Evaluasi Pembelajaran
Kelompok 1 :
5F
2022
Evaluasi Hasil Belajar Berbasis HOTS
(Aspek Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik)
Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher
Order Thinking Skills (HOTS) dipicu oleh empat kondisi berikut.
1. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan
tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya.
2. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah,
melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari
lingkungan belajar, strategi, dan kesadaran dalam belajar.
3. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral
menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif.
4. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan
analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif.
Menurut Resnick (1987), definisi keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah proses
berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun
representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental
yang paling dasar.
Keterampilan berpikir tinggi erat kaitannya dengan keterampilan berpikir sesuai dengan
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar
dan mengajar.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif meliputi kemampuan dari peserta didik dalam mengulang atau
menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran
yang telah didapatnya. Proses ini berkenaan dengan kemampuan dalam berpikir,
kompetensi dalam mengembangkan pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan, dan penalaran.
2. Ranah Afektif
Kartwohl & Bloom juga menjelaskan bahwa selain kognitif, terdapat ranah afektif yang
berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan
suatu objek dalam kegiatan pembelajaran dan membagi ranah afektif menjadi 5 kategori,
yaitu:
PROSES AFEKTIF DEFINISI
A1 Penerimaan Semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
atau simulasi dari luar yang datang pada diri peserta
didik.
A2 Menanggapi Suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi
aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam
fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya
dengan salah satu cara.
A3 Penilaian Memberikan nilai, penghargaan, dan kepercayaan
terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu.
A4 Mengelola Konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
A5 Karakterisasi Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang yang mempengaruhi pola kepribadiannya.
3. Ranah Psikomotor
Keterampilan proses psikomotor merupakan keterampilan dalam melakukan pekerjaan
dengan melibatkan anggota tubuh yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri
dari gerakan reflex, keterampilan pada gerak dasar, perceptual, ketepatan, keterampilan
kompleks, ekspresif, dan interperatif.
PROSES
DEFINISI
PSIKOMOTOR
P1 Imitasi Imitasi berarti tindakan seseorang.
P2 Manipulasi Manipulasi berarti melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan cara mengikuti petunjuk
umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori
ini, peserta didik dipandu melalui instruksi untuk
melakukan keterampilan tertentu.
3. Penilaian keterampilan
Penilaian keterampilan dilakukan dengan menggunakan tes kinerja (unjuk
kerja), proyek dan portofolio. Penilaian kinerja merupakan penilaian untuk melakukan
suatu tugas dengan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Pada penilaian kinerja, penekanan penilaiannya dapat dilakukan pada proses atau
produk. Pada saat penyusunan instrumen penilaian kinerja, perlu disiapkan pula rubrik
penilaiannya. Untuk penilaian proyek, tugas yang harus diselesaikan memerlukan
periode/waktu tertentu.
Tugas proyek bisa berupa rangkaian kegiatan mulai dari :
1. Perencanaan,
2. Pengumpulan data
3. Pengorganisasian
4. Pengolahan
5. Penyajian data
6. Pelaporan.
Dalam proses penilaian keterampilan, sudah tentu ada aspek HOTS di dalamnya.
Sebagai contoh, ketika kita meminta siswa untuk membuat suatu produk atau proyek,
maka dalam proses tersebut ada kreativitas di dalamnya, ada proses transfer knowledge
dan ada proses penyelesaian masalah. Jadi proses penilaian keterampilan bisa
mencakup aspek transfer knowledge, critical thinking dan creativity serta problem
solving.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyani, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R. dan Zamroni, Z. 2018. Buku Pegangan
Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi: Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Setiawati, W., Asmira, O., Ariyani, Y.,Bestary, R. dan Pudjiastuti, A. 2018. Buku Penilaian
Higher Order Thinking Skills: Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasi
Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Dilansir pada:
file:///C:/Users/Admin/Downloads/Salinan%20Buku_Pegangan_Penilaian_HOTS.pdf
Ariyani, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R. dan Zamroni, Z. 2019. Buku Pegangan
Pembelajaran Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi: Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran Berbasis Zonasi. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.