Anda di halaman 1dari 5

130 Gea. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018.

MEMBENTUK KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DENGAN


PENDIDIKAN

Masruroh
Pendidikan IPS, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
masruroh.ips@uinjkt.ac.id

ABSTRACT
There are many environmental issues that until now do not have many solutions yet in this
country. The environment has always been a big issue in almost all urban areas. This is still a
lots thing to do by peoples. To foster the character of environmental care which plays a major
role in the welfare and sustainability of people's lives, then awareness must be built for each
individual. One of them is through education. Education is a process of maturity. The lack of
understanding and skills in preserving the environment makes vulnerable communities act to
not pay attention to the preservation of the environment in which they live. Environmental
Education must be provided by all components of society. Environmental education needs to be
taught from an early age to form awareness of caring for the environment.
Keywords: Education, Environment and Awareness

ABSTRAK
Persoalan lingkungan merupakan persoalan yang sampai saat ini belum banyak solusi
di negeri ini. Lingkungan yang selalu menjadi isu besar di hampir seluruh wilayah
perkotaan. Ini masih menjadi pekerjaan besar bagi semua masyarakat. Untuk
menumbuhkan karakter peduli lingkungan yang berperan besar bagi kesejahteraan
dan kesinambungan hidup masyarakat, maka harus dibangun kesadaran bagi setiap
individu. Salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan merupakan sarana
pendewasaan diri. Rendahnya pemahaman dan keterampilan menjaga kelestarian
lingkungan hidup, menjadikan masyarakat rentan bertindak untuk tidak
memperhatikan kelestarian lingkungan tempat tinggal. Pendidikan Lingkungan wajib
diberikan oleh seluruh komponen masyarakat. Pendidikan lingkungan perlu diajarkan
dari dini agar membentuk kesadaran peduli pada lingkungan.
Kata Kunci: Pendidikan, Lingkungan dan Kesadaran

PENDAHULUAN pemukiman kumuh, sanitasi dan


Laju pertumbuhan ekonomi di sampah. Hal ini diakibatkan oleh pola
kota dimungkinkan menjadi daya tarik hidup masyarakat kota yang cenderung
luar biasa bagi penduduk untuk hijrah ke tidak memperhatikan dampak terhadap
kota (urbanisasi). Akibatnya jumlah lingkungan yang kemudian akan
penduduk semakin membengkak, mengancam kesehatan masyarakat serta
konsumsi masyarakat perkotaan keberlanjutan lingkungan itu sendiri
melonjak, yang pada akhirnya akan (Dalam Anita, 2014).
mengakibatkan sejumlah masalah Indonesia sebagai negara
lingkungan salah satunya yaitu jumlah berkembang tidak luput dengan adanya
sampah yang meningkat (Kompas, 13 permasalahan perkotaan. Sampai saat ini
Agustus 2003). kondisi kota akan menjadi masalah akibat
Permasalahan yang terjadi di kota- adanya degradasi lingkungan, jika pola
kota besar adalah terbentuknya
Masruroh. Membentuk Karakter Peduli Lingkungan dengan Pendidikan 131

hidup masyarakat tetap apatis terhadap penelitian ini yaitu data yang diperoleh
permasalahan lingkungan disekitarnya. langsung dari lapangan. Sedangkan data
Rendahnya karakter peduli sekunder yaitu data tidak langsung yang
lingkungan yang dimilki oleh didapat melalui orang lain atau
masyarakat. Masyarakat jika tidak bisa berbentuk dokumen.
menjaga lingkungan maka alam yang
akan memberi pelajaran terhadap PERMASALAHAN LINGKUNGAN DI
manusia di dalamnya dengan berbagai INDONESIA
macam bencana alam (kompasiana.com, Kerusakan Hutan
Januari 2014). Kerusakan hutan juga disebabkan
Masalah utama lingkungan adalah oleh kebakaran hutan. Kebakaran hutan
masalah kerusakan hutan. Sebagai contoh ini dari tahun ke tahun bertambah luas.
di Kabupaten Lebong yang mempunyai Pada tahun 1997 luas kebakaran hutan
hutan seluas 134.834,72 ha yang terdiri seluas 2.091 ha dengan 31 titik api. Pada
dari 20.777,40 ha hutan lindung dan tahun 2006 sebagai akibat kemarau yang
114.057,72 ha berupa hutan konservasi, panjang kebakaran hutan semakin luas
sebanyak 7.895,41 ha hutan lindung dan yang mengakibatkan tebalnya asap di
2.970,37 ha cagar alam telah mengalami udara yang dapat menimbulkan berbagai
kerusakan (Anggatravis, 2010). masalah. Upaya untuk memulihkan
Masalah lingkungan yang lain hutan yang rusak adalah sebagai berikut:
yaitu sampah yang merupakan limbah 1) Dalam jangka pendek adalah
akhir dari pemakaian manusia. Sampah penegakan hukum. Hal ini dapat
menjadi sumber penyakit apabila tidak mencegah praktek-praktek ilegal
ditangani dengan baik dan benar. logging dan perambahan hutan yang
Dampak dari semua itu akan merugikan semakin luas.
masyarakat yang tinggal dilingkungan 2) Hendaknya kegiatan pembangunan
yang dekat dengan pembuang akhir memperhatikan aspek lingkungan.
sampah. Masalah lingkungan merupakan 3) Upaya penanaman kembali hutan
tanggung jawab bersama yang harus yang telah rusak. Penghijauan telah
ditanggung demi terciptanya lingkungan dilakukan namun belum efektif
yang nyaman dan bersih. Untuk memulihkan kondisi hutan.
mewujudkan itu maka diperlukan sebuah 4) Dalam jangka menengah dapat
wadah melalui pendidikan yang akan dilakukan sosialisasi dan pendidikan
membentuk karakter peduli lingkungan lingkungan pada orang dewasa
bagi masyarakat. Salah satunya dimulai terutama yang tinggal di sekitar
dengan memberikan pendidikan dari hutan lindung dan konservasi.
keluarga, pendidikan formal dan 5) Dalam jangka panjang pendidikan
pendidikan informal (Meerwan lingkungan menjadi salah satu
http://blog.umy.ac.id/directions/?p=24 pelajaran muatan lokal baik di SD,
permasalahan-dan-solusi-pengelolaan- SMP, SLTA maupun di perguruan
lingkungan-hidup/). tinggi.

METODE PENELITIAN Penurunan Keanekaragaman Hayati


Metode yang digunakan dalam Akibat kerusakan hutan,
penelitian ini yaitu kualitatif dengan pembukaan lahan, praktek pengolahan
pendekatan deskriptif. Sumber data lahan yang kurang memperhatikan
dalam penelitian ini yaitu data primer ekologi, pertanian monokultur dll., maka
dan data sekunder. Data primer pada terjadi penurunan keanekaragaman
132 Gea. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018.
hayati di Propinsi Bengkulu. Kegiatan Pengelolaan Sampah
monokultur dapat menyebabkan Menurut Kodoatie (2003: 312)
sebagian flora, fauna dan mikrobia sampah adalah limbah atau buangan
musnah. Contohnya, kantong semar yang yang bersifat padat, setengah padat yang
dahulu sangat banyak dijumpai di merupakan hasil sampingan dari
Bengkulu sekarang menjadi sedikit kegiatan perkotaan atau siklus kehidupan
jumlah dan jenisnya. Upaya untuk manusia, hewan maupun tumbuh -
mencegah punahnya flora dan fauna tumbuhan.
langka tersebut antara lain adalah: Pengolahan sampah plastik adalah
1) Konservasi in-situ: upaya pelestarian perlakuan terhadap sampah plastik yang
flora dan fauna langka beserta bertujuan memperkecil atau
ekosistemnya di kawasan konservasi. menghilangkan masalah - masalah yang
Luas hutan konservasi di Bengkulu berkaitan dengan lingkungan (Sunaryo:
adalah 426.203,23 ha. 1995).
2) Konservasi ex-situ: Raflesia alnordi Menurut Daniel (2009) terdapat
dengan menggunakan kultur tiga jenis sampah, di antaranya:
jaringan, tapi belum berhasil. 1. Sampah organik: sampah yang terdiri
3) Program penangkaran satwa langka. dari bahan-bahan yang bisa terurai
4) Penyuluhan tentang penangkaran secara alamiah/biologis, seperti sisa
satwa secara intensif. makanan dan guguran daun. Sampah
5) Memberikan pendidikan kepada jenis ini juga biasa disebut sampah
masyarakat tentang keanekaragaman basah.
hayati dan manfaatnya bagi 2. Sampah anorganik: sampah yang
masyarakat. terdiri dari bahan-bahan yang sulit
6) Peningkatan kemampuan sumber terurai secara biologis. Proses
daya manusia. penghancurannya membutuhkan
7) Memasukkan keanekaragaman penanganan lebih lanjut di tempat
hayati ke dalam kurikulum SD, SMP, khusus, misalnya plastik, kaleng
SMU serta perguruan tinggi. dan styrofoam. Sampah jenis ini juga
biasa disebut sampah kering.
Kualitas Air 3. Sampah bahan berbahaya dan
Pengolahan air di PDAM saat ini beracun (B3): limbah dari bahan-
memerlukan cukup banyak tawas yang bahan berbahaya dan beracun seperti
berfungsi sebagai pengikat partikel limbah rumah sakit, limbah pabrik
lumpur. Air yang digunakan oleh PDAM dan lain-lain.
juga terindikasi tercemar batubara. Air Kesadaran masyarakat untuk
sumur di daerah peternakan ayam membuang sampah pada tempat-tempat
mengandung banyak Ecoli yang sangat tertentu masih rendah, apalagi untuk
tinggi. Praktek pemotongan liar juga mengolahnya. Di setiap rumah tangga
masih marak dilakukan oleh masyarakat, menghasilkan limbah kira-kira sebanyak
sehingga dapat menurunkan kualitas air. 0,8 kg/hari atau 288 kg per tahun.
Kerusakan hutan juga dapat menurunkan
mutu air sebagai akibat peningkatan zat PENDIDIKAN LINGKUNGAN
padat terlarut dan zat padat tersuspensi Besarnya penduduk dan
serta kekeruhan. Kerusakan hutan juga keragaman aktivitas di kota-kota
disinyalir sebagai salah satu sebab metropolitan di Indonesia seperti Jakarta,
turunnya volume air di danau Dendam. mengakibatkan munculnya persoalan
dalam pelayanan prasarana perkotaan,
Masruroh. Membentuk Karakter Peduli Lingkungan dengan Pendidikan 133

seperti masalah lingkungan. Kurangnya Pemahamam karakter peduli


pemahaman karakter peduli lingkungan lingkungan menjadi penting untuk
membuat manusia memenuhi kebutuhan disosialisasikan agar hasilnya dapat
dengan menjadikan alam sekitar sebagai dimanfaatkan oleh semua pihak untuk
alat pemuas. Alam sekitar sebagai tempat berpartisipasi menjaga lingkungan.
berlangsungnya kehidupan, sebenarnya Urgensi pendidikan lingkungan untuk
membutuhkan peran manusia untuk membentuk karakter peduli lingkungan
tumbuh secara berkelanjutan. Alam dan sejatinya meningkatkan pengetahuan dan
lingkungan pada akhirnya bermanfaat kesadaran, khususnya mahasiswa agar
untuk kepentingan hidup manusia memiliki tanggung jawab bersama dalam
beserta generasinya. Berdasarkan UU No. melestarikan lingkungan. Peran
23 Tahun 1997, lingkungan hidup secara mahasiswa serta masyarakat menjadi
garis besar diartikan sebagai “kesatuan elemen penting sebagai aktor pengelola
ruang dengan semua benda termasuk di yang harus memiliki karakter peduli
dalamnya manusia yang melangsungkan lingkungan. Pemanfaatan lingkungan
perikehidupan serta kesejahteraan”. tidak sekedar memakai, tetapi juga
Setiap orang diharapkan agar mengelola dan melakukan penjagaan
peduli akan lingkungannya sebagai yang berkesinambungan tanpa
tempat tinggal. Kenyataannya masih mengorbankan lingkungan itu sendiri.
banyak masyarakat yang kurang peduli Dari aspek tingkat pendidikan,
terhadap lingkungan. Kepekaan masyarakat terpelajar dan memiliki status
masyarakat mengenai pentingnya sosial tinggi cenderung memiliki
pelestarian lingkungan hidup, perlu terus pemahaman dan kesadaran yang positif
ditingkatkan. Cara peningkatan bagi pengembangan kegiatan partisipasi
kepedulian terhadap lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan (Lusi A, 2011).
diantaranya melalui penyuluhan
mengenai isu-isu yang menjadi perhatian SIMPULAN
dunia seperti global warming. Dengan mendidik anak dari usia
Salah satu faktor pendorong untuk dini dalam pendidikan lingkungan
terwujudnya revitalisasi peduli diharapkan dapat membentuk karakter
lingkungan adalah dengan memberikan peduli lingkungan sehingga nanti akan
pendidikan lingkungan sedini mungkin membentuk masyarakat yang cerdas
agar terbentuk karakter dari masing- akan pengelolaan lingkungan.
masing individu. Penanaman karakter Pengelolaan lingkungan yang melibatkan
menjadi hal yang vital untuk mengubah semua komponen masyarakat yang
perilaku dari apatis menjadi saling membantu dapat mensadarkan
berpartisipasi penuh dalam dan mengubah paradigma masyarakat
menyelamatkan lingkungan. Karakter untuk mengelola lingkungan sebaik
peduli lingkungan yang sudah tertanam mungkin, sehingga akaan tercipta
akhirnya dapat mempengaruhi setiap lingkungan yang diharapkan oleh
individu untuk respect kepada masalah masyarakat. Dengan mengelola
lingkungan yang menjadi tanggung lingkungan yang baik maka lingkungan
jawab setiap manusia. Perubahan pun akan memberik timbal balik yang
kesadaran yang terjadi pada masyarakat baik. Baik suasana alam yang natural
diharapakan dapat menjadi panutan, maupun barang-barang yang dapat
sekaligus dapat turun tangan secara didaur ulang untuk dibuat kerajinan
langsung agar terwujudnya karakter yang bernilai ekonomis. Dengan adanya
peduli lingkungan. penyuluhan Berbasis Masyarakat
134 Gea. Jurnal Pendidikan Geografi, Volume 18, Nomor 2, Oktober 2018.
diharapkan dapat membentuk karakter
peduli lingkungan. Lingkungan tidak Lailia Nur, Anita. (2014). Gerakan
hanya dinikmati namun juga dirawat Masyarakat dalam Pelestarian
sehingga tidak akan membawa dampak Lingkungan Hidup (Studi Tentang
negatif pada manusia. Jika manusia bijak Upaya Menciptakan Kampung Hijau di
lingkungan dapat membantu untuk Kelurahan Gundih Surabaya). Jurnal
dapat dijadikan barang-barang yang di Politik Muda, Vol. 3 No. 3, Agustus-
daur ulang dan bernilai ekonomi dan Desember 2014, h. 285-287.
ekologi.
Lusi A, Herlina. (2011). Partisipasi
REKOMENDASI Masyarakat dalam Pengelolaan
Pihak terkait diharapkan untuk Lingkungan hidup sebagai Upaya
melakukan penyuluhan lingkungan Menciptakan Pemukiman yang Sehat
berbasis masyarakat. Penyuluhan dan Nyaman Huni (studi di kelurahan
berbasis masyarakat diharapkan dapat Notoprajan Ngampilan Yogyakarta).
membentuk karakter peduli lingkungan. Jurnal Penelitian Bapedda Kota
Lingkungan tidak hanya dinikmati Yogyakarta. No.06 April 2011. ISSN.
namun juga dirawat sehingga tidak akan 1978 – 0052. h. 42-44.
membawa dampak negatif pada manusia.
Jika manusia bijak lingkungan dapat Meerwan, Agus. (2016). 7 Permasalahan
membantu untuk dapat dijadikan Lingkungan dan pengelolaan
barang-barang yang di daur ulang dan lingkungan hidup. Online. 12 Januri
bernilai ekonomi dan ekologi. 2016. http://blog.umy.ac.id/
directions/?p=24
DAFTAR PUSTAKA
Anggatravis. (2010). Permasalahan dan Sunaryo, Busyori dkk. (1995). Dampak
Solusi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Program Pengelolaan Sampah Berbasis
Artikel Online Masyarakat sebagai Salah satu Program
https://id.scribd.com/doc/41705770/ Corporate Social Responsibility Badak
Permasalahan-Dan-Solusi- LNG terhadap Pembentukan Budaya
Pengelolaan-Lingkungan-Hidup Hijau (Green Culture) pada
Masyarakat Kota Bontang. Universitas
Daniel, Valerina. (2009). Easy Green diponegoro, Semarang.
Living. Bandung: Hikmah.
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997
Kodoatie, Robert J. (2003). Manajemen dan tentang Lingkungan Hidup.
Rekayasa Infrastruktur. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Anda mungkin juga menyukai