Anda di halaman 1dari 28

Konsep dan Pendalaman Materi

Pembelajaran Berorientasi HOTS

WILHELMUS GERI, S.Pd


Pengawas Sekolah Menengah Kab. Kupang
Realita yang Kita Hadapi
• Dunia semakin mengglobal. Small world with high
complexity. Modernity. (perubahan geo-politik, pemanasan global, ledakan pertumbuhan
populasi dunia, perebutan sumber daya alam)
• Terjadi ledakan pertumbuhan di bidang informasi dan
komunikasi (perang tarif di bidang komunikasi, model perangkat HP baru bermunculan setiap hari)
• Banyak pekerjaan-pekerjaan lama (stenografi, reparasi mesin ketik, tukang
patri, dll) hilang digantikan oleh profesi baru (system integrator, genetic
counselor, hairstylist cosmetologist)
• Perbedaan pendapatan antara highly skilled labours dan low
skilled labours semakin lama semakin tajam
Perubahan dalam Pendidikan
• Peran Guru.
Guru tidak lagi memberikan informasi dalam bentuk ceramah dan buku teks. Guru akan
berperan sebagai fasilitator, tutor dan sekaligus pembelajar. Teachers will be engaged in
digital learning environment. How to ensure learners acquire basic technological skills to
learn
• Peran Siswa.
• Siswa tidak perlu lagi menjadi pengingat fakta dan prinsip tapi akan berperan sebagai periset,
problem-solver, dan pembuat strategi. Learners will engage in problems that are context-
dependent, complicated, messy, and reappear in diverse guises.
• Peran materi yang dipelajari.
• Materi tidak lagi berbentuk informasi dalam bidang studi terlepas tapi siswa akan
mempelajari hubungan antar informasi. Dibutuhkan multidisciplinary thinking dan
kemampuan melihat dari beragam perspektif . Memorization and disconnected facts will be
replaced by big-concept thinking, systemic analysis, and model building.
TANTANGAN KITA
Menjadikan siswa kita saat ini menjadi
pemimpin di masa depan

SEKOLAH BISA !!
Kerangka Pengembangan Kurikulum
Kompetensi Abad 21
Kemampuan Belajar Literasi
Kecakapan Hidup
dan Berinovasi Digital

• Berpikir Kritis dan • Literasi • Fleksibilitas dan Adaptabilitas


Penyelesaian Masalah Informasi • Inisiatif dan Mandiri
• Kreativitas dan Inovasi • Literasi Media • Interaksi Lintas Sosial-Budaya
• Komunikasi • Literasi • Produktivitas dan Akuntabilitas
• Kolaborasi Teknologi • Kepemimpinan dan Tanggung
Jawab

Karakter
Ketaqwaan/religius, cinta tanah air, toleran, menghormati keberagaman, jujur, adil,
empati, penyayang, rasa hormat, kesederhanaan, pengampun, rendah hati, integritas,
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, tanggungjawab, kerja keras, sederhana,
berani, peduli dll.

5
Model Guru Profesional abad 21
Kemampuan Dasar

Harus
terintegrasi dan
melekat di
Basis Pengetahuan dalam semua
guru
Pedagogik Personal profesional
Guru Profesional Attributes

Maple Leadership Model

Kepemimpinan Komponen Penting

“EveryTeacher”
Teacher Development Planning Team
June 14, 2008
Pengertian
Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking
Skill (HOTS) adalah proses berfikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun
representasi, mengnalisis, dan membangun hubungan dengan
melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. (Resnick:987)
ASPEK KETERAMPILAN
Sebagai BERPIKIR
TINGKAT TINGGITransfer
Knowledge Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu
kesatuan dalam proses belajar dan mengajar.

Keterampilan yang memiliki keinginan kuat Keterampilan yang dikerahkan dalam memecahkan
untuk dapat memecahkan masalah muncul Keterampilan persamalahan yang muncul, mengambil keputusan,
pada kehidupan sehari-hari Berikir Tingkat menganalisis, menginvestigasi, dan menyimpulkan
TInggi

Sebagai Sebagai
Critical and
Problem Creative
Solving Thinking
1. TRANSFER KNOWLEDGE
1. Ranah Kognitif
a. Dimensi Pengetahuan
Dimensi Defenisi
Pengetahuan
Faktual pengetahuan tentang eleman-elemen terpisah dan memiliki cirinya tersendiri, meliputi
pengetahuan tentang terminology dan detail dan elemen yang lebih spesifik.

Konseptual pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan terorganisasi, mencakup
klasifikasi dan kategori, prinsip, model, dan struktur
Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mencakup pengetahuan dalam
hal keterampilan dan algoritmik, Teknik dan metode, dan model dan struktur.

Metakognitif kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan untuk menilai


kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk mengamati tingkat pemahaman
dirinya, kemampuan meng- gunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan
kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.
b. Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF DEFINISI
C1 Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan
L Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk
C2 O Memahami
komunikasi lisan, tertulis, dan gambar
T
S Menerapkan / Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam situasi yang
C3
Mengaplikasikan tidak biasa
Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan menentukan
C4 Menganalisis bagaimana bagian-bagian itu terhubungkan antarbagian dan ke
struktur atau tujuan keseluruhan
H
Menilai /
C5 O Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau standar
Mengevaluasi
T
Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk
S
Mengkreasi / membentuk keseluruhan secara koheren atau fungsional;
C6
Mencipta menyusun kembali unsur-unsur ke dalam pola atau struktur
baru
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Mengurutkan Mengatur Mengabstraksi
Menyebutkan Menjelaskan Menyimpulkan
Menentukan Menganimasi Mengatur
Menjelaskan Menceritakan Menerapkan Mengumpulkan Menilai Menganimasi
Menggambar Mengkatagorikan Mengkalkulasi Memecahkan Mengarahkan Mengkatagorikan
Mencirikan Memodifikasi Menegaskan Membangun
Membilang Menghitung Menganalisis Memprediksi Mengkreasikan
Merinci
Mengidentifikasi Membangun Menyeleksi Memperjelas Mengoreksi
Mengasosiasikan Mencegah Merinci Merencanakan
Mendaftar Membandingkan
Menugaskan
Menentukan Menominasikan Memadukan
Menunjukkan Menghitung Menggambarkan Mendiagramkan Menafsirkan Mendikte
Memberi label Mengkontraskan Menggunakan Mengkorelasikan Mempertahankan Membentuk
Memberi indeks Menilai Menguji Memerinci Meningkatkan
Menjalin
Melatih Mencerahkan Menanggulangi
Memasagkan Mendiskusikan Menggali Membagankan Mengukur Menggeneralisasi
Membaca Mencontohkan Mengemukakan Menyimpulkan Merangkum Menggabungkan
Menamai Mengemukakan Mengadaptasi Menjelajah Membuktikan Merancang
Mempolakan Menyelidiki Memaksimalkan Membatas
Menandai Mempersoalkan Memerintahkan Memvalidasi Mereparasi
Menghafal Memperluas Mengkonsepkan Mengaitkan Mengetes Membuat
Menyimpulkan Melaksanakan Mentransfer Menyiapkan
Meniru Mendukung
Meramalkan Memproduksi Melatih Memproduksi
Mencatat Memproses Mengedit Memilih Memperjelas
Merangkum
Mengulang Menjabarkan
Mengaitkan Menemukan Memproyeksikan Merangkum
Mereproduksi Menyusun Menyeleksi Mengkritik Merekonstruksi
Menggali Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Meninjau Mengubah Melakukan Mendeteksi Mengarahkan Menyusun
Memilih Mempertahankan Mensimulasikan Menelaah Memutuskan Mengkode
Mentabulasi Mentabulasi Mengukur Memisahkan Mengkombinasikan
Mengartikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Memberi kode Menerangkan Membiasakan Merasionalkan menimbang Mengkonstruksi
Menulis Menafsirkan Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyatakan Memprediksi Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Melaporkan Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Menelusuri Meramalkan Menampilkan
Membedakan
2. Ranah Afektif
Proses Afektif Definisi

Penerimaan adalah semacam kepekaan dalam menerima rangsanagn atau


A1 Penerimaan
stimulasi dari luar yang datang pada diri peserta didik

suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan


A2 Menanggapi dirinya dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan
salah satu cara.
memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan terhadap suatu gejala atau
A3 Penilaian
stimulus tertentu.
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta pemantapan dan prioritas
A4 Mengelola
nilai yang telah dimiliki.

keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang


A5 Karakterisasi
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Menerim Karakterisasi
Merespon Menghargai Mengorganisaikan
a Menurut Nilai
(A2) (A3) (A4)
(A1) (A5)
Mengikuti Menyenangi Mengasumsika Mengubah Membiasakan
Menganut Mengompromikan n Menata Mengubah perilaku
Mematuhi Menyambut Meyakini Membangun Berakhlak mulia
Meminati Mendukung Meyakinkan Membentuk-pendapat Melayani
Melaporkan Memperjelas Memadukan Mempengaruhi
Memilih Menekankan Mengelola Mengkualifikasi
Memilah Memprakarsai Merembuk Membuktikan
Menolak Menyumbang Menegosiasi Memecahkan
Menampilkan Mengimani
Menyetujui
Mengatakan
3. Ranah Psikomotor
Proses Psikomotor Makna
P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang
P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan
cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini,
siswa dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.
P3 Presisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan
produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini
dinyatakan sebagai “tingkat mahir
P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan
situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis
dan konsisten.
P5 Naturalisasi Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah
dan membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada
kategori ini, sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan
keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah
yang lebih efisien).
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali membuat Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menyempurnakan Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melaksanakan Mengkalibrasi koordinat Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengendalikan Mengintegrasikan
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Beradaptasi
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mengembangkan
Menggabungkan Merancang Memutar Merumuskan
Mengatur Melatih Mengirim Memodifikasi master
Mengumpulkan Memperbaiki Memproduksi Mensketsa
Menimbang Memanipulasi Mencampur  
Memperkecil Mereparasi Mengemas
Mengubah Menyajikan
2. Critical dan Creative Thinking
1. Elemen dasar tahapan keterampilan berpikir kritis, yaitu FRISCO.
ELEMEN DEFINISI
F Focus Mengidentifikasi masalah dengan baik
R Reason Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak untuk
disimpulkan seperti yang telah ditentukan dalam permasalahan
I Inference Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan
tersebut harus cukup sampai pada kesimpulan yang sebenarnya
S Situation Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya
Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang digunakan
C Clarity pada argumen sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil
kesimpulan
Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan, diputuskan,
O Overview diperhatikan, dipelajari, dan disimpulkan.

2. Berpikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak


kemungkinan solusi, berbeda, dan bersifat lateral.
3. Problem Solving
1. Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan,
menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus diketahui sebelum digunakan untuk
mendefinisikan masalah sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk
menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi.
2. Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang berhubungan dengan masalah,
memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi dan menyatakan hipotesis yang terkait
dengan masalah.
3. Merencanakan solusi dimana peserta didik mengembangkan rencana untuk memecahkan
masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah, memilih teori prinsip dan
pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan
solusi.
4. Melaksanakan rencana, pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah
ditetapkan.
5. Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah.
6. Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi dibuat,
memperkirakan hasil yang diperoleh ketika mengimplementasikan solusi dan
mengkomunikasikan solusi yang telah dibuat.
Pengertian Berfikir Tingkat Tinggi

Berfikir tingkat tinggi merupakan kemampuan berpikir


yang tidak sekadar mengingat (recall ), menyatakan
kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan
pengolahan (recite)
Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau HIGH ORDER
THINKING SKILL (HOTS) adalah proses berfikir
kompleks dalam menguraikan materi, membuat
kesimpulan, membangun representasi, mengnalisis,
dan membangun hubungan
dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar.
(Resnick:987)
Matrik Kombinasi dimensi pengetahuan dan
proses berpikir (permendikbud
nomor 20 Tahun 2016 tentang SKL)
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Critical and
Creative Thinking

John Dewey mengemukakan bahwa berpikir kritis


secara esensial sebagai sebuah proses aktif,
dimana seseorang berpikir segala hal secara
mendalam, mengajukan berbagai pertanyaan,
menemukan informasi yang relevan daripada
menunggu informasi secara pasif (Fisher,
2009)
BERPIKIR KRITIS merupakan proses dimana
segala pengetahuan dan keterampilan
dikerahkan dalam memecahkan
permasalahan yang muncul, mengambil
keputusan, menganalisis semua asumsi yang
muncul dan melakukan investigasi atau
penelitian berdasarkan data dan informasi yang
telah didapat sehingga menghasilkan informasi
atau simpulan yang diinginkan.
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Problem
Solving

Keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai


problem solving diperlukan dalam proses
pembelajaran, karena pembelajaran yang dirancang
dengan pendekatan pembelajaran berorientasi pada
keterampilan tingkat tinggi tidak dapat dipisahkan
dari kombinasi keterampilan berpikir dan
keterampilan kreativitas untuk pemecahan
masalah.
TERIMA KASIH
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai