Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP RUANG DAN WAKTU KEHIDUPAN MANUSIA

NAMA KELOMPOK 2 :
1. ALHIKMATUNNISA
2. SITI NURAINI
3. DIKI DIANSYAH
4. ILHAM MUNJIR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah Konsep Manusia Hidup dalam Ruang dan
Waktu, Perubahan dan Keberlanjutan Kehidupan Manusia ini dapat terselesaikan dengan
cukup baik.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari pihak lain, akhirnya makalah Konsep Manusia Hidup dalam Ruang dan
Waktu ini dapat terselesaikan. Karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap
saat.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah Konsep Manusia Hidup dalam Ruang dan Waktu ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi. Harapan kami, semoga
makalah yang sederhana ini dapat berguna bagi kita semua.

Bogor, 13 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Ruang dalam Sejarah
B. Konsep Waktu dalam Sejarah
C. Pentingnya Waktu dalam Sejarah
1. Perkembangan
2. Kesinambungan
3. Pengulangan
4. Perubahan
D. Manusia Hidup dalam Ruang dan Waktu
1. Manusia Hidup dan Beraktivitas dalam Ruang dan Waktu
2. Manusia Hidup dalam Perubahan dan Keberlanjutan
3. Kehidupan Manusia Masa Kini Merupakan Akibat dari Perubahan di Masa Lalu
E. Perubahan dan Keberlanjutan Kehidupan Manusia
1. Konsep Manusia Hidup dalam Perubahan
2. Konsep Manusia Hidup dalam Keberlanjutan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mempelajari sejarah tidak lepas dari manusia sebagai objeknya. Manusia dan sejarah
memiliki keterkaitan yang sangat erat. Tanpa sejarah manusia sebagai makhluk hidup patut
dipertanyakan keberadaan dan aktivitasnya. Demikian juga dengan sejarah, tanpa manusia
tak akan ada sejarah. Hal ini dikarenakan bahwa sejarah adalah peristiwa hasil dari
perbuatan manusia. Terdapat tiga unsur utama dalam sejarah, yaitu manusia, ruang dan
waktu. Ketiganya saling berkait dan berinteraksi secara kronologis dan berkesinambungan
sehingga membentuk suatu peristiwa sejarah.
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu Syajaratun, yang berarti pohon kayu.
Pohon dalam pengertian ini merupakan suatu simbol, yaitu simbol kehidupan. Di dalam
pohon terdapat bagian-bagian seperti batang, ranting, daun, akar, dan buah. Bagian-bagian
dari pohon itu memiliki hubungan yang saling terkait dan membentuk pohon tersebut
menjadi hidup. Ada dinamika yang bersifat aktif, tidak pasif. Dinamika ini terus-menerus
terjadi beriringan dengan waktu dan ruang di mana kehidupan itu ada. Dengan adanya
lambang pohon itu, dapat menunjukkan adanya suatu pertumbuhan dan perkembangan.
Kalau kita kaitkan pengertian syajaratun dengan kehidupan manusia, dapatlah
mengandung arti bahwa manusia itu hidup akan terus bergerak tumbuh seiring perjalanan
waktu dan tempat atau ruang di mana dia berada. Kehidupan bukanlah sesuatu yang diam
atau statis, tetapi sesuatu yang terus-menerus tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh,
manusia dalam kehidupannya mengalami fase-fase tertentu, yaitu fase di dalam kandungan,
lahir, bayi dan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Fase-fase kehidupan tersebut
menunjukkan adanya kesinambungan dalam kehidupan manusia.
Kesinambungan itu terjadi karena manusia dalam kehidupannya diikat oleh waktu dan
ruang. Ada masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang, ketiga-tiganya
menunjukkan adanya kesinambungan. Masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan masa
sekarang akan menentukan masa depan. Waktu dalam pengertian ini dapat diartikan jam,
hari, minggu, bulan, tahun, dan bentuk waktu yang lainnya. Ruang adalah tempat di mana
manusia itu tinggal, misalkan di desa, kota, kampung, dusun, dan lain-lain. Dengan uraian
contoh tersebut, dapatlah dinyatakan bahwa ciri penting dari sejarah adalah adanya konsep
waktu dan ruang. Jadi, sejarah pada dasarnya bukan hanya bicara masa lalu, sejarah pada
dasarnya berbicara kehidupan manusia dalam konteks waktu dan ruang.
Tugas pokok ilmu sejarah berkaitan dengan waktu adalah ilmu sejarah bertugas
membuka ke masa lampau/waktu yang lalu umat manusia, memaparkan hidup manusia
dalam berbagai aspek kehidupannya dan mengikuti perkembangannya dari masa yang paling
tua hingga dewasa ini. Konsep waktu penting bagi sejarah karena tanpa diketahui dimensi
waktu lampau, kini dan masa depan maka sejarah akan mengalami kekacauan karena tidak
berpangkal dan berujung.
Para sejarawan sepakat bahwa ilmu sejarah bertugas membuka peristiwa masa lampau
atau waktu yang lalu umat manusia, memaparkan kehidupan manusia dalam berbagai aspek
kehidupannya dan mengikuti perkembangannya dari masa yang paling tua hingga masa kini.
Tugas sejarah membuka masa lampau umat manusia mengandung pengertian bahwa, sejarah
meneliti dan mengkaji peristiwa-peristiwa di dalam masyarakat yang terjadi di masa lampau.
Peristiwa pada masyarakat manusia dan masa lampau atau waktu yang lalu adalah sesuatu
yang penting dalam definisi sejarah. Peristiwa yang tidak memiliki hubungan dengan
kehidupan masyarakat manusia pada masa lampau bukanlah suatu peristiwa sejarah.
Demikian pula dengan adanya peristiwa yang terjadi di masa sekarang belum menjadi
sejarah. Dengan demikian konsep waktu menjadi sangat penting.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa waktu ada dan bagaimana waktu itu didasarkan
pada kesadaran manusia, karena itu pula hanya manusia yang mempunyai sejarah. Sehingga
manusia disebut sebagai zoon historikon.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep ruang dalam sejarah?
2. Bagaimana konsep waktu dalam sejarah?
3. Apa pentingnya waktu dalam sejarah?
4. Bagaimana manusia hidup dalam ruang dan waktu?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Ruang dalam Sejarah


Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya
sebagian (Sumaatmadja, 1981). Ruang tidak hanya sebatas udara yang bersentuhan dengan
permukaan bumi, tetapi juga lapisan atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan
bumi. Ruang juga mencakup perairan yang ada di permukaan bumi (laut, sungai, dan danau)
dan di bawah permukaan bumi (air dan tanah) sampai ke kedalaman tertentu. Ruang juga
mencakup lapisan tanah dan batuan sampai pada lapisan tertentu yang menjadi sumber daya
bagi kehidupan. Berbagai organisme dan makhluk hidup juga merupakan bagian dari ruang.
Dengan demikian, batas ruang dapat diartikan sebagai tempat dan unsur-unsur lainnya yang
mempengaruhi kehidupan di permukaan bumi.
Contoh dari keterkaitan karakteristik antar ruang misalnya sebagai berikut:
1. Peristiwa bencana alam banjir di Jakarta terjadi karena kerusakan hutan di daerah Bogor.
Air hujan yang jatuh di daerah Bogor sebagian besar masuk ke sungai. Hanya sebagian
kecil air hujan yang terserap oleh tanah di Bogor. Akibatnya, Jakarta terkena banjir yang
airnya sebagian besar berasal dari wilayah Bogor.
2. Penduduk kota menghasilkan berbagai produk industri, seperti pakaian, kendaraan,
barang-barang elektronik, dan lain-lain. Penduduk desa tidak menghasilkan produk
tersebut sehingga mereka pergi ke kota untuk memperoleh barang-barang tersebut.
Sebaliknya, penduduk kota tidak menghasilkan bahan pangan sehingga mereka
memperolehnya dari penduduk desa. Akibatnya, ada aliran barang dari kota ke desa dan
aliran makanan dari desa ke kota.
3. Lapangan pekerjaan banyak tersedia di kota, sedangkan di desa sangat terbatas, hanya
berada di sektor pertanian saja. Akibatnya, banyak penduduk desa yang bepergian ke kota
untuk bekerja atau mencari pekerjaan.
4. Keterbatasan persediaan kayu di daerah perkotaan dan perbatasan sekitarnya membuat
para pengusaha kayu untuk melakukan penebangan liar di daerah pedalaman wilayah
Indonesia. Hal ini mengakibatkan terganggunya ekosistem di dalam wilayah pedalaman
tersebut.
5. Kurangnya tenaga pengajar di daerah Nusa Tenggara Timur mengakibatkan pemerintah
mengirimkan guru dari daerah DKI Jakarta. Guru-guru dari DKI Jakarta sudah dididik
terlebih dahulu sehingga mereka akan lebih berkompeten daripada guru yang tinggal di
daerah Nusa Tenggara Timur.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan adanya keterkaitan peristiwa dan gejala
antarruang. Suatu gejala atau peristiwa pada suatu ruang tidak berdiri sendiri, tetapi akan
terkait dengan gejala atau peristiwa pada ruang yang lainnya. Selain terikat oleh ruang, suatu
gejala peristiwa juga terikat oleh waktu. Dalam sejarah, konsep waktu sangat penting untuk
mengetahui peristiwa masa lalu dan berkembangnya hingga saat ini.
Konsep waktu dalam mempunyai arti masa atau periode berlangsungnya perjalanan
kisah kehidupan manusia. Waktu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu waktu lampau, waktu
sekarang, dan waktu yang akan datang. Semua peristiwa yang terjadi tentunya akan selalu
dikaitkan dengan ruang dan waktu, misalnya sebagai berikut:
1. Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, Jawa tengah, 21 April 1879.
2. Pemilukada di Sumatera Selatan diselenggarakan tanggal 6 Juni 2013.
3. Pemilihan Presiden di Indonesia diselenggarakan pada tanggal 9 Juli 2014.
4. Perang dunia I berlangsung dari tahun 1914-1918.
5. Perang dunia II berlangsung dari tahun 1939-1945.
6. Hirosima dijatuhi Bom atom oleh Amerika Serikat pada tanggal 6 Agustus 1945.
Jika diperhatikan, dua contoh di atas terdiri dari unsur yaitu tempat (ruang) dan
tanggal (waktu). Demikian kita memahami tempat (ruang) dan waktu tidak dapat dipisahkan
dengan kehidupan manusia.

B. Konsep Waktu dalam Sejarah


Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna yakni makna denotatif dan makna
konotatif. Makna waktu secara denotatif adalah merupakan satu kesatuan: detik, menit, jam,
hari, minggu, bulan, tahun, abad, dan sebagainya. Sedangkan makna waktu secara konotatif
adalah waktu sebagai suatu konsep. Ruang (dimensi spasial) merupakan tempat terjadinya
berbagai peristiwa alam maupun peristiwa sosial dan peristiwa sejarah dalam proses
perjalanan waktu. Manusia (dimensi manusia) adalah pelaku dalam peristiwa sosial dan
peristiwa sejarah. Dengan demikian ketiga konsep tersebut, yaitu ruang, waktu, dan manusia
merupakan tiga unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan
perubahannya.
Suatu peristiwa dipengaruhi oleh kekuatan yang ada di luar manusia, yaitu berupa
kekuatan fisik-material (dimensi alam). Kekuatan tersebut merupakan potensi terjadinya
suatu peristiwa. Terwujudnya kemungkinan tersebut dapat tercermin dalam suatu peristiwa
yang membawa perubahan terhadap manusia dalam dimensi ruang dan dimensi waktu secara
fungsional dan terhubung. Proses terjadinya suatu peristiwa dan perubahannya berlangsung
dalam batas ruang dan waktu. Dengan batas ruang diadakan pengkajian tentang peristiwa
dan perkembangannya. Namun demikian, berkembangnya IPTEK dalam bidang
komunikasi, batas ruang tidak berarti karena suatu peristiwa akan mudah menyebar ke ruang
yang lebih luas seolah-olah ruang tempat terjadinya tersebut bergerak.
Suatu kejadian dapat diamati berdasarkan dimensi ruang, waktu, dan manusia.
Berdasarkan dimensi ruang, suatu peristiwa memiliki batas-batas tertentu. Dalam ruang akan
berlangsung berbagai peristiwa atau kejadian pada waktu yang bersamaan. Berdasarkan
dimensi manusia, manusia menjadi objek dan subjek dari peristiwa tersebut. Setiap peristiwa
membawa pengaruh terhadap perubahan pada dimensi manusia, baik secara objek maupun
secara subjek. Perubahan tersebut diharapkan dapat membawa perubahan ke arah yang lebih
baik. Untuk itu, diperlukan kesadaran manusia dalam memaknai setiap peristiwa.
Berdasarkan dimensi waktu, suatu peristiwa merupakan sebuah proses. Artinya,
peristiwa tersebut mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Waktu itu ada dan terus
berjalan (continuity). Waktu dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang memiliki kesadaran
bahwa waktu itu terus berjalan. Jadi, hanya manusia yang dapat memanfaatkan waktu
mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Tiap masyarakat memiliki pandangan yang
relatif berbeda dengan waktu yang mereka jalani. Contohnya, masyarakat Barat melihat
waktu sebagai sebuah garis lurus (linier). Konsep garis urus tentang waktu diikuti dengan
terbentuknya konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain, sejarah manusia dilihat
sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, sekarang, dan
waktu yang akan datang.

C. Pentingnya Waktu dalam Sejarah


Menurut Ismaun (1988), manusia adalah pelaku sejarah, jadi hanya manusia yang
mempunyai sejarah (zoon historikon). Tugas utama ilmu sejarah adalah membuka tabir masa
lampau umat manusia. Sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa atau kejadian di dalam
masyarakat manusia yang terjadi pada masa lampau. Peristiwa atau kejadian pada
masyarakat manusia pada masa lampau adalah sesuatu yang penting dalam sejarah. Kejadian
yang tidak memiliki hubungan dengan kehidupan masyarakat manusia pada masa lampau
bukanlah suatu peristiwa sejarah. Keterkaitan antara waktu dengan peristiwa sejarah
meliputi 4 hal berikut:
1. Perkembangan
Perkembangan masyarakat terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu
bentuk ke bentuk yang lain. Biasanya masyarakat akan berkembang dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Contoh paling jelas adalah perkembangan
demokrasi Amerika Serikat yang mengikuti perkembangan kota. Perkembangan masyarakat
manusia dari masa lampau sampai sekarang.
2. Kesinambungan
Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-
lembaga lama. Dikatakan bahwa pada mulanya kolonialisme adalah kelanjutan dari
patrionalisme. Demikianlah, kebijakan kolonialisme hanya mengadopsi kebiasaan lama.
3. Pengulangan
Pengulangan terjadi bila peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi
pada masa yang selanjutnya, misalnya; jatuhnya kekuasaan Presiden Soekarno akibat aksi-
aksi yang dilakukan oleh mahasiswa. Peristiwa ini kembali terjadi, di mana Presiden
Soeharto lengser akibat aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa.
4. Perubahan
Perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami pergeseran dan perkembangan.
Akan tetapi, asumsinya adalah adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang
relatif singkat. Biasanya perubahan ini terjadi akibat pengaruh dari luar. Contohnya, gerakan
Padri di Sumatera Barat yang menentang kaum Adat sering dianggap sebagai hasil pengaruh
gerakan Wahabi di Arab yang ditularkan lewat para haji sepulang dari Mekkah, dan tidak
puas dengan kekuasaan kaum adat.

D. Manusia Hidup dalam Ruang dan Waktu


1. Manusia Hidup dan Beraktivitas dalam Ruang dan Waktu
Apabila kita kaitkan pengertian syajaratun dengan kehidupan manusia, dapatlah
mengandung arti bahwa manusia itu hidup akan terus bergerak tumbuh seiring perjalanan
waktu dan tempat atau ruang di mana dia berada. Kehidupan bukanlah sesuatu yang diam
atau statis, tetapi sesuatu yang terus-menerus tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh,
manusia dalam kehidupannya mengalami fase-fase tertentu, yaitu fase di dalam kandungan,
lahir, bayi dan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua. Fase-fase kehidupan tersebut
menunjukkan adanya kesinambungan dalam kehidupan manusia.
Kesinambungan itu terjadi karena manusia dalam kehidupannya diikat oleh waktu dan
ruang. Ada masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang, ketiga-tiganya
menunjukkan adanya kesinambungan. Masa lalu akan menentukan masa sekarang, dan masa
sekarang akan menentukan masa depan. Waktu dalam pengertian ini dapat diartikan jam,
hari, minggu, bulan, tahun, dan bentuk waktu yang lainnya. Ruang adalah tempat di mana
manusia itu tinggal, misalkan di desa, kota, kampung, dusun, dan lain-lain.
Dengan uraian contoh tersebut, dapatlah dinyatakan bahwa ciri penting dari sejarah
adalah adanya konsep waktu dan ruang. Jadi, sejarah pada dasarnya bukan hanya bicara
masa lalu, sejarah pada dasarnya berbicara kehidupan manusia dalam konteks waktu dan
ruang.
2. Manusia Hidup dalam Perubahan dan Keberlanjutan
Selain membahas manusia/masyarakat, sejarah juga melihat hal yang lain yaitu waktu.
Waktu menjadi konsep penting dalam ilmu sejarah. Konsep waktu dalam ilmu sejarah
meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan, dan perubahan.
Disebut mengalami perkembangan apabila dalam kehidupan bermasyarakat terjadi gerak
secara berturut-turut dari bentuk yang satu ke bentuk yang lain. Masyarakat berkembang
dari masyarakat primitif sampai modern.
Kesinambungan terjadi apabila suatu masyarakat baru hanya mengadopsi lembaga-
lembaga lama. Sementara itu disebut pengulangan apabila peristiwa yang pernah terjadi di
masa lampau terjadi lagi di masa berikutnya. Sedangkan dikatakan perubahan apabila dalam
masyarakat terjadi perkembangan secara besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat.
Perubahan terjadi karena adanya pengaruh dari luar.
3. Kehidupan Manusia Masa Kini Merupakan Akibat dari Perubahan di Masa Lalu
Sartono Kartodirjo, seorang sejarawan mengatakan bahwa mereka yang lupa akan
masa lampaunya itu telah kehilangan identitas dan oleh karena itu dapat membahayakan
masyarakat di sekitarnya. Peristiwa sejarah berisi perubahan dalam kehidupan manusia.
Sejarah mempelajari aktivitas manusia dalam konteks waktu. John Dewey, pemikir
pendidikan asal AS, menganjurkan sejarah harus bersifat instrumental dalam memecahkan
masalah masa kini atau sebagai pertimbangan program aksi masa kini. Sejarah bertugas
menelusuri perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Perubahan yang terjadi pada
masa lalu memberikan pengaruh pada kehidupan masa kini.

E. Perubahan dan Keberlanjutan Kehidupan Manusia


Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dengan konsep perubahan dan keberlanjutan.
Konsepsi mengenai hal ini menjadikan kehidupan manusia memiliki catatan sejarahnya
masing-masing. Dari awal hidup hingga mati, tentu sudah menjadi suratan takdir, tinggal
bagaimana kita mengisi kehidupan. Baik itu dalam bentuk kegiatan positif atau negatif,
semua akan menjadi catatan sejarah bagi setiap manusia. Apabila kita bicara mengenai
sejarah kenabian, tentu konsep perubahan dan keberlanjutannya adalah kegiatan yang
positif. Berbeda dengan sejarah para tokoh dunia, tentu banyak negatifnya.
Semisal kita bicara mengenai perubahan dan keberlanjutan pada sebuah daerah atau
pemukiman. Maka yang akan dibahas adalah perubahan bentuknya, perubahan skema
wilayah hingga status wilayah tersebut. Sedangkan bila yang dibahas adalah suatu
masyarakat, maka pembahasan utamanya adalah masyarakat tersebut. Pola kehidupan
sosialnya ataupun kebudayaannya. Konteks kebudayaan ini dapat ditinjau dari proses
akulturasi ataupun asimilasi budaya lokal dengan yang baru. Semuanya akan berpengaruh
pada hasil yang kemudian terjadi. Apabila tidak ada perubahan, maka yang tertulis adalah
akhir. Karena konteks keberlanjutan itu akan berhenti apabila telah menemui perubahan
terakhir. Dalam hal ini biasanya menjadi penutup dalam suatu peristiwa sejarah

1. Konsep Manusia Hidup dalam Perubahan


Konsep perubahan ini dapat diartikan sebagai yang utama dalam sebuah kehidupan.
Kehidupan akan terus bergerak hingga berakhirnya kehidupan tersebut. Begitu juga dengan
masyarakat, akan terus mendapatkan perubahan hingga suatu masyarakat itu berakhir atau
berkembang menjadi masyarakat yang baru. Semisal contoh peristiwa sejarah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Perubahan yang terjadi adalah pada tanggal 16 Agustus 1945
Indonesia belum dapat dikatakan sebagai negara merdeka. Usai dibacakan Proklamasi pada
tanggal 17 Agustus 1945, barulah Indonesia dapat dikatakan sebagai negara merdeka.
Perubahan tersebut adalah perubahan status sebuah negara. Dari yang belum merdeka
menjadi sebagai negara yang merdeka. Konsep ruang dan waktu juga menjadi bagian dari
perubahan tersebut ya, agar tidak lupa, bisa dibaca kembali materi mengenai Penjelasan
Konsep Sejarah dalam Ruang dan Waktu.
Apabila konsep perubahan ini kita contohkan melalui kiprah seorang tokoh, misal Soekarno.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa perubahan sejarah tokoh tersebut dalam status
sosialnya sebagai seorang Presiden Pertama Republik Indonesia.
Sebelum tahun 1945, Soekarno hanyalah seorang politisi Indonesia yang memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia. Tetapi usai dibacakannya Proklamasi, ia didaulat oleh parlemen
darurat untuk mengisi sebagai Presiden pertama usai Indonesia merdeka.
Contoh lainnya adalah perubahan ibukota negara Indonesia. Akibat keadaan genting di
Jakarta usai Proklamasi, maka pada Januari 1946, ibukota negara dipindahkan ke Jogjakarta.
Hal ini tentu mempengaruhi sistem pemerintahan yang ada. Perubahan dalam konteks ini
dinamakan perubahan skema wilayah. Skema wilayah tersebut masuk sebagai konsep
perubahan yang dijalani oleh para pelaku (manusia) didalamnya. Perubahan pola keseharian,
pola makanan, hingga pola perilaku sosial tentu berbeda antara di Jakarta dengan di
Yogyakarta. Seperti peristiwa menyerahnya Jepang kepada Sekutu usai Hiroshima dan
Nagasaki di bom atom Amerika. Proses penyerahan kedaulatan Jepang kepada Sekutu tentu
membuat pola para pelaku pada peristiwa itu berubah. Begitupula dengan penyerahan
Belanda kepada Jepang di Indonesia, semua mengalami perubahan.

3. Konsep Manusia Hidup dalam Keberlanjutan


Konsep keberlanjutan ini merupakan mata rantai yang tidak bisa dihilangkan ketika bicara
mengenai sejarah. Setiap peristiwa yang terjadi tidak dapat dipisahkan dari peristiwa lain
yang mendukungnya. Seperti kita bicara mengenai konsep berpikir sinkronik dan diakronik
dalam memahami sejarah. Memahami sejarah itu diibaratkan sebagai wujud pengelihatan
tiga dimensi kata Roeslan Abdulgani. Melihat ke masa lalu, masa kini, dan masa depan.
Senada dengan Arnold Toynbee yang menjelaskan bahwa mempelajari ilmu sejarah adalah
mempelajari masa lalu untuk membangun masa depan. Semisal adalah konsep keberlanjutan
pada perilaku manusia purba. Perubahan memahami keterampilan bertahan hidup dari yang
sederhana hingga modern menjadikan era prasejarah terbagai menjadi beberapa fase. Dari
masa Paleolitikhum berlanjut hingga masa Perundagian atau Logam.
Konsep keberlanjutan ini berbanding jauh dengan konsep perubahan. Perubahan identik
dengan pola yang cepat, atau tidak berlangsung lama. Sedangkan pola keberlanjutan
memiliki waktu yang panjang. Semisal antara masa Paleolitikhum dengan Neolitikhum
memiliki rentang puluhan ribu tahun. Contoh lainnya misal, pada era Wangsa Sanjaya atau
Saylendra yang berlangsung hingga 250 tahun lamanya. Nah, kepemimpinan Wangsa
Sanjaya atau Saylendra ini adalah masa berganti-gantinya para Raja penguasa di Jawa.
Sistem kedinastian inilah yang dimaksud dengan konsep keberlanjutan. Seperti sejarah
keluarga kita, pada beberapa suku mempunyai marga atau identitas keluarga. Misal, kakek
buyut kita bernama Soeprapto, biasanya keturunannya pun memakai nama Soeprapto untuk
mengidentikasikan keberlanjutan keluarga tersebut. Nah, rentang waktu itu dikenal dengan
silsilah keluarga. Konsep Ruang dan Waktu juga tidak dapat dilepaskan dari alur
keberlanjutan ini. Hal itu biasanya diklasifikasikan menjadi skema periodesasi.
Keberlanjutan dalam skema periodesasi ini bisa dilihat dari sejarah kepemimpinan di
Indonesia. Periode Revolusi, Periode Orde Lama, Periode Orde Baru, hingga Periode
Reformasi. Semua hal itu adalah bagian dari sejarah Indonesia, yang memiliki ruang dan
waktu peristiwanya masing-masing.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya
sebagian. Ruang tidak hanya sebatas udara yang bersentuhan dengan permukaan bumi,
tetapi juga lapisan atmosfer terbawah yang memengaruhi permukaan bumi. Waktu (dimensi
temporal) memiliki dua makna yakni makna denotatif dan makna konotatif. Makna waktu
secara denotatif adalah merupakan satu kesatuan: detik, menit, jam, hari, minggu, bulan,
tahun, abad, dan sebagainya. Sedangkan makna waktu secara konotatif adalah waktu sebagai
suatu konsep.
Apabila kita kaitkan pengertian syajaratun dengan kehidupan manusia, dapatlah
mengandung arti bahwa manusia itu hidup akan terus bergerak tumbuh seiring perjalanan
waktu dan tempat atau ruang di mana dia berada. Kehidupan bukanlah sesuatu yang diam
atau statis, tetapi sesuatu yang terus-menerus tumbuh dan berkembang.

B. Saran
Dengan demikian, jalannya waktu sebagai proses bergerak menurut garis lurus yang
bergerak terus dari awal menuju masa depan. Jadi, penggambaran proses jalur waktu itu
selalu lurus (linear).
DAFTAR PUSTAKA

http://agustinaputry.blogspot.co.id/2014/04/konsep-manusia-hidup-dalam-ruang-dan.html
http://jhonmiduk8.blogspot.co.id/2014/08/konsep-ruang-dan-waktu-dalam-sejarah.html
http://penaguru69.blogspot.co.id/2014/08/manusia-dalam-ruang-dan-waktu.html
http://sejarahkucinta.blogspot.co.id/2014/09/manusia-hidup-dalam-ruang-dan-waktu.html

Anda mungkin juga menyukai