SISTEM RESPIRASI
KELOMPOK 3
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2021
Kasus I : Nn.M Sesak Nafas Lagi
DO:
-Adanya suara ronkhi pada
pulmi dextra dan sinistra
-terdapat kavitas pada pulmo
dextra dan sinistra pada saat
foto rontgen AP
DO :
-IMT 18 (Underweight)
-BB turun dari 50 Kg
menjadi 47Kg dalam satu
bulan
DS: Manajamen kesehatan Kompleksitas sistem
Pasien mengatakan kurang keluarga tidak efektif pelayanan kesehatan
mengetahui tentang penyakit
DO:
Pasien memiliki kebiasaan
membuang dahak
sembarangan, tidak memakai
masker saat batuk
3. Saat diberikan obat oleh dokter, pasien bertanya sampai kapan ia harus memakan
obat, karena pasien merasakan obat yang diberikan terlalu banyak. Tindakan apa
yang harus dilakukan oleh perawat terkait dengan situasi tersebut?
Jawab :
Tindakan perawat yaitu sebagi edukator dimana pasiennya harus diberi edukasi dengan cara
berkomunikasi terapeutik supaya tercipta hubungan saling precaya sehingga pasien dapat
mendengarkan masukan dari perawat untuk menyelesaikan minum obat. Karena itu semua
untuk kepentingan pasien juga. Edukasi yang bisa kita berikan yaitu “bapak, bapak harus
minum obat ini sampai bapak sembuh, jika bapak tidak rutin minum obat maka penyakit bapak
akan lama untu sembuhnya. Jadi bapak harus rutin minum obatnya”
• Penyakit yang pernah dialami : 4 bulan yang lalu sesak napas dan batuk berdatah
(haemoptisis)
• Pengobatan/tindakan yang dilakukan : -
• Pernah dirawat/dioperasi : -
• Alergi : tidak ada
• Kebiasaan merokok/mengkonsumsi alcohol : -
• Riwayat Kesehatan Keluarga
-
• Diagnosa Medis dan Theraphy
• Dx Medis : kanker paru
• Theraphy : Oksigen 3L/i terpasang infuse Nacl 0,9% dan asering 5%
3. Pola Kesehatan Fungsional ( Data Fokus )
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting dan saat sakit seperti sekarang
klien berusaha mendapatkan pengobatan di RS agar cepat sembuh.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
• Seblum Sakit : 45 Kg
• Saat Sakit : 42 Kg
c. Pola eliminasi
1) Eliminasi Feses: -
2) Eliminasi urine : -
d. Pola aktivitas dan latihan
Klien mengeluhkan tidak bisa duduk sendiri
e. Pola istirahat dan tidur
Tidak ada di kasus
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Tingkat kesadaran klien conposmentis dan tidak mengalami gangguan
penglihatan, penciuman, perabaan, pendengaran dan pengecap. Klien mengetahui
letak nyeri yang dirasakan dan juga klien merasa sesak napas masih sering timbul
ketika sedang melakukan aktivitas.
g. Pola hubungan dengan orang lain
-
h. Pola reproduksi dan seksual
Klien berjenis kelamin laki-laki
i. Persepsi diri dan konsepsi diri
a) Identitas diri : klien adalah laki-laki
b) Peran diri : -
c) Gambaran diri : -
d) Harga diri : -
j. Pola mekanisme, koping
-
k. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
-
4. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : taktil fremitus
• Keadaan Fisik
Auskultasi : Suara nafas paru kiri ronkhi, kanan redup +wheezing, irama nafas
irreguler
Palpasi : nyeri tekan dada sebelah kanan
• TTV
1) Suhu : 36,5oC
2) TD : 100/70 mmHg
3) Nadi : 60 x/menit
4) Pernafasan : 32x/menit
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Thoraks (paru)
• Hasil rontgen thorak: ditemukan masa di paru kanan
• Adanya ukuran tumor 5 cm
• Tumor sudah mencapai ke bronkus, menyumbat Sebagian dari jalan udara pada
paru-paru
• Belum tersebar ke kelenjer getah bening
• taktil fremitus bergetar kiri dan kanan terdengar lemah
• suara nafas paru kiri ronkhi, kanan redup+wheezing
Hasil pemeriksaan laboratorium
• Hb : 8 gr/dL
• Leukosit : 73.000 mm
• Eritrosit : 3,02 juta sel/uL
• Trombosit : 165.000
• Kalium : 2,999
• Natrium : 126,8
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Intervensi Defenisi
Bersihan Jalan • Manajemen jalan napas Mengidentifikasi dan
napas tidak ➢ Observasi mengelola jalan napas
efektif. 6. Monitor pola nafas (frekuensi,
Berbuhungan kedalaman, dan usaha nafas)
dengan adanya 7. Monitor bunyi nafas tambahan
sekret yang (mengi)
tertahan serta 8. Monitor sputum
dibuktikan dengan (jumlah,warna aroma)
pola nafas yang ➢ Terapeutik
berubah-ubah 1. Pertahankan jalan nafas
2. Posisikan semi fowler atau
fowler
3. Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15 detik
(nebulizer)
4. Berikan oksigen
➢ Edukasi
1. Anjurkan cairan 2000
ml/hari
2. Anjuran teknik batuk
efektif
➢ Kolaborasi
➢ Kolaborasi pemberian
bronkodilaotor, jika perlu
Nyeri kronis • Manajemen nyeri Mengidentifikasi dan
ditandai dengan - Observasi mengelola pengalaman
nyeri dada kanan ➢ Identifikasi lokasi, sensori atau emosional
berat untuk karakteristik, durasi, yang berkaitan dengan
bernafas serta frekuensi, kualitas, kerusakan jaringan atau
dibuktikan dengan intensitas nyeri fungdional dengan onset
adanya tumor. ➢ Identifikasi skala nyeri mendadak atau lambat
➢ Identifikasi factor yang dan berintensitas ringan
memperberat dan hingga berat dan
memperingankan nyeri konstan.
➢ Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
- Terapeutik
➢ kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan.
➢ Fasilitasi istirahat dan tidur
➢ Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
- Edukasi
➢ Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
➢ Jelaskan strategi
meredakan nyeri
➢ Anjurkan memonitor nyeri
secara tepat
• Perawatan kenyamanan
➢ Observasi
➢ Identifikasi pmahaman
tentang kondisi, situasi,
dan perasaanya
➢ Tepapeutik
➢ Berikan posisi yang nyaman
➢ Berikan kompres dingin
atau hangat
➢ Ciptakan lingkungan yang
nyaman
- Edukasi
➢ Ajarkan terapi relaksasi
➢ Ajarkan Latihan pernafasan
Defisit nutrisi • Manajemen nutrisi Mengidentifikasi dan
- Observasi mengelola asupan nutrisi
➢ Identifikasi status ntrisi yang seimbang
➢ Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrient
➢ Monitor berat badan
➢ Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
- Terapeutik
➢ Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
➢ Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi.
9. Berilah satu contoh intervensi komplementar untuk mengatasi nyeri pada Tn. P?
→ Salah satu intervensi komplementar untuk mengatasi nyeri pada Tn. P itu dengan
tekhnik distraksi. Dimana tekhnik ini dapat menurunkan kewaspadaan pasien terhadap nyeri
bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Sehingga nyeri yang dirasakan oleh Tn. P dapat
teralihkan ke hal lain. Misalkan dengan bercerita, berdoa, dan mendengarkan musik.
10. Buatlah topik-topik edukasi apa yang dapat anda berikan kepada pasien yang akan
menjalani kemoterapi.
→ Kemoterapi atau kemo bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan sel kanker yang
bersarang di dalam tubuh. Meski pengobatan ini dapat membantu mengatasi penyakit kanker,
kemoterapi juga memiliki efek samping yang tidak sedikit.
Jenis pengobatan kemotrapi yang diberikan akan tergantung pada jenis, lokasi, stadium,
penyebaran sel kanker, dan kondisi kesehatan pasien kanker. Efek samping yang ditimbulkan
dari kemoterapi juga berbeda-beda, yaitu ada yang bersifat ringan dan ada pula yang
memerlukan penanganan dokter dengan segera.
1) Siapkan imunitas yang baik → sebelum kemoterapi dimulai, dokter akan meminta
pasien untuk menjaga sistem kekebalan tubuh pasien. Pasien dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi, olahraga, dan istirahat yang cukup
2) Minta dukungan dari orang sekitar → saat menjalani proses kemoterapi pasien akan
merasa kelelahan yang tidak biasa. Selain itu, pasien juga akan membutuhkan bantuan
untuk diantar dan dirawat selama proses pengobatan. Pihak keluarga harus berperan
aktif dalam hal tersebut. Jadi, pasien kanker tidak perlu sungkan untuk meminta
bantuan orang-orang terdekatnya. Dukungan dari keluarga dan teman terdekat juga
dapat berdampak positif pada sisi emosional. Dengan demikian, beban pasien kanker
dengan kemoterapi dapat sedikit berkurang.
3) Siapkan mental → persiapan sebelum kemoterapi yang tidak luput dilakukan adalah
memastikan kondisi mental dalam kondisi stabil, karena kemoterapi dapat
menyebabkan berbagai efek samping yang membuat pasien kepikiran.
4) Kosongkan jadwal sebelumnya → jangan berencana untuk pergi ke acara apapun, atau
langsung melakukan aktivitas setelah kemoterapi.