Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


ALKALIMETRI

Disusun oleh:
Zahida Nabila Ramadhani
Kelompok 5

Anggota Kelompok : Lutfi Arya Pramanda (231440043)


M. Iqbal Yusan (231440025)
(231440021)
Zahida Nabila Ramadhani
(231440026)
Arby Alghifari Yusra
Kelas : Instrumentasi 1B
Program Studi : Teknik Instrumentasi Kilang
Dosen Pengampu : Dr. Eng. Ir. Oksil Venriza, S.SI., M.Eng, IPU
Asisten laboratorium : Indrike Lembang

PROGRAM STUDI TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS
Cepu, Agustus 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha kuasa atas rahmat
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir tentang
“Alkalimetri”. Selain itu, tujuan dari dibuatnya laporan akhir ini adalah sebagai
syarat dalam memenuhi tugas mata kuliah Praktikum “Alkalimetri”.
Dalam penulisan laporan awal praktikum ini, penulis mendapatkan banyak
sekali bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1.Dr. Eng. Ir. Oksil Venriza, S.SI., M.Eng, IPU selaku dosen pada mata
kuliah “Kimia Dasar”
2.Iindrike Lembang, selaku asisten laboratorium.
3.Kepada seluruh anggota kelompok 5
Demikian Laporan Awal Praktikum “Alkalimetri” ini telah dibentuk. Tentu
dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik maupun saran yang dapat membangun laporan awal
praktikum ini menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga laporan ini bisa menjadi
tambahan informasi untuk pembelajaran kita semua.

Kelompok 5

Zahida Nabila Ramadhani

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................5
1.2 Tujuan Praktikum...........................................................................................6
1.3 Manfaat Praktikum.........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Titrasi Alkalimetri..............................................................................................7
2.2 Jenis Titrasi Alkalimetri.....................................................................................8
2.3 Natrium Hidroksida (NaOH).............................................................................9
2.4 Fenolfetalein.......................................................................................................1
BAB III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat..........................................................................................2
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum................................................................................................11
4.1.1 Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N..........................................................11
4.1.2 Analisis...................................................................................................11
4.2 Perhitungan......................................................................................................11
4.2.1 Membuat Larutan NaOH........................................................................11
4.3 Pembahasan......................................................................................................12
4.4 Tugas dan Pertanyaan......................................................................................13
4.4.1 Tugas.............................................................................................................13
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................15
5.2 Saran...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


Tabel 4. 1 Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N........................................................11
Tabel 4. 2 Analisa kadar asam asetat....................................................................11

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini, kehidupan manusia tidak bisa lepas dari bahan kimia.
Hampir semua aspek hubungan antara kehidupan manusia dan bahan kimia.
Kimia sangat penting seiring dengan perkembangannya ilmu dan teknologi di
era sekarang ini. Kimia pada dasarnya adalah secara eksperimental, salah satu
cara untuk mengembangkan kimia adalah melakukan kerja nyata atau
eksperimen.
Titrasi asam basa adalah metode yang digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu senyawa bersifat asam atau basa. Ada dua jenis metode
titrasi asam basa: asam dan titrasi
mengukur alkalinitas. Pengukuran keasaman adalah suatu metode untuk
menentukan kadar suatu larutan basa dengan asam standar sementara
pengukuran alkalinitas adalah suatu metode untuk menentukan konsentrasi
larutan asam dengan menggunakan zat basa.
Alkalimetri adalah metode analisis kimia yang digunakan untuk
mengukur konsentrasi atau kadar senyawa basa dalam larutan. Biasanya
digunakan untuk mengukur kadar senyawa seperti natrium (Na) atau kalium
(K) dalam berbagai sampel termasuk makanan, air, atau obat-obatan. Proses
alkalimetri melibatkan penggunaan larutan asam dengan konsentrasi yang
diketahui, yang disebut titran, untuk bereaksi dengan senyawa basa yang ada
dalam sampel yang diuji. Reaksi tersebut akan menghasilkan perubahan
warna atau perubahan beberapa sifat fisik yang dapat diukur. Titik akhir
titrasi, dimana reaksi antara asam dan basa seimbang, dicatat dan dari situ
konsentrasi senyawa basa dalam sampel dapat dihitung menggunakan hukum
dasar kesetimbangan. Alkalimetri mempunyai banyak penerapan termasuk
analisis laboratorium, pemantauan kualitas air, pengujian makanan dan
banyak bidang lain di mana penentuan senyawa basa penting. Metode ini
mengukur dan mengontrol kadar senyawa basa yang dapat mempengaruhi
sifat dan kualitas produk atau larutan.

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


Jika larutan ditambahkan asam maka pH akan menurun karena
konsentrasi H+ meningkat, dan jika ditambahkan basa maka pH akan
meningkat karena konsentrasi OH- meningkat. Jadi larutan asam atau basa
bila ditambahkan ke dalam air akan mengubah pH karena konsentrasi asam
atau basa akan berkurang. Keseimbangan asam basa merupakan topik yang
sangat penting dalam kimia dan bidang lain yang menggunakan ilmu kimia,
seperti biologi, kedokteran, dan pertanian. Titrasi yang melibatkan asam dan
basa banyak digunakan dalam pengendalian analitik. Banyak produk
komersial dan degradasi asam basanya mempunyai efek penting pada
metabolisme sel hidup. Alkalinitas adalah metode titrasi asam basa yang
umum digunakan untuk menentukan konsentrasi asam. Metode basa adalah
metode penetralan asam dengan basa. Natrium hidroksida adalah basa yang
paling umum digunakan. Pengukuran alkalinitas adalah suatu metode
penetralan jumlah basa terlarut atau konsentrasi larutan basa dengan cara
titrasi. Titik akhir titrasi alkalinitas adalah terjadinya perubahan warna.
Indikator yang digunakan pada metode alkalinitas adalah indikator PP (Pheno
Phthalein).
Kesetimbangan asam-basa suatu topik yang sangat penting dalam kimia dan bidang-
bidang lain yang mempergunakan kimia, seperti biologi, kedokteran, dan ertanian.
Titrasi yang melibatkan asam dan basa digunakan secara luas dalam pengendalian
analitik. Banyak produk komersial dan penguraian asam-basa mempunyai pengaruh
yang penting atas proses-proses metabolisme dalam sel hidup. Alkalimetri merupakan
salah satu metode titrasi asam-basa yang sering digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu asam. Metode alkalimetri merupakan metode reaksi penetralana
asam dengan basa. Natrium hidroksida merupakan basa yang paling lazim digunakan.
Alkalimetri merupakan cara penetralan jumlah basa terlarut atau konsentrasi larutan
basa melalui cara titrimetri. Untuk penentuan titik akhir titrasi alkalimetri adalah dengan
terjadinya perubahan warna. Indikator yang digunakan dalam metode alkalimetri adalah
indikator PP (Phenophtalein) Suatu larutan bila ditambahkan asam akan turun pH-nya
karena memperbesar konsentrasi H+ Sebaliknya, bila ditambah basa akan menaikkan pH
karena meningkatkan konsentrasi OH-. Seterusnya, suatu larutan asam atau basa bila
ditambah air akan mengubah pH, karena konsentrasi asam atau basanya akan mengecil.

Gerak adalah perubahan


perubahan posisi suatu
TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG
benda terhadap titik acuan.
Titik
acuan sendiri di definisikan
sebagai titik awal atau titik
tumpu tempat pengamat.
Dan
macam-macam gerak
dibagi menjadi 2, yaitu
berdasarkan sifatnya, dan
berdasarkan
lintasan seta
percepatannya.
Berdasarkan lintasan
dan percepatannya gerak
lurus beraturan termasuk

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


didalamnya. Dalam
kehidupan sehari-hari
jarang sekali kita
menenmui benda atau
sesuatu yang benar-benar
bergerak lurus beraturan.
Suatu benda dikatakan
melakukan
gerak lurus beraturan jika
kecepatan selalu konstan.
Kecepatan konstan artinya
besar
kecepatan (kelajuan) dan
arah kecepatan selalu
konstan. Karena besar
kecepatan
TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG
(kelajuan) dan arah
kecepatan selalu konstan
maka dapat dikatakan
bahwa benda
bergerak pada lintasan
lurus dengan kelajuan
konstan. Misalnya kita
dapat mengendarai
sepeda motor dalam waktu
tertentu dengan kalajuan
tetap (kecepatan tetap)
tetapi tidak
mungkin kita bergerak
dengan jalur yang sangat
lurus

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


Kita dapat menggerakan
suatu benda pada lajur atau
kecepatan yang sangat
lurus
namun kemungkinan
kelajuannya tidak berubah
adalah sangat kecil. Ketika
suatu benda
melakukan gerak lurus
beraturan, kecepatan benda
sama dengan kecepatan
rata-rata
Gerak adalah perubahan
perubahan posisi suatu
benda terhadap titik acuan.
Titik
TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG
acuan sendiri di definisikan
sebagai titik awal atau titik
tumpu tempat pengamat.
Dan
macam-macam gerak
dibagi menjadi 2, yaitu
berdasarkan sifatnya, dan
berdasarkan
lintasan seta
percepatannya.
Berdasarkan lintasan
dan percepatannya gerak
lurus beraturan termasuk
didalamnya. Dalam
kehidupan sehari-hari

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


jarang sekali kita
menenmui benda atau
sesuatu yang benar-benar
bergerak lurus beraturan.
Suatu benda dikatakan
melakukan
gerak lurus beraturan jika
kecepatan selalu konstan.
Kecepatan konstan artinya
besar
kecepatan (kelajuan) dan
arah kecepatan selalu
konstan. Karena besar
kecepatan
(kelajuan) dan arah
kecepatan selalu konstan
TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG
maka dapat dikatakan
bahwa benda
bergerak pada lintasan
lurus dengan kelajuan
konstan. Misalnya kita
dapat mengendarai
sepeda motor dalam waktu
tertentu dengan kalajuan
tetap (kecepatan tetap)
tetapi tidak
mungkin kita bergerak
dengan jalur yang sangat
lurus
Kita dapat menggerakan
suatu benda pada lajur atau

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


kecepatan yang sangat
lurus
namun kemungkinan
kelajuannya tidak berubah
adalah sangat kecil. Ketika
suatu benda
melakukan gerak lurus
beraturan, kecepatan benda
sama dengan kecepatan
rata-rata
Gerak adalah perubahan
perubahan posisi suatu
benda terhadap titik acuan.
Titik
acuan sendiri di definisikan
sebagai titik awal atau titik
TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG
tumpu tempat pengamat.
Dan
macam-macam gerak
dibagi menjadi 2, yaitu
berdasarkan sifatnya, dan
berdasarkan
lintasan seta
percepatannya.
Berdasarkan lintasan
dan percepatannya gerak
lurus beraturan termasuk
didalamnya. Dalam
kehidupan sehari-hari
jarang sekali kita
menenmui benda atau

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


sesuatu yang benar-benar
bergerak lurus beraturan.
Suatu benda dikatakan
melakukan
gerak lurus beraturan jika
kecepatan selalu konstan.
Kecepatan konstan artinya
besar
kecepatan (kelajuan) dan
arah kecepatan selalu
konstan. Karena besar
kecepatan
(kelajuan) dan arah
kecepatan selalu konstan
maka dapat dikatakan
bahwa benda
TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG
bergerak pada lintasan
lurus dengan kelajuan
konstan. Misalnya kita
dapat mengendarai
sepeda motor dalam waktu
tertentu dengan kalajuan
tetap (kecepatan tetap)
tetapi tidak
mungkin kita bergerak
dengan jalur yang sangat
lurus
Kita dapat menggerakan
suatu benda pada lajur atau
kecepatan yang sangat
lurus

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


namun kemungkinan
kelajuannya tidak berubah
adalah sangat kecil. Ketika
suatu benda
melakukan gerak lurus
beraturan, kecepatan benda
sama dengan kecepatan
rata-rata
1.2 Tujuan Praktikum
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Mahasiswa dapat mempelajari tahap tahap alkalimetri
2. Mahasiswa dapat membuat larutan NaOH 0,1N
3. Mahasiswa menentukan kadar asam salisilat (C7H6O3)
secara alkalimetri
4. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu titrasi asam basa
5. Mahasiswa mampu menghitung konsentrasi sampel dengan metode
asidi-alkalimetri
1.3 Manfaat Praktikum
Setelah melaksanakan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat
mendapatkan manfaat sebagai berikut:
1. Mahasiswa bisa menjelaskan tentang alkalimetri
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan larutan NaOH 0,1N
3. Mahasiswa dapat memahami alikametri

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titrasi Alkalimetri

Netralisasi atau titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk


menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui
agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin
diketahui kadarya atau konsentrasinya, sedangkan apabila salah satu
larutannya diketahui Konsentrasmya, larutan ini disebut arutan standar. Ada 4
macam reaks1 yang digunakan dalam titrasi yaitu reaksi asam-basa, reaksi
redoks, reaksi pengendapan, dan reaksi pembentukan kompleks. Titrasi asam
basa disebut reaksi penetralan atau juga titrasi netralisasi yaitu titrasi yang
didasarkan pada reaksi antara suatu asam dengan basa dan merupakan teknik
untuk menenutukan kosentrasi asam tau basa.
Titrasi asidimetri maupun alkalimetri menyangkut reaksi dengan asam
kuat. Basa kuat, asam Kuat-basa lemah, asam lemah-basa Kuat, asam Kuat-
garam dari asam lemah, basa kuat-garam dari basa lemah. Titrasi ini
menggunakan indikator pH atau indikator asam-basa sebagai penanda karena
memilk1 sitat dapat berubah Warna apabila pH lingkungannya berubah.
Warna asam ialah sebutan warna indikator Ketika dalam keadaan asam dan
warna basa ketika dalamkeadaan basa . Tujuan titrasi netralisasi adalah untuk
menentukan banyaknya basa yang terdapat dalam suatu larutan. Pada titik
ekivalen, tidak ada lagi kelebihan asam tau basa danterbentuk lah larutan
garam.
Indikator biasanya ialah suatu asam atau basa organik lemah yang
menunjukkan warna yang sangat berbeda antara bentuk tidak terionisasi dan
bentuk terionisasinya. Kedua bentuk in berikatan dengan pH larutan yang
melarutkan indikator tersebut . Titik akhir titrasi terjadi bila indikator berubah
warna. Namun, tidak semua indikator berubah warna pada pH yang sama,
jadi pilihan indikator untuk titrasi tertentu bergantung pada sifat asam dan

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


basa yang digunakan dalam titrasi (dengan kata lain apakah mereka kuat atau
lemah).

2.2 Jenis Titrasi Alkalimetri

Perbedaan utama antara titrasi alkalimetri langsung dan tidak langsung


terletak pada cara zat yang akan diukur bereaksi dengan larutan basa yang
diketahui konsentrasinya:
1. Titrasi Alkalimetri Langsung:
- Pada titrasi alkalimetri langsung, zat yang akan diukur bereaksi langsung
dengan larutan basa yang diketahui konsentrasinya.
- Reaksi ini biasanya terjadi dengan cepat dan langsung menghasilkan perubahan
yang dapat diamati seperti perubahan warna indikator atau perubahan potensial
pada elektroda potensiometri.
- Contoh umum adalah titrasi asam sulfat dengan larutan natrium hidroksida.
2. Titrasi Alkalimetri Tidak Langsung:
- Pada titrasi alkalimetri tidak langsung, zat yang akan diukur harus mengalami
reaksi konversi atau reaksi sekunder terlebih dahulu sebelum dapat dititrasi
dengan larutan basa.
- Biasanya, reaksi konversi ini melibatkan zat penambah (misalnya, reagen
reduktor) yang berubah menjadi bentuk yang dapat dititrasi oleh larutan basa.
- Contoh umum adalah titrasi iodometri di mana ion besi teroksidasi menjadi ion
iodin sebelum diukur dengan natrium tiosulfat.
Perbedaan utama lainnya adalah dalam hal reaksi dan komponen kimia yang
terlibat dalam proses titrasi. Pemilihan metode bergantung pada sifat-sifat kimia
dari zat yang akan diukur dan reaksi yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
akurat.
Titrasi Alkalimetri Langsung
Jenis titrasi alkalinitas yang paling umum digunakan adalah titrasi alkali
langsung. Pada titrasi ini, reaksi antara basa sebagai titran dan asam sebagai titran
berlangsung secara langsung. Dengan menggunakan metode titrasi basa jenis ini,
konsentrasi titran dapat diketahui segera setelah titrasi selesai. Contoh titrasi
alkalinitas langsung adalah penentuan asam asetat (CH3COOH) atau biasa disebut
cuka dengan menggunakan larutan standar. kalium hidroksida sebagai titran.

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


Selama titrasi ini, cukup dengan menuangkan perlahan titran yang konsentrasinya
diketahui ke dalam larutan asam asetat yang konsentrasinya masih belum
diketahui. Setelah titik akhir titrasi tercapai, proses dihentikan. Alternatifnya,
volume KOH dapat digunakan secara langsung untuk menghitung konsentrasi
titran. 2. Judul belakang Perbedaan titrasi alkali langsung dan tidak langsung
adalah penentuan konsentrasi tidak dilakukan dengan menjatuhkan titran secara
langsung ke dalam larutan titrasi. Namun konsentrasi titran diperoleh secara tidak
langsung dari titrasi antara sisa reagen dan titran basa. Titrasi alkalinitas tidak
langsung ini juga dikenal sebagai titrasi balik. Titrasi balik sering digunakan
karena reaksi antara titran dan titran lambat, titran yang diteliti tidak stabil, atau
terdapat indikasi bahwa titrasi langsung tidak sesuai dengan kapasitas titrasi.
Faktor-faktor tersebut membuat titrasi langsung menjadi tidak efektif karena pada
titrasi langsung, reaksi harus berlangsung secepat mungkin agar titik akhir titrasi
dapat langsung terlihat. Contoh penerapan metode alkalinitas regresi adalah
penentuan konsentrasi seng oksida. . Titrasi seng oksida biasanya dilakukan
dengan asam sulfat tetapi tidak dapat dilakukan secara langsung. Hal ini karena
seng oksida memiliki kinetika reaksi yang lambat dalam asam sulfat serta
pelarutan yang lambat. Oleh karena itu, seng oksida terlebih dahulu dilarutkan
dalam asam sulfat dengan cara dipanaskan untuk mempercepat proses reaksi dan
pelarutan.

2.3 Natrium Hidroksida (NaOH)


NaOH adalah rumus kimia natrium hidroksida atau soda kaustik. NaOH
adalah senyawa kimia anorganik yang terdiri dari atom natrium (Na), atom
oksigen (O), dan atom hidrogen (H). Natrium hidroksida merupakan basa kuat
dan digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk industri kimia, pembuatan
sabun, pengolahan air, dan banyak lagi. Senyawa ini larut dalam air dan dapat
membentuk larutan basa yang dapat membakar kulit dan merusak jaringan jika
bersentuhan langsung, sehingga harus berhati-hati saat menanganinya. Natrium
hidroksida terbentuk dari oksida basa. Natrium oksida larut dalam air. Natrium
hidroksida membentuk larutan basa kuat ketika dilarutkan dalam air. Ini
digunakan di banyak bidang industri, terutama sebagai bahan dasar pembuatan

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


pulp dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida adalah
basa yang paling umum digunakan di laboratorium kimia. Natrium hidroksida
murni berbentuk padatan putih dan tersedia dalam bentuk tablet, serpih, butiran,
atau larutan jenuh 50% yang biasa dikenal dengan larutan Sorensen. Ini adalah
cairan lembab yang secara alami menyerap karbon dioksida dari udara luar. Ia
sangat larut dalam air dan bersifat eksotermik bila dilarutkan, karena kelarutannya
dalam air bersifat eksotermik. Ini juga larut dalam
etanol dan metanol, meskipun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini lebih
rendah dibandingkan KOH. Ini tidak larut dalam dietil eter dan pelarut non-polar
lainnya. Larutan natrium hidroksida akan meninggalkan noda kuning pada kain
dan kertas. Natrium ditemukan di banyak bintang. Garis D pada spektrum
matahari sangat terang. Natrium juga merupakan unsur paling melimpah keempat
di bumi, yaitu 2,6% dari kerak bumi. Unsur ini merupakan unsur yang paling
melimpah pada golongan logam alkali.
Natrium dapat terbakar secara spontan. Biasanya unsur ini tidak terbakar
pada suhu di bawah 115 derajat Celcius.Logam natrium penting dalam produksi
senyawa ester dan pembuatan senyawa organik. Logam ini dapat digunakan untuk
memperbaiki struktur beberapa paduan logam dan membersihkan logam cair.

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Tanggal : 31 Agustus 2023
Waktu : 13.00-16.00
Tempat : Laboratorium Kimia Fundamental PEM Akamigas
3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

1. 6 erlenmeyer 100ml
2. 1 labu ukur 250ml
3. 1 labu ukur 100ml
4. 1 Buret 25ml
5. Pipet tetes
6. Bulb
7. 2 pipet volumetrik 10ml
8. Spatula
9. 2 Gelas beaker 50ml

3.2.2 Bahan

1. Natrium Hidroksida (NaOH) kristal


2. Potasium Hidrogen Ptalat (C8H5KO4)
3. Larutan indikator Phenol Phthalein (PP)
4. Larutan Asam asetat pekat
5. potasium hidrogen ptalat
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Membuat Larutan NaOH 0,1

Masukan ke dalam gelas beaker timbang NaOH kristal, kurang lebih


sesuai dengan hasil perhitungan

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


Larutkan dengan sedikit akuades, kemudian masukkan ke dalam labu
takar kapasitas 200 atau 250 mL. Bilasi gelas beaker dengan sedikit
akuades dan bilasannya juga dimasukkan ke labu takar. Ulangi
langkah pembilasan ini 2 kali lagi. Kemudian tambahkan akuades ke
dalam labu takar sampai tanda batas. Tutup dan kocok biar campur.

Sebelum digunakan larutan NaOH ini harus di standarisasi terlebih


dahulu dengan Potasium Hidrogen Ptalat.

B. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N.

Masukan ke dalam gelas beaker timbang potasium hidrogen ptalat (yang sudah
dikeringkan dalam oven bertemperatur 110 – 120 oC selama 2 – 3 jam dan
kemudian didinginkan dalam desikator) kurang lebih 2,04 - 2,05 gram. Catat
berat penimbangan.

Larutkan dengan sedikit akuades, kemudian masukkan ke dalam labu takar 100 mL, bilaslah
gelas beaker dengan sedikit akuades dan bilasannya juga dimasukkan ke dalam labu takar.
Lakukan pembilasan ini sedikitnya 2 kali. Kemudian tambahkan akuades ke dalam labu takar
sampai tanda batas. Tutup dan kocok biar campur.

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


Ambil 10 mL larutan ini dengan pipet
volumetrik, masukkan ke dalam erlenmeyer
dan tambahkan 3 – 4 tetes indikator PP

Ambil 10 mL larutan ini dengan pipet


volumetrik, masukkan ke dalam erlenmeyer dan
tambahkan 3 – 4 tetes indikator PP

Titrasi larutan tersebut dengan larutan NaOH yang


hendak distandarisasi dari buret sampai tepat terbentuk
warna pink (merah jambu).

Catat volume NaOH yang digunakan, dan ulangi pekerjaan


titrasi ini 2 kali lagi. Rata – ratakan volume NaOH yang
digunakan, misal V mL.

Hitung normalitas NaOH dengan ketelitian


sampai 4 angka di belakang koma

C. Analisa Kadar Asam Asetat.

Masukkan sekitar 50 mL akuades ke dalam labu takar 100 mL, bawa ke dalam
almari asam. Pipet 1 mL asam asetat pekat dengan pipet volumetrik 1 mL,
masukkan ke dalam labu takar tersebut, kemudian tambahkan akuades sampai
tanda batas. Tutup dan kocok biar campur.

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


Pipet 10 mL larutan tersebut dengan pipet volumetrik,
masukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL dan tambahkan 3 – 4
tetes indikator PP.

Titrasi dengan larutan NaOH yang sudah


distandarisasi sampai tepat terbentuk warna pink.
Catat pemakaian larutan NaOH yang digunakan.

Ulangi langkah 2 s/d 3 di atas sebanyak 2 kali lagi,


kemudian rata – ratakan larutan NaOH yang
digunakan.

Hitung kadar asam asetat pekat


tersebut.

3.4 Rumus
3.4.1 Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
NaOH = N × V × 4000 Mg
= 0,1 × 250 × 0,04 g
= 1 gram
3.4.2 Standarisasi larutan NaOH
1000 ×G
NaOH = V
× VNaOH × 204 , 22
v
3.4.3 Analisis asam asetat pekat
V
×VNaOH ×60
v
×100 %
V CH ₃COOH × K ×1000

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum


4.1.1 Membuat Larutan NaOH 0,1 N
NaOH = N × V × 40 Mg
= 0,1 × 250 × 40
= 1000 mg
= 1g
4.1.2 Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N
Tabel 4. 1 Standarisasi Larutan NaOH 0,1 N
N Volume Larutan Volume Titrasi NaOH 0,1
o C8H5KO4 N (mL)
1 10 mL 11 mL
2 10 mL 11 mL
3 10 mL 11 mL

Rata – rata titrasi volume NaOH V = 11 mL

1000 × G
N NaOH =
V
× V NaOH ×204 , 22
v
1000 ×2,0459
¿
100
×11×204 ,22
10
¿ 0,0910738
4.1.3 Analisa Kadar Asam Asetat
No Volume Larutan Volume Titrasi NaOH
CH3COOH 0,1 N (mL)
1 10 mL 18 mL
2 10 mL 18 mL
3 10 mL 18 mL
Rata – rata titrasi volume NaOH V = 18 mL

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


Tabel 4. 2 Analisa kadar asam asetat

V
×V NaOH × N NaOH ×60
v
Kadar Asam Asetat= ×100 %
V CH COOH × k ×1000
3

100
×18 ×0 , 1× 60
10
¿ × 100 %
1 ×1 , 05 ×1000
=?

4.2 Pembahasan
Pada pembuatan larutan NaOH 0,1 N kita menggunakan normalitas
larutan NaOH (N) sebanyak 0,1. Kita juga menggunakan volume larutan
NaOH sebanyak 250ml. Kemudian kita harus mengubah 4000mg menjadi
0,04g. Setelah memasukan semua angka dan mengalikannya sesuai rumus
kita mendapatkan hasil 1gram larutan NaOH.
Dalam percobaan pertama menggunakan 10ml volume larutan
C8H5KO4 kita membutuhkan volume titrasi NaOH 0,1 N sebanyak 10,8 ml.
kemudian dalam percobaan kedua menggunakan 10ml volume larutan
C8H5KO4 kita membutuhkan volume titrasi NaOH 0,1 N sebanyak 8,8ml.
Pada percobaan terakhir menggunakan 10ml volume larutan C8H5KO4 kita
membutuhkan volume titrasi NaOH 0,1 N sebanyak 10,8ml. Setelah
mendapat semua data hasil percobaan standarisasi larutan NaOH 0,1 N kita
mencari rata-ratanya dan didapatkan rata-rata sebanyak 10,1334ml.
Untuk menstandarisasi larutan NaOH dengan C8H5KO4 kita
menggunakan perhitungan sesuai rumus yang tertera diatas, dengan G adalah
berat potassium hydrogen ptalat yang sudah kami timbang sebanyak
2,0457gram, V adalah volume total larutan potassium hydrogen ptalat
sebanyak 100 ml, v adalah volume larutan potassium hydrogen ptalat yang

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


digunakan setiap titrasi sebanyak 10ml, VNaOH adalah volume rata-rata NaOH
yang digunakan untuk titrasi sebanyak 11 ml. Setelah semuanya dihitung
sesuai rumus didapatkan hasil standarisasi larutan NaOH 0,988527.
Pada percobaan analisis asam asetat kami membutuhkan sebanyak 10ml
larutan CH3COOH pada setiap percobaannya. Pada percobaan pertama
volume titrasi NaOH 0,1 N yang dibutuhkan sebanyak 20,2ml. Pada
percobaan kedua volume titrasi NaOH 0,1N yang dibutuhkan sebanyak
20,5ml. Dan pada percobaan terakhir volume titrasi NaOH 0,1 N yang
dibutuhkan adalah 20,6ml. Rata-rata dari volume titrasi NaOH 0,1 Nnya
adalah 20,434.
Untuk menghitung kadar asam asetat pekat kita menggunakan perhitungan
dengan rumus yang sudah tertera dengan keterangan sebagai berikut:
V = Volume total larutan potassium hydrogen ptalat sebanyak 100ml
V = volume larutan potassium hydrogen ptalat yang digunakan
setiap
titrasi sebanyak 10ml
VNaOH = Volume rata-rata NaOH yang digunakan untuk titrasi sebanyak
20,434ml.
NNaOH =Normalitas larutan NaOH yang digunakan sebanyak 0,1

4.3 Tugas dan Pertanyaan


4.3.1 Tugas
1. Tuliskan reaksi kimia yang terjadi saat standarisasi larutan NaOH
dan analisis kadar asam asetat pekat!
Jawab: Reaksi standarisasi larutan NaOH sebagai berikut:
NaOH = H2C2O4 + 2NaOH => Na2C2O4 + 2H20
Asam Asetat = CH3COOH + NaOH => CH3COONa + H2O
2. Sebutkan bahan kimia lain yang dapat digunakan untuk
menstandarisasi larutan NaOH dan tuliskan reaksi kimianya dengan
NaOH !

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


Bahan kimia yang digunakan yaitu C2H4.2H2O + 2NaOH =>
Na2C2O4 + 4H20

2. Sebutkan bahan kimia lain yang dapat digunakan untuk


menstandarisasi larutan NaOH dan tuliskan reaksi kimianya dengan
NaOH!
Jawab:
Bahan kimia yang dapat digunakan untuk menstandarisasi larutan
NaOH adalah asam oksalat (H2C2O4, 2H2O). Hal tersebut terjadi
karena antara NaOH dan asam oksalat terjadi reaksi sempurna.
NaOH sebagai basa kuat akan bereaksi dengan asam oksalat
sebagai asam lemah membentuk gaaram yang bersifat basa, dengan
reaksi: 2NaOH + H2C2O4 => Na2C2O4 + 2H2O
4.3.2 Pertanyaan
1. Apakah hasil percobaan sesuai dengan teori alkalimetri? Jelaskan!
Jawab:
Sesuai, karena titik ekuivalen yang tercapai pada saat titrasi
seimbang dan indikatornya berubah warna pada saat titik ekuivalen
tercapai.
2. Kesalahan-kesalahan apakah yang mungkin anda perbuat selama
melakukan percobaan ini? Bagaimana cara mengeliminasi
kesalahan tersebut?
Jawab:
Tidak memastikan alat yang digunakan untuk praktikum benar-
benar bersih, untuk mengeliminasinya pastikan sebelum
menggunakan alat praktikum diperhatikan lagi kebersihan alatnya

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini bisa di simpulkan bahwa:
1. Kami berhasil membuat larutan NaOH dengan 0,8gram NaOH kristal dan
200 ml akuades
2. Dapat melakukan standaritas larutan NaOH 0,1 N dengan proses titrasi
menggunakan Potassium Hidrogen Ptalat dan memiliki nilai konsentrasi
N nya adalah 0,094 N
3. Mendapatkan kadar asam asetat yang di buat dari asam asetat pekat dan
akuades yaitu sebesar 97,76%
4. Perubahan warna yang terjadi merupakan titik akhir dari standarisasi
5. Pada praktikum ini didapatkan analisis asam asetat sebesar 0,81736

5.2 Saran
Dari praktikum ini, mempunyai saran agar praktikan selanjutnya bisa
lebih:
1. Berhati-hati saat menggunakan alat-alat yang berbahan kaca
2. Pada pengambilan asam asetat pekat disarankan untuk berhati-hati
3. Perhatikan kembali kebersihan alat praktikum
4. Lebih teliti terhadap pengamatan reaksi yang terjadi
5. Memahami Langkah kerja sesuai modul dengan baik

TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG


TEKNIK INSTRUMENTASI KILANG
DAFTAR PUSTAKA

Siggia, S,1979. Quantitative Organic Analysis via Functional Groups, Fourth


Edition, John Willey and Sons, New York.
Spectrometry Group, Chapman and Hall, London, 1984; 247.
Chandra, Achmad (2012). Rancang Bnagun Kontorl pH Berbasis Self tuning PLD
Melalui Metoda Adaptive Control. ITS.Surabaya
Simanjuntak.Rosmidah (2018). Penetapan Kadar Asam Lemak Pada Sabun
Mandi
Cair Merk “LX”Dengan Metoda Titrasi Asidimetri.Medan
Karviyani,Sevi.(2015).Pengembangan Instrumen Asesmen Kinerja Praktikum
Pada Materi Titrasi Asam Basa.Lampung
https://www.pakarkimia.com/titrasi-alkalimetri/
Aminah, S. (2023). Jurnal sifat kimia.
Ibnu, M. Sodiq Ibnu, et al.. Kimia Analitik I . Malang: Universitas Negeri
Malang, 2005
Khopkar, S. M.. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia,
2010
Mursyidi, Achmad dan Abdul Rohman. Volumetri dan Gravimetri. Yogyakarta:
UGM-Press, 2008
Morie, Indigo. “Titrasi Asam Basa”, belajarkimia.com. 7 April 2008.
http://belajarkimia.com/2008/04/titrasi-asam-basa/. Diakses pada tanggal
22 Desember 2014
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai