UNIVERSITAS PAKUAN
FAKULTAS HUKUM
Jl. Pakuan PO. BOX 452 Bogor 16143
website:https://fhukum.unpak.ac.id/e-mail: fakultashukum@unpak.ac.id
(Farahdinny Siswajanthy.,S.H.,M.H.)
2. Dalam definisi Hukum Tata Negara menurut Prof. Jimly Asshiddiqie, terdapat aspek
tentang : (i) nilai-nilai luhur dan cita-cita kolektif rakyat di suatu negara; (ii) kelembagaan
negara; (iii) mekanisme hubungan antar lembaga negara; (iv) hubungan antar Lembaga
negara dengan warga negara. Coba saudara kaitkan keempat aspek tersebut dengan
Indonesia. (CPMK1/C6/10)
Ilmu Hukum Tata Negara dapat dirumuskan sebagai cabang ilmu hukum yang mempelajari
prinsip-prinsip dan norma-norma hukum yang tertuang secara tertulis ataupun yang hidup
dalam kenyataan praktik kenegaraan berkenaan dengan (i) konstitusi yang berisi kesepakatan
kolektif suatu komunitas rakyat mengenai cita-cita untuk hidup bersama dalam suatu negara
Indonesia, (ii) institusi-institusi kekuasaan negara beserta fungsi-fungsinya, (iii) mekanisme
hubungan antar institusi itu, serta (iv) prinsip - prinsip hubungan antara institusi kekuasaan
negara dengan warga negara. Keempat unsur dalam definisi hukum tata negara tersebut di atas,
pada pokoknya adalah hakikat konstitusi itu sendiri sebagai objek utama kajian hukum tata
negara (constitutional law). Karena pada dasarnya, konstitusi itu sendiri berisi (i) konsensus
antar rakyat untuk hidup bersama dalam suatu komunitas bernegara dan komunitas
kewarganegaraan, (ii) konsensus kolektif tentang format kelembagaan organisasi negara
tersebut, dan (iii) konsensus kolektif tentang pola dan mekanisme hubungan antarinstitusi atau
kelembagaan negara, serta (iv) konsensus kolektif tentang prinsip-prinsip dan mekanisme
hubungan antara lembaga-lembaga negara dengan warga negara Indonesia.
3. Apapula hal-hal pokok yang harus dipelajari dalam HTN menurut Logemann ?
(CPMK1/C6/10)
Dalam bukunya College-aantekeningen over het Staatsrecht van Nederlands Indie, Logemann
mengatakan bahwa ilmu hukum tata negara mempelajari sekumpulan kaidah hukum yang di
dalamnya tersimpul kewajiban dan wewenang kemasyarakatan dari organisasi negara, dari
pejabat-pejabatnya keluar, dan di samping itu kewajiban dan wewenang masing- masing
pejabat negara di dalam perhubungannya satu sama lain atau dengan kata lain kesatuan
(samenhaag) dari organisasi. Ilmu hukum tata negara dalam arti sempit menyelidiki hal- hal
antara lain:
1) Jabatan-jabatan apa yang terdapat di dalam susunan kenegaraan tertentu;
2) Siapa yang mengadakannya;
3) Bagaimana cara memperlengkapi mereka dengan pejabat-pejabat;
4) Apa yang menjadi tugasnya (lingkungan pekerjaannya);
5) Apa yang menjadi wewenangnya;
6) Perhubungan kekuasaannya satu sama lain;
7) Di dalam batas-batas apa organisasi negara (dan bagian- bagiannya) menjalankan tugasnya
Menurut Logemann, hukum tata negara itu adalah hukum organisasi negara atau hukum
keorganisasian negara atau dengan kata lain hukum mengenai organisasi (tata susunnya)
negara. Hukum ini dapat dibagi atas dua golongan, yaitu sebagai berikut:
1) Hukum mengenai persoalan kepribadian hukum dari jabatan-jabatan negara memungkinkan
kumpulan jabatan-jabatan itu disatukan lebih lanjut dalam satu kepribadian hukum. Hukum ini
terdiri dari persoalan-persoalan perwujudan kepribadian hukum dalam (atau menjadi) jabatan,
kumpulan jabatan, timbul dan lenyapnya jabatan, kumpulan jabatan dan soal kualitas pejabat,
pembatasan wewenang dari jabatan atau kumpulan jabatan, serta hukum keorganisasian.
2) Hukum mengenai (luasnya) lingkungan kekuasaan negara, yaitu suatu lingkungan di mana
kaidah-kaidah hukum negara mempunyai kekuatan yang berlaku. Lingkungan itu dapat berupa
lingkungan manusia tertentu, dan lingkungan wilayah tertentu, dan lingkungan waktu tertentu.
4. Jelaskan pengertian sumber hukum menurut Hans Kelsen dan berikan contohnya dalam
kehidupan ketatanegaraan Indonesia ! (CPMK2/C6/10)
Menurut Hans Kelsen, terdapat 3 (tiga) pengertian sumber hukum :
1. Sumber hukum diartikan sebagai cara membentuk hukum (method of
creating law). Contoh, proses pembentukan undang-undang di DPR itu merupakan
bagian dari pengertian sumber hukum;
2. Sumber hukum diartikan sebagai alasan mengapa hukum memiliki kekuatan
mengikat (the reason for validity of law). Menurut Kelsen, suatu peraturan hukum
memiliki kekuatan mengikat karena menyantol (bersandar) kepada peraturan yang
lebih tinggi atau peraturan yang ada diatasnya. Contoh : peraturan pemerintah (PP)
memperoleh kekuatan mengikat dari undang-undang, di mana PP menjabarkan lebih
lanjut isi undang-undang;
3. Sumber hukum diartikan sebagai hal-hal yang bersifat non yuridis (di luar
hukum), seperti ideologi, pandangan politik, norma agama, moral dan sebagainya.
Pengertian yang ketiga ini seringkali mempengaruhi atau bahkan menentukan isi
peraturan perundang-undangan di suatu negara. Contoh : negara yang menganut
ideologi komunis, seperti China, Korea Utara, maka peraturan-peraturannya tentu saja
akan banyak dipengaruhi oleh paham-paham komunis.
5. Sebutkan sumber hukum tata negara formal menurut Prof. Mahadi ! (CPMK2/C6/10)
Menurut Prof. Mahadi, sumber hukum formal meliputi :
a. UU dalam arti luas
UU dalam arti luas disebut juga peraturan perundang-undangan (regels) yang
meliputi : UUD, TAP MPR, UU/Perpu, PP, Perpres, Perda dan peraturan
lembaga negara serta peraturan lembaga pemerintah.
b. Hukum adat HUKUM ADAT KETATANEGARAAN
Dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia pernah berkembang semacam hukum
adat ketatanegaraan seperti misalnya peraturan tentang alat-alat perlengkapan
persekutuan adat DESA ADAT CONTOHNYA PERADILAN ADAT,
peraturan tentang rembug desa dan lain-lain;
c. Hukum Kebiasaan/ CUSTOMARY LAW DALAM KONTEKS HTN
ADALAH KONVENSI KETATANEGARAAN
Dalam hukum tata negara, hukum kebiasaan disebut sebagai konvensi
ketatanegaraan (constitutional convention).
TAP MPRS XX/1966 TAP MPR III/2000 UU No.10,2004JUUU No. 12, 2011
UUD UUD UUD UUD9
TAP MPR TAP MPR UU/Perpu TAP MPR
UU/Perpu UU PP UU/Perpu
PP Perpu Perpres PP
Keppres Keppres Perda Perpres
Peraturan/ Perda Perda
Pelaksanaan
Lainnya
(Sudah dicabut) (sdh tdk berlaku) (sdh tdk berlaku) (skrg berlaku)
TAP MPR YANG MASIH BERLAKU :
-TAP MPRS/NO. XXV/MPRS/1966 TTG PEMBUBARAN PKI DAN LARANGAN
PENYEBARAN AJARAN KOMUNISME, MARXISME DAN LENINISME
-TAP MPR NO. VIII/MPR/2000 TENTANG ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA
PERATURAN DAERAH PROVINSI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
KEPUTUSAN ><PERATURAN
KEPUTUSAN BERLAKUNYA INDIVIDUAL (HANYA UTK ORANG2 TERTENTU, YG
DISEBUT DALAM KEPPRES PERATURAN BERLAKUNYA SECARA
UMUM/BERLAKU BAGI SETIAP ORANG/MASYARAKAT UMUM
JENIS DAN HIRARKI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SIFATNYA BERLAKU UMUM/BERLAKU
BAGI SETIAP ORANG
9. Jelaskan fungsi dan materi muatan konstitusi. Apa pula yang saudara ketahui tentang supra
konstitusionalitas dan adakah suprakonstitusionalitas di Indonesia ? (CPMK5/C6/10)
Fungsi dan Materi Muatan Konstitusi
1.Fungsi
Pusat perhatian konstitusi adalah kekuasaan, baik menyangkut pengaturan pembagian
kekuasaan dan yang paling utama adalah pembatasan kekuasaan pemerintah. Dengan adanya
pembatasan tersebut, maka dapat menghindarkan kesewenang-wenangan pemerintah
(penguasa).
2.Materi Muatan
Mengenai apa yang seharusnya diatur dalam sebuah konstitusi, K.C. Wheare mengatakan,
“semakin sedikit yang diatur makin baik, asal yang sedikit itu benar-benar merupakan
peraturan hukum yang ditaati dan dilaksanakan”. Pendek kata, idealnya, dalam konstitusi
cukup diatur hal-hal yang pokok saja.
Menurut C.F. Strong, suatu konstitusi harus memuat 3 (tiga) materi, yaitu:
a. Kekuasaan pemerintah (Tugas dan wewenang lembaga negara);
b. Hak-hak yang diperintah (HAM);
c. Hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah.
10. Jelaskan konstitusi yang pernah berlangsung di Indonesia sekaligus masa berlakunya
masing-masing ! Berikan pula penjelasan mengenai amandemen UUD Tahun 1945 yang
sudah dilakukan selama ini ! (CPMK6/C6/10)
Dalam sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia ada empat macam Undang-Undang
yang pernah berlaku, yaitu :
Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
(Penetapan Undang-Undang Dasar 1945)
Saat Republik Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Republik yang baru
ini belum mempunyai undang-undang dasar. Sehari kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945
Rancangan Undang-Undang disahkan oleh PPKI sebagai Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia setelah mengalami beberapa proses.
Periode 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
(Penetapan konstitusi Republik Indonesia Serikat)
Perjalanan negara baru Republik Indonesia ternyata tidak luput dari rongrongan pihak Belanda
yang menginginkan untuk kembali berkuasa di Indonesia. Akibatnya Belanda mencoba untuk
mendirikan negara-negara seperti negara Sumatera Timur, negara Indonesia Timur, negara
Jawa Timur, dan sebagainya. Sejalan dengan usaha Belanda tersebut maka terjadilah agresi
Belanda 1 pada tahun 1947 dan agresi 2 pada tahun 1948. Dan ini mengakibatkan diadakannya
KMB yang melahirkan negara Republik Indonesia Serikat. Sehingga UUD yang seharusnya
berlaku untuk seluruh negara Indonesia itu, hanya berlaku untuk negara Republik Indonesia
Serikat saja.
Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
(Penetapan Undang-Undang Dasar Sementara 1950)
Periode federal dari Undang-undang Dasar Republik Indonesia Serikat 1949 merupakan
perubahan sementara, karena sesungguhnya bangsa Indonesia sejak 17 Agustus 1945
menghendaki sifat kesatuan, maka negara Republik Indonesia Serikat tidak bertahan lama
karena terjadinya penggabungan dengan Republik Indonesia. Hal ini mengakibatkan wibawa
dari pemerintah Republik Indonesia Serikat menjadi berkurang, akhirnya dicapailah kata
sepakat untuk mendirikan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi negara kesatuan
yang akan didirikan jelas perlu adanya suatu undang-undang dasar yang baru dan untuk itu
dibentuklah suatu panitia bersama yang menyusun suatu rancangan undang-undang dasar yang
kemudian disahkan pada tanggal 12 Agustus 1950 oleh badan pekerja komite nasional pusat
dan oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan senat Republik Indonesia Serikat pada tanggal 14
Agustus 1950 dan berlakulah undang-undang dasar baru itu pada tanggal 17 Agustus 1950.
Periode 5 Juli 1959 – sekarang
(Penetapan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945)
Dengan dekrit Presiden 5 Juli 1959 berlakulah kembali Undang-Undang Dasar 1945. Dan
perubahan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama pada masa 1959-1965
menjadi Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Baru. Perubahan itu dilakukan
karena Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Orde Lama dianggap kurang
mencerminkan pelaksanaan Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen.
--Selamat Mengerjakan--