Anda di halaman 1dari 30

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nyalah,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERANAN SENYAWA KIMIA
PADA KEHIDUPAN DI PERAIRAN ” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penulis
menyadari bahwa yang diungkapkan dalam makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
disebabkan karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh penulis, sehingga akan menjadi
suatu kehormatan besar bagi penulis apabila mendapatkan kritikan dan saran yang membangun
makalah ini sehingga selanjutnya akan lebih baik dan sempurna.
Demikianlah yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi semua
pihak dan sebagai media pembelajaran kimia lingkungan khususnya dalam segi teoritis sehingga
dapat membuka wawasan ilmu pengetahuan serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa
yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan
oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini.

Kendari, 22 february 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI………………………………………………………………..……………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................2
D. Manfaat Makalah......................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
A. Sifat-Sifat Kimia Perairan.........................................................................................................3
B. Mikroorganisme Sebagai Katalis Reaksi Kimia Perairan........................................................8
C. Kehidupan Akuatik.................................................................................................................11
D. Bahan-Bahan Kimia Perairan.................................................................................................16
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................28
A. Kesimpulan..............................................................................................................................28
B. Saran........................................................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................29

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia
serta mahluk hidup lainnya, karena air memiliki fungsi yang besar bagi kehidupan
manusia dan mahluk lainnya yang tidak dapat digantikan oleh senyawa lainnya. Hampir
semua kegiatan yang dilakukan manusia membutuhkan air, mulai dari membersihkan
diri, membersihkan ruangan tempat tinggal , menyiapkan makan dan minum sampai
dengan aktivitas lainnya.

Dalam jaringan hidup, air merupakan medium untuk berbagai reaksi dan proses
eksresi. Air merupakan komponen utama baik dalam tanaman maupun hewan termasuk
manusia. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan
dengan pelarut air. Juga hara-hara dalam tanah hanya dapat diserap oleh akar dalam
bentuk larutan. Oleh karena itu, kehidupan tidak dapat berlangsung dan dipertahankan
tanpa air. Air yang diperlukan sebagian besar dari air tanah dan air permukaan yaitu
sungai, dan oleh sebap itu kuantitas dan kualitas sungai sebagai sumber air harus
dipelihara.

Kimia air merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang pembentukan air dan
Unsur-unsur yang menjadi penyusunnya. Jadi kimia air merupakan ilmu yang
berhubungan dengan air sungai, danau, lautan, air tanah dan air permukaan, yang
meliputi distribusi dan sirkulasi dari bahan-bahan kimia dalam perairan alami serta
reaksi-reaksi kimia dalam air.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sifat-sifat kimia perairan?
2. Apa saja mikroorganisme yang berperan sebagai katalis dalam reaksi kimia perairan?

iii
3. Bagaimana kehidupan akuatik dalam perairan?
4. Apa saja bahan-bahan kimia yang terdapat dalam perairan?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari pembuatan makalah tersebut meliputi :
1. Mengetahui sifat-sifat kimia perairan.
2. Mengetahui jenis mikroorganisme yang berperan sebagai katalis dalam reaksi kimia
perairan.
3. Mengetahui kehidupan akutik dalam perairan.
4. Mengetahui bahan-bahan yang terdapat dalam perairan.
D. Manfaat Makalah
Adapun manfaat yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Pembaca dapat mengetahui sifat-sifat kimia perairan.
2. Pembaca dapat mengetahui jenis mikroorganisme yang berperan sebagai katalis
dalam perairan.
3. Pembaca dapat mengetahui kehidupan akuatik dalam perairaan.
4. Pembaca dapat mengetahui bahan-bahan kimia yang terdapat dalam perairan.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat-Sifat Kimia Perairan


Air secara alamiah tidak pernah di jumpai dalam keadaan betul-betul murni.
Ketika air mengembun di udara dan jatuh di permukaan bumi, air tersebut telah
menyerap debu atau melarutkan oksigen, karbon dioksida dan berbagai jenis gas lainnya.
Kemudian air tersebut, baik yang diatas maupun dibawah permukaan tanah waktu
mengalir menuju ke berbagai tempat yang lebih rendah letaknya, melarutkan berbagai
jenis batuan yang dilaluinya atau zat-zat organic lainnya. Selain itu sejumlah kecil hasil
uraian zat organic seperti nitrit, nitrat, amoniak dan karbon dioksida akan larut
kedalamnya. Sebagai suatu system yang terbuka perairan mempunyai berbagai variable
input dan output dari energy dan materi. Maka dari itu gambaran yang tepat dari sifat-
sifat kimia perairan didasarkan pada alkalinitas/aksiditas, kelarutan, konstanta
pembentukan kompleks, potensial redoks dan pH.
a. Alkalinitas
Kapasitas air untuk menerima protein disebut alkalinitas. Alkalinitas penting
dalam perlakuan air seperti pada proses pengolahan air limbah industry atau limbah
domestic. Air yang sangat alkali atau bersifat basa sering mempunyai pH tinggi dan
umumnya mengandung padatan penting dalam penentuan kemampuan air untuk
mendukung pertumbuhan ganggang dan kehidupan perairan lainnya.
Komponen utama yang memegang peran menentukan alkalinitas perairan adalah
ion bikarbonat, ion karbonat dan ion hidrosil.

HCO3- + H+ → CO2 + H2O

CO32- + H+ → HCO3-

OH- + H+ → H2O

Yang sedikit menyumbang alkalinitas adalah ammonia dan konyugat basa-basa


dari asam-asam fosfat, slikat borat dan asam-asam organic.

v
Alkalinitas umumnya dinyatakan sebagai alkalinitas fenolftalein yaitu proses
situasi dengan asam untuk mencapai pH 8,3 dimana HCO3- merupakan ion
terbanyak, dan alkalinitas total, yang menyatakan situasi dengan asam menuju titik
akhir indicator metal jingga (pH 4,3), yang ditunjukan oleh berubahnya kedua jenis
ion karbonat dan bikarbonat menjadi CO2-.

Jika pH merupakan factor intensitas, alkalinitas merupakan factor kapasitas,


dimana kapasitas itu merupakan kapasitas air tersebut untuk menetralkan asam. Oleh
karena itu kadang-kadang penambahan alkalinitas lebih banyak dibutuhkan untuk
mencegah supaya air itu tidak menjadi asam.

Dalam kebanyakan air alami alkalinitas disebabkan oleh adanya HCO3- dan
sedikit adanya CO32-, dan air dengan alkalinitas tinggi mempunyai konsentrasi karbon
organic yang tinggi. Dalam media dengan pH rendah, ion hydrogen dalam air
mengurangi alkalinitas.

b. Aciditas
Pada system perairan alami aciditas adalah kapasitas air untuk menetralkan OH-.
Aciditas tidak dipergunakan sesering alkalinitas dan umumnya tidak mempunyai arti
yang penting seperti alkalinitas pada perairan yang tidak tercemar. Penyebab dari
asiditas umumnya adalah asam-asam lemah seperti HPO42-, H2PO4- , CO2, HCO3-,
protein dan ion-ion logam yang bersifat asam terutama Fe3+.
Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan alkalinitas. Hal ini disebabkan oleh
adanya dua zat utama yang berperan yaitu CO2 dan H 2S yang keduanya mudah
menguap, yang mudah hilang dari sample yang diukur.
CO2 + OH → HCO3-
H2S + OH- → HS- + H2O
Hal tersebut berakibat terjadinya kesukaran dalam pengawetan contoh air yang
baik terhadap adanya gas-gas tersebut untuk dianalisa.
Istila Asam mineral bebas dipakai dalam asam-asam kuat seperti H 2SO4 dan HCl
dalam air. Air tambang asam mengandung asam-asam mineral bebas dengan
konsentrasi yang cukup berarti. Bila total asiditas di tentukan oleh situasi dengan basa

vi
sampai titik akhir flenolftalein (pH 8,2 ), maka untuk asam mineral bebas ditentukan
oleh situasi dengan titik akhir indicator metal jingga pada pH 4,3.
Sifat asam dari ion-ion logam yang terhidrat dapat berperan terhadap asiditas,
seperti :
Al ( H2O)6 → Al (H2O)5 OH2+ + H+

Pada pengolahan air limbah, terutama limbah industry penentuan asiditas menjadi
penting untuk memperhitungkan jumlah kapur atau zat-zat lain yang harus
ditambahkan dalam proses pembiakan air limbah.
c. Terjadinya senyawa kompleks
Dalam air ion logam dapat bergabung dengan ion negative, atau dengan senyawa
netral membentuk sebuah kompleks atau senyawa koordinasi. Sebuah kompleks
mengandung sebuah atom logam pusat dimana terikat electron-elektron yang dimiliki
oleh ligan sebagai donor elektronnya. Ligan-ligan dapat bermuatan negative atau
netral. Kompleks yang dihasilkan dapat bermuatan netral, positif atau negative.
Ligan-ligan tersebut terdapat dalam daerah lengkung koordinasi atom logam pusat.
Ligan-ligan dalam daerah lengkung koordinasi dibentuk dalam suatu pola struktur
tertentu. Oleh karrena itu, dalam larutan ligan-ligan dari banyak senyawa kompleks
akan berubah dengan cepat pada larutan yang berbeda.
Bilangan koordinasi dari sebuah logam atau ion adalah jumlah kelompok donor
electron yang diikat kepada logam itu. Bilangan-bilangan koordinasi yang paling
umum adalah 2,4 atau 6. Senyawa kompleks berinti banyak mengandung dua atau
lebih atom-atom logam yang terikat bersama-sama melalui jembatan ligan-, yang
sering terjadi adalah OH- bila ion kadnium bergabung dengan ion sianida,
Cd2+ + CN- → CdCN+
Maka terbentuk ion kompleks CdCN+. Selanjutnya bila ion-ion sianida
ditambahkan akan membentuk senyawa kompleks yang lebih lemah, yang lebih
mudah terdisosiasi.
Cd ( CN )2, Cd ( CN )3, dan Cd ( CN ) 42+

Dalam contoh tersebut ligan sianida disebut sebagai ligan unidentat, yang berarti
hanya mempunyai satu tempat untuk mengadakan ikatan pada ion logam pusat

vii
kadnium. Kompleks ligan unidentat relativ kurang penting dalam larutan diperairan
alami.
Kompleks yang paling penting adalah senyawa kompleks dengan senyawa
pengkelat. Pengkelat mempunyai lebih dari satu atom yang dapat diikat pada sebuah
ion logam pusat pada suatu waktu untuk membentuk sebuah struktur cincin. Ion
pyrofosfat, P2O74+ mengikat pada dua tempat terhadap sebuah ion kalsium
membentuk sebuah kelat.
Kelat lebih stabil dibandingkan dengan kompleks yang melibatkan ligan-ligan
unidentat karena mampu berikatan dengan sebuah ion logam pada lebih dari satu
tempat secara simultan. Ligan –ligan yang ditemukan diperairan alami dan air
buangan terdiri dari bermacam-macam gugus fungsi senyawa organic yang dapat
memberikan electron-elektron yang dibutuhkan untuk mengikat ligan pada ion-ion
logam.

O
||
─ C ─ O- karboksilat

R ─ NH2 Amino aromatic

O-
|
C fenoksida
// \\

O
||
viii
O ─ P ─ O- fosfat
|
O-
Kompleks ligan dengan ion-ion logam umumnya terjadi secara alamiah dalam
perairan yang tidak tercemar dan dalam system biologi ( Mg2+, Ca2+, Mn2+, Fe2+,
Fe3+, Cu2+, Zn2+ dan VO2+). Ion-ion ini dapat juga mengikat ion-ion logam
kontaminan umum seperti : CO2+, Ni2+, Sr2+, Cd2+, dan Ba2+. Banyaknya
pengaruh berbahaya dari logam-logam toksik diakibatkan oleh pergantian dari ion-ion
logam yang terjadi secara alamiah dalam pembentukan kompleks oleh ion-ion logam
kontaminan.

Pada umumnya, pembentukan kompleks dalam perairan alami melibatkan banyak


reaksi penting. Hal ini mencakup perubahan-perubahan bilangan oksidasi logam,
seperti halnya yang terjadi pada oksidasi-reduksi, dikarboksilasi atau reaksi-reaksi
hidrolistis dan ligan.

d. Pentingnya senyawa kompleks dalam perairan


Banyak ion logam yang ditemukan dalam system perairan alami terutama ion-ion
yang didapat dalam konsentrasi yang sangat renik, membentuk komplaks kuat
dengan berbagai macam pengaruh seperti :
1. Hilangnya ion-ion logam dalam larutan
2. Perubahan potensial redoks yang ada
3. Pembentukan kompleks juga melarutkan ion-ion dari senyawa logam tidak larut.
Senyawa-senyawa kompleks dari logam seperti besi, dalam senyawa
haemoglobin dan magnesium dalam klorofil merupakan senyawa-senyawa vital
dalam proses kehidupan. Secara alamiah terjadinya zat-zat pengompleks organic,
asam humat dan asam sulfat, mengikat ion-ion logam dengan kuat dan ditemukan
dalam perairarn dan daratan. Zat-zat pengompleks sintesis seperti natrium-
tripolifosfat, natrium etilendiamin tetra asam (EDTA), natrium sitrat dan natrium
nitriloasetat (NTA) dihasilkan dalam jumlah banyak dan hamper ditemukan
sepanjang perjalanan dari sumber buangan sampai ke system perairan.

ix
Pupuk fosfat cair dalam bentuk ammonium polifosfat merupakan sumber
pencemar yang sangat popular. Salah satu factor yang memberikan nilai dari pupuk
polifosfat adalah kapasitasnya untuk bertindak sebagai zat pengkelat, melarutkan ion-
ion logam dari hara mikro dalam tanah dan menjadiakan logam-logam esensial lebih
berguna bagi tanaman.
Zat-zat pengompleks dalam air buangan perlu mendapat perhatian yang pertama
sebab interaksinya ini dimulai pada sumber zat pengompleks, dimana logam-logam
berat seperti tanah hitam dan tembaga dapat dilarutkan dari permukaan pematrian
yang kemudian masuk kedalam ekosistem perairan melalui proses pengolahan
limbah secara biologis.
Beberapa logam yang terdapat dalam jumlah sangat sedikit merupakan unsur
penting untuk pertumbukan ganggang. Logam-logam yang harus ada dalam
konssentrasi rendah dalam medium ganggang adalah Cu, Fe, Zn, Ca, Mn, dan Mo.
Logam-logam ini membentuk kelat-kelat logam yang relative kuat. Beberapa
diantaranya terdapat sebagai ion logam terhidarasi sederhana seperti Cu (H2O)x2+,
Fe (H2O)x3+, dan Mn (H2O)x2+ yang tidak stabil dan mengendap sebagai
hidroksida-hidroksida atau jenis-jenis lainnya yang tidak larut.
Kesetabilan senyawa kompleks berkaitan dengan berbagai sifat ion logam dan
ligan. Berikut ini merupakan hal-hal yang sangat penting :
1. Ukuran dan keadaan oksidasi dari logam. Logam dengan ukuran lebih kecil
dengan keadaan oksidasi positif lebih tinggi membentuk kompleks yang lebih kuat.
2. Perubahan energy bebas dari pembentukan kompleks tergantung pada perubahan
entropi dan entalpi reaksinya.
3. Konfigurasi electron dari ion metal.
4. Kekuatan dan kelemahan dari perpaduan antara logam dan ligan.

B. Mikroorganisme Sebagai Katalis Reaksi Kimia Perairan


Mikroorganisme, seperti bakteri, cendawan dan ganggana merupakan katalis
hidup yang dapat mempengaruhi sejumlah proses-proses kimia yang terjadi dalam air
dan tanah. Sebagian besar reaksi-reaksi kimia penting yang terjadi dalam perairan,
terutama yang melibatkan bahan-bahan organic dan proses oksidasi-reduksi terjadi

x
melalui perantara bakteri. Ganggang merupakan produsen primer bahan organic biologis
(biomas) dalam air. Cendawan dan beberapa jenis bakteri menghancurkan senyawa
organic yang kompleks menjadi senyawa-senyawa yang sederhana (sebagai perombak),
oleh sebab itu memerlukan energy yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
metabolismenya. Perombak hanya dapat menggunakan energy kimia,bsehingga beberapa
perubahan kimia yang dipengaruhinya akan kehilangan energy bebas nitro. Dengan
demikian, dibandingkan dengan organisme yang lebih tinggi, penggunaan energy oleh
bakteri dan cendawan sangat efisien. Cendawan dan bakteri diatas tanah merubah biomas
mati menjadi bahan-bahan organic yang kemudian beberapa dari produk ini masuk
keperairan.
a. Ganggang
Dalam ekosistem akuantik ganggang merupakan organisme mikroskopis
umum yang berfungsi sebagai produsen hidup dari hara-hara anorganik dan
menghasilkan bahan organic dari karbon dioksida melalui reaksi fotosintesis.
Hara-hara umum yang dibutuhkan oleh ganggang adalah karbon yang berasal
dari CO2 atau HCO3-, nitrogen umumnya sebagai NO3-, fosfor yang sebagian
dalam bentuk ortofosfat, belerang sebagai SO42- dan unsure-unsur renik
termasuk natrium, kalsium, magnesium, besi, kobalt, dan molipden.
Dalam ketiadaaan cahaya ganggang memetabolisme bahan organic dalam
hal yang sama seperti organism nonfotosintetik yaitu melakukan metabolismenya
dengan menggunakan energy kimia dari degradasi simpanan pati atau lemak, atau
dari konsu,msi protoplasma ganggang itu sendiri.
b. Cendawan
Jenis mikroorganisme lainnnya yang memberikan pengaruh terhadap
perairan adalah cendawan. Cendawan tidak tumbuh baik dalam air, tetapi
cendawan memberikan peranan yang cukup besar dalam penentuan komposisi air
karena produksi yang cukup banyak dari hasil-hasil dekomposisi oleh cendawan
darat yang akhirnya masuk keperairan.
Cendawan adalah organisme nonfotosintetik, yang membutuhkan oksigen untuk
kehidupan (organism aerobic ), dan umumnya tumbuh dengan subur dalam media

xi
yang lebih asam dari pada bakteri. Cendawan juga lebih toleran terhadap
konsentrasi ion-ion logam berat yang lebih tinggi dibandibgkan bakteri.
c. Bakteri dan klasifikasinya
Bakteri dapat dibagi menjadi dua golongan utama autropik dan bakteri
hetrotropik. Untuk pertumbuhannya baktri autrotropik tidak tergantung dari
bahan organic, dan hidup dengan sempurna dalam medium anorganik. Bakteri ini
menggunakan karbon dioksida atau jenis-jenis karbonat lain sebagai sumber
karbon dan jumlah sumber energy yang digunakan tergantung dari jenis
bakterinya.
Sebuah contoh dari jenis autrotropik adalah gallionela. Dengan adanya
oksigen bakteri ini tumbuh dalam suatu medium yang mengandung NH 4Cl,
fosfat, garam-garam mineral, CO2- sebagai sumber karbon, dan FeS padat sebagai
sumber energy. Reaksi dibawah ini merupakan reaksi yang menghasilkan
energy :
4 FeS + 9 O2 + 10 H2O ⇌ 4 Fe (OH)3 + 4 SO42- + 8 H+
Pembentukan endapan Fe (OH)3 diikuti oleh pertumbuhan bakteri tersebut.
Dengan bahan-bahan anorganik paling sederhana, bakteri autotropik harus
mensintesis semua protein yang sangat kompleks, enzim, dan bahan-bahan
lainnya yang dibutuhkan untuk proses kehidupan. Hal ini melibatkan proses
biokimia yang sangat kompleks. Oleh karena komsumsi dan produksi bakteri
autotropik meliputi kisaran mineral-mineral yang sangat luas, maka bakteri
autotropik ikuti serta dalam banyak perubahan biokimia.
Bakteri heterotropik tergantung dari senyawa-senyawa organic baik untuk
energinya maupun untuk karbon yang diperlukan untuk pembentukan biomasnya.
Bakteri heterotropik lebih umum terdapat diperairan dibandingkan dengan bakteri
autotropik. Bakteri ini merupakan mikroorganisme yang dalam eksosistem
berfungsi menghancurkan bahan-bahan organic, dalam proses pengolahan air
buangan ( air limbah) secara biaologios.
Klasifikasi lain dari bakteri yaitu dari kebutuhan oksigen molekuler,
sebagai bakteri earodik dan anaerobic. Bakteri aerobik membutukan oksigaen
sebagai akseptor ( penerima) electron, seperti terlihat dari reaksi dibawah ini :

xii
O2 + 4H+ + 4 e- ⇌ 2H2O
Bakteri anaerobic tidak membutuhkan oksigen dan kadang kala oksigen mokuler
sangat toksik terhadap bakteri anaerobic. Hasil perombakan senyawa-senyawa
kimia dalam lingkungan oleh kedua jenis bakteri ini berbeda. Sebagai contoh,
degradasi ( perombakan ) anaerobic bahan organic oleh bakteri metan akan
menghasilkan gas metana, sedangkan
CH2O ⇌ ½ CH4 + ½ CO2
Degradasi aerobic bahan organic oleh bakteri aerobic (artinya membutuhkan
oksigen) tidak menghasilkan gas metana.
CH2O + O2 ⇌ CO2 + H2O
Bakteri jenis lainnya adalah bakteri fakultatif yaitu bakteri yang menggunakan
oksigen bebas bila oksigen molekuler tidak tersedia. Ion nitrat dan ion sulfat
merupakan pengganti oksigen dalam perairan. Sebagai contoh, dengan ketiadaan
oksigen ion nitrat dapat direduksi menjadi ion nitrit dan ion sulfat direduksi
menjadi H2S.
NO3- + 2 H+ + 2 e- ⇌ NO2- + H2O
SO42- + 10 H+ + 8 e- ⇌ H2S + 4H2O
Mengingat mikroorganisme dapat berfungsi sebagai katalis terhadap reaksi-reaksi
perairan, maka terdapat enzim-enzim sebagai katalis untuk reaksi-reaksi biokimia
di dalam mikroorganismen tersebut. Enzim-enzim ini diberi nama dengan
penambahan akhiran ase pada nama substrat yang dipengaruhinya.

C. Kehidupan Akuatik
Organisme yang hidup dalam ekosistem akuatik (perairan) dapat digolongkan
menjadi autotropik dan heterotropik. Organisme autotropik menggunakan sinar matahari
atau energi kimia untuk merubah unusur – unsur senyawa organik yang sederhana
menjadi sempurna dengan molekul kompleks yang menyusun organisme hidup. Algae
atau ganggang salah satu tipe organisme antotropik yang hidup dalam air. Secara umum
untuk organisme autotropik CO2, NO3, dan PO3 merupakan sumber C, N, dan P.
Organisme heterotropik menggunakan zat – zat organik yang dihasilkan
organisme autotropik (produsen) sebagai sumber energi dan sebagai bahan mentah untuk

xiii
membentuk biomasnya. Kemampuan dari suatu badan air menghasilkan bahan – bahan
untuk kehidupan dikenal sebagai produktivitas.
Untuk kehidupan ikan dibutuhkan perairan dengan produktivitas relative tinggi.
Perairan dengan produktivitas sangat tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan ganggang
yang pesat sehingga dapat menimbulkan penurunan kadar oksigen perairan sampai
sangat rendah akibat pembusukan dan penguraian ganggang yang mati.
a. Sifat Fisika dan Kimia Badan Air
Ada beberapa sifat fisika dan kimia yang sangat mempengaruhi kehidupan
akuatik yaitu:
1. Suhu
Walaupun variasi suhu dalam air tidak sebesar diudara, hal ini merupakan
factor pembatas utama, karena organisme akuatik sering kali mempunyai
toleransi yang sempit (stenotermal). Maka, walaupun terjadi populasi panas yang
sedang oleh manusia, akibatnya dapat amat luas. Perubahan suhu menyebabkan
pola sirkulasi yang khas dan stratifiasi, yang amat mempengaruhi kehidupan
akuatik. Daerah perairan yang cukup luas dapat mempengaruhi iklim daerah
daratan disekitarnya.
2. Kecerahan
Penentrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air,
membatasi zona fotosintesa, dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman.
Kekeruhan disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap,
seringkali sebagai factor pembatas. Sebaliknya, bila kekeruhan disebabkan oleh
organisme ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktivitas.
3. Turbulensi
Arus mempunyai pengaruh positif maupun negative terhadap kehidupan
biota perairan. Arus dapat mengakibatkan menurunnya jumlah jaringan-jaringan
jasad hidup yang tumbuh didaerah itu dan partikel-partikel dalam suspensi dapat
menghasilkan pengikisan. Diperairan dengan dasar lumpur, arus dapat mengaduk
endapan lumpur-lumpuran sehingga mengakibatkan kekeruhan air dan
mematikan hewan air. Kekeruhan yang diakibatkan juga bisa mengurangi
penetrasi sinar matahari dan mengakibatkan menurunnya aktifitas fotosintesa.

xiv
Manfaat dari arus bagi banyak biota adalah menyangut penambahan makanan
bagi biota-biota tersebut dan pembuangan kotoran-kotorannya. Untuk jenis algae
yang kekurangan zat-zat kimia dan CO2 dapat dipenuhi dengan adanya sirkulasi
air. Sedangkan bagi hewan air, CO2 dan produk-produk sisa dapat di singkirkan
dan O2 tetap tersedia.
Arus juga memainkan peran penting bagi penyabaran plankton, baik
holoplankton maupun meroplankton. Mereka mempunyai kesempatan
menghindari persaingan makanan dengan induk-induknya terutama yang hidup
menempel seperti teritip (belanus sp). Arus sangat penting sebagai arus pembatas
terutama pada aliran air. Disamping itu juga arus didalam aliran air dapat
menentukan distribusi gas vital, garam dan organisme plankton.
4. PH
Nilai PH air yang normal atau netral yaitu antara PH 6 sampai PH 8. Air
yang PH-nya kurang dari 7 bersifat asam, sedangkan yang PH-nya lebih dari 7
bersifat basa. Tanah yang bersifat asam akan mengakibatkan pelarutan dan
ketersediaan logam berat yang berlebihan. Perubahan PH yang menyebabkan
terganggunya metabolisme dan respirasi.
5. Ketersediaan oksigen
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman
dan hewan didalam air. Kehidupan makhluk hidup didalam air tersebut
tergantung dari kemampuan air untuk terlarut dapat berasal dari proses
fotosintesis tanaman air, dimana jumlahnya tidak tetap tergantung dari jumlah
tanamannya dan dari atmosfer (udara) yang masuk kedalam air dengan keepatan
terbatas. Oksigen terlarut dalam air dapat di manfaatkan oleh organism perairan
untuk respirasi dan penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme. Konsentrasi
oksigen terlarut dalam keadaan jenuh berfariasi tergantung dari suhu dan tekanan
atmosfer.
Oksigen merupakan faktor pembatas dalam penentuan kehadiran makhluk
hidup di dalam air. Kepekatan oksigen terlarut bergantung paa suhu, kehadiran
tanaman fotosintesis, tingkat penetrasi cahaya yang bergantung kepada
kedalaman dan kekeruhan air, tingkat kederasan aliran air dan jumlah bahan

xv
organic yang diuraikan dalam air seperti sampah, ganggang mati atau limbah
industry.
Suhu, kecerahan  dan turbulensi termasuk tiga sifat fisika utama yang
memberikan pengaruh terhadap kehidupan akuatik. Suhu yang sangat rendah
menyebabkan proses biologi berjalan sangat tinggi dapat memusnahkan
kehidupan akuatik. Pertumbuhan ganggang sangat ditentukan oleh kecerahan
badan air. Air yang keruh kurang dapat menjadikan biomas cukup produktif,
walaupun perairan itu mempunyai zat – zat makanan yang cukup. Kekeruhan
mengurangi intensitas cahaya matahari masuk kedalam air.
Tumbuhan air sangat berpengaruh terhadap zat – zat makanan untuk
organisme hidup. Tumbuhan juga memegang peranan dalam transport oksigen,
karbondioksida, dan gas – gas lain melalui badan air dan dalam pertukaran gas –
gas tersebut pada bidang persentuhan antara air – atmosfer. Secara umum
turbulensi yang cukup menguntungkan bagi kehidupan. Selain itu Oksigen sering
merupakan zat kunci dalam menentukan jenis dan keberadaan kehidupan akuatik.
Kekurangan oksigen bersifat fatal bagi kebanyakan hewan akuatik seperti ikan,
tetapi adanya oksigen juga dapat menyebabkan fatal bagi kehidupan bakteri
anaerob. Oleh karena itu pengukuran terhadap konsentrasi oksigen terlarut
(Dissolved Oxygen) penting untuk menentukan sifat biologi suatu badan air
seperti sungai atau danau.
Kebutuhan oksigen terbagi atas dua, yaitu :
1) Kehidupan oksigen biologi
BOD atau Biocemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang
menunjukan jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme
(biasanya bakteri) untuk mengurai atau mendekomposisi bahan organik
dalam kondisi aerobik . Bahan organik yang terdekomposisi dalam BOD
adalah bahan organic yang siap terdekomposisi ( readily decomposable
organic matter). BOD merupakan suatu ukuran jumlah oksigen yang
digunakan oleh populasi miroba yang terkandung dalam perairan sebagai
respon terhamasuknya bahan organic yang dapat diurai. Dari pengertian-
pengertian ini dapat dikatan bahwa walaupun nilai BOD menyatakan jumlah

xvi
oksigen, tetapi untuk mudahnya dapat juga diartikan sebagai gambaran
jumlah bahan organic mudah urai (biodegradable organics) yang ada di
perairan.
Selain waktu analisis yang lama, kelemahan dari penentuan BOD
lainnya adalah diperlukan benih bakteri ( seed) yang teraklimatisasi dan
aktif dalam konsentrasi yang tinggi. Diperlukan perlakuan pendahuluan
tertentu bila perairan diindakasi mengandung bahan toksin dan efek atau
pengaruh dari organism nitrifikasi (nitrifying organism) harus dikurangi.
Meskipun ada kelemahan-kelemahan tersebut, BOD tetap digunakan sampai
sekarang.Karena beberapa alasan, terutama dalam hubungan dengan
pengolahan air limbah yaitu:
a) BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah oksigen yang akan
diperlukan untuk menstabilkan bahan organic yang ada secara biologis
b) untuk mengetahui ukuran fasilita unit pengolahan limbah
c) untuk mengukur efisiensi suatu proses perlakuan dalam pengolahan
limbah
d) untuk mengetahui kesesuaiannya dengan batasan yang diperbolehkan
bagi pembuangan air limbah.
Kebutuhan oksigen biologi (Biochemical Oxygen Demand) juga
merupakan salah satu parameter untuk kualitas air yang penting. BOD
menunjukkan banyaknya oksigen yang digunakan bila bahan organik dalam
suatu volume air tertentu dirombak atau diuraikan secara biologis.

2) Kehidupan oksigen kimia


COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang
diperlukan untuk mengurai seluruh bahan organic yang terkandung dalam
air. Hal ini karena bahan organic yang ada sengaja diurai secara kimia
dengan menggunakan oksidator kuat kalium bikromat pada kondisi asam
dan panas dengan katalisator perak sulfat sehingga segala macam bahan
organik baik yang mudah diurai, akan teroksidasi.Dengan demikian, selisih
nilai antara COD dan BOD memberikan gambaran besarnya bahan organic

xvii
yang sulit urai yang sulit urai yang ada di perairan. Bisa saja nilai BOD
sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD. Jadi COD
menggambakan jumlah total bahan organik yang ada.
Karbondioksida (CO2) dihasilkan oleh proses pernafasan organisme
dalam air dan sediment. Gas CO2 juga dapat masuk ke dalam air dari
atmosfer. Gas ini dibutuhkan untuk proses produksi biomas melalui reaksi
fotosintesis oleh ganggang. Tingginya konsentrasi gas CO2 dalam air yang
dihasilkan oleh proses perombakan bahan organik menyebabkan
pertumbuhan ganggang sangat cepat dan produktivitasnya. Salinitas perairan
sering menentukan jenis biota yang ada. Seperti ikan air tawar tidak dapat
hidup dalam perairan dengan salinitas tinggi, tetapi kehidupan laut dapat
bertahan terhadap air asin.

D. Bahan-Bahan Kimia Perairan


Air merupakan pelarut yang sangat baik bagi banyak bahan. Oleh karena itu,
bahan-bahan air/air permukaan banyak mengandung bahan-bahan kimia yang terlarut
maupun dalam bentuk tersuspensi.
Beberapa senyawa dalam bentuk ion yang terdapat diperairan adalah sebagai
berikut :
Nama Rumus Muatan listrik
Ammonium NH4+ 1+
Hydroxyl OH- 1-
Bikarbonat HCO3- 1-
Karbonat CO3= 2-
Ortofosfat PO4= 3-
Mono-hidrogen-ortofosfat HPO4= 2-
Di-hidrogen-ortofosfat H2PO4- 1-
Bisulfat HSO4- 1-
Sulafat SO4= 2-
Bisulfit HSO3- 1-
Sulfit SO3= 2-
Nitrite NO2- 1-
Nitrat NO3- 1-
Hipoklorit OCL- 1-
a) Senyawa Nitrogen Dalam Air

xviii
Senyawa-senyawa nitrogen terdapat dalam keadaan terlarut juga sebagai
tersuspensi. Dalam air senyawa-senyawa ini memegang peranan sangat penting
dalam perairan reaksi-reaksi biologi perairan. Jenis-jenis nitrogen anorganik utama
dalam ion nitrat (NO3), dan ammonium (NH4). Dalam kondisi tertentu terdapat
dalam bentuk nitrit (NO2). Sebagian dari nitrogen total dalam air terikat sebagai
nitrogen organic, yaitu dalam bahan-bahan yang berprotein, juga dalam bentuk
senyawa/ion-ion lainnya dari bahan pencemar.
Nitrogen perairan merupakan penyebab utama pertumbuhan yang sangat cepat
dari ganggang yang menyababkan euotrofikasi. Pada umumnya nitrogen anorganik
dalam perairan aerobic terdapat dalam keadaan bilangan oksidasi +5, yaitu sebagai
NO3-, dan dengan bilangan oksidasi +3, dalam keadaan anaerob, senagai NH4+ yang
stabil.
Ion ammonium dan amino nitrogen (R-NH2 dalam bahan berprotein ) mengalami
oksidasi dengan adanya talis biologi yang cocok :
NH4+ + 2O3 ⇌ NO3- + H2O + 2H+
Reaksi ini dapat terjadi misalnya dalam pengolahan air buangan dengan aerosi
yang cukup dari limbah yang mengandung ion ammonium. Dalam keadaan tanpa
oksigen ion nitrat dapat sebagai penerima electron dalam reaksi-reaksi dengan
mikroorganisme sebagai perantara.
O2 + 4H+ + 4 e ⇌ 2H2O
NO3- + 6H+ + 5 e ⇌ ½ N2 + 3H2O
Kemampuan ion nitrat sebagai penerima electron digunakan dalam proses pengolahan
air limbah untuk menghilangkan electron dengan membiarkan ion nitrat
mengoksidasi methanol melalui reaksi bermedia bakteri dalam kondisi anaerob :
5CH3OH + 6NO3- + 6H+ ⇌ 5CO2 + 3N2 + 12H2O
Reaksi ini disebut denitrifikasi. Dalam keadaan ini terjadi perubahan semua senyawa
tersebut menjadi ion NH4+.
Dalam keadaan tanpa katalis biologi, ion nitrat hanya sedikit bereaksi dalam air.
Kemampuan pertukaran ion dari bahan-bahan yang terjadi secara alamiah tidak
mengikat ion dengan kuat.
b) Senyawa Fosfor Dalam Air

xix
Dalam air, fosfor merupakan suatu komponen yang sangat penting dan sering
menimbulkan permasalahan lingkungan. Fosfor termasuk salah satu dari beberapa
unsure yang essensial untuk pertumbuhan ganggang dalam air. Pertumbuhan
ganggang yang berlebihan disamping hasil hancuran biomas dapat menyebabkan
pencemaran kualitas air. Sumber fosfor adalah limbah industry, hanyutan dari pupuk,
limbah domestic, hancuran bahan organik, dan mineral fosfat.
Fosfor dalam air terdapat dalam bentuk bahan padat maupun bentuk terlarut.
Fosfor dalam bentuk padat dapat terjadi sebagai suspensi garam-garam yang tidak
larut, dalam bahan organic, atau terabsorbsi dalam bahan padat. Fraksi yang paling
baik dari senyawa fosfat yang terlarut terdapat dalam bentuk senyawa organic,
sedangkan fosfor anorganik yang terlarut terjadi terutama sebagai bentuk ion
ortofosfat. (PO3+). Fosfat dapat bereaksi dengan sejumlah zat membentuk ssenyawa
yang tidak larut, dan mudah diadsorbsi oleh tumbuhan-tumbuhan, konsentrasi dari
fosfat fosfat anorganik terlarut dalam kebanyakan perairan konstan.
Kenaikan konsentrasi fosfat merupakan adanya zat pencemar dalam perairan.
Senyawa-senyawa fosfat tersebut dalam bentuk organofosfat atau polifosfat.
Sejumlah industry dapat membuang polifosfat berupa bahan pencuci yang dapat
mengapung diatas permukaan air. Senyawa fosfor organic terdapat dalam bentuk
asam-asam nukleat, fosfolipid, gulafosfat, senyawa ini masuk kedalam perairan
bersama-sama dengan limbah industry dan rumah tangga.
c) Bahan Organik Dalam Air
Di dalam lingkungan bahan organic banyak terdapat dalam bentuk karbohidrat,
protein, lemak yang membentuk organisme hidup dan senyawa-senyawa lainnya yang
merupakan sumber daya alam yang sangat penting dan dibutuhkan oleh manusia.
Secara normal bahan organic tersususn oleh unsure-unsur C, H, O dan dalam
beberapa hal mengandung N, S, P, dan Fe.
Senyawa-senyawa organic pada umumnya tidak stabil dan mudah dioksidasi secara
biologis atau kimia menjadi senyawa stabil, antara lain menjadi CO2 dan H2O. proses
inilah ini menyebabkan permasalahan bagi kehidupan akuantik. Untuk menyatakan
kandungan bahan organic dalam perairan dilakukan dengan mengukur jumlah

xx
oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan tersebut sehingga menjadi
senyawa yang stabil.
Biochemical Oxigen Demand (BOD) atau kebutuhan oksigen yang dibutuhkan
oleh mikroorganisme selama penghancuran bahan organic dalam waktu tertentu pada
suhu 20o C. oksidasi biokimiawi ini merupakan proses yang lambat dan secara teoritis
memerlukan reaksi sempurna. Dalam waktu 20 hari, oksidasi mencapai 95-99%
sempurna dan dalam waktu 5 hari seperti yang umum digunakan untuk mengukur
BOD yang kesempurnaan oksidasinya mencapai 60-70 %. Suhu 20oC yang di
gunakan merupakan nilai rata-rata untuk daerah perairan arus lambat di daerah iklim
sedang dam mudah ditiru dalam incubator. Hasil yang berbeda akan diperoleh pada
suhu yang berbeda karena kecepatan reaksi biokimia tergantung dari suhu.
Chemical Oxigen Demand (COD) atau kebutuhan oksigen, yaitu oksidasi secara
kimiawi dengan menggunakan kaliumbikarbonat yang dipanaskan dengan asam
sulfat pekat. COD umumnya lebih besar dari BOD, karena jumlah senyawa kimia
yang bisa dioksidasi secara kimiawi lebih besar dibandingkan oksidasi secara
biologis.
d) Kelarutan Gas Dalam Air
Kebanyakan gas dalam air larut dengan derajat (konsentrasi) yang berbeda-beda
atau bereaksi secara kimia dengan air. Kedua jenis gas yang paling banyak
membentuk udara ( udara merupakan campuran yang homogen dari berbagai jenis
gas ), yaitu nitrogen dan oksigen meskipun tidak bereaksi dengan air, tetapi larut
dalam jumlah yang terbatas.nitrogen yang larut dalam perairan dapat menyebabkan
masalah berat ketika membentuk gelembung gas dalam darah ikan dan menyebabkan
ikan kejang dan bahkan kematian. Kelantanan dari setiap gas adalah proporsional
dengan tekanan tekanan partial gas yang kontak dengan cairan tersebut, dan dikenal
dengan Hukum Henry. Hokum ini hanya berlaku bagi gas yang tidak melakukan
interaksi (bereaksi) dengan pelarutnya. Jadi, hukum ini tidak berlaku untuk gas CO2
dan Cl2 karena gas-gas tersebut bereaksi dengan air :
CO2 + H2O ⇌ H+ + HCO3-
SO2 + H2O ⇌ H+ + HSO3-
CL2 + H2O ⇌ HCl + HOCl

xxi
Keseimbangan antara molekul-molekul gas diatmosfer dan didalam larutan dapat
dinyatakan sebagai berikut :
X(q) ⇌ X(aq)
Sedangkan kelarutan gas didalam air, X, dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan :
[X(aq)] = K.Px
Dimana K adalah konstanta suatau gas pada suhu tertentu dan Px adalah tekanan
parsial gas. Beberapa nilai K untuk berbagai macam gas dalam air terdapat pada tabel
Konstanta hukum henry untuk beberapa gas dalam air pada 25oC

Gas K,Mol.L-1 atm-1


O2 1,28 × 10-3
CO2 3,38 × 10-2
H2 7,90 × 10-4
N2 6,48 × 10-4
CH4 1,38 × 10-3
NO 2,0 × 10-3

Kelarutan gas-gas dalam cairan dipengaruhi oleh suhu. Kelarutannya semakin


menurun dengan kenaikan suhu. Pengaruh ini dirumuskan dalam persamaan
Clausius-Claplyron.

Dimana : D = konsentrasi gas

T = Suhu mutlak ( 0K )

∆H = Kalor larutan dalam Kal/mol

R = Konstanta gas ( 1,987 kal. K-1.Mol-1)

e) Oksigen Dalam Air


Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen tidak terkecuali yang hidup didalam
air. Kehidupan akuantik seperti ikan, mendapatkan oksigen dalam bentuk oksigen
terlarut. Tanpa adanya oksigen terlarut pada tingkat konsentrasi tertentu banyak jenis
organisme akuantik tidak dapat ada dalam air. Banyak ikan mati dalam perairan

xxii
tercemar bukan diakibatkan oleh toksitasi zat pencemar langsung, tetapi karena
kekurangan oksigen sebagai akibat dari digunakannya gas tersebut pada proses
penguraian/penghancuran zat pencemar.
Dalam udara yang bersih dan kering terdapat 20.95% oksigen berdasar volume,
sebagian besar oksigen dalam air berasal dari atmosfer. Oleh karena itu, kemampuan
suatu badan air untuk mengisi oksigen kembali dengan cara kontak dengan atmosfer
merupakan hal yang sangat penting. Kelarutan dalam air tergantung dari suhu,
tekanan parsial oksigen dalam atmosfer dan kandungan garam dalam air.
f) Karbon dioksida dan berbagai jenis karbonat dalam air
Gas CO2 mempunyai sifat keasaman, maka akan menjadi lebih rumit dalam
menghitung kelarutannya dalam air dibandingkan kelarutan gas-gas yang sukar
bereaksi seperti O2 dan N2.
Karbon dioksida, ion karbonat, dan bikarbonat mempunyai pengaruh yang sangat
penting terhadap sifat-sifat kimia air. Banyak mineral diendapkan sebagai garam dari
ion karbonat,CO32-. Dalam fotosintensisnya ganggang menggunakan CO2 terlarut
untuk menghasilkan biomas. Kesetimbanagn CO2 di atmosfer sebagai berikut:
CO2(a) ⇌ CO2 (atmosfer)
Dan kesetimbanagan ion CO32- antara larutannya dalam air denagan mineral-mineral
karbonat padat adalah:
MCO3 ⇌ M2+ + CO32-
(garam karbonat yang sedikit larut)
Hal ini mempunyai pengaruh buffer yang kuat terhadap pH air.
Karbon dioksida merupakan komponen sangat kecil dari atmostef kerig sangat
normal, hanya berkisar 0,0314 % volume. Dengan demikian air murni atau air yang
bebas alkalinitas dalam kesetimbangannya dengan atmosfer hanya mengandung
karbon dioksida sangat rendah. Oleh karena itu pembentukan HCO 32- dan CO32- akan
menaikan kelarutan karbon dioksida.
Konsentrasi yang tinggi dari CO2 ini memberi pengaruh yang cukup besar
terhadap kehidupan akuatik karena akan menghambat pernafasan dan pertukaran gas
terutama bagi hewan perairan, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kandungan
CO2 dalam air yang aman tidak boleh melebihi 25mg/l.

xxiii
Dalam peraiaran alami, gas CO2 dihasilkan dari penguraian bahan-bahan organic
oleh bakteri. Ganggang yang menggunakan CO2 dalam fotosintesis juga
menghasilkan CO2 melalui proses metabolism tanpa cahaya. Waktu air merembas
melalui lapisan-lapisan dan hancuran bahan organic sambil masuk ke dalam tanah, air
ini dapat melarutkan banyak CO2 yang dihasilkan oleh pernafasan organism dalam
tanah.
g) Silicon dalam air
Silicon merupakan unsure kedua terbanyak dikerak bumi setelah oksigen yaitu
sebesar 27,7 %. Hal ini menyebabkan silicon tersebar luas dalam air berkisar antara 1
sampai 30 mg/l sebagai SiO2, kadang kala mencapai 100mg/l. suatu fonemena yang
menarik adalah air laut di bagian permukaan umumnya konsentrasi silikonnya sangat
rendah karena unsure ini digunakan oleh kerang dan pembentukan tulang organisme
laut.
Silikat dalam air dapat berasal dari berbagai sumber, baik dari sumber
percemaran. Senyawa silicat digunakan dalam pembuatan senyawa detergen dan
sebagai anti karat. Oleh karena itu silicon/ ion dari senyawa silicon terdapat banyak
dalam air buangan dalam air buangan baik limbah industry maupun limbah domestic.
h) Belerang dalam air
Secara umum sebagian besar belerang yang terdapat dalam air adalah S (IV)
dalam ion sulfat, SO42-. Dalam kondisi anaerobic SO42- dapat direduksi oleh aktivitas
bakteri menjadi H2S, HS-, atau garam sulfide yang tidak larut. Gas H 2S yang
dihasilkan dari resuksi sulfat tersrbut menyebabkan bau telur busuk yang dikeluarkan
oleh banyak air yang tergenang dan air-air tanah. Adanya perbedaan jenis belerang
(bilangan oksidasinya) dalam air menggambarkan adanya hubungan antara pH air,
potensial oksidasi, dan aktivitas bakteri.
Dalam air ion sulfat, dapat berasal dari banyak sumber, sulfat dapat berasal dari
hasil pencucian mineral utama gips,CaSO4, 2H2O. oksidasi dari mineral-mineral
sulfide yang dipengaruhi oleh mikroorganisme, seperti pyrite, FeS2, menghasilkan
sulfat. Garam sulfat digunakan dalam pembuatan deterjen dan dalam banyak hasil
industry seperti industry pupuk ZE, maka ion sulfat merupakan komponen yang

xxiv
umum dari air buangan. Air hujan diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia
mengandung sejumlah besar ion sulfat yang dikenal sebagai hujan asam (acid rain).
Hal ini disebabkan oleh adanya pencemaran udara yang cukup berat oleh gas SO 2
yang kemudian mengalami oksidasi di udara sebagai berikut :
2 SO2 + 2 H2O + O2 ⇌ 4 H+ + 2 SO42-
Adanya H2SO4 di atmosfer inilah yang menyebabkan terjadinya hujan asam yang
kadang kala pH-nya mencapai 4.
i) Klorida Dan Fluorida Dalam Air
Senyawa halida, klorida dan fluoride merupakan senyawa-senyawa umum yang
terdapat pada perairan alami. Senyawa-senyawa tersebut mengalami proses disosiasi
dalam air membentuk ion-ionnya. Ion klorida pada tingkat sedang relative
mempunyai pengaruh kecil terhadap sifat-sifat kimia dan biologi perairan. Kation dari
garam-garam klorida dalam air terdapat dalam keadaan mudah larut, dan ion klorida
secara umum tidak membentuk senyawa kompleks yang kuat dengan ion-ion logam.
Ion ini juga dapat dioksidasi dalam keadaan normal dan tidak bersifat toksik.
Tetapi, kelebihan garam-garam klorida ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air
yang disebabkan oleh tingginya salinitas. Air ini tidak layak untuk air pengairan dan
keperluan rumah tangga.
Ion fluoride jauh lebih penting dalam air dari pada ion-ion klorida. Fluor adalah salah
satu unsure halogen yang keelektronegatifannya paling tinggi dibandingkan unsure-
unsur halogen lainnya.
Beberapa sifat geokimia dan fisiologis ion fluoride berasal dari kenyataan bahwa
ion ini mempunyai jari-jari dan muatan yang sama dengan ion OH-. Sebagai
konsekuensinya, fluoride dan hidroksida mempunyai tingkah laku yang sama. Oleh
karena itu, ion fluoride dapat diganti dengan ion hidroksida dalam mineral-mineral
dan dalam bahan mineral dari gigi dan tulang.
j) Kalsium Dan Magnesium Dalam Air
Kalsium adalah unsure kimia yang memegang peranan penting dalam banyak
proses geokimia. Mineral merupakan sumber primer ion kalsium dalam air. Air yang
mengandung karbon dioksida tinggi mudah melarutkan kalsium dan mineral-mineral
karbonatnya. Ion kalsium bersama-sama dengan magnesium dan kadang-kadang ion

xxv
ferro, ikut menyebabkan kesadahan air, baik yang bersifat kesadahan sementara
maupun kesadahan tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh adanya ion-ion
kalsium dan karbonat dalam air dan dapat dihilangkan dengan jalan mendidihkan air
tersebut karena terjadi reaksi :
Ca2+ + 2 HCO3- ⇌ CaCO3 + CO2 + H2O
Sedangkan kesadahan tetap disebabkan oleh adanya kalsium atau magnesium sulfat
yang proses pelunakannya melalui proses kapur , soda, abu dan proses resin organic.
Air sadah juga tidak menguntungkan/mengganggu proses pencucian
menggunakan sabun. Bila sabun digunakan pada air sadah mula-mula sabun harus
bereaksi terlebih dahulu dengan setiap ion kalsium dan magnesium yang terdapat
dalam air sebelum sabun dapat berfungsi men kalsium dan magnesium yang terdapat
dalam air sebelum sabun dapat berfungsi menurunkan tegangan permukaan. Detergen
mempunyai sifat yang agak berbeda dengan sabun deterjen dapat menurunkan
takanan permukaan air tanpa harus bereaksi dahulu dengan setiap ion kalsium dan
magnesium yang terdapat dalam air. Pada umumnya konsentrasi magnesium dalam
air tawar lebih kecil dibandingkan kalsium. Telah diteliti bahwa larutan magnesium
dalam bentuk larutan lebih lama dari kalsium. Hal ini disebabkan senyawa Mg2+
mengendap lebih lambat dibandingkan senyawa Ca2+.
k) Logam Alkali Dalam Air
Natrium umumnya terdapat dalam konsentrasi yang lebih tinggi didalam air tawar
dibandingkan dengan kalium. Ion natrium, sama dengan ion klorida bersosiasi dengan
salinitas yang berlebihan yang menyebabkan penurunan kualitas air yang cukup
serius.
Kalium dalam perairan alami relative rendah konsentrasinya dari natrium karena
unsure ini tidak mudah dilepaskan dari sumbernya dan unsure ini mudah sekali
diadsorbsi oleh mineral-mineral. Jenis sumber alami dari kalium adalah feldspar,
esensial dan bergabung kedalam bahan tanaman. Sebagai konsekuensinya, bila terjadi
kebakaran hutan dimana sering mengandung konsentrasi kalium yang tinggi.
l) Alumunium Dalam Air
Alumunium merupakan unsure terbanyak ketiga dalam kerak bumi. Kebanyakan
alumunium yang dibawa air terdapat sebagai partikel-partikel mineral mikroskopik

xxvi
yang tersuspensi. Konsentrasi dari alumunium yang terlarut dalam kebanyakan air
kemungkinan kurang dari 1,0 Mg/l. pada nilai pH dari 4,0 jenis alumunium yang
terlarut adalah Al(H2O)3+ dan ion Al3+ yang terhidrasi kehilangan ion hydrogen
pada nilai pH lebih besar dari 4,0.
Alumunium bersifat amfoter dan pada perairan alami dengan pH diatas kurang
dari 10, terbentuk ion aluminat yanga larut Al(OH)4-. Ion fluoride membentuk
kompleks yang sangat kuat dengan alumunium dan dengan adanya fluoride dengan
konsentrasi tinggi terbentuk jenis kompleks fluoride seperti AlF2+ mungkin akan
terbentuk dalam air.
m) Besi Dalam Air
Besi adalah satu dari lebih unsure-unsur penting dalam air permukaan dan air
tanah. Perairan yang mengandung besi sangat tidak diperlukan untuk kebutuhan
rumah tangga, karena dapat menyebabkan bekas karat pada pakaian, porselin dan
alat-alat lainnya serta menimbullkan rasa yang tidak enak pada air minum pada
konsentrasi diatas kurang lebih 0,31 Mg/l. sifat kimia perairan dari besi adalah sifat
redoks, pembentukan kompleks, metabolism dan mikroorganisme, dan pertukaran
dari besi antara fasa dan fase padat yang mengandung besi karbonat, hidroksida dan
sulfide.
Besi (II) sebagai ion berhidrat yang dapat larut, Fe2+, merupakan jenis besi yang
terdapat dalam air tanah, karena air tanah tidak berhubungan dengan oksigen dari
atmosfer, konsumsi oksigen bahan organic dalam media mikroorganisme sehingga
menghasilkan keadaan reduksi dalam air tanah.
Secara umum, Fe (II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1,0 -10 Mg/l.
namun demikian, tingkat kandunngan besi sampai sebesar 50 Mg/l dapat juga
ditemukan dalam air tanah ditempat-tempat tertentu. Air tanah yang mengandung Fe
(II) mempunyai sifat yang unik. Dalam kondisi tidak ada oksigen air tanah yang
mengandung Fe (II) jernih, begitu mengalami oksidasi dengan oksigen yang berasal
dari atmosfer ion ferro akan berubah menjadi ion ferri dengan reaksi sebagai berikut :
4 Fe2+ + O2 + 10 H2 ⇌ 4 Fe (OH)3 + 8 H
Dan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (III) oksidasi terhidrat yang tidak
larut menyebabkkan air beerubah menjadi abu-abu.

xxvii
Besi (III) dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan
sumber air yang kekurangan oksigen. Ion FeOH+ dapat terjadi dalam perairan yang
bersifat basa, tetapi bias ada CO2 maka terbentuk FeCO3 yang tidak larut.
Dalam perairan dengan pH sangat rendah, kedua bentuk ion ferro dan ferri dapat
ditemukan. Hal ini terjadi bila perairan memperoleh buangan dari limbah tambang
asam.
n) Mangan Dalam Air
Tosisitan mangan (Mn) relative sudah tampak pada konsentrasi rendah. Dengan
demikian tingkat kandungan Mn yang diizinkan dalam air yang diperlukan untuk
keperluan domestic sangat rendah, Yaitu di bawah 0,05 mg/l. dalam kondisi aerob
mangan dalam perairan terdapat dalam bentuk MnO2 dan pada dasar perairan
tereduksi menjadi mn2+ atau dalam air yang kekuranga oksigen. Oleh karenaa itu,
pemakaian yang berasal dari dasar suatu sumber air, sering ditemukan mengan dalam
konsentrasi tinggi.
Air yang berasal dari sumber tambang asam dapat mengandung mangan terlarut,
dan pada konsentrasi kurang lebih 1 mg/l dapat ditemukan pada perairan dengan
aliran yang berasal dari tambang asam. Pada pH yang agak tinggi dan kondisi aerob
terbentuk mangan yang tidak larut seperti MnO 2, Mn3O4, atau MnCO3, meskipun
oksidasi dari Mn2+ berjalan relative lambat.

xxviii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa:
a) Sifat-sifat kimia perairan mencakup alkalinitas/ asiditas, kelarutan, konstanta
pembentukan senyawa kompleks, redoks, da pH. Mikroorganisme yang berperan
sebagai katalis dalam reaksi kimia perairan adalah ganggang, cendawan dan
bakteri serta klasifikasinya.
b) Mikroorganisme yang dapat mempengaruhi sejumlah proses-proses kimia yang
terjadi dalam air dan tanah meliputi bakteri, cendawan dan ganggana.
c) Organisme yang hidup dalam ekosistem akuatik (perairan) dapat digolongkan
menjadi organisme autotropik dan organisme heterotropik.
d) Bahan-bahan kimia yang terdapat dalam perairan meliputi senyawa nitrogen
dalam air, senyawa fosfor, bahan organic, kelarutan gas dalam air, oksigen dalam
air, karbondioksida dan berbagai jenis karbonat, silikan dalam air, belerang dalam
air, krorida dan fluorida dalam air, kalsium dan magnesium dalam air, logam
alkali dalam air, aluminium dalam air, besi dalam air dan mangan dalam air.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan yaitu :
Di dalam kehidupan perairan terjadi proses kimia yang mempengaruhi kehidupan
organism laut oleh sebab itu, maka sebaiknya kita menjaga kelestarian lingkungn
perairan.

xxix
DAFTAR PUSTAKA

Aida,A.S.Paper Kehidupan Akuatik. 2013. http://id.Scrib.com/doc/126440079/Paper-


Kehidupan-Akuatik. (diakses 20 februari 2013).
Bailey,R.A.,etal.,1978. Chemistry Of The Environment. New York : Academic Press
Hammer,Mark J., 1984.Water And Waste Water Tecnology.New York :John Wiley &
sons, inc.
Idha.Kimia Air.2012. http://Idha-chemistry.blogspot.com/2016/05/Kimia air.html.
(11 maret 2016)
Saeni, M.S.,1989. Kimia Lingkungan. Bogor : Pusat Antar Universitas Ilmu
Hayat─DIKTL.

xxx

Anda mungkin juga menyukai