Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN - B

“Makanan Kadaluwarsa”

Disusun oleh:
Annisa Rahmawati (P21335118011)
Istigfarratri Kusumadewi (P21335118025)
Maria Carolina (P21335118035)
Salsabilla Faradini (P21335118058)
Winda Nurmala Sari (P21335118074)
Winra Nadeak (P21335118076)
Yanto Nugraha N.J .A (P21335118078)

Kelompok 3
3 DIV-A

Dosen pembimbing :
Kusrini Wulandari,SKM.,M.Kes.

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 2


Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120
Telp. 021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769
E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Makanan Kadaluwarsa”. Sebagai tugas dan bahan diskusi, yang diberikan oleh dosen Mata
Kuliah Penyehatan Makanan dan Minuman – B.

Kami berterima kasih kepada para dosen yang telah membeikan arahan dan bantuan,
kami menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan
dari berbagai pihak. Oleh Karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis haturkan permohonan maaf atas segala maaf, bila penyusunan
Makalah ini dianggap kurang berkenan, terutama oleh pihak dianggap dirugikan dan lain-lain.
Oleh karena itu keritikan yang bersikap konstruktis senantiasa kami harapkan, baik dari
pembimbing maupun yang membaca Makalah ini agar kami dapat memperbaiki diri.

Oleh sebab itu akibat segalah kekurangan isi Makalah kami, kami ucapkan banyak
terimakasih jika ada segalah kritik dan saran dari berbagai pihak pembaca. Semoga Tuhan yang
Maha Esa senantiasa membalas kebaikan yang telah diperbuat dan memaafkan setiap kekeliruan
yang telah kami lakukan. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh
sebab itu kami akan sangat berterima kasih sekirahnya mendapatkan masukan untuk
menyempurnakan.

Jakarta, Agustus 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Bahan pangan dan olahannya memiliki batas waktu untuk bisa terus di
gunakan, karena pada dasarnya semua bahan baku makanan berasal dari makhluk
hidup yang memiliki usia life time. Seiring perkembangan jaman, masyarakat
cenderung lebih gemar membeli produk jadi dan instan dibandingkan dengan
membuat produk yang mereka butuhkan. Salah satu kendala yang terjadi pada
kegiatan bisnis adalah dimana pelaku usaha terkadang masih belum memperhatikan
hak- hak konsumen. Seperti contoh masih banyak konsumen yang merasa dirugikan
oleh pelaku usaha, diantara permasalahan yang ada yang paling sering adalah
konsumen mendapatkan produk yang telah kadaluarsa. Makanan kadaluarsa adalah
makanan yang telah melampaui batas waktu tidak baik untuk dikonsumsi karena telah
mengalami penurunan mutu dan dapat membahayakan kesehatan konsumen.
Terdapatnya penurunan mutu terhadap produk makanan yang masih dalam batas
tanggal kadaluarsa dapat disebabkan oleh bakteri seperti bakteri coli, pathogen dan
salmonela. Ketiga bakteri tersebut mengakibatkan produk tersebut menjadi cacat atau
rusak. Penentuan batas kadaluarsa makanan yang dijual perlu dilakukan untuk
menentukan umur simpanan (shelf life) produk.

Penentuan umur simpanan didasarkan pada faktor-faktor mempengaruhi umur


simpanan produk pangan. Faktor-faktor tersebut misalnya keadaan alamiah (sifat
makanan), mekanisme berlangsungnya perubahan (misalnya kepekaan terhadap air
dan oksigen), serta kemungkinan terjadinya perubahan kimia (internal dan
eksternal).Faktor lain adalah ukuran kemasan (volume), kondisi atmosfer (terutama
suhu dan kelembapan), serta daya tahan kemasan selama transit dan sebelum
digunakan terhadap keluar masuknya air, gas, dan bau

1. 2 Tujuan

 Memahami tentang makanan yang sudah kadaluarsa


 Memahami tanda waktu kadaluwarsa
 Memahami tolak ukur kadaluwarsa
 Mengetahui daya simpan bahan makanan
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian Kadaluwarsa
Makanan kadaluarsa adalah makanan yang telah melampaui batas waktu tidak
baik untuk dikonsumsi karena telah mengalami penurunan mutu dan dapat
membahayakan kesehatan konsumen. Masa hingga bahan pangan dan olahannya
tersebut masih dapat digunakan dan tidak berdampak terhadap kesehatan manusia ini
kita sebut sebagai masa kadaluwarsa atau dapat dikatakan sebagai masa simpan.
Tanggal kadaluwarsa merupakan batas jaminan produsen ataupun pelaku
usaha terhadap produk yang diproduksinya. Sebelum mencapai tanggal yang telah
ditetapkan tersebut kualitas atas produk tersebut dapat dijamin oleh produsen atau
pelaku usaha sepanjang kemasannya belum terbuka dan penyimpanannya sesuai
dengan seharusnya. Karena apabila kemasannya terbuka ataupun penyimpanannya
tidak sesuai makan hal ini akan memungkinkan berkembangnya bakteri ataupun
kumankuman yang dapat mencemari makanan tersebut sehingga dapat merusak dan
memberikan akibat yang tidak baik terhadap mutu dari makanan tersebut. Dan apabila
makanan tersebut telah memasuki batas tanggal penggunaannya maka makanan
tersebut sudah tidak layak untuk dikonsumsi karena di dalam makanan tersebut sudah
tercemar oleh bakteri ataupun kuman sehingga kualitas mutu dari produk tersebut
tidak lagi dijamin oleh produsen ataupun pelaku usaha.
Dalam menetapkan tanggal daluwarsa suatu produk sebenarnya sudah
memberikan masa tenggang untuk mengantisipasi timbulnya kerusakkan ataupun
penurunan mutu yang terjadi lebih cepat dari kondisi normal, sebagai contoh suatu
produk dalam kondisi normal dapat disimpan selama satu tahun mengalami kerusakan
mutu yang nyata. Oleh produsen produk ini ditetapkan mempunyai masa simpan
hanya 10 (sepuluh ) bulan. Dengan kata lain, produk ini mempunyai tanggal
kadaluwarsa 10 (sepuluh) bulan setelah diproduksi. Pada produk makanan, minuman,
obat-obatan atau apa saja informasi tentang tanggal kadaluwarsa sangatlah penting
untuk dicantumkan guna melindungi konsumen dari bahaya keracunan produk
kadaluwarsa.
Mengkonsumsi makanan yang telah kadaluwarsa tentunya akan menyebabkan
gangguan pada kesehatan bagi yang mengkonsusinya. Secara umum tanda-tanda
makanan yang telah mengalami kadaluwarasa adalah adanya bau tidak enak,
timbulnya jamur/kapang, adanya bubuk putih, pada makanan kaleng terjadi proses
rusaknya kaleng tersebut semisal menggembungnya kaleng tersebut dan masih
banyak lagi tanda-tanda dari makanan yang telah kadaluwarsa. Proses kadaluwarsa
terjadi karena adanya aktivitas mikrobiologi yang berkembang pada makanan tersebut
atau proses fermentasi dari mikroorganisme pathogen tersebut. Proses ini terjadi
karena daya tahan makanan tersebut telah berkurang sehingga mikroorganisme dapat
hidup dan berkembang.

2. 2 Bahaya mengonsumsi makanan Kadaluarsa.


Bahaya makanan kadaluarsa bisa mengakibatkan kematian, jika tidak segera
tertangani. Oleh karena itu, lebih baik mencegah secara dini agar tidak kena dampak
makanan tidak sehat atau kadaluarsa. Selain pengawasan dari pemerintah, masyarakat
juga perlu lebih teliti dalam membeli.

Dampak yang akan dialami bagi kesehatan konsumen jika mengkonsumsi


makanan kadaluwarsa, ialah :

 Sakit perut
Makanan kadaluwarsa yang telah berjamur sudah bisa dipastikan mengandung
bakteri yang muncul akibat enzim pada makanan telah mengalami pembusukan
dan terkontaminasi radikal bebas sehingga terjadilah penguraian oleh bakteri yang
jika masuk dalam perut dapat menyebabkan sakit perut.
 Diare
Makanan kadaluwarsa yang telah berlendir, berbau tidak sedap dan terdapat
ulat ulat kecil atau belatung maka sudah bisa dipastikan bahwa makanan tersebut
sudah rusak dan mengalami proses pembusukan oleh bakteri. Kondisi makanan
tersebut dapat menyebabkan seseorang terserang diare.
 Keracunan
Makanan yang telah kadaluwarsa mungkin saja tidak akan berdampak buruk
pada anak anak yang hanya mengkonsumsinya sekali. Namun jika dikonsumsi
setiap hari dan berlebihan maka reaksi kimia yang ada didalam makanan itu
berubah menjadi racun dan mencederai organ pencernaan dan menyebabkan
seseorang keracunan. Keracunan biasanya diawali dengan muntah muntah.
 Bahaya bagi perkembangan janin
Ibu hamil yang gemar menyantap makanan yang telah kadaluwarsa selama masa
kehamilannya, maka perkembangan janin akan terhambat. Bayi tidak mendapat
nutrisi yang baik dari makann kadaluawarsa. Makanan kedaluwarsa yang
mengandung bakteri dapat menyebabkan janin tidak bisa tumbuh dengan normal.
 Sembelit
Makanan yang telah mengalami perubahan bentuk, warna dan rasa dapat
menyebabkan sembelit, Karena zat nutrisi termasuk serat yang ada didalamnya
sudah hilang. Keadaan makanan tersebut dapat menyebabkan proses pembuangan
feses menjadi sulit.
 Rentan melukai lambung anak anak
Bahaya makanan yang sudah lama atau kadaluwarsa pada anak anak usia dini
cenderung lebih rentan terjadi ketika seseorang mengkonsumsinya dalam jumlah
berlebihan dalam satu hari. Lambung anak anak lebih mudah teriritasi oleh
berbagai macam bahan pengawet yang telah mengalami perubahan reaksi akibat
makanan yang dikonsumsinya telah kadaluwarsa. Anak anak lebih mudah
mengalami sakit perut dan diare. Hal itu merupakan kondisi yang sangat
berbahaya jika anak anak terus menerus

2. 3 Tanda Waktu Kadaluarsa dan Implikasinya


Berikut istilah-istilah yang biasanya tertera pada label produk makanan, dan
perlu diperhatikan diantaranya:
a. Baik digunakan sebelum (best before) menunjukkan batas suatu produk masih
terjamin kualitasnya. Kualitas dan kandungan nutrisinya akan turun setelah
tanggal tersebut terlewati. Umumnya dicantumkan pada produk yang memiliki
umur simpan tinggi, seperti produk - produk konfreksioneri ( permen, coklat,
chocolate bar dan minuman beralkohol).
b. Gunakan sebelum (use by atau expired date) digunakan untuk produk yang
menyebabkan resiko kesehatan secara langsung ketika sudah melewati tanggal
yang tercantum. Tanggal yang tercantum merupakan batas maksimum
produsen dapat menjamin, bahwa produk tersebut belum rusak dan masih
layak untuk dikonsumsi. Setelah tanggal tersebut, diduga kualitas produk
sudah tidak dapat diterima oleh konsumen. Biasanya dicantumkan pada
produk-produk yang mudah rusak dalam penyimpanan jangka panjang
misalnya daging dan beberapa jenis keju.
c. Batas sebelum penarikan (pull date) adalah tanggal terakhir yang dianjurkan
bagi konsumen untuk membeli produk tersebut sehingga masih punya jangka
waktu untuk mengkonsumsi tanpa mulai mengalami kerusakan. Setelah
tanggal tersebut, suatu produk akan ditarik dari pengecer dan toko -toko
karena dianggap mutunya akan segera menurun dan jika tidak ditarik akan
menimbulkan kerugian bagi konsumen.
d. Tanggal dikemas (pack date) merupakan informasi mengenai tanggal pada
saat produk dikemas, baik pengemasan oleh produsen maupun pengecer.
Contoh produk yang diberikan penyantuman “pack date" adalah minyak sayur
curah atau buah potong dalam kemasan yang dijual di supermarket.
e. Tanggal masuk toko (sell by date) adalah tanggal pada saat produk memasuki
gudang penyimpanan di toko atau tempat penjualan lainnya.
f. Tanggal pemajangan (display date) menunjukkan tanggal pada saat produk
mulai dipajang di rak-rak atau display toko atau tempat penjualan lainnya.
Teknik penyantuman batas kadaluwarsa dengan menggunakan kalimat
pack date, sell by date, dan display date diatas pada umumnya dilakukan pada
produkproduk yang umur simpanya telah diketahui konsumen secara luas Teknik
ini memaksa untuk konsumen lebih aktif dalam mengetahui umur simpan produk
hingga batas aman dikonsumsi.

2. 4 Tolak Ukur Waktu Kadaluarsa


Jika sebuah bahan pangan maupun pangan olahan, telah melewati waktu
kadaluwarsa, maka besar kemungkinan bahan pangan/pangan olahan akan mengalami
kerusakan sehingga akan ditemukan perubahan pada; warna, bau, rasa, tekstur,
kekentalan. Perubahan tersebut disebabkan oleh benturan benturan fisik, benturan
kimia, dan aktifitas organisme.
Makanan yang dapat di kategorikan sebagai makanan kadaluwarsa bukan
hanya dilihat dari batas penggunaannya, makanan dikatakan kadaluwarsa juga dapat
di lihat dari faktor alam. Misalnya :
 Makanan kalengan yang masih memiliki masa jual atau masih belum berakhir
penggunaannya tetapi kondisi kaleng penyok serta memiliki bagian kaleng yang
telah masuk udara makan makanan tersebut dpat dinyatakan tidak layak untuk di
konsumsi karena telah tercemar oleh udara dan bakteri sehingga membahayakan
bagi orang yang mengkonsumsinya.
Dari beberapa makanan kaleng yang yang berhubungan dengan bahaya
timbulnya keracunan, ditemukan beberapa kejanggalan sebagai berikut :
 Penggunaan label tidak berbahasa Indonesia dan tidak menggunakan huruf
latin, terutama produk impor
 Label yang ditempel tidak menyatu dengan kemasan
 Tidak mencantumkan keterangan komposisi dan berat bersih
 Tidak ada kode barang MD, ML atau P-IRT dan acuan kecukupan gizi yang
tidak konsisten dan tidak mencantumkan waktu kadaluwarsa
 Tidak dicantumkannya alamat produsen atau importir bagi produknya

Makanan kaleng yang sudah mulai mengalami kerusakan dapat dilihat dari
kondisi kaleng yang sudah mengalami penggembungan. Namun, ada juga yang
tidak terdekteksi dari luar, karena kedua ujung kaleng datar. Kerusakan produk
makanan kaleng yang perlu diwaspadai, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Flat Sour, permukaan kaleng tetap datar tapi produknya sudah bau asam yang
menusuk. ini disebabkan aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak
terhancurkan selama proses sterilisasi.
b. Flipper, permukaan kaleng kelihatan datar, namun bila salah satu ujung kaleng
ditekan, ujung lainnya akan cembung.
c. Springer, salah satu ujung kaleng sudah cembung secara permanen, sedang
ujung yang lain sudah cembung. Jika ditekan akan cembung ke arah
berlawanan.
d. Soft Swell, kedua ujung kaleng sudah cembung, namun belum begitu keras
sehingga masih bisa ditekan sedikit ke dalam.
e. Hard Swell, kedua ujung permukaan kaleng cembung dan begitu keras
sehingga tidak bisa ditekan ke dalam oleh ibu jari.

Kiat sehat mengkonsumsi makanan kaleng, paling tidak harus


mempertimbangkan lima hal berikut:

1. Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan


tanda-tanda kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor.
2. Makanan dalam kaleng sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10
menit sampai 15 menit sebelum dikonsumsi.
3. Bacalah label secara seksama dan perhatikanlah tanggal kadaluwarsa. Demi
keamanan, pilihlah produk yang belum melampaui tanggal kadaluwarsa.
4. Makanan kaleng yang sudah dibuka harus digunakan secepatnya karena
keawetannya sudah tak sama dengan produk awalnya.
5. Bila dicurigai adanya kebusukan, makanan kaleng tersebut harus dibuang.
 Makanan yang dibungkus plastik misalnya roti kemasan yang dapat tercemar
kualitas rasa dan nutrisinya jika permukaan plastiknya mengalami kerusakan
berupa sobek, berlubang atau terkena goresan benda tajam. Kondisi itu dapat
mempermudah debu dan kotoran lain yang kasat mata kedalam makanan.
 Makanan yang dikemas dalam kertas seperti kardus misalnya kue kering
yangkemasnnya mengalami kerusakan yang diakibatnya tertindih oleh produk

2. 5 Daya Simpan Bahan Makanan


Pengolahan pangan pada industri komersial umumnya bertujuan
memperpanjang masa simpan, mengubah atau meningkatkan karakteristik produk
(warna, cita rasa, tekstur), mempermudah penanganan dan distribusi, memberikan
lebih banyak pilihan dan ragam produk pangan di pasaran, meningkatkan nilai
ekonomis bahan baku, serta mempertahankan atau meningkatkan mutu, terutama
mutu gizi, daya cerna, dan ketersediaan gizi. Kriteria atau komponen mutu yang
penting pada komoditas pangan adalah keamanan, kesehatan, flavor, tekstur, warna,
umur simpan, kemudahan, kehalalan, dan harga (Andarwulan dan Hariyadi 2004).
Peraturan mengenai penentuan umur simpan bahan pangan telah dikeluarkan
oleh Codex Allimentarius Commission (CAC) pada tahun 1985 tentang Food
Labelling Regulation. Di Indonesia, peraturan mengenai penentuan umur simpan
bahan pangan terdapat dalam UU Pangan No. 7 tahun 1996 dan PP No. 69 tahun
1999. Menurut Rahayu et al. (2003), terdapat tujuh jenis produk pangan yang tidak
wajib mencantumkan tanggal, bulan, dan tahun kedaluwarsa, yaitu:
 Buah dan sayuran segar, termasuk kentang yang belum dikupas,
 minuman yang mengandung alkohol lebih besar atau sama dengan 10%
(volume/volume),
 makanan yang diproduksi untuk dikonsumsi saat itu juga atau tidak lebih dari
24 jam setelah diproduksi,
 cuka,
 garam meja,
 gula pasir, serta
 permen dan sejenisnya yang bahan bakunya hanya berupa gula ditambah
flavor atau gula yang diberi pewarna.

Menurut Institute of Food Science and Technology (1974), umur simpan


produk pangan adalah selang waktu antara saat produksi hingga konsumsi di mana
produk berada dalam kondisi yang memuaskan berdasarkan karakteristik
penampakan, rasa, aroma, tekstur, dan nilai gizi. Pada saat baru diproduksi, mutu
produk dianggap dalam keadaan 100%, dan akan menurun sejalan dengan
lamanya penyimpanan atau distribusi. Selama penyimpanan dan distribusi, produk
pangan akan mengalami kehilangan bobot, nilai pangan, mutu, nilai uang, daya
tumbuh, dan kepercayaan (Rahayu et al. 2003).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan mutu produk


pangan. Floros dan Gnanasekharan (1993) menyatakan terdapat enam faktor
utama yang mengakibatkan terjadinya penurunan mutu atau kerusakan pada
produk pangan, yaitu massa oksigen, uap air, cahaya, mikroorganisme, kompresi
atau bantingan, dan bahan kimia toksik atau off flavor. Faktor-faktor tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya penurunan mutu lebih lanjut, seperti oksidasi
lipida, kerusakan vitamin, kerusakan protein, perubahan bau, reaksi pencoklatan,
perubahan unsur organoleptik, dan kemungkinan terbentuknya racun. Faktor yang
sangat berpengaruh terhadap penurunan mutu produk pangan adalah perubahan
kadar air dalam produk. Aktivitas air (aw) berkaitan erat dengan kadar air, yang
umumnya digambarkan sebagai kurva isotermis, serta pertumbuhan bakteri, jamur
dan mikroba lainnya. Makin tinggi aw pada umumnya makin banyak bakteri yang
dapat tumbuh, sementara jamur tidak menyukai aw yang tinggi (Christian 1980).

Lama waktu sebuah bahan makanan ataun makanan olahan masih aman untuk
dikonsumsi dan tidak menimbulkan dapak terhadap kesehatan dikatan sebagai
waktu simpan/daya simpan/life time. Masng-masing jenis bahan makanan
memilliki daya simpan yang berbeda-beda. Terdapat tujuh langkah untuk dapat
menetapkan daya simpan bahan makanan, adalah :

a. Identifikasi apa yang dapat menyebabkan makanan menjadi busuk


1. Produksi : bahan baku, komposisi, kandungan air/water activity, pH,
terdapatnya oksigen, bahan pengawet
2. Proses: kegiatan pengo|ahan, pengemasan, kondisi penyimpanan
b. Jenis tes yang akan digunakan:
1. Organoleptik/Sensor: bau, tampilan, tekstur
2. Pemeriksaan mikrobiologi: organisme penghasil toksin dan patogen
3. Pemeriksaan kimia: pH, asam lemak bebas, analisa radikal bebas, dll.
4. Fisik: Kerusakan yang timbul saat penyimpanan dan penanganan

Umur Simpan Beberapa Produk Coklat Olahan Berdasarkan


Kondisi Normal ( Subtropis ) dan Kondisi Tropis

Seperti diterangkan dalam Peraturan Kepala BPOM RI No.


HK.O3.1.5.12.11.09955 Tahun 2011 tentang pendaftaran pangan Olahan dijelaskan
bahwa:
1. Keterangan kedaluwarsa merupakan batas akhir suatu pangan olahan dijamin
mutunya sepanjang penyimpanannya mengikuti petunjuk yang diberikan
produsen.
2. Produsen wajib mencantumkan keterangan keterangan kedaluwarsa Dada
label pangan.
3. Keterangan kedaluwarsa dicantumkan pada label dengan didahului tulisan
“Baik digunakan sebelum".
4. Keterangan kedaluwarsa untuk pangan olahan yang daya simpannya sampai
dengan 3 (tiga) bulan dinyatakan dalam tanggal, bulan dan tahun.
5. Keterangan kedaluwarsa untuk pangan olahan yang daya simpannya lebih dari
3 (tiga) bulan dinyatakan dalam bulan dan tahun.
6. Keterangan kedaluwarsa dapat dicantumkan terpisah dari tulisan "Baik
digunakan sebelum”, akan tetapi harus disertai dengan petunjuk tempat
pencantuman tanggal kedaluwarsa,
Co: “baik digunakan sebelum, lihat bagian bawah kaleng”
7. Jika tanggal kedaluwarsa sangat dipengaruhi oleh cara penyimpanan. maka
petunjuk/cara penyimpanan harus dicantumkan pada label, dan berdekatan
dengan keterangan kedaluwarsa.
Contoh: ”Baik digunakan sebelum 10-11 jika disimpan pada suhu 5°C 7°C
8. Pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan keterangan tanggal
kedaluwarsa

Kriteria Kadaluarsa Beberapa Produk Pangan

2. 6 Peran Masyarakat Terhadap Makanan Kadaluarsa


Setiap produsen biasanya memberikan informasi tanggal produksi dan masa
kadaluarsanya di setiap label produk makanan yang diedarkan di pasaran. Infromasi
tersebut memang sudah ketentuan agar konsumen dapat mengkonsumsi produk
makanan pada saat yang tepat.
Sebagai informasi dalam memilih dan membeli suatu produk, konsumen
hendaknya harus memperhatikan beberapa informasi penting tentang referensi apakah
suatu produk berada dalam tenggang waktu masuk kadaluarsa atau tidak. Berikut
informasi terkait pertimbangan untuk terhindar dari makanan kadaluarsa, sbb:
 Label. Pertama kali yang harus dilihat konsumen sebelum mengkonsumsi
makanan dan minuman dalam kemasan harus memperhatikan informasi pada
kemasan atau label produksi yang harus meliputi nama produk, daftar bahan yang
digunakan, berat atau isi bersih, nama dan alamat produsen dan tanggal
kadaluwarsa. Pemberian label pada makanan kemasan itu bertujuan agar
konsumen mendapatkan informasi yang benar dan jelas tentang produk tersebut.
 Kemasan dan perubahan fisik. Produk makanan dengan kemasan yang sudah
rusak tidak layak menjadi ciri khas yang mudah dikenali untuk dikonsumsi
Kemungkinan isinya pun sudah rusak karena telah terkontaminasi. Untuk itu
perhatikan jika mencium bau yang tidak sedap, perubahan warna, bentuk, dan
rasa merupakan tanda-tanda makanan dalam kemasan telah rusak.
 Batas Kadaluwarsa. Pada setiap label produk kemasan harus mencantumkan
tanggal “kadaluwarsa/exp. date/best before”. Artinya, makanan dan minuman
mempunyai batas akhir yang aman untuk dapat dikonsumsi dan dijamin mutunya,
dengan penyimpanan yang sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh produsen.
Makanan kadaluwarsa adalah makanan yang telah lewat tanggal kadaluwarsa.
Makanan dan minuman yang sudah rusak, sebelum atau sesudah lewat tanggal
kadaluwarsa dinyatakan sebagai bahan berbahaya.
 Makanan dalam kaleng. Untuk mengkonsumsi makanan dan minuman kaleng,
pilihlah kaleng yang baik, tidak penyok, tidak berkarat dan tidak cembung.
Setelah mengenali ciri fisik produk dari pengemasannya yang harus dikenali
berikutnya adalah membaca informasi produk apakah sudah terdaftar di
Departemen Kesehatan (MD/ ML DepKes RI No xxxxxx) termasuk juga harus
memerhatikan tanggal kadaluwarsanya. Hindarilah membeli produk yang tidak
mencantumkan nama dan alamat produsen secara jelas, seperti produk impor yang
hanya bertuliskan bahasa negara produsen. Tidak lupa juga harus diperhatikan lagi
bahan baku dan bahan tambahan yang dipergunakan serta gunakan dan simpanlah
sesuai petunjuk.

Sebagai konsumen yang cerdas hasrus teliti dalam memilih makanan yang akan
dikonsumsi. Adapun caara yang harus dilakukan untuk mengetahui makanan tersebut
telah kadaluwarsa agar konsumen tidak mengalami gangguan pada kesehatan yaitu
antara lain :

 Konsumen terlebih dahulu membaca dan memperhatikan secara teliti permukaan


kemasan bagian luar yang menerangkan tentang batas dari tanggal makanan untuk
dikonsumsi.
 Merhatikan anjuran yang ada pada kemasan makanan yang bertuliskan Full by
date yaitu dimana tentera tanggal, bulan dan tahun ketika produk makanan
tersebut berada didalam gudang toko dan siap dipajang untuk dijual.
 Kemudian memperhatikan tampilan fisik dan bentuk dari makanan. Jika ada
perubahan yang mencurigakan berupa bercak bercak putih, berlendir dan bau tak
sedap maka makanan tersebut telah kadaluwarsa.
 Konsumen disarankan untuk tidak membeli atau mengkonsumsi makanan yang
telah terpapar sinar matahari langsung selama berhari hari, Karena dapat
mengurangi kandungan nutrisi dan zat kimia yang ada di makanan tersebut.
Walaupun kondisi makanan tersebut tidak secara kemasan tidak rusak dan belum
sampai masa kadaluwarsa tetapi jika terus menerus terapapar sinar matahari maka
kualitas rasanya akan berkurang dan tidak nikmat lagi sama seperti makanan yang
telah kadaluarsa.
 Konsumen wajib mengecek dan perhatikan kapan barang atau produk makanan
pertama kali masuk kedalamm sebuah toko dan dijual kepublik. Penjelasan
detailnya biasanya tentera pada kemasan produk bagian luar.

Konsumen diharapkan lebih cermat dalam memilih makanan, baik makanan


kemasan ataupun non kemasan. Makanan yang hampir memasuki masa
kadaluwarsanya akan mempunyai ciri-ciri tertentu menandakan bahwa makanan
tersebut sudah tidak layak untuk di konsumsi, serta tidak memenuhi nutrisi gizi lagi.
Ciri-ciri makanan kadaluwarsa yaitu :

 Adanya perubahan rasa  Berlendir dan lengket


 Berbau tidak sedap  Berulat
 Asam  Berubah warna dari yang
 Mudah hancur aslinya
 Berjamur
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Makanan kadaluarsa merupakan makanan yang telah melampaui batas waktu
tidak baik untuk dikonsumsi karena telah mengalami penurunan mutu dan dapat
membahayakan kesehatan konsumen. Masa hingga bahan pangan dan olahannya
tersebut masih dapat digunakan dan tidak berdampak terhadap kesehatan manusia ini
kita sebut sebagai masa kadaluwarsa atau dapat dikatakan sebagai masa simpan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan mutu produk pangan. Faktor
yang sangat berpengaruh terhadap penurunan mutu produk pangan adalah perubahan
kadar air dalam produk. Masng-masing jenis bahan makanan memilliki daya simpan
yang berbeda-beda.Konsumen diharapkan lebih cermat dalam memilih makanan, baik
makanan kemasan ataupun non kemasan. Makanan yang hampir memasuki masa
kadaluwarsanya akan mempunyai ciri-ciri tertentu menandakan bahwa makanan
tersebut sudah tidak layak untuk di konsumsi, serta tidak memenuhi nutrisi gizi lagi.
Daftar Pustaka

Wulandari, Kusrini. dkk. 2012. Serial Buku Ajar Kesehatan Lingkungan Penyehatan
Makanan dan Minuman-B. Jakarta: Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Jakarta 2.

Rolucky, Vetrico.2019. Makanan Kadaluarsa Dan Hak-Hak Konsumen Menurut Undang-


Undang No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Jurnal Lex Et Societatis
Vol. VII/No. 10.

Heny Herawati; Penentuan Umur Simpan Pada Produk Pangan, Jurnal Litbang Pertanian,
27(4),2008

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/23149/9.%20BAB%20V.pdf

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1103005181-3-BAB%202.pdf

http://www.bin.go.id/awas/detil/211/4/29/07/2013/awas-makanan-kadaluarsa

Anda mungkin juga menyukai