Anda di halaman 1dari 26

PENGEMBANGAN

PEMBELAJARAN
BERPIKIR TINGKAT
TINGGI
Tujuan

Merancang pembelajaran berorientasi pada


keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher
Order Thinking Skills)
Skenario
Paparan
Desain Kegiatan
Pengembangan
Pembelajaran
Pengantar (10’) Pembelajaran
Berorientasi HOTS
Berorientasi HOTS
(90’)
(45’)

Simulasi Kegiatan
Pembelajaran
Penguatan (35’)
Berorientasi HOTS
(90’)
Bahan/media

• Buku Pegangan Pembekalan Narasumber


Nasional/Instruktur Nasional
• Bahan Presentasi
• Lembar Kerja
Konsep Dasar (45’)
Pengertian
Keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking
Skill (HOTS) adalah proses berpikir kompleks dalam
menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun
representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan
melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. (Resnick:987)
ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT
TINGGI
Sebagai
Transfer Keterampilan berpikir sesuai dengan ranah
Knowledge kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi
satu kesatuan dalam proses belajar dan
mengajar.

Keterampilan yang dikerahkan dalam


memecahkan permasalahan yang
Keterampilan yang memiliki
muncul, mengambil keputusan,
keinginan kuat untuk dapat
Keterampilan menganalisis, menginvestigasi, dan
memecahkan masalah muncul Berpikir menyimpulkan.
pada kehidupan sehari-hari. Tingkat
Tinggi

Sebagai
Sebagai
Critical and
Problem
Creative
Solving
Thinking
Peta kompetensi keterampilan 4Cs sesuai dengan P21
(Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard )
   
Framework 21st IP-21CSS Aspek
Century Skills
Creativity • Berpikir secara kreatif
Thinking and • Bekerja kreatif dengan lainnya
innovation • Mengimplementasikan inovasi
 
• Penalaran efektif
Critical Thinking
4Cs • Menggunakan sistem berpikir
and Problem
Solving • Membuat penilaian dan keputusan
• Memecahkan masalah
Communication and • Berkomunikasi secara jelas
Collaboration • Berkolaborasi dengan orang lain

Information, Media • Mengakses dan mengevaluasi informasi


and Technology • Menggunakan dan menata informasi
Skills ICTs • Menganalisis dan menghasilkan media
• Mengaplikasikan teknologi secara efektif
 Life and Career   • Menunjukkan perilaku scientific attitude (hasrat ingin tahu,
Skills   jujur, teliti, terbuka dan penuh kehati-hatian)
  Character • Menunjukkan penerimaan terhadap nilai moral yang berlaku di
Building masyarakat
 
  • Menghayati konsep ke-Tuhanan melalui ilmu pengetahuan
Spiritual • Menginternalisasikan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan
Values sehari-hari
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Definisi
Pengetahuan

Faktual pengetahuan tentang elemen-elemen terpisah dan memiliki


cirinya tersendiri, meliputi pengetahuan tentang terminologi dan
detail dan elemen yang lebih spesifik.
Konseptual pengetahuan tentang bentuk yang lebih kompleks dan
terorganisasi, mencakup klasifikasi dan kategori, prinsip, model,
dan struktur
Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, mencakup
pengetahuan dalam hal keterampilan dan algoritmik, teknik dan
metode, dan model dan struktur.
Metakoginitif kesadaran seseorang tentang bagaimana ia belajar, kemampuan
untuk menilai kesukaran sesuatu masalah, kemampuan untuk
mengamati tingkat pemahaman dirinya, kemampuan
menggunakan berbagai informasi untuk mencapai tujuan, dan
kemampuan menilai kemajuan belajar sendiri.
Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF
DEFINISI

C1 Mengingat Mengambil pengetahuan yang relevan dari ingatan


L Membangun arti dari proses pembelajaran, termasuk
C2 O Memahami
komunikasi lisan, tertulis, dan gambar
T
S Menerapkan / Melakukan atau menggunakan prosedur di dalam
C3
Mengaplikasikan situasi yang tidak biasa

Memecah materi ke dalam bagian-bagiannya dan


menentukan bagaimana bagian-bagian itu
C4 Menganalisis
terhubungkan antarbagian dan ke struktur atau tujuan
keseluruhan
H
O Menilai / Membuat pertimbangan berdasarkan kriteria atau
C5
T Mengevaluasi standar
S
Menempatkan unsur-unsur secara bersama-sama
Mengkreasi / untuk membentuk keseluruhan secara koheren atau
C6
Mencipta fungsional; menyusun kembali unsur-unsur ke dalam
pola atau struktur baru
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Menyebutkan Menjelaskan Mengurutkan Mengatur Menyimpulkan Mengabstraksi
Menjelaskan Menceritakan Menentukan Menganimasi Menilai Mengatur
Mengkatagorikan Menerapkan Mengumpulkan Mengarahkan Menganimasi
Menggambar
Mencirikan Mengkalkulasi Memecahkan Memprediksi Mengkatagorikan
Membilang
Merinci Memodifikasi Menegaskan Memperjelas Membangun
Mengidentifikasi Menghitung Menganalisis Menugaskan Mengkreasikan
Mendaftar Mengasosiasikan
Membangun Menyeleksi Menafsirkan Mengoreksi
Membandingkan
Menunjukkan Mencegah Merinci Mempertahankan Merencanakan
Menghitung
Memberi label Menentukan Menominasikan Memerinci Memadukan
Mengkontraskan
Memberi indeks Menggambarkan Mendiagramkan Mengukur Mendikte
Menjalin Menggunakan Mengkorelasikan Merangkum Membentuk
Memasangkan
Mendiskusikan Menilai Menguji Membuktikan Meningkatkan
Membaca Mencontohkan Melatih Mencerahkan Memvalidasi Menanggulangi
Menamai Mengemukakan Menggali Membagankan Mengetes Menggeneralisasi
Menandai Mempolakan Mengemukakan Menyimpulkan Mendukung Menggabungkan
Menghafal Memperluas Mengadaptasi Menjelajah Memilih Merancang
Meniru Menyimpulkan Menyelidiki Memaksimalkan Memproyeksikan Membatas
Mencatat Meramalkan Mempersoalkan Memerintahkan Mengkritik Mereparasi
Mengulang Merangkum Mengkonsepkan Mengaitkan Mengarahkan Membuat
Mereproduksi Menjabarkan Melaksanakan Mentransfer Memutuskan Menyiapkan
Meninjau Menggali Memproduksi Melatih Memisahkan Memproduksi
Memilih Mengubah Memproses Mengedit Menimbang Memperjelas
Mempertahankan Mengaitkan Menemukan Merangkum
Mentabulasi
Mengartikan Menyusun Menyeleksi Merekonstruksi
Memberi kode
Menerangkan Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Menulis Melakukan Mendeteksi Menyusun
Menyatakan Menafsirkan
Mensimulasikan Menelaah Mengkode
Menelusuri Memprediksi
Mentabulasi Mengukur Mengkombinasikan
Melaporkan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Membedakan Membiasakan Merasionalkan Mengkonstruksi
Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Meramalkan Menampilkan
Ranah Afektif

Proses Afektif Definisi


penerimaan adalah semacam kepekaan dalam
A1 Penerimaan menerima rangsanagn atau stimulasi dari luar yang
datang pada diri peserta didik
suatu sikap yang menunjukkan adanya partisipasi
aktif untuk mengikutsertakan dirinya dalam
A2 Menanggapi
fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya
dengan salah satu cara.
memberikan nilai, penghargaan dan kepercayaan
A3 Penilaian
terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu.
konseptualisasi nilai-nilai menjadi sistem nilai, serta
A4 Mengelola
pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimiliki.
keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
Karakterisas
A5 seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian
i
dan tingkah lakunya.
Mengorganisaik Karakterisasi
Menerima Merespon Menghargai
an Menurut Nilai
(A1) (A2) (A3)
(A4) (A5)

Mengikuti Menyenangi Mengasumsikan Mengubah Membiasakan


Menganut Mengompromikan Meyakini Menata Mengubah
Mematuhi Menyambut Meyakinkan Membangun perilaku
Meminati Mendukung Memperjelas Membentuk- Berakhlak
Melaporkan Menekankan pendapat mulia
Memilih Memprakarsai Memadukan Melayani
Memilah Menyumbang Mengelola Mempengaruhi
Menolak Mengimani Merembuk Mengkualifikas
Menampilkan Menegosiasi i
Menyetujui Membuktikan
Mengatakan Memecahkan
Proses Psikomotor
Proses Berpikir Makna
P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang
P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan
produk dengan cara dengan mengikuti petunjuk umum, bukan
berdasarkan observasi. Pada kategori ini, siswa dipandu melalui instruksi
untuk melakukan keterampilan tertentu.
P3 Persisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau
menghasilkan produk dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam
bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan sebagai “tingkat mahir”
P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar
sesuai dengan situasi baru, atau menggabungkan lebih dari satu
keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten.
P5 Naturalisasi Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih
keterampilan dengan mudah dan membuat keterampilan otomatis
dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini, sifat
aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan
keterampilan terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat
menentukan langkah yang lebih efisien).
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)

Menyalin Kembali membuat Menunjukkan Membangun Mendesain


Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menyempurnakan Menggabungkan Mengelola
Mengulangi Melaksanakan Mengkalibrasi koordinat Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengendalikan Mengintegrasikan
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Beradaptasi
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Mengembangkan
Menggabungkan Merancang Memutar Merumuskan
Mengatur Melatih Mengirim Memodifikasi
Mengumpulkan Memperbaiki Memproduksi master
Menimbang Memanipulasi Mencampur Mensketsa
Memperkecil Mereparasi Mengemas  
Mengubah Menyajikan
MENGAMATI

PROSES
SAINTIFIK MENGOMU- MENANYA
DALAM MODELNIKASIKAN
PEMBELAJARA
PROSES
N
SAINTIFIK

MENGUMPULKAN
MENALAR INFORMASI
Model-Model Pembelajaran
1. Model Penemuan/Penyingkapan
a. Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti,
dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Sintak model Discovery Learning:


1)Pemberian rangsangan (Stimulation);
2)Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
3)Pengumpulan data (Data Collection);
4)Pengolahan data (Data Processing);
5)Pembuktian (Verification), dan
6)Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
Model-Model Pembelajaran (2)
b. Inquiry Learning
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam
proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting
waktu yang singkat.
Sintak/tahap model inkuiri meliputi:
1)   Orientasi masalah;
2)   Pengumpulan data dan verifikasi;
3)   Pengumpulan data melalui eksperimen;
4)   Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
5)   Analisis proses inkuiri.
Model-Model Pembelajaran (3)

2. Problem Based Learning (PBL)


Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang
menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu
maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga
bermakna, relevan, dan kontekstual
Sintak model Problem Based Learning :
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Model-Model Pembelajaran (4)
3. Project Based Learning
Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan keaktifan
siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/ mandiri melalui
tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk
untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Sintak PJBL:
1) Pertanyaan mendasar
2) Mendesain perencanaan produk
3) Menyusun jadwal pembuatan
4) Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5) Menguji hasil
6) Evaluasi penglaman belajar
3. Proyeksikan dalam sumbu simetri Kombinasi dimensi
pengathuan dan proses berpikir.
Matrik Sumbu Simetri Kombinasi
METAKOGNIT
IF

PROSEDUR
AL

KONSEPTU
AL
ahun 2016 Tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menangah)

FAKTUAL
ETAHUAN
4. Perumusan Tujuan Pembelajaran dapat dilakukan dengan mengikuti
langkah sebagai berikut.
a. Perhatikan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan yang
menjadi target yang harus dicapai peserta didik.
b.Tentukan tujuan pembelajaran
c. Menggunakan Kata Kerja Operasional agar konsep materi dapat
tersampaikan secara efektif. Gradasi di Identifikasi dari Low Order
Thinking Skill (LOTS) menuju High Order Thinking Skill (HOTS)
5.Merumuskan tujuan pembelajaran, apakah peningkatan kognitif,
psikomotor atau afektif. Perumusan tujuan pembelajaran harus jelas
dalam menunjukkan kecakapan yang harus dimiliki peserta didik.
Tujuan pembelajaran mengisyaratkan bahwa ada beberapa karakter
kecakapan yang akan dikembangkan guru dalam pembelajaran. Selain
itu, tujuan pembelajaran ini juga bertujuan untuk menguatkan pilar
pendidikan.
6. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran berdasarkan model pembelajaran:
a. Pahami CP
b. Pahami TP dan materi pembelajaran yang telah dikembangkan
c. Pahami sintak-sintak yang ada pada model pembelajaran, rumuskan kegiatan
pendahuluan yang meliputi Orientasi, Motivasi, dan Apersepsi
d. Rumuskan kegiatan inti yang berdasarkan pada:
• TP
• Karakteristik peserta didik
• Pendekatan saintifik
• 4C (creativity, critical thinking, communication, collaboration)
e. Rumuskan kegiatan penutup yang meliputi kegiatan refleksi baik individual maupun
kelompok.
• memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
• melakukan kegiatan tindak lanjut
• menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
• Kegiatan penutup dapat diberikan penilaian akhir sesuai TP bersangkutan
f. Tentukan sumber belajar berdasarkan kegiatan pembelajaran
g. Rumusan penilaian (formatif dan sumatif) untuk pembelajaran yang mengaju kepada
TP
Format Desain Pembelajaran berdasarkan Model
Pembelajaran

TP TP SUMBER
PENIL
PENGETA KETERAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BELAJAR/
AIAN
HUAN PILAN MEDIA
    Pendahuluan    
<isi dengan aktivitas detail>

    Inti    
<isi dengan aktivitas detail>

    Penutup    
<isi dengan aktivitas detail>
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai