Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 2

Nama Mahasiswa : M. Husni Lante

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043118245

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4401/Interpretasi dan Penalaran Hukum

Kode/Nama UPBJJ : 80 / Makassar

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Secara yuridis maupun filosofis, hakim Indonesia mempunyai kewajiban atau hak untuk
melakukan penafsiran hukum atau penemuan hukum agar putusan yang diambilnya dapat sesuai
dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat. Penafsiran hukum oleh hakim dalam proses
peradilan haruslah dilakukan atas prinsip-prinsip dan asas-asas tertentu.yang menjadi dasar
sekaligus rambu-rambu bagi hakim dalam menerapkan kebebasannya dalam menemukan dan
menciptakan hukum. Dalam upaya penafsiran hukum, maka seorang hakim mengetahui prinsip-
prinsip peradilan yang ada dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan dunia
peradilan, dalam hal ini Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945, Undang-Undang Nomor 48
Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. prinsip peradilan adalah sebagai berikut :
1) Putusan pengadilan adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia serta memajukan
kesejahteraan umum dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2) Peradilan dilakukan Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
3) Prinsip Kemandirian Hakim
4) Prinsip pengadilan tidak boleh menolak perkara
5) Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup
dalam masyarakat

2. staatsfundamentalnorm adalah landasan umum dari suatu tatanan hukum undang-undang dasar.


staatsfundamentalnorm memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Staatsfundamentalnorm merupakan norma hukum tertinggi dalam suatu negara yang
merupakan bagian dari rezim hukum positif;
2) Norma hukum tertinggi tersebut dapat berubah;
3) Staatsfundamentalnorm merupakan norma yang menjadi dasar pembentukan suatu konstitusi;
4) Staatsfundamentalnorm merupakan konstitusi berbentuk; dan
5) Staatsfundamentalnorm berbentuk tertulis.
Diuraikan bahwa dari rumusan penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (“UUD 1945”), menjadi jelas bahwa pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD
1945 yang tidak lain adalah Pancasila merupakan norma dasar negara atau norma
fundamental negara (staatsfundamentalnorm) dan sekaligus merupakan cita hukum (recht
idee).

3. Penafsiran Literal adalah metode menafsirkan hukum berdasarkan tekstual yang tertulis dalam
undang-undang. metode literal ini adalah bagian dari semangat yang mengharuskan idealnya
setiap kalimat pasal dalam undang-undang sudah jelas (scripta). Kritik terberat untuk metode
literal adalah karena pembuat undang-undang dalam menyusun norma pasal tidak
mempertimbangkan bagaimana nantinya para hakim memeriksa dan mengadili perkara hukum
yang timbul karena adanya Undang-undang itu. Sebagian menyatakan metode literal jika
dipaksakan dapat menjadikan kebebasan hakim dalam memeriksa dan melakukan pertimbangan
dapat menjadi terbatas, atau telah dibatasi oleh pembuat Undang-undang.

Anda mungkin juga menyukai