Anda di halaman 1dari 14

Kelas : DDPT Agro E Tgl/Hari : 23 september 2021

Penjab : Nurwanita Ekasari Putri, SP. MP Waktu : 13.30 WIB

Elara Resigia, SP. MP

Asisten : Shafira Zalfa Anggia ( 1810212069 )

Radikha Gusti Permata Neza ( 1810213009)

PERHITUNGAN SEDERHANA

KARAKTER KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Oleh:

Tisya Aulia

2010211008

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Plasma nutfah tanaman merupakan sumber genetik yang diperlukan dalam


perakitan varietas unggul. Dalam pengelolaan plasma nutfah, karakterisasi adalah
salah satu kegiatan yang cukup penting dilakukan. Karakterisasi bertujuan untuk
mengetahui dan menentukan tanaman yang dijadikan sebagai tetua persilangan.
Saat melakukan karakterisasi, keragaman pada tanaman harus diperhatikan.
Karena, keberhasilan dalam pembentukan varietas unggul baru ditentukan oleh
ketersediaan keragaman genetik yang tinggi dari koleksi plasma nutfah
(Sastrapardja, 1988 dalam Suyamto, 2016).

Keragaman pada tanaman terdapat pada karakter dan sifat. Dalam sebuah
karakter terdapat sifat pembeda, seperti karakter warna bunga memiliki sifat
warna ungu, putih, dll. Karakter suatu tanaman dapat dikelompokkan menjadi
dua: karakter kualitatif dan karakter kuantitatif.

Karakter kuantitatif dicirikan dengan sebaran data yang kontinyu, data


diperoleh dengan cara diukur, dan biasanya dikendalikan oleh banyak gen serta
terdapat pengaruh lingkungan yang cukup besar. Contoh karakter ini adalah bobot
biji, tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, dll. Karakter kuantitatif
dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga dalam kondisi lingkungan yang tidak
sesuai membuat beberapa karakter bisa saja tidak muncul sehingga dalam
pengamatan diperlukan ketelitian yang tinggi untuk menentukan apakah kondisi
tanaman berada di lingkungan yang sesuai atau tidak.
Karakter kualitatif dicirikan dengan sebaran data yang terputus atau diskrit,
data diperoleh dengan cara observasi, dan biasanya dikendalikan oleh sedikit gen
namun memiliki peran besar sehingga pengaruh lingkungan cukup kecil. Contoh
karakter ini adalah tipe batang, bentuk malai pada padi, dll. Keragaman pada
tanaman dapat disebabkan oleh perbedaan susunan genetic, lingkungan dan
interaksinya. Data yang diobservasi atau diukur langsung pada tanaman
merupakan data fenotip tanaman, dan keragaman yang terukur merupakan
keragaman genotipe.

1.1. Tujuan Praktikum


1.Mahasiswa dapat membedakan sifat kualitatif dan kuantitatif
2. Mahasiwa dapat menggunakan statik sederhana dalam pemuliaan tanaman
BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1. Waktu dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada tanggal 04 November 2021 pukul 13.30 WIB


yang berlokasi di Padang, Sumatera Barat.

2.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan berupa data statistik sederhana untuk pemuliaan yang
disediakan dosen penanggung jawab praktikum. Sedangkan, alat yang digunakan
adalah laptop untuk mengolah data dengan excel, atau kalkulator jika mengolah
data secara manual.

2.3. Cara Kerja


1. Mahasiswa diberikan data pengamatan kualitatif dan kuantitatif beberapa
sifat diantaranya: data jumlah anakan produktif, jumlah spikelet, jumlah
biji per malai, bobot biji permalai, tipe batang, bentuk malai, daun
bendera, dan warna biji.
2. Mahasiswa melakukan penghitungan karakter kuantitatif dari msing-
masing variabel yaitu ragam, rata-rata, standar deviasi (sd), SE, dan CV
baik dalam varietas maupun antar varietas.
3. Mahasiswa melakukan perhitungan karakter kualitatif dengan melakukan
uji qhi kuadrat terhadap beberapa karakter.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
3.1.1 Karakter Kuantitatif

pengamatan
karakter
    kuantatif      
perhitungan TT JAP JS JBM BMM
rataan 50,94 12,31 15,06 36,40 1,37
ragam 128,16 88,17 10,56 270,04 0,35
simpangan baku 11,32 9,39 3,25 16,43 0,60
koefisien
keragaman 0,22 0,76 0,22 0,45 0,43

3.1.2 Karakter kualitatif


a. Tipe Batang (TB)

pengamatan karakter kualitatif tipe batang (TB)


observe
fenotipe d expected (O-E)2 (O-E)2/E
intermediate 60 60,75 0,56 0,01
erect 21 20,25 0,56 0,03
total 81 81   0,04 X² Hitung=0.04
b. Warna Biji (WB)

Pengamatan Karakter Kualitatif Warna Biji (WB)


Fenotipe O E (O-E)² (O-E)²/E
Coklat 68 60,75 52,56 0,87
Kuning 13 20,25 52,56 2,60
Total 81 81 3,46 x²hitung= 3.46
c. Bentuk Malai (BM)

Pengamatan Karakter Kualitatif Bentuk Malai (BM)


Fenotipe O E (O-E)² (O-E)²/E
Meruncing 58 60,75 7,56 0,12
Fusiform 23 20,25 7,56 0,37
x²hitung=
Total 81 81 0,50 0.50

d. Daun Bendera (DB)

Pengamatan Kualitatif Daun Bendera (DB)


Fenotipe O E (O-E)² (O-E)²/E
Tidak Tegak 72 60,75 126,56 2,08
Tegak 9 20,25 126,56 6,25

hitung=8.3
Total 81 81   8,33 3

Keterangan:

TT Tinggi tanaman
JAP Jumlah anakan produktif
JS Jumlah spikelet
Jumlah biji per
JBM malai
Bobot biji per
BBM malai
TB Tipe batang
WB Warna biji
BM Bentuk malai
DB Daun bendera

3.2. Pembahasan

Karakter Kualitatif merupakan karakter yang sedikit dipengaruhi oleh faktor


lingkungan dan dikendalikan oleh gen sederhana yang lebih mudah diwariskan
(Millah et al,2004). Menurut (Rega Agusti et al, 2014) sifat karakter kualitatif
dapat dibedakan secara tegas atau diskrit karena dikendalikan oleh gen tunggal,
sehingga mudah dikelompokan dan biasanya dinyatakan dalam kategori.
Karakter kuantitatif umumnya dikendalikan oleh banyak gen dan merupakan
hasil akhir dari suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang berkaitan
langsung dengan karakter fisiologi dan morfologi. Menurut (Nasir, M. 2001) sifat
kuantitatif yang dipelajari dinyatakan dalam besaran kuantitatif atau satuan metrik
yang selanjutnya digunakan pendekatan analisis untuk sejumlah ukuran karakter
tersebut. Penampilan fenotipik suatu karakter adalah ekspresi yang dipengaruhi
oleh genetik, lingkungan dan interaksi diantara keduanya. Ekspresi tersebut akan
sempurna jika terdapat pada kondisi lingkungan yang optimal (Cardenas dan Frey
dalam Darliah 2001).

Variabilitas atau keragaman merupakan salah satu langkah awal dalam


perakitan varietas. Tanaman dengan variabilitas genetik sempit kurang baik
dijadikan sebagai tetua dalam pengembangan varietas, sedangkan tanaman yang
variabilitas genetik berpeluang besar untuk dikembangkan menjadi varietas baru
sesuai yang diinginkan. Variabilitas yang tinggi juga dapat meningkatkan respon
seleksi karena respon seleksi berbanding lurus dengan variabilitas genetik, tetapi
dengan melihat variabilitas genetik saja sangat sulit untuk mempelajari suatu
karakter.

Keragaman Koefisien adalah rasio nilai standar terhadap nilai rata-rata umum.
Nilai KK memberi gambaran keragaman yang terdapat pada populasi. Semakin
kecil KK maka semakin tinggi tingkat ketelitian seleksi (Nur et.al,2013). Nilai
koefisien keragaman genetik membantu pengukuran diversitas genetik pada suatu
sifat dan melengkapi cara dalam membandingkan keragaman genetik di dalam
sifat sifat kuantitatif.

Koefisien keragaman pada karakter tinggi tanaman dan jumlah spikelet


menunjukan nilai KK yang kecil. Sehingga, dapat dibuktikan bahwa seleksi dan
keragaman pada karakter ini termasuk tinggi sehingga seleksi berjalan efektif.
Sedangkan, pada jumlah biji per malai, dan bobot biji per malai menunjukan
jumlah koefisien keragaman menunjukan nilai KK yang besar, sehingga
menunjukan keragaman yang kecil.
Untuk karakter kualitatif, dilakukan uji qhi kuadrat dengan membandingkan
X² hitung dengan X²tabel. Jika X²hitung < X²tabel, maka H0 dapat diterima
karena memenuhi nisbah hukum mendel. Namun, jika X² hitung >X²tabel maka
H1 tidak diterima karena tidak sesuai dengan nisbah hukum mendel. Untuk
pengamatan yang diamati terdapat empat karakter diantaranya tipe batang, daun
bendera, warna biji dan bentuk malai. Berdasarkan perhitungan X²hitung yang
dilakukan, didapatkan bahwa tipe batang, warna biji dan bentuk malai berturut-
turut adalah 0.04, 3.46, dan 0.50. Hasil perhitungan ini sesuai dengan nisbah
hukum mendel, karena nilai X²hitung lebih kecil dari X²tabel (3.84). Sementara
itu, untuk karakter daun bendera didapatkan X2 hitung lebih besar dari X2 tabel
(8.33 < 3.84). sehingga, karakter ini tidak sesuai dengan hukum mendel.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Untuk karakter kuantitatif, untuk jumlah spikelet dan tinggi tanaman
memiliki keragaman tinggi yang ditandai dengan nilai KK yang kecil.
Sementara, untuk tiga karakter lainnya memiliki keragaman yang rendah
yang ditanyai dengan nilai KK yang besar.
2. Untuk karakter kualitatif, dilakukan uji qhi kuadrat dengan
membandingkan X² hitung dengan X²tabel. Jika X²hitung < X²tabel, maka
H0 dapat diterima karena memenuhi nisbah hukum mendel. Namun, jika
X² hitung >X²tabel maka H1 tidak diterima karena tidak sesuai dengan
nisbah hukum mendel. Untuk pengamatan yang diamati terdapat empat
karakter diantaranya tipe batang, daun bendera, warna biji dan bentuk
malai. Berdasarkan perhitungan X²hitung yang dilakukan, didapatkan
bahwa tipe batang, warna biji dan bentuk malai berturut-turut adalah 0.04,
3.46, dan 0.50. Hasil perhitungan ini sesuai dengan nisbah hukum mendel,
karena nilai X²hitung lebih kecil dari X²tabel (3.84). Sementara itu, untuk
karakter daun bendera didapatkan X2 hitung lebih besar dari X2 tabel
(8.33 < 3.84). sehingga, karakter ini tidak sesuai dengan hukum mendel.

4.2. Saran

Dalam penulisan laporan, praktikan menyadai masih banyak kekurangan dan


kesalahan yang dilakukan oleh praktikan. Oleh karena itu, praktikan
mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak untuk mendukung perbaikan
laporan ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Albugis, fitria, dkk. VARIABILITAS GENETIK DAN HERITABILITAS 12


GENOTIPE KEDELAI. Eugenia Volume 14 Nomor 2 Agustus 2008.

Rodiah, Soegito dan Sumarno. 1993. Keragaan hasil galur kedelai pada dua tingkat
populasi tanaman. P. 39–47. dalam. Risalah seminar hasil penelitian tanaman
pangan. A. Kasno dkk. (Penyunting). Balai Penelitian Tanaman Pangan. Malang.

Sugianto, dkk. 2015. VARIABILITAS GENETIK DAN HERITABILITAS


KARAKTER AGRONOMIS BEBERAPA GENOTIPE SORGUM MANIS
(Sorghum bicolor L. Moench) KOLEKSI BATAN. Vol. 2 No.1 Februari 2015

Suyamto. 2016. Karakter Kualitatif dan Kuantitatif Plasma Nutfah Kedelai


LAMPIRAN

Lampiran. 1 Data Kualitatif dan kuantitatif beberapa sifat

Populas
i F2 TT JAP JS JBM BBM TB WB BM DB
Intermediat
A-1 49 13 16 42 1,55 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-2 43 5 14 37 1,35 e Coklat Fusiform Tidak
A-3 61 5 14 39 1,31 Erect Kuning Meruncing Tidak
Intermediat
A-4 53 12 16 42 1,63 e Coklat Fusiform Tegak
Intermediat
A-5 62 24 19 56 1,90 e Kuning Meruncing Tidak
Intermediat
A-6 69 25 19 60 2,47 e Coklat Fusiform Tidak
A-7 48 42 19 53 1,93 Erect Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-8 53 13 16 45 2,02 e Kuning Meruncing Tidak
Intermediat
A-9 42 17 17 43 1,32 e Coklat Fusiform Tegak
Intermediat
A-10 41 1 10 12 0,96 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-11 50 9 14 28 1,42 e Kuning Fusiform Tidak
A-12 41 5 12 34 1,21 Erect Coklat Meruncing Tidak
A-13 39 4 9 12 0,32 Erect Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-14 52 22 16 27 1,40 e Coklat Meruncing Tegak
Intermediat
A-15 60 9 14 37 1,63 e Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-16 64 15 14 29 1,30 e Kuning Meruncing Tidak
Intermediat
A-17 61 3 16 35 1,45 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-18 63 10 17 42 1,78 e Coklat Meruncing Tidak
A-19 53 6 16 38 1,60 Erect Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-20 54 40 14 31 1,34 e Coklat Meruncing Tidak
A-21 75 14 14 47 1,85 Erect Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-22 46 19 16 63 2,32 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-23 43 15 19 51 1,57 e Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-24 51 14 19 30 1,09 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-25 47 6 12 30 1,20 e Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-26 55 7 9 47 1,45 e Coklat Meruncing Tidak
A-27 35 3 16 34 1,17 Intermediat Coklat Meruncing Tidak
e
Intermediat
A-28 57 3 17 34 0,92 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-29 52 9 14 28 1,12 e Coklat Meruncing Tidak
A-30 27 2 16 26 0,91 Erect Kuning Meruncing Tegak
Intermediat
A-31 53 3 13 28 1,22 e Coklat Meruncing Tegak
Intermediat
A-32 56 16 16 51 1,96 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-33 49 5 14 13 0,56 e Coklat Meruncing Tidak
A-34 52 12 13 10 0,41 Erect Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-35 32 3 10 21 0,78 e Kuning Meruncing Tidak
Intermediat
A-36 39 4 12 14 0,57 e Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-37 28 3 11 12 0,76 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-38 72 19 18 53 2,09 e Kuning Meruncing Tidak
Intermediat
A-39 28 1 10 14 0,58 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-40 31 3 11 9 0,15 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-41 26 1 9 8 0,13 e Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-42 70 26 19 49 2,17 e Kuning Meruncing Tidak
Intermediat
A-43 59 8 16 49 2,39 e Coklat Meruncing Tidak
A-44 48 10 16 31 1,25 Erect Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-45 37 11 14 48 1,52 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-46 58 23 14 47 1,96 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-47 48 10 17 18 0,85 e Coklat Fusiform Tidak
A-48 47 10 10 22 1,11 Erect Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-49 50 7 14 16 0,61 e Coklat Meruncing Tegak
Intermediat
A-50 34 6 11 12 0,35 e Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-51 62 11 16 51 2,15 e Coklat Meruncing Tidak
A-52 45 23 18 47 1,58 Erect Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-53 60 8 17 47 1,90 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-54 61 18 14 29 1,18 e Coklat Fusiform Tidak
A-55 60 14 20 72 2,34 Erect Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-56 50 6 12 33 0,94 e Coklat Meruncing Tidak
A-57 54 23 17 56 1,62 Intermediat Coklat Meruncing Tidak
e
A-58 49 25 19 36 1,11 Erect Kuning Fusiform Tidak
Intermediat
A-59 44 5 11 15 0,39 e Coklat Meruncing Tidak
A-60 48 12 17 39 1,35 Erect Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-61 56 19 18 61 2,10 e Coklat Fusiform Tidak
A-62 58 20 21 70 2,71 Erect Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-63 55 4 11 10 0,69 e Kuning Meruncing Tidak
A-64 55 11 14 38 1,60 Erect Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-65 83 30 25 61 1,55 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-66 53 41 19 73 2,43 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-67 63 10 17 43 1,56 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-68 55 8 12 41 1,43 e Coklat Fusiform Tegak
Intermediat
A-69 55 11 16 53 2,16 e Coklat Meruncing Tidak
A-70 45 2 11 25 1,00 Erect Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-71 58 19 18 16 0,51 e Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-72 53 37 20 50 1,07 e Coklat Meruncing Tidak
A-73 39 5 12 15 0,65 Erect Coklat Meruncing Tegak
Intermediat
A-74 56 11 16 21 1,07 e Kuning Meruncing Tidak
Intermediat
A-75 48 10 20 60 2,22 e Coklat Fusiform Tidak
Intermediat
A-76 77 20 20 46 2,08 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-77 37 5 12 24 0,99 e Coklat Meruncing Tidak
Intermediat
A-78 44 6 13 32 1,22 e Coklat Meruncing Tidak
A-79 49 9 15 42 1,50 Erect Kuning Meruncing Tidak
A-80 43 10 13 31 1,16 Erect Coklat Fusiform Tegak
A-81 48 11 14 54 1,83 Erect Coklat Meruncing Tidak

Keterangan:

TT Tinggi tanaman
JAP Jumlah anakan produktif
JS Jumlah spikelet
Jumlah biji per
JBM malai
Bobot biji per
BBM malai
TB Tipe batang
WB Warna biji
BM Bentuk malai
DB Daun bendera

Lampiran. 2 Tabel Qhi Kuadrat

Anda mungkin juga menyukai