Anda di halaman 1dari 2

PRAKTIKUM FIS HEW control tetapi lebih renggang, pada sel darah merah

yang ditetesi dengan NaCl 0,3 % eritrosit tampak


Dari hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui mulai pecah akibat keluatnya plasma darah dari
bahwa apabila sel-sel darah merah diberi larutan dalam sel. Pada konsentrasi NaCl 0,4 % sel darah
NaCl dengan konsentrasi yang berbeda-beda, maka merah berbentuk rantai, pada konsentrasi NaCl 0,5
akan terjadi suatu proses perubahan baik itu bentuk % sebagian sel darah merah terlihat pecah(lisis) hal
ini disebabkan karena tekanan osmotik di dalam sel
maupun dalam peristiwa metaboliknya. Hal tersebut
lebih besar dibandingkan dengan tekanan osmotik di
terjadi karena disebabkan perpindahan molekul air luar sel atau sel darah merah dalam keadaan
dari larutan hipotonik ke larutan yang hipertonik. hipotonik. Pada sel darah merah yang ditetesi
Pada konsentrasi yang tinggi sel-sel menjadi lebih dengan NaCl dengan konsentrasi sebesar 0,6 % sel
kecil dan jaraknya saling berdekatan, yang mana hal darah merah tampak mengkerut atau megalami
demikian terjadi karena adanya suatu tekanan dari krenasi hal ini disebabkan karena tekanan osmotik
larutan tersebut sehingga menyebabkan sel-sel di dalam sel lebih besar dibandingkan dengan
tersebut akhirnya mengalami proses hemolisis yaitu tekanan osmotik di luar sel karena plasma yang
peristiwa keluarnya hemoglobin di dalam sel terus keluar sel. Pada sel darah merah yang ditetesi
menuju cairan disekelilingnya karena adanya dengan NaCl 0,7 % sel darah merah katak juga
tekanan osmotik. terlihat mengkerut atau mengalami krenasi akibat
tekanan osmotic didalam sel lebih besar jika
Pada peristiwa keluarnya hemoglobin tersebut
dibandingkan dnegan diluar sel. Sel darah merah
merupakan akibat dari pecahnya membran karena yang ditetesi dengan NaCl yang berkonsntrasi 0,8 %
sifatnya permeabel selektif yang memudahkan sel darah merah tampak tak beraturan bentuknya
molekul air dan ion Cl dari larutan NaCl masuk ke tidak lagi bikonkaf. Pada konsentrasi NaCl 0,9%
dalam sel darah merah, sehingga mengakibatkan sel (konsentrasi tertinggi) sel darah merah pecah atau
darah merahnya saling merapat dan akhirnya pecah mengalami hemolisis yaitu peristiwa keluarnya
karena tekanan dari molekul air dan ion. hemoglobin dalam sel menuju aliran yang di
Hemolisis yang terjadi pada peristiwa ini adalah sekelilingnya karena adanya tekanan osmotik..
hemolisis osmotik, yaitu hemolisis yang terjadi Keluarnya hemoglobin dari dalam sel darah
karena perbedaan besar tekanan antara di dalam sel merah tersebut disebabkan karena pecahnya
dengan lingkungan atau pelarut NaCl. membran yang bersifat selektif permeabel sehingga
memudahkan molekul air dan ion Cl- dari larutan
Darah bila dimasukkan ke dalam larutan
NaCl mesuk ke dalam sel darah merah, sehingga
isotonis tidak akan terjadi perubahan apa mengakibatkan sel darah merahnya saling merapat
apa. dan akhirnya pecah karena tekanan dari molekul air
Darah bila dimasukkan ke dalam larutan dan ion.Karena hemoglobin dari sel darah merah
hipotonis membran akan mengembang keluar dari sel maka sel tampak berwarna pucat dan
karena lar. hipotonis masuk ke dalam sel terlihat agak bening
darah merah kemudian pecah di satu tempat
sehingga Hb keluar hemolisis. Membran sel merupakan lapisan yang
Darah bila dimasukkan ke dalam larutan mengandung lemak, di atasnyaditutupi oleh selaput
hipertonis membran akan di tarik kesegala protein. Cairan pada sisi membran sel (sel darah)
arah pecah di banyak tempat sehingga sel merembes ke bagian membran protein, tetapi bagian
darah merah mengkerut Hb juga keluar membran lemak berbeda dengan cairannya medianya.
Oleh karena itu, menurut Nyayu Syamsiar (1988: 39)
krenasis
ada dua cara yang berbeda supaya bahan-bahan dapat
Ketika sel darah merah ditetesi dengan berdifusi melalui membran, yaitu:
NaCl dari konsetrasi yang rendah hingga 1. Bahan-bahan tersebut harus larut dahulu dalam
konsentrasi tinggi(0,1 sampai 0,9) sel darah merah lemak, sehingga difusinya melalui membarannya
tampak mengkerut. Pengkerutan ini menandakan sama dengan difusi air melewati membran.
bahwa sel darah merah tersebut telah mengalami 2. Membran tersebut membentuk pori-pori seingga
krenasi. Krenasi dapat terjadi karena sel larutan di bahan-bahan dapat masuk.
luar sel darah merah lebih pekat dari pada larutan di Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit
dalam sel darah merah. Pada konsentrasi tertentu, sehingga hemoglobin bebas ke dalam medium
sel darah merah yang mengkerut kemudian pecah, sekelilingnya (plasma). Kerusakan membran eritrosit
dan peristiwa ini disebut hemolisis. Hemolisis yang
dapat disebabkan oleh penambahan larutan hipotonis,
terjadi pada praktikum ini adalah hemolisis osmotic.
Hemolisi osmotic terjadi karena tekanan osmotic hipertonis ke dalam darah, penurunan tekanan
didalam sel lebih tinggi(bersifat hipertonis) jika permukaan membran eritrosit, zat atau unsur kimia
dibandingkan dengan cairan diluar sel yang bersifat tertentu, pemanasan dan pendinginan, rapuh karena
hipotonik. ketuaan dalam sirkulasi darah, dan lain-lain. Apabila
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena
oleh praktikan pada kontrol sel darah merah tampak
menggumpal. Pada sel darah merah yang ditetesi penambahan larutan NaCl) medium tersebut (plasma
dengan NaCl yang berkonsentrasi 0,1 % sel darah dan larutan NaCl) akan masuk ke dalam eritrosit
merah tampak membentuk rantai pendek dan tidak melalui membran yang bersifat semipermeabel dan
menggumpal lagi, hal ini terjadi karena sel darah menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila
merah telah mengalami osmosis yaitu pergerakan
membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang ada di
molekul dari daerah yang kadar airnya
tinggi(hipotonik) ke kadar air rendah(hipertonik). dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah
Pada kadar konsentrasi NaCl sebesar 0,2 % sel akibatnya hemoglobin akan bebas ke dalam medium
darah merah tampak menggumpal seperti pada
sekelilingnya, sebaliknya bila eritrosit berada dalam darah merah keluar. Kerusakan ini terjadi akibat
medium yang hipertonis maka cairan eritrosit akan adanya larutan-larutan tertentu yang masuk kesel
keluar menuju ke medium luar eritrosit (plasma), darah dan adanya zat-zat kimia. Hemolisis
akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini merupakan suatu pecahnya sel darah. Krenasi terjadi
dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan bila eritrosit berada pada medium yang hipertonis,
isotonis ke dalam medium luar eritrosit (plasma). maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium
Dalam kegiatan ini hanya menggunakan satu jenis luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput
larutan, yakni natrium klorida (NaCl) dan aquades. (Marra, 2012.
Untuk melihat perbedaan terjadinya proses difusi pada Secara stuktural dan fungsional pada darah
eritrosit maka digunakan konsentrasi NaCl yang
manusia, terdapat dua macam kerusakan yang terjadi
berbeda. Konsentrasi NaCl yang digunakan adalah
pada sel darah yaitu hemolisis (pemecahan) dan
0,5%, 0,7%, 0,9%, 1,0% dan 3,0%.
krenasi (pengkerutan). Hemolisis merupakan suatu
Pada hasil percobaan, eritrosit mengalami hemolisis
proses yang menunjukkan terjadinya lisis pada sel
sempurna pada darah yang diberi larutan NaCl 0,5%.
darah merah (eritrosit) dimana hemoglobin keluar
Hemolisis terjadi karena adanya larutan hipotonis,
sehingga eritrosit menjadi rapuh dan pecah dan dari sel. Dimana kerusakan atau penghancuran sel
menyebabkan hemoglobin tumpah. Krenasi dapat darah merah terjadi karena adanya gangguan
terjadi apabila eritrosit dimasukkan ke dalam medium integritas membran pada sel darah merah itu sendiri.
yang hipertonis terhadap isi eritrosit, dari hasil Hemolisis pula dapat terjadi jika sel didedahkan
percobaan menunjukkan bahwa untuk eritrosit yang dalam medium yang hipotonis. Hemolisis secara
diujicobakan menunjukkan bahwa larutan NaCl yang langsung tidak dibutuhkan penambahan lesitin
lebih pekat akan lebih cepat mengalami krenasi. sedangkan hemolisis tidak langsung kehadiran lesitin
Perbedaan konsentrasi NaCl yang digunakan dalam pada sel darah merah atau penambahan dari luar
percobaan ini memberikan hasil yang berbeda. Ketika sangat diperlukan. Secara umum, mekanisme
dilakukan pengamatan pada NaCl 0,5% dan 0,7%, maka hemolisis berlangsung dua tahap. Tahap pertama
terlihat adanya sel membulat dan kembung. Setelah itu lesitin dalam sel darah atau yang ditambahkan dari
terjadi perubahan bentuk sel. Sel terlihat sudah tidak luar akan diubah menjadi lisolesitin oleh lesithinase
utuh, tidak beraturan, lapisan atas bening, berwarna A. Lisolesitin merupakan bentuk lesitin yang
merah gelap, terdapat endapan, dan sel tersebut telah memiliki aktivitas hemolitik. Selanjutnya, lisolesitin
mengalami pemecahan yang disebabkan karena cairan menyebabkan sel menjadi terpecah. Sementara
NaCl terus mendesak masuk ke dalam sel darah krenasi merupakan peristiwa pengkerutan pada sel
sehingga menyebabkan sel darah tidak dapat darah merah, apabila eritrosit ditempatkan pada
menampung lagi NaCl yang berdifusi ke dalam sel dan larutan yang hipertonis, maka cairan dari dalam
akhirnya sel pecah. Proses ini disebut dengan hemolisis.
erotrosit akan keluar dari dalam sel menuju medium.
Pada larutan NaCl 0,5% waktu yang diperlukan untuk
Kerusakan yang terjadi pada sel darah ini dapat
hemolisis 453 detik dan larutan NaCl 7% adalah 331
disebabkan oleh adanya larutan-larutan tertentu yang
detik.
masuk kedalam sel darah dan adanya senyawa-
Dari uraian di atas dapat dilihat adanya hubungan
senyawa kimia pula. Larutan-larutan tersebut seperti
antara tingginya konsentrasi lingkungan terhadap
peristiwa osmosis yang terjadi pada sel darah manusia.
larutan isotonik, larutan hipotonik, dan larutan
Pada peristiwa hemolisis, semakin tinggi konsentrasi hipertonik. Larutan isotonik adalah sejenis larutan
lingkungan maka semakin lambat proses hemolisis yang konsentrasi pelarutnya sama atau seimbang
terjadi dan sebaliknya apabila konsentrasinya rendah dengan konsentrasi terlarutnya. Sementara hipotonik
maka proses hemolisis akan semakin cepat. Sedangkan adalah konsentrasi pelarutnya lebih tinggi
pada peristiwa krenasi, semakin tinggi konsentrasi dibandingkan konsentrasi larutannya sehingga dapat
maka akan semakin cepat waktu yang diperlukan untuk mengalami lisis. Sedankan larutan hipertonik
terjadinya krenasinya dan semakin rendah konsentrasi merupakan suatu cairan yang konsentrasi pelarutnya
maka akan semakin lambat waktu yang diperkukan lebih sedikit dibandingkan konsentrasi larutannya
untuk terjadinya krenasi sehingga mengalami pengkerutan pada sel darah
merah.
Hemolisis adalah proses kerusakan yang terjadi
pada sel darah merah, dimana hemoglobin dari sel

Anda mungkin juga menyukai