Anda di halaman 1dari 44

PEMBELAJARAN

HOTS
PENDAHULUAN… Latar
Belakang
Grand Desain
Pembelajaran
Berorientasi
pada HOTS

GNRM : Gerakan
Nasional
Revolusi Mental
TIMSS : Trends in
International
Mathematics
and Science
Study
PISA : Programme for
International
Student
Assessment
PENDAHULUAN… Tujuan
Kegiatan

Memberikan acuan kepada Guru dalam


mengembangkan Pembelajaran Berorientasi HOTS

Memberikan pemahaman tentang Pembelajaran


Berorientasi HOTS

Memberikan acuan kepada Guru dalam penyusunan


Perencanaan Pembelajaran Berorientasi HOTS
PENDAHULUAN… Pertanyaan
Kunci

Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran


Berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills)

Apa saja model-model pembelajaran dalam


Implementasi Kurikulum 2013

Bagaimana cara menentukan model pembelajaran


yang sesuai dengan materi pembelajaran
Pembelajaran HOTS
(Higher Order Thinking Skills)
KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

Merupakan pembelajaran yang


mendorong peserta didik untuk berpikir
kritis dan kreatif serta melatih
keterampilan untuk memecahkan
masalah.
Aspek HOTS
KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Afandi & Sajidan, 2017.
Stimulasi Keterampilan Transfer of
Knowledge
Tingkat Tinggi.
UNSPRESS
Keterampilan
Berpikir Tingkat
Tinggi

Critical and
Problem Creative
Solving Thinking
HOTS sebagai Transfer of Knowledge
Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar mengajar

Proses PROSES KOGNITIF DEFINISI


Kognitif
C1 Mengambil pengetahuan yang relevan dari
BLOOM L
Mengingat
ingatan
C2 O Membangun arti dari proses pembelajaran,
Memahami
T termasuk komunikasi lisan, tertulis, dan gambar
S Menerapkan/ Melakukan atau menggunakan prosedur di
C3
Mengaplikasikan dalam situasi yang tidak biasa

Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan


   
menentukan bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan
C4 Menganalisis
antarbagian dan ke struktur atau tujuan keseluruhan
H
O Menilai/
C5 Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar
T Mengevaluasi
S
Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk
 
  membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional;
Mengkreasi/
C6 menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau
Mencipta
struktur baru
HOTS sebagai Transfer of Knowledge
Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar mengajar

Anderson Kompleksitas kognitif Dimensi Pengetahuan:


& 1. Faktual; berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui peserta didik
Krathwoll jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin atau untuk
memecahkan masalah.
2. Konseptual; meliputi skema-skema, model-model mental, atau teori-
teori eksplisit dan implisit dalam model -model psikologi kognitif yang
berbeda.
3. Prosedural; “pengetahuan mengenai bagaimana" melakukan sesuatu.
4. Metakognitif; pengetahuan agar peserta didik lebih sadar dan
bertanggung jawab atas pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri.
HOTS sebagai Transfer of Knowledge
Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar mengajar

Kombinasi
Proses
Kognitif dan
Dimensi
Pengetahuan
HOTS sebagai Transfer of Knowledge

Kata Kerja
Operasional
BLOOM
HOTS sebagai Transfer of Knowledge
Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar mengajar

Proses PROSES AFEKTIF DEFINISI


Afektif
Semacam kepekaan dalam menerima rangsangan atau
(Sikap) A1 Penerimaan
stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik
Krathwoll
Suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif
& BLOOM untuk mengikutsertakan dirinya dalam fenomena
A2 Menanggapi
tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan
salah satu cara.

Memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan


A3 Penilaian
terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu.

Konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta


A4 Mengelola
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.

Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki


A5 Karakterisasi seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.
HOTS sebagai Transfer of Knowledge
Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar mengajar

Kata Kerja
Operasional
Afektif
HOTS sebagai Transfer of Knowledge
Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar mengajar

PROSES
DEFINISI
PSIKOMOTOR

P1 Imitasi Meniru tindakan seseorang

Melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara mengikuti petunjuk


P2 Manipulasi umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, peserta didik dipandu melalui
instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.

Secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan akurasi,


P3 Presisi proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai
“tingkat mahir”.

Memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi baru, atau
P4 Artikulasi
menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten.

Menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan
otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat aktivitas
P5 Naturalisasi
telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan keterampilan terkait sudah
pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien).
HOTS sebagai Transfer of Knowledge
Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar mengajar

Meniru (P1) Manipulasi Presisi (P3) Artikulasi (P4) Naturalisasi


Kata Kerja (P2) (P5)
Operasional Menyalin Kembali Menunjukkan Membangun Mendesain
Psikomotor Mengikuti membuat Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Membangun Menyempurna- Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melakukan kan -koordinat Menciptakan
Mematuhi Melaksanakan Mengkalibrasi Mengintegrasi-
Menerapkan Mengendalikan kan
Mengaktifkan
Mengoreksi Mengalihkan Beradaptasi
Menyesuaikan
Mendemons- Menggantikan Mengembang-
Menggabung-
trasikan kan
kan Memutar
Merancang Merumuskan
Mengatur Mengirim
Melatih Memodifikasi
Mengumpulkan Memproduksi
master
Menimbang Memperbaiki Mencampur
Mensketsa
Memperkecil Memanipulasi Mengemas
Mengubah Mereparasi Menyajikan
HOTS
sebagai Critical and Creative Thinking
Berpikir Kritis : Pemanfaatan segala pengetahuan dan
keterampilan dalam memecahkan masalah,
mengambil keputusan, menganalisis dan
melakukan penelitian berdasar data dan
informasi, sehingga memperoleh hasil yang
optimal.

Berpikir Kreatif : Pemikiran imajinatif, menghasilkan


banyak kemungkinan solusi, berbeda
HOTS
sebagai Critical and Creative Thinking
ELEMEN DASAR
DEFINISI
BERPIKIR KRITIS

F Focus Mengidentifikasi masalah dengan baik


Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak untuk
R Reason
disimpulkan seperti yang telah ditentukan dalam permasalahan

Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan tersebut


I Inference
harus cukup sampai pada kesimpulan yang sebenarnya

S Situation Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya


Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang digunakan
C Clarity pada argumen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil
kesimpulan

Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan, diputuskan,


O Overview
diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan.
HOTS sebagai Problem
Solving
1. Menentukan masalah
2. Mengeksplorasi masalah
3. Merencanakan solusi
4. Melaksanakan rencana
5. Memeriksa solusi
6. Mengevaluasi
4CS KOMPETENSI KETERAMPILAN
ABAD 21
Framework 21st
Century Skills Kompetensi Berpikir P21

Creativity Thinking Peserta didik dapat menghasilkan, mengembangkan, dan


and Innovation mengimplementasikan ide-ide mereka secara kreatif baik
secara mandiri maupun berkelompok.

Critical Thinking and Peserta didik dapat mengidentifikasi, menganalisis,


Problem Solving menginterpretasikan, dan mengevaluasi bukti-bukti,
argumentasi, klaim dan data-data yang tersaji secara luas
melalui pengakajian secara mendalam, serta
merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Communication Peserta didik dapat mengkomunikasikan ide-ide dan


gagasan secara efektif menggunakan media lisan, tertulis,
maupun teknologi.

Collaboration Peserta didik dapat bekerja sama dalam sebuah kelompok


dalam memecahkan permasalahan yang ditemukan
PENDEKATAN SAINTIFIK
Amanat K-13
Proses Pembelajaran Saintifik memuat aktivitas:
a. Mengamati
b. Menanya
c. Mengumpulkan informasi/ Mencoba
d. Mengasosiasikan/ Mengolah informasi
e. Mengomunikasikan

Keterkaitan antara Aktivitas,


Kegiatan Belajar, dan Maknanya
ANALISIS KD
dan
PERUMUSAN IPK
Perumusan
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Tentukanlah proses berpikir yang akan dilakukan oleh peserta
didik untuk mencapai kompetensi minimal yang ada pada KD.
2. Rumusan IPK menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang
bisa diukur.
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah
dipahami.
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda
5. Hanya mengandung satu tindakan.
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran,
potensi & kebutuhan peserta didik, sekolah,
masyarakat dan lingkungan/daerah.
Kategori
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
A. Indikator Kunci
 Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgensi,
Keterkaitan, Relevansi, Keterpakaian).
 Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang
terdapat pada KD.
 Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal
dari KD.
 Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP
dan harus teraktualisasi dalam pelaksanaan proses
pembelajaran, sehingga kompetensi minimal yang
harus dikuasai peserta didik tercapai berdasarkan
tuntutan KD mata pelajaran.
B. Indikator Pendukung
 Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
 Dinamakan juga Indikator Prasyarat yang berarti
kompetensi yang sebelumnya telah dipelajari peserta didik,
berkaitan dengan indikator kunci yang dipelajari.

C. Indikator Pengayaan
 Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi
dari tuntutan kompetensi dari standar minimal KD.
 Tidak selalu harus ada.
 Dirumuskan apabila potensi peserta didik memiliki
kompetensi yang lebih tinggi dan perlu
peningkatan yang baik dari standar minimal KD.
Langkah-Langkah Penyusunan
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
1. Identifikasilah materi ajar yang termuat di dalam setiap KD
2. Cermati dan identifikasilah Kata Kerja Operasional (KKO)
yang termuat dalam KD
3. Urutkanlah materi ajar tiap KD yang akan diajarkan
4. Pilihlah KKO yang logis untuk disandingkan dengan
materi yang sudah diurutkan
5. Identifikasilah apakah diperlukan indikator
pendukung dan indikator pengayaan
6. Susunlah IPK dengan komponen (KKO)
+ Materi
Contoh Menentukan Target KD

Mata Pelajaran : PJOK


Kelas : VII

KD Pengetahuan Target KD

3.1. Memahami gerak spesifik dalam 1. Memahami gerak spesifik dalam


berbagai permainan bola besar berbagai permainan bola besar
sederhana dan atau tradisional*) sederhana

KD Keterampilan Target KD 


4.1. Mempraktikkan gerak spesifik 1. Mempraktikkan gerak spesifik dalam
dalam berbagai permainan bola berbagai permainan bola besar
besar sederhana dan atau sederhana
tradisional
LK 2a. Menentukan Target KD

Mata Pelajaran : ………………………………..


Kelas : ………………………………..

KD Pengetahuan Target KD
 3. 1.  

KD Keterampilan Target KD 


  4. 1.  
 

 
Contoh Analisis KD

3.1. Memahami gerak spesifik dalam berbagai permainan bola besar sederhana dan atau tradisional*)

Metakognitif
Prosedural Menunjukkan Menjelaskan Mensimulasikan
DIMENSI PENGETAHUAN

Konseptual

Faktual

Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta


C1 C2 C3 C4 C5 C6
DIMENSI PROSES KOGNITIF
LK 2b. Analisis KD

Metakognitif
Prosedural
DIMENSI PENGETAHUAN

Konseptual

Faktual

Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta


C1 C2 C3 C4 C5 C6
DIMENSI PROSES KOGNITIF
Contoh Merumuskan IPK KD Pengetahuan
Proses Berpikir
Tingkat
(C1-C6) Materi dan
No KD Pengetahuan Kompetensi IPK
Dimensi Sub Materi
KD
Pengetahuan
 1 3.1. Memahami Dimensi Menunjukkan Gerak IPK Penunjang:
gerak Pengetahuan: (C1-Prosedural) spesifik 3.1.1. Menunjukkan gerak spesifik Bolavoli
spesifik Prosedural permainan 3.1.2. Menjelaskan gerak spesifik Bolavoli
dalam Menjelaskan bola besar: 3.1.3. Menunjukkan gerak spesifik
berbagai (C2-Prosedural) 1. Bolavoli Sepakbola
permainan 2. Sepakbola 3.1.4. Menjelaskan gerak spesifik
bola besar Mensimulasikan 3. Bolabasket Sepakbola
sederhana (C3-Prosedural)  3.1.5. Menunjukkan gerak spesifik
dan atau Proses   Bolabasket
tradisional*) Berpikir: 3.1.6. Menjelaskan gerak spesifik
Menerapkan Bolabasket
(C3) IPK Kunci:
3.1.7. Mensimulasikan gerak spesifik
Bolavoli
3.1.8. Mensimulasikan gerak spesifik
Sepakbola
3.1.9. Mensimulasikan gerak spesifik
Bolabasket
IPK Pengayaan:
LK 2c. Merumuskan IPK KD Pengetahuan

Proses Berpikir Materi


Tingkat
(C1-C6) dan
No KD Pengetahuan Kompetensi IPK
Dimensi Sub
KD
Pengetahuan Materi
   3. Dimensi     IPK Penunjang:
Pengetahuan:    
   
   
IPK Kunci:
 
 
Proses Berpikir:
IPK Pengayaan:
 
 
 
Contoh Merumuskan IPK KD Keterampilan
Tingkat Langkah
Materi dan
No KD Keterampilan Keterampilan Proses IPK
Sub Materi
(P1-P5) Keterampilan
1 4.1. Mempraktikkan Tingkat Mengikuti (P1) Gerak spesifik IPK Penunjang:
gerak spesifik Keterampilan: Melatih(P2) permainan 4.1.1. Mengikuti gerak spesifik Bolavoli
dalam berbagai Presisi (P3) Mempraktikkan bola besar: 4.1.2 Melatih gerak spesifik Bolavoli
permainan bola (P3) 1. Bolavoli 4.1.3 Mengikuti gerak spesifik Sepakbola
besar sederhana 2. Sepakbola 4.1.4 Melatih gerak spesifik Sepakbola
dan atau 3. Bolabasket 4.1.5 Mengikuti gerak spesifik Bolabasket
tradisional 4.1.6. Melatih gerak spesifik Bolabasket
IPK Kunci:
4.1.7. Mempraktikkan gerak spesifik
Bolavoli
4.1.8. Mempraktikkan gerak spesifik
Sepakbola
4.1.9. Mempraktikkan gerak spesifik
Bolabasket 
IPK Pengayaan:
 
 
LK 2d. Merumuskan IPK KD Keterampilan

Materi
Tingkat
Langkah Proses dan
No KD Keterampilan Keterampilan IPK
Keterampilan Sub
(P1-P5)
Materi
  4. Tingkat     IPK Penunjang:
Keterampilan:    
   
   
IPK Kunci:
 
 

IPK Pengayaan:
 
 
 
PERUMUSAN
TUJUAN
PEMBELAJARAN
 Tujuan Pembelajaran menunjukkan kompetensi yang harus
dimiliki peserta didik.
 Tujuan Pembelajaran Mengandung Unsur: Audience (A),
Behavior (B), Condition (C), Degree (D)

Contoh: Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan


saintifik, peserta didik dapat memahami gerak spesifik
dalam permainan bolavoli sederhana; dan dapat
mempraktikkan gerak spesifik dalam permainan bolavoli
sederhana dengan benar
MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN
DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013
PROSES SAINTIFIK
DALAM MODEL MENGAMATI

PEMBELAJARAN

MENGOMUNI
MENANYA
KASIKAN

PROSES
SAINTIFIK

MENGUMPULKAN
MENALAR INFORMASI
1. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning) merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai
kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun
kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan
sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual.

Sintak Model Problem Based Learning:


1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
2. Model Penemuan/Penyingkapan
a. Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah
memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk
akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Sintak Model Discovery Learning :


1) Pemberian rangsangan (Stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3) Pengumpulan data (Data Collection);
4) Pengolahan data (Data Processing);
5) Pembuktian (Verification), dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
b. Inquiry Learning
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik
dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan
dalam setting waktu yang singkat.

Sintak Model Inquiry Learning :


1)   Orientasi masalah;
2)   Pengumpulan data dan verifikasi;
3)   Pengumpulan data melalui eksperimen;
4)   Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5)   Analisis proses inkuiri.
3. Project Based Learning (PJBL)
Model Project Based Learning adalah model pembelajaran yang
melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah,
dilakukan secara berkelompok maupun mandiri melalui tahapan ilmiah
dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk
untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Sintak Model Project Based Learning :
1) Pertanyaan mendasar
2) Mendesain perencanaan produk
3) Menyusun jadwal pembuatan
4) Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5) Menguji hasil
6) Evaluasi penglaman belajar
Pembelajaran
Tematik
Pembelajaran yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman belajar bermakna
kepada peserta didik di SD
Jenis-Jenis Pembelajaran
Tematik
A. Model Hubungan/Terkait (Connected Model)
Model ini menyajikan hubungan dalam suatu mapel,
menghubungkan satu topik ke topik lain, satu konsep ke
konsep lain, satu tugas ke tugas lain. Misal: guru
menghubungkan konsep matematika tentang uang
dengan konsep jual beli, simpan pinjam, bunga, dan
sebagainya.
Jenis-Jenis Pembelajaran
Tematik
B. Model Jaring Laba-Laba (Spider Webbed)
Menggabungkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema,
dan setiap mata pelajaran diajarkan seperti biasa
menggunakan jadwal pelajaran. Melalui model ini, siswa akan
memperoleh pandangan tentang hubungan yang utuh
mengenai suatu konsep berdasar ilmu yang berbeda-beda.
Misal: tema Diriku, guru membelajarkan tentang identitas diri
dan keluarga, tempat tinggal, kesukaan, dan anggota tubuh.
Dalam hal ini, mata pelajaran yang terkait adalah Bahasa
Indonesia, IPA, Matematika, IPS, bahkan masuk juga PJOK,
SBdP, dan PPKn.
Jenis-Jenis Pembelajaran
Tematik
C. Model Terpadu (Integrated)
Terpadu beberapa mata pelajaran dikaitkan dalam satu tema
tanpa ada batas satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Satu sub
tema dilakukan setiap hari tanpa jadwal pelajaran, hanya jam
pelajaran yang ditekankan. Penilaian dilakukan secara terpadu
untuk setiap mata pelajaran dan aspek Kognitif, Afektif dan
Psikomotor.
Langkah awal model ini adalah dengan menyeleksi konsep,
keterampilan dan sikap yang akan diajarkan dalam satu semester
yang diambil dari beberapa mapel. Selanjutnya dipilih konsep,
keterampilan dan sikap yang saling tumpang tindih.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
DESAIN PEMBELAJARAN
1. Menentukan dan menganalisis KD
2. Menentukan target KD
3. Mengkombinasikan dimensi pengetahuan dengan proses
berpikir
4. Menyusun IPK
5. Merumuskan tujuan pembelajaran
6. Menyusun langkah-langkah pembelajaran (sintaks) sesuai
dengan model pembelajaran yang dipilih
7. Dituangkan dalam RPP

Anda mungkin juga menyukai