Nama:Anggun santika
Nim:1905111164
Kelas:Akuntansi 4
Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami
kemampuan dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan
program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta
didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seseorang
perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
Sebagai kontrol bagi pendidik dan satuan pendidikan tentang kemajuan perkembangan
peserta didik.
Dave (1967) dalam Lutfi ( 2011) juga membagi tingkatan hasil belajar psikomotor dapat dibedakan
menjadi lima tahap, yaitu:
1. Imitasi (meniru)
Imitasi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan sederhana dan sama persis dengan yang
dilihat atau diperhatikan sebelumnya. Kata operasionalnya yang digunakan pada tingkatan ini
misalnya mengaktifkan,menyesuaikan,menggabungkan,mengatur,mengumpulkan,menimbang,
memperkecil,membangun,mengubah,membersihkan,memposisikan.
2. Manipulasi
Manipulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan sederhana yang belum pernah dilihat tetapi
berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja. kata kerja yang digunakan pada tingkatan ini antara
lain mengoreksi, mendemonstrasikan, merancang, mencampur, memilah, melatih, memperbaiki,
membuat,menempatkan,mengidentifikasikan,mengisi,memanipulasi,mereparasi.
3. Presisi (Ketetapan)
Kemampuan tingkat presisi adalah kemampuan melakukan kegiatan-kegiatan yang akurat sehingga
mampu menghasilkan produk kerja yang tepat.Kata kerja yang digunakan pada tingkatan hampir sama
dengan kata kerja pada tingkatan manipulasi tetapi dengan control yang lebih dan kesalahan yang
lebih sedikit.
4. Artikulasi
Kemampuan pada tingkat artikulasi adalah kemampuan melakukan kegiatan yang komplek dan tepat
sehingga hasil kerjanya merupakan sesuatu yang utuh. Kata kerja yang digunakan pada tingkatan ini
mengalihkan,mengemas,memutar,menarik,mendorong,memindahkan,mengirim,memproduksi, mengo
perasikan, mencampur,membungkus,menggantikan dan lain-lain.
5. Naturalisasi (pengalamiahan)
Kemampuan pada tingkat naturalisasi adalah kemampuan melakukan kegiatan secara reflek, yakni
kegiatan yang melibatkan fisik saja sehingga efektivitas kerja tinggi. Sebagai contoh apabila siswa
tiba-tiba disuruh oleh gurunya untuk mengambar sebuah organel sel kedepan kelas Sebagai contoh
tanpa berpikir panjang peserta didik dapat mengambar organel sel tersebut dengan bagus.
4.Jenis-jenis Penilaian pendidikan
4.1.Jenis-jenis Penilaian
a.Penilaian sumatif
Tes sumatif adalah jenis Tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran dan dimaksudkan untuk
mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai keseluruhan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Butir soal yang dikembangkan pada tes sumatif harus dapat mengukur ketercapaian
seluruh tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Manfaat dari tes sumatif:
Bagi siswa: Tes sumatif bagi siswa akan dapat mendorong siswa tersebut untuk meningkatkan
prestasi nya. Dengan demikian ia akan berusaha untuk belajar lebih keras agar pada semester
berikutnya prestasinya akan lebih baik dari sekarang.
Bagi guru: Hasil tes sumatif akan menjadi dasar bagi guru untuk memperbaiki proses
pembelajaran yang akan datang.
Bagi orang tua: Orang tua akan memperoleh gambaran tentang prestasi anaknya di sekolah
lewat tes sumatif. Untuk itu maka para guru hendaknya selalu membagikan hasil tes sumatif
kepada siswa agar hasil tersebut dapat disampaikan kepada orang tuanya.
Kepala sekolah: Hasil tes sumatif akan dapat dimanfaatkan oleh kepala sekolah untuk
mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan dalam kurikulum
b.Penilaian formatif
penilaian formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa setelah siswa
menyelesaikan satu bab atau satu unit pembelajaran. Tes formatif tidak dimaksudkan untuk memberi
nilai kepada siswa tetapi hasil tes formatif akan dimanfaatkan untuk memonitor apakah proses
pembelajaran yang baru saja dilaksanakan telah dapat mencapai tujuan pembelajaran atau belum.
Jika dari hasil tes formatif ternyata terdapat sejumlah tujuan pembelajaran yang belum dapat dikuasai
siswa maka guru harus mencari penyebab. Apakah penyebab tersebut karena adanya masalah pada
diri siswa atau karena proses pembelajaran yang membosankan.
Setelah dapat menentukan penyebabnya maka guru harus mengulang kembali proses pembelajaran
tersebut baik itu secara individual atau secara klasikal sampai siswa dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Yang menjadi fokus dalam pelaksanaan tes formatif adalah ketercapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
5.jenis penilaian penempatan dan diagnostic
5.1. Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat
yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan
sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini
berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar
dengan kemampuan siswa, dan penilaian dilaksanakan bilamana ada kebutuhan untuk menempatkan
setiap murid pada program pendidikan / program belajar mengajar yang sesuai dengan
kemampuannya.
Fungsi dan Tujuan Penilaian Penempatan:
Fungsi Penilaian Penempatan yaitu Untuk mengetahui keadaan peserta didik sepintas lalu termasuk
keadaan seluruh pribadinya., peserta didik tersebut ditempatkan pada posisinya. Umapamanya
peserta didik berbadan kecil jangan di tempatkan di belakang, tapi sebaiknya di depan agar tidak
mengalami kesulitan dalam PBM.
Tujuan Penilaian Penempatan yaitu:
a) Untuk menempatkan peserta didik pada tempatnya yang sebenar-benarnya berdasarkan bakat,
minat, kemampuan, kesanggupan, serta keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak
mengalami hambatan dalam mengikuti pelajaran atau setap program bahan yang disajikan guru
b) Memahami kemampuan belajar murid , sehingga dengan pemahaman itu guru dapat
menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat baginya
Aspek-aspek yang dinilai dan waktu pelaksanaan Penilaian Penempatan
Aspek-aspek yang dinilai meliputi keadaan fisik dan psikologi, bakat, kemampuan, pengetahuan,
pegalaman keterampilan, sikap, dan aspek-aspek lain yang dianggap perlu bagi kepentingan
pendidikan peserta didik selanjutnya. Kemungkinan penilaian ini dapat juga dilakukan setelah peserta
didik mengikuti pelajaran selama satu semester, satu tahun sesuai dengan maksud lembaga pendidikan
yang bersangkutan.
Waktu pelaksanaan Penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta didik menduduki kelas
tertentu sewaktu penerimaan murid baru atau setelah naik kelas pada saat memilih jurusan.
Kuesioner langsung
Kuesioner dikatakan langsung jika kuesioner tersebut dikirimkan dan diisi langsung oleh orang yang
akan dimintai jawaban tentang drinya.
Angket Tertutup
Ciri-ciri angket tertutup (skala) adalah sebagai berikut:
a.Angket terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau bisa juga pernyataan yang berisi beberapa
kemungkinan jawaban untuk dipilih.
b.Pengolahan dan analisis kuantitaif akan lebih mudah dilakukan pada hasil angket ini.
c.Peneliti sudah mempunyai asumsi yang kuat bahwa responden mengetahui materi yang
akan disajiakn dalam angket itu.
d.Peneliti mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai sampel yang diteliti sehingga
peneliti akan dapat mengadakan antisipasi terhadap jawaban-jawaban yang mungkin
diberikan.
e.Mudah dilakukan pengolahan datanya.
Angket terbuka.
Dimana tidak terdapat pilihan jawaban sehingga responden haru memformulasikan jawabannya
sendiri.
Ciri-ciri angket terbuka adalah sebagai berikut.
a. Pertanyaan harus dijawab dengan memberikan penjelasan yang mungkin singkat dan
mungkin panjang.
b. Tipe ini digunakan apabila pengetahuan peneliti mengenai sampel sedikit sekali dan berguna
untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang responden atau informasi yang
diinginkan daripadanya.
c. Sukar untuk mengolah dan menganailis hasilnya, yaitu membuat kalsifikasi jawaban-
jawaban.
Angket kombinasi.
Ciri-ciri angket kombinasi, adalah sebagai berikut:
a.Disamping jawaban-jawaban yang tersedia, peneliti masih memberikan kemungkinan untuk
mengisi jawaban yang terbuka.
b. Dapat mengurangi kelemahan-kelemahan masing-masing tipe angket tersebut.
c. Datanya lebih kaya tapi sulit mengolah datanya untuk pertanyaan dengan jawaban terbuka.
Objektif, dilakukan dengan berdasarkan keadaan objek tunggal nyata yang diamati secara
langsung.
Faktual, pengamatan dilakukan sesuai fakta yang berasal dari pengamatan yang telah
dilakukan dan sudah terbukti kebenarannya tanpa ada dugaan yang tidak jelas.
Sistematik, kegiatan observasi dilakukan sesuai metode yang sudah ditentukan dari
awal dan tidak asal-asalan.
1. Skala Likert: digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
2. Skala Guttman: Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat jawaban yang tegas, yaitu ya
atau tidak, benar atau salah, pernah atau tidak, positf atau negatif, dan lain-lain.
3. Skala Thurstone: Skala Thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang
berbentuk skala interval.
4. Semantik Diferensial: Skala diferensial yaitu skala untuk mengukur sikap, tetapi bentuknya
bukan pilihan ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum di mana
jawaban yang sangat positif terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang sangat negative
terletak dibagian kiri garis, atau sebaliknya.
5. Penilaian (Rating Scale): Data-data skala yang diperoleh melalui tiga macam skala yang
dikemukakan di atas adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan
13. Penulisan Butir-Butir Soal Angket, Observasi, Skala Sikap, dan Portofolio
13.1. Teknik Penulisan Butir-butir Angket
13.2. Teknik Penulisan Lembar Pengamatan
14.Kemampuan menulis butir-butir skala sikap dan Kemampuan menulis butir-butir portofolio
14.1. Teknik Penulisan Butir Skala Sikap