Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 1 Nomor 2, Desember 2016

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) ISSN 2541-0393 (Media Online)


Vol. 1, No. 2, Desember 2016 2541-0385 (Media Cetak )

PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA


MODIFIKASI PIRING PLASTIK

Masturi
SD Negeri Rajawetan 02 Tonjong Brebes Jawa Tengah

*Diterima Oktober 2016, disetujui November 2016, dipublikasikan Desember 2016


Abstrak
Pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang penting bagi siswa Sekolah Dasar. Salah satu
materi yang terdapat dalam mata pelajaran tersebut adalah lempar cakram yang merupakan bagian
dari cabang olahraga atletik. Lempar cakram bukanlah sebuah meteri yang mudah bagi siswa.
Banyak siswa mengalami kesulitan dalam melakukan teknik lempar cakram dengan tepat. Maka
dari itu peneliti memiliki inisiatif untuk menggunakan media piring plastik untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan lempar cakram. Penelitian ini dilakukan pada siswa Kelas VI,
tujuan penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam melakukan lempar
cakram melalui media piring plastik. Berdasarkan hasil analisis dapat diperoleh bahwa sebelum
menggunakan media piring plastik hanya 6 siswa yang tuntas KKM, tetapi setelah diadakan
metode mainan untuk kebugaran sebelum olah raga sudah menunjukkan tingkat kebaikan
sebanyak 33 siswa dari jumlah siswa sebanyak 35 siswa. Dari kegiatan yang dilakukan terjadi
peningkatan jumlah ketuntasan siswa. Dari ketuntasan yang awalnya hanya 17,1%, kemudian pada
siklus I meningkat menjadi 34,3%, pada siklus II kembali mengalami kenaikan menjadi 65,1% dan
pada siklus ketiga mengalami kenaikan menjadi 93,4%.

© 2016 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter

Kata Kunci: Lempar cakram; Piring plastik

PENDAHULUAN

Atletik merupakan Induk dari semua cabang olahraga yang terdiri dari gerakan- gerakan dasar
yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat, dan lempar. Bila dilihat dari arti atau istilah
”atletik” berasal dari bahasa Yunani Athlon atau Athlum yang berarti ”lomba atau perlombaan/
pertandingan”. Amerika dan sebagian di Eropa dan Asia sering memakai istilah/kata atletik dengan
Track and Field dan negara Jerman memakai kata Leicht Athletik dan negara Belanda memakai
istilah/kata Athletiek. Atletik juga merupakan sarana untuk pendidikan jasmani dalam upaya
meningkatkan kemampuan biomotorik, misalnya kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelenturan,
koordinasi, dan sebagainya. Selain itu juga sebagai sarana untuk penelitian bagi para ilmuwan, (Eddy
Purnomo, 2011: 1)
Kemampuan sering dianggap sebagai suatu hal yang mendasari terbentuknya keterampilan dari
seseorang. Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
Menurut Tisnowati dan Moekarto (2005: 1.24) kemampuan kematangan berkaitan dengan
perkembangan dari psikologis, sesuai dengan urutan bertambahnya umur seseorang. Dengan
bertambahnya umur pasti diikuti dengan semakin sempurnanya fungsi organ-organ tubuh. Menurut

PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA


MODIFIKASI PIRING PLASTIK 1
Masturi
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 1 Nomor 2, Desember 2016

Schmidt (1991) yang dikutip oleh Amung Ma’mun dan Yudha M. Saputra (l999/2000: 76)
kemampuan diartikan sebagai ciri individu yang diwariskan dan relatif abadi yang mendasari serta
mendukung terbentuknya keterampilan. Sedangkan menurut Edwin Fleishman yang dikutip oleh
Yanuar Kiram (1992: 11) kemampuan (ability) merupakan suatu kapasitas umum yang berkaitan
dengan prestasi berbagai macam keterampilan. Jadi kemampuan merupakan unsur terpenting dalam
terbentuknya prestasi dan keterampilan.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1999: 197), kemampuan diartikan
sebagai suatu kecakapan, atau kepandaian menyelesaikan sesuatu berdasarkan tujuan. Kemampuan
dapat juga diartikan sebagai kesanggupan untuk bertindak bijaksana dalam menghadapi segala
sesuatu. Jadi dapat diambil kesimpulan, kemampuan adalah kesanggupan yang dimiliki oleh individu
untuk mengatasi segala tantangan dengan tujuan membentuk keterampilan dan prestasi. Berdasarkan
catatan sejarah bahwa lempar cakram adalah salah satu nomor atletik, hal ini dapat kita ketahui dari
buku karangan Homerus yang berjudul “Odyssy” pada zaman purba. Dalam buku Odyssy tersebut
menceritakan bahwa gerak gerakan dasar dari atletik adalah jalan, lari, lompat dan lempar yang telah
dikenal oleh bangsa primitif pada zaman prasejarah. Bahkan dapat dikatakan sejak adanya manusia,
gerak-gerakan itu dikenal. Mereka melakukan gerakan jalan, lari, lompat dan lempar semata-mata
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Di dalam usaha ini mereka sangat tergantung dari
efisiensi jasmaninya. Mereka yang kurang terampil, kurang tahan berjalan, kurang cepat lari, kurang
tangkas melompat atau melempar akan mati karena kelaparan atau menjadi mangsa binatang buas
bahkan mungkin menjadi korban bencana alam.
Jadi sejak zaman prasejarah, manusia telah menyadari akan manfaat ketahanan berjalan jauh,
kecepatan lari, ketangkasan melompat dan melempar. Sehingga ada sementara orang yang
menganggap atletik adalah cabang olahraga yang tertua. Bangsa Belanda menyebutnya “Atletik is a
moerder der sporten” yang artinya atletik adalah induk dari semua cabang olahraga. Meskipun gerakan
dasar atletik ini telah dikenal sejak adanya manusia, tetapi perlombaan atletik termasuk lempar
cakram yang pernah dilakukan dalam catatan sejarah baru terjadi pada zaman purba sekitar 1000
tahun sebelum masehi. Hal ini dapat diketahui dari buku pujangga Yunani yang ditulis oleh Homeros.
Dalam buku ini juga Homeros menceritakan petualangan Odysseus. Bahwa pada suatu ketika
Odysseus terdampar di sebuah kepulauan yang kemudian ternyata bernama Phaeacia, rajanya
bernama Alcinaus. Setelah Odysseus dibawa menghadap baginda maka diadakan penyambutan yang
meriah. Dalam acara itu diadakan serangkaian perlombaan pemuda-pemuda Phaeacia yang
mempertujukan kemahirannya dalam lomba lari cepat, gulat, lompat, tinju, dan lempar cakram.
Setelah rangkaian ini selesai, raja Aleinaus minta agar Odysseus memberikan demonstrasi lempar
cakram. Semula Odysseus menolaknya dengan halus, tetapi baginda mendesaknya dengan alasan
agar pemuda Phaeacia dapat menyaksikan bagaimana cara melempar cakram yang sempurna, maka
permintaan raja terpaksa dipenuhi. Tanpa melepaskan pakaian perangnya yang terbuat dari logam
itu, Odysseus bangkit minta izin kepada baginda, kemudian masuk gelanggang mengambil cakram
yang terberat dan dengan gaya termanis melempar cakram itu,cakram meluncur dan jatuh jauh dari
jarak yang dicapai atlit-atlit dari Phaeacia (Sunaryo Basuki, 1979 : 24). Dari kutipan buku ini yakin
bahwa bangsa Yunani purba telah mengenal atletik, di sini terlihat adanya nomor lari, lompat, dan
lempar cakram yang merupakan nomor atletik yang kita kenal sampai sekarang ini.
Berbicara masalah lempar cakram di Indonesia, kita tidak bisa pisahkan dengan sejarah atletik.
Karena lempar cakram adalah nomor atau bagian dari atletik. Jadi di Indonesia atletik termasuk
lempar cakram dikenal lewat bangsa Belanda yang setengah abad lamanya menjajah Negeri
Indonesia. Namun demikian atletik termasuk lempar cakram ini tidak dikenal secara luas. Kemudian
pada zaman pendudukan Jepang mulai awal tahun 1942-1945 kegiatan olahraga mengalami
perkembangan. Hal ini dapat dilihat di pagi hari semua pelajar dan pegawai diwajibkan melakukan
senam. Selain itu diberikan pelajaran bela diri dan atletik termasuk lempar cakram. Tetapi semua

PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA


2 MODIFIKASI PIRING PLASTIK
Masturi
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 1 Nomor 2, Desember 2016

aktivitas jasmani yang dilakukan oleh seluruh bangsa Indonesia itu hanya untuk kepentingan orang-
orang Jepang sendiri, dalam usaha memenangkan perang (Drs. Aip Syrifuddin, 1998 : 3). Kemudian
setelah Indonesia merdeka perkembangan olahraga termasuk lempar cakram semakin meluas bahkan
setiap orang diberikan kesempatan untuk melakukan latihan-latihan atletik termasuk lempar cakram
(Drs. Sunaryo Basuki, 1979 : 37).

METODE PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas VI. Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan peneliti pada bulan
Juli s/d Nopember 2015 karena berdasarkan pertimbangan di dalam kalender akademik adalah waktu
pembelajaran efektif yang paling tepat sebelum siswa kelas VI melaksanakan Ulangan Akhir Semester
ganjil pada bulan Desember 2015.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes dan non tes.
Metode tes dilaksanakan dengan demonstrasi. Sedangkan teknik non tes dilakukan dengan
pengamatan/ observasi kegiatan belajar siswa dengan memanfaatkan media piring plastik. a) Metode
tes : Tes adalah seperangkat pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh kelompok/individu. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah demonstrasi pelaksanaan lempar cakram yang dilaksanakan
oleh siswa. Tes didasarkan pada kemampuan siswa dalam melakukan lempar cakram. b) Metode
pengamatan adalah : pengamatan mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,
perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan dan sebagainya. Pengamatan memungkinkan pengamat
untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian, hidup pada saat itu, menangkap arti
fenomena dari segi pengertian subyek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan
panutan para subyek pada keadaan itu. Pengamatan memungkinkan peneliti merasa apa yang
dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data.
Metode observasi ini peneliti gunakan untuk mengobservasi lempar cakram. Segala kegiatan
yang dilakukan siswa akan diobservasi untuk dicari segala kesulitan yang dialami siswa sehingga
dapat diperbaiki pada kegiatan-kegiatan berikutnya. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data dengan metode tes dan metode observasi sehingga alat yang digunakan dalam pengumpulan data
adalah hasil praktik gerakan Sumber data yang dipakai sebagai bahan analisis dalam penelitian adalah
semua pendapat, komentar, aktivitas yang berhubungan dengan upaya peneliti untuk meningkatkan
keterampilan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran dan meningkatkan prestasi peserta didik
dalam mempraktikan gerak dasar lempar cakram dengan menggunakan media piring plastik bagi
peserta didik kelas VI semester I SD Negeri Rajawetan 02 Tahun Pelajaran 2015/2016. Sedangkan
data yang digunakan sebagai bahan dasar analisis dalam penelitian ini terdiri dari dua macam sumber
data yaitu: a) Data Primer merupakan hasil pengamatan secara langsung terhadap pelaksanaan
pembelajaran penjaskes. Data primer penelitian ini berupa tes, observasi dan wawancara yang
diperoleh dari narasumber yaitu peserta didik kelas VI dan pendidik penjasorkes yang berperan
sebagai kolaborator dengan berpedoman pada format penilaian, lembar observasi dan pedoman
wawancara. b) Data Sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan dan disusun oleh pihak-pihak
di luar peneliti. Data sekunder dalam penelitian ini adalah profil sekolah dan daftar nama peserta
didik kelas VI. Validitas data yang mencerminkan hasil belajar / prestasi belajar siswa dianalisis dari
perolehan nilai pra siklus, siklus I, siklus II siklus III. Perolehan siklus tersebut kemudian
dibandingkan untuk menentukan seberapa jauh peningkatan prestasi siswa pada mata pelajaran
penjaskes pada materi lempar cakram dengan media piring plastik.
Data yang dianalisis adalah data hasil observasi. Data ini dianalisis secara kualitatif melalui
Triangulasi data yaitu dari siswa, Kepala Sekolah dan guru lain sebagai teman sejawat. Triangulasi
yang dipergunakan adalah triangulasi data dan triangulasi sumber. Di sini yang ditekankan adalah
PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA
MODIFIKASI PIRING PLASTIK 3
Masturi
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 1 Nomor 2, Desember 2016

penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan
mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif komparatif. Dalam teknik ini peneliti
membandingkan peningkatan yang dialami setiap siklus. Miles dan Huberman dalam Sutopo
(2002:91) menjelaskan bahwa dalam proses analisis data kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang
saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi.
Penyajian Data
Sebagai komponen analisis kedua, sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi,
deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan, sajian ini
merupakan rakitan kalimat yang disusun secra logis dan sistematis, sehingga bila dibaca akan bisa
mudah dipahami berbagai hal yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada
analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannya tersebut. Penyajian data tersebut
diupayakan sistematis mungkin agar mudah dipahami interaksi antar bagian dalam konteks yang utuh
dan tidak terlepas satu sama lain. Denan bentuk yang padu akan lebih memungkinkan bagi peneliti
untuk menarik kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pra Siklus
Dalam proses pembelajaran prasiklus diperoleh hasil nilai yang masih rendah dari 35 siswa
hanya 6 siswa ( 17,1% ) yang tuntas dan 29 siswa ( 82,9% ) yang belum tuntas. Hal ini kemungkinan
adanya faktor-faktor yang kurang mendukung dalam pembelajaran Penjaskes, antara lain:
Karakteristik Penjaskes merupakan suatu pelajaran yang mengutamakan pratik lapangan secara
langsung, kesiapan dan penugasan materi dari pihak guru, kondisi siswa sebagai peserta didik,
pemilihan metode yang kurang tepat dari guru, guru tidak melakukan tindakan perbaikan hasil
ulangan maupun praktek pada siswa yang belum tuntas, pendekatan, sarana dan prasarana yang
tersedia kurang memadai selain itu situasi lingkungan saat belajar Penjaskes juga kurang mendukung.
Berikut adalah hasil data prasiklus siswa

Tabel 1. Rekapitulasi nilai prasiklus

NO INTERVAL NILAI KATEGORI Pra siklus PROSENTASE

1 ≤ 70,00 KURANG 31 88,6%


2 70,01 – 80,00 SEDANG 4 11,4%
3 80,01 - 90,00 BAIK 0 0%
4 90,01 - 100 BAIK SEKALI 0 0%
JUMLAH 35 100%

PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA


4 MODIFIKASI PIRING PLASTIK
Masturi
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 1 Nomor 2, Desember 2016

35 31

frekuensi jumlah siswa 30


25
20
15
10 4
5 0 0
0
≤ 70,00 70,01 – 80,00 80,01 - 90,00 90,01 - 100
interval nilai

Grafik 1. Grafik Nilai Prasiklus

Siklus I
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes akhir pelaksanaan perbaikan
pembelajaran prasiklus dari 35 siswa dengan nilai rata-rata 63,7 terdiri dari : siswa yang tuntas hanya
6 siswa dan siswa yang belum tuntas 29 siswa. Pada siklus I dari 35 siswa dengan nilai rata – rata
67,4 siswa yang tuntas 12 siswa dan siswa yang belum tuntas 23 siswa.

Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian siklus I

NO INTERVAL NILAI KATEGORI SIKLUS 1 PROSENTASE

1 ≤ 70,00 KURANG 29 82,9%


2 70,01 – 80,00 SEDANG 6 17,1%
3 80,01 - 90,00 BAIK 0 0%
4 90,01 - 100 BAIK SEKALI 0 0%
JUMLAH 35 100%

29
frekuensi jumlah siswa

30
25
20
15
10 6
5 0 0
0
≤ 70,00 70,01 – 80,01 - 90,01 - 100
80,00 90,00
interval nilai

Grafik 2. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian siklus I

PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA


MODIFIKASI PIRING PLASTIK 5
Masturi
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 1 Nomor 2, Desember 2016

Siklus II
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes di akhir pembelajaran dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II. Hasil evaluasi pada siklus I nilai yang diperoleh rata-
rata 63,7 terdiri dari siswa yang tuntas 12 siswa dan siswa yang belum tuntas 23 siswa. Pada siklus II
nilai yang diperoleh rata-rata 72,7 terdiri dari siswa yang tuntas 23 siswa dan yang belum tuntas 12
siswa .

Tabel 3. Nilai Ulangan Harian Siklus II

NO INTERVAL NILAI KATEGORI SIKLUS 2 PROSENTASE

1 ≤ 70,00 KURANG 20 57,1%


2 70,01 – 80,00 SEDANG 9 25,7%
3 80,01 - 90,00 BAIK 6 17,2%
4 90,01 - 100 BAIK SEKALI 0 0%
JUMLAH 35 100%

20
18
frekuensi jumlah siswa

16
14
12
10
8
6
4
20 9 6
2
0
0
≤ 70,00 70,01 – 80,00 80,01 - 90,00 90,01 - 100
interval nilai

Grafik 3. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus II

Siklus III
Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan tes di akhir pembelajaran dalam
pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus III. Hasil evaluasi pada siklus II nilai yang diperoleh rata-
rata 72,7 terdiri dari siswa yang tuntas 23 siswa dan siswa yang belum tuntas 12 siswa. Pada siklus III
nilai yang diperoleh rata-rata 81 terdiri dari siswa yang tuntas 33 siswa dan yang belum tuntas 2 siswa.

PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA


6 MODIFIKASI PIRING PLASTIK
Masturi
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 1 Nomor 2, Desember 2016

Tabel 4. Nilai Ulangan Harian Siklus III

NO INTERVAL NILAI KATEGORI SIKLUS 3 PROSENTASE

1 ≤ 70,00 KURANG 3 8,6%


2 70,01 – 80,00 SEDANG 16 45,7%
3 80,01 - 90,00 BAIK 15 42,8%
4 90,01 - 100 BAIK SEKALI 1 2,9%
JUMLAH 35 100%

16
15
16
14
frekuensi jumlah siswa

12
10
8
6
3
4
1
2
0
≤ 70,00 70,01 – 80,00 80,01 - 90,00 90,01 - 100
interval nilai

Grafik 4. Nilai Ulangan Harian Siklus III

Berdasarkan hasil tes akhir pembelajaran pada Siklus III diketahui bahwa pemahaman siswa
tentang materi gerakan lempar cakram sudah meningkat walaupun masih ada sebagian kecil siswa
yang belum tuntas. Dikarenakan sudah lebih dari 75% dari jumlah siswa yang tuntas KKM 70 maka
dilanjutkan dengan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas.
Pada kondisi awal nilai rata-rata mencapai 63,7, menjadi 67,4 pada siklus I dan pada siklus II
menjadi 72,7 kemudian pada siklus III meningkat signifikan menjadi 81.

PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA


MODIFIKASI PIRING PLASTIK 7
Masturi
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 1 Nomor 2, Desember 2016

90 81
80 72.7
67.4
63.7
nilai rata-rata 70
60
50
40
30
20
10
0
PRA SIKLUS SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
kegiatan KBM

Grafik 5.Nilai Rata-rata pada Pra siklus, siklus I, siklus II, dan siklus III

SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian tindakan kelas ini, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut : Upaya yang dilakukan oleh peneliti dalam meningkatkan prestasi
peserta didik dalam mempraktikkan gerakan rangkaian teknik dasar gerak meroda dan guling depan
bagi peserta didik kelas VI semester I dengan menggunakan media piring plastik telah berhasil
dilaksanakan dengan hasil yang memuaskan. Upaya tersebut berpengaruh pada meningkatnya
prestasi belajar siswa. Tingkat ketuntasan yang diperoleh selalu meningkat tiap siklus. Pada kegiatan
prasiklus diperoleh ketuntasan sebesar 17,1%, pada siklus I sebesar 34,3%, pada siklus II naik lagi
menjadi 65,1%, dan pada siklus III menjadi 94,3%. Upaya tersebut berpengaruh positif terhadap
peningkatan keterampilan pendidik pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam melaksanakan
pembelajaran dan mengelola kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Anonim. 2007. Lempar Cakram. Http://blog.persimpangan.com. Diakses tangal 19 Januari 2012
Depdiknas. 2003. Undang-Undang R.I Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas
________. 2007. Pengembangan Model-model Pembelajaran Senam :Rangkaian Guling Depan, Belakang, Lenting dan
Meroda. Jakarta: Depdiknas.
J. Mata Kupan. 2002. Teori Bermain. Jakarta : Universitas Terbuka
Moleong, Lexy j. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Karya.
Muradi, Ahmad. 2006. Penggunaan Media Piring Plastik dalam Pembelajaran penjaskes. Fikrah Volume 5 No. 1.
http://www.dikmenum.go.id. Diakses tanggal 19 Januari 2012.
Ngalim Purwanto. M. 2003. Ilmu Pendidikan Teori dan Praktik. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Sutopo, H. B. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Winata Putra Udin. 1994. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka

PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA


8 MODIFIKASI PIRING PLASTIK
Masturi

Anda mungkin juga menyukai