Anda di halaman 1dari 27

TUGAS II KELOMPOK

SISTEM RESPIRASI

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1


Dosen Pengampu : Hema Malini, S.kp., MN., Biomed

KELOMPOK 3

1. Afdalina Rahmida Wati 2011312020


2. Nadhira Aliya Putri 2011312047
3. Intan Dwi Putri 2011312032
4. Elvina Dwita 2011312023
5. Farah Salsabila Annisa 2011312041
6. Fadillah Buyatma Putri 2011312017
7. Kholik Mikro Jatortu Daulay 2011312029
8. Aqsa Rahmadani 2011312038
9. Rifka Putri Khairuna 2011312050
10. Fitria Rahmi Meilani 2011312035
11. Adha Maresya Putri 2011312044

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2021
Kasus I : Nn.M Sesak Nafas Lagi

1. Buatlah pengkajian keperawatan Nn.M


a. Identitas Pasien
- Nama : Nn.M
- Umur : 25 tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluhkan sesak napas, dadanya terasa berat dan tidak bisa bernapas serta
timbul saat cuaca dingin dan hujan serta saat melakukan aktivitas. Pasien juga
mengeluhkan batuk berdahak, dahak becampur buih, berwarna putih dan sulit
dikeluarkan. Pasien juga mengeluhkan sesak napas tidak lebih dari 2 kali seminggu.
c. Riwayat kesehatan Masa Lalu
Pasien pernah masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas yang sama seperti saat
ini. Pasien juga mengeluhkan terakhir kali mengalami sesak napas namun reda dengan
pemberian obat semprot.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama sepertinya.
e. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
- Tingkat kesadaran : Composmentis
- TTV
▪ Tekanan darah : 132/96mmHg (hipertensi)
▪ Nadi : 108x/menit (takikardi)
▪ RR : 35x/menit (takipnea)
▪ Suhu : 36,7°C
- Saturasi Oksigen : 92% (normal)
2. Keadaan Fisik
a. Kepala
- Inspeksi : Kepala normocephal
b. Mata
- Inspeksi : Konjungtiva tidak anemis, Sklera anikterik
c. Telinga
- Inspeksi : Telinga dalam batas normal
d. Hidung
- Inspeksi : Simetris, Naps cuping hidung tidak ada
f. Mulut
- Inspeksi : Bibir sianosis, Sulit berbicara akibat sesak napas
g. Leher
- Inspeksi : Trakea ditengah dan simetris
h. Dada
- Inspeksi : Dada retraksi subcostal, Pergerakan dinding dada cepat, Traktil
fremitus simetris kanan dan kiri, Terlihat susah mengatur napas
- Perkusi : Bunyi paru hipersonor
- Auskultasi : Terdengar vesikuler menurun dan bunyi wheezing/mengi
meningkat pada akhir kedua lapang paru
e. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan x-ray dada/thoraks : Hasil paru dalam batas normal

f. Apakah prioritas diagnosa keperawatan pada Nn.M


a) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d ketidakmampuan membersihkan sekret d.d.
pasien tidak mampu batuk, batuk tidak efektif, sputum berlebih, adanya bunyi
mengi/wheezing, sulit berbicara, bibir sianosis, frekuensi napas berubah
b) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d dispnea,
takikardia, bunyi napas tambahan seperti mengi/wheezing, bibir sianosis, napas
cepat dan dangkal
c) Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan d.d. pasien mengetahui tentang
penyakitnya, dan cara mengatur pola napas dengan berhenti sejenak ketika
berbicara

g. Buatlah intervensi keperawatan pada Nn.M untuk mengurangi kejadian


eksaserbasi asma

Diagnosa Intervensi Definisi


Bersihan jalan napas tidak • Bimbingan Asipatif Mempersiapkan pasien dan
efektif b.d ketidakmampuan ❖ Observasi keluarga untuk
membersihkan sekret d.d. mengantisipasi
pasien tidak mampu batuk, - Identifikasi metode perkembangan atau k
batuk tidak efektif, sputum penyelesaian masalah
berlebih, adanya bunyi yang biasa digunakan situasional
mengi/wheezing, sulit - Identifikasi
berbicara, bibir sianosis, kemungkinan
frekuensi napas berubah perkembangan atau
krisis situasional yang
akan terjad serta
dampaknya pada
individu dan keluarga
❖ Terapeutik
- Fasilitasi memutuskan
bagaimana masalah
akan diselesaikan
- Fasilitasi memutuskan
siapa yang akan
dilibatkan dalam
menyelesaikan
masalah
- Gunakan contoh kasus
untuk meningkatkan
keterampilan
menyelesaikan
masalah
- Fasilitasi
mengidentifikasi
sumber daya yang
tersedia
- Fasilitasi
menyesuaikan diri
dengan perubahan
peran
- Jadwalkan kunjungan
peda setiap tnhnp
perkembangan atau
sesuai kebutuhan
- Jadwalkan tindak
lanjut untuk memantau
atau memberi
dukungan.
- Berikan nomor kontak
yang dapat dihubungi,
jika perlu
- Libatkan keluarga dan
pihak terkait, jika perlu
- Berikan referensi baik
cetak ataupun
elektronik (mis. materi
pendidikan, pamflet
❖ Edukasi
- Jelaskan
perkembangan dan
perilaku normal -
informasikan harapan
yang realistis terkait
perilaku pasien
- Latih teknik koping
yang dibutuhkan untuk
mengatasi
perkembangan atau
krisis situasional
❖ Kolaborasi
- Rujuk ke lembaga
pelayanan masyarakat,
jika perlu
Gangguan pertukaran gas b.d • Edukasi Kesehatan Mengajarkan pengelolaan
ketidakseimbangan ❖ Tindakan Observasi faktor risiko penyakit dan
ventilasi-perfusi d.d dispnea, - Identifikasi kesiapan perilaku hidup bersih serta
takikardia, bunyi napas dan kemampuan sehat
tambahan seperti menerima informasi
mengi/wheezing, bibir - Identifikasi faktor-
sianosis, napas cepat dan faktor yang dapat
dangkal meningkatkan dan
menurunkan
motivasi perilaku
hidup bersih dan
sehat
❖ Terapeutik
- Sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
- Jadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
❖ Edukasi
- Jekaskan faktor
risiko yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- Ajarkan perilaku
hidup bersih dan
sehat
- Ajarkan strategi yang
dapat digunakan
untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih
dan sehat
Kasus II : Jari Tabuh Tn.W
1. Buatlah pengkajian dari Kasus Tn.W
a. Identitas Pasien
- Nama : Tn.W
- Umur : 63 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki
b. Status Kesehatan Saat Ini
Pasien mengeluhkan sesak napas hampir setiap hari dan mengganggu aktivitas yang
dirasakan sejak 5 tahun yang lalu. Pasien juga merasakan letih dan lemah setelah melakukan
aktivitas sehari-hari. Pasien mengeluh batuk lama hilang timbul, 2 hari ini batuk berwarna
kuning kental dan sulit dikeluarkan. Pasien mengatakan kesulitan tidur di malam hari, tidak
dapat beristirahat dengan baik, dan sering terbangun saat tidur di malam hari
c. Status Kesehatan Masa Lalu
- Pasien sering bolak-balik RS dan dirawat 3x dalam 1 tahun ini
- Pasien memiliki kebiasaan merokok 1,5 bungkus perhari sejak pasien remaja
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu pasien memiliki riwayat sesak napas hilang timbul akibat debu
e. Therapy
Terapi yang didapatkan oleh pasien antara lain : O2 3 liter/menit. Infus RL 20tpm, injeksi
cefotaxime 2x 1 gr (IV), ranitidine 2 x 30 mg (IV), methylprednisolone 2 x 62,5 mg (IV),
nebulizer Ventolin 2 x 2,5 mg, flixotide 3 x 0,5 mg (PO), sirup dexromethorpan 3 x 5 ml
(PO)
f. Pemeriksaan Fisik
- Keadaan Umum : Terlihat letih dan dibantu oleh anggota keluarga dalam
melakukan kegiatan sehari-hari
- Tingkat kesadaran : Composmentis
- TTV :
▪ Tekanan darah : 130/80mmHg
▪ Nadi : 110x/menit (takipneu)
▪ RR : 28x/menit
▪ Suhu : 36,8°
▪ Saturasi Oksigen : 90% hingga 94% dengan 3liter oksigen nasal kanul
- Keadaan Fisik
▪ Dada :
✓ Inspeksi :
- Dada simetris
- Adanya bentuk barrel chest
- Terlihat meninggikan bahu untuk bernapas dan pengembangan dada kanan dan
kiri sama
- Napas cepat dan dangkal
- Saturasi oksigen tidak stabil
✓ Palpasi : Vocal fremitus kiri dan kanan sama
✓ Perkusi : Bunyi pekak pada paru-paru
✓ Auskultasi :
- Bunyi napas wheezing +/+, ronkhi +/+
- Pengisian kapiler 4 detik
- Ekstremitas
Inspeksi : Jari-jari Tn. W sedikit menonjol (jari tabuh)
g. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan Spirometry dengan tes bronkodilator :
Hasilnya menunjukkan Volume Ekspirasi Paksa detik Pertama/ Kapasitas Vital Paksa
(VEP1/ KVP) 0,56 dan Volume Ekspirasi Paksa detik Pertama (VEP 1) 56%.
- Pemeriksaan Foto Toraks :
Ditemukan gambaran hiperlusen, diafragma letak mendatar dengan kesan toraks
emfisematus disertai honey comb appearance.
- Pemeriksaan Penunjang :
Leukosit 9120/UL, glukosa sewaktu 196 mg/dl, natrium 139 mmol/L, kalium 3,8 mmol/L,
klorida 97 mmol/L. BTA I negative, leukosit positif, epitel positif
2. Tentukan diganosa keperawatan prioritas yang ditemukan pada Tn.W
a) Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d. ketidakmampuan membersihkan secret atau
obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas tetap paten d.d. batuk tidak
efektif, bunyi napas wheezing, adanya ronkhi dan sputum yang berwarna kuning dan
kental serta sulit dikeluarkan.
b) Intoleransi Aktivitas b.d. ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari
d.d. frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat, mengeluh lelah dan
merasa lemah, serta dyspnea setelah beraktivitas
c) Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan b.d. pola pengaturan dan
pengintegrasian program kesehatan dalam kehidupan sehari-hari yang cukup untuk
memenuhi tujuan kesehatan dan dapat ditingkatkan d.d. mengekspresikan keinginan
untuk mengelola masalah kesehatan dan pencegahannya, menggambarkan
berkurangnya faktor resiko terjadinya masalah kesehatan, dan tidak ditemukan adanya
gejala masalah kesehatan yang tidak terduga
3. Buatlah intervensi keperawatan berdasarkan dignosa yang telah ditegakkan

SIKI Intervensi Definisi


Manajemen Jalan Nafas ❖ Observasi : Mengidentifikasi dan
1. Monitor pola napas mengelola kepatenan jalan
(frekuensi, kedalaman, napas
usaha napas)
2. Monitor bunyi napas
tambahan (mis.
wheezing, ronkhi)
3. Monitor sputum
(jumlah, warna, aroma)
❖ Terapeutik :
1. Posisikan semi-fowler
atau fowler
2. Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
3. Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
❖ Edukasi :
1. Anjurkan teknik batuk
efektif
Latihan Batuk Efektif ❖ Observasi : Melatih pasien yang tidak
1. Identifikasi memiliki kemampuan batuk
kemampuan batuk secara efektif untuk
2. Monitor adanya membersihkan laring, trakea
retensi sputum dan bronkiolus dari secret
3. Monitor input dan atau benda asing di jalan
output cairan (mis. napas
jumlah dan karakteristik)
❖ Terapeutik :
1. Atur posisi semi
fowler atau fowler
2. Pasang perlak dan
bengkok di pangkuan
pasien
3. Buang secret pada
tempat sputum
❖ Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur batuk efektif
2. Anjurkan tarik napas
dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan
selama 2 detik, kemudian
keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8
detik
3. Anjurkan mengulangi
tarik napas dalam hingga
3 kali
4. Anjurkan batuk
dengan kuat langsung
setelah tarik napas dalam
yang ke-3
Edukasi Teknik Napas ❖ Terapeutik : Mengajarkan teknik
1. Jadwalkan pernapasan untuk
pendidikan kesehatan meningkatkan relaksasi,
sesuai kesepakatan meredakan nyeri dan
❖ Edukasi : ketidaknyamanan.
1. Jelaskan tujuan dan
manfaat teknik napas
2. Jelaskan prosedur
teknik napas
3. Anjurkan
memposisikan tubuh
senyaman mungkin (mis.
duduk, baring)
4. Demonstrasikan
menarik napas selama 4
detik, menahan napas
selama 2 detik, dan
menghembuskan napas
selama 8 detik
Kasus III : Tn.Kai dengan TB Paru
1. Pengkajian
a. Identitas pasien :
- Nama : Tn. Kai
-Umur : 50 tahun
- Jenis kelamin : laki-laki
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluhkan batuk tidak berdahak yang telah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu,
batuk lebih sering pada malam hari dibangdingkan pagi atau siang. Pasien mengeluhkan
demam, keringat malam, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan dalam satu
bulan.
c. Riwayat kesehatan Masa lalu
Pasien tidak memiliki sebelumnya
d. Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga pasien (istri) ada yang memiliki riwayat penyakit TB paru
e. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
- Tingkat kesadaran : composmentis
- TTV :Tekanan darah : 110/70mmHg
Nadi : 80x/menit
RR : 17x/menit
Suhu : 37°C
- BB awal : 50 Kg
- BB sekarang : 47Kg
- TB : 163cm
2. Keadaan fisik
a) Mata
- Inspeksi : konjungtiva anemis, sklera anikterik
b) Telinga
- Inspeksi : telinga dalam batas normal
c) Hidung
- inspeksi : hidung dalam batasa normal
d) Mulut
- inspeksi : tampak gigi dan oral hygiene cukup
e) Leher
- inspeksi : tenggorokan dalam batas normal
f) Dada
- Inspeksi : Jantung dalam batas normal
-Palpasi : normal
-Perkusi : normal
-Auskultasi : adanya suara ronkhi pada pulmo dextra dan sinistra
g) Abdomen
-inspeksi : abdomen dalam batas normal
a) Ekstremitas superior dan inferior
-Inspeksi : normal, tidak sianosis, tiak oedem, dan akral hangat
b) Neurologis
Pemeriksaan refleks : - refleks fisiologis normal
- refleks patologi (-) / normal
f. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan foto rontgen anterior dan posterior (AP) : adanya kavitas pada pulmo dextra
dan sinistra
2) Pemeriksaan sputum : Hasil yang pertama negatif kemudian diulangi dan didapatkan
hasilnya +2

2. Tentukan 3 diagnosa prioritas sesuai kondisi pasien, sertakan analisis data

Data Fokus Masalah Penyebab


DS: Bersihan jalan napas tidak Proses infeksi saluran napas
-Pasien mengeluhkan batuk efektif
tidak berdahak yang telah
dirasakan sejak 3 bulan yang
lalu, batuk lebih sering pada
malam hari dibangdingkan
pagi atau siang

DO:
-Adanya suara ronkhi pada
pulmi dextra dan sinistra
-terdapat kavitas pada pulmo
dextra dan sinistra pada saat
foto rontgen AP

DS : Defisit nutrisi Faktor psikologis


-Pasien mengeluhkan (penurunan nafsu makan)
demam, keringat dingin,
penurunan nafsu makan dan
penurunan berat badan dalam
satu bulan.

DO :
-IMT 18 (Underweight)
-BB turun dari 50 Kg
menjadi 47Kg dalam satu
bulan
DS: Manajamen kesehatan Kompleksitas sistem
Pasien mengatakan kurang keluarga tidak efektif pelayanan kesehatan
mengetahui tentang penyakit

DO:
Pasien memiliki kebiasaan
membuang dahak
sembarangan, tidak memakai
masker saat batuk

Berdasarkan analisis data diatas, didapatkan prioritas maslah keperawatannya :


1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Proses infeksi saluran napas d.d Pasien mengeluhkan
batuk tidak berdahak yang telah dirasakan sejak 3 bulan yang lalu, batuk lebih sering pada
malam hari dibangdingkan pagi atau siang, Adanya suara ronkhi pada pulmi dextra dan sinistra,
terdapat kavitas pada pulmo dextra dan sinistra pada saat foto rontgen AP
2. Defisit nutrisi b.d Faktor psikologis (penurunan nafsu makan) d.d Pasien mengeluhkan
demam, keringat dingin, penurunan nafsu makan dan penurunan berat badan dalam satu bulan,
IMT 18 (Underweight), BB turun dari 50 Kg menjadi 47Kg dalam satu bulan
3. Manajamen kesehatan keluarga tidak efektif b.d Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
d.d Pasien mengatakan kurang mengetahui tentang penyakit, Pasien memiliki kebiasaan
membuang dahak sembarangan, tidak memakai masker saat batuk

3. Saat diberikan obat oleh dokter, pasien bertanya sampai kapan ia harus memakan
obat, karena pasien merasakan obat yang diberikan terlalu banyak. Tindakan apa
yang harus dilakukan oleh perawat terkait dengan situasi tersebut?
Jawab :
Tindakan perawat yaitu sebagi edukator dimana pasiennya harus diberi edukasi dengan cara
berkomunikasi terapeutik supaya tercipta hubungan saling precaya sehingga pasien dapat
mendengarkan masukan dari perawat untuk menyelesaikan minum obat. Karena itu semua
untuk kepentingan pasien juga. Edukasi yang bisa kita berikan yaitu “bapak, bapak harus
minum obat ini sampai bapak sembuh, jika bapak tidak rutin minum obat maka penyakit bapak
akan lama untu sembuhnya. Jadi bapak harus rutin minum obatnya”

4. Jelaskan intervensi keperawatan yang akan dilakukan oleh pasien dalam


meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi penyakit!
Jawab :
1. Jelaskan dan ajarkan kepada pasien tujuan dan prosedur batuk efektif supaya pasien bisa
mengeluarkan sekret
2. Minta dan anjurkan pasien untuk tarik napas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan
selama dua detik kemudian keluarakan dari mulut dengan bibir di bulatkan selama 8
detik/semampu pasien
3. Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3x
4. Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam yang ketiga
5. Minta pasien utuk menjaga kebersihan udara sekitarnya
6. Jelaskan kepada pasien untuk jenis makanan yang bergizi tinggi namun tetap terjangkau
7. Jelaskan cara peningkatan asuhan kalori sesuai yang dibutuhkan
Kasus IV : Masa di Paru Tn.P
1. Buatlah 3 asuhan keperawatan utama yang dapat ditegakkan pada Tn. P gunakan
pendekatan 3N atau 3S.
→ 1. Analisa Data Keperawatan
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
1. Biodata
• Nama : Tn. P
• Usia :-
• Jenis Kelamin : Laki-laki
2. Status Kesehatan
• Riwayat Kesehatan saat ini
1. Keluhan Utama
• Sesak Nafas
• Tidak nafsu makan
• tidak bisa duduk sendiri
• mengeluh nyeri dada kanan d
• terasa berat untuk bernafas
2. Alasan Masuk Rumah Sakit
• Klien mengeluh sesak nafas dan batuk berdarah (haemoptisis)
3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
-

• Riwayat Kesehatan masa lalu

• Penyakit yang pernah dialami : 4 bulan yang lalu sesak napas dan batuk berdatah
(haemoptisis)
• Pengobatan/tindakan yang dilakukan : -
• Pernah dirawat/dioperasi : -
• Alergi : tidak ada
• Kebiasaan merokok/mengkonsumsi alcohol : -
• Riwayat Kesehatan Keluarga
-
• Diagnosa Medis dan Theraphy
• Dx Medis : kanker paru
• Theraphy : Oksigen 3L/i terpasang infuse Nacl 0,9% dan asering 5%
3. Pola Kesehatan Fungsional ( Data Fokus )
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa kesehatan itu penting dan saat sakit seperti sekarang
klien berusaha mendapatkan pengobatan di RS agar cepat sembuh.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
• Seblum Sakit : 45 Kg
• Saat Sakit : 42 Kg
c. Pola eliminasi
1) Eliminasi Feses: -
2) Eliminasi urine : -
d. Pola aktivitas dan latihan
Klien mengeluhkan tidak bisa duduk sendiri
e. Pola istirahat dan tidur
Tidak ada di kasus
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Tingkat kesadaran klien conposmentis dan tidak mengalami gangguan
penglihatan, penciuman, perabaan, pendengaran dan pengecap. Klien mengetahui
letak nyeri yang dirasakan dan juga klien merasa sesak napas masih sering timbul
ketika sedang melakukan aktivitas.
g. Pola hubungan dengan orang lain
-
h. Pola reproduksi dan seksual
Klien berjenis kelamin laki-laki
i. Persepsi diri dan konsepsi diri
a) Identitas diri : klien adalah laki-laki
b) Peran diri : -
c) Gambaran diri : -
d) Harga diri : -
j. Pola mekanisme, koping
-
k. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
-
4. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : taktil fremitus
• Keadaan Fisik
Auskultasi : Suara nafas paru kiri ronkhi, kanan redup +wheezing, irama nafas
irreguler
Palpasi : nyeri tekan dada sebelah kanan
• TTV
1) Suhu : 36,5oC
2) TD : 100/70 mmHg
3) Nadi : 60 x/menit
4) Pernafasan : 32x/menit
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Thoraks (paru)
• Hasil rontgen thorak: ditemukan masa di paru kanan
• Adanya ukuran tumor 5 cm
• Tumor sudah mencapai ke bronkus, menyumbat Sebagian dari jalan udara pada
paru-paru
• Belum tersebar ke kelenjer getah bening
• taktil fremitus bergetar kiri dan kanan terdengar lemah
• suara nafas paru kiri ronkhi, kanan redup+wheezing
Hasil pemeriksaan laboratorium

• Hb : 8 gr/dL
• Leukosit : 73.000 mm
• Eritrosit : 3,02 juta sel/uL
• Trombosit : 165.000
• Kalium : 2,999
• Natrium : 126,8

B. ANALISA DATA KEPERAWATAN


Data Mayor Data Minor Diagnosa Keperawatan
• Subjektif : - • Subjektif Bersihan Jalan napas tidak efektif.
• Objektif - ortopnea Berbuhungan dengan adanya
-Suara nafas • Objektif sekret yang tertahan serta
paru kiri ➢ Bunyi nafas menurun dibuktikan dengan pola nafas
ronkhi, kanan ➢ Frekuensi nafas berubah yang berubah-ubah.
redup, ➢ pola nafas berubah
+wheezing

• Subjektif • Subjektif Nyeri kronis ditandai dengan nyeri


➢ Klien ➢ Merasa takut mengalami dada kanan berat untuk bernafas
mengeluhk cedera berulang serta dibuktikan dengan adanya
an nyeri • Objektif tumor
dada kanan ➢ Bersikap protektif (mis:
dan berat posisi menghindari nyeri)
untuk ➢ Anoreksia
bernafas
➢ Merasa
depresi
(tertekan)
• Objektif :
-Gelisah
-Tidak mampu
menuntaskan
aktivitas
• Subjektif :- • Subjektif Defisit nutrisi
• Objektif -Berat badan menurun
-nafsu makan minimal 10% dibawah
kurang rentang ideal
-pasien tidak - berat badan pasien pada
nafsu makan saaat seblum sakit 45 Kg,
Setelah sakit 42 Kg

C. DEFINISI DAN KRITERIA HASIL KEPERAWATAN


Diagnosa Kriteria Hasil Defenisi
Bersihan Jalan napas tidak • Bersihan Jalan Nafas Kemampuan membersihkan
efektif. Berbuhungan ➢ Produksi sputum secret atau obstruksi jalan
dengan adanya sekret yang menurun nafas untuk
tertahan serta dibuktikan ➢ Wheezing menurun mempertahankan jalan
dengan pola nafas yang ➢ Ortopnea menurun nafas tetap paten
berubah-ubah. ➢ Gelisah menurun
➢ Frekuensi nafas
membaik
➢ Pola nafas membaik
Nyeri kronis ditandai • Tingkat nyeri Pengalaman sensorik atau
dengan nyeri dada kanan ➢ Keluhan nyeri emosional yang berkaitan
berat untuk bernafas serta menurun dengan kerusakan jaringan
dibuktikan dengan adanya ➢ Meringis menurun actual atau fungsional
tumor. ➢ Gelisah menurun dengan onset mendadak
➢ Perasaan depresi atau lambat dan
(merasa tertekan) berintensitas ringan hingga
membaik berat dan konstan.
➢ Frekuensi nadi
membaik
➢ Pola nafas membaik
➢ Tekanan darah
membaik
➢ Nafsu makan
membaik
Defisit nutrisi • Status nutrisi Keadekuatan asupan nutrisi
➢ Porsi makan yang untuk memenuhi kebutuhan
dihabiskan metabolisme.
meningkat
➢ Kekuatan otot
pengunyah
meningkat
➢ Kekuatan otot
menelan meningkat
➢ Verbalisasi keinginan
untuk meningkatkan
nutrisi meningkat
➢ Pengetahuan
tentang standar
asupan nutrisi yang
tepat meningkat
➢ Berat badan
meningkat
➢ Frekuensi makan
meningkat
➢ Nafsu makan
meningkat

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Intervensi Defenisi
Bersihan Jalan • Manajemen jalan napas Mengidentifikasi dan
napas tidak ➢ Observasi mengelola jalan napas
efektif. 6. Monitor pola nafas (frekuensi,
Berbuhungan kedalaman, dan usaha nafas)
dengan adanya 7. Monitor bunyi nafas tambahan
sekret yang (mengi)
tertahan serta 8. Monitor sputum
dibuktikan dengan (jumlah,warna aroma)
pola nafas yang ➢ Terapeutik
berubah-ubah 1. Pertahankan jalan nafas
2. Posisikan semi fowler atau
fowler
3. Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15 detik
(nebulizer)
4. Berikan oksigen
➢ Edukasi
1. Anjurkan cairan 2000
ml/hari
2. Anjuran teknik batuk
efektif
➢ Kolaborasi
➢ Kolaborasi pemberian
bronkodilaotor, jika perlu
Nyeri kronis • Manajemen nyeri Mengidentifikasi dan
ditandai dengan - Observasi mengelola pengalaman
nyeri dada kanan ➢ Identifikasi lokasi, sensori atau emosional
berat untuk karakteristik, durasi, yang berkaitan dengan
bernafas serta frekuensi, kualitas, kerusakan jaringan atau
dibuktikan dengan intensitas nyeri fungdional dengan onset
adanya tumor. ➢ Identifikasi skala nyeri mendadak atau lambat
➢ Identifikasi factor yang dan berintensitas ringan
memperberat dan hingga berat dan
memperingankan nyeri konstan.
➢ Monitor keberhasilan
terapi komplementer yang
sudah diberikan
- Terapeutik
➢ kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan.
➢ Fasilitasi istirahat dan tidur
➢ Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri.
- Edukasi
➢ Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
➢ Jelaskan strategi
meredakan nyeri
➢ Anjurkan memonitor nyeri
secara tepat
• Perawatan kenyamanan
➢ Observasi
➢ Identifikasi pmahaman
tentang kondisi, situasi,
dan perasaanya
➢ Tepapeutik
➢ Berikan posisi yang nyaman
➢ Berikan kompres dingin
atau hangat
➢ Ciptakan lingkungan yang
nyaman
- Edukasi
➢ Ajarkan terapi relaksasi
➢ Ajarkan Latihan pernafasan
Defisit nutrisi • Manajemen nutrisi Mengidentifikasi dan
- Observasi mengelola asupan nutrisi
➢ Identifikasi status ntrisi yang seimbang
➢ Identifikasi kebutuhan
kalori dan jenis nutrient
➢ Monitor berat badan
➢ Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium
- Terapeutik
➢ Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
➢ Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi.

9. Berilah satu contoh intervensi komplementar untuk mengatasi nyeri pada Tn. P?
→ Salah satu intervensi komplementar untuk mengatasi nyeri pada Tn. P itu dengan
tekhnik distraksi. Dimana tekhnik ini dapat menurunkan kewaspadaan pasien terhadap nyeri
bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Sehingga nyeri yang dirasakan oleh Tn. P dapat
teralihkan ke hal lain. Misalkan dengan bercerita, berdoa, dan mendengarkan musik.
10. Buatlah topik-topik edukasi apa yang dapat anda berikan kepada pasien yang akan
menjalani kemoterapi.
→ Kemoterapi atau kemo bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan sel kanker yang
bersarang di dalam tubuh. Meski pengobatan ini dapat membantu mengatasi penyakit kanker,
kemoterapi juga memiliki efek samping yang tidak sedikit.
Jenis pengobatan kemotrapi yang diberikan akan tergantung pada jenis, lokasi, stadium,
penyebaran sel kanker, dan kondisi kesehatan pasien kanker. Efek samping yang ditimbulkan
dari kemoterapi juga berbeda-beda, yaitu ada yang bersifat ringan dan ada pula yang
memerlukan penanganan dokter dengan segera.
1) Siapkan imunitas yang baik → sebelum kemoterapi dimulai, dokter akan meminta
pasien untuk menjaga sistem kekebalan tubuh pasien. Pasien dianjurkan untuk
mengkonsumsi makanan yang bergizi, olahraga, dan istirahat yang cukup

2) Minta dukungan dari orang sekitar → saat menjalani proses kemoterapi pasien akan
merasa kelelahan yang tidak biasa. Selain itu, pasien juga akan membutuhkan bantuan
untuk diantar dan dirawat selama proses pengobatan. Pihak keluarga harus berperan
aktif dalam hal tersebut. Jadi, pasien kanker tidak perlu sungkan untuk meminta
bantuan orang-orang terdekatnya. Dukungan dari keluarga dan teman terdekat juga
dapat berdampak positif pada sisi emosional. Dengan demikian, beban pasien kanker
dengan kemoterapi dapat sedikit berkurang.

3) Siapkan mental → persiapan sebelum kemoterapi yang tidak luput dilakukan adalah
memastikan kondisi mental dalam kondisi stabil, karena kemoterapi dapat
menyebabkan berbagai efek samping yang membuat pasien kepikiran.
4) Kosongkan jadwal sebelumnya → jangan berencana untuk pergi ke acara apapun, atau
langsung melakukan aktivitas setelah kemoterapi.

5) Menunda kehamilan → sebelum kemoterapi, dokter perlu memastikan pasien sedang


tidak dalam keadaan hamil. Dokter juga meminta pasien untuk menunda kehamilan,
selama proses kemoterapi.

Anda mungkin juga menyukai