Anda di halaman 1dari 14

LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN SISTEM PATIENT SAFETY

PUSKESMAS/KLINIK
Tugas ini dibuat untuk memenuhi Mata Kuliah Patient Safety
Dosen Pengampu :

Disusun oleh :

Aisyah
Heliza Siti Nurmaliza
Intan Retna Rahayu
Meilawati Munggaran
Okkeu Azizah Calbara
Rifa Nur Afiani Rustaman
Siti Soleha
Syifa Haidar Rahmani

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI PROFESI KEBIDANAN
202
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan

karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Langkah-

Langkah Penerapan Sistem Patient Safety di Puskesmas/Klinik untuk memenuhi

salah satu tugas mata kuliah Patient Safety di Program Studi Profesi Bidan.

Makalah ini bisa diselesaikan tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah

memberikan dukungan dan masukan kepada kami. Untuk itu kami mengucapkan

banyak terimakasih kepada:

1. Ibu Hj. Ani Radiati R, S.Pd.M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes

Tasikmalaya

2. Ibu Nunung Mulyani, APP, M.Kes, selaku Ketua jurusan kebidanan

3. Ibu Dr. Meti Widiya Lestari, SST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi

profesi kebidanan Tasikmalaya

4. Ibu Siti Patimah, SST, M.Keb selaku dosen mata kuliah patient safety

5. Teman-teman dan pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.

Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat makalah ini

dengan baik. Tetapi jika makalah ini mempunyai banyak kekurangan penulis

mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun. Akhir kata, kami

berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya

Tasikmalaya, 22 JULI 2023

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan 4
D. Manfaat 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
A. Langkah-langkah Pelaksanaan Patient Safety di Puskesmas 5
B. Standar keselamatan 7
BAB III PENUTUP 12
A. Kesimpulan 12
B. Saran 12

2
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keselamatan pasien telah diakui di banyak negara, dengan
kesadaran global dipupuk oleh Aliansi Dunia untuk Keselamatan Pasien
dari WHO (Emanuel, 2008). Namun tetap ada tantangan yang signifikan
untuk menerapkan kebijakan dan praktik keselamatan pasien. Salah satu
persyaratan mendasar untuk mengadopsi pendekatan baru adalah artikulasi
yang jelas tentang premis dan manifestasinya. Komponen keselamatan
pasien telah diungkapkan oleh banyak ahli, dan model telah
dipresentasikan. Namun, satu persepsi tunggal yang dapat membantu
adopsi menyeluruh terhadap perawatan kesehatan pasien di seluruh dunia
belum tersedia. Modul ini bertujuan untuk menawarkan itu. Setelah
memperkenalkan poin penting dalam sejarah perkembangan keselamatan
pasien, kami menawarkan sebuah definisi, deskripsi, dan akhirnya, model
keselamatan pasien.
Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)
yaitu: keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau
petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan yang bisa
berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan
lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan ”bisnis” yang terkait dengan kelangsungan
hidup instansi.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat
maka pelaksanaan program keselamatan pasien perlu dilakukan. Karena
itu diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan pasien
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah :

3
1. Bagaimana langkah-langkah penerapan sistem patient safety di
puskesmas/klinik?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan sistem patient
safety di puskesmas/klinik?
D. Manfaat
Dapat menambah wawasan baru dan pengetahuan mengenai
langkah-langkah penerapan sistem patient safety di Puskesmas/Klinik.

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Langkah-langkah Pelaksanaan Patient Safety di Puskesmas


Penyelenggaraan keselamatan pasien yang tercantum dalam
Permenkes No 11 tahun 2017 tentang Keselamatan pasien terdapat
beberapa komponen dalam pelaksanaannya seperti menjamin pelaksanaan
asuhan pasien yang aman, pelaporan dan analisis insiden serta tindak
lanjutnya; serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (Rahmawati, 2019).
Tujuh langkah menuju keselamtan pasien sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c Permenkes No 11 Tahun 2017 (Christiana, 2019; Juniasti,
2019).
1. Membangun Kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien
Puskesmas harus menciptakan lingkungan yang jujur dan juga
menciptakan budaya adil dan terbuka. Pastikan di puskesmas juga
memiliki kebijakan atau SOP bagaimana jika terjadi suatu insiden seperti
bagaimana langkah investigasi, dukungan apa yang harus diberikan
kepada pasien, keluarga atau staf.
2. Memimpin dan Mendukung Staf
Puskesmas atau setiap unit dapat membuat pertemuan khusus terkait
keselamatan pasien dan penerapannya di lingkungan kerja puskesmas.
Selain itu, kepala puskesmas juga dapat menyisihkan waktu sesering
mungkin seperti satu jam dalam satu minggu untuk mengunjungi unit
kerja yang berbeda untuk membahas keselamatan kerja pasien dan tata
kelola.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
Setiap unit di puskesmas hendaknya dapat melakukan pengidentifika-
sian risiko masing-masing, melakukan penilaian risiko dan melaporkan-

5
nya kepada KMKP setiap 3 bulan sekali. Pembahasan laporan ini
sebaiknya dilakukan dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama dan
rutin.
4. Mengembangkan Sistem Pelaporan
Puskesmas hendaknya memiliki Tim Mutu yang siap dan sigap, selain
itu pelaporan juga dapat dilakukan dengan langkah yang mudah.
Sehingga saat terjadi insiden dapat segera melapor ke Tim Mutu dan
segera mendapat tindak lanjut.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
Saat suatu insiden terjadi puskesmas harus dapat memiliki langkah
penanganan yang baik dan tepat. Hendaknya puskesmas memiliki
kebijakan atau panduan terkait mengkomunikasikan insiden kepada
pasien. Sehingga saat insiden terjadi staff puskesmas dapat menjelaskan
mengapa insiden itu terjadi, bagaimana penanganan yang diberikan
kepada pasien dan tidak ada budaya saling menyalahkan atau berpura-
pura tidak tahu.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Kerja
Puskesmas hendaknya selalu melakukan pertemuan rutin untuk
mengevaluasi penerapan keselamatan pasien dan jugadapat melakukan
pertemuan jika terjadi insiden keselamatan pasien. Hal ini dilakukan
supaya proses tindak lanjut tidak berlarut-larut atau memakan waktu
yang lama.
7. Mencegah cidera melalui implementasi Sistem Keselamatan Pasien
Puskesmas harus rutin melakukan evaluasi pada sarana dan prasanan
di suatu unit pelayanan untuk dapat mencegah risiko terjadinya
kegagalan di fasilitas pelayanan kesehatan yang lain.

6
B. Standar keselamatan
Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :
a. Hak pasien
Standar :
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi
tentang dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD).

Kriteria :
a. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan
c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara
jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil
pelayanan, pengobatan atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan
terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.

2. Mendidik pasien dan keluarga


Standar :
Puskesmas harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.
Kriteria :
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan
keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan.
Karena itu, di puskesmas harus ada sistem dan mekanisme mendidik
pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien
dalam asuhan pasien.
Dengan pendidikan tersebut diharapkanvpasien dan keluarga dapat :
a. Memberikan informasi yangvbenar, jelas, lengkap dan jujur.
b. Mengetahui kewajiban danvtanggung jawab pasien dan keluarga.
c. Mengajukan pertanyaanpertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan.
e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan puskesmas.
f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa.

7
g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan


Standar :
Puskesmas menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi
antar tenaga dan antar unit pelayanan.
Kriteria :
a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien
masuk, pemeriksaan,diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan
pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari Puskesmas.
b. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan kelayakansumber daya secara berkesinambungan sehingga pada
seluruh tahap pelayanan transisi antarunit pelayanan dapat berjalan baik
dan lancar.
c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi
untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan,
pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan,pelayanan kesehatan primer dan
tindak lanjut lainnya.
d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainyaproses koordinasi tanpa hambatan, aman dan
efektif.

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan


evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.
Standar :
Puskesmas harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses yang
ada, memonitor danmengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien
Kriteria :
a. Setiap puskesmas harus melakukan proses perancangan (design) yang
baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan puskesmas, kebutuhan pasien,

8
petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,praktik bisnis yang
sehat, dan faktorfaktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai
dengan”Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas”.
b. Setiap Puskesmas harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara
lain terkait dengan :pelaporan insiden, akreditasi, manajemen risiko
utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.
c. Setiap Puskesmas harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
Kejadian Tidak Diharapkan, dan secara proaktif melakukan evaluasi satu
proses kasus risiko tinggi.
d. Setiap Puskesmas harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja
dan keselamatan pasien terjamin.

5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien


Standar :

● Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan

pasien secara terintegrasidalam organisasi melalui penerapan “Tujuh


Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas”.

● Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi

risiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi


Kejadian Tidak Diharapkan.

● Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar

unit dan individu berkaitandengan pengambilan keputusan tentang


keselamatan pasien.

● Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,

mengkaji, dan meningkatkankinerja Puskesmas serta meningkatkan


keselamatan pasien.

● Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam

meningkatkan kinerja Puskesmas dan keselamatanpasien.

9
Kriteria :
a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien.
b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan
program meminimalkaninsiden, yang mencakup jenis-jenis Kejadian yang
memerlukan perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” (Near miss)
sampai dengan “Kejadian Tidak Diharapkan’ ( Adverse event).
c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
Puskesmas terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan
pasien.
d. Tersedia prosedur “cepattanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar danjelas untuk keperluan analisis.
e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan
insiden termasukpenyediaan informasi yang benar dan jelas tentang
Analisis Akar Masalah (RCA) “KejadianNyaris Cedera” (Near miss) dan
“Kejadian Sentinel’ pada saat program keselamatan pasienmulai
dilaksanakan.
f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya
menangani “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif
untuk memperkecil risiko, termasuk mekanismeuntuk mendukung staf
dalam kaitan dengan “Kejadian Sentinel”.
g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit dan
antar pengelolapelayanan di dalam Puskesmas dengan pendekatan antar
disiplin.
h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja Puskesmas dan perbaikan keselamatan pasien,
termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan sumber daya tersebut.
i. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja

10
Puskesmas dan keselamatan pasien, termasukrencana tindak lanjut dan
implementasinya.

6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien


Standar :

● Puskesmas memiliki proses pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk

setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien


secara jelas.

● Puskesmas menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang

berkelanjutan untuk meningkatkandan memelihara kompetensi staf serta


mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.
Kriteria :
a. Setiap Puskesmas harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orientasi bagi staf baruyang memuat topik keselamatan pasien sesuai
dengan tugasnya masing - masing.
b. Setiap Puskesmas harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan inservicetraining dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden.
c. Setiap Puskesmas harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan


pasien.
Standar :

● Puskesmas merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi

keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan


eksternal.

● Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.

11
Kriteria :
a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untukmemperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait
dengan keselamatan pasien.
b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemeninformasi yang ada.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Keselamatan pasien merupakan upaya untuk melindungi hak setiap
orang terutama dalam pelayanan kesehatan agar memperoleh pelayanan
kesehatan yang bermutu dan aman. Namun, satu persepsi tunggal yang
dapat membantu adopsi menyeluruh terhadap perawatan kesehatan
pasien di seluruh dunia belum tersedia. Sehingga perlu adanya persiapan
untuk dapat melaksanakan keselamatan pasien.
Adapun untuk 7 langkah keselamatan pasien di puskesmas dan
rumah sakit yang berpedoman pada ayat (2) huruf c Permenkes No 11
Tahun 2017:
1. Membangun Kesadaran akan nilai Keselamatan Pasien
2. Memimpin dan Mendukung Staf
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko
4. Mengembangkan Sistem Pelaporan
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan Kerja
7. Mencegah cedera melalui implementasi Sistem Keselamatan Pasien

B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang langkah-
langkah penerapan sistem patient safety puskesmas/klinik. Dalam
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena
itu kami mohon saran yang membangun. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA

Denita,Suci.2019. Pentingnya Pelaksanaan Langkah Langkah Dalam Peningkatan


Mutu Patient Safety, Jurnal Kesehatan
Kemenkes RI.2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1691/Menkes/Per/Viii/2011. Kemenkes RI: Jakarta
KKP-RS. 2012. Workshop Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko Klinis.
Hal. 1
Christiana, Y. (2019) ‘Pentingnya Pelaksanaan Langkah-langkah Menuju
Keselamatan Pasien’, OSF. Available at:
https://osf.io/preprints/inarxiv/vksy7/.
Juniasti, M. (2019) ‘Pelaksanaan Langkah-Langkah Menuju Keselamatan Pasien
di Puskesmas’, OSF. Available at: https://osf.io/preprints/inarxiv/hdcj6/.
Sirait, F. L. R. (2019) ‘Penerapan Tujuh Langkah Acuan Rumah Sakit Dalam
Melaksanakan Program Keselamatan Pasien’, OSF. Available at:
https://osf.io/e7n3b.

13

Anda mungkin juga menyukai