KULIAH TUGAS 2
3. Penafsiran Literal adalah metode menafsirkan hukum berdasarkan tekstual yang tertulis dalam
undang-undang. metode literal ini adalah bagian dari semangat yang mengharuskan idealnya
setiap kalimat pasal dalam undang-undang sudah jelas (scripta). Kritik terberat untuk metode
literal adalah karena pembuat undang-undang dalam menyusun norma pasal tidak
mempertimbangkan bagaimana nantinya para hakim memeriksa dan mengadili perkara hukum
yang timbul karena adanya Undang-undang itu. Sebagian menyatakan metode literal jika
dipaksakan dapat menjadikan kebebasan hakim dalam memeriksa dan melakukan pertimbangan
dapat menjadi terbatas, atau telah dibatasi oleh pembuat Undang-undang.