Anda di halaman 1dari 20

Nama : Muhammad Ashraf

No.Bp : 2011311022
Kelas : A1
KASUS 1

1. Jelaskan mekanisme kenapa terjadi leukositosis, dan trombositopenia pada Ny E ini?

a) Leukositosis
Leukosit tinggi atau leukositosis adalah kondisi medis di mana seseorang memiliki
jumlah sel darah putih terlalu banyak. Leukositosis dapat disebabkan oleh berbagai hal,
seperti peradangan, infeksi, alergi, hingga kanker darah.
Gejalanya: Gejala leukositosis yang muncul pada penderitanya berbeda-beda, tergantung
penyebabnya. Namun secara umum, leukosit tinggi ditandai dengan gejala-gejala di bawah
ini:

• Demam
• Tubuh terasa letih dan lelah
• Berkeringat pada malam hari
• Lebih mudah mengalami memar dan perdarahan
• Berat badan turun drastis
• Kulit gatal-gatal dan muncul ruam
• Sesak napas

Penyebabnya: Secara umum, leukositosis terjadi karena beberapa faktor berikut:

• Reaksi obat yang menambah produksi sel darah putih.


• Peningkatan produksi sel darah putih untuk melawan infeksi.
• Kelainan sistem kekebalan tubuh yang meningkatkan produksi sel darah putih.
• Produksi sel darah putih tidak normal karena gangguan di sumsum tulang.

Beberapa contoh kondisi atau penyakit yang membuat leukosit tinggi adalah:

• Kebiasaan merokok.
• Stres.
• Alergi, terutama alergi parah.
• Infeksi bakteri, seperti tuberkulosis dan batuk rejan (pertusis).
• Obat-obatan tertentu, seperti kortikosteroid dan epinephrine.
• Rheumatoid arthritis,
• Pernah menjalani operasi pengangkatan limpa (splenektomi).
• Polisitemia vera.
• Leukemia.

b) Trombositopenia
Trombositopenia adalah kondisi saat jumlah keping darah (trombosit) rendah, di
bawah nilai normal. Trombosit berperan untuk menghentikan perdarahan saat terjadi luka
atau kerusakan di pembuluh darah. Kurangnya jumlah trombosit dapat menyebabkan darah
sulit membeku.
Gejalanya: Trombositopenia ringan umumnya tidak menimbulkan gejala. Kondisi
ini biasanya baru diketahui saat penderita melakukan pemeriksaan jumlah sel darah untuk
tujuan lain.
Jika jumlah trombosit semakin turun, penderita akan merasakan gejala utama
berupa perdarahan, baik yang terlihat dari luar maupun perdarahan organ dalam.
Perdarahan organ dalam lebih sulit dideteksi dan gejalanya bervariasi, tergantung pada
organ yang mengalami perdarahan.
Sedangkan perdarahan di tubuh bagian luar nampak sebagai memar atau lebam,
dan perdarahan yang sulit berhenti. Gejala perdarahan lain yang dapat muncul akibat
trombositopenia adalah:

• Mimisan
• Gusi berdarah
• Menstruasi yang lebih banyak dari biasanya
• Hematuria
• BAB berdarah atau berwarna hitam
• Muntah darah atau berwarna seperti kopi

Penyebabnya: Trombositopenia dapat terjadi sementara maupun berkepanjangan. Tidak


ada batasan waktu yang pasti mengenai keduanya, namun yang jelas, berhubungan
dengan penyebabnya. Berikut ini akan dijabarkan mengenai penyebab trombosit turun
hanya sementara (akut) dan penyebab trombosit turun secara berkepanjangan (kronis):
a. Penyebab trombosit turun sementara
Penyebab trombositopenia akut bermacam-macam, tapi yang paling
umum diketahui adalah demam berdarah dengue (DBD). Tidak hanya DBD,
infeksi virus lain, seperti HIV atau hepatitis, juga mengakibatkan trombosit
turun. Selain infeksi virus, penyebab lain dari trombosit turun sementara adalah:

• Preeklamsia dan sindrom HELLP saat hamil.


• Leukemia akut.
• Efek samping obat kemoterapi, heparin, pil kina, dan antibiotik golongan
sulfonamida.
• Efek samping dari radioterapi.
• Sindrom hemolitik uremik.

b. Penyebab trombosit turun berkepanjangan


Trombositopenia kronis umumnya disebabkan oleh idiopathic
thrombocytopenic purpura (ITP). ITP diduga terjadi akibat sistem kekebalan
tubuh keliru menyerang dan menghancurkan trombosit, sehingga jumlahnya
berkurang. Selain ITP, trombositopenia yang berkepanjangan (kronis) juga dapat
disebabkan oleh:

• Kecanduan alkohol dalam jangka panjang.


• Penyakit liver.
• Sindrom mielodisplasia.
• Penyakit anemia aplastik.
• Penyakit myelofibrosis.
• Kelainan genetik, seperti Sindrom Wiskott-Aldrich.
• Thrombotic thrombocytopenic purpura.

Kita masuk ke pasien Ny.E, kenapa Ny.E bisa terjadi leukositosis?Karena pasien Ny.E
memiliki gejala-gejala yang sudah dialami oleh Ny.E yaitu demam 1 minggu, badan terasa
lemah dan cepat lelah, gusi sering berdarah pada saat menyikat gigi itu termasuk lebih
mudah mengalami pendarahan. Terutama kita liat dari hasil labornya jumlah leukosis
231.600/mm3 itu adalah leukosis lebih banyak dari batas normal, batas normalnya adalah
5000-9000 sel/mm3. Dan dari hasil evaluasi bahwa leukosit jumlah sangat meningkat,
didominasi oleh sel-sel dengan gambaran limfositic series blast > 50% dan juga pada
trombositnya 24.000/mm3 itu trombosit yang rendah sehingga dinamakan penyakit
trombositopenia dan dilihat dari pemeriksaan fisiknya kita lihat pasien ini mengalami
leukemia itu salah satu penyebab leukositosis dan trombositopenia.

2. Jelaskan mekanisme demam yang terjadi pada Ny.E


Demam disebabkan karena adanya infeksi akibat kekebalan yang menurun. Sistem
limfatik atau sistem getah bening merupakan bagian utama dalam sistem kekebalan tubuh.
Pada Ny.E terdapat pembesaran kelenjar getah bening pada auricular posterior,
submandibularis, supraclavicular sinistra. Kasus tersebut merupakan pertanda dari adanya
gangguan dari Sistem Limfatik. Sehingga system kekebalan tubuh akan menurun, karena
cairan Limfe mengandung sel-sel darah putih yang berfungsi mematikan kuman penyakit
yang masuk ke dalam tubuh.menyebabkan tubuh rentan terkena infeksi, dan pasien pun
mengalami demam. Sel kanker dapat menyebabkan demam karena ada pelepasan zat-zat
peradangan (sitokin inflamasi) sehingga menyebabkan demam. Sitokin pro-inflamasi
adalah sitokin yang berperan dalam meningkatkan reaksi peradangan dan memiliki sifat
agelsik. Sitokin pro-inflamasi ini diproduksi pada fase awal infeksi, yang mana bertujuan
untuk mengeliminasi patogen yang masuk ke dalam sel.

3. Jelaskan fungsi terapi spesifik pada Ny E


- Methotrexate 12 mg/intrathecal,
Untuk mengobati dan mencegah kanker. termasuk dalam golongan antikanker yang
memiliki efek imunosupresan. Obat ini bekerja dengan cara menghambat kerja enzim
yang penting untuk pembentukan DNA sel. Dengan begitu, proses replikasi dan
pertumbuhan sel dapat diperlambat atau terhenti. (Mengobati leukemia limfoblastik
akut)
- Vincristine 1,3 mg/intravena
Vincristine adalah obat yang digunakan untuk mengobati beberapa jenis kanker.
Obat ini biasanya diberikan sebagai bagian dari prosedur kemoterapi untuk mengatasi
kanker darah (leukemia), kanker paru-paru, neuroblastoma, tumor otak, tumor Wilms,
sarkoma Kaposi, serta limfoma. Vinctistine bekerja dengan menghambat pembelahan
sel, sehingga pertumbuhan sel kanker dalam tubuh dapat diperlambat atau dihentikan
- Dexametason 5 mg/hari per oral

Dexamethasone adalah obat antiradang yang digunakan pada berbagai kondisi


peradangan, seperti reaksi alergi, penyakit autoimun, atau radang sendi.
Dexamethasone merupakan obat kortikosteroid yang bekerja dengan menghambat
pengeluaran zat kimia tertentu di dalam tubuh yang bisa memicu peradangan. Obat ini
juga memiliki efek imunosupresan atau penekan sistem kekebalan tubuh.

4. Jelaskan ap aitu akut limfoblastik leukimia?


Leukimia limfasitik akut (LLA) dianggap sebagai suatu proliferasi ganas limfoblas.
Paling sering terjadi pada anak – anak dengan puncak insideasi pada usia 4 tahun. Setelah
usia 15 tahun, LLA jarang terjadi (Brunner, 2002). Penelitian yang dilakukan pada LLA
menunjukkan bahwa LLA mempunyai homogenitas pada fenotip permukaan sel blas dari
setiap pasien. Hal ini memberi dugaan bahwa populasi sel leukimia itu berasal dari sel
tunggal.
Pada pasien LLA terjadi proliferasi patologis sel – sel limfoid muda di sumsum
tulang. Ia akan mendesak sistem hemopoietik normal lainnya, seperti eritropoietik,
trombopoietik dan granulopoietik, sehingga sumsum tulang didominasi sel blast dan sel –
sel leukemia hingga mereka menyebar (berinfiltrasi) sampai ke darah tepi dan organ tubuh
lainnya dan akan terlihat tanda – tanda anemia seperti pucat, lelah, lesu, kemudian
anoreksia, osteoartritis akibat infiltrasi sel leukemi ke sumsum tulang, demam, infeksi
akibat penurunan daya tahan tubuh akibat aktifitas sel limfosit yang tidak normal,
perdarahan kulit, gusi, hematuria, perdarahan saluran cerna, hingga perdarahan otak. Selain
itu ditemukan juga hepatomegali, splenomegali, limfadenopati dan massa di mediastinum.

A. PENGERTIAN
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah suatu keganasan sel limfosit, berupa
proliferasi patologis sel – sel hematopoietik mudah ditandai dengan kegagalan sumsum
tulang memproduksi sel darah (I Hartantyo, 1997).
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah suatu keganasan pada sel – sel prekursor
limfoid yakni sel darah yang nantinya akan berdiferensiasi menjadi limfosit T dan limfosit
B. LLA ini banyak terjadi pada anak – anak yakni 75%, sedangkan sisanya terjadi pada
orang dewasa. Lebih dari 80% dari kasus LLA adalah terjadinya keganasan pada sel T dan
sisanya adalah keganasan pada sel B. Insidennya 1 : 60.000 orang/tahun dan didominasi
oleh anak – anak usia < 15 tahun dengan insiden tertinggi pada usia 3 – 5 tahun.

Gambar A.1 leukimia limfoblastik akut

Gambar A.2 leukimia limfoblastik akut

B. PENYEBAB
Sebagian besar kasus tampaknya tidak memiliki penyebab yang pasti. Radiasi, bahan racun
( misalnya benzene) dan beberapa obat kemoterapi diduga berperan dalam terjadinya
leukemia. Kelainan kromosom juga memegang peranan dalam terjadinya leukemia akut.
Faktor resiko untuk leukemia akut adalah :
1. Sindroma Down
2. Memiliki kakak/adik yang menderita leukemia.
3. Pemaparan oleh radiasi (penyinaran), bahan kimia dan obat.

C. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis yang paling fatal adalah infeksi yang ditandai dengan demam,
menggigil, radang dan lemah. Sering timbul perdarahan (kulit, gingival atau visera), karena
trombositopenia nafsu makan berkurang, berat badan menurun, keletihan dan pucat
(anemia). Karena meningeal terkena maka timbul sakit kepala, gangguan pengelihatan,
mual dan muntah. Terdapat hepato – splenomegali, nyeri tekan pada abdomen, anoreksia :
limfadenopati dan mungkin teraba massa neoplastik (Jan T, 1999).

D. ETIOLOGI
Penyebab LLA pada dewasa sebagian besar tidak di ketahui. Faktor keturunan dan
sindroma redisposisi genetik lebih berhubungn dengan LLA yang terjadi pada anak – anak.
Beberapa faktor lingkungan dan kondisi klinis yang berhubungna dengan LLA adalah :
1. Radiasi Ionik.
2. Paparan dengan benzene kadar tinggi dapat menyebabkan aplasia sumsum tulang,
kerusakan kromosom dan leukemia.
3. Merokok sedikit meningkatkan resiko LLA pada usia 60 tahun.
4. Obat kemoterapi.
5. Infeksi virus Epstein Barr berhubungan kuat dengan LLA L3.
6. Pasien dengan sindrom down dan wiskott – Aldrich mempunyai resiko yang meningkat
untuk menjadi LLA.
Menurut Ngastiyah, 2005 penyebab ALL sampai sekarang belum diketahui dengan
jelas, diduga kemungkinan besar karena virus (virus onkologik), faktor lain yang turut
berperan adalah :
1. Faktor eksterogen seperti sinar X, sinar radioaktif, hormon, bahan kimia (bentol, arsen,
preparat sulfat), infeksi (virus, bakteri).
2. Faktor endogen seperti ras (orang Yahudi mudah menderita). Faktor konstitusi seperti
kelainan kromosom (Sindrom Down, angka kejadian tinggi, hereditas atau kembar)

E. PENCEGAHAN DAN PROGNOSIS


1. Pencegahan
Satu-satunya pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga gaya hidup sehat, tepat
waktu pengobatan, dan pencegahan penyakit lain.
2. Prognosis
a. kebanyakan pasien LLA dewasa mrncapai remisi tapi tidak sembuh dengan kemoterapi
saja, dan hanya 30% yang bertahan hidup lama
b. Kebanyak pasien yang sembuh dengan kemoterapi adalah usia 15 – 20 tahun dengan faktor
prognostik baik lainnya
c. Overall disease – free survival rate untuk LLA dewasa kira – kira 30%
d. Faktor prognostic untuk lamanya remisi LLA dewasa,
Tabel E.1 Faktor prognostic lamanya remisi LLA dewasa.
Karakteristik pasien Faktor prognostic

Usia (tahun)
< 30 Baik
≤ 30 Buruk

Jumlah Leukosit (x104/mL)


< 30.000
Baik
≤ 30.000 (> 10.000 untuk sel T)
Buruk

Immunophenotype
T – cell ALL Baik
Mature B – cell ALL, early T – Buruk
cell ALL
Sitogenetika
Kelainan 12 p;t Baik
(10;14)(q24;q11) Sedang
Normal ; Hiperploid Buruk
T(9;22),t(4;11), t(1;19),
hipoploid, -7,+8
Respon terapi
Remisi komplit dalam 4 minggu Baik
Buruk
Minimal residual diases
persisten

F. JENIS – JENIS PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Leukemia Limfoblastik Akut (ALL) dapat didiagnosa pada pemeriksaan :
1. Anamnesis
Anemia, kelemahan tubuh, berat badan menurun, anoreksia mudah sakit, sering
demam, perdarahan, nyeri tulang, nyeri sendi (Ngastiyah, 2005).
Kemudian menurut Celily, 2002 dilakukan kepemeriksaan :
2. Hitung darah lengkap (CBC), anak dengan CBC kurang dari 10.000/mm3 saat didiagnosa
memiliki prognosis paling baik jumlah leukosit lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda
prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.
3. Pungsi lumbal – untuk mengkaji keterlibatan SSP.
4. Foto toraks – mendeteksi keterlibatan mediastinum.
5. Aspirasi sumsum tulang – ditemukannya 25% sel blas memperkuat diagnosis.
6. Pemindahan tulang atau survei kerangka untuk mengkaji keterlibatan tulang.
7. Pemindahan ginjal, hati dan limpa untuk mengkaji infiltrasi leukemik
8. Jumlah trombosit – menunjukkan kapasitas pembekuan.

5. Jelaskan fungsi pemberian terapi suportif ?


Jawaban :
• IVFD D5% 0,45% NS 8 tetes makro/menit diberikan untuk menggantikan cairan tubuh
yang hilang saat mengalami luka, cedera, atau menjalani operasi yang menyebabkan
kehilangan darah dengan cepat dalam jumlah yang banyak

• Drip Natrium Bicarbonat 20 cc dalam D5% 0,45% NS 22 tetes makro/menit, obat untuk
mengatasi asidosis metabolik, urine yang terlalu asam, dan asam lambung berlebih. Obat
ini bekerja dengan cara mengurai natrium dan bikarbonat di dalam air untuk membentuk
alkaline yang menetralkan asam. Natrium bikarbonat tersedia dalam bentuk tablet dan
cairan suntik
• Cotrimoxazole 2x mg, per oral, untuk mengobati berbagai jenis infeksi bakteri. Obat ini
mampu meringankan dan mengobati infeksi saluran pernafasan, pencernaan, saluran kemih
dan berbagai jenis infeksi lainnya.

• Gentamycin 2x100 mg, intravena, digunakan untuk mencegah atau mengobati berbagai
infeksi bakteri. Gentamicin termasuk golongan antibiotik aminoglikosida. Obat
Gentamicin bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri.

• Paracetamol tab 3x 250 mg, per oral, untuk meredakan demam dan nyeri, termasuk nyeri
haid atau sakit gigi. Paracetamol atau acetaminophen tersedia dalam bentuk tablet, sirop,
tetes, suppositoria, dan infus

• Ibuprofen 3x1 tab, digunakan untuk meredakan nyeri dan peradangan, misalnya sakit
gigi, nyeri haid, dan radang sendi. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 400 mg, sirup, dan
suntikan.

• Ondancentron 3x2 mg, a.c, digunakan untuk mencegah serta mengobati mual dan muntah
yang bisa disebabkan oleh efek samping kemoterapi, radioterapi, atau operasi.

• Ranitidine 3x20 mg, intravena, digunakan sebagai terapi lini pertama untuk tukak
lambung dan duodenum, refluks esofagitis, dispepsia episodik kronis, dan ulkus akibat
infeksi Helicobacter pylori

• Antasida sirup 2x1 sdm, untuk meredakan gejala akibat sakit maag atau penyakit asam
lambung. Antasida bekerja dengan cara menetralisir asam lambung

• Trombosit Konsentrat 6 unit, Konsentrat trombosit diindikasikan untuk tata laksana


perdarahan akibat trombositopenia, gangguan pada fungsi trombosit, operasi bypass
jantung dan pencegahan perdarahan pada trombositopenia akibat gangguan sumsum
tulang. Termasuk dalam protokol pada perdarahan akut
• Packed Red cells 400 cc, Packed red cell diindikasikan untuk terapi pada pasien dengan
anemia kronik dan mengatasi perdarahan akut jika digabung dengan fresh frozen plasma
dan trombosit. Resusitasi sementara dapat dilakukan dengan cairan kristaloid dan koloid

Terapi suportif digunakan terutama untuk memperkuat kemampuan klien untuk mengatasi
stres melalui beberapa kegiatan utama, termasuk mendengarkan dan mendorong ekspresi
pikiran dan perasaan, membantu individu untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
tentang situasi dan alternatif mereka, membantu individu untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih tentang situasi dan alternatif mereka, membantu individu untuk meningkatkan
harga diri dan ketahanan serta bekerja untuk memenuhi harapannya. Dalam melakukan
pemeriksaan terhadap klien, terapis biasanya menggali secara mendalam sejarah individu
dan menyelidiki motivasi yang mendasari perilaku individu.

KASUS II

1. Gambarkan definisi dan etiologic dari 3 jenis anemia


A. anemia kurang zat besi
Anemia kurang zat besi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,
kurangnya mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai salahsatu sumberzat
besi yang mudah diserap (hemeiron),sedangkan bahan makanan nabati (non-
hemeiron)merupakan sumber zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap sehingga
dibutuhkan porsi yang besar untuk mencukupi kebutuhan zat besi dalam
seharinya.Bisa juga disebabkan karena kekuranganzatgizi yangberperandalam
penyerapan zat besi seperti, protein dan vitamin C. Konsumsi makanan tinggi serat,
tannin dan phytat dapa tmenghambat penyerapan zat besi. Berbagai faktor juga dapat
mempengaruhi terjadinya anemia gizi besi,antara lain polahaid ,pengetahuan
tentang anemia, dan status gizi. Anemia juga dapat terjadi pada perdarahan menstruasi
yang banyak, tukak organ (luka), kanker, dan penggunaan obat pereda nyeri seperti
aspirin. Gejalagejala yang umumnya dialami penderita anemia kekurangan zat besi
adalah:

a. Memiliki nafsu makan terhadap benda-benda aneh seperti kertas, cat atau es (kondisi
ini dinamakan pica)

b. Mulut terasa kering dan pecah-pecah di bagian sudutnya

c. Kuku yang melengkung ke atas (koilonychia)

B. anemia apalstik
Anemia aplastik adalah kegagalan proses pembentukan dan perkembangan
sel-sel darah yang ditandai oleh tidak aktifnya sumsum tulang dan jaringannya
digantikan oleh jaringan lemak, menyebabkan penurunan atau tidak adanya faktor
pembentukan sel-sel darah dalam sumsum tulang sehingga dapat menyebabkan
anemia, leukopenia, dan trombositopenia. Keadaan kekurangan sel-sel darah ini
disebut pansitopenia. Anemia aplastik diduga berhubungan dengan paparan
langsung terhadap bahan-bahan toksik seperti senyawa benzena, paparan
insektisida, radiasi, obat-obatan, dan kemoterapi. Faktor risiko lainnya yaitu
infeksi virus, kehamilan, kongenital, dan idiopatik.berikut berapa gejala pada
anemia apalstik :
1. Mudah mengantuk.
2. Lemas.
3. Merasa lemah.
4. Pucat.
5. Pusing atau nyeri kepala.
6. Sesak napas.
7. Nyeri dada.
8. Jantung berdebar-debar.

C. Anemia megaloblastik
Selain membutuhkan zat besi, tubuh juga membutuhkan vitamin B12 dan asam
folat untuk membuat sel darah merah. Kekurangan dua unsur nutrisi tersebut dapat
menyebabkan tubuh tidak dapat memproduksi sel darah merah sehat dalam jumlah
cukup sehingga terjadi anemia. Pada beberapa kasus, terdapat penderita anemia akibat
lambung tidak dapat menyerap vitamin B12 dari makanan yang dicerna. Kondisi
tersebut dinamakan anemia pernisiosa. MenurutNugroho dan Sartkika (2018),
defisiensi vitamin B12 umumnya disebabkan oleh karena kurang baiknya sistem
penyerapan. Defisiensi vitamin B12 dapat menyebabkan anemia pernisiosa yang
dikenal juga sebagai anemia Biermer's anemia Addison, atau-Biermer anemia Addison
yang merupakan salah satu dari banyak jenis keluarga besar anemia megaloblas
Keadaan ini adalah merupakan akibat terproduksinya faktor intrinsik oleh tubuh
sehingga vitamin B12 dapat diserap. Keadaan defisiensi vitamin B12 dapat
mengakibatkan sumsum tulang dapat memproduksi sel eritrosit secara normal, keadaan
ini dapat mengakibatkan daya pengangkutan hemoglobin menjadi sangat terbatas.

Gejala-gejala anemia kekurangan B12 dan asam folat adalah:

a. Pucat

b. Berat badan menurun

c. Geli dan rasa menggelenyar di bagian tangan dan kaki

d. Kehilangan kepekaan pada indera peraba

e. Sulit berjalan

f. Mengalami kekakuan pada kaki dan tangan

g. Mengalami demensia

2. Kaitkan kondisi pasien termasuk tipe anemia yang mana kondisi pasien
Kondisi pasien Ny.S termasuk kedalam jens Anemia Aplastik. Karena jika dilihat
dari keluhannya saja sudah jelas termasuk kedalam tanda dan gejala dari Anemia
Aplastik. Yaitu, Ny.S sering merasa Cepat lelah dan juga Lemah. Klien juga mengeluh
tidak dapat melakukanaktifitas apa-apa sendirian. Dan juga Ny.S terkena anemia
Hemolitik, dikarenakan Ny.S mengeluhkan bahwa badannya merasa panas dan juga
Ny.s merasa lemas, sering mual dan matanya selalu merasa berkunang-kunang.

3. Gambarkan struktur dan fungsi normal dari Sel darah merah ditubuh kita, bandingkan
dengan sel darah merah pada pasien

Sel darah merah, eritrosit (en:red blood cell, RBC, erythrocyte) adalah jenis sel darah yang
paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh lewat darah.
Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat
oksigen. Hemoglobin akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen
akan dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler.

Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna hemoglobin yang unsur
pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang
belakang, lalu membentuk kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat
nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan.

Sel darah merah adalah sel yang mempunyai struktur yang lebih sederhana dibandingkan
sel lainnya. Sel ini tidak mempunyai organel seperti mitokondria, lisosom, aparatus golgi
dan nukleus. Tapi, walaupun begitu sel darah merah tidak bersifat inert. Adanya substansi
Hb di dalam eritrosit akan memberikan warna merah pada darah.
Struktur eritrosit normal ialah tidak mempunyai inti dan berbentuk lempeng bikonkaf
dengan diameter kira-kira 7-8 mikrometer dengan ketebalan 2,5 mikrometer pada bagian
paling tebal serta 1 mikrometer dan juga kurang di bagian tengahnya. Bentuk sel darah
merah bisa berubah-ubah saat sel berjalan melewati kapiler, tapi perubahan bentuk tersebut
tidak akan menyebakan sel mengalami ruptur. Hal tersebut dikarenakan dalam keadaan
normal, sel darah merah mempunyai kelebihan membran sel untuk menampung zat di
dalamnya sehingga tak akan merenganggkan membran secara hebat.

Volume rata-rata sel darah merah pada tiap individu adalah 90-95 mikrometer kubik,
sementara jumlah sel darah merah sangat bergantung pada jenis kelamin serta dataran
tempat tinggal seseorang. Pada pria normal, jumlah rata-rata sel darah merah per milimeter
kubik ialah 5.200.000 (±300.000) serta pada wanita normal 4.700.000 (±300.000). Orang
yang tinggal di dataran tinggi mempunyai jumlah sel darah merah yang lebih besar
daripada orang yang tinggal di dataran rendah.

Pada kondisi klien yang Hb rendah ,Saat tubuh kekurangan zat besi, tubuh tidak dapat
memproduksi hemoglobin yang cukup sehingga sel darah merah kekurangan hemoglobin.
Akibatnya, pasokan oksigen di dalam darah berkurang dan tubuh tidak mendapat oksigen
yang cukup.

4. Jelaskan tanda dan gejala anemia pada pasien


Tanda dan gejala anemia pada pasien yaitu:
- Pasien lemas
- Mudah lelah (mudah lelah meskipun pasien hanya jalan dari kamar mandi dan tetap
lesu meskipun sudah beristirahat)
- Mata berkunang-kunang
- Mual
- Jantung berdebar( frukuensi denyut nadi pasien 94x/menit)
- Konjungtiva anemis
- Hb rendah ( hb pasien 4,60 gr/dl)

5. Jelaskan komplikasi apa yang mungkin terjadi pada anemia tipe pada pasien
Beberapa komplikasi yang disebabkan oleh anemia di antaranya adalah :

1. Kelelahan yang Parah


Komplikasi pertama yang dapat terjadi pada seseorang ketika mengidap anemia
adalah perasaan lelah yang parah. Hal ini dapat menyebabkan kamu kesulitan untuk
melakukan aktivitas apa pun karena perasaan lelah dan lemas yang timbul. Rasa lelah
ini timbul karena beberapa bagian tubuh kekurangan oksigen yang seharusnya disuplai
oleh sel darah merah.

2. Kelainan Jantung
Seseorang yang mengidap anemia juga dapat mengalami kelainan jantung
sebagai komplikasi, yaitu detak jantung yang terlalu cepat atau tidak teratur. Saat
seseorang sedang mengalami anemia, jantung harus memompa lebih banyak darah agar
kecukupan oksigen pada darah terjaga. Jika dibiarkan, seseorang dapat mengalami
pembesaran jantung atau gagal jantung yang dapat berisiko fatal.

3. Anemia Aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika sumsum tulang rusak. Ketika sumsum tulang
rusak, tubuh akan berhenti memproduksi sel darah baru. Kondisi ini bisa memburuk
dari waktu ke waktu. Penyebab umum anemia aplastik adalah pengobatan kanker,
paparan bahan kimia beracun, kehamilan, gangguan autoimun, atau infeksi virus.

4. Hemoglobinuria Nokturnal Paroksismal


Hemoglobinuria nokturnal paroksismal adalah penyakit langka yang
mengancam jiwa. Penyakit ini bisa menyebabkan pembekuan darah, hancurnya sel
darah, dan kerusakan fungsi sumsum tulang. Selain itu, penyakit ini termasuk kondisi
genetik dan biasanya didiagnosis pada orang yang berusia 30 atau 40-an.
Hemoglobinuria nokturnal paroksismal juga berhubungan dengan anemia aplastik.
Kondisi ini sering dimulai sebagai anemia aplastik atau muncul setelah perawatan
untuk kondisi tersebut.

5. Sindrom Mielodisplasia
Sindrom mielodisplasia adalah sekelompok kondisi yang menyebabkan sel-sel
pembuat darah di sumsum tulang menjadi abnormal. Karena kondisi ini, sumsum
tulang tidak menghasilkan cukup sel dan sel yang dibuatnya biasanya rusak. Sel-sel ini
mati lebih awal dan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Sindrom ini dianggap
sebagai jenis kanker yang bisa berubah menjadi leukemia myeloid akut, sejenis kanker
darah.

6. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari
kemampuan tubuh. Kondisi ini bisa bersifat sementara atau bisa juga kronis. Anemia
hemolitik dapat diturunkan (yang berarti diturunkan melalui gen) maupun didapat
secara genetik. Penyebab potensial anemia hemolitik bisa karena infeksi, konsumsi
obat-obatan tertentu seperti penisilin, kanker darah, gangguan autoimun, limpa yang
terlalu aktif, gangguan tumor, serta reaksi parah terhadap transfusi darah.

7. Anemia Sel Sabit


Anemia sel sabit adalah jenis anemia yang diturunkan. Kondisi ini
menyebabkan sel darah merah berubah bentuk menjadi berbentuk sabit, kaku, dan
lengket. Bentuk sel darah merah yang demikian dapat menyebabkan sel darah merah
tersangkut di pembuluh darah kecil, sehingga menghalangi aliran darah ke seluruh
tubuh, termasuk juga menghilangkan jaringan oksigen. Anemia sel sabit bisa
menyebabkan rasa sakit yang sangat menyakitkan, bengkak, dan sering mendapatkan
infeksi.Faktor-faktor seperti diet rendah zat besi, vitamin B-12, folat dan tembaga,
gangguan usus, menstruasi, kehamilan, kondisi kronis, riwayat keluarga hingga usia
dapat menempatkan Anda pada peningkatan risiko anemia. Apabila tidak diobati,
anemia dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti kelelahan ekstrim, komplikasi
kehamilan, masalah jantung (aritmia), hingga berujung pada kematian.

8. Thalassemia Berat
Thalassemia adalah kondisi bawaan ketika tubuh tidak dapat menghasilkan
cukup hemoglobin, yaitu protein yang merupakan bagian penting dari sel darah merah.
Tanpa hemoglobin yang cukup, sel darah merah tidak dapat bekerja dengan baik dan
mati lebih cepat daripada sel sehat. Kondisi ini bisa ringan maupun berat, dan bisa
menjadi menjadi parah jika kamu mewarisi dua salinan gen yang memicu kondisi ini.

9. Anemia Malaria
Anemia malaria merupakan gejala utama penyakit malaria berat. Banyak faktor
yang berkontribusi pada kondisi ini, seperti kekurangan gizi, masalah pada sumsum
tulang, dan parasit malaria memasuki sel darah merah.

10. Anemia Fanconi


Anemia fanconi adalah suatu kondisi genetik yang merusak sumsum tulang dan
menyebabkan pengidapnya memiliki jumlah sel darah yang lebih rendah dari biasanya.
Anemia fanconi dapat menyebabkan kelainan fisik, seperti ibu jari atau lengan bawah
yang cacat, kelainan kerangka, ginjal yang rusak atau hilang, kelainan saluran cerna,
infertilitas, dan masalah penglihatan dan pendengaran. Selain itu, anemia jenis ini juga
dapat menyebabkan peningkatan risiko leukemia, serta kanker kepala, leher, kulit,
reproduksi, dan masalah gastrointestinal.

6. Jelaskan pengobatan yang diberikan pada pasien, untuk apa kegunaan obat tersebut
pada pasien?
1. Omeprozole 2x20 mg
Adalah obat untuk mengatasi gangguan lambung, seperti penyakit asam lambung dan
tukak lambung. Obat ini dapat mengurangi asam di dalam lambung.
Kegunaannya untuk meringankan gejala sakit maag dan heartburn yang ditimbulkan
oleh penyakit asam lambung atau tukak lambung. Obat ini juga membantu
penyembuhan kerusakan pada jaringan lambung dan kerongkongan.

2. Emibion 2x500 mg
Adalah suplemen yang mengandung zat besi, asam folat, dan vitamin C. Emibion
digunakan untuk terapi tambahan untuk pasien yang mengalami anemia dan
kekurangan zat besi.

Emibion digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral pada
keadaan anemia karena kekurangan zat besi.

3. Asam folat 3x500 mg


Adalah jenis vitamin B yang membantu tubuh memproduksi dan mempertahankan sel-
sel baru dan mencegah perubahan DNA yang dapat menyebabkan kanker.

Kegunaannya untuk mengatasi berbagai kondisi yang disebabkan karena kurangnya


asupan folat, seperti masalah hati, kecanduan alkohol, peradangan pada dinding saluran
pencernaan, serta dialisis ginjal.

4. Curcuma 3x500 mg
Adalah suplemen untuk meningkatkan nafsu makan dan menjaga kesehatan fungsi hati.
Curcuma tablet adalah herbal yang mengandung 20 mg ekstrak curcumin (temulawak).

5. Paracetamol 1x500 mg
Adalah obat untuk meredakan demam dan nyeri, termasuk nyeri haid atau sakit gigi.

Paracetamol diketahui bekerja pada pusat pengaturan suhu yang ada di otak untuk
menurunkan suhu tubuh saat seseorang sedang mengalami demam. Selain itu, obat ini
juga bisa menghambat pembentukan prostaglandin, sehingga bisa meredakan nyeri.

7. Kondisi mana yang dipunyai pasien yang bisa memperparah dan memicu gejala pada
pasien?
Kondisi yang memperparah dan memicu gejala anemia pada klien yaitu Ketika
klien sering terlambat makan dan hanya makan seadanya jika sedang banyak
pekerjaan karena Kekurangan nutrisi bisa menyebabkan seseorang kelelahan dan
lemas.selain itu Kekurangan vitamin dan nutrisi seperti rendah zat besi, vitamin
B12, dan folat juga memicu terjadinya anemia

Anda mungkin juga menyukai