Anda di halaman 1dari 6

TINJAUAN YURIDIS STATUS “BATAL DEMI HUKUM” PERPPU CIPTA

KERJA

Disusun Oleh:
Muhammmad Rafi Ali Muqoddas
NIM: 215010107111034
Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Didalam kehidupan manusia, setiap individu pasti akan selalu berusaha
agar dapat memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara apapun dan juga
seringkali dalam kegiatan pemenuhan kebutuhan setiap individu terjadi
permasalahan dan konflik sehingga menimbulkan kekacauan yang
merugikan sehingga perlu adanya aturan sehingga dapat mengondisikan
individu di dalam suatu kelompok masyarakat.dan juga dapat menciptakan
masyarakat adil dan makmur. Sejak zaman dahulu, manusia telah hidup
dalam suatu kelompok masyarakat, mereka sudah membentuk aturan
dalam bentuk sederhana yang disepakati oleh seluruh masyarakat dalam
kelompok tersebut. menurut Van Apeldoorn adalah untuk mengatur
pergaulan hidup. Supaya pergaulan hidup menjadi damai. Menurutnya,
hukum adalah sesuatu yang menghendaki sebuah perdamaian. Perdamaian
yang dimaksud tersebut harus dipertahankan. Caranya adalah dengan
melindungi kepentingan-kepentingan dari hukum manusia tertentu,
kemerdekaan, kehormatan, jiwa dan harta benda. Perlindungan ditujukan
untuk melindungi dari pihak-pihak yang akan merugikannya. Hukum
adalah hal yang akan mengatur tata tertib di dalam masyarakat. Hukum
akan menjalankan tata tertib secara adil dan damai. Dalam mencapai
tujuan hukum tersebut, perlu diciptakan masyarakat yang adil. Dari
pendapat Van Apeldoorn tersebut, hukum diciptakan untuk dapat mengatur
masyarakat agar tercipta keteraturan dalam masyarakat. Menurut Soerjono
Soekanto, hukum dibentuk dengan memiliki tujuan sebagai penjaga
ketertiban dan keamanan dalam masyarakat, sehingga hukum harus
diarahkan untuk menciptakan tatanan sosial yang aman dan stabil.
Masyarakat dahulu memebentuk hukum dengan tujuan melindungi
kelompoknya dari marabahaya dan memberikan rasa aman kepada
masyarakatnya.
Seiring dengan perkembangan waktu dan zaman, masyarakat selalu
dibenturkan dengan perubahan dari berbagai aspek seperti ekonomi, sosial,
politik, budaya, dam berbagai macam perubahan lainnya di dalam
masyarakat. Seringkali
Indonesia sebagai negara republik yang berlandaskan hukum sudah
dinyatakann secara tegas dan jelas dalam Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 1 Ayat (3) yang berbunyi “ Negara Indonesia adalah Negara
Hukum”. Ini sudah menjadi penegasan bahwa dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, acuan utama penyelenggaraan negara adalah hukum. Di
Indonesia sendiri, terdapat peraturan yang pula mengatur terkait dengan
Pembuatan Peraturan Perundang-undangan yakni Undang-Undang No. 12
Tahun 2011. Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan mengeneai
hierarki peraturan yang berlaku di Indonesia, dari tingkat tertinggi yaitu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 sebagai acuan
utama untuk peraturan di bawahnya samapi kepada Peraturan Daerah
Kota/Kabupaten yang menjadi aturan pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan dan hubungan antara peraturan-peraturan dalam hierarki
tersebut tidak boleh peraturan bertentangan dengan peraturan yang lebih
tinggi atau diatasnya. Berikut adalah hierarki secara lengkap menurut UU
No. 12 Tahun 2011:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah;
5. Peraturan Presiden;
6. Peraturan Daerah Provinsi; dan
7. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.
Yang seperti kita ketahui terdapat salah satu bagian hierarki dalam tata
hukum kita yakni Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang. Dalam pembentukannya, Undang-Undang dirumuskan
oleh
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana status “batal demi hukum” dikenakan dalam mekanisme
pembuatan pembuatan Peraturan pemerintah Pengganti Undang-
Undang (Perppu)?
2. Bagaimana tahap yang harus dilalui untuk melakukan pencabutan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui dan mengkaji bagaimanakah Lembaga Legislatif
DPR menentukan status “batal demi hukum” suatu Perppu.
2. Untuk mengetahui dan mengkaji implementasi pelaksanaan UU No, 12
Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
terhadap kasus Perppu Cipta Kerja..
D. MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan di atas, maka penelitian ini


diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

A. Manfaat teoretis:
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan
manfaat di bidang pengetahuan, tidak hanya melalui pengembangan
teori dan analisis, tetapi juga untuk kepentingan penelitian di masa yang
akan datang khususnya mengenai konsep pembentukan peraturan
perundang-undangan dan penerapan hukum yang digunakan bila terjadi
konflik hukum di masa mendatang;

B. Manfaat praktis:
a) Bagi peneliti, untuk memperluas wawasan serta menambah ilmu
pengetahuan di bidang hukum tata negara dan studi mengenai
pembentukan peraturan perundang-undangan serta penerapannya
dalam tataran praktik;
b) Bagi Universitas Brawijaya, untuk menambah koleksi
perpustakaan dan menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa/i Fakultas
Hukum khususnya Program Kekhususan Hukum Tata Negara;
c) Bagi Pemerintah Indonesia, sebagai bahan masukan dan
pertimbangan dalam perumusan terkait Perppu Cipta Kerja.

A. Metode Penelitian

1. Tipologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis-normatif, yang


menitikberatkan pada ketentuan hukum normatif dalam bidang
pembentukan peraturan perundangn-undangan, dalam hal ini hukum
nasional yang menjadi subjek utama penelitian ini.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian ini adalah deskriptif, yakni suatu penelitian yang


memiliki tujuan untuk memberikan gambaran analitis mengenai
berbagai permasalahan yang penulis angkat berdasarkan dengan data
yang diperoleh. Penulis menggambarkan permasalahan yang terjadi
pada perumusan Perppu Cipta kerja ini di Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan Data


4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
5. Sumber Data

E. TINJAUAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai