“Konsep Komunikasi pada Pasien Gangguan Jiwa dan Komunikasi Terapeutik Pada
Pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa”
DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Feri Fernandes, M.Kep., Sp. Kep.J
DISUSUN OLEH :
Fakultas keperawatan
Universitas andalas
2021
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. 1
DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 3
A. Latar Belakang..........................................................................................................3
B. Tujuan Penulisan...................................................................................................... 3
C. Manfaat Penulisan.................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 5
A. Definisi Gangguan Jiwa ........................................................................................... 5
B. Macam-Macam Gangguan Jiwa................................................................................ 6
C. Penyebab Gangguan Jiwa.......................................................................................... 8
D. Prinsip-Prinsip Komunikasi Terapeutik Pada Klien Gangguan Jiwa......................10
E. Teknik Komunikasi Terapeutik Pada Klien Gangguan Jiwa...................................13
F. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Halusinasi......................14
G. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Waham..........................15
H. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Resiko Perilaku
Kekerasan..................................................................................................................... 16
I. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Harga Diri Rendah......... 18
J. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Isolasi Sosial.................. 19
K. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Defisit Perawatan Diri.. 20
L. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Resiko Bunuh Diri........ 21
M. Strategi Komunikasi Terapeutik pada Pasien Gangguan Jiwa............................... 23
N. Metode Komunikasi pada Pasien Gangguan Jiwa...................................................27
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 27
A. KESIMPULAN....................................................................................................... 27
B. SARAN....................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 28
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
Mahasiswa dapat mengklasifikasikan apa saja yang termasuk ke dalam
konsep komuniksasi pada pasien gangguan jiwa dan Komunikasi terapeutik pada
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa.
C. Manfaat Penulisan
3
Mahasiswa dapat mengetahui cara berkomunikasi dengan pasien yang
mengalami gangguan jiwa dan dapat mengetahui konsep dasar berkomunikasi
dengan pasien gangguan jiwa, serta mengetahui komunikasi terapeutik pada
pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
5. Gangguan jiwa primer : tanpa penyebab yang diketahui disebut pula
idiopatik atau fungsional.
6. Gangguan jiwa sekunder : diketahui sebagai sutu manifestasi simtomatik dari
suatu gangguan sistemik, medis atau serebral, misalnya delirium yang
disebabkan oleh penyakit infeksi otak.
6
maupun sumber biasanya tidak diketahui atau tidak dikenali. Intensitas
kecemasan dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.
Menurut Sundeen (1995) mengidentifikasi rentang respon kecemasan
kedalam empat tingkatan yang meliputi, kecemasan ringan, sedang, berat
dan kecemasan panic.
4. Gangguan Kepribadian
Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian (psikopatia)
dan gejala-gejala neurosa berbentuk hampir sama pada orang-orang dengan
inteligensi tinggi ataupun rendah. Jadi boleh dikatakan bahwa gangguan
kepribadian, neurosa dan gangguan inteligensi sebagian besar tidak
tergantung pada satu dan lain atau tidak berkorelasi. Klasifikasi gangguan
kepribadian : kepribadian paranoid, kepribadian afektif atau siklotemik,
kepribadian skizoid, kepribadian axplosif, kepribadian anankastik atau
obsesif-kompulsif, kepribadian histerik, kepribadian astenik, kepribadian
antisosial, Kepribadian pasif agresif, kepribadian inadequate.
5. Gangguan Mental Organik
Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang disebabkan
oleh gangguan fungsi jaringan otak (Maramis, 1994). Gangguan fungsi
jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama
mengenai otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian otak yang
terganggu itu luas, maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja,
tidak tergantung pada penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian
otak dengan fungsi tertentu saja yang terganggu, maka lokasi inilah yang
menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang menyebabkannya.
Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukkan kepada
berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu daripada pembagian akut
dan menahun.
6. Gangguan Psikosomatik
Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi badaniah
(Maramis, 1994). Sering terjadi perkembangan neurotik yang
memperlihatkan sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi
alat-alat tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf vegetatif. Gangguan
psikosomatik dapat disamakan dengan apa yang dinamakan dahulu neurosa
7
organ. Karena biasanya hanya fungsi faaliah yang terganggu, maka sering
disebut juga gangguan psikofisiologik.
7. Retardasi Mental
Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau
tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya hendaya keterampilan
selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada tingkat kecerdasan
secara menyeluruh, misalnya kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan
sosial.
8
Nerofisiologi
Neroanatomi
Tingkat kematangan dan perkembangan organic
Faktor-faktor prenatal dan perinatal
2. Faktor Psikogenik (psikologis)
Interaksi ibu-anak
Interaksi ayah-anak : peranan ayah
Jika seorang ayah dan ibu tidak menjalankan peranan mereka sebagai
orangtua dengan baik, seperti kurangnya memberikan perhatian dengan
melakukan interaksi dengan anak.
Hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permainan, dan masyarakat.
Lingkungan keluarga dan lingkungan sosialnya yang acuh (tidak peduli).
Kehilangan : Lossing of love object. Individu kehilangan kasih sayang
dan cinta dari orangtua, teman dan pacar.
Konsep diri : pengertian identitas diri VS peranan yang tidak menentu
Tingkat perkembangan emosi
Ketidakmatangan atau terjadinya fiksasi atau regresi pada tahap
perkembangannya.
Traumatic Event
3. Pola Asuh Patogenik
Melindungi anak secara berlebihan
Menentukan norma-norma etika dan moral yang terlalu tinggi
Disiplin yang terlalu keras
Perselisihan dan perceraian orang tua
Nilai-nilai yang buruk (yang tidak bermoral)
Ayah dan atau ibu mengalami gangguan jiwa (psikotik atau non-
psikotik)
4. Faktor Sosiogenik (sosial-budaya)
Tingkat ekonomi
Lingkungan tempat tinggal : perkotaan VS pedesaan
Masalah kelompok minoritas yg meliputi prasangka, fasilitas kesehatan,
pendidikan, dan kesejahteraan yang tidak memadai
Pengaruh rasial dan keagamaan
9
Nilai-nilai
Cara yang dapat dilakukan agar perawat tidak terjebak pada tindakan
menghakimi adalah dengan meningkatkan kesadaran diri perawat, dan
memberikan kesempatan klien mengungkapkan pikiran dan perasaannya,
menghargai klien sebagai orang yang mampu diberikan tanggung jawab,
memberikan kesempatan klien untuk mengambil keputusan.
10
2. Menerima (Acceptance)
3. Hangat (warmth)
Sikap hangat merupakan karakteristik lain dari perawat yang caring. Sikap
hangat terlihat perhatian kepada klien dan mengungkapkan kesenangan
dalam merawat klien. Ini bukan berarti bahwa kita harus berlebihan dengan
klien atau berusaha untuk menjadi teman mereka. Sikap hangat dapat
diungkapkan secara non verbal, sikap positif, nada yang ramah, dan senyum
yang hangat. Mencondongkan badan ke depan dan mempertahankan kontak
mata, sentuhan fisik, menerima, dan tidak membuat rasa takut klien
merupakan contoh sikap yang hangat kepada klien.
4. Empati
5. Keaslian (Authenticity)
Menjadi perawat yang caring harus memiliki pribadi yang tulus dan menjadi
diri sendiri dalam menjalin interaksi dengan klien. Ketika kita komitment
dengan klien, maka kita harus bersikap profesional. Profesional disini
maksudnya adalah berperan sebagai tenaga kesehatan yang memberikan
layanan kesehatan dengan tujuan untuk menyembuhkan klien.
11
6. Kongruensi (Congruency)
7. Sabar (patience)
8. Hormat (respect)
12
dengan mendengar klien, percaya dengan apa yang mereka lakukan, tidak
menghakimi.
11. Humor
3. Pada klien menarik diri, sering libatkan klien dalam aktifitas atau
kegiatan yang bersama-sama
4. Ideal diri. Bagaimana cara seseorang melihat dirinya dan bagaimana dia
seharusnya
13
5. Gambaran diri. Apakah klien menerima dirinya seutuhnya beserta kelebihan
dan kekurangannya
11. Perawatan diri. Perawatan diri yang buruk dapat memicu muncul perasaan
minder
12. Kesehatan fisik. Gangguan pada sistem saraf dapat merubah fungsi
neurologis.
14
3. Halusinasi perabaan: menggaruk-garuk permukaan kulit, mengatakan ada
serangga dipermukaan kulit, merasa seperti disengat listrik.
15
5. Waham nihilistik: meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/
meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan
16
9. Merusak barang
10. Tidak mempunyai kemampuan mencegah/mengontrol perilaku
11. kekerasan
1. Sesi I :
2. Sesi II :
3. Sesi III :
4. Sesi IV:
17
c. Buat jadwal latihan spiritual yang telah dilatih.
Harga diri rendah (HDR) adalah analisis diri atau pandangan terhadap diri
sendiri yang berupa penilaian negatif
1. Sesi 1:
2. Sesi 2:
18
c. Memasukkan kemampuan kedua dalam jadwal kegiatan harian
3. Sesi 3:
4. Sesi 4:
19
1. Sesi 1:
2. Sesi 2:
3. Sesi 3:
4. Sesi 4:
20
Strategi pelaksanaan komunikasi pada klien dengan defisit perawatan diri:
1. Sesi I:
2. Sesi 2:
3. Sesi 3:
4. Sesi 4:
21
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh klien
untuk mengakhiri kehidupannya. Jenis perilaku bunuh diri berdasarkan besarnya
kemungkinan klien melakukan bunuh diri yaitu:
1. Sesi 1:
2. Sesi 2:
3. Sesi 3:
22
c. Memberi dorongan klien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis
4. Sesi 4:
a. Membuat strategi mencapai rencana masa depan realistis klien yang lain
Menjelaskan tanggung jawab danperan Saya adalah perawat yang akan merawat
perawat-klien bapak dari jam 08.00-13.00 WITA
Menjelaskan kegiatan yang akan Pak Aya, hari ini saya ingin menanyakan
dilakukan beberapa hal mengenai kondisi bapak.
23
Baik pak, kita mengobrol
disini.
Memberikan kesempatan pada klien Sebelum kita mulai kegiatannya, apa bapak
untuk bertanya ada pertanyaan ?
Memulai kegiatan dengan cara yang Pak (sambil tersenyum dan menyentuh
baik klien)
24
dengan saudaranya ?
Apakah
sudah
merasa
lebih
tenang?
Merencanakan tindak lanjut dengan Pak Aya, saya senang sekali bisa ngobrol
pasien dengan bapak, kalau bapak setuju gimana
kalo nanti selesai makan siang kita ngobrol
lagi disini? Sebentar aja pak 20 menit aja.
Melakukan kontrak (waktu, tempat, Baik Pak Aya, nanti selesai makan kita
topik) ngobrol-ngobrol lagi disini,kita ngobrol
tentang perasaan bapak terhadap keluarga
bapak
25
Mengakhiri wawancara dengan cara Terima kasih atas kesediaan Pak Aya
yang baik ngobrol dengan saya.Selamat beristirahat
pak
Stuart dan Sundeen dalam buku ‘Buku Saku Keperawatan Jiwa’ (1998 )
menyebutkan metode atau teknik yang digunakan dalam komunikasi terapeutik
dalam bidang keperawatan antara lain:
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan jiwa menurut Yosep(2007) adalah kumpulan dari keadaan-
keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik maupun
dengan mental. Ada tiga factor penyebab gangguan jiwa yaitu : Faktor
somatic(somatogenik) atau organobiologis, factor psikologik(psikogenik) atau
psikoedukatif dan factor sosio-budaya (sosiogenik) atau sosiokultural. Gejala
umum yang muncul pada seseorang yang mengalami gangguan
jiwa(Sundari,2005) adala : keadaan fisik, keadaan mental, dan keadaan emosi.
Tujuan komunikasi pada pasien jiwa yaitu perawat dapat memahami orang
lain, menggali perilaku klien, memahami perlunya memberi pujian dan
memperoleh informasi klien.
B. Saran
Calon perawat harus mengetahui cara berkomunikasi dengan baik pada
pasien terutama pada pasien yang mengalami gangguan kejiwaan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Faturochman, Fidya. Haryati, Sri Urip., & Hermawati, Tanti. (2014). KOMUNIKASI
TERAPEUTIK PERAWAT DAN PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi
Deskriptif Kualitatif Aktivitas Komunikasi terapeutik Perawat dengan Pasien
Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang). Jurnal
Komunikasi, 1, 1-20. ( )
28
"Konsep Komunikasi
Pada Pasien Gangguan
Jiwa"
DOSEN PENGAMPU : Ns. Feri Fernandes, M.Kep., Sp. Kep.J
KELOMPOK 3
Afdalina Rahmida Wati 2011312020
Kholik Mikro Jatortu Daulay 2011312029
Zhafira Nisa Ulkhaira 2011311037
Rifka Putri Khairuna 2011312050
Farah Salsabila Annisa 2011312041
Nazhifa fauziyah 2011317001
Aqsa Rahmadani 2011312038
Afnila Angraini 2011312014
Mila Gustia 2011312065
Deby Rahma Anisa 2011313011
DEFINISI GANGGUAN JIWA
Gangguan jiwa adalah suatu
ketidakberesan kesehatan dengan
manifestasi-manifestasi psikologis atau
perilaku terkait dengan penderitaan yang
nyata dan kinerja yang buruk, dan
disebabkan oleh gangguan biologis, sosial,
psikologis, genetik, fisis, atau kimiawi.
ISTILAH YANG DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENDESKRIPSI GANGGUAN JIWA
• Gangguan jiwa psikotik : ditandai hilangnya kemampuan menilai realitas, waham (delusi) dan
halusinasi.
• Gangguan jiwa neurotik : tanpa ditandai kehilangan kemampuan menilai realitas, terutama
dilandasi konflik intrapsikis atau peristiwa kehidupan yang menyebabkan kecemasan (ansietas)
• Gangguan jiwa fungsional : tanpa kerusakan struktural atau kondisi biologis yang diketahui
dengan jelas sebagai penyebab kinerja yang buruk.
• Gangguan jiwa organik : ketidakberesan kesehatan disebabkan oleh suatu penyebab spesifik yang
membuahkan perubahan struktural di otak.
• Gangguan jiwa primer : tanpa penyebab yang diketahui
• Gangguan jiwa sekunder : diketahui sebagai sutu manifestasi simtomatik dari suatu gangguan
sistemik, medis atau serebral
MACAM – MACAM GANGGUAN JIWA
G
Restardasi mental
PENYEBAB GANGGUAN JIWA
Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang mengalami penurunan atau bahkan
sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain sekitarnya.
Tanda dan gejala:
1. Perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
2. Merasa tidak aman berada dengan orang lain
3.Mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
4. Merasa lambat dan bosan menghabiskan waktu,
5. Tidak mampu berkosentrasi dan membuat keputusan,
6. Merasa tidak berguna,
7. Tidak yakin dapat melangsungkan hidup,
8. Menarik diri,
9. Tidak komunikatif,
10. Tidak ada kontak mata,
11. Afek tumpul,
12. Tampak sedih.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada Klien Harga Diri
Rendah
Harga diri rendah (HDR) adalah analisis diri
atau pandangan terhadap diri sendiri yang berupa
penilaian negatif
Tanda dan gejala :
1. Sering mengkritik diri,
2. Sering merasa tidak mampu
3. Pesimis terhadap kemampuan diri dan
kehidupan,
4. Produktivitas menurun
5. Tidak mengakui atau tidak menyadari
kemampuan diri, Kurang perawatan diri,
6. Kurang perawatan diri, Sering menunduk,
7. Sering menunduk ketika berbicara atau tidak
menatap lawan bicara,
8. Nada suara lemah dan lambat.
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Pada
Defisit Perawatan Diri
Melakukan validasi (afektif, kognitif, psikomotor) Pak hari ini hari apa ?
Bagaimana perasaan bapak sekarang ?
Bapak tadi ngapain saja ?
Menanyakan nama panggilan kesukaan klien Saya boleh tahu nama bapak ? bapak senangnya
dipanggil siapa ?
LANJUTAN
Menjelaskan tanggung jawab dan peran perawat- Saya adalah perawat yang akan merawat bapak
klien dari jam 08.00- 13.00 WITA
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan Pak Aya, hari ini saya ingin menanyakan beberapa hal
mengenai kondisi bapak.
Menjelaskan tujuan Pak hari ini kita akan sedikit ngobrol-ngobrol tentang
keadaaan Pak Aya.
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Pak Aya, mau mengobrol dimana supaya lebih santai
kegiatan. ? Baik pak, kita mengobrol disini.
Baiklah bapak kegiatan mengobrolnya kita lakukan
sekitar 10 menit
Menjelaskan kerahasiaan Pak Aya bisa percaya dengan saya. Apapun
pembicaraan kita hari ini hanya saya, bapak, dan
Tuhan yang tahu.
Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya Sebelum kita mulai kegiatannya, apa bapak ada
pertanyaan ?
Lanjutan
Menanyakan keluhan utama Bagaimana tidurnya semalam bapak?
Bapak sudah makan?
Bapak sedang apa?
Memulai kegiatan dengan cara yang baik Pak (sambil tersenyum dan menyentuh klien)
Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana Kalau boleh tahu kenapa bapak diantar kesini ?
Bila bapak diam dan bapak tidak mau cerita masalah
bapak ke saya,, jadinya saya tidak tahu masalah
bapak sehingga saya tidak bisa menyelesaikan
masalah bapak?
Jadi gimana pak,, mau cerita dengan saya ?
Kalau boleh tahu apa alasan bapak membenci dia ?
Menyimpulkan hasil wawancara (evaluasi hasil dan Gimana perasaan bapak sekarang?
proses) Apakah sudah merasa lebih tenang?
Lanjutan
Memberikan reinforcement positif Bapak tahu tidak kalo menyakiti orang apalagi sampai
membunuhnya itu kan dosa dan bisa masuk neraka.
Bapak mau gak masuk neraka ?
Merencanakan tindak lanjut dengan pasien Pak Aya, saya senang sekali bisa ngobrol dengan
bapak, kalau bapak setuju gimana kalo nanti selesai
makan siang kita ngobrol lagi disini? Sebentar aja pak
20 menit aja
Melakukan kontrak (waktu, tempat, topik) Baik Pak Aya, nanti selesai makan kita ngobrol-ngobrol
lagi disini, kita ngobrol tentang perasaan bapak
terhadap keluarga bapak
Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik Terima kasih atas kesediaan Pak Aya ngobrol dengan
saya. Selamat beristirahat pak
Catat hasil kegiatan di buku catatan keperawatan Hari ini tanggal../../…., saya perawat Dwija telah
melakukan pengkajian kepada pasien Bapak Arthason.
Respon pasien, pasien hanya menjawab singkat-
singkat, pasiem diam ketika diajak bicara. Pasien mau
bercerita saat dipancing dengan kata-kata
Metode Komunikasi Pada Pasien Gangguan Jiwa
Stuart dan Sundeen dalam buku ‘Buku Saku Keperawatan Jiwa’ (1998 ) menyebutkan
metode atau teknik yang digunakan dalam komunikasi terapeutik dalam bidang keperawatan
antara lain:
1. Mendengarkan dengan penuh perhatian
2. Menanyakan pertanyaan yang berkaitan
3. Mengulangi ucapan klien menggunakan kata-kata sendirili.
4. Mengklasifikasi
5. Memfokuskan.
6. Menyatakan hasil observasi Menawarkan informasi.
7. Diam
8. Meringkas: pengulangan ide utama secara singkat. Memberi penghargaan kepada pasien.
9. Memberi pasien kesempatan untuk memulai pembicaraan, memberi inisiatif dalam memilih topic
pembicaraan.
10. Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan
11. Menempatkan kejadian secara berurutan
12. Memberikan pasien kesempatan untuk menguraikan persepsinya
13. Refleksi: memberikann pasien kesempatan untuk mengemukakan dan menerima ide dan
perasaannya sebagai bagian dari dirinya.
THANKS YOU
FOR LISTENING !!!
Do you have any questions?
Terimakasih sudah mendengarkan sampai
slide 21 maaf kalo materinya kurang atau
salah :)
- EDITOR -