimana jalannya alat sebelum dilempar menempuh lintasan

melingkar yang mengakibatkan timbulnya gaya sentrifugal pada alat tersebut.

Contohnya adalah cakram da martil.

Gambar 2. Gerak Circuler (Memutar)

I.A.A.F (International Amateur Athletic Federation) telah merilis sejak lama

mengenai cabang atau nomor atletik yang diperlombakan dalam kejuaraan-kejuaran resmi

seperti nomor lari, nomor lempar dan nomor lompat.

Sidik (2013: 56) dalam bukunya mengajar dan melatih atletik menjelaskan bahwa

nomor lempar pada perlombaan atletik ada empat nomor yakni nomor lempar lembing,
8
lempar cakram, tolak peluru, lontar martil. Tujuan dari nomor adalah adalah untuk

memaksimalkan ukuran jarak lemparan sejauh-jauhnya.

Wiarto (2013: 6) dalam cabang olahraga atletik salah satu cabang yang

dipertandingkan adalah nomor lempar. Nomor lempar terbagi atas lempar lembing, lempar

cakram, tolak peluru dan lempar martil. Lempar dapat dimainkan baik pria dan wanita.

Pertama kali melihat empat nomor lempar dalam atletik mungkin nampak sangat

berbeda satu dengan yang lain. Dari sudut pandang teknik mulai dari lempar lembing yang

relatif sederhana, lempar cakram dan tolak peluru sampai dengan nomor yang komplex

seperti lontar martil. Namun, ada sejumlah hal-hal umum yang sangat penting di antara

nomor lempar yang menarik untuk dipahami yang akan menjadikan suatu prestasi yang

mengagumkan.

Bahagia (2011: 17) mendefinisikan nomor lempar menjadi 4 kategori nomor,

diantaranya adalah nomor lempar cakram, nomor lempar lembing, nomor tolak peluru dan

nomor lontar martil.

Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan melompat adalah jenis

kegiatan untuk memindahkan badan dengan cara mengangkat tubuh dari pusat tertentu

kepusat lainya dalam jarak sejauh-jauhnya atau setinggi-tingginya.

2.1.3 Hakikat Lempar Cakram

a. Definisi Lempar Cakram

Suharjo (2012: 9) Lempar cakram adalah salah satu cabang atletik pada nomor lempar.

Lempar cakram sudah dikenal mulai zaman purba oleh bangsa Yunani purba 708 SM, lempar

cakram merupakan bagian dari pancalomba (pentathlon). Pada permulaannya, Cakram yang

digunakan pada zaman purba dibuat dari batu terupam halus, kemudian dari perunggu yang

dicor dan ditempa dengan berat antara 3 sampai 9 ponds (3,06 – 4,08 kg). Cara melakukan

lemparan yang pada mulanya menirukan gaya nelayan yang melempar jaring berulang-ulang.

9
Sahputra (2010: 17) lempar cakram adalah temasuk dalam cabang atletik, cakram yang

dilempar adalah berukuran garis tengah 220mm dengan berat 2Kg untuk putra da 1 Kg untuk

Putri. Lempar cakram adalah suatu gerakan yang menyalurkan bentuk tenaga pada suatu benda

pipi yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan kedepan atau

keatas.

Wiarto (2013: 64) lempar cakram adalah salah satu cabang atletik pada nomor

lempar. Cara melakukan lempar pada mulaya meniru gaya nelayan yang melempar jaring

berulang-ulang.

Imtikhani (2010: 7) Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik.

Lempar cakram termasuk salah satu jenis nomor lempar yang agak sulit dibanding dengan

tolak peluru ataupun lempar lembing.

Riyadi dalam Imtikhani (2010:7) Kesulitan itu terletak pada keseluruhan gerakan

melempar,karena di samping badan mengadakan putaran saat melakukan awalan harus

dilanjutkan dengan melepaskan cakram yang berputar searah dengan putaran jarum jam

(apabila melempar dengan tangan kanan).

Tujuan lempar cakram adalah untuk mencapai jarak lemparan yang sejauh-jauhnya.

Dalam hubungannya dengan tehnik lempar cakram, ada dua masalah yang sifatnya sangat

mendasar dan besar pengaruhnya terhadap jauhnya lemparan, yaitu masalah cara

memegang cakram dan gaya melempar. Cakram yang dilempar berukuran garis tengah

220mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lempar cakram adalah

salah satu nomor lempar pada cabang atletik dengan gaya yang pada mulanya menirukan

nelayan melempar jaring berulang-ulang. Cakram yag dilempar adalah memiliki berat 2 kg

untuk laki-laki dan 1 kg untuk perempuan dengan diameter 220mm. berikut bentuk cakram

dan lapangan lempar cakram pada gambar dibawah ini.

10
1. Gambar Bentuk Cakram

Gambar 3. Bentuk Cakram


Sumber : www.gilaatletik.com

2. Lapangan Lempar Cakram

Gambar 4. Lapangan Lempar Cakram


Sumber : www.gilaatletik.com

b. Tehnik Lempar Cakram

Wiarto (2013: 64) pada mulanya cara melakukan lempar cakram adalah meniruka

gaya nelayan melempar jaring berulang-ulang, namun ditemukan lemparan dengan sikap

badan menyiku secara khusus dengan badan agak bersandar ke depan.

11
Imtikhani (2010: 8) Mencapai jarak lemparan yang sejauh-jauhnya dan dinyatakan

sah berdasarkan peraturan yang berlaku adalah tujuan dari lempar cakram. Namun untuk

mencapai lemparan yang maksimal banyak faktor yang mempengaruhinya. Dalam lempar

cakram tidak hanya mengandalkan kekuatan saja, tetapi harus didukung dengan

penguasaan teknik.

Dari kedua pengertian diatas dapat diambil kesimpula bahwa melakukan lemparan

yang baik terhadap cakram memerlukan keterampilan tehnik, untuk lebih jelas akan

dibahas keterampilan tehnik pada saat melakukan lempar cakram yang benar.

1) Cara memegang cakram

Cakram dipegang dengan empat jari terbuka, yaitu jari-jari telunjuk hingga jari kelingking.

Keempat jari diletakkan agak renggang pada cakram. Ujung ruas-ruas jari menekuk

(melengkung) mencengkeram menutupi pinggir cakram dan menahannya. Sedangkan ibu

jari letaknya agak bebas memegang samping cakram. Cara berlatih memegang cakram

adalah :

a. Mengayun-ayunkan cakram ke depan dan belakang sambil berdiri, kemudian

menggelindingkannya di atas permukaan tanah.

b. Sama seperti cara di atas, tetapi cakram dilambungkan ke atas.

Gambar 4. Teknik Pegangan Cakram


Sumber : Bahagia (2011)

12
2) Teknik pengenalan cakram.

a. Menggelindingkan cakram sebagai berikut:

 Berdiri dengan kedua kaki dibuka selebar bahu.

 Cakram dipegang dengan tangan kanan lurus di samping badan.

 Rendahkan kedua lutut dan ayunkan cakram ke depan belakang disamping badan

diikuti gerakan lutut mengeper.

 Gelindingkan cakram di atas tanah/lapangan yang dibantu oleh gerakan telunjuk

memutar pinggiran cakram.

 Sama seperti cara di atas tetapi cakram dilambungkan ke atas.

b. Melambungkan cakram pelaksanaanya sama dengan cara pertama, hanya setelah cakram

diayunkan di samping badan ke depan belakang, cakram dilambungkan ke depan atas.

3) Teknik gerakan awalan

Teknik gerakan awalan cakram dapat dilakukan dengan dua cara:

a. Teknik awalan tanpa cakram Teknik gerakan awal dimulai dengan berdiri

menyamping arah lemparan, kedua tangan seolah-olah memegang cakram.

Ayunkan tangan kanan lurus ke belakang dengan kedua lutut direndahkan.

Ayunkan kembali tangan kanan ke depan atas bersamaan kedua lutut naik. Kedua

telapak tangan rapat di atas seolah-olah memegang cakram. Gerakan ini dilakukan

berulang-ulang.

b. Teknik gerakan dengan alat (cakram). Secara prinsip teknik ini teknik ini tidak jauh

berbeda dengan gerak awalan tanpa alat (cakram). Teknik ini dilakukan dengan

menggunakan cakram.

4) Teknik ayunan lengan saat melempar.

Teknik ini dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:

a. Teknik ayunan tanpa alat (cakram). Mula-mula berdiri menyamping arah lemparan.

Seolah-olah cakram dipegamg kedua tangan di atas bahu dengan tangan kanan di

13
atas dan tangan kiri di bawah. Ayunkan cakram ke belakang bersamaan kedua lutut

direndahkan. Ayunkan kembali ke depan atas bersamaan dengan kedua lutut naik.

Besarnya sudut ayunan sekitar 45°.

b. Teknik gerakan awalan dengan alat (cakram). Secara prinsip teknik ini tidak jauh

berbeda dengan gerak awalan tanpa alat(cakram). Pada teknik ini siswa

menggunakan cakram (alat). Jadi, ketika melakukan gerakan terjadi pembebanan.

Cakram dilepaskan pada saat posisi lurus ke depan, menyerong ke atas dan dada

dibusungkan ke depan (terbuka).

Gambar 5. Teknik Gerakan Awalan


Sumber : Bahagia (2011)

5) Teknik gerakan lanjutan (gerakan setelah melempar cakram).

Gerakan lanjutan adalah gerakan setelah cakram lepas dari tangan kanan, kemudian

mengubah kedudukan kaki kiri dengan kaki kanan. Fungsinya adalah untuk menyalurkan

kecepatan gerakan badan dan lengan. Jagalah keseimbangan agar tidak jatuh ke sektor

lemparan atau melewati garis batas.

Supaya lebih jelas berikut dapat dilihat tehnik dan cara-cara melakukan lemparan

pada cakram dengan benar pada gabar dibawah ini :

14
Gambar 6. Tehnik Lemparan Lembing
Sumber : (http.atletik.lemparcakram.blog.spot.com/2014//)

2.1.4 Hakikat Power Otot Lengan

Widiastuti (2011: 76) secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau

sekolompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau

beban.

Ismaryati (2009: 111) kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang yang dicapai dalam

sekali usaha maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau seklompok otot untuk

mengatasi suatu tahanan.

Hairy (2010: 10.33) Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot saat

berkontraksi melawan tahanan atau beban dalam tindak usaha maksimum. Kekuatan otot

biasanya ditentukan sejumlah maksimal tahanan atau beban.

Sukadiyanto (2011: 90) kekuatan adalah kemampuan biomotor yang pasti dibutuhkan

pada setiap cabang olahraga. Hanya saja tergantung pada kekuatan apa cabang dan jenis

gerakan yang dibutuhkan tersebut. Maka kekuatan dapat diklasifikan sesuai kebutuhanya

15
menjadi beberapa jenis diataranya adalah kekuatan umum, kekuatan khusus, kekuatan

ketahanan, kekuata absolute, kekuatan relative dan kekuatan kecepatan (eksplosif).

Sahputra (2010: 17) Lempar cakram adalah suatu gerakan yang menyalurkan bentuk

tenaga pada suatu benda pipi yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki

kekuatan kedepan atau keatas.

Pada hakikatnya melakukan lemparan terhadap cakram adalah adalah bagaimana

membuat otot berkotraksi dengan melakukan ayunan sekuat-kuatnya supaya mendapatkan

hasil lemparan yang maksimal. Elastisitas otot akan sangat menunjang terhadap kontraksi

otot yang bekerja melawan tahanan beban berupa cakram. Elastisitas otot saat berkotrasi

harus memunculkan daya pacu atau daya ledak dengan sekuat-kuatnya. Karena pada saat

melempar, lemparan yang maksimal tentu karena pacu otot yang maksimal pula.

Contohnya adalah seorang pemburu saat hendak menembakkan senapan anginnya ke arah

buruanya, sudah barang tentu ketika peluru senapan dapat terlontar jauh dengan kencang

maka senapan harus memiliki kekuatan berupa ledakan yang besar yang dipacu oleh

dorongan angin yang besar pula. Kekuatan yang demikian dinamaka power.

Lempar cakram adalah jenis gerakan yang menggunakan otot-otot lengan sebagai

domain gerakan, pada saat berkontraksi maka otot-otot dominan yang terlibat adalah

seluruh otot-otot lengan. Membuat lemparan cakram harus sejauh-jauhnya adalah

bagaimana membuat otot seelastis mungkin dengan memunculkan gerakan kekuatan

eksplosif, atau power.

Sukadiyato (2011: 95) power adalah kemampuan kekuatan otot yang memunculkan

reaksi kecepatan berkali-kali lipat. Ditinjau dari gerakan melemparkan cakram, maka pada

saat melakukan ayunan, lengan sedang bekerja memompa tenaga sekuat-kuatnya, namun

pada saat dorongan melempar maka tangan berusaha mendorong lemparan secepat-

cepatnya. Ketika kekuatan dan kecepatan bergabung menjadi satu maka itulah namanya

16
power. Semakin besar tekanan atau usaha memunculkan power pada saat melakukan

lempiran, maka hasilnya akan semakin baik.

Beberapa pengertian dari pendapat para ahli bahwa jelas kekuatan eksplosif adalah

kemampuan kontraksi otot menghasilkan eksplosif gerak yang berpacu pada kecepatan

maksimal dan kekuatan maksimal. Dengan demikian akan sangat mungkin hasil dari

lemparan cakram dapat dilakukan sejauh-jauhnya

2.2 Kajian Terdahulu Yang Relevan

Penelitian serupa pernah dilakukan oleh :

1. Robi Sugara tahun 2011 Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Palembang dengan judul, “Hubungan power otot tungkai dengan

kemampuan lembing pada siswa putra SMA N 1 Tanjung Enim tahun 2010”. Dengan

sampel penelitian yaitu 25 orang siswa. Hasil penelitian yang dilakukan Robi Sugara

terdapat persamaan variabel namun berbeda objek dengan penelitian peneliti, Robi

Sugara menggunakan objek siswa putra SMA N 1 Tanjung Enim, sedang peneliti

menggunakan objek siswa putra SMA Negeri 1 Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim

tahun 2015.

2. Andika Ferdiansyah tahun 2012 Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas PGRI Palembang dengan judul, “Hubungan kekuatan otot lengan dengan

kemampuan cakram pada siswa putra SMA N 1 Muara Sugihan tahun 2012”. Dengan

sampel penelitian yaitu 23 orang siswa. Hasil penelitian yang dilakukan Andika

Ferdiansyah terdapat persamaan variabel namun berbeda objek dengan penelitian

peneliti, Andika menggunakan objek siswa putra SMA N 1 Muara Sugihan, sedang

peneliti menggunakan objek siswa putra SMA Negeri 1 Lubai Ulu Kabupaten Muara

Enim tahun 2015.

17
2.2 Anggapan Dasar

Menurut Arikunto (2013: 104) anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik

tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Lempar cakram adalah jenis

gerakan yang menggunakan otot-otot lengan sebagai domain gerakan, pada saat

berkontraksi maka otot-otot dominan yang terlibat adalah seluruh otot-otot lengan.

Membuat lemparan cakram harus sejauh-jauhnya adalah bagaimana membuat otot seelastis

mungkin dengan memunculkan gerakan kekuatan eksplosif, atau power.

Sukadiyato (2011: 95) power adalah kemampuan kekuatan otot yang memunculkan

reaksi kecepatan berkali-kali lipat. Ditinjau dari gerakan melemparkan cakram, maka pada

saat melakukan ayunan, lengan sedang bekerja memompa tenaga sekuat-kuatnya, namun

pada saat dorongan melempar maka tangan berusaha mendorong lemparan secepat-

cepatnya. Ketika kekuatan dan kecepatan bergabung menjadi satu maka itulah namanya

power. Semakin besar tekanan atau usaha memunculkan power pada saat melakukan

lempiran, maka hasilnya akan semakin baik.

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, “hypo” yang artinya ”di bawah” dan

“thesa” yang artinya “kebenaran”. Suharsimi Arikunto (2006: 110). Jadi, berdasarkan

tinjauan pustaka yang diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan rumusan hipotesis

peniliti sebagai berikut: ada hubungan kekuatan otot lengan dengan hasil lempar cakram

pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai tahun 2015/2016.

2.4 Kriteria Pengujian Hipotesis.

Untuk pengujian hipotesis di atas, dalam penelitian ini diperlukan hipotesis nol

(Ho) dan hipotesis kerja (Ha), yaitu :

Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan Power otot lengan dengan hasil lempar cakram

pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu tahun 2015/2016.

18
Ha : Ada hubungan yang signifikan Power otot lengan dengan hasil lempar cakram pada

siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu tahun 2015/2016.

Pengujian hipotesis memberikan kemungkinan hasil yaitu apabila nilai r statistik

hasil perhitungan menunjukkan yang lebih kecil dari nilai r tabel taraf signifikan 5% maka

Hipotesis kerja (Ha) ditolak. Apabila nilai statistik hasil perhitungan menunjukkan hasil

lebih besar atau sama dari nilai r tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka hipotesis kerja

(Ha), diterima.

19
BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Variabel Penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian, (Arikunto, 2013: 161). Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat), Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanaya variabel bebas.

Berdasarkan pengertian tersebut maka terdapat 2 variabel pada penelitian ini, antara lain 1

variabel terikat dan 1 variabel bebas.

a. Variabel Bebas (X) adalah power otot lengan.

b. Variabel Terikat (Y) adalah hasil lempar cakram.

3.2 Defenisi Operasional Istilah

Definisi operasional istilah penelitian ini adalah :

1. Power otot lengan adalah kemampuan otot lengan atau sekolompok otot lengan untuk

melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban.

2. Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik. Lempar cakram termasuk

salah satu jenis nomor lempar yang agak sulit dibanding dengan tolak peluru

ataupun lempar lembing

3. SMA Negeri 1 Lubai Ulu adalah objek pada penelitian ini.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Polulasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu Tahun

2015 yang berjumlah 101 orang dengan rincian pada tabel di bawah ini :

20
TABEL 3.1
POPULASI PENELITIAN

Siswa Sswa Putri TOTAL


No. Kelas
Putra
1. XI IPA 11 13
2. XI. IPS 1 13 15
3. XI IPS 2 10 16 101
4. XI IPS 3 11 18
Jumlah 45 56
Sumber : Kepala Tu

3.3.2 Sampel Penelitian

Menurut Sugiono (2009: 62). Sampel adalah bagian dan jumlah dari karakteristik

yang dimiliki oleh populasi, sedangkan menurut Arikunto (2006: 131) sampel adalah

sebagian atau wakilpopulasi yang diteliti. Jadi sampel disini adalah sebagian dan jumlah

dari karakteristik yang dimilki populasi sebagai wakil populasi yang diteliti. Pengambilan

sampel ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek penelitian, dan

mampu memberikan gambaran daripopulasi.

Beberapa mekanisme tentang pengambilan sampel, pertama menentukan jumlah

quota yang diinginkan oleh peneliti, Arikunto, (2006: 216) menjelaskan bahwa manakalah

jumlah besaran populasi yang dimiliki oleh objek penelitian kurang dari 100 maka

penelitian ini dinamakan penelitian populasi. Sedang jumlah populasi lebih dari 100 bisa

diambil sebesar 20-25%. Jumlah Populasi yang terdaftar pada survey peneliti pada Siswa

kelas XI SMA N 2 Lubay adalah sebesar 101 orang.

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa sampel yang

akan digunakan pada penelitian ini adalah sebesar (101 x 25%) adalah sebesar 25,25

dibulatkan menjadi 25 orang. Dapat disimpulkan bahwa sampel pada penilitan ini adalah

berjumlah 25 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel seberan sampel di bawah

ini :

21
Tabel 3.2 Sebaran Sampel Penelitian

Seberan Seberan
No. Kelas TOTAL
Sampel Sampel
1 XI IPA 3 3
2 XI. IPS 1 3 4
101x25%
3 XI IPS 2 4 3
4 XI IPS 3 3 3
Jumlah 12 13 25

3.4 Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono 2013: 3). Metode yang digunakan

adalah metode survey tes dengan teknik kolerasional. Hubungan antara kekuatan otot

lengan sebagai variabel bebas (X) dengan hasil lempar cakram sebagai variabel (Y) terikat.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan tes. Tes adalah

suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam

suasana dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan (Widiastuti 2008: 101). Dimana

dalam penelitian ini digunakan two hand medicine ball put sebagai instrumen tes kekuatan

otot lengan dari variabel bebas (X), dan melakukan lempar cakram sebagai instrumen tes

lempar cakram dari variabel terikat (Y).

3.5.1 Instrumen Tes Power Otot Lengan

1 Nama Test : Instrumen tes pada variabel bebas (X) dalam

penelitian ini adalah Two Hand Medicine Ball Put

(Ismaryati, 2008: 64).

2 Sumber : (Ismaryati, 2008: 64).

3 Tujuan Tes : Tes ini bertujuan untuk mengukur gerak eksplosif

22
tubuh (lengan).

4 Alat/fasilitas : 1. Bola medicine seberat 2,72 kg

2. Kapur atau isolasi.

3. Formulir pencatat hasil

4. Bangku dan meteran

5 Pelaksanaan tes : 1. Testee duduk dibangku dengan punggung lurus

2. Testee memegang bola medicine degan kedua

tangan, didepan dada da dibawah dagu.

3. Testee mendorong bola kedepan sejauh

mungkin.

4. Testee melakukan ulangan sejauh mungkin.

6 Penilaian : Jarak diukur dari tempat jatuhnya bola hingga

ujung bangku, nilai terbaik nilai yang diambil dari

3 kali hasil lemparan.

Gambar 5
Tata Cara Pelaksanaan Tes

Supaya dapat mempermudah proses pengklasifikasian terhadap skor yang diperoleh siswa,

maka dapat dilihat norma tes medicine ball put pada table dibawah ini :

23
TABEL 3.3
NORMA TWO HAND MEDICINE BALL PUT

Nilai Kategori
> 4,5 meter Baik Sekali
Kategori Putra 2,6 – 3,5 meter Baik
1,6 – 2,5 meter Cukup
< 1,5 meter Kurang

Sumber : (Ismaryati, 2008: 64)

3.5.2 Instrumen Tes Lempar Cakram

1 Nama Tes : Intstrumen tes variabel (Y) tes hasil lempar

cakram.

2 Tujuan Tes : Untuk mengukur hasil lempar cakram

3 Sumber : (Wiarto, 2013: 67)

4 Fasilitas/alat : 1. Seragam Lempar

2. Lapangan Lempar Cakram

3. Meter Ukur

5 Petunjuk Pelaksanaan : Subyek melakukan lempar yaitu melakukan

lemparan terhadap cakram sesuai dengan tehnik

yang tadi dijelaskan diatas. Jarak lemparan

diukur dengan satuan meter. Setiap siswa diberi

tiga kali kesempatan dan diambil salah satu

skor yang terbaik.

TABEL 3.4
NORMA LEMPAR CAKRAM

Nilai Kategori
> 26 meter Baik Sekali
Kategori Putra
22 - 25 meter Baik
Umur 16-18 Tahun
18 - 21 meter Cukup
< 17 meter Kurang

Sumber : Wiarto (2010: 42)


24
3.6 Teknik Analisis Data

Melakukan analisis terhadap data yang dihasilkan dari beberapa variabel harus

dilakukan uji product momen dengan rumus dibawah ini :

n( XY )  ( X ).( Y )
rxy 
n. X 2

 ( X ) 2 . n. Y 2  ( Y ) 2 
Dengan koefesien determinasi KD = r2 x 100% \

Keterangan :

R : Koefisien korelasi
N : Banyaknya sampel
 X : Jumlah skor dalam variabel X
Y : Jumlah skor dalam variabe Y
X
2
: Jumlah skor yang di kuadratkan dalam variabel X
Y
2
: Jumlah skor yang di kuadratkan dalam variabel Y

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 - 0,199 Sangat rendah


0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Sedang
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat kuat
Sumber : (Sugiyono , 2010: 257)

25
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah peneliti melakukan pengumpulan data maka selanjutnya data yang

diperoleh akan dianalisa untuk mengetahui ada hubungan yang signifikan power otot

lengan dengan hasil lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu.

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Lubay yang terletak di Jalan

Prabumulih Baturaja, Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi SMA Negeri 1 Lubay ini sangat

strategis karena berada di dalam kota dan dilalui oleh jalur jalan umum dan sangat mudah

di jangkau, akibatnya, keadaan lingkungan sekitar sekolah ini tergolong ramai. Bagian

depan sekolah yang menghadap barat berbatasan dengan jalan umum dan perumahan

penduduk. Berikut di tampilkan tekstur bangunan fisik SMA Negeri 1 Lubay Ulu.

Gambar 4.1 Tekstur Bangunan Fisik SMA Negeri 1 Lubay Ulu


Sumber : Dokumentasi Penelitian Peneliti
Melalui prosesnya penelitian dilaksanakan selama satu hari dengan mengambil

seluruh rangkaian data yang dibutuhkan pada waktu proses penelitian berlangsung. Berikut

pada gambar di bawah ini ditampilkan foto-foto terkait pelaksanaan penelitian di SMA

Negeri 1 Lubay Ulu.


26
Gambar 4.2 Suasana Apersepsi
Sumber : Dokumentasi Peneliti

Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa peneliti memberikan apersepsi

terhadap sampel penelitian (testee) mengenai pelaksanaan penelitian yang akan

berlangsung. Memberikan motivasi kepada testee agar semangat dalam melakukan seluruh

rangkaian tes yang dijalankan.

Gambar 4.2 Pemanasan


Sumber : Dokumentasi Penelitian

Selanjutnya pada gambar 4.2 di atas, peneliti melakukan pemanasan bersama testee

dalam rangka mempersiapkan kondisi fisik siswa sebelum melakukan aktivitas tes yang

akan dijalankan melalui proses penelitian.

27
Gambar 4.3 Suasana Medicine ball put
Sumber : Dokumentasi Peneliti

Gambar 4.3 di atas menunjukkan suasana permainan estapet yang dijalankan pelatih

selama proses penelitian berlangsung, terlihat denga sangat jelas semua siswa antusias

dalam mengikuti seluruh rangkaian permainan yang telah dibuat dan diprogramkan.

4.1.2 Deskripsi Data Penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Lubai Ulu dengan mengambil subjek

yang diteliti adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu yang berjumlah 25 orang.

Data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari tes prestasi atau achievement test,

yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari

sesuatu Arikunto, (2006: 151). Dalam penelitian ini tes power otot lengan sebagai variabel

bebas (X) dengan hasil lempar cakram sebagai variabel (Y) terikat.

4.1.2.1 Distribusi Frekuensi Data Tes Power Otot Lengan

Kegiatan penelitian di SMA Negeri 1 Lubai Ulu menghasilkan data tes power otot

lengan yang dapat dari pelaksanaan tes medicine ball put siswa dipaparkan sebagai berikut:

TABEL 4.1 DATA HASIL POWER OTOT LENGAN


SMA NEGERI 1 LUBAI ULU
PERCOBAAN (Meter)
NO SAMPEL INISIAL HASIL
1 2 3
1 H-1 2,20 2,35 2,40 2,40
2 H-2 2,45 2,65 2,6 2,65

28
3 H-3 1,80 2,00 2,10 2,10
4 H-4 2,10 2,25 2,20 2,25
5 H-5 2,75 2,6 2,65 2,75
6 H-6 2,30 2,45 2,55 2,55
7 H-7 2,15 2,40 2,30 2,40
8 H-8 2,00 2,15 2,35 2,35
9 H-9 2,70 2,85 2,65 2,85
10 H-10 2,25 2,25 2,45 2,45
11 H-11 2,90 2,75 2,80 2,90
12 H-12 2,00 2,15 2,10 2,15
13 H-13 2,05 2,25 2,3 2,3
14 H-14 2,75 2,55 2,60 2,75
15 H-15 2,00 2,20 2,10 2,2
16 H-16 2,50 2,75 2,9 2,9
17 H-17 2,00 2,15 2,25 2,25
18 H-18 2,85 3,05 2,95 3,05
19 H-19 2,65 2,55 2,60 2,65
20 H-20 2,30 2,50 2,45 2,50
21 H-21 2,75 2,85 2,95 2,95
22 H-22 2,30 2,45 2,40 2,45
23 H-23 1,90 2,00 2,15 2,15
24 H-24 2,00 2,10 2,10 2,10
25 H-25 1,95 2,05 2,10 2,10
Sumber : Dokumentasi Penelitian

Perolehan data tes power otot lengan di atas akan direduksi kedalam tabel distribusi

frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1.Rentang =Data terbesar – data terkecil=3,05 – 2,10 = 0,95


2.Banyak Kelas =1 + 3,3 Log n=1 + 3,3 Log25=1 + 3,3 (1,447) =5,58 jadi (6)
Re n tan g 0,95
3.Panjang Interval kelas= = =0,17
banyak kelas 5,58

TABEL 4.2 DISTRIBUSI FREKUENSI POWER OTO LENGAN


NO INTERVAL FREKUENSI PRESENTASE
1 2,10 - 2,27 8 32
2 2,28 - 2,45 6 24
3 2,46 - 2,63 2 8
4 2,64 - 2,81 4 16
5 2,82 - 2,99 4 16
6 3,00 - 3,05 1 4
Jumlah 25 100
Sumber : Dokumntasi Peneliti

29
Distribusi frekuensi tes power otot lengan akan dipaparkan pada histogram batang

dibawah ini :

Power Otot Lengan


35
30
Presentase

25
20
15
10
5
0
2,10 - 2,28 - 2,46 - 2,64 - 2,82 - 3,00 -
2,27 2,45 2,63 2,81 2,99 3,05
1 2 3 4 5 6
FREKUENSI 8 6 2 4 4 1
PRESENTASE 32 24 8 16 16 4

Gambar 4.1 Histogram Power Otot Lengan


Sumber : Dokumentasi Peneliti

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat dipaparkan bahwa siswa yang

memperoleh hasil power otot lengandengan interval 2,10 - 2,27sebanyak 8 siswa dengan

tingkat persentase 32%. Interval 2,28 - 2,45sebanyak 6 siswa dengan tingkat persentase

24%. Interval 2,46 - 2,63sebanyak 2 siswa dengan tingkat persentase 8%. Interval 2,64 -

2,81sebanyak 4 siswa dengan tingkat persentase 16%. Interval 2,82 - 2,99sebanyak 4 siswa

dengan tingkat persentase 16%. Interval 3,00 - 3,05 sebanyak 1 siswa dengan tingkat

persentase 4%.

4.1.1.2 Distribusi Frekuensi Tes Lempar Cakram

Kegiatan penelitian di SMA Negeri 1 Lubai Ulu menghasilkan data tes lempar

cakram yang di dapat dari pelaksanaan hasil lempar cakram siswa dipaparkan sebagai

berikut :

30
TABEL 4.3 DATA HASIL LEMPAR CAKRAM
SMA NEGERI 1 LUBAI ULU

PERCOBAAN (Meter)
NO SAMPEL INISIAL HASIL
1 2 3
1 H-1 6,30 7,50 9,00 9,00
2 H-2 9,6 11,2 10,4 11,2
3 H-3 7,05 8,10 8,10 8,10
4 H-4 DISK 7,00 9,70 9,70
5 H-5 9,00 11,5 11,0 11,5
6 H-6 10,5 9,50 9,00 10,5
7 H-7 8,00 DISK 10,2 10,2
8 H-8 10,00 10,00 9,50 10,0
9 H-9 11,0 10,0 11,5 11,5
10 H-10 8,00 10,0 7,00 10,0
11 H-11 12,4 10,5 DISK 12,4
12 H-12 8,00 7,00 8,50 8,50
13 H-13 9,00 7,50 9,50 9,50
14 H-14 10,0 11,0 10,5 11,0
15 H-15 8,50 7,00 8,00 8,50
16 H-16 DISK 11,5 13,7 13,7
17 H-17 8,00 9,50 9,00 9,50
18 H-18 11,5 DISK 14,0 14,0
19 H-19 10,5 10,0 9,00 10,5
20 H-20 8,00 9,50 10,5 10,5
21 H-21 11,0 12,5 13,0 13,0
22 H-22 9,00 10,5 10,0 10,5
23 H-23 8,00 7,50 7,00 8,00
24 H-24 9,00 8,50 9,50 9,50
25 H-25 7,00 8,00 8,00 8,00
Sumber : Dokumentasi Penelitian

Perolehan data tes lempar cakram di atas akan direduksi kedalam tabel distribusi

frekuensi dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1.Rentang =Data terbesar – data terkecil=14–8,10 =5,9

2.Banyak Kelas =1 + 3,3 Log n=1 + 3,3 Log25 = 1 + 3,3 (1,39) =5,58 jadi (6)

Re n tan g 6
3.Panjang Interval kelas= = =1,05
banyak kelas 5,58

31
Data hasil tes lempar cakram disusun ke dalam tabel distribusi frekuensi diperoleh

sebagai berikut:

TABEL 4.4 DISTRIBUSI FREKUENSI LEMPAR CAKRAM


SMA NEGERI 1 LUBAI ULU

NO INTERVAL FREKUENSI PRESENTASE


1 8.10 - 9.15 7 28
2 9.16 - 10.21 6 24
3 10.22 - 11.26 6 24
4 11.27 - 12.32 2 8
5 12.33 - 13.38 1 4
6 13.39 – 14 3 12
Jumlah 25 100
Sumber : Dokumentasi Penelitian

Distribusi frekuensi tes lempar cakram akan dipaparkan pada tabel histogram

diagram batang dibawah ini :

Lempar Cakram
30
25
Presentase

20
15
10
5
0
8.10 - 9.15 9.16 - 10.22 - 11.27 - 12.33 - 13.39 - 14
10.21 11.26 12.32 13.38
1 2 3 4 5 6
Interval

Gambar 4.2 Histogram Lempar Cakram


Sumber : Dokumentasi Peneliti

Berdasarkan diagram batang di atas, dapat dipaparkan bahwa siswa yang

memperoleh hasil interval 8,10–9,15 sebanyak 7 orang dengan tingkat persentase sebesar

28%. Siswa yang memperoleh nilai dengan interval 9,16 - 10,21 sebanyak 6 orang dengan

tingkat persentase 24%. Siswa yang memperoleh nilai dengan interval 10,22 - 11,26

32
sebanyak 6 orang dengan tingkat persentase 24%. Siswa yang memperoleh nilai dengan

interval 11,27 - 12,32 sebanyak 2 orang dengan tingkat persentase 8%. Interval 12,33 -

13,38 sebanyak 1 orang dengan tingkat persentase 4%. interval 13,39 – 14 sebanyak 3

orang dengan tingkat persentase 12%.

4.1.3 Uji Normalitas Data

Pelaksanaan uji normalitas dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah data yang diolah dengan menggunakan statistik liliefors. Dalam pengujian hipotesis

untuk normalitas data dipakai taraf signifikan 0,05 yang berbunyi: Ha diterima berarti data

populasi berdistribusi normal. Ha ditolak berarti data populasi tidak berdistribusi normal.

Dasar pengambilan keputusan terhadap hipotesis normalitas adalah Ha diterima jika Lo> L

tabeldan Ha ditolak jika Lo< L tabel. Untuk lebih jelasnya hasil uji normalitas dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

TABEL 4.5 RANGKUMAN UJI NORMALITAS


L tabel (n=25, α=0.05
No. Data Kesimpulan
Distribusi (Lo > L tabel)
1.
Power Otot Lengan(x) 0,123 0,173 Normal

2. Lempar lembing(y) 0,175 0,173 Normal

Berdasarkan tabel di atas, hasil pengolahan data yang dilakukan dengan uji

normalitas data, maka sig > alpha 0,05 dengan demikian data dalam penelitian ini adalah

normal, dimana dari kedua data diperoleh Lo> Ltabel pada taraf nyata α=0,05 dengan

demikian dapat disimpulkan: “Hipotesis (Ha) diterima, populasi berdistribusi normal”.

Dari uji normalitas data di atas dapat disimpulkan bahwa dari kedua data dalam penelitian

ini setelah dilakukan pengujian ternyata berdistribusi normal dan dapat dilanjutkan kepada

analisis berikutnya.

33
4.1.4 Uji Analisis dan Hipotesis Data

Selanjutnya adalah dilakukan uji analisis data statistik untuk mengetahui hubungan

power otot lengan terhadap hasil lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai

Ulu.

4.1.4.1 Tabel Bantu Persamaan Regresi Sederhana X atas Y

Sebelum menentukan persamaan fungsi regresi X atas Y terlebih dahulu akan

dipaparkan tabel penolong persamaan regresi Y atas X dibawah ini

TABEL 4.6 PERSIAPAN STATISTIK REGRESI X ATAS Y


NO SAMPEL INISIAL X Y X2 Y2 X.Y
1 H-1 2,4 9 5,76 81 21,6
2 H-2 2,65 11,2 7,0225 121,4 29,15
3 H-3 2,1 8,10 4,41 64,20 16,8
4 H-4 2,25 9,7 5,0625 81 20,25
5 H-5 2,75 11,5 7,5625 132,25 31,625
6 H-6 2,55 10,5 6,5025 110,25 26,775
7 H-7 2,4 10,2 5,76 100,4 24
8 H-8 2,35 10 5,5225 100 23,5
9 H-9 2,85 11,5 8,1225 132,25 32,775
10 H-10 2,45 10 6,0025 100 24,5
11 H-11 2,9 12,4 8,41 144,16 34,8
12 H-12 2,15 8,5 4,6225 72,25 18,275
13 H-13 2,3 9,5 5,29 90,25 21,85
14 H-14 2,75 11 7,5625 121 30,25
15 H-15 2,2 8,5 4,84 72,25 18,7
16 H-16 2,9 13,7 8,41 169,49 37,7
17 H-17 2,25 9,5 5,0625 90,25 21,375
18 H-18 3,05 14 9,3025 196 42,7
19 H-19 2,65 10,5 7,0225 110,25 27,825
20 H-20 2,5 10,5 6,25 110,25 26,25
21 H-21 2,95 13 15,6025 169 51,35
22 H-22 2,45 10,5 6,0025 110,25 25,725
23 H-23 2,15 8 4,6225 64 17,2
24 H-24 2,1 9,5 4,41 90,25 19,95
25 H-25 2,1 8 4,41 64 16,8
Jumlah 63,15 256,5 163,548 2694,75 661,725
Sumber : Dokumentasi Hasil Penelitian

Berikut nilai-nilai yang diperoleh dari hasil reduksi tabel persamaan regresi :

34
∑ X = 63,15 ∑ X 2 = 163,548 ∑ X. Y = 661,725

∑ Y = 256,5 ∑ Y 2 = 2694,75

4.1.4.2 Koefisien Korelasi dan Uji Korelasi X atas Y

Sebelum menentukan uji signifikasi korelasi Y atas X, maka terlebih dahulu harus

dihitung harga-harga yang menentukan kualitas koefisien korelasi. Dari harga di atas dapat

dihitung :

∑𝑋∑𝑌 63,15 𝑥 256,5


∑ XY = ∑ XY − = 661,725 − = 13,806
𝑛 25

(∑ 𝑋)2 63,152
∑ 𝑋2 = ∑ 𝑋2 − = 163,548 − = 4,031
𝑛 25

(∑ 𝑦)2 256,52
∑ 𝑌2 = ∑ 𝑦 2 − = 2694,75 − = 63,06
𝑛 25

a) Menghitung Nilai Koefisien Korelasi antara X dan Y

∑ 𝑥𝑦 13,806 13,806
𝑟𝑥𝑦 = = = = 0,865
√(∑ 𝑋 2 )(∑ 𝑌 2 ) √254,194 15,943

Hasil Rxy = 0,865 memberikan makna jika ditinjau dari tabel pedoman Interprestasi

Koefisien Korelasi, berada pada interval 0,800 – 1,000 dengan tingkat hubungan sangat kuat.

Dapat di simpulkan bahwa ada hubungan power otot lengan terhadap hasil lempar cakram

pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu dengan tingkat hubungan sangat kuat.

2) Menghitung Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya hubungan atau kontribusi penerapan (KP) variabel X

terhadap variabel Y dapat di hitung sebagai berikut r2 x 100% = (0.865)2 x 100% =74,82%.

Dengan demikian dapat di simpulkan besarnya hubungan power otot lengan terhadap hasil

lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu adalah 74,82%.

3) Uji Hipotesis / Signifikasi antara X dan Y

Selanjutnyamenjawab hipotesis kedua mengenai adahubungan power otot lengan

terhadap hasil lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu dapat lihat

tabel pada ttabel dengan df=N-2 dengan rumus :


35
r n2 0,865 25  2
t  t  t  8,25
1 r 2 1  0,865 2

Uji hipotesis di atas menunjukkan hasil t hitung  8,25 sedangkan ttabel  t (5%)

diperoleh harga 1,710 sehingga t hitung lebih besar di bandingkan dengan ttabel yaitu 8,25 >

1,71. Dengan demikian tolak Hipotesis Nol (Ho) dan terima Hipotesis Alternatif (Ha).

Penelitian ini dinyatakan bahwa ada hubungan power otot lengan terhadap hasil lempar

cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu.

4.2 Pembahasan

Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini dapat kemukakan bahwa siswa belum

memperoleh hasil lempar cakram yang maksimal, berkaitan dengan hal tersebut

terindentifikasi bahwa lempar cakram siswa sangat berkaitan erat dengan power otot lengan

yang dimiliki oleh siswa, sehingga peneliti berasumsi bahwa ada hubungan power otot lengan

dengan hasil lempar cakram. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan power otot lengan dengan hasil lempar cakram siswa. Untuk mengetahui adakah

hubungan kedua variabel, maka dilakukan uji analisis data menggunakan rumus product

momen dan uji t.

Penelitian ini memberikan hasil rxy = 0,865 memberikan makna jika ditinjau dari tabel

pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi, berada pada interval 0,800 – 1,000 dengan tingkat

hubungan kuat. Dapat di simpulkan bahwa ada hubungan power otot lengan terhadap hasil

lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu. Sedangkan besarnya

hubungan atau kontribusi penerapan (KP) variabel X terhadap 74,82%. Uji signifikasi

menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan power otot lengan terhadap hasil

lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu t hitung lebih besar dari ttabel

yaitu 8,25 > 1,710.

36
Power otot lengan merupakan komponen gerak yang sangat penting dalam

menunjang aktivitas fisik yang bersifat eksplosif seperti gerakan lempar, karena power otot

lengan merupakan salah satu komponen fisik yang sangat dominan peranannya dalam

setiap gerakan-gerakan eksplosif tubuh. Power otot lengan merupakan komponen kondisi

fisik yang hampir ada pada setiap cabang olahraga.

Power merupakan dasar dari kondisi fisik yang berperan dalam pencapaian suatu

prestasi. Hampir semua cabang olahraga membutuhkan power dalam memperoleh hasil

yang lebih baik. Power otot sangat dibutuhkan guna meningkatkan fisik secara

keseluruhan, karena power merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik, memegang

peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cidera dan dengan power

atlet/orang dapat berlari lebih cepat. Hal ini diperkuat oleh pendapat Juita (2013: 26) Daya

ledak atau power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang diperlukan hampir

pada seluruh cabang olahraga untuk mencapai prestasi maksimal.

Menurut Bompa dalam Sukirno (2012: 159) menyatakan bahwa, power atau daya

ledak sangat berkaitan dengan eksplosive power yaitu perpaduan antara kecepatan

maksimum dan kekuatan berfungsi untuk memindahkan benda yang berkaitan dengan

jarak dan waktu. Yaitu kemampuan otot untuk bekerja secara tiba-tiba dan kuat (explosif).

Sedangkan Widiastuti (2009: 76) berpendapat bahwa daya ledak atau power adalah

kemempuan otot atau sekelompok otot untutk melakukan satu kali kontraksi secara

maksimal melawan tahanan atau beban.

Lempar cakram merupakan jenis kegiatan dengan menggunakan kemampuan

seluruh kelompok otot lengan. Mulai dari lengan atas dan lengan bawah semua bergerak

dan berkontraksi dalam membentuk lecutan waktu melemparkan lembing. Menurut

Sukadiyanto (2011: 32) lecutan pada otot adalah penanda bahwa otot memiliki power.

Berdasarkan pendapat di atas, power pada otot ditandai dengan adanya lecutan. Lecutan

yang dimaksud adalah gerakan yang eksplosif terjadi dengan keras dan tiba-tiba saat otot

37
berkontraksi. Kualitas lecutan biasanya dapat dilihat dengan hasil akhir kontraksi yang

sangat kencang dan cepat.

Dalam lempar cakram lecutan dibutuhkan untuk melontarkan cakram. Jika lecutan

berjalan dengan cepat, maka sudah tentu lembing akan terlontar dengan sangat jauh, hal

tersebut senada dengan pendapat Sukirno (2012: 42) mengatakan bahwa cakram yang

terlontar dengan sangat jauh biasanya efek dari pada latihan power yang baik.

Beragam pendapat di atas, sudah memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa

lempar lembing sangat berkaitan dengan power otot lengan. Jika power yang dimiliki oleh

sekolompok otot lengan seseorang masih belum maksimal, maka sudah tentu hasil lembing

pun kurang begitu maksimal. Tetapi sebaliknya jika sekelompok otot lengan memiliki

power yang maksimal serta didukung oleh teknik yang baik, maka sudah tentu akan

terwujud lemparan yang baik pula.

38
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan uraian hasil deskripsi data, analisis data dan pembahasan pada bab IV,

hasil uji hipotesis didapat thitung 8,25 sedangkan diperoleh harga ttabel 1,710, ternyata thitung

lebih besar di bandingkan dengan ttabel ( 8,25 > 1,71). Dengan demikian tolak hipotesis Nol

(Ho) dan terima Hipotesis Alternatif (Ha). Penelitian ini dinyatakan bahwa ada hubungan

power otot lengan terhadap hasil lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai

Ulu.

5.2 Saran

Berdasarkan pada hasil akhir dari penelitian ini maka dapat diberikan saransebagai

berikut :

1. Bagi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu penelitian ini dapat dijadikan bahan

evaluasi mengenai hasil power otot lengan terhadap hasil lempar cakram.

2. Bagi pelatih ataupun guru pendidikan jasmaniuntuk meningkatkan power otot lengan

terhadap hasil lempar cakram yang lebih maksimal.

3. Untuk peneliti yang berminat dapat meneliti ulang dan hasil penelitian bisadigunakan

sebagai pembanding.

39
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2013. Proedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Bahagia, Yoyo. 2004. Pembelajaran Atletik. Depdiknas.

Hadziq, Khairul. 2013. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung: Yrama
Widya

Hairy, 2010. Dasar-dasar Kesehatan Olahraga. Universitas Terbuka: Jakarta.

Imtikhani, Dwi. 2010. Penguasaan Teknik Dasar Lempar Cakram Dalam Pembelajaran
Penjasorkes Melalui Penggunaan Modifikasi Alat. Universitas Negeri Surakarta:
Surakarta.

Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Lembaga Pengembangan


Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS prees)

Khomsin. 2005. Atletik 1. Semarang: Unes Pres

Kurniawan, Feri. 2011. Buku Pintar Olahraga (MENS SANA IN CORPORE SANO)
Jakarta: Laskar Aksara

Sahputra, Ridwa. 2010. Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram Dengan
Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik. Universitas Islam Riau. Riau.

Sidik, Zafar. 2013. Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharjo, Kukuh. 2012. Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram Dengan
Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik. FIK. Uiversitas Negeri Semarang:
Semarang.

Sukadiyanto. 2011. Melatih Fisik. Bandung: CV Lubuk Agung

Wiarto, Giri. 2013. Atletik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Widya, Djumidar, 2004. Gerak-Gerak Dasar Atletik. Jakarta: Grafindo Persada

Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta Timur: PT Bumi Timur Jaya

40
Lampiran 1

DATA HASIL POWER OTOT LENGAN


SMA NEGERI 1 LUBAI ULU
PERCOBAAN (Meter)
NO SAMPEL INISIAL HASIL
1 2 3
1 H-1 2,20 2,35 2,40 2,40
2 H-2 2,45 2,65 2,6 2,65
3 H-3 1,80 2,00 2,10 2,10
4 H-4 2,10 2,25 2,20 2,25
5 H-5 2,75 2,6 2,65 2,75
6 H-6 2,30 2,45 2,55 2,55
7 H-7 2,15 2,40 2,30 2,40
8 H-8 2,00 2,15 2,35 2,35
9 H-9 2,70 2,85 2,65 2,85
10 H-10 2,25 2,25 2,45 2,45
11 H-11 2,90 2,75 2,80 2,90
12 H-12 2,00 2,15 2,10 2,15
13 H-13 2,05 2,25 2,3 2,3
14 H-14 2,75 2,55 2,60 2,75
15 H-15 2,00 2,20 2,10 2,2
16 H-16 2,50 2,75 2,9 2,9
17 H-17 2,00 2,15 2,25 2,25
18 H-18 2,85 3,05 2,95 3,05
19 H-19 2,65 2,55 2,60 2,65
20 H-20 2,30 2,50 2,45 2,50
21 H-21 2,75 2,85 2,95 2,95
22 H-22 2,30 2,45 2,40 2,45
23 H-23 1,90 2,00 2,15 2,15
24 H-24 2,00 2,10 2,10 2,10
25 H-25 1,95 2,05 2,10 2,10
Sumber : Dokumentasi Lapangan

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Penjaskes
SMA Negeri 1 Lubai Ulu

Dra. M.Y Diah Kusumawati, M.Si Heri Afriansyah, S.Pd.

41
Lampiran 2

DATA HASIL LEMPAR CAKRAM


SMA NEGERI 1 LUBAI ULU

PERCOBAAN (Meter)
NO SAMPEL INISIAL HASIL
1 2 3
1 H-1 6,30 7,50 9,00 9,00
2 H-2 9,6 11,2 10,4 11,2
3 H-3 7,05 8,10 8,10 8,10
4 H-4 DISK 7,00 9,70 9,70
5 H-5 9,00 11,5 11,0 11,5
6 H-6 10,5 9,50 9,00 10,5
7 H-7 8,00 DISK 10,2 10,2
8 H-8 10,00 10,00 9,50 10,0
9 H-9 11,0 10,0 11,5 11,5
10 H-10 8,00 10,0 7,00 10,0
11 H-11 12,4 10,5 DISK 12,4
12 H-12 8,00 7,00 8,50 8,50
13 H-13 9,00 7,50 9,50 9,50
14 H-14 10,0 11,0 10,5 11,0
15 H-15 8,50 7,00 8,00 8,50
16 H-16 DISK 11,5 13,7 13,7
17 H-17 8,00 9,50 9,00 9,50
18 H-18 11,5 DISK 14,0 14,0
19 H-19 10,5 10,0 9,00 10,5
20 H-20 8,00 9,50 10,5 10,5
21 H-21 11,0 12,5 13,0 13,0
22 H-22 9,00 10,5 10,0 10,5
23 H-23 8,00 7,50 7,00 8,00
24 H-24 9,00 8,50 9,50 9,50
25 H-25 7,00 8,00 8,00 8,00
Sumber : Dokumentasi Lapangan

Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Penjaskes
SMA Negeri 1 Lubai Ulu

Dra. M.Y Diah Kusumawati, M.Si Heri Afriansyah, S.Pd.

42
Lampiran 3

DATA SAMPEL NORMALISASI POWER OTO LENGAN


SMA NEGERI 1 LUBAI ULU
Xi Fi Zi F(Zi) S(Zi) S(Zi)-F(Zi)
2,10 3 -1,365 0,08613 0,12 0,03387
2,15 2 -1,1929 0,11645 0,2 0,08355
2,20 1 -1,0209 0,15366 0,24 0,08634
2,25 2 -0,8488 0,198 0,32 0,122
2,30 1 -0,6767 0,24928 0,36 0,11072
2,35 1 -0,5047 0,30689 0,4 0,09311
2,40 2 -0,3326 0,3697 0,48 0,1103
2,45 2 -0,1606 0,43621 0,56 0,12379
2,50 1 0,01147 0,50458 0,6 0,09542
2,55 1 0,18352 0,57281 0,64 0,06719
2,65 2 0,52763 0,70112 0,72 0,01888
2,75 2 0,87174 0,80832 0,8 -0,0083
2,85 1 1,21585 0,88798 0,84 -0,048
2,90 2 1,3879 0,91742 0,92 0,00258
3,05 2 1,90406 0,97155 1 0,02845
Sumber : Dokumentasi Lapangan

43
Lampiran 4

DATA SAMPEL NORMALISASI LEMPAR CAKRAM


SMA NEGERI 1 LUBAI ULU
Xi Fi Zi S(Zi) F(Zi) S(Zi)-F(Zi)
8,00 3 -1,2267 0,12 0,10997 0,01003
8,50 2 -0,9867 0,2 0,1619 0,0381
9,00 2 -0,7467 0,28 0,22763 0,05237
9,50 3 -0,5067 0,4 0,30619 0,09381
10,0 3 -0,2667 0,52 0,39486 0,12514
11,0 6 0,21333 0,76 0,58447 0,17553
12,0 3 0,69333 0,88 0,75595 0,12405
13,0 2 1,17333 0,96 0,87967 0,08033
14,0 1 1,65333 1 0,95087 0,04913
Sumber : Dokumentasi Peneliti

44
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI

DENNY AGUNG SAPUTRA, dilahirkan di Desa Karang Dewa Kecamatan lubai

Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 17 Januari 1993. Penulis

adalah Putra pertama dari 2 bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Hardidi dan Ibu

Sutiarti.

Pada tahun 2005 penulis menyelesaikan pendidikan di SD Negeri Karang Dewa

Kecamatan Lubai, kemudian penulis melanjutkan studinya di SMP Negeri 3 Kecamatan

Lubai, tamat pada tahun 2008. Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat Sekolah

Menengah Pertama, penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan di SMA

Negeri 2 Lubai, tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa

di Universitas PGRI Palembang Jurusan Pendidikan OLAHRGA, Program Studi Pendidikan

OLAHRGA.

Penulis melanjutkan ke Perguruan Tinggi Universitas Persatuan Guru Republik Indonesia

(PGRI) Palembang dan tercatat sebagai Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

(FKIP) pada tahun 2011 dengan melalui tes Penerimaan Mahasiswa Baru sampai sekarang ini

penulis masih terdaftar sebagai Mahasiswa di Universitas PGRI Palembang

45

Anda mungkin juga menyukai