Anda di halaman 1dari 44

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Penyajian Data

1. Data Informan

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan

metode observasi, wawancara serta dokumentasi. Melalui metode observasi,

peneliti mengumpulkan data dengan cara mengamati dan mencatat fenomena yang

ada melalui penglihatan dan pendengaran pada kegiatan komunikasi pemasaran

obyek wisata museum purbakala Sangiran Kabupaten Sragen. Observasi juga

didukung dengan data-data dokumentasi yang diperoleh peneliti dari obyek wisata

museum purbakala Sangiran Kabupaten Sragen maupun perpustakaan, internet,

dan lain-lain.

Metode pengumpulan data yang lain adalah dengan wawancara, yaitu

melakukan tanya jawab dengan informan. Sesuai dengan metodologi penelitian

yang telah ditentukan, pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling

yang mana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat

dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya

secara dalam. Sehingga diharapkan sampel merupakan informan yang benar-benar

menguasai masalah yang diteliti. Dari penelitian yang dilakukan, maka didapatkan

3 informan dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Sragen yaitu :

1. Sri Wahyuni, SH, MM selaku Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama


commit to user
Pariwisata.

57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58

2. Nunuk Sri Rejeki, MM selaku Kepala Bidang Pengembangan Daya Tarik


dan Sarana Prasarana Pariwisata.
3. Drs.Gunawan Wijanarko,S.Sn selaku Kepala Seksi Promosi dan Usaha
Pemasaran Pariwisata Kebudayaan.

Selain Informan dari Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan


Olahraga Kabupaten Sragen dalam penelitian ini mengambil data dari Pengunjung
obyek wisata museum purbakala Sangiran Kabupaten Sragen yaitu 5 informan.

Tabel 3.1
Data Informan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Sragen

Jenis
Nama Kelam Masa Pendidikan
Informan in Jabatan Kerja Umur Alamat Terakhir
Kepala
Bidang
Sri Promosi dan
Perem 20 Jln.Patimura No Magister
Wahyuni, Kerjasama 49 Tahun
puan Tahun 16 Solo Hukum
SH,MM Pariwisata
Kabupaten
Sragen
Kepala
Bidang
Pengembang
an Daya
Nunuk Sri
Perem Tarik dan 19 Jln.Ahmad Yani Magister
Rejeki,M 52 Tahun
puan Sarana Tahun No 70 Sragen Manajemen
M
Prasarana
Pariwisata
Kabupaten
Sragen
Pengembang
an Daya
Drs.Guna
Tarik
wan Laki- 17 Jln.Yos Sudarso
Pariwisata 49 Tahun Sarjana
Wijanarko Laki Tahun No 14 Sragen
Kebudayaan
,S.sn
Kabupaten
Sragen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59

Tabel 3.2
Data Informan Wisatawan Museum Purbakala Sangiran

Frekuen
Jenis Pekerjaa si Masa Umu Pendidikan
Informan Alamat
Kelamin n Kunjung Kerja r Terakhir
an

Jl.Sam
38
Bambang Laki- 10 Ratulang Sarjana
Pns 3 Tahu
Murcitro Laki Tahun i No.71 Pendidikan
n
Solo

16 Jln.Raji
Andarini Perempu Kelas
Pelajar 2 Tahu man No SMP
Trisnasari an 2 SMA
n 183 Solo

45 Jl.Muwar
Nana Perempu 8 Sarjana
PNS 4 Tahu di No 68
Sukarna an Tahun Pendidikan
n Solo

48 Jl.Yudist
Janu Laki- 12
Swasta 2 Tahu ira No 3 SMA
Iswadi Laki Tahun
n Solo

20 Jl.Coyud
Anom Laki- Mahasis Semest
2 Tahu an No SMA
Prasetya Laki wa er V
n 108 Solo

B. Analisa Data
1. Aktivitas Komunikasi Pemasaran Obyek Wisata Museum Purbakala
Sangiran Kabupaten Sragen
Keberadaan obyek wisata yang berada disuatu tempat atau daerah tidak

akan diketahui secara luas oleh orang atau masyarakat apabila tidak diadakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

60

suatu aktivitas komunikasi pemasaran pariwisata oleh pihak pengelola maupun

pihak-pihak yang terkait. Demikian juga halnya dengan obyek wisata Museum

Purbakala Sangiran Kabupaten Sragen yang sangat membutuhkan adanya

komunikasi pemasaran, terutama untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang

akan mengarah pada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan.

Berdasarkan hasil wawancara, tiga (3) informan mengatakan bahwa

aktivitas komunikasi pemasaran untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ini

sangat penting dilakukan dalam rangka mensosialisasikan museum purbakala

Sangiran dan untuk meningkatkan serta mempertahankan jumlah kunjungan.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Aktivitas komunikasi pemasaran sangat penting dilakukan mas di


museum purbakala Sangiran terutama agar bisa meningkatkan jumlah
kunjungan dan mempertahankan peningkatan kunjungan wisatawan
domestik dan mancanegara. Tujuan utama dari aktivitas komunikasi
pemasaran yang kami lakukan ini mas adalah untuk memperoleh tingkat
kunjungan yang tinggi serta memperoleh target pemasaran yang di
tetapkan oleh pemerintah daerah”.
(wawancara tanggal 4 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Agar keberadaan objek wisata museum purbakala Sangiran diketahui


oleh masyarakat, maka diperlukan adanya aktivitas komunikasi
pemasaran yang rutin dilakukan, mas”.
(wawancara tanggal 5 November 2013).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

61

Hal ini senada dengan hasil wawancara oleh Drs.Gunawan

Wijanarko,S.Sn selaku Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata

Kebudayaan, yang mengatakan:

“Museum purbakala Sangiran meningkatkan aktivitas komunikasi


pemasaran, bukan hanya sebatas mengundang media ketika sedang
mengadakan suatu kegiatan. Museum purbakala Sangiran purbakala
Sangiran menciptakan aktivitas komunikasi pemasaran untuk menjaga
awareness dari masyarakat agar nama museum purbakala Sangiran tetap
terdengar di masyarakat Indonesia dan mancanegara untuk peningkatan
kunjungan wisatawan, mas”.
(wawancara tanggal 5 November 2013).
Kenaikan jumlah pengunjung yang signifikan menjadi suatu titik ukur

bahwa suatu aktivitas komunikasi pemasaran yang telah dilakukan oleh pihak

Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga telah berhasil untuk

mempengaruhi minat masyarakat dan mancanegara untuk datang berkunjung.

Lebih jauh lagi, hal ini juga dapat memberikan suatu asumsi bahwa museum telah

menjadi satu alternatif baru bagi masyarakat untuk menghabiskan waktu

luangnya, sekaligus sebagai tempat dimana mereka dapat memperoleh

pengalaman baru. Kenaikan jumlah pengunjung ini juga dialami oleh museum

purbakala Sangiran, namun bila dikaitkan dengan perkembangan peran edukasi

museum untuk menjangkau semua lapisan masyarakat, serta perlunya

meningkatkan kualitas pemahaman pengunjung terhadap museum, membuat

museum purbakala Sangiran harus memiliki strategi dalam memenuhi kebutuhan

pengunjungnya.

Menurut pengamatan peneliti setelah beberapa kali mengunjungi

museum purbakala Sangiran. Terlihat bahwa jumlah pengunjung obyek wisata

commit
museum purbakala Sangiran cukup to user
banyak khususnya pada saat weekend atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

62

pada hari libur terjadi jumlah peningkatan pengunjung terlihat lebih banyak dari

hari-hari biasa, apalagis setelah diresmikannya bangunan sangiran dome oleh

presiden Republik Indonesia bapak Susilo Bambang Yudoyono.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Jumlah pengunjung di museum purbakala Sangiran setiap bulannya


mengalami kenaikan dan penurunan seperti yang dapat mas lihat dalam
tabel total pengunjung museum purbakala Sangiran.Tabel ini sengaja
dibuat untuk mengetahui perkembangan jumlah wisatawan dari tahun ke
tahun, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, mas”.
(wawancara tanggal 4 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Mengenai target kunjungan wisatawan di museum purbakala Sangiran


ini, kami hanya mengusahakan sebanyak-banyaknya saja. Menurut kami
ini sudah memenuhi target yang ditetapkan oleh daerah dan sesuai
dengan apa yang kita harapkan. Di tahun-tahun berikutnya kami juga
berharap akan semakin bertambah banyak pengunjung yang datang di
museum purbakala Sangiran”. (wawancara tanggal 5 November 2013).
Hal ini senada dengan hasil wawancara oleh Drs.Gunawan

Wijanarko,S.Sn yang menjabat sebagai Kepala Seksi Promosi dan Usaha

Pemasaran Pariwisata Kebudayaan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan

Olahraga, yang mengatakan:

“Peningkatan jumlah pengunjung dari tahun ke tahun ini menandai


ketertarikan masyarakat semakin tinggi untuk memilih tempat wisata
edukasi seperti museum purbakala Sangiran apalagi sejak museum
purbakal sangiran ditetapkan sebagai warisan dunia. Namun dari
commit jenjang
pengunjung, masih didominasi to user para pelajar Selain itu, berbagai
program yang dijalankan pihak museum seperti pameran, sosialisasi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

63

dan pemeliharaan koleksi membuat masyarakat tersadar akan keberadaan


museum purbakala dan semakin tertarik berkunjung ke museum yang
mengoleksi benda-benda purbakala itu”. (wawancara tanggal 5
November 2013).
Peningkatan pengunjung museum purbakala Sangiran dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 3.3

Jumlah Pengunjung Museum Purbakala Sangiran Bulan Januari sampai Desember

tahun 2012

No Bulan Jumlah Pengunjung Pertumbuhan (%)


1 Januari 22.156 -
2 Pebruari 12.533 -43,43
3 Maret 21.901 74,75
4 April 28.455 29,93
5 Mei 25.219 -11,37
6 Juni 24.076 -4,53
7 Juli 22.639 -5,97
8 Agustus 31.618 39,66
9 September 29.299 -7,33
10 Oktober 50.451 72,19
11 November 29.820 -40,89
12 Desember 57.631 93,26
Total 355.798
Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen

Dari tabel diatas bisa dilihat bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung

di museum purbakala Sangiran pada bulan Maret, Oktober. Dan Desember terjadi

pertumbuhan di atas 50% dan bulan April dan Agustus terjadi pertumbuhan di

bawah 50% pada tahun 2012. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari usaha-usaha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

64

yang dilakukan oleh pihak-pihak museum purbakala Sangiran yang terlibat untuk

mempromosikan obyek wisatanya kepada masyarakat luas melalui berbagai

aktivitas komunikasi pemasaran yang telah mereka lakukan.Walaupun museum

purbakala Sangiran sudah di tetapkan Dunia sebagai warisan dunia akan tetapi

museum purbakala Sangiran harus tetap terus berupaya dengan giat melakukan

aktivitas komunikasi pemasaran agar bisa terus meningkatkan serta

mempertahankan jumlah kunjungan tersebut. Aktivitas komunikasi pemasaran

pada obyek wisata museum purbakala Sangiran dilakukan oleh Seksi Promosi dan

Usaha Pemasaran Pariwisata dengan dibantu oleh beberapa orang staff.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku Seksi

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Kegiatan komunikasi pemasaran di museum purbakala Sangiran


diserahkan tugasnya pada Seksi Pemasaran (staf promosi) yang dan
dibantu serta didukung oleh seluruh pegawai disegala lini atau lapisan”.
(wawancara tanggal 4 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Seluruh staf yang ada harus ikut berpartisipasi dalam kegiatan


komunikasi pemasaran, karena pada dasarnya setiap devisi itu memiliki
keterkaitan satu sama lain mas, misalkan saja untuk staf sarana dan
prasarana juga memiliki peranan penting dalam kegiatan komunikasi
pemasaran, dengan sarana dan prasarana yang memuaskan, otomatis
pengunjung akan merasa nyaman dan diharapkan akan melakukan
kunjungan lagi dikemudian hari, dengan begitu diharapkan kunjungan
wisatawan dapat mengalami peningkatan setiap tahunnya”.
(wawancara tanggal 5 November 2013).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

65

Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kebudayaan Kabupaten

Sragen, yang mengatakan:

“Perkembangan metode pemasaran sangat mengedepankan terciptanya


suatu komunkasi yang baik. Dengan adanya komunikasi yang baik, maka
dapat mengambil hati konsumen sehingga akan dengan senang hati
mereka mengunjungi objek wisata museum purbakala Sangiran. Promosi
merupakan faktor penting yang sangat perlu untuk diperhatikan dalam
proses pemasaran”.
(wawancara tanggal 5 November 2013).

Jadi tidak hanya Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata saja

yang mengemban tugas dalam melakukan aktivitas komunikasi pemasaran tetapi

juga seluruh pegawai disegala lapisan. Mereka juga ikut membantu dalam

mempromosikan Museum purbakala Sangiran kepada masyarakat.

Menurut pengamatan peneliti dari hasil wawancara maupun observasi di

lapngan, biasanya mereka membantu mempromosikan museum purbakala

Sangiran dengan cara memberitahukan tentang keberadaan museum purbakala

Sangiran kepada kerabat, teman ataupun masyarakat disekitar tempat tinggal

mereka dan kemudian mengajak mereka untuk datang ke museum purbakala

Sangiran. Selain itu juga dengan cara melayani pengunjung dengan sebaik

mungkin, tidak hanya karyawan dibagian pelayanan pengunjung yang ada di front

desk saja tetapi juga seluruh karyawan dari museum purbakala Sangiran harus

melayani pengunjung sebaik mungkin dengan bersikap ramah dan menyenangkan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

66

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Pelayanan yang prima hanya dapat diberikan oleh petugas museum yang
profesional, yaitu mereka yang selalu berorientasi kepada kepuasan
wisatawan, mas. Untuk dapat menjadi seorang petugas museum yang
profesional, selain harus memiliki pengalaman, juga harus selalu
memiliki kemampuan, baik secara teoritis maupun teknis dalam
pelayanan kepada wisatawan pada umumnya”.
(wawancara tanggal 4 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Seorang petugas museum harus dapat memberi kesenangan atau


kepuasan kepada setiap pengunjung yang datang. Oleh karena itu, untuk
mengetahui keinginan dan selera wisatawan, hendaknya seorang petugas
museum menyatukan pengetahuan, keterampilan, dan perasaannya demi
terciptanya kesenangan yang diinginkan oleh wisatawan yang berkunjung
di museum purbakala Sangiran, mas”.
(wawancara tanggal 5 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kebudayaan Kabupaten

Sragen, yang mengatakan:

“Untuk menjadi seorang petugas musum, harus memiliki ilmu dan


pengetahuan yang menyeluruh tentang berbagai hal yang menyangkut
dunia pariwisata khususnya museum purbakala Sangiran di Sragen.
Seorang petugas museum harus memberikan image yang baik kepada
wisatawan yang datang, mas”.
(wawancara tanggal 5 November 2013).
Dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pengunjung, tentu saja

hal ini sangat membantu dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di

museum purbakala Sangiran. Orang akan semakin banyak yang tahu tentang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

67

keberadaan museum purbakala Sangiran dan ingin berkunjung kesana tidak hanya

sekali saja tetapi berulang-ulang, karena merasa puas dengan pelayanan yang telah

diberikan pihak museum purbakala Sangiran.

Hal ini bertujuan untuk menanamkan image positif kepada para

pengunjung. Pelayanan yang baik diharapkan para pengunjung merasa puas dan

nyaman berada di museum purbakala Sangiran sehingga mereka memutuskan

untuk mengunjungi kembali museum purbakala Sangiran. Seperti yang

diungkapkan oleh salah satu pengunjung yaitu Bambang Murcitro, sebagai berikut

“Salah satunya adalah pelayanan petugas yang bisa dikatakan sudah


maksimal, di objek wisata museum purbakala Sangiran ini tercermin dari
pelayanan petugas yang begitu maksimal memuaskan terhadap
pengunjung, kemudian sarana dan prasarana yang lengkap, mas”.
(wawancara pada tanggal 10 November 2013)

Hal tersebut di atas juga diungkapkan oleh pengunjung lainnya Andarini

Trisnasari yang mengatakan sebagai berikut:

“Objek dan daya tarik wisata memiliki perbedaan yang prinsipil. Produk
usaha pariwisata meliputi keseluruhan pelayanan yang diperoleh,
dirasakan atau dinikmati wisatawan, hal sudah terjadi di museum
purbakala Sangiran, mas”.
(wawancara pada tanggal 10 November 2013).
Hal serupa juga diungkapkan oleh Nana Sukarna salah satu pengunjung

yang mengaku sudah 4 kali datang ke museum purbakala Sangiran, manyatahkan

sebagai berikut:

“Kualitas sangat relative tetapi dalam memberi pelayanan kepada


wisatawan atau berhubungan dengan sikap, kemampuan, dan tingkah
laku petugas museum purbakala Sangiran dalam memberikan pelayanan
baik, mas”.
(wawancara pada tanggal 10 November 2013).
Hal tersebut di atas juga diungkapkan oleh pengunjung lainnya Janu
commit to user
Iswadi yang mengatakan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

68

“Sikap yang menghormati, menghargai, menyambut wisatawan dengan


senyuman dan rasa bersahabat akan membuat wisatawan merasa
diperlakukan seperti keluarga sendiri, hal ini dilakukan di museum
purbakala Sangiran, mas”.
(wawancara pada tanggal 10 November 2013).
Hal tersebut di atas juga diungkapkan oleh pengunjung lainnya Anom

Prasetyo yang mengatakan sebagai berikut:

“Disini tempatnya enak bisa buat menghibur dan dapat pengetahuan juga.
Disini enaknya waktu mengalami kesulitan bisa langsung tanya sama
petugasnya. Jadi langsung ada yang bisa membantu, mas. Petugas
memperlakukan kami dengan baik dan sabar. Ya maklumlah mas, kami
ini kan belum begitu ngerti dengan hal-hal seperti peninggalan
purbakala”.
(wawancara pada tanggal 10 November 2013).

Kemampuan suatu petugas dalam memberikan pelayanan yang

memuaskan pengunjung akan memberikan kesuksesan dalam mencapai

pemasarannya. Kualitas pelayanan yang baik merupakan salah satu yang menjadi

unsur dalam memuaskan pengunjung, kualitas pelayanan dapat memberikan

dorongan kepada pengunjung untuk menjalin hubungan yang baik dengan pihak

pengelola atau petugas. Pada saat ini, kualitas pelayanan dipandang sebagai salah

satu alat untuk mencapai keunggulan kompetitif, karena kualitas pelayanan

merupakan salah satu faktor utama yang menentukan pemilihan produk dan jasa

bagi pengunjung.

Bidang promosi dan kerjasama pariwisata merupakan salah satu bidang

yang ada di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah raga Kabupaten

Sragen. Pembangunan kepariwisataan dilakukan atau azas manfaat,

keseimbangan, kemandirian, kelestarian, berkelanjutan dengan memperhatikan

keanekaragaman, keunikan, kekhasan Budaya dan Alam serta kebutuhan menusia


commit to user
berwisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

69

Sesuai dengan amanah Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 2009

tentang Kepariwisataan bahwa pembangunan kepariwisataan mencakup 4 (empat)

bidang, yaitu:

1. Bidang industri pariwisata.

2. Bidang destinasi pariwisata.

3. Bidang pemasaran pariwista.

4. Bidang kelembagaan pariwisata.

Khusus untuk bidang pemasaran pariwisata merupakan tugas dari bidang

promosi dam kerjasama pariwisata di Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan

Olah raga Kabupaten Sragen. Promosi merupakan salah satu bagian dari

pemasaran itu sendiri. Sedangkan pengertian pemasaran adalah merupakan suatu

proses managerial yang dibangun sebagai penghubung antara usaha pariwisata

dengan, permintaan/kebutuhan konsumen. Promosi merupakan komunikasi antara

organisasi penyelenggaraan pariwisata dengan khalayak/konsumen melalui

pemasaran pariwisata.

Tujuan dari pada pedoman promosi meliputi sebagai berikut:

1. Menyampaikan informasi kepariwisataan.

2. Meningkatkan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.

3. Meningkatkan penerimaan devisa/Pendapat Asli Daerah (PAD).

4. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi

kerakyatan (UKM).

5. Memberikan kepuasan pada wisatawan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

70

Pihak Pengelola museum purbakala Sangiran melalui Kepala Seksi

Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata dan Kepala Seksi Pengembangan Daya

Tarik Pariwisata, Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga

Kabupaten Sragen melakukan berbagai macam bentuk aktivitas komunikasi

pemasaran antara lain :

A. Advertising

Iklan adalah semua bentuk presentasi non personal dan promosi ide,

barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. Ciri-ciri

khusus iklan adalah penampilan publik, daya serap tinggi karena diulang-ulang,

ungkapan perasaan yang jelas, tidak ada hubungan tatap muka. Keuntungan-

keuntungan penggunaan iklan untuk berkomunikasi dengan para pembeli antara

lain: biaya yang rendah per pemasangan, keragaman media (surat kabar, majalah,

TV, radio, surat-surat pos dan iklan di jalanan), pengendalian pemasangan, isi

pesan yang konsisten dan kesempatan untuk mendesain pesan yang kreatif.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Museum purbakala Sangiran menerapkan dua bentuk periklanan yaitu


iklan lini atas (above the line) dan iklan lini bawah (below the line) dalam
melakukan komunikasi pemasaran obyek wisatanya. Tetapi tidak
semuanya dipakai, hanya beberapa media saja yang dipilih. Pemilihan ini
berdasarkan ketersediaan dana serta media yang dirasa paling efektif
untuk beriklan”.
(wawancara tanggal 6 November 2013).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

71

Hal diatas juga diperkuat oleh Ibu Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala

Bidang Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten

Sragen, yang mengatakan:

“Museum purbakala Sangiran kalau iklan above the line, Dinas


Pariwisata, Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sragen pakai
media televisi, koran, radio serta billboard. Kalau yang iklan bellow the
line kami lebih pada pembuatan brosur serta selebaran yang kami
bagikan secara cuma-cuma pada pengunjung. Kami pilih beberapa media
yang kami anggap efisien dan sesuai dengan dana yang kami punya”.
(wawancara tanggal 7 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kebudayaan Kabupaten

Sragen, yang mengatakan:

“Dinas Pariwisata, Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten


Sragen menggunakan beberapa media, diantaranya yaitu televisi, radio,
surat kabar, spanduk, brosur dan lain-lain untuk mempromosikan
Museum purbakala Sangiran. Sebenarnya kalau bisa memilih, kami ingin
pakai media lokal maupun nasional dalam mempromosikannya tetapi hal
ini harus disesuaikan dengan dana yang tersedia”.
(wawancara tanggal 7 November 2013).
Kegiatan periklanan yang dilakukan dalam mempromosikan Musium

purbakala Sangiran antara lain :

1) Kegiatan melalui media elektronik

Televisi merupakan salah satu media yang efektif dalam memberikan

informasi secara luas kepada khalayak. Sejauh ini Musium purbakala Sangiran

telah menjalin hubungan dengan televisi-televisi swasta nasional maupun televisi

lokal.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa: commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

72

“Media televisi kami masih pakai lokal yaitu TATV ini yang untuk iklan,
karena nanti ada beberapa media yang bentuknya tayangan. Jadi mereka
yang ingin menayangkan sendiri, jadi lebih ke publikasi bukan
periklanan”.
(wawancara tanggal 6 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“TATV, kami pakai buat promosi Musium purbakala Sangiran, disini


berupa spot iklan. Terus ada juga televisi-televisi swasta nasional yang
ingin meliput tentang Musium purbakala Sangiran maupun mengadakan
suatu acara dengan mengambil tempat di Musium purbakala Sangiran.
Dengan ini otomatis Musium purbakala Sangiran akan muncul di televisi
tersebut, hal ini tentu saja sangat membantu dalam promosi Musium
purbakala Sangiran ini sendiri”.
(wawancara tanggal 7 November 2013)
Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kebudayaan Kabupaten

Sragen, yang mengatakan:

“Museum purbakala Sangiran selama ini mengiklankan tempat wisatanya


melalui televisi lokal saja yaitu TATV. Iklan tersebut berisi tentang iklan
Musium purbakala Sangiran dengan logonya serta menonjolkan yang di
ikuti dengan gambar-gambar wahana dan fasilitas serta keunggulan-
keunggulan yang dimiliki Musium purbakala Sangiran”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013)

Dalam hal ini Museum purbakala Sangiran sangat diuntungkan karena

tanpa adanya permintaan khusus pada stasiun televisi untuk mempromosikan

Musium purbakala Sangiran, dengan sendirinya mereka datang untuk meliput.

Selain dari acara-acara yang disebutkan diatas adalah jelang siang yang disiarkan

oleh Trans TV yang isinya tentang liputan Musium purbakala Sangiran. Selain itu

juga di SCTV dalam program liputan 6 yang juga menayangkan tentang Musium
commit to
purbakala Sangiran sebagai tempat user pendidikan dengan berbagai
wisata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

73

keunggulannya yang bisa menjadi salah satu alternatif wisata yang menarik bagi

keluarga.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengunjung Bambang

Murcitro, sebagai berikut :

“Hampir semua televisi nasional sudah pernah memuat Musium


purbakala Sangiran tapi bentuknya lebih ke publikasi seperti Trans 7
yang hampir semua acara sebagai liputan atau sebagai pinjam tempat
buat background suatu acara”.
(wawancara pada tanggal 10 November 2013).
Hal tersebut di atas juga diungkapkan oleh pengunjung lainnya Andarini

Trisnasari yang mengatakan sebagai berikut:

“Saya pernah liat liputan tentang Museum purbakala Sangiran saat


nonton jelang siang di trans TV, di Trans 7 saya juga sering melihatnya
di beberapa acara, setelah liat itu saya tertarik ingin mengunjungi
Musium purbakala Sangiran”.
(wawancara pada tanggal 10 November 2013).

Selain dengan melalui media televisi, Museum purbakala Sangiran juga

melakukan Promosi melalui media Radio, saluran radio yang mereka percaya

efektik dan gunakan diantaranya adalah Radio SoloPos FM serta Radio RRI

Surakarta untuk mengiklankan Musium purbakala Sangiran

maupun acara-acara yang akan diadakan di Museum purbakala Sangiran. Hal ini

dilakukan untuk mendukung proses penyebaran pesan tentang acara-acara yang

diadakan di Musium purbakala Sangiran serta lebih memperkenalkan Musium

purbakala Sangiran kepada Khalayak.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

74

“Untuk iklan di radio, kami pakai Radio SoloPos FM dan RRI Surakarta.
Selain itu juga ketika kami mengadakan suatu event atau pihak lain
mengadakan event dengan meminjam tempat di Musium purbakala
Sangiran, dan ada stasiun radio yang meliput event tersebut, maka
melalui hal ini nama Musium purbakala Sangiran juga otomatis masuk ke
siaran acara Radio tersebut. Hal ini tentu saja menguntungkan bagi
Musium purbakala Sangiran terutama dalam hal promosi”.
(wawancara pada tanggal 6 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Radio SoloPos FM dan RRI Surakarta terus pas kontes robot juga pake
radio Swaragama buat ngiklanin acaranya. Kami pakai lokal karena
budget kami terbatas jadi ya harus liat-liat dulu media mana yang paling
efektif dan disesuaikan dengan budget”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kebudayaan Kabupaten

Sragen, yang mengatakan:

“Pakai media radio SoloPos FM dan RRI Surakarta untuk


mempromosikan musium purbakala Sangiran tentang keberadaan obyek
wisata”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Dilihat dari kegiatan promosi melalui televisi, media tersebut jelas efektif

karena televisi tidak hanya menyampaikan pesan melalui suara tetapi juga

tampilan sehingga membuat orang ingin tahu tentang keberadaan obyek wisata

tersebut dan tertarik untuk mengunjunginya. Akan tetapi jika kegiatan tersebut

tidak dilakukan secara rutin, maka hal ini bisa membuat orang melupakannya.

Sedangkan melalui radio, menurut pengamatan peneliti hal ini hampir

sama dengan televisi yang sifatnya hanya sepintas lalu. Begitu sampai ditelinga
commit to user
pendengar dan atau muncul dilayar, saat itu pula siarannya hilang lagi. Apalagi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

75

jika penyampaian pesannya tidak begitu menarik. Hal ini akan membuat orang

mudah melupakan keberadaanya, sehingga perlu penyajian iklan yang semenarik

mungkin yang bisa membuat orang tertarik untuk mendengarkannya serta

mendapat dorongan untuk mengikuti apa yang dianjurkan dalam iklan tersebut.

2) Media luar ruang

Pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen juga menggunakan media

luar ruang yaitu out door dalam aktivitas komunikasi pemasarannya. Media ini

dipilih karena tingginya eksposure berulangkali yang diasumsikan akan

memberikan keuntungan dan terjangkaunya pasar sasaran. Promosi yang

dilakukan melalui media luar ruang berupa spanduk, baliho yang mempunyai

titik-titik sendiri.

Menurut pengamatan peneliti spanduk yang dibuat Dinas Pariwisata

Kabupaten Sragen berisi tentang Tulisan serta Logo musium purbakala Sangiran

maupun lokasinya dengan background pintu masuk dari musium purbakala

Sangiran. Selain itu juga menonjolkan sebagai tempat wisata yang mencerdaskan

dan menyenangkan. Sedangkan untuk spanduk yang mengiklankan event berisi

tentang nama event tersebut, tempat dan waktu kapan akan diadakanya, contact

person, serta pihak-pihak yang mensponsori acara tersebut.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Baliho bisa kita lihat di pintu masuk bagian depan musium purbakala
Sangiran serta di bagian samping musium purbakala Sangiran. Daerah ini
sudah termasuk kawasan yang strategis jadi kami pasang baliho disini
commit purbakala
untuk mempromosikan musium to user Sangiran”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

76

(wawancara pada tanggal 6 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Pemasangan baliho dan spanduk dilakukan untuk kepentingan promosi


museum Sangiran dan juga event-event yang akan diadakan di musium
purbakala Sangiran. Bentuk promosi seperti ini sangat bermanfaat dalam
memberikan informasi kepada khalayak tentang program-program event
yang akan diadakan di musium purbakala Sangiran sehingga
pemasangannya pun harus ditempat-tempat yang strategis agar mudah
dilihat oleh orang banyak”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kebudayaan Kabupaten

Sragen, yang mengatakan:

“Untuk pemasangan baliho dan spanduk kita pasang ditempat-tempat


strategi mas semisal depan sekolahan yang favorit, Perempataan atau
pertigaan yang ramai di lewati orang”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Dalam pemasangan spanduk maupun baliho ini, ditempatkan diruas-ruas

jalan yang dianggap strategis sehingga memungkinkan untuk bisa dilihat khalayak

sasaran.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

77

Gambar III.1

Gambar 3.1.
Baliho Situs Manusia Purbakala Sangiran
Foto diambil tanggal 21 September 2012

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

78

Petunjuk Jalan

Petunjuk jalan yang dipasang oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen

cukup banyak di temui di sekitar Kabupaten Sragen menuju Museum Purbakala

Sangiran. Penunjuk jalan yang berukuran kira-kira 0.4m x 1m ini berwarna coklat

sangat mudah ditemukan di beberapa daerah di antaranya : Kecamatan Sidoharjo,

Kecamatan Masaran, Kecamatan Plupuh, Kecamatan Gemolong, dan Kecamatan

Kalijambe. Informasi yang diberikan sangat jelas dan mudah dimengerti oleh

masyarakat.

Gambar 3.2 Foto Penunjuk Arah


Foto diambil tanggal 30 Juni 2012

3) Pembuatan Booklet

Pembuatan booklet yang memiliki 39 halaman dan menggunakan 2

bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ini dilakukan dengan maksud

untuk memperkenalkan kepada masyarakat dalam maupun luar negeri tentang


commit to
sejarah terbentuknya Museum Purbakala user
Sangiran, koleksi-koleksi yang dimiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

79

Museum Purbakala Sangiran, sampai fasilitas-fasilitas yang ada di sana. Menurut

pengamatan penulis, booklet ini cukup menarik untuk dibaca. Buku tersebut juga

lumayan menarik masyarakat untuk mengetahui tentang sejarah Museum

Purbakala Sangiran.

Gambar 3.3 Foto Booklet


Dok. Dinas Pariwisata Sragen

4) Bentuk cetakan
Periklanan yang dilakukan musium purbakala Sangiran juga dalam

bentuk penyebaran brosur maupun selebaran dan lain-lain. Pembuatan brosur

dilakukan oleh pihak Dinas Pariwisata sendiri melalui Pengembangan Daya Tarik

Pariwisata.

Menurut pengamatan peneliti ada beberapa bentuk brosur maupun

selebaran yang dibuat oleh Pengembangan Daya Tarik Pariwisata musium


commit to user
purbakala Sangiran antara lain brosur tentang isinya berbagai zonasi dan fasilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

80

yang dimiliki oleh musium purbakala Sangiran yang dilengkapi dengan gambar-

gambar penunjangnya beserta sedikit keterangan tentang gambar tersebut. Selain

itu juga dilengkapi dengan identitas Obyek Wisata musium purbakala Sangiran

meliputi keterangan lokasi, visi dan misi, motto, serta tujuan.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Dinas Pariwisata buat brosur, leaflet, selebaran semuanya kita buat


sendiri ya ini menjadi salah satu tugas Seksi Pengembangan Daya Tarik
Pariwisata. Ini semua ditujukan lebih pada pengunjung, kalo pas travel
dialog kita juga membawanya untuk disebarkan. Jadi ini lebih pada
pemasaran kami sehari-hari”.
(wawancara pada tanggal 6 November 2013)

Gambar 3.4 Foto Brosur


commit to user
Dok. Dinas Pariwisata Sragen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

81

Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Dinas Pariwisata juga buat beberapa brosur tentang musium purbakala


Sangiran. Brosur musium purbakala Sangiran ini nantinya akan di
bagikan kepada pengunjung yang membutuhkan informasi tentang
musium purbakala Sangiran”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013)
Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko ,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen, yang

mengatakan:

“Biasanya brosur akan diberikan secara cuma-cuma kepada pengunjung


yang datang ke musium purbakala Sangiran dan membutuhkan informasi
tentang obyek wisata Sangiran”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013)

Dinas Pariwisata mencetak leaflet berguna untuk menginformasikan

sedikit sejarah Museum Purbakala Sangiran, informasi tiket, dan terdapat juga

informasi rute jalan menuju Museum Purbakala Sangiran. Leaflet yang memiliki 4

muka ini, menurut penulis leaflet ini sudah cukup menarik tampilannya dan

mudah dimengerti oleh masyarakat luas.

Dalam brosur juga disebutkan mengenai waktu pelayanan musium

purbakala Sangiran serta keterangan mengenai prosedur pendaftaran kunjungan

rombongan. Mempermudah wisatawan untuk menuju lokasi musium purbakala

Sangiran, maka dalam brosur tersebut juga disertai dengan peta sebagai petunjuk

lokasi wisata serta pilihan transportasi umum yang bisa digunakan menuju ke

commit to user
lokasi musium purbakala Sangiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

82

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan terdiri dari semua kegiatan pemasaran yang mencoba

merangsang terjadinya aksi pembelian suatu produk yang cepat atau terjadinya

pembelian dalam waktu yang singkat. Aktivitas ini dilakukan dengan berbagai

cara antara lain pemberian diskon, undian berhadiah, pemberian souvenir,

pengadaan pameran dan lain-lain.

Promosi penjualan yang dilakukan pihak Dinas Pariwisata untuk

musium purbakala Sangiran bisa dilakukan secara rutin maupun sewaktu-waktu.

Dengan biaya yang diperlukan relatif lebih rendah dibandingkan kegiatan

periklanan. Pihak Dinas Pariwisata untuk musium purbakala Sangiran melakukan

promosi penjualan dengan cara memberikan harga rombongan untuk anak-anak

sekolah serta layanan pemandu wisata.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Promosi penjualan, kami hanya memberikan harga rombongan bagi


anak-anak sekolah. Untuk selebihnya misalnya pemberian diskon pada
hari libur, kami tidak bisa memberikannya karena persoalan harga tiket
sudah ditetapkan dalam peraturan Bupati, sehingga yang kita jadikan
strategi adalah bagaimana caranya kita mengeluarkan harga diskon yang
sesuai dengan ketentuan yang berlaku”.
(wawancara pada tanggal 6 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Dinas Pariwisata juga bekerjasama dengan biro travel atau agen wisata,
commit mereka
karena tidak bisa dipungkiri to user juga sangat membantu dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

83

mempromosikan musium purbakala Sangiran. Ya meskipun kerjasama


ini sampai sekarang hanya semacam insentif saja misalnya dengan
memberikan 1 buah tiket gratis untuk masuk ke museum purbakala
Sangiran, apabila mereka membawa rombongan minimal berjumlah 50
orang”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko ,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen, yang

mengatakan:

“Meskipun harga tiket sudah cukup terjangkau. musium purbakala


Sangiran masih memberikan tarif tiket rombongan untuk lebih
meringankan harga tiket masuk ke musium purbakala Sangiran.
Rombongan yang mendapat tarif tiket rombongan adalah guru dan siswa
dengan minimal jumlah rombongan 20 orang”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).
Museum purbakala Sangiran juga menyediakan beberapa staf pemandu

baik yang bertugas dimasing-masing area yang memerlukan penjelasan maupun

pemandu yang sengaja disediakan untuk memandu dan menemani berkeliling

musium purbakala Sangiran apabila rombongan tersebut menghendaki untuk di

pandu. Selain itu terkadang musium purbakala Sangiran juga memberlakukan

harga anak untuk semua usia tetapi hanya pada saat-saat tertentu saja bila ada

program-program tertentu yang bekerjasama dengan pihak ketiga.

3. Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat (humas) adalah fungsi manajemen yang

mengevaluasi publik, memperkenalakn berbagai kebijakan dan prosedur dari

suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan dalam

membuat perencanaan, dan melaksanakan suatu program kerja dalam upaya

memperoleh pengertian dan pengakuan publik.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

84

Pada dasarnya tujuan umum dari program kerja dan berbagai aktivitas

Public Relation adalah cara menciptakan hubungan harmonis antara

organisasi/perusahaan yang diwakilinya dengan publiknya atau stakeholder

sasaran khalayak yang terkait. Hasil yang diharapkan adalah terciptanya citra

positif (good image), kemauan baik (good will), saling menghargai (mutual

appreciation), saling timbul pengertian (mutual understanding), toleransi

(tolerance) antara kedua belah pihak.

Dalam menjalankan kegiatan pemasaran, Dinas Pariwisata, Kebudayaan,

Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Sragen melakukan fungsi hubungan

masyarakat (public relation) sebagai berikut :

a. Hubungan dengan karyawan

Hubungan dengan karyawan (employee relations) seorang public relation

harus mampu berkomunikasi dengan segala lapisan karyawan baik secara formal

maupun informal untuk mengetahui kritik dan saran mereka sehingga bisa

dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dalam organisasi

atau perusahaan.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Seorang public relation harus mampu menjembatani komunikasi antara


pimpinan dan karyawan. Karena dengan diadakan program hubungan
dengan karyawan diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif yaitu
karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pimpinan perusahaan,
mas. Sehingga dapat menciptakan rasa memilki, motivasi, kreativitas dan
ingin mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin”. (wawancara pada
tanggal 6 November 2013).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

85

Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Kegiatan public relations untuk memelihara hubungan, khususnya


antara manajemen dengan para karyawannya. Hubungan ini dalam
rangka kepegawaian secara formal. Misalnya, pertemuan-pertemuan
berkala, dimana pimpinan dan karyawan bisa saling berbagi tentang
kegiatan kerja dan mencari solusi atas kendala-kendala yang dihadapi
dan mengemukakan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai, mas”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko ,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen, yang

mengatakan:

“Seorang public relations haruslah berkomunikasi secara langsung


dengan karyawan, ia harus senantiasa mengadakan kontak pribadi
(personal contact), misalnya, hiburan dan darmawisata untuk meredakan
ketegangan selama bekerja dan memupuk keakraban serta setia kawan,
itu juga dilakukan dinas pariwisata ini mas”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).
Peran seorang public relations sangat dibutuhkan dalam sebuah

organisasi atau perusahaan. Public relations adalah sebagai Jembatan antara

perusahaan dengan publik atau antara manajemen dengan karyawannya agar

tercapai saling pengertian antara kedua belah pihak. Public relations bertindak

sebagai komunikator ketika manajemen berhubungan dengan para karyawan.

b. Hubungan dengan media

Dalam menjalankan kegiatannya, public relations sangat berkaitan

dengan media. Hubungan ini lebih dikenal dengan media relations, yakni

menjalin hubungan baik dengan pihak media massa dalam hal ini diwakili oleh

para wartawan atau jurnalis. commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

86

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Public relations sangat penting perannya dalam menjalin hubungan


dengan media. Artinya, hubungan dengan media sangat penting
dilakukan untuk menunjang keberhasilan kegiatan public relations.
Hubungan dengan media dapat terjalin dengan efektif, apabila hubungan
tersebut memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak”.
(wawancara pada tanggal 6 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Hubungan yang dibina antara public relations dengan media dilakukan


secara terus menerus agar kedua belah pihak dapat saling bersinergi bagi
kemajuan bersama. Public relations yang mampu memanfaatkan media
massa sebagai sarana dalam membangun reputasi dan publisitas yang
bertujuan untuk membangun image positif ke masyarakat, mas”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko ,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen, yang

mengatakan:

“Public relations dengan pers dapat dikembangkan atas dasar saling


ketergantungan dan saling membutuhkan yang sesuai koridor
transparansi informasi. Disatu sisi media yang diwakili oleh wartawan
mendapatkan informasi yang menarik, dan disisi lain perusahaan dapat
mencapai tujuannya, yaitu dalam menyebarkan informasi berharga
kepada publik yang luas melalui media massa, mas”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Kegiatan media relations yang dilakukan public relations melalui

hubungan media harus memilikicommit


nilai to user agar wartawan
berita, yang meliput
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

87

kegiatan media relations yang dilakukan public relations dapat memuat kegiatan

tersebut di medianya. Pendekatan media relations yang dilakukan oleh sebuah

perusahaan berpengaruh kepada publisitas perusahaan yang mana dapat

membentuk citra positif perusahaan. Apabila pendekatan yang dilakukan oleh

perusahaan kepada media baik, maka publisitas yang didapat perusahaan dan citra

perusahaan dimata publik juga baik. Begitupun sebaliknya, apabila pendekatan

yang dilakukan oleh perusahaan kepada media buruk, maka publisitas yang

didapat perusahaan dan citra perusahaan dimata publik juga buruk.

c. Hubungan dengan masyarakat

Hubungan masyarakat dimaksudkan untuk menjalin hubungan baik

dengan masyarakat tempat menjalankan usaha bisnis. Selain perlu menjalin

hubungan baik dengan masyarakat sekitar perlu juga menjalin hubungan baik

kepada masyarakat luas pada umumnya. Jika sebuah usaha bisnis memiliki

hubungan baik dengan masyarakat setempat pastinya usaha bisnis tersebut

menjadi lebih lancar karena penduduk sekitar mendukung keberadaan bisnis itu,

bayangkan saja jika pemilik usaha bisnis tidak akur dengan masyarakat setempat

pastinya pemilik usaha itu sendiri yang bakalan repot.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Museum purbakala Sangiran ini ada di sekitar pemukiman penduduk,


karena kita bukanlah penduduk asli ditempat itu dan kitapun enggan
untuk bersosialisasi, pastinya museum purbakala Sangiran akan susah
berkembang karena penduduk sekitar kurang merespon, mas. Lain halnya
jika kita berlaku ramah kepada masyarakat setempat, pasti museum
commit
purbakala Sangiran menjadi lebihtomudah
user berkembang”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

88

(wawancara pada tanggal 6 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Mengadakan kontak sosial dengan kelompok masyarakat tertentu guna


menjaga hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang
diwakilinya. Public relations harus membuat program-program yang
ditujukan untuk menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat
sekitarnya, mas”. (wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko ,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen, yang

mengatakan:

“Respon yang timbul di kalangan masyarakat umpan balik dari infornasi


yang harus mendapat perhatian sepenuhnya. Respon masyarakat dapat
berbentuk saran, pendapat, kritik, keluahan, dan pernyataan. Semua
respon itu harus disaring agar dapat dipergunakan untuk memperbaiki
kegiatan dalam rangka memenuhi harapan masyarakat, mas”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).
Public relations dalam rangka mengatur dan memelihara hubungan baik

dengan masyarakat setempat, yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan

perusahaan. Yang dimaksud dengan community disini adalah masyarakat sekitar

atau masyarakat setempat.

d. Hubungan dengan pihak swasta

Pengunjung menyaksikan diorama koleksi museum manusia purba

Sangiran yang terpajang di lantai 2 Mall Ambarrukmo Plaza Yogyakarta. Dari

tanggal 29 November hingga 2 Desember 2012 para pengunjung Mall

Ambarrukmo Plaza Yogyakarta (Amplaz) akan dipamerkan berbagai koleksi


commit
benda purbakala dan fosil manusia to user
purba koleksi dari museum manusia purba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

89

Sangiran yang terletak di Sragen, Jawa Tengah dalam rangkaian pameran road

show museum manusia purba Sangiran di 5 Kota. Yogyakarta menjadi kota ketiga

setelah sebelumnya pameran diadakan di Jakarta dan Bandung. Selanjutnya akan

diteruskan ke Surabaya pada tanggal 6 sampai 9 Desember 2012 di Grand City

Mall, dan di kota Denpasar pada tanggal 13 sampai 16 Desember 2012 di

Discovery Shopping Mall.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Dalam rangkaian pameran di lima (5) kota ini Mall dipilih sebagai
venue pameran karena dianggap lebih efektif menyampaikan pesan
pameran sebagai media sosialisasi dan publikasi koleksi dan keberadaan
museum manusia purba yang ada di Sangiran. Mall itu tempatnya orang
dari berbagai kalangan dan usia datang, berkumpul, berbelanja, dan
jalan-jalan. Jadi kami tidak perlu sewa gedung khusus untuk pameran dan
mengundang masyarakat untuk datang, mas”. (wawancara pada tanggal 6
November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan fosil koleksi Museum


Sangiran sekaligus menyebarkan pengetahuan kepada masyarakat
tentang evolusi manusia dan budayanya. Sekitar 30 koleksi dari sekitar
30 ribu koleksi musem Sangiran dipamerkan selama 4 hari. Selain
belanja dan jalan-jalan di mall, masyarakat khususnya generasi muda
juga dapat menambah pengetahuan mereka tentang evolusi manusia
purba dan koleksi Museum Sangiran yang telah ditetapkan UNESCO
sebagai warisan budaya dunia ini”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

90

Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko ,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen, yang

mengatakan:

“Selain memamerkan koleksi fosil berbagai binatang seperti moluska,


gajah purba, dan homo erectus yang hidup antara 1,2 juta hingga 400 ribu
tahun yang lalu tersebut, pameran ini juga akan dimeriahkan dengan talk
show dan lomba mewarnai untuk anak yang diselenggarakan pada hari
Sabtu dan Minggu tanggal 1 sampai 2 Desember 2012. Diharapkan
kegiatan ini dapat menambah minat generasi muda terhadap sejarah
evolusi sekaligus meningkatkan angka kunjungan ke museum manusia
purba Sangiran, mas”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Gambar 3.5 Foto Pameran Ambarukma Plaza Yogyakarta


29 Nov-2 Des 2012
Dok. Dinas Pariwisata Sragen

e. Hubungan dengan pemerintah


Tidak dapat dipungkiri bahwa fungsi dan peranan public relations

dianggap sebagai ujung tombak individu atau perusahaan yang berhadapan

langsung dengan pemerintah, baikcommit to user


yang bersentuhan langsung maupun yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

91

dengan kepentingan-kepentingan terhadap perusahaan. Terhadap pemerintah yang

tidak bersentuhan langsung pun tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti

sebuah informasi akan sampai di benak mereka.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Hubungan yang baik dengan pemerintah bisa memudahkan perusahaan


dalam menyesuaikan kebijakan yang akan diambil dengan kebijakan-
kebijakan pemerintah, sehingga kebijakan tersebut terwujud sesuai
dengan aturan pemerintah dan tidak melanggar hukum”.
(wawancara pada tanggal 6 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Prinsip dalam pengembangan hubungan dengan pemerintah dapat


memberikan gambaran kepada kita mengenai kegiatan-kegiatan yang
dapat dilakukan public relations untuk dapat memenuhi kebutuhan
kelompok lembaga atau Instansi Pemerintah lainnya, diantaranya: a)
menjalin hubungan baik dengan birokrat dan politisi. b) melakukan
fungsi intelejen pada kebijakan dan kegiatan pemerintahan. c)
menyiapkan pernyataan sikap lembaga atau pimpinan atas isu-isu
penting”. (wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko ,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen, yang

mengatakan:

“Prinsip utama pengembangan hubungan antar lembaga adalah sinerji


dan keterpaduan arus informasi dan komunikasi untuk mendapatkan
pemahaman bersama serta keterpaduan tindakan dalam menghadapi
masalah bersama”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

92

Salah satu kegiatan eksternal public relations yang berhubungan dengan

pemerintah yang sangat perlu dilakukan untuk kelangsungan masa depan

perusahaan karena dengan public relations perusahaan dapat memprediksi

kebijakan-kebijakan apa saja yang perlu di antisipasi ketika pemerintah

mengambil keputusan. Pemerintah adalah pihak yang memegang kendali maka

dengan mudah dapat memperlancar atau juga sebaliknya dapat memperlambat

proses bisnis.

Kerjasama yang terjalin dengan Pemerintah Antara Lain :

a) Travel Dialog

Untuk Lebih Memberikan Awarness kepada Masyarakat serta

Pemerintahan Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah raga Kabupaten

Sragen rutin melakukan kegiatan ini dalam setahun minimal dua kali dengan

tujuan kota dan provinsi di Indonesia.

cp

Gambar 3.6 Foto Pameran Travel Dialog di Sleman 4 Oktober 2012


Dok Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

93

Gambar 3.7 Foto Pameran Travel Dialog di Malang 18 September 2012


Dok. Dinas Pariwisata Sragen

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Setelah melakukan perjalanan dialog pasar wisata/travel dialog ke 2


kota Malang pada tanggal 18 September 2012 dan di kota Sleman pada
tanggal 4 dan 12 Oktober 2012 banyak hal yang telah dilakukan oleh
Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah raga Kabupaten Sragen
bersama peserta Travel Dialog yang berasal dari pengelola obyek Wisata
yang ada di Sragen, salah satunya musium purbakala Sangiran untuk
memasarkan potensi wisata yang ada di Kabupaten Sragen”.
(wawancara pada tanggal 6 November 2013).

Melalui travel dialog diharapkan dapat memperkecil kesenjangan antara

harapan wisatawan yang diwakili oleh motivator pasar dengan pengalaman yang

selama ini dirasakan ataupun belum dirasakan tetapi mereka memperoleh

informasi dari wisatawan yang pernah berkunjung ke Kabupaten Sragen.


commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

94

4. Penjualan Personal (personal selling)


Personal selling atau penjualan personal merupakan kegiatan yang

penting, khususnya dalam komunikasi pemasaran bidang jasa. Hal ini dikarenakan

terjadi sebuah proses komunikasi secara langsung antara individu selaku penjual

jasa kepada pelangganya atau calon konsumen. Secara langsung, penjual jasa

dapat melakukan tindakan persuasif terhadap calon konsumennya.

Pihak pengelola musium purbakala Sangiran, sebagai salah satu obyek

wisata. Dalam setiap kesempatan, Pihak pengelola musium purbakala Sangiran

melibatkan masing-masing/orangnya untuk mempromosikan musium purbakala

Sangiran kepada pengunjung.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Penjualan personal (personal selling) yang dilakukan musium purbakala


Sangiran adalah dengan melayani orang yang datang ke musium
purbakala Sangiran, baik mereka yang ingin meminta informasi maupun
ingin menyewa tempat dan lain-lain”.
(wawancara pada tanggal 6 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Personal selling, sejauh ini kami lebih kepada pelayanan pengunjung,


atau bisa disebut kami melayani pengunjung yang secara langsung
meminta informasi atau keterangan di musium purbakala Sangiran
misalnya saja mereka ingin mengetahui tentang prosedur kunjungan bagi
rombongan maupun menyewa tempat untuk mengadakan suatu acara
atau dijadikan tempat untuk usaha dan lain-lain”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

95

Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko ,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen, yang

mengatakan:

“Personal selling juga dilakukan pada waktu mengikuti kegiatan travel


dialog, dalam kegiatan ini wakil dari obyek wisata musium purbakala
Sangiran berkomunikasi secara langsung kepada calon konsumen untuk
mempromosikan obyek wisatanya”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

5. Pemasaran Langsung (direct marketing)

Kegiatan pemasaran langsung (direct marketing) yang dilakukan oleh

musium purbakala Sangiran adalah lebih kepada event-event program yang harus

didukung oleh Dinas Pariwisata untuk museum purbakala Sangiran.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen,

berpendapat bahwa:

“Sampai sekarang direct marketing yang kami lakukan memang baru


pada event-event program yang harus kami support. Ini bentuknya nanti
adalah penyebaran proposal. Jadi penyebaran proposal ini memang baru
untuk event-event yang besar saja tapi kedepannya tidak menutup
kemungkinan kami akan menyasar ke area-area yang disewakan untuk
mencari peminat untuk melihat langsung di musium purbakala Sangiran”.
(wawancara pada tanggal 6 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan:

“Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen juga buat semacam proposal


kerjasama, proposal ini lebih kepada pengembangan contain dari musium
purbakala Sangiran ini sendiri. Nantinya proposal kerjasama ini akan
disebar untuk pihak-pihakcommit
swastatoagar
usermau bekerjasama dengan musium
purbakala Sangiran. Biasanya penyebaran ini juga diikuti dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

96

penyebaran brosur agar lebih mudah dalam memberikan informasi


tentang musium purbakala Sangiran kepada mereka”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).
Hal diatas juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko ,S.Sn selaku

Kepala Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen, yang

mengatakan:

“Museum purbakala Sangiran merupakan tempat yang tempat untuk


melakukan perjalanan kembali ke masa pra sejarah. Banyak hal yang bisa
dipelajari di situs ini, antara lain tentang misteri kehidupan dimasa lalu
dan tentang misteri evolusi makhluk hidup yang sangat menarik untuk
diungkap. Pengetahuan ini perlu disebarluaskan kepada para generasi
penerus supaya mereka ikut melestarikan warisan dunia yang
menakjubkan ini. Informasi tersebut akan terasa lebih lengkap lagi
apabila disertai dengan kunjungan langsung ke musium purbakala
Sangiran dan kunjungi website Situs di www.sangiran.info atau
www.sragenkab.go.id”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Selain kelima bentuk aktivitas pemasaran diatas, musium purbakala

Sangiran juga sudah mulai menggunakan media on-line /internet sebagai sarana

dalam memasarkan obyek wisatanya. Bidang Pengembangan Daya Tarik dan

Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen dalam memasarkan musium

purbakala Sangiran telah membuat website dengan alamat www.sangiran.info atau

www.sragenkab.go.id. Website ini dibuat untuk memperkenalkan musium

purbakala Sangiran lebih luas dan mempermudah orang untuk mengetahui

informasi tentang musium purbakala Sangiran dari segala penjuru. Orang hanya

perlu membuka website di www.sangiran.info atau www.sragenkab.go.id untuk

mengetahui seluk beluk tentang musium purbakala Sangiran. Homepage yang

dimiliki isinya lebih lengkap, mulai dari profil, berita-berita update, album

musium purbakala Sangiran disertai dengan sedikit penjelaan didalamnya, dan


commit to user
lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

97

B.Hambatan Komunikasi Pemasaran

Pada penelitian mengenai komunikasi pemasaran wisata museum

purbakala sangiran ini selain dari bentuk komunikasi pemasaran itu sendiri juga

terdapat banyak hambatan yang ditemukan

Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang dialami,

Dalam konteks komunikasi dikenal pula gangguan (mekanik maupun semantik),

Gangguan ini masih termasuk ke dalam hambatan komunikasi, Efektivitas

komunikasi salah satunya akan sangat tergantung kepada seberapa besar hambatan

komunikasi yang terjadi (Effendy, 1993:45).

Didalam setiap kegiatan komunikasi, sudah dapat dipastikan akan

menghadapai berbagai hambatan. Hambatan dalam kegiatan komunikasi yang

manapun tentu akan mempengaruhi efektivitas proses komunikasi tersebut.

Karena pada pada komunikasi massa jenis hambatannya relatif lebih kompleks

sejalan dengan kompleksitas komponen komunikasi massa. Dan perlu diketahui

juga, bahwa komunikan harus bersifat heterogen.

Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan

komunikasi, agar ia dapat mengantisipasi hambatan tersebut.

a. Hambatan pada sumber.

Hambatan komunikasi pada sumber umumnya berupa perumusan tujuan

yang kurang jelas. Hal ini sering terjadi karena kurangnya focus pada produk jasa

wisata yang ditawarkan. kegagalan dalam tahap ini bisa berdampak pada

perumusan pesan iklan yang tidak jelas kaitannya dengan kebutuhan

wisatawan/konsumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

98

b. Hambatan dalam sistem Encoding.

Sumber kegagalan komunikasi pemasaran bisa juga ada pada proses

encoding.

Seperti copy writer dan perancang iklan lebih terobsesi membuat iklan kreatif

yang orisinil dari pada focus pada penyampaian produk wisatanya. Iklan yang

menyesatkan (deceptive advertising) juga bisa digolongkan sebagai hambatan

dalam proses encoding karena sejak awal berusaha menyesatkan konsumen dari

kondisi sebenarnya benefit produk.

c. Hambatan dalam Transmisi Pesan.

Pemilihan media yang tidak cocok bisa membuat pemasang iklan gagal

menjangkau kelompok sasaran. Untuk menjangkau audiens yang tepat , pemasang

iklan mesti menyesuaikan ciri-ciri demografis konsumen sasaran dengan profil

demografis pembaca majalah, pemirsa TV atau pendengar radio. Dalam tahap

pengiriaman pesan, hambatan yang umumnya ditemui komunikator adalah

competitveclutter, kekeusutan yang terjadi karena kebanyakan iklan, jumlah iklan

yang makin banyak disebabkan karena:

Pertama, banyak produk baru yang muncul membuat permintaan waktu melonjak

Kedua, persaingan ketat mendorong pertumbuhan belanja iklan lebih cepat

daripada penjualan.

Ketiga, iklan TV makin pendek, yaitu dari 30 menjadi 15 detik.

Apa yang dapat dilakukan pemasar untuk mengatasi kekusutan yang ditimbulkan

competitive clutter? Cara yang mudah adalah frekuensi iklan digencarkan agar

kesan tertancap lebih lama. Hal ini dibenarkan kalau pesan betul-betul berkaitan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

99

dengan kebutuhan konsumen (artinya, pesan tak punya masalah hambatan sumber

ataupun hambatan encoding).

d. Hambatan dalam Proses Decoding.

Konsumen umunya mengabaikan pesan yang tidak menarik minat mereka.

Konsumen juga akan menolak pesan apabila sumber pesan dianggap tidak

kredibel. Hambatan pada decoding juga mungkin terjadi karena kurangnya

perhatian pada pesan. Competitive clutter selain merupakan hambatan dalam

transmisi, juga mengganggu proses decoding karena bisa membuat pemirsa makin

cuek. Iklan yang ditayangkan terus juga merupakan penyebab pengabian

inattantion. advertising wearout bisa terjadi; yaitu turunnya efektifitas iklan

karena kebosenan pemirsa dan konsumen yang sudah merasa familiar dengan

kampanye iklan tersebut.

Dalam hal ini Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Sragen mengaku dalam aktivitas komunikasi pemasaran ini banyak

sekali hambatan yang didapatkan seperti dari segi budgeting atau dana untuk

komunikasi pemasaran seperti yang disampaikan oleh dengan Sri Wahyuni selaku

Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama Pariwisata Kabupaten Sragen yang

mengatakan bahwa:

“ Untuk masalah kendala dalam aktivitas komunikasi pemasaran itu


adalah pada budget yang relative sedikit yang ditujukan kepada Dinas
Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sragen ”
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Hal diatas juga diperkuat oleh Nunuk Sri Rejeki selaku Kepala Bidang

Pengembangan Daya Tarik dan Sarana Prasarana Pariwisata Kabupaten Sragen,

yang mengatakan: commit to user


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

100

“ Dalam Aktivitas Komunikasi pemasaran wisata museum purbakala


Sangiran yang telah kami lakukan dan jalankan selama ini kami hanyalah
menunggu perintah dan dana dari Pemerintah pusat jadi kami tidak punya
power lebih untuk lebih menggencarkan serta merencanakan aktivitas
komunikasi pemasaran ”
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).
Hal ini juga diperkuat oleh Drs.Gunawan Wijanarko ,S.Sn selaku Kepala

Seksi Promosi dan Usaha Pemasaran Pariwisata Kabupaten Sragen, yang

mengatakan bahwa :

“ Selain budget dari pemerintah yang relative sedikit kendala lain yang
kami peroleh disini ialah melihat Museum Purbakala Sangiran itu sendiri
dalam hal ini ada 2 Instansi yang menjalankan aktivitas komunikasi
pemasaran wisata tetapi dalam hal budget dan kekuasaan dalam aktivitas
ini dari pemerintah lebih mempercayakan dan memberi porsi yang lebih
kepada Balai Pelestari situs Manusia Purba Sangiran jadi kami disini
hanya sekedar mencover dan menunggu perintah dari pusat”.
(wawancara pada tanggal 7 November 2013).

Jadi dalam sebuah proses komunikasi pemasaran wisata museum

purbakala Sangiran ini tentunya terdapat berbagai hambatan dalam prosesnya

maka dari sinilah diperlukan peran serta tugas yang maksimal dari semua pihak

yang ada di Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten

Sragen.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai