PENDAHULUAN
bahwa ruang lingkup olahraga salah satunya adalah olahraga pendidikan. Dalam satuan
olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan
kebugaran jasmani. Pendidikan jasmani menjadi mata pelajaran wajib bagi sekolah, baik
tingkat dasar, menengah dan atas. Salah satu mata pelajarannya adalah atletik.
Cabang olahraga Atletik adalah salah satu cabang olahraga tertua yang telah di lakukan
oleh manusia sejak jaman purba hingga sekarang. Bahkan, sejak adanya manusia di muka bumi
ini atletik sudah ada, karena gerakan-gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik
seperti berjalan, berlari, melempar, dan melompat adalah gerakan yang di sudah lakukan oleh
seperti nomor jalan cepat, lari, lompat, dan lempar di namakan dengan istilah track and field
Pengembangan dan pembinaan cabang olahraga atletik seperti halnya pada cabang
olahraga Iainnya, ditentukan oleh berbagai faktor seperti faktor atlet itu sendiri, faktor pelatih
yang berkualitas, sarana dan prasarana olahraga, organisasi olahraga yang baik dan efektif
serta adanya suasana dorongan dari masyarakat dan pemerintah, serta dana yang memadai.
Salah satu contoh materi pembelajaran atletik yang banyak memunculkan keterampilan
1
gerak adalah lempar. Lempar merupakan salah satu aktivitas pengembangan akan kemampuan
daya gerak dengan memindahkan sesuatu yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan cara dilempar. Gerakan melempar merupakan salah satu bentuk gerakan lokomotor.
I.A.A.F (International Amateur Athletic Federation) sudah lama menjadikan salah satu
nomor perlombaan dalam kategori lempar diantaranya adalah nomor lempar cakram.
Wiarto (2013: 64) lempar cakram adalah termasuk cabang atletik nomor lempar,
lempar cakram sudah dikenal sejak zaman manusia purba, karena gayanya menirukan
diajarkan, akan tetapi keinginan peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Lubai Ulu didasarkan karena keinginan peneliti membuktikan bahwa kekuatan
otot lengan berhubungan dengan hasil lempar cakram atau sebaliknya. Pemilihan kelas XI
didasari pada. Oleh karena lempar cakram belum diajarkan pada kelas XI, maka asumsi
bahwa lempar cakram akan sangat berkaitan dengan kekuatan otot lengan.
jika ditinjau dari jauhnya lemparan, adalah selain siswa harus melatih keterampilan tehnik,
tetapi juga siswa harus menguasai keterampilan fisik. Karena kedua hal ini baik fisik
cakram dari suatu tempat ke tempat lainya untuk menempuh jarak sejauh-jauhnya.
Berbicara mengenai sejauh-jauhnya siswa harus membuat kontraksi otot pada saat
melempar agar mengayunkan tangan sekuat mungkin. Artinya hasil jauhnya lemparan akan
sangat bergantung pada elastisitas otot yang kuat. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
mencoba melempar sesuatu, hasil lemparan kita biasa tergantung pada kekuatan kontraksi
2
otot yang kita ayunkan, semakin lemah ayunan otot kita makin semakin lemah pula
hasilya. Berbalik ketika ayunanya kuat maka hasilnya juga pasti maksimal.
Sukadiyanto (2011: 90) kekuatan merupakan salah satu komponen biomotor yang
dibutuhkan semua cabang olahraga, supaya dapat mencapai prestasi yang maksimal maka
kekuatan harus ditingkatkan. Dari pejelasan diatas bahwa kemampuan lembing bergantung
pada kekuatan otot. Diatas sudah disinggung mengenai permasalahan yang muncul pada
hasil akhir lemparan bukan terletak pada keterampilan tehnik, melainkan pada jauhnya
muncul pada jauhnya hasil lemparan siswa SMA Negeri 1 Lubai Ulu.
atas melalui rangkaian penelitian yang diberi judul,” Hubungan Power Otot Lengan
Dengan Hasil Lempar Cakram Pada Siswa Kelas XI Siswa SMA Negeri 1 Lubai Ulu”.
permasalahan yang ada, maka perlu diidentifikasikan agar lebih mengarah pada tujuan
penelitian yang dilakukan. Adapun permasalahan dalam bentuk yang lebih rinci sebagai
berikut:
1. Hasil jauhnya lemparan cakram siswa yang belum maksimal di SMA Negeri 1 Lubai
2. Sebelumnya belum pernah dilakukan pengembangan Power otot lengan pada siswa
3. Bahwa Guru Penjaskes SMA Negeri 1 Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim harus lebih
3
1.2.2 Pembatasan Masalah
Agar permasalahan tidak terlalu meluas serta menyimpang dari sasaran yang
sebenarnya, karena keterbatasan waktu, dana serta tenaga, maka perlu dibatasi dengan
1. Power otot lengan dalam penelitian adalah melakukan tes instrument dengan two hand
2. Hasil lemparan dalam penelitian adalah melakukan tes hasil lempar cakram sebagai
3. Obyek penelitian adalah siswa putra Kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu tahun
2015/2016.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah, ”Adakah hubungan Power otot lengan dengan hasil lempar cakram pada Siswa
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada hubungan Power otot lengan
dengan hasil lempar cakram pada Siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu Kabupaten
1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
2. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar dalam mengajar di
sekolah.
4
3. Bagi Universitas PGRI Palembang, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Wiarto (2013: 1) atletik berasal dari kata yunani yaitu atlon, atlun yang berarti
pertandingan dan perjuangan. Atletik adalah cabang olahraga yang memperlombakan lari,
lempar dan ompat. Menurut sejarah bahwa atletik mula-mula dibawa oleh bangsa yunani
kuno kira-kira pada abad ke 6 SM. Orag berjasa mempopulerkan atletik adalah iccus dan
herodicus. atletik yang dikenal pada masyarakat sekarang sudah jauh berbeda dengan
atletik terdahulu, namun maknanya tetap sama yaitu perlombaan lari, lompat dan lempar.
Indonesia, atletik bermula pada saat Pemerintah Hindia Belanda (di tahun 1930)
memasukkan olahraga atletik sebagai salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di
sekolah-sekolah saat itu. Saat itu belum banyak masyarakat mengenal olah raga atletik.
Perkembangan selanjutnya adalah berdirinya Persatuan Aletik Seluruh Indonesia (PASI) pada
tanggal 3 September 1950 di Semarang. Kegiatan pertama, yaitu pada akhir tahun itu juga PASI
Istilah atletik yang kita kenal sekarang ini berasal dari beberapa sumber antara lain
bersumber dari bahasa Yunani, yaitu “athlon” yang mempunyai pengertian berlomba atau
bertanding. Misalnya ada istilah pentathlon atau decathlon. Istilah lain yang menggunakan
atletik adalah athletics (bahasa Inggris), athletiek (bahasa Belanda), athletique (bahasa
Perancis) atau athletik (bahasa Jerman). Istilahnya mirip sama, namun artinya berbeda
6
dengan arti atletik di Indonesia, yang Pembelajaran Atletik Direktorat Pendidikan Luar
Biasa 5 berarti olahraga yang memperlombakan nomor-nomor: jalan, lari, lompat dan
Atletik merupakan salah satu mata pelajaran Pendidkan Jasmani yang wajib
diberikan kepada para siswa mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat Sekolah
Sidik (2013: viii) atletik yang merupakan gerakan dasar dari setiap aktivitas
olahraga pada umumnya sangatlah penting dikuasai. Khomsin (2005: 2) atletik adalah
aktifitas jasmani atau latihan fisik, berisikan gerak-gerak alamiah/wajar seperti jalan, lari,
lompat, dan lempar. Hadziq (2013: 57) atletik merupakan olahraga yang terbiasa dilakukan
setiap orang dalam kegiatan sehari-hari. Hal ini karena gerak yang di lakukan merupakan
Dari pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa atletik adalah olahraga yang
gerak dasarnya terdapat pada kehidupan sehari-hari yang di lakukan manusia yaitu jalan,
terdiri dari:
1. Nomor Lari meliputi estafet, lari gawang, sprint, maraton dan halang rintang.
2. Nomor Lempar meliputi lempar lembing, tolak peluru, lempar cakram, dan lempar
martil.
3. Nomor Lompat meliputi lompat tinggi, lompat jauh, lompat jangkit dan lompat galah.
7
2.1.2.2 Nomor-Nomor Lempar
Bahagia (2011: 60) Dilihat dari karakteristik gerakan dan lintas gerak alat sebelum
1. Katagori Pertama adalah gerak lemparan linier. Jalannya alat sebelum dilempar
menempuh lintasan garis lurus. Termasuk dalam katagori ini yaitu lempar lembing
2. Katagori kedua adalah nomor lempar yang dikatagorikan dalam gerak circuler atau
mengenai cabang atau nomor atletik yang diperlombakan dalam kejuaraan-kejuaran resmi
Sidik (2013: 56) dalam bukunya mengajar dan melatih atletik menjelaskan bahwa
nomor lempar pada perlombaan atletik ada empat nomor yakni nomor lempar lembing,
8
lempar cakram, tolak peluru, lontar martil. Tujuan dari nomor adalah adalah untuk
Wiarto (2013: 6) dalam cabang olahraga atletik salah satu cabang yang
dipertandingkan adalah nomor lempar. Nomor lempar terbagi atas lempar lembing, lempar
cakram, tolak peluru dan lempar martil. Lempar dapat dimainkan baik pria dan wanita.
Pertama kali melihat empat nomor lempar dalam atletik mungkin nampak sangat
berbeda satu dengan yang lain. Dari sudut pandang teknik mulai dari lempar lembing yang
relatif sederhana, lempar cakram dan tolak peluru sampai dengan nomor yang komplex
seperti lontar martil. Namun, ada sejumlah hal-hal umum yang sangat penting di antara
nomor lempar yang menarik untuk dipahami yang akan menjadikan suatu prestasi yang
mengagumkan.
diantaranya adalah nomor lempar cakram, nomor lempar lembing, nomor tolak peluru dan
Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan melompat adalah jenis
kegiatan untuk memindahkan badan dengan cara mengangkat tubuh dari pusat tertentu
Suharjo (2012: 9) Lempar cakram adalah salah satu cabang atletik pada nomor lempar.
Lempar cakram sudah dikenal mulai zaman purba oleh bangsa Yunani purba 708 SM, lempar
cakram merupakan bagian dari pancalomba (pentathlon). Pada permulaannya, Cakram yang
digunakan pada zaman purba dibuat dari batu terupam halus, kemudian dari perunggu yang
dicor dan ditempa dengan berat antara 3 sampai 9 ponds (3,06 – 4,08 kg). Cara melakukan
lemparan yang pada mulanya menirukan gaya nelayan yang melempar jaring berulang-ulang.
9
Sahputra (2010: 17) lempar cakram adalah temasuk dalam cabang atletik, cakram yang
dilempar adalah berukuran garis tengah 220mm dengan berat 2Kg untuk putra da 1 Kg untuk
Putri. Lempar cakram adalah suatu gerakan yang menyalurkan bentuk tenaga pada suatu benda
pipi yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki kekuatan kedepan atau
keatas.
Wiarto (2013: 64) lempar cakram adalah salah satu cabang atletik pada nomor
lempar. Cara melakukan lempar pada mulaya meniru gaya nelayan yang melempar jaring
berulang-ulang.
Imtikhani (2010: 7) Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik.
Lempar cakram termasuk salah satu jenis nomor lempar yang agak sulit dibanding dengan
Riyadi dalam Imtikhani (2010:7) Kesulitan itu terletak pada keseluruhan gerakan
dilanjutkan dengan melepaskan cakram yang berputar searah dengan putaran jarum jam
Tujuan lempar cakram adalah untuk mencapai jarak lemparan yang sejauh-jauhnya.
Dalam hubungannya dengan tehnik lempar cakram, ada dua masalah yang sifatnya sangat
mendasar dan besar pengaruhnya terhadap jauhnya lemparan, yaitu masalah cara
memegang cakram dan gaya melempar. Cakram yang dilempar berukuran garis tengah
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lempar cakram adalah
salah satu nomor lempar pada cabang atletik dengan gaya yang pada mulanya menirukan
nelayan melempar jaring berulang-ulang. Cakram yag dilempar adalah memiliki berat 2 kg
untuk laki-laki dan 1 kg untuk perempuan dengan diameter 220mm. berikut bentuk cakram
10
1. Gambar Bentuk Cakram
Wiarto (2013: 64) pada mulanya cara melakukan lempar cakram adalah meniruka
gaya nelayan melempar jaring berulang-ulang, namun ditemukan lemparan dengan sikap
11
Imtikhani (2010: 8) Mencapai jarak lemparan yang sejauh-jauhnya dan dinyatakan
sah berdasarkan peraturan yang berlaku adalah tujuan dari lempar cakram. Namun untuk
mencapai lemparan yang maksimal banyak faktor yang mempengaruhinya. Dalam lempar
cakram tidak hanya mengandalkan kekuatan saja, tetapi harus didukung dengan
penguasaan teknik.
Dari kedua pengertian diatas dapat diambil kesimpula bahwa melakukan lemparan
yang baik terhadap cakram memerlukan keterampilan tehnik, untuk lebih jelas akan
dibahas keterampilan tehnik pada saat melakukan lempar cakram yang benar.
Cakram dipegang dengan empat jari terbuka, yaitu jari-jari telunjuk hingga jari kelingking.
Keempat jari diletakkan agak renggang pada cakram. Ujung ruas-ruas jari menekuk
jari letaknya agak bebas memegang samping cakram. Cara berlatih memegang cakram
adalah :
12
2) Teknik pengenalan cakram.
Rendahkan kedua lutut dan ayunkan cakram ke depan belakang disamping badan
b. Melambungkan cakram pelaksanaanya sama dengan cara pertama, hanya setelah cakram
a. Teknik awalan tanpa cakram Teknik gerakan awal dimulai dengan berdiri
Ayunkan kembali tangan kanan ke depan atas bersamaan kedua lutut naik. Kedua
telapak tangan rapat di atas seolah-olah memegang cakram. Gerakan ini dilakukan
berulang-ulang.
b. Teknik gerakan dengan alat (cakram). Secara prinsip teknik ini teknik ini tidak jauh
berbeda dengan gerak awalan tanpa alat (cakram). Teknik ini dilakukan dengan
menggunakan cakram.
a. Teknik ayunan tanpa alat (cakram). Mula-mula berdiri menyamping arah lemparan.
Seolah-olah cakram dipegamg kedua tangan di atas bahu dengan tangan kanan di
13
atas dan tangan kiri di bawah. Ayunkan cakram ke belakang bersamaan kedua lutut
direndahkan. Ayunkan kembali ke depan atas bersamaan dengan kedua lutut naik.
b. Teknik gerakan awalan dengan alat (cakram). Secara prinsip teknik ini tidak jauh
berbeda dengan gerak awalan tanpa alat(cakram). Pada teknik ini siswa
Cakram dilepaskan pada saat posisi lurus ke depan, menyerong ke atas dan dada
Gerakan lanjutan adalah gerakan setelah cakram lepas dari tangan kanan, kemudian
mengubah kedudukan kaki kiri dengan kaki kanan. Fungsinya adalah untuk menyalurkan
kecepatan gerakan badan dan lengan. Jagalah keseimbangan agar tidak jatuh ke sektor
Supaya lebih jelas berikut dapat dilihat tehnik dan cara-cara melakukan lemparan
14
Gambar 6. Tehnik Lemparan Lembing
Sumber : (http.atletik.lemparcakram.blog.spot.com/2014//)
Widiastuti (2011: 76) secara fisiologis kekuatan otot adalah kemampuan otot atau
sekolompok otot untuk melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau
beban.
Ismaryati (2009: 111) kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang yang dicapai dalam
sekali usaha maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau seklompok otot untuk
Hairy (2010: 10.33) Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot saat
berkontraksi melawan tahanan atau beban dalam tindak usaha maksimum. Kekuatan otot
Sukadiyanto (2011: 90) kekuatan adalah kemampuan biomotor yang pasti dibutuhkan
pada setiap cabang olahraga. Hanya saja tergantung pada kekuatan apa cabang dan jenis
gerakan yang dibutuhkan tersebut. Maka kekuatan dapat diklasifikan sesuai kebutuhanya
15
menjadi beberapa jenis diataranya adalah kekuatan umum, kekuatan khusus, kekuatan
Sahputra (2010: 17) Lempar cakram adalah suatu gerakan yang menyalurkan bentuk
tenaga pada suatu benda pipi yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan memiliki
hasil lemparan yang maksimal. Elastisitas otot akan sangat menunjang terhadap kontraksi
otot yang bekerja melawan tahanan beban berupa cakram. Elastisitas otot saat berkotrasi
harus memunculkan daya pacu atau daya ledak dengan sekuat-kuatnya. Karena pada saat
melempar, lemparan yang maksimal tentu karena pacu otot yang maksimal pula.
Contohnya adalah seorang pemburu saat hendak menembakkan senapan anginnya ke arah
buruanya, sudah barang tentu ketika peluru senapan dapat terlontar jauh dengan kencang
maka senapan harus memiliki kekuatan berupa ledakan yang besar yang dipacu oleh
dorongan angin yang besar pula. Kekuatan yang demikian dinamaka power.
Lempar cakram adalah jenis gerakan yang menggunakan otot-otot lengan sebagai
domain gerakan, pada saat berkontraksi maka otot-otot dominan yang terlibat adalah
Sukadiyato (2011: 95) power adalah kemampuan kekuatan otot yang memunculkan
reaksi kecepatan berkali-kali lipat. Ditinjau dari gerakan melemparkan cakram, maka pada
saat melakukan ayunan, lengan sedang bekerja memompa tenaga sekuat-kuatnya, namun
pada saat dorongan melempar maka tangan berusaha mendorong lemparan secepat-
cepatnya. Ketika kekuatan dan kecepatan bergabung menjadi satu maka itulah namanya
16
power. Semakin besar tekanan atau usaha memunculkan power pada saat melakukan
Beberapa pengertian dari pendapat para ahli bahwa jelas kekuatan eksplosif adalah
kemampuan kontraksi otot menghasilkan eksplosif gerak yang berpacu pada kecepatan
maksimal dan kekuatan maksimal. Dengan demikian akan sangat mungkin hasil dari
1. Robi Sugara tahun 2011 Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Palembang dengan judul, “Hubungan power otot tungkai dengan
kemampuan lembing pada siswa putra SMA N 1 Tanjung Enim tahun 2010”. Dengan
sampel penelitian yaitu 25 orang siswa. Hasil penelitian yang dilakukan Robi Sugara
terdapat persamaan variabel namun berbeda objek dengan penelitian peneliti, Robi
Sugara menggunakan objek siswa putra SMA N 1 Tanjung Enim, sedang peneliti
menggunakan objek siswa putra SMA Negeri 1 Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim
tahun 2015.
2. Andika Ferdiansyah tahun 2012 Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Palembang dengan judul, “Hubungan kekuatan otot lengan dengan
kemampuan cakram pada siswa putra SMA N 1 Muara Sugihan tahun 2012”. Dengan
sampel penelitian yaitu 23 orang siswa. Hasil penelitian yang dilakukan Andika
peneliti, Andika menggunakan objek siswa putra SMA N 1 Muara Sugihan, sedang
peneliti menggunakan objek siswa putra SMA Negeri 1 Lubai Ulu Kabupaten Muara
17
2.2 Anggapan Dasar
Menurut Arikunto (2013: 104) anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik
tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik. Lempar cakram adalah jenis
gerakan yang menggunakan otot-otot lengan sebagai domain gerakan, pada saat
berkontraksi maka otot-otot dominan yang terlibat adalah seluruh otot-otot lengan.
Membuat lemparan cakram harus sejauh-jauhnya adalah bagaimana membuat otot seelastis
Sukadiyato (2011: 95) power adalah kemampuan kekuatan otot yang memunculkan
reaksi kecepatan berkali-kali lipat. Ditinjau dari gerakan melemparkan cakram, maka pada
saat melakukan ayunan, lengan sedang bekerja memompa tenaga sekuat-kuatnya, namun
pada saat dorongan melempar maka tangan berusaha mendorong lemparan secepat-
cepatnya. Ketika kekuatan dan kecepatan bergabung menjadi satu maka itulah namanya
power. Semakin besar tekanan atau usaha memunculkan power pada saat melakukan
Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, “hypo” yang artinya ”di bawah” dan
“thesa” yang artinya “kebenaran”. Suharsimi Arikunto (2006: 110). Jadi, berdasarkan
tinjauan pustaka yang diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan rumusan hipotesis
peniliti sebagai berikut: ada hubungan kekuatan otot lengan dengan hasil lempar cakram
Untuk pengujian hipotesis di atas, dalam penelitian ini diperlukan hipotesis nol
Ho : Tidak ada hubungan yang signifikan Power otot lengan dengan hasil lempar cakram
18
Ha : Ada hubungan yang signifikan Power otot lengan dengan hasil lempar cakram pada
hasil perhitungan menunjukkan yang lebih kecil dari nilai r tabel taraf signifikan 5% maka
Hipotesis kerja (Ha) ditolak. Apabila nilai statistik hasil perhitungan menunjukkan hasil
lebih besar atau sama dari nilai r tabel dengan taraf signifikansi 5%, maka hipotesis kerja
(Ha), diterima.
19
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Variabel Penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian, (Arikunto, 2013: 161). Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat), Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
Berdasarkan pengertian tersebut maka terdapat 2 variabel pada penelitian ini, antara lain 1
1. Power otot lengan adalah kemampuan otot lengan atau sekolompok otot lengan untuk
melakukan satu kali kontraksi secara maksimal melawan tahanan atau beban.
2. Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik. Lempar cakram termasuk
salah satu jenis nomor lempar yang agak sulit dibanding dengan tolak peluru
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu Tahun
2015 yang berjumlah 101 orang dengan rincian pada tabel di bawah ini :
20
TABEL 3.1
POPULASI PENELITIAN
Menurut Sugiono (2009: 62). Sampel adalah bagian dan jumlah dari karakteristik
yang dimiliki oleh populasi, sedangkan menurut Arikunto (2006: 131) sampel adalah
sebagian atau wakilpopulasi yang diteliti. Jadi sampel disini adalah sebagian dan jumlah
dari karakteristik yang dimilki populasi sebagai wakil populasi yang diteliti. Pengambilan
sampel ini dimaksudkan untuk memperoleh keterangan mengenai obyek penelitian, dan
quota yang diinginkan oleh peneliti, Arikunto, (2006: 216) menjelaskan bahwa manakalah
jumlah besaran populasi yang dimiliki oleh objek penelitian kurang dari 100 maka
penelitian ini dinamakan penelitian populasi. Sedang jumlah populasi lebih dari 100 bisa
diambil sebesar 20-25%. Jumlah Populasi yang terdaftar pada survey peneliti pada Siswa
akan digunakan pada penelitian ini adalah sebesar (101 x 25%) adalah sebesar 25,25
dibulatkan menjadi 25 orang. Dapat disimpulkan bahwa sampel pada penilitan ini adalah
berjumlah 25 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel seberan sampel di bawah
ini :
21
Tabel 3.2 Sebaran Sampel Penelitian
Seberan Seberan
No. Kelas TOTAL
Sampel Sampel
1 XI IPA 3 3
2 XI. IPS 1 3 4
101x25%
3 XI IPS 2 4 3
4 XI IPS 3 3 3
Jumlah 12 13 25
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono 2013: 3). Metode yang digunakan
adalah metode survey tes dengan teknik kolerasional. Hubungan antara kekuatan otot
lengan sebagai variabel bebas (X) dengan hasil lempar cakram sebagai variabel (Y) terikat.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan tes. Tes adalah
suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana dengan cara dan aturan yang sudah ditentukan (Widiastuti 2008: 101). Dimana
dalam penelitian ini digunakan two hand medicine ball put sebagai instrumen tes kekuatan
otot lengan dari variabel bebas (X), dan melakukan lempar cakram sebagai instrumen tes
22
tubuh (lengan).
mungkin.
Gambar 5
Tata Cara Pelaksanaan Tes
Supaya dapat mempermudah proses pengklasifikasian terhadap skor yang diperoleh siswa,
maka dapat dilihat norma tes medicine ball put pada table dibawah ini :
23
TABEL 3.3
NORMA TWO HAND MEDICINE BALL PUT
Nilai Kategori
> 4,5 meter Baik Sekali
Kategori Putra 2,6 – 3,5 meter Baik
1,6 – 2,5 meter Cukup
< 1,5 meter Kurang
cakram.
3. Meter Ukur
TABEL 3.4
NORMA LEMPAR CAKRAM
Nilai Kategori
> 26 meter Baik Sekali
Kategori Putra
22 - 25 meter Baik
Umur 16-18 Tahun
18 - 21 meter Cukup
< 17 meter Kurang
Melakukan analisis terhadap data yang dihasilkan dari beberapa variabel harus
n( XY ) ( X ).( Y )
rxy
n. X 2
( X ) 2 . n. Y 2 ( Y ) 2
Dengan koefesien determinasi KD = r2 x 100% \
Keterangan :
R : Koefisien korelasi
N : Banyaknya sampel
X : Jumlah skor dalam variabel X
Y : Jumlah skor dalam variabe Y
X
2
: Jumlah skor yang di kuadratkan dalam variabel X
Y
2
: Jumlah skor yang di kuadratkan dalam variabel Y
25
BAB IV
diperoleh akan dianalisa untuk mengetahui ada hubungan yang signifikan power otot
lengan dengan hasil lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu.
Lokasi penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Lubay yang terletak di Jalan
Prabumulih Baturaja, Provinsi Sumatera Selatan. Lokasi SMA Negeri 1 Lubay ini sangat
strategis karena berada di dalam kota dan dilalui oleh jalur jalan umum dan sangat mudah
di jangkau, akibatnya, keadaan lingkungan sekitar sekolah ini tergolong ramai. Bagian
depan sekolah yang menghadap barat berbatasan dengan jalan umum dan perumahan
penduduk. Berikut di tampilkan tekstur bangunan fisik SMA Negeri 1 Lubay Ulu.
seluruh rangkaian data yang dibutuhkan pada waktu proses penelitian berlangsung. Berikut
pada gambar di bawah ini ditampilkan foto-foto terkait pelaksanaan penelitian di SMA
berlangsung. Memberikan motivasi kepada testee agar semangat dalam melakukan seluruh
Selanjutnya pada gambar 4.2 di atas, peneliti melakukan pemanasan bersama testee
dalam rangka mempersiapkan kondisi fisik siswa sebelum melakukan aktivitas tes yang
27
Gambar 4.3 Suasana Medicine ball put
Sumber : Dokumentasi Peneliti
Gambar 4.3 di atas menunjukkan suasana permainan estapet yang dijalankan pelatih
selama proses penelitian berlangsung, terlihat denga sangat jelas semua siswa antusias
dalam mengikuti seluruh rangkaian permainan yang telah dibuat dan diprogramkan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Lubai Ulu dengan mengambil subjek
yang diteliti adalah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu yang berjumlah 25 orang.
Data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari tes prestasi atau achievement test,
yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari
sesuatu Arikunto, (2006: 151). Dalam penelitian ini tes power otot lengan sebagai variabel
bebas (X) dengan hasil lempar cakram sebagai variabel (Y) terikat.
Kegiatan penelitian di SMA Negeri 1 Lubai Ulu menghasilkan data tes power otot
lengan yang dapat dari pelaksanaan tes medicine ball put siswa dipaparkan sebagai berikut:
28
3 H-3 1,80 2,00 2,10 2,10
4 H-4 2,10 2,25 2,20 2,25
5 H-5 2,75 2,6 2,65 2,75
6 H-6 2,30 2,45 2,55 2,55
7 H-7 2,15 2,40 2,30 2,40
8 H-8 2,00 2,15 2,35 2,35
9 H-9 2,70 2,85 2,65 2,85
10 H-10 2,25 2,25 2,45 2,45
11 H-11 2,90 2,75 2,80 2,90
12 H-12 2,00 2,15 2,10 2,15
13 H-13 2,05 2,25 2,3 2,3
14 H-14 2,75 2,55 2,60 2,75
15 H-15 2,00 2,20 2,10 2,2
16 H-16 2,50 2,75 2,9 2,9
17 H-17 2,00 2,15 2,25 2,25
18 H-18 2,85 3,05 2,95 3,05
19 H-19 2,65 2,55 2,60 2,65
20 H-20 2,30 2,50 2,45 2,50
21 H-21 2,75 2,85 2,95 2,95
22 H-22 2,30 2,45 2,40 2,45
23 H-23 1,90 2,00 2,15 2,15
24 H-24 2,00 2,10 2,10 2,10
25 H-25 1,95 2,05 2,10 2,10
Sumber : Dokumentasi Penelitian
Perolehan data tes power otot lengan di atas akan direduksi kedalam tabel distribusi
29
Distribusi frekuensi tes power otot lengan akan dipaparkan pada histogram batang
dibawah ini :
25
20
15
10
5
0
2,10 - 2,28 - 2,46 - 2,64 - 2,82 - 3,00 -
2,27 2,45 2,63 2,81 2,99 3,05
1 2 3 4 5 6
FREKUENSI 8 6 2 4 4 1
PRESENTASE 32 24 8 16 16 4
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi di atas, dapat dipaparkan bahwa siswa yang
memperoleh hasil power otot lengandengan interval 2,10 - 2,27sebanyak 8 siswa dengan
tingkat persentase 32%. Interval 2,28 - 2,45sebanyak 6 siswa dengan tingkat persentase
24%. Interval 2,46 - 2,63sebanyak 2 siswa dengan tingkat persentase 8%. Interval 2,64 -
2,81sebanyak 4 siswa dengan tingkat persentase 16%. Interval 2,82 - 2,99sebanyak 4 siswa
dengan tingkat persentase 16%. Interval 3,00 - 3,05 sebanyak 1 siswa dengan tingkat
persentase 4%.
Kegiatan penelitian di SMA Negeri 1 Lubai Ulu menghasilkan data tes lempar
cakram yang di dapat dari pelaksanaan hasil lempar cakram siswa dipaparkan sebagai
berikut :
30
TABEL 4.3 DATA HASIL LEMPAR CAKRAM
SMA NEGERI 1 LUBAI ULU
PERCOBAAN (Meter)
NO SAMPEL INISIAL HASIL
1 2 3
1 H-1 6,30 7,50 9,00 9,00
2 H-2 9,6 11,2 10,4 11,2
3 H-3 7,05 8,10 8,10 8,10
4 H-4 DISK 7,00 9,70 9,70
5 H-5 9,00 11,5 11,0 11,5
6 H-6 10,5 9,50 9,00 10,5
7 H-7 8,00 DISK 10,2 10,2
8 H-8 10,00 10,00 9,50 10,0
9 H-9 11,0 10,0 11,5 11,5
10 H-10 8,00 10,0 7,00 10,0
11 H-11 12,4 10,5 DISK 12,4
12 H-12 8,00 7,00 8,50 8,50
13 H-13 9,00 7,50 9,50 9,50
14 H-14 10,0 11,0 10,5 11,0
15 H-15 8,50 7,00 8,00 8,50
16 H-16 DISK 11,5 13,7 13,7
17 H-17 8,00 9,50 9,00 9,50
18 H-18 11,5 DISK 14,0 14,0
19 H-19 10,5 10,0 9,00 10,5
20 H-20 8,00 9,50 10,5 10,5
21 H-21 11,0 12,5 13,0 13,0
22 H-22 9,00 10,5 10,0 10,5
23 H-23 8,00 7,50 7,00 8,00
24 H-24 9,00 8,50 9,50 9,50
25 H-25 7,00 8,00 8,00 8,00
Sumber : Dokumentasi Penelitian
Perolehan data tes lempar cakram di atas akan direduksi kedalam tabel distribusi
2.Banyak Kelas =1 + 3,3 Log n=1 + 3,3 Log25 = 1 + 3,3 (1,39) =5,58 jadi (6)
Re n tan g 6
3.Panjang Interval kelas= = =1,05
banyak kelas 5,58
31
Data hasil tes lempar cakram disusun ke dalam tabel distribusi frekuensi diperoleh
sebagai berikut:
Distribusi frekuensi tes lempar cakram akan dipaparkan pada tabel histogram
Lempar Cakram
30
25
Presentase
20
15
10
5
0
8.10 - 9.15 9.16 - 10.22 - 11.27 - 12.33 - 13.39 - 14
10.21 11.26 12.32 13.38
1 2 3 4 5 6
Interval
memperoleh hasil interval 8,10–9,15 sebanyak 7 orang dengan tingkat persentase sebesar
28%. Siswa yang memperoleh nilai dengan interval 9,16 - 10,21 sebanyak 6 orang dengan
tingkat persentase 24%. Siswa yang memperoleh nilai dengan interval 10,22 - 11,26
32
sebanyak 6 orang dengan tingkat persentase 24%. Siswa yang memperoleh nilai dengan
interval 11,27 - 12,32 sebanyak 2 orang dengan tingkat persentase 8%. Interval 12,33 -
13,38 sebanyak 1 orang dengan tingkat persentase 4%. interval 13,39 – 14 sebanyak 3
Pelaksanaan uji normalitas dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah data yang diolah dengan menggunakan statistik liliefors. Dalam pengujian hipotesis
untuk normalitas data dipakai taraf signifikan 0,05 yang berbunyi: Ha diterima berarti data
populasi berdistribusi normal. Ha ditolak berarti data populasi tidak berdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan terhadap hipotesis normalitas adalah Ha diterima jika Lo> L
tabeldan Ha ditolak jika Lo< L tabel. Untuk lebih jelasnya hasil uji normalitas dapat dilihat
Berdasarkan tabel di atas, hasil pengolahan data yang dilakukan dengan uji
normalitas data, maka sig > alpha 0,05 dengan demikian data dalam penelitian ini adalah
normal, dimana dari kedua data diperoleh Lo> Ltabel pada taraf nyata α=0,05 dengan
Dari uji normalitas data di atas dapat disimpulkan bahwa dari kedua data dalam penelitian
ini setelah dilakukan pengujian ternyata berdistribusi normal dan dapat dilanjutkan kepada
analisis berikutnya.
33
4.1.4 Uji Analisis dan Hipotesis Data
Selanjutnya adalah dilakukan uji analisis data statistik untuk mengetahui hubungan
power otot lengan terhadap hasil lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai
Ulu.
Berikut nilai-nilai yang diperoleh dari hasil reduksi tabel persamaan regresi :
34
∑ X = 63,15 ∑ X 2 = 163,548 ∑ X. Y = 661,725
∑ Y = 256,5 ∑ Y 2 = 2694,75
Sebelum menentukan uji signifikasi korelasi Y atas X, maka terlebih dahulu harus
dihitung harga-harga yang menentukan kualitas koefisien korelasi. Dari harga di atas dapat
dihitung :
(∑ 𝑋)2 63,152
∑ 𝑋2 = ∑ 𝑋2 − = 163,548 − = 4,031
𝑛 25
(∑ 𝑦)2 256,52
∑ 𝑌2 = ∑ 𝑦 2 − = 2694,75 − = 63,06
𝑛 25
∑ 𝑥𝑦 13,806 13,806
𝑟𝑥𝑦 = = = = 0,865
√(∑ 𝑋 2 )(∑ 𝑌 2 ) √254,194 15,943
Hasil Rxy = 0,865 memberikan makna jika ditinjau dari tabel pedoman Interprestasi
Koefisien Korelasi, berada pada interval 0,800 – 1,000 dengan tingkat hubungan sangat kuat.
Dapat di simpulkan bahwa ada hubungan power otot lengan terhadap hasil lempar cakram
pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu dengan tingkat hubungan sangat kuat.
terhadap variabel Y dapat di hitung sebagai berikut r2 x 100% = (0.865)2 x 100% =74,82%.
Dengan demikian dapat di simpulkan besarnya hubungan power otot lengan terhadap hasil
lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu adalah 74,82%.
terhadap hasil lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu dapat lihat
Uji hipotesis di atas menunjukkan hasil t hitung 8,25 sedangkan ttabel t (5%)
diperoleh harga 1,710 sehingga t hitung lebih besar di bandingkan dengan ttabel yaitu 8,25 >
1,71. Dengan demikian tolak Hipotesis Nol (Ho) dan terima Hipotesis Alternatif (Ha).
Penelitian ini dinyatakan bahwa ada hubungan power otot lengan terhadap hasil lempar
4.2 Pembahasan
Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini dapat kemukakan bahwa siswa belum
memperoleh hasil lempar cakram yang maksimal, berkaitan dengan hal tersebut
terindentifikasi bahwa lempar cakram siswa sangat berkaitan erat dengan power otot lengan
yang dimiliki oleh siswa, sehingga peneliti berasumsi bahwa ada hubungan power otot lengan
dengan hasil lempar cakram. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan power otot lengan dengan hasil lempar cakram siswa. Untuk mengetahui adakah
hubungan kedua variabel, maka dilakukan uji analisis data menggunakan rumus product
Penelitian ini memberikan hasil rxy = 0,865 memberikan makna jika ditinjau dari tabel
pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi, berada pada interval 0,800 – 1,000 dengan tingkat
hubungan kuat. Dapat di simpulkan bahwa ada hubungan power otot lengan terhadap hasil
lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu. Sedangkan besarnya
hubungan atau kontribusi penerapan (KP) variabel X terhadap 74,82%. Uji signifikasi
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan power otot lengan terhadap hasil
lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu t hitung lebih besar dari ttabel
36
Power otot lengan merupakan komponen gerak yang sangat penting dalam
menunjang aktivitas fisik yang bersifat eksplosif seperti gerakan lempar, karena power otot
lengan merupakan salah satu komponen fisik yang sangat dominan peranannya dalam
setiap gerakan-gerakan eksplosif tubuh. Power otot lengan merupakan komponen kondisi
Power merupakan dasar dari kondisi fisik yang berperan dalam pencapaian suatu
prestasi. Hampir semua cabang olahraga membutuhkan power dalam memperoleh hasil
yang lebih baik. Power otot sangat dibutuhkan guna meningkatkan fisik secara
keseluruhan, karena power merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik, memegang
peranan penting dalam melindungi atlet/orang dari kemungkinan cidera dan dengan power
atlet/orang dapat berlari lebih cepat. Hal ini diperkuat oleh pendapat Juita (2013: 26) Daya
ledak atau power merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang diperlukan hampir
Menurut Bompa dalam Sukirno (2012: 159) menyatakan bahwa, power atau daya
ledak sangat berkaitan dengan eksplosive power yaitu perpaduan antara kecepatan
maksimum dan kekuatan berfungsi untuk memindahkan benda yang berkaitan dengan
jarak dan waktu. Yaitu kemampuan otot untuk bekerja secara tiba-tiba dan kuat (explosif).
Sedangkan Widiastuti (2009: 76) berpendapat bahwa daya ledak atau power adalah
kemempuan otot atau sekelompok otot untutk melakukan satu kali kontraksi secara
seluruh kelompok otot lengan. Mulai dari lengan atas dan lengan bawah semua bergerak
Sukadiyanto (2011: 32) lecutan pada otot adalah penanda bahwa otot memiliki power.
Berdasarkan pendapat di atas, power pada otot ditandai dengan adanya lecutan. Lecutan
yang dimaksud adalah gerakan yang eksplosif terjadi dengan keras dan tiba-tiba saat otot
37
berkontraksi. Kualitas lecutan biasanya dapat dilihat dengan hasil akhir kontraksi yang
Dalam lempar cakram lecutan dibutuhkan untuk melontarkan cakram. Jika lecutan
berjalan dengan cepat, maka sudah tentu lembing akan terlontar dengan sangat jauh, hal
tersebut senada dengan pendapat Sukirno (2012: 42) mengatakan bahwa cakram yang
terlontar dengan sangat jauh biasanya efek dari pada latihan power yang baik.
Beragam pendapat di atas, sudah memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa
lempar lembing sangat berkaitan dengan power otot lengan. Jika power yang dimiliki oleh
sekolompok otot lengan seseorang masih belum maksimal, maka sudah tentu hasil lembing
pun kurang begitu maksimal. Tetapi sebaliknya jika sekelompok otot lengan memiliki
power yang maksimal serta didukung oleh teknik yang baik, maka sudah tentu akan
38
BAB V
5.1 Simpulan
Berdasarkan uraian hasil deskripsi data, analisis data dan pembahasan pada bab IV,
hasil uji hipotesis didapat thitung 8,25 sedangkan diperoleh harga ttabel 1,710, ternyata thitung
lebih besar di bandingkan dengan ttabel ( 8,25 > 1,71). Dengan demikian tolak hipotesis Nol
(Ho) dan terima Hipotesis Alternatif (Ha). Penelitian ini dinyatakan bahwa ada hubungan
power otot lengan terhadap hasil lempar cakram pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai
Ulu.
5.2 Saran
Berdasarkan pada hasil akhir dari penelitian ini maka dapat diberikan saransebagai
berikut :
1. Bagi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lubai Ulu penelitian ini dapat dijadikan bahan
evaluasi mengenai hasil power otot lengan terhadap hasil lempar cakram.
2. Bagi pelatih ataupun guru pendidikan jasmaniuntuk meningkatkan power otot lengan
3. Untuk peneliti yang berminat dapat meneliti ulang dan hasil penelitian bisadigunakan
sebagai pembanding.
39
DAFTAR PUSTAKA
Hadziq, Khairul. 2013. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Bandung: Yrama
Widya
Imtikhani, Dwi. 2010. Penguasaan Teknik Dasar Lempar Cakram Dalam Pembelajaran
Penjasorkes Melalui Penggunaan Modifikasi Alat. Universitas Negeri Surakarta:
Surakarta.
Kurniawan, Feri. 2011. Buku Pintar Olahraga (MENS SANA IN CORPORE SANO)
Jakarta: Laskar Aksara
Sahputra, Ridwa. 2010. Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram Dengan
Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik. Universitas Islam Riau. Riau.
Sidik, Zafar. 2013. Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suharjo, Kukuh. 2012. Upaya Meningkatkan Efektivitas Belajar Lempar Cakram Dengan
Menggunakan Media Modifikasi Piring Plastik. FIK. Uiversitas Negeri Semarang:
Semarang.
Widiastuti. 2011. Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta Timur: PT Bumi Timur Jaya
40
Lampiran 1
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Penjaskes
SMA Negeri 1 Lubai Ulu
41
Lampiran 2
PERCOBAAN (Meter)
NO SAMPEL INISIAL HASIL
1 2 3
1 H-1 6,30 7,50 9,00 9,00
2 H-2 9,6 11,2 10,4 11,2
3 H-3 7,05 8,10 8,10 8,10
4 H-4 DISK 7,00 9,70 9,70
5 H-5 9,00 11,5 11,0 11,5
6 H-6 10,5 9,50 9,00 10,5
7 H-7 8,00 DISK 10,2 10,2
8 H-8 10,00 10,00 9,50 10,0
9 H-9 11,0 10,0 11,5 11,5
10 H-10 8,00 10,0 7,00 10,0
11 H-11 12,4 10,5 DISK 12,4
12 H-12 8,00 7,00 8,50 8,50
13 H-13 9,00 7,50 9,50 9,50
14 H-14 10,0 11,0 10,5 11,0
15 H-15 8,50 7,00 8,00 8,50
16 H-16 DISK 11,5 13,7 13,7
17 H-17 8,00 9,50 9,00 9,50
18 H-18 11,5 DISK 14,0 14,0
19 H-19 10,5 10,0 9,00 10,5
20 H-20 8,00 9,50 10,5 10,5
21 H-21 11,0 12,5 13,0 13,0
22 H-22 9,00 10,5 10,0 10,5
23 H-23 8,00 7,50 7,00 8,00
24 H-24 9,00 8,50 9,50 9,50
25 H-25 7,00 8,00 8,00 8,00
Sumber : Dokumentasi Lapangan
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Penjaskes
SMA Negeri 1 Lubai Ulu
42
Lampiran 3
43
Lampiran 4
44
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENELITI
Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan pada tanggal 17 Januari 1993. Penulis
adalah Putra pertama dari 2 bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak Hardidi dan Ibu
Sutiarti.
Lubai, tamat pada tahun 2008. Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat Sekolah
Negeri 2 Lubai, tamat pada tahun 2011. Pada tahun 2011 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa
OLAHRGA.
(PGRI) Palembang dan tercatat sebagai Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) pada tahun 2011 dengan melalui tes Penerimaan Mahasiswa Baru sampai sekarang ini
45