Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : M. Husni Lante

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043118245

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4206/Hukum Internasional

Kode/Nama UPBJJ : 80 / Makassar

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA
1. Contoh konkret hukum internasional
a. bukti bahwa pbb juga mengatur hubungan negara dengan organisasi
internasional,maupun individual yakni Peranan Dewan Keamanan PBB dalam
menyelesaikan sengketa internasional melalui dua cara, yaitu usaha penyelesaian
sengketa secara damai, dan penyelesaian sengketa secara paksa, berupa tindakan terhadap
adanya ancaman perdamaian, pelanggaran perdamaian dan tindakan agresi. Indonesia
bergabung menjadi anggota resmi PBB pada 28 September 1950 sebagai anggota ke-60.
Keterlibatan Indonesia dengan PBB pada masa itu didukung penuh secara bulat oleh para
anggotanya. Indonesia banyak terlibat di dalam kegiatan PBB. Contoh peran Indonesia
dalam organisasi ASEAN dan PBB, satu di antaranya yaitu membentuk Kontingen
Garuda untuk membantu tegaknya perdamaian di berbagai belahan dunia, dengan
bergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB. Setidaknya sudah delapan kali
Indonesia mengirimkan Kontingen Garuda. Yang pertama kali adalah pada 1957 untuk
menjaga perdamaian di negara Mesir.
b. Kegiatan masyarakat internasional dalam menangani urusan pengungsi dimulai tahun
1921 ketika Liga Bangsa-Bangsa (LBB) mengangkat seorang yang bernama Fridtjof
Nansen seorang warga Norwegia dan penjelajah benua Afrika sebagai komisaris tinggi
untuk pengungsi Rusia di Eropah. Pengungsi-pengungsi tersebut tidak mempunyai
identitas sebagai bukti diri, akibtanya mereka ini tidak bisa melakukan perbuatan hukum,
termasuk perbuatan hukum yang sangat esensial, misalnya tidak dapat menikah, tidak
dapat membuat perjanjianperjanjia, dan dilarang melakukan perjalanan/bepergian.
Masalah ini akhirnya menimbulkan kerepotan. Untuk mengatasi itu maka dibuatlah
perjanjian-perjanjian Internasional di antaranya : Perjanjian Internasional 1928, 1933,
1938, 1939, dan 1946. Perjanjian-perjanjian ini diteruskan oleh PBB dengan diadakan
Konferensi mengenai status pengungsi tahun 1951, yang dilengkapi dengan Protokol
1967.
2. Kewajiban indonesia dalam :
a. Perjanjian internasional
Perjanjian internasional mempunyai kelebihan dibandingkan sumber hukum
internasional lainnya. Perjanjian internasional digunakan secara konsisten sebagai alat
kerja sama atau hubungan damai antar negara apapun sistem politik, ekonomi dan
sosialnya. ada dua kewajiban yang harus dilakukan dalam proses ratifikasi, yaitu,
pertama, memastikan keselarasan perjanjian internasional dengan Konstitusi. Selain
karena Konstitusi merupakan norma tertinggi dalam hirarki peraturan perundang-
undangan Indonesia, keselaran dengan Konstitusi juga diperlukan untuk memastikan
kesamaan persepsi pemerintah ketika hendak mengikuti suatu perjanjian internasional
dengan persepsi rakyat dan memastikan terhindarnya intervensi terselubung yang
dilakukan oleh negara lain terhadap kedaulatan negara mengingat perjanjian internasional
kerap dijadikan instrumen politik oleh satu negara terhadap negara lain. Kedua,
kewajiban mentransformasikan perjanjian internasional ke dalam hukum nasional.
Kewajiban transformasi ini, terutama pada perjanjian internasional yang memiliki
substansi “law making treaties”, dilakukan untuk mengubah ketentuan yang berlaku
dalam suatu negara, dalam hal ini berarti perlu penerjemahan ketentuan dalam perjanjian
internasional ke dalam peraturan perundang-undangan suatu negara. Indonesia juga telah
banyak melakukan tindakan pengikatan terhadap perjanjian internasional. Apabila
Indonesia sudah terikat pada suatu perjanjian internasional, maka berkewajiban untuk
tidak melaksanakan sesuatu yang bertentangan dengan esensi, maksud dan tujuan
perjanjian internasional dan secara moral harus mentaati kewajiban-kewajiban yang
timbul akibat adanya perjanjian internasional tersebut dengan iktikad baik (pacta sunt
servanda). Contohnya adalah International Convention on The Protection of The Rights
of All Migrant Workers of Their Families telah diratifikasi melalui UU No. 6 Tahun 2012
sehingga Indonesia berkewajiban merealisasikan hak-hak yang diatur dalam Konvensi ke
dalam hukum yang berlaku di Indonesia, sebagai wujud pelindungan Negara kepada
pekerja migran Indonesia dan anggota keluarganya.
b. PBB antara lain:
1) Mengirimkan Pasukan Garuda Indonesia diketahui sudah sejak lama mengirimkan
kontingen Garuda untuk turut serta dalam perdamaian dunia. Pasukan Garuda
mengembang misi perdamaian PBB di beberapa negara yang sedang mengalami
konflik.
2) Pelopor Gerakan Non Blok (GBN) Gerakan Non Blok adalah organisasi dunia yang di
dalamnya berisikan negara-negara yang tidak beraliansi atau berpihak kepada
kekuatan besar apapun. Dengan kata lain, Gerakan Non Blok merupakan perkumpulan
negara yang bersikap netral.
3) Mensponsori Penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting (JIM I) bulan Juli 1988 Peran
Indonesia dalam PBB juga turut aktif membantu menyelesaikan konflik di Kamboja
dengan mensponsori penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting (JIM I) ada bulan Juli
1988. Kegiatan ini berhasil menemukan penyelesaian konflik di Kamboja yaitu
penarikan pasukan Vietnam dari Kamboja.
4) Menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB Dalam buku “PPKn Kelas XI
SMA/MA/SMK/MAK” juga disebutkan peran Indonesia di PBB yaitu menjadi Dewan
Keamanan (DK) PBB. Selama menjadi anggota tidak tetap DK, Indonesia berperan
menengahi, menjembatani, dan membentuk konsensus di antara para anggota Dewan
Keamanan PBB dan negara anggota PBB lainnya.
5) Menjadi Anggota Dewan HAM. Disebutkan ada empat fokus Indonesia dalam
menjalankan tugas keanggotaannya. Berikut penjelasannya:
a. Berupaya memperkuat ekosistem perdamaian dan stabilitas dunia dengan cara
meningkatkan kapasitas pasukan perdamaian PBB, termasuk kontribusi kaum
wanita.
b. Berupaya meningkatkan sinergi antara DK PBB dan organisasi di kawasan Asia
Pasifik dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia.
c. Mendorong kemitraan global untuk mencapai sinergi penciptaan perdamaian dan
kegiatan pembangunan berkelanjutan. Khusunya agenda Sustainable Development
Goals (SDGs) PBB 2030
d. Mendorong terbentuknya pendekatan komprehensif global untuk mengurangi
terorisme, radikalisme, dan ekstrimisme. Indonesia juga menekan fokus dan atensi
pilitik luas negerinya terhadap isu Palestina.
c. Keputusan Mahkamah Internasional
Indonesia harus melakukan perubahan posisi garis pangkal kepulauannya yang
sebelumnya telah diatur dalam hukum nasionalnya. Perubahan ini menyangkut posisi
batas laut wilayah, batas landas kontinen dan batas Zona Ekonomi Ekslusif. Mengacu
pada UNCLOS 1982, kepastian posisi masing-masing batas tersebut masih harus
diselesaikan lebih lanjut oleh para pihak karena Para pihak tidak boleh menetapkan secara
unilateral. Jika indonesia merasa dirugikan batas-batas lautnya akibat kekalahan dalam
kepemilikan pulau, peluang memperbaikinya ada dengan perundingan bilateral. Dalam
Konvensi, kedua belah pihak berpeluang sama untuk mencapai solusi yang adil

Anda mungkin juga menyukai