1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah ilmu dan rahmatnya Laporan Hasil
Pemantauan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSU Thalia Irham telah dapat
diselesaikan. Dalam pembangunan sektor kesehatan, salah satu prakondisi yang harus dipenuhi adalah
meningkatkan mutu pelayanan, termasuk mutu pelayanan di rumah sakit agar pengelolaan rumah sakit
menjadi lebih efektif dan efisien.
Laporan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSU Thalia Irham disusun dalam upaya
peningkatan mutu dan keselamatan pasien dan nantinya diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan
dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit yang sangat besar manfaatnya
terhadap masyarakat sebagai pengguna jasa layanan di RS.
Laporan hasil ini, dapat dijadikan alat ukur untuk merencanakan perbaikan jangka pendek dan
jangka panjang, dimana dalam membuat perencanaan peningkatan mutu, harus diserta dengan data,
tidak hanya sekadar perkiraan tapi data konkrit kenapa suatu pelayanan harus diprioritaskan. Dengan
banyaknya unit pelayanan yang ada di RS, maka Komite PMKP menyusun suatu area prioritas yang
ditetapkan setiap tahunnya adalah area prioritas, dan tahun 2019 ini yang menjadi prioritas adalah
pelayanan penyakit infeksi paru dengan TB Paru, Bronchitis, Bronchiectasis, Bronchopneumania dan
Abses Paru. Dengan adanya skala prioritas, fokus upaya peningkatan mutu jadi lebih terarah dan lebih
terfokus yang akan berdampak ke efisiensi dan efektifitas penggunaan biaya.
Akhir kalimat, semoga RSU Thalia Irham dapat terus meningkatkan mutu pelayanan yang
akan menjadikan masyarakat tidak akan memilih RS lain untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia kesehatan, sering dibicarakan tentang bagaimana cara memberikan
pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Jika membahas tentang kualitas, ini berarti juga
membahas tentang mutu pelayanan yang diberikan. Khususnya di Rumah Sakit, masyarakat
sebagai pengguna jasa layanan, akan memberikan penilaian terhadap mutu pelayanan yang
diberikan oleh rumah sakit yang biasa disebut dengan jaminan mutu (Quality Assurance). Quality
Assurance adalah merupakan karakteristik sebagai proses yang dilakukan untuk menilai aktivitas
yang dilakukan oleh pemberi pelayanan kepada penerima pelayanan atau Quality Assurance
adalah penjamin terhadap keunggulan, dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan dan
memantau kualitas pelayanan tersebut (James D.Vail, 1986).
Dalam mewujudkan pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
pemerintah telah menyusun suatu misi yang berfokus kepada peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan, dimana derajat kesehatan masyarakat akan menjadi lebih baik. Oleh karena itu, melalui
misi Pemerintah Daerah ini, maka RS terus berupaya untuk memberikan pelayanan yang
berkualitas, salah satunya adalah dengan menjadikan RSU Thalia Irham terakreditasi dari Komisi
Akreditasi RS versi SNARS Edisi I di tahun ini. Tujuan utama dengan adanya Undang-Undang
RS Nomor 44 Tahun 2009, adalah mewajibkan Rumah Sakit terakreditasi, maka dari itu RS
berupaya untuk memberikan pelayanan sesuai standar Akreditasi yang seharusnya.
Dalam upaya tersebut, segala program yang dijalankan di RS harus dapat diukur dan
dipertanggungjawabkan, terdapat SDM, sarana dan prasarana sebagai alat penggerak dalam
memberikan pelayanan, dari penggerak ini, membutuhkan acuan berupa kebijakan, standar
ataupun prosedur dalam memberikan pelayanan, sehingga hasil yang diberikan oleh penggerak
tersebut, dapat diukur kualitasnya dengan menggunakan indikator yang telah ditetapkan dalam
suatu RS. Indikator ini, adalah alat ukur dari suatu program yang dijalankan, apakah sudah sesuai
dengan standar yang ditetapkan atau masih membutuhkan peningkatan/perbaikan dalam
pelaksanaannya.
Dengan dibutuhkannya indikator-indikator tersebut, maka sangat perlu adanya suatu
Komite yang memantau dan manganalisa langsung segala kegiatan pelayanan di RS, dalam suatu
program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RS.
Untuk Program Peningkatan Mutu Dan Keselamatan Pasien, RSU Thalia Irham
menetapkan indikator rumah sakit yang sesuai dengan standar Quality Improvement and Patient
Safety (QPS) dan Standar Nasional Akreditasi RS (SNARS) Edisi I yang mulai berlaku sejak
bulan Agustus 2018. Berdasarkan SNARS Edisi I, terdapat Indikator Mutu yang dimana indikator
mutu tersebut datanya diambil dari unit-unit yang ada di RS, Indikator yang dimaksud adalah
3
Indikator Mutu Area Prioritas yang di dalamnya terdapat Indikator Area Klinis, Indikator Area
Manajemen dan Indikator Sasaran Keselamatan Pasien, Indikator Mutu Nasional (12
indikator), dan indikator mutu unit yang di dalamnya terdapat indikator mutu per unit data
hasil Surveilans, data Insiden Keselamatan Pasien dan data kejadian kecelakaan di RS yang
ditetapkan berdasarkan ketetapan RS. Adapun indikator ini, didukung oleh Standarisasi Asuhan
Klinis oleh Profesi Pemberi Asuhan di RS, dan terdapat indikator unit yang menjadi indikator
utama di setiap unit layanan sebagai Indikator Kinerja Unit (IKU), dan terdapat pula Indikator
Kinerja Individu (IKI) untuk menilai kinerjadari setiap petugas yang ada di RS.
Selain pemantauan yang dilakukan oleh instalasi/unit kerja masing-masing, pemantauan
juga dilakukan melalui program validasi data.Validasi data merupakan alat penting untuk
memahami mutu dari data mutu dan untuk mencapai tingkat dimana data tersebut cukup
meyakinkan bagi para penentu kebijakan. Hitungan keakuratan dilakukan dengan
membandingkan hasil data orang pertama dengan orang kedua. Hasil data orang kedua harus ≥
90% dari hasil data orang pertama untuk dikatakan sebagai data valid. Semua kegiatan
pengukuran Indikator Mutu di RS, sudah masuk ke Sistem Manajemen Data Akreditasi
(SISMADAK) yang dimulai penggunaan oleh KARS sejak Maret 2018. Progres dari kami adalah
aplikasi ini sudah dapat dibuka dan link ke seluruh admin Pokja Akreditasi sebagai perwakilan
untuk melakukan penginputan data terkait Self Assessment, dimana setiap elemen penilaian,
dimasukkan data pendukungnya dan diverifikasi nilai yang didapatkan yang akan muncul di
dashboard SISMADAK sebagai capaian. Dalam SISMADAK juga sangat besar manfaatnya untuk
input data indikator mutu, dan untuk menggunakan aplikasi SISMADAK pengisian indikator
mutu, perlu perencanaan di tahun depan untuk pengadaan hardware dan wifi untuk semua unit
yang harus diukur indikator mutunya.
Dalam pemaparan ini juga akan dilakukan benchmark hasil pemantauan indikator RSU
Thalia Irham dengan standar yang telah ditetapkan. Benchmark data indikator, pada tahun 2019
telah mengalami perkembangan ilmu dan teknologi, dimana benchmark data sudah dapat diproses
melalui aplikasi SISMADAK, dimana jika penginputan data indikator mutu RSU Thalia Irham
telah masuk ke aplikasi secara harian, maka akan terbaca di grafik mutu, dan ini sudah dapat
dilakukan kaji banding dengan RS regional yang sesuai dengan type kelas RS, ataupun
benchmark ke RS lain secara nasional dan internasional.
Laporan ini dibuat dengan melakukan proses pengumpulan data, mulai bulan Januari
sampai dengan September 2019, adapun data dari setiap unit yang beragam, ada yang hasil
inputannya sudah lengkap per bulan, ada pula data yang pengambilan datanya baru dilakukan satu
kali dalam semester I tahun 2019 ini. Namun, dengan beragam data ini, semoga dapat menjadikan
kami selalu memperbaiki diri, mengevaluasi kerja tim di RS untuk selalu meningkatkan
koordinasi dan saling mengingatkan serta saling belajar tentang pentingnya data mutu untuk
selalu diukur.
4
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya Program Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di RS secara
berkelanjutan dan berkesinambungan
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan Mutu Pelayanan melalui Area prioritas dalam satu tahun yang di dalamnya
terdapat Indikator Area Klinik (IAK), Indikator Area Manajemen (IAM), dan Indikator
Sasaran Keselamatan Pasien (ISKP)
b. Meningkatkan Mutu Pelayanan melalui penilaian Indikator Mutu Nasional
c. Meningkatkan Mutu Pelayanan melalui penilaian Indikator Mutu Unit
d. Meningkatkan Mutu Pelayanan melalui penilaian indikator mutu PONEK, PAB dan
PPRA (untuk PPRA belum dapat diukur namun sudah ditetapkan indikator mutunya
untuk perencanaan ke depannya)
e. Meningkatkan Mutu Pelayanan melalui penilaian hasil Surveilans RS
f. Meningkatkan Mutu Pelayanan melalui penilaian data Insiden Keselamatan Pasien RS
g. Meningkatkan kinerja unit dan individu melalui penilaian kinerja
h. Meningkatkan Kinerja Komite PMKP dalam bentuk evaluasi kinerja Komite dan
Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan terkait tugas dan fungsi masing-masing di
Komite PMKP
5
BAB II
KEGIATAN PEMANTAUAN INDIKATOR MUTU RUMAH SAKIT
PERIODE JANUARI S/D JUNI 2018
A. KEGIATAN POKOK
1. Melakukan pengukuran mutu melalui pemilihan indikator, penetapan indikator, pengumpulan data
dan analisa. Data indikator yang dianalisis adalah data Indikator Mutu Area Prioritas
a. Indikator Area Klinis (IAK)
DAFTAR INDIKATOR AREA KLINIK (IAK)
AREA PRIORITAS MUTU PELAYANAN
6
HASIL
PELAYANAN
FOTO THORAX
KELENGKAPA
N PENGISIAN
BERKAS
REKAM MEDIK
TB BRONCH BRONCHIE BRONCHOPN ABSES
5 24 JAM 100%
PARU ITIS CTASIS EUMONIA PARU
SETELAH
SELESAI
PELAYANAN
RAWAT INAP
KETERSEDIAAN OBAT
PENTING UNTUK TB BRONCH BRONCHIE BRONCHOPN ABSES
5 100%
KEBUTUHAN PASIEN PARU ITIS CTASIS EUMONIA PARU
INFEKSI PARU
7
c. Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
8
1 Kepatuhan Identifikasi Pasien 100%
AREA
NO UNIT JUDUL INDIKATOR INDIKATOR TARGET
MUTU
1 Rawat Inap a. Persentase kelengkapan pengkajian awal IMUT UNIT
medik pasien rawat inap dalam 24 jam 100%
b. Kepatuhan penggunaan APD pada ruang
rawat inap penyakit infeksi paru
IMUT UNIT 100%
9
Pelayanan a. Pelaporan nilai kritis < 30 menit dari IMUT
100%
2 Laboratorium Klinik laborotorium NASIONAL
b. Pelaporan hasil pemeriksaan sputum
dalam 48 jam
IMUT UNIT
100%
100%
IMUT UNIT
4 Pelayanan Radiologi a. Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Foto IMUT UNIT
100%
Thorax.
b. Angka Kegagalan Hasil Foto Thorax.
100%
IMUT UNIT
10
Instalasi Farmasi a. Kesalahan dispensing obat di Depo IMUT UNIT
0%
6 Farmasi IGD.
b. Kesalahan Penulisan Resep di Rawat
Inap. IMUT UNIT
0%
100%
IMUT UNIT
11
muka
IMUT UNIT 100%
11 Pelayanan Rawat Jalana. Waktu Tunggu Rawat Jalan IMUT UNIT
b. Kepuasan pelanggan pada rawat jalan ≤ 60 menit
IMUT
NASIONAL ≥ 90 %
Persalinan dan
a. Pemberi pelayanan persalinan normal IMUT UNIT
12 perinatologi b. Kemampuan menangani BBLR 1500 gr- 100%
2500 gr
IMUT UNIT 100%
13 Pelayanan Intensif a. Kejadian infeksi nosocomial di ruang IMUT UNIT < 2%
ICU
b. Rata-rata yang kembali keperawatan IMUT UNIT 0%
intensif dengan kasus yang sama ˂ 72
jam.
12
b. Pemenuhan kebutuhan darah bagi setiap
pelayanan transfusi
IMUT UNIT 100%
17 Pelayanan Ambulance a. Ketersedian pelayanan ambulance dan IMUT UNIT 24 Jam
mobil jenazah
b. Penyedia pelayanan mobil ambulance dan
mobil jenazah IMUT UNIT 100%
19 Pelayanan Loundry a. Ketepatan waktu penyediaan linen untuk IMUT UNIT 100%
ruang rawat inap dan ruang pelayanan
b. Ketepatan pengelolaan linen infeksius
13
20 IPSRS a. Waktu tanggap kerusakan alat IMUT UNIT 100%
b. Ketepatan waktu kalibrasi alat 100%
4. Melakukan penilaian kinerja staf klinis (dokter, perawat/bidan dan staf klinis lainnya) dan staf non
klinis
B. KEGIATAN
Menetapkan rencana kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSU Thalia Irham, sesuai
dengan Keputusan Direktur .
1. Menetapkan personalia Komite Mutu dan Keselamatan Pasien, Kebijakan, Pedoman, Panduan, dan
Program Kerja seluruh kegiatan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSU Thalia Irham
dengan Keputusan Direktur.
2. Melakukan sosialisasi tentang Kebijakan, Pedoman, Panduan, dan Program Kerja seluruh kegiatan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien RSU Thalia Irham kepada seluruh staf di seluruh unit
kerja yang ada di rumah sakit.
C. JADWAL KEGIATAN
1. Menetapkan Rencana Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien
2. Menetapkan personalia Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dengan Keputusan Direktur, pada
bulan Juli 2018.
14
3. Menetapkan Kebijakan, Pedoman, Panduan, dan Program Kerja seluruh kegiatan Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien RSU Thalia Irhamdengan Keputusan Direktur, pada bulan Agustus 2018.
4. Melakukan sosialisasi kepada seluruh staf di unit kerja tentang indikator mutu yang dipantau tahun
2018, dilakukan pada setiap bulannya di tahun 2018
5. Melakukan pemantauan indikator mutu yang dilaksanakan berkesinambungan dilakukan bulan
Agustus s/d November 2018, yang dievaluasi per triwulan atau per semester
6. Menyusun laporan hasil pemantauan indikator mutu.
7. Melakukan penyampaian hasil pemantauan indikator mutu ke unit kerja terkait yang dilaksanakan
pada bulan September 2018 dan dilanjutkan per triwulanan sampai Desember 2018.
15
BAB III
HASIL KEGIATAN
16
PENGGUNA
AN APD
PADA
RUANG
RAWAT %
INAP
PENYAKIT
INFEKSI
PARU
KETEPATAN
PELAPORA
N HASIL
100%
3 PEMERIKSA 100% 100% 100% 100% 100%
AN SPUTUM
DALAM 48
JAM
WAKTU
TUNGGU
HASIL 1.30 1.30
4 3 Jam 1.30 Jam 1.30 Jam 1.30 Jam
PELAYANA Jam Jam
N FOTO
THORAX
KELENGKA
PAN
PENGISIAN
BERKAS
REKAM
MEDIK 24 100%
5 100% 100% 100% 100% 100%
JAM
SETELAH
SELESAI
PELAYANA
N RAWAT
INAP
6 KELENGKA 100% 100% 100% 100% 100% 100%
PAN
PENGISIAN
17
BERKAS
REKAM
MEDIK 24
JAM
SETELAH
SELESAI
PELAYANA
N RAWAT
INAP
1. Persentase Kelengkapan Pengkajian Awal Medik Pasien Rawat Inap Dalam 25 Jam
50%
30%
10%
U
ARP
S
ITI
TB
CH
IS
ON
S
TA
BR
RU
IEC
IA
ET
ON
PA
CH
RG
UM
SES
ON
TA
AB
BR
NE
OP
CH
ON
BR
Interpretasi Data :
Dari grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa untuk mengevaluasi kepatuhan DPJP, dapat dilihat dari
form Clinical Pathway yang ditetapkan, dimana ada 3 penilaian inti yang diobservasi dari clinical
pathway, yaitu pengkajian assessment awal medic pasien dalam 24 jam, namun karena terlalu banyak
18
pasien menyebabkan DPJP tidak sempat mengisi assessment awal medic ,sehingga capaian persentase
kelengkapan pengkajian awal medik pasien dalam 24 jam pada kasus TB Paru adalah 99 %, pada
kasus Bronchitis adalah 100 %, kasus Bronchiectasis adalah 100 %, kasus Bronchopneumonia adalah
99 % dan Abses Paru adalah 100 %.
2. Kelengkapan Penggunaa APD Pada Ruang Rawat Inap Penyakit Infeksi Paru
KEPATUHAN PENGGUNAAN APD PADA RUANG RAWAT INAP PENYAKIT INFEKSI PARU
100.00%
100%
98%
96%
94%
PERSENTASE
92%
88.50% 88.50% 88.50% 88.50% 88.50%
90%
88%
86%
84%
82%
ET
RU
U
S
SIS
IA
ITI
AR
RG
ON
PA
TA
CH
SP
TA
IEC
M
TB
ON
SE
EU
CH
BR
AB
PN
ON
O
BR
CH
ON
BR
Interpretasi Data :
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa untuk 5 area prioritas, didapatkan data sebagai berikut :
Pada 5 area prioritas klinis, masih terdapat kekurangan dalam kepatuhan penggunaan APD pada ruang
rawat inap penyakit infeksi paru, dimana kasus TB Paru adalah 88,50 %, pada kasus Bronchitis adalah
88,50 %, kasus Bronchiectasis adalah 88,50 %, kasus Bronchopneumonia adalah 88,50 % dan Abses
Paru adalah 88,50 %.
19
KETEPATAN PELAPORAN HASIL PEMERIKSAAN SPUTUM DALAM 48 JAM
PERSENTASE
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
ET
U
U
S
AR
SIS
ITI
RG
AR
A
NI
P
CH
TA
TA
P
TB
MO
ES
EC
ON
S
HI
EU
AB
BR
PN
ON
HO
BR
C
ON
BR
Interpretasi Data :
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa untuk 5 area prioritas, didapatkan data sebagai berikut :
Pada 5 area prioritas klinis, ketepatan pelaporan hasil pemeriksaan sputum dalam 48 jam sudah sangat
baik, dimana kasus TB Paru adalah 100 %, pada kasus Bronchitis adalah 100 %,kasus Bronchiectasis
adalah 100 %, kasus Bronchopneumonia adalah 100 % dan Abses Paru adalah 100 %.
20
WAKTU TUNGGU HASIL PELAYANAN FOTO THORAX
3.00
3.0
2.5
2.0
1.30 JAM 1.30 1.30 1.30 1.30
1.5
1.0
0.5
0.0
ET
U
U
S
IS
ITI
AR
IA
AR
RG
S
ON
CH
TA
P
SP
TA
TB
IEC
ON
SE
EU
CH
BR
AB
PN
ON
O
BR
CH
ON
BR
Interpretasi Data :
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa untuk 5 area prioritas, didapatkan data sebagai berikut :
Pada 5 area prioritas klinis, waktu tunggu pelayanan foto thorax dengan targetnya 3jam,dimana
capaian waktu tunggu pelayanan foto thorax pada kasus TB Paru adalah 1.30 Jam, pada kasus
Bronchitis adalah 1.30 Jam,kasus Bronchiectasis adalah 1.30 Jam, kasus Bronchopneumonia adalah
1.30 Jam dan Abses Paru adalah 1.30 Jam.
5. Kelengkapan pengisian berkas rekam medik 24 Jam setelah selesai pelayanan rawat inap
21
KELENGKAPAN PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIK 24 JAM SETELAH SELESAI PELAYANAN
RAWAT INAP
100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
90%
80%
70%
PERSENTASE
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
ET
RU
U
S
..
SIS
ITI
U.
AR
RG
PA
TA
NE
CH
SP
TA
IEC
OP
TB
ON
SE
CH
CH
BR
AB
ON
ON
BR
BR
Interpretasi Data :
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa untuk 5 area prioritas, didapatkan data sebagai berikut :
Pada 5 area prioritas klinis, kelengkapan pengisian berkas rekam medik 24 jam setelah selesai
pelayanan rawat inap sudah lengkap,pada kasus TB Paru adalah 100%, pada kasus Bronchitis adalah
100%,kasus Bronchiectasis adalah 100%, kasus Bronchopneumonia adalah 100% dan Abses Paru
adalah 100%.
6. Kelengkapan pengisian formulir edukasi pasien dan keluarga pada saat pelayanan rawat inap
22
KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA PADA
PELAYANAN RAWAT INAP
PERSENTASE
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
...
IS
RU
S
RU
ET
M
S
TI
TA
EU
RG
HI
PA
PA
EC
NC
PN
TA
S
TB
HI
SE
O
HO
NC
BR
AB
NC
O
BR
O
BR
Interpretasi Data :
Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa untuk 5 area prioritas, didapatkan data sebagai berikut :
Pada 5 area prioritas klinis, kelengkapan pengisian formulir edukasi pasien dan keluarga pada saat
pelayanan rawat inap sudah lengkap,pada kasus TB Paru adalah 100%, pada kasus Bronchitis adalah
100%,kasus Bronchiectasis adalah 100%, kasus Bronchopneumonia adalah 100% dan Abses Paru
adalah 100%.
AREA PRIORITAS
ABSE
N JUDUL TARG
TB BRONCHI BRONCHIECTA BRONCHOPNEUM S
O INDIKATOR ET
PARU TIS SIS ONIA PAR
U
23
KETERSEDIA
AN OBAT
PENTING
UNTUK
1 100% 100% 100% 100% 100% 100%
KEBUTUHAN
PASIEN
INFEKSI
PARU
KETERSEDIA
AN APD
SESUAI
DAFTAR
2 100% 100% 100% 100% 100% 100%
REKOMENDA
SI
PENGGUNAA
N
PENGGUNAA
N APD 86,17
86,17
3 LENGKAP 100% % 86,17% 86,17% 86,17%
%
PADA AREA
BERISIKO
EDUKASI
4 HANDHYGIE 100% 100% 100% 100% 100% 100%
NE
24
INDIKATOR MUTU MANAJERIAL
TB PARU
100%100% 100%100% 100% 100%100%
86%
90%
70%
50%
30%
10%
PERSENTASE
E
IEN
YG
DH
IKO
AN
RIS
N
IH
AA
U
BE
AR
AS
UN
EA
SI P
UK
GG
AR
ED
EK
EN
DA
NF
IP
NI
PA
AS
SIE
AP
ND
PA
GK
E
OM
AN
EN
DL
K
UH
RE
AP
UT
A R
EB
AN
FT
KK
DA
NA
TU
GU
AI
UN
SU
NG
SE
ING
PE
Interpretasi data :
PD
NT
NA
PE
SED
NO
1. Dari hasil survey ketersediaan obat penting untuk kebutuhan pasien infeksi paru, didapatkan hasil
TER
IAA
KE
SED
2. Ketersediaan APD sesuai daftar rekomendasi penggunaan ,didapatkan hasil sebanyak 100 % pada
KE
pasien Tb Paru.
3. Penggunaan APD pada area berisiko , didapatkan hasil sebanyak 86,17 % pada pasien Tb Paru
4. Edukasi Handhygiene, didapatkan hasil sebanyak 100 % pada pasien Tb Paru
25
INDIKATOR MUTU MANAJERIAL
BRONCHITIS
100%
100% 100%100% 100% 100%
100%
86%
90%
70%
PERSENTASE
50%
30%
10%
E
IEN
IKO
YG
AN
U
DH
RIS
AR
NA
AN
BE
IP
GU
IH
KS
EA
NG
AS
FE
AR
PE
IN
UK
A
N
SI
AD
ED
SIE
DA
PP
PA
EN
KA
M
AN
NG
KO
UH
LE
E
RR
UT
D
EB
AP
A
FT
KK
AN
DA
TU
NA
AI
UN
GU
SU
G
NG
SE
IN
PE
NT
AP
PE
AN
AT
Interpretasi Data :
IA
OB
ED
N
RS
A
KE
RS
1. Dari hasil survey ketersediaan obat penting untuk kebutuhan pasien infeksi paru, didapatkan hasil
TE
KE
26
INDIKATOR MUTU MANAJERIAL
BRONCHIECTASIS
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 86%
90%
80%
PERSENTASE
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
E
..
.
EN
...
F..
P.
TU
GI
DA
KA
UN
HY
NG
AI
ND
G
SU
LE
IN
HA
SE
NT
D
AP
D
SI
PE
AP
A
N
UK
AT
A
N
NA
OB
ED
A
IA
GU
N
ED
A
NG
RS
IA
PE
ED
TE
KE
RS
Interpretasi Data :
TE
KE
27
INDIKATOR MUTU MANAJERIAL
BRONCHOPNEUMONIA
100%100% 100%100% 100% 100%100%
100% 86%
90%
80%
70%
60%
PERSENTASE
50%
40%
30%
20%
10%
NE
GIE
...
...
..
PA
TA
K.
HY
AF
TU
AP
ND
ID
UN
GK
HA
A
LEN
ING
SU
SI
SE
A
NT
PD
UK
PD
PE
NA
ED
NA
T
A
BA
NA
IAA
NO
GU
ED
IAA
NG
RS
PE
ED
TE
KE
RS
TE
Interpretasi Data :
KE
28
INDIKATOR MUTU MANAJERIAL
ABSES PARU
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100% 86%
90%
80%
70%
60%
PERSENTASE
50%
40%
30%
20%
10%
E
...
.
EN
...
F..
PP
TU
DA
GI
UN
KA
HY
AI
NG
ND
G
SU
IN
LE
HA
SE
NT
D
D
SI
PE
AP
AP
A
AT
UK
N
N
A
OB
ED
A
NA
IA
N
ED
GU
A
RS
IA
NG
ED
TE
PE
KE
RS
TE
Interpretasi Data :
KE
29
DATA INDIKATOR MUTU SASARAN KESELAMATAN PASIEN
AREA PRIORITAS
PERIODE AGUSTUS SAMPAI
100% NOVEMBER
98.66%100%
98.66%100% 2018100%98.66%100%
98.66%100%
98.66% 100.00%
100%
50%
PERSENTASE
0%
GET
BRO ARU
TUAR
TB P
HIEC TIS
PAR
BRO RONC NCHI
SES
EUM ASIS
ONIA AB
T
B
OPN
NCH
Interpretasi data :
Dari grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa terdapat 6 indikator penilaian dalam Sasaran keselamatan
Pasien dari ke 5 area prioritas, yaitu :
30
1. Ketepatan identifikasi pasien yang mana data indikator yang diangkat adalah kejadian pasien masuk
RS tanpa gelang indentitas sebanyak 0 % untuk kasus TB
Paru,Bronchitis,Bronchiectasis,Bronchopneumonia,dan Abses Paru,hal ini menjelaskan bahwa dalam
hal ketepatan mengidentifikasi pasien sudah baik.
2. Komunikasi Efektif yang mana data indikator yang diangkat adalah kejadiaan dilakukannya verifikasi
pada laporan medis pertelepon sebanyak 100 % untuk kasus TB Paru, Bronchitis, Bronchiectasis,
Bronchopneumonia,dan Abses Paru,hal ini menjelaskan bahwa dalam hal komunikasi efektif sudah
baik.
3. Medication Error dan pemakaian LASA yang mana data indikator yang diangkat adalah insiden
kesalahan pelayanan obat-obatan high alert dan LASA sebanyak 0% untuk kasus TB Paru, Bronchitis,
Bronchiectasis, Bronchopneumonia, dan Abses Paru, hal ini menjelaskan bahwa dalam hal
komunikasi efektif sudah baik.
4. Penandaan area operasi tidak dinilai karena yang diangkat area prioritas adalah peningkatan mutu
pelayanan penyakit infeksi paru.
5. Mengurangi resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan yang mana data indikator yang diangkat adalah
angka kepatuhan waktu cuci tangan sebanyak 98,66% untuk kasus TB Paru,Bronchitis,
Bronchiectasis, Bronchopneumonia, dan Abses Paru, hal ini menjelaskan bahwa dalam hal
pencegahan infeksi sudah baik.
6. Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh yang mana data indikator yang diangkat adalah
insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap sebanyak 98,66 % untuk kasus TB Paru, Bronchitis,
Bronchiectasis, Bronchopneumonia,dan Abses Paru, hal ini menjelaskan bahwa dalam hal pencegahan
infeksi sudah baik.
31
E. INDIKATOR MUTU NASIONAL
TAHUN 2018
TARGE CAPAIAN
NO JUDUL INDIKATOR
T AGUST SEPT OKT NOV
KEPATUHAN IDENTIFIKASI
1 100% 98,02% 100%
PASIEN 98,02% 98,02%
≤ 5
2 EMERGENCY RESPON TIME 3 menit 3,3 menit 3 menit 3,4 menit
menit
WAKTU TUNGGU RAWAT ≤ 60
3 99 menit 88 menit 81 menit 56 menit
JALAN menit
PENUNDAAN OPERASI 0%
4 0,46% 0% 0% 0,62%
ELEKTIF
08.00
KEPATUHAN JAM VICITE
5 S/D 96.34% 96.84% 97.96% 100%
DOKTER
14.00
WAKTU LAPOR HASIL TEST < 30
6 57.00% 81% 100% 100%
KRITIS LABORATORIUM MENIT
KEPATUHAN PENGGUNAAN
7 100% 72% 76% 76.60% 78.22%
FORMULARIUM NASIONAL
32
1. Kepatuhan Identifikasi Pasien
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Interpretasi Data :
Berdasarkan grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa kepatuhan petugas RS dalam mengidentifikasi
pasien dengan benar, masih di bawah target, dimana capaiannya di bulan Agustus bulan Oktober
sebanyak 98,02 % dan bulan November sebanyak 100%.Hal ini menjelaskan bahwa, tingkat
kepatuhan petugas sudah baik dan perlu ditingkatkan melalui sosialisasi, dan supervisi yang ketat
terhadap perilaku menghadapi pasien setiap harinya.
33
Emergency Respon Time (EMT)
di BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle
Bulan Agustus S/D November 2018
5
5
5
5
5
4.5
4
3.5 3.0 3.3
3 3.0 3.4
2.5
Menit
2
1.5
1
0.5
0
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan data diatas dapat dijelaskan bahwa dari bulan Agustus sampai Bulan November
Emergency respon time di IGD telah berhasil dilaksanakan karena di bawah dari target <5 menit yaitu
rata-rata 3 menit, ini menggambarkan bahwa pada setiap pasien masuk di IGD, petugas dengan cepat
tanggap menjemput dari pintu IGD dan segera melakukan Triase, tanpa membiarkan pasien terlantar
dan tidak diperhatikan
Untuk mempertahankan dan lebih meningkatkan pelayanan respon time petugas, maka perlu
adanya pelatihan secara terus menerus, dan menyiapkan segala sarana prasarana yang dibutuhkan oleh
petugas di IGD.
34
Waktu Tunggu Rawat Jalan
di BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle
Bulan Agustus S/D November 2018
99
100
90
88
60
80 60 81 60
70 60
60
50 56
MENIT
40
30
20
10
0
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat bahwa waktu tunggu rawat jalan masih diatas standar 60
menit. Di bulan Agustus terlihat bahwa waktu tunggu rawat jalan mencapai rata-rata 99 menit.Tetapi
di bulan November sudah turun mencapai rata-rata 56 menit sudah dibawah standar.Hal ini
menggambarkan bahwa pelayanan di poliklinik rawat jalan yang dilaksanakan oleh 14 ruang
poliklinik, masih menyebabkan pasien menunggu untu beberapa lama di depan poliklinik yang dituju,
hal ini dapat terjadi karena banyak faktor, diantaranya adalah pelayanan administrasi pengurusan
berkas RM di lobby pendaftaran yang memakan waktu lama, sehingga pasien sudah lama menunggu
di depan poliklinik namun belum bisa ditangani karena berkas RM nya belum sampai di poliklinik
oleh petugas yang mengantar. Atau karena, berkas RM sudah ada di poliklinik, namun dokter poli
memperhitungkan untuk melakukan vicite rawat inap terlebih dahulu, yang sifatnya juga urgent
setelah itu, pasien di poliklinik dilayani.
35
Penundaan Operasi Elektif
di BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle
Bulan Agustus S/D November 2018
12%
11%
10%
9%
8%
7%
Persentase
6%
5%
4%
3% 0%
0%
2% 0% 0%
1% 0%
0%
0% 0% 1%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan Grafik diatas dapat dijelaskan bahwa, masih terdapat penundaan operasi elektif,
dimana target tidak ada penundaan operasi, namun, pada periode April s/d Juni 2018, masih terdapat
penundaan operasi, yaitu pada bulan April terdapat 4 pasien yang ditunda dari 258 pasien operasi
pada bulan tersebut, pada bulan Mei terdapat 7 pasien yang ditunda operasinya dari 228 pasien
operasi dan pada bulan Juni 2018, terdapat 6 pasien yang ditunda dari 126 pasien operasi. Hal ini
dapat disebabkan oleh, kondisi sarana dan prasarana RS yang tidak mendukung, seperti alat autoclev
rusak sehingga alat dan linen OK tidak ada yang steril, sehingga operasi ditunda, dan adapun karena
operator yang berhalangan hadir karena sakit, maka operasi pada hari itu juga akan ditunda.
36
Kepatuhan Jam Visite Dokter
di BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle
Bulan Agustus S/D November 2018
100%
100%
100%
96.34% 100%
100% 96.84%
97.96% 100.00%
90%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Dari grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa, kepatuhan DPJP untuk datang vicite masih sedikit
di bawah target, yaitu pada bulan Agustus 96,34 %, bulan September96,84 %, bulan Oktober 2018
sebanyak 97,96 % dan bulan November 100%. Dari seluruh DPJP, banyak DPJP yang sudah vicite
tepat waktu, yaitu mulai jam 08.00 s/d jam 14.00, namun masih ada beberapa DPJP yang vicite di luar
waktu tersebut, dengan beberapa alasan seperti ada urusan yang harus diselesaikan pada pagi hari, dsb
37
Waktu Lapor Hasil Nilai Kritis Laboratorium
Bulan Agustus S/D November 2018
100%
100%
100%
100%
100% 100%
100%
90%
81%
80%
70%
57%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa indikator pada bulan Januari sampai Agustus
sudah memenuhi target yaitu 100 %. Waktu lapor hasil test kritis laboratorium adalah waktu yang
dibutuhkan untuk menyampaikan hasil kritis ke DPJP yang merawat oleh dokter Patologi Klinik,
waktu laporyang dibutuhkan yaitu antara 26 menit sampai dengan 28 menit untuk sampai di DPJP
setelah keluar hasil.
7. Kepatuhan Penggunaan formularium nasional
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan grafik di atas, kepatuhan RS dalam menggunakan formularium RS, masih di bawah
target, pada bulan Agustus 2018 terdapat 3 jenis obat di luar formularium, September terdapat 2 jenis
obat di luar formularium dan pada bulan Oktober 3 jenis, dan November 2 jenis obat yang tidak sesuai
dengan formularium, namun pada umumnya seluruh DPJP sudah berusaha untuk tidak keluar dari
formularium RS, namun banyak hal yang menjadi kendala sehingga DPJP harus mengambil
keputusan untuk menggunakan obat-obat tertentu.
38
8. Kepatuhan Cuci Tangan
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Dari grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa dari profesi dokter, perawat, penunjang dan
cleaning service, melaksanakan kepatuhan cuci tangan, masih di bawah target, yaitu mulai dari 96,25
% sampai capaian 98,66 % dari 6 langkah kebersihan tangan. Hal ini dapat disebabkan oleh,
kurangnya kesadaran petugas akan adanya transmisi kuman yang tidak terlihat oleh mata, yang
ditularkan melalui tangan. Oleh karena itu, membangun kesadaran adalah penting sambil dilakukan
sosialisasi ke seluruh petugas tentang 6 langkah kebersihan tangan dan 5 moment kebersihan tangan.
9. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
39
Kepatuhan Upaya Pencegahan Resiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
Bulan Agustus S/D November 2018
100%
100%
100%
99% 100%
100%
100% 100%
100%
90%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Dari grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian kepatuhan petugas dalam mencegah
terjadinya cedera akibat pasien jatuh, adalah dari bulan Agustus s/d bulan November 2018 terjadi
peningkatan capaian yaitu dari 99,02 % sampai dengan 100 %, dimana kepatuhan terhadap risiko
pencegahan cedera akibat pasien jatuh dinilai dari beberapa item penilaian termasuk kepatuhan
mengisi form assessment risiko jatuh, penandaan pasien berisiko dan mengobservasi pasien berisiko
setiap harinya.
40
Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
Bulan Agustus S/D November 2018
100%
100%
100%
100%
100%
100% 100%
88% 100%
90%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Dari grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian kepatuhan terhadap Clinical
Pathway, dibagi menjadi kepatuhan dalam menentukan Length Of Stay (LOS) pasien, kepatuhan
dalam pemeriksaan penunjang dan kepatuhan dalam pemberian terapi. Capaian kepatuhan terhadap
clinical pathway bulan agustus 87,56%,bulan september sampai bulan november 2018 capaian 100%.
41
Kepuasan Pasien dan Keluarga
Bulan Agustus S/D November 2018
100%
100%
100%
100%
100%
90% 82.28%
80%
77.02%
70% 77.33%
60.39%
60%
50%
Persentase
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Dari grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa dari hasil survey kepuasan pasien dan keluarga
berdasarkan Permenpan nomor 14 tahun 2017 tentang Survey Kepuasan Masyarakat, dengan
mengambil sample berdasarkan Rumus Morgan dan Kreiji, menjelaskan bahwa pada bulan agustus
capaian SKM nya 82,28 %, pada bulan september capaian SKM nya sebesar 60,39 % bulan oktober
capaian SKM nya sebesar 77,02%,dan bulan november 77,33%, kesimpulan yang didapatkan dengan
rentang capaian tersebut, menggambarkan bahwa mutu pelayanan RS berkategori BAIK. Namun,
dengan capaian yang didapatkan, jangan membuat para petugas menjadi bangga dan berhenti untuk
berbuat yang terbaik, tapi harus lebih meningkatkan kinerjanya agar lebih baik lagi.
42
Kecepatan Respon Terhadap Komplain
Bulan Agustus S/D November 2018
100% 100% 100%
100%
100% 90%
90%
90% 90%
90%
80%
70%
60%
Persesntase
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Dari grafik di atas, dapat dijelaskan bahwa capaian kecepatan respon terhadap
komplain, mengalami peningkatan capaian di bulan Agustus sampai bulan November 2018. Hal ini
dapat disebabkan oleh komitmen manajemen dan unit terkait untuk selalu memberikan yang terbaik,
tidak membiarkan keluhan masyarakat berlarut-larut, sehingga dari target waktu menanggapi
komplain yaitu harus < 48 jam, dan rata-rata capaian RS tidak lebih dari 24 jam, yang terkadang lama
untuk ditanggapi adalah keluhan melalui facebook, karena media tersebut bukanlah media resmi bagi
RS, jadi butuh pengkajian lebih mendalam ke beberapa aspek yang terkait, baru kemudian ditanggapi.
Tabel-1 : Persentase kelengkapan pengkajian awal medik pasien rawat inap dalam 24 jam
BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
43
Persentase kelengkapan pengkajian awal medik pasien rawat inap dalam 24
jam
Bulan Agustus S/D November 2018
100%
100%
100%
100%
100%
90%
80% 83.46%
70% 71.77%
59.46%
60%
Persentase
50%
40%
24.53%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Tabel-2 : Kepatuhan penggunaan APD pada ruang rawat inap penyakit infeksi paru
BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
Kepatuhan penggunaan APD pada ruang rawat inap penyakit infeksi paru
100%
100%
100%
100%
100%
70%
PERSENTASE
60%
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Tabel-3 : Pelaporan nilai kritis < 30 menit dari laborotorium BLUD RSUD H Padjonga
Daeng Ngalle,periode Agustus-November 2018
44
PELAPORAN NILAI KRITIS ˂ 30 MENIT DARI LABORATORIUM
BULAN AGUSTUS S/D NOVEMBER 2018
100%
100%
100%
100%
100% 100%
100%
90%
81%
80%
70%
57%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Tabel-4 : Pelaporan hasil pemeriksaan sputum dalam 48 jam BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle,
periode Agustus-November 2018
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Tabel-5 : Pelaporan nilai kritis Sitologi < 72 jam dari laborotorium patologi BLUD
RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
45
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
PELAPORAN NILAI SITOLOGI ˂ 72 JAM DARI LABORATORIUM PATOLOGI
BULAN AGUSTUS S/D NOVEMBER 2018
100%
100%
100%
100% 100%
100%
100% 100%
100%
90%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
100%
90%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30% 0%
20% 0%
0%
10% 0% 0%
0%
0% 0%
AGUSTUS 0%
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Tabel-7 : Waktu Tunggu Hasil Pelayanan Foto Thorax BLUD RSUD H Padjonga Daeng
Ngalle, periode Agustus-November 2018
46
WAKTU TUNGGU HASIL PELAYANAN FOTO THORAX
BULAN AGUSTUS S/D NOVEMBER 2018
4 3
3
3
3
3
JAM
2
1.30 1.50
1.60
1
0 0.70
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
dari table diatas didapatkan rata-rata waktu tunggu sampai hasil diserahkan untuk pemeriksaan foto
thorax adalah 1 jam 30 menit, yang pada indicator diberikan batas toleransi 3 jam.
Tabel-8 : Angka Kegagalan Hasil Foto Thorax BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle,
periode Agustus-November 2018
3.35%
3.5%
3.19%
3.0% 2% 2.67%
2%
2.5% 2%
2%
2.0%
Persentase
2.10%
1.5%
1.0%
0.5%
0.0%
-0.5% AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
47
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
ANGKA BATAL OPERASI
BULAN AGUSTUS S/D NOVEMBER 2018
Persentase
10%
0% 0%
5% 0.46% 0% 0%
0.00% 1.33%
0.62%
0%
R
U
BE
R
ST
R
BE
BE
EM
GU
M
KT
PT
A
VE
O
SE
NO
Dari gambar diatas menunjukkan angka batal operasi meningkat dibulan oktober sebanyak 1,33 %
atau 6 orang yang disebabkan karena faktor kondisi pasien,hipertensi dan penyakit asma bronchiale.
Tabel-10 : Kelengkapan Informed Concent diKamar Operasi BLUD RSUD H Padjonga
Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
(6) Kesalahan medikasi (medication error) dan Kejadian Nyaris Cedera (KNC).
Untuk mengetahui Kualitas dan efektifitas pelayanan Farmasi, diukur indikator mutunya
mengenai kesalahan penulisan resep dan kesalahan dispensing didepo farmasi, selama pengukuran
didapatkan data sebagai berikut:
Tabel-11 : Kesalahan dispensing obat di Depo Farmasi IGD BLUD RSUD H Padjonga
Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
48
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
KESALAHAN PENULISAN RESEP DIRAWAT INAP
BULAN AGUSTUS S/D NOVEMBER 2018
100%
90%
74.05%
80%
70% 63.40%
60%
Persentase
50% 52.37%
40% 49.24%
30%
0%
20% 0%
0%
10% 0%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan terjadinya kesalahan dispensing obat didepo farmasi IGD
dikarenakan masih ada resep yang ditulis oleh perawat,sehingga terjadi salah penulisan resep atau
resep tidak sesuai
Tabel-12 : Kesalahan Penulisan Resep di Rawat Inap BLUD RSUD H Padjonga
Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
0.57%
0.60%
0.50%
0.43%
0.40%
Persentase
0.33%
0.30%
0.20%
0%
0%
0.10% 0%
0.12% 0%
0.00%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan gambar diatas menunjukkan terjadinya kesalahan penulisan resep dirawat inap
dikarenakan masih ada resep yang ditulis oleh perawat,sehingga terjadi salah penulisan resep atau
resep tidak sesuai.
(7) Ketersediaan isi dan penggunaan catatan medik.
Untuk mengetahui kepatuhan dari DPJP dan petugas kesehatan lainnya dalam mengisi BRM
Pasien dapat diukur melalui kelengkapan pengisian rekam medik dalam 24 jam setelah pelayanan
rawat inap serta kelengkapan format edukasi pasien,maka didapatkan hasil sebagai berikut:
49
Tabel-13 : Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan rawat inap
BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
100%
100%
100%
100%
100% 100.00%
100.00%
90%
80% 74.32%
70%
60%
Persentase Target ≥ 95 %
50%
40% 31.61%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Tabel-14 : Kelengkapan pengisian formulir edukasi pasien dan keluarga pada saat pelayanan
rawat inap BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, periode Agustus-November
2018
50
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
KELENGKAPAN PENGISIAN FORMULIR EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA PADA
PELAYANAN RAWAT INAP
BULAN AGUSTUS S/D NOVEMBER 2018
95%
95%
95%
95%
100% 92.70% 100.00%
100.00%
90%
80%
Persentase Target ≥ 95 %
70%
60%
50% 40.59%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
100% 90%
100% 90%
100% 100% 90%
100% 90%
90%
Persentase Target ≥ 90 %
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Tabel-16 : Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet BLUD RSUD H Padjonga
Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
51
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
TIDAK ADANYA KESALAHAN DALAM PEMBERIAN DIET
BULAN AGUSTUS S/D NOVEMBER 2018
100%
100%
100%
99.94% 100%
99.96%
100% 100.00%
100.00%
90%
80%
70%
Persentase
60%
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
1.4% 1.22%
1.40%
1.2% 1.10%
1.0% 1.01%
0.8%
0.6%
0.4%
0.2%
0.0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
52
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
KEPATUHAN TERHADAP HANDHYGIENE
BULAN AGUSTUS S/D NOVEMBER 2018
100%
100%
100%
96.34% 100%
100% 96.84% 98.66%
98.66%
90%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
3.5 3 3.3
3 3 3.4
2.5
2
1.5
1
0.5
0
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Tabel-16 : Tidak adanya kesalahan dalam pemberian diet BLUD RSUD H Padjonga
Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
53
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
TIDAK ADANYA KEHARUSAN MEMBAYAR UANG MUKA
BULAN AGUSTUS S/D NOVEMBER 2018
100%
100%
100%
100% 100%
100%
Persentase
100% 100%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Tabel-21 : Waktu Tunggu Rawat Jalan BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle,
periode Agustus-November 2018
99
100
90 88
60
80 60 81
60
70 60
60
MENIT
50 56
40
30
20
10
0
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Dari hasil diatas tampak bahwa waktu tunggu pelayanan masih lama karena terkendala pada
pembuatan jaminan yang sering bermasalah pada jaringan.
Tabel-22 : Kepuasan pelanggan pada rawat jalan BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle,
periode Agustus-November 2018
54
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
KEPUASAN PELANGGAN PADA RAWAT JALAN
BULAN AGUSTUS S/D NOVEMBER 2018
90%
90%
100% 90%
90%
90%
76.06%
80% 77.31%
77.99%
70%
73.00%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Dari tabel diatas tampak bahwa pemberi pelayanan di ponek BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle
sudah sesuai standar dan telah terlatih sesuai kompotensinya.
Tabel-24 : Kemampuan menangani BBLR 1500 gr- 2500 gr BLUD RSUD H Padjonga
Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
55
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
KEMAMPUAN MENANGANI BBLR 1500 GR -2500 GR
100%
100%
100%
96.55% 100%
100%
92.31% 96.67%
90% 92.31%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
9%
9%
9%
8%
7%
6%
5%
4%
2%
3%
2%
1%
0%
0% 0%
AGUSTUS 0%
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan gambaran diatas menunjukkan bahwa pelayanan di rawat intensif semakin baik hanya
pada bulan agustus 2018, terjadi infeksi nosokomial 2,44 % atau sebanyak 1 orang dari 41 Pasien.
Kembalinya pasien dirawat intensif dengan kasus yang sama menimbulkan ketidak
nyamanan dan menurunnya efektifitas efisiensi dalam pelayanan, maka dilakukan survey terhadap
pasien di rawat intensif, didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel-26 : Rata-rata yang kembali keperawatan intensif dengan kasus yang sama ˂ 72 jam
BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
56
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
RATA-RATA PASIEN YANG KEMBALI KEPERAWATAN INTENSIF DENGAN KASUS YANG
SAMA ˂ 72 JAM
100%
90%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan gambaran diatas menunjukkan bahwa pelayanan di rawat intensif semakin baik pada
bulan agustus sampai oktober 2018, tidak ada yang pulang kembali <72 jam
57
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
TIDAK ADANYA KEJADIAN KESALAHAN TINDAKAN REHABILITASI MEDIK
100%
100%
100%
100% 100%
100%
100% 100%
100%
90%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
OKTOBER
Tabel-28 : Kejadian Drop out pasien terhadap pelayanan rehabilitasi yang direncanakan
BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
25%
20%
15%
10% 4.26%
5% 3.42%
3.13%
0% 3.31%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
58
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
KEJADIAN REAKSI TRANSFUSI
10%
9%
8%
Persentase ≤ 0,01 %
7%
6%
5%
4%
3%
0.01%
2% 0.01%
0.01%
1% 0% 0.01%
0%
0%
0%
AGUSTUS 0%
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Pada ilustrasi grafik diatas menggambarkan bahwa periode agustus – Oktober 2018, tidak terjadi
reaksi transfuse darah.
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Pada ilustrasi grafik diatas menggambarkan bahwa periode agustus – Oktober 2018, bank darah dapat
memenuhi kebutuhan darah dari semua unit pelayanan di rumah sakit karena sudah dapat
menyediakan ≥ 90%,tetapi menurun pada bulan oktober dikarenakan kurangnya kegiatan donor darah.
59
Tabel-31 : Ketersediaan fasilitas dan peralatan pengelolaan limbah
BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
100% 100%
Persentase
100.00% 100% 100%
89.86% 100.00% 100.00%
90%
70%
50%
30%
10%
S
TU
R
BE
R
US
BE
R
EM
BE
AG
TO
M
PT
OK
VE
SE
NO
Berdasarkan data tersebut diatas didapatkan bahwa ketersediaan fasilitas menurun dibulan september
karena kehabisan safety box dan meningkat dibulan oktober setelah pengadaan safety box tersebut.
80%
70%
Perszentase
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan gambar tersebut diatas menandakan blm tercapainya ketepatan pengangkutan limbah B3
karena terkendala pada kurir pengangkut sampahnya.diusulkan untuk penambahan kurir tersebut.
(17) Pelayanan Ambulance
Kecepatan memberikan pelayanan ambulance dimaksudkan adalah waktu yang
dibutuhkan mulai permintaan diajukan sampai tersedianya ambulance (5 menit), Tujuan dilakukan
pengukuran ini adalah untuk mengetahui akses transportasi ambulance untuk pasien, berikut dapat
digambarkan respon time pelayanan ambulance, sebagai berikut:
19
14
JAM
-1
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Pada grafik diatas tampak bahwa ketersediaan pelayanan ambulance sudah sesuai dengan harapan
yaitu tersedia dalam 24 jam,
Tabel-34: Penyedia pelayanan mobil ambulance dan mobil jenazah BLUD
RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
61
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
KETERSEDIAAN FASILITAS DAN PERALATAN KAMAR JENASAH
100%
100%
100%
100%
100%
90% 80%
80%
80% 80%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan gambar diatas menandakan tersedianya fasilitas kamar jenazah walaupun belum 100%
karena tidak memiliki ruangan laboratorium otopsi,ruangan ganti APD dan ruangan Jemur Alat.
19
14
JAM
-1
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan gambar diatas menandakan bahwa di RS tersedia kamar jenazah dalam 24 jam.
(19) Pelayanan Loundry
Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap menunjukkan kualitas Loundry,
maka dilakukan survey terhadap Ketepatan waktu penyediaan linen tersebut dan ketepatan
pengelolaan linen infeksius,makadidapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel-37 : Ketepatan waktu penyediaan linen untuk ruang rawat inap dan ruang pelayanan
BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle, periode Agustus-November 2018
62
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
KETEPATAN WAKTU PENYEDIAAN LINEN UNTUK RUANG RAWAT INAP DAN RUANG
PELAYANAN
100%
100%
100%
100% 100%
100%
100% 100%
100%
90%
80%
70%
Persentase
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan gambar tersebut diatas menunjukkan bahwa petugas loundry telah mengetahui
bagaimana pemilahan linen infeksius dan linen non infeksius serta cara pengelolaannya.
(20) IPSRS
Waktu tanggap kerusakan alat menunjukkan kinerja dari IPSRS dalam menanggapi pada saat
ada keluhan dari bagian pelayanan mengenai kerusakan alatnya,maka dilakukan survey mengenai
waktu tanggap tersebut.makadidapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel-39 : Waktu tanggap kerusakan alat BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle,
periode Agustus-November 2018
63
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
WAKTU TANGGAP KERUSAKAN ALAT
100%
100%
100% 80% 100%
80% 100%
90% 80%
80%
80%
70%
Persentase
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
Berdasarkan gambar diatas terjadi penurunan waktu tanggap pada bulan september dikarenakan
terkendala pada peralatan untuk memperbaiki alat yang rusak tersebut serta berat atau ringan
kerusakan alat tersebut.namun dapat diatasi sehingga pada bulan oktober waktu tanggapnya
meningkat.
Tabel-40: Ketepatan waktu kalibrasi alat BLUD RSUD H Padjonga Daeng Ngalle,
periode Agustus-November 2018
64
DATA INDIKATOR MUTU KLINIK
PETUGAS KEAMANAN MELAKUKAN PENGAWASAN KELILING RS
100%
100%
100%
100% 100%
100%
100% 100%
100%
90%
80%
70%
60%
Persentase
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
50%
40%
30%
20%
10%
0%
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOVEMBER
BAB III
PEMBAHASAN
65
Tidak semua indikator mutu yang dipantau mencapai target atau sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Indikator mutu tersebut tetap dilanjutkan dalam pengumpulan dan analisis datanya
sampai bulan desember 2018. Penyebab indikator yang tidak mencapai target diduga akibat
kurangnya supervisi serta monitoring terhadap pelaksanaan kegiatan pelayanan sehingga ketika
dievaluasi melalui pemantauan indikator mutu, output yang diperoleh tidak sesuai standar yang telah
ditetapkan.
Indikator mutu prioritas, indikator mutu nasional dan indikator mutu unit dilakukan dengan
metodologi pengumpulan data secara retrospektif, sensus harian dengan metoda analisa statistik :
numerator dan numerator yang dijelaskan dalam setiap profil indikator, dan setiap data yang diukur,
dilakukan analisis berdasarkan literatur ilmiah yang sesuai dengan evidance base practice.
C. REKOMENDASI
Berdasarkan hasil pemantauan indikator mutu pada bulan Agustus s/d November 2018, maka
Komite Mutu dan Keselamatan Pasien telah memberikan rekomendasi hasil riset indikator mutu RSU
Thalia Irham bulan Agustus s/d November 2018. Sementara pengumpulan dan analisis data untuk
bulan selanjutnya masih tetap dilanjutkan dan akan dilakukan evaluasi tahunan di akhir Desember
2018.
66
BAB V
PENUTUP
Kegiatan pemantauan indikator mutu yang sesuai Standar Akreditasi SNARS Edisi I, sampai
saat laporan ini dibuat secara garis besar masih belum optimal dengan berbagai kekurangan. Upaya
perbaikan akan senantiasa dilakukan dari waktu ke waktu. Diharapkan dengan adanya upaya tindak
lanjut dari unit kerja terkait, upaya perbaikan dapat berjalan dengan maksimal.
Dengan adanya aplikasi SISMADAK, diharapkan pelaporan indikator mutu dapat berjalan
dengan baik, sampai proses tindak lanjutnya.
Pemantauan indikator mutu setiap triwulanan akan dilaksanakan evaluasi tentang indikator
mutu yang akan diganti atau direvisi. Meskipun demikian terdapat sejumlah perbaikan terhadap kertas
kerja, alat ukur indikator, dan kalimat indikator sehingga diharapkan data yang diperoleh bisa lebih
valid.Selain itu juga ketiadaan sumber data pada beberapa indikator mutu yang dipantau dapat
dihindari.
Adapun data yang dilaporkan, masih belum lengkap setiap bulannya, karena ada beberapa
indikator yang hanya dapat diukur setiap tiga bulan, setiap semester ataupun setiap tahun sekali, jadi
akan ditindaklanjuti dalam pelaporan analisanya.
67