KEBIJAKAN
PUBLIK
NYOMAN MAS ARYANI, SH., MH.
PIHAK YANG TERLIBAT DALAM
PERUMUSAN KEBIJAKAN PUBLIK
1. The Citizen
2. Conggres
3. Supreme Court/ Court System
4. President
5. The Bureaucracy
6. The Press
7. Interest Group
8. Political Parties
SISTEM KEBIJAKAN NASIONAL
INDONESIA (SEBELUM PERUBAHAN)
1. Infra StrukturPolitik
a. Partai Politik (PPP&PDI) dan Golkar
b. Kelompok Kepentingan
c. Media Massa
d. Warga Negara
2. Supra Struktur Politik
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat
b. Presiden
c. Dewan Perwakilan Rakyat
d. MA
e. DPA
f. BPK
SISTEM KEBIJAKAN NASIONAL
INDONESIA (SETELAH PERUBAHAN)
1. Infra StrukturPolitik
a. Partai Politik
b. Kelompok Kepentingan
c. Media Massa
d. Warga Negara
2. Supra Struktur Politik
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat
b. Presiden
c. Dewan Perwakilan Rakyat
d. Dewan Perwakilan Daerah
e. MA
f. MK
g. BPK
KADAR KETERLIBATANNYA
MPR
sidang MPR dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3
dari jumlah anggota MPR
[Pasal 37 (3)****]
Putusan dilakukan
dengan persetujuan
sekurang-kurangnya
50% + 1 anggota dari
seluruh anggota MPR
[Pasal 37 (4)****]
PERANSERTA RESMI
• Presiden
merupakan aktor yang terlibat dalam proses
perumusan kebijakan publik berstrata umum
yang dituangkan dalam bentuk hukum berupa
undang-undang dan peraturan pemerintah
pengganti undang-undang
merupakan aktor yang terlibat dalam proses
perumusan kebijakan publik berstrata
pelaksanaan yang dituangkan dalam bentuk
hukum berupa peraturan pemerintah dan
peraturan presiden.
PERANSERTA RESMI
setuju menjadi UU
Presiden
Perpu itu
Dalam hal ihwal harus
kegentingan yang
DPR
mendapat
memaksa, berhak persetujuan
menetapkan DPR
Perpu [Pasal 22 (2)]
[Pasal 22 (1)]
tidak harus dicabut
setuju [Pasal 22 (3)]
PERANSERTA RESMI
Ikut membahas kepada anggota Dewan Perwakilan Rakyat Rancangan Undang Undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan SDA dan sumber daya ekonomi
lainnya serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
KEWENANGAN DPD
dapat
I. RUU yang berkaitan dapat ikut memberi
melakukan
mengajukan membahas pertimbangan
dengan: pengawasan
• Otonomi daerah ● ● ●
• Hubungan pusat dan daerah ● ● ●
• Pembentukan dan pemekaran
serta penggabungan daerah ● ● ●
• Pengelolaan sumber daya
alam dan sumber daya ● ● ●
ekonomi lainnya
• Perimbangan keuangan pusat
dan daerah ● ● ●
• RAPBN ● ●
• Pajak ● ●
• Pendidikan ● ●
• Agama ● ●
II. Pemilihan anggota BPK ●
PERANSERTA RESMI
Partai Politik
suatu gerakan yang memiliki tujuan yang lebih bersifat
fundamental dimana memperjuangkan tujuannya melalui Pemilu
Kelompok Kepentingan
suatu gerakan yang ingin mengadakan perubahan pada
lembaga politik terkadang malah ingin menciptakan suatu tatanan
baru dengan cara politik. Dalam melancarkan pengaruhnya tidak
berusaha merebut jabatan politik tetapi cukup mempengaruhi
orang-orang yang menduduki jabatan agar kepentingannya
mendapat perhatian.
PERAN SERTA TIDAK RESMI
Media Massa
Penjelasan UU No. 10 Tahun 2004, Pasal 22 Penyebarluasan: agar
khalayak ramai mengetahui Rancangan Undang Undang yang sedang
dibahas di Dewan Perwakilan Rakyat guna memberikan masukan atas
materi yang sedang dibahas.
Penyebarluasan dilakukan baik melalui media elektronik :televisi,
radio,internet, maupun media cetak: surat kabar, majalah.
MEDIA MASSA
• Warga Negara
Partisipasi Masyarakat, Pasal 53 UU No 10 Tahun
2004.Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan
atau tertulis dalam rangka penyiapan atau pembahasan
Rancangan Undang Undang dan Ranperda.
Terkait dengan hal diatas yaitu asas keterbukaan yaitu
dalam proses pembentukan Peraturan perundang-undangan
mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan dan
pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan
demikian seluruh masyarakat mempunyai kesempatan yang
seluas-luasnya untuk memberikan masukan
WARGA NEGARA
a. Kejelasan tujuan
b. Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat
c. Kesesuaian antara jenis dan materi muatan
d. Dapat dilaksanakan
e. Kedayagunaan dan keberhasilgunaan
f. Kejelasan rumusan
g. Keterbukaan
ASAS KEJELASAN TUJUAN
• Pasal 5 Huruf d
• Pembentukan peraturan perundang-undangan harus
memperhitungkan efektivitas Peraturan Perundang-
undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara
filosofis, sosiologis maupun yuridis.
ASAS KEDAYAGUNAAN DAN
KEHASILGUNAAN
• Pasal 5 huruf
• Setiap peraturan Perundang-undangan dibuat karena
memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam
mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
ASAS KEJELASAN RUMUSAN
• Pasal 5 Huruf f
• Setiap peraturan Perundang-undangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyusunan Peraturan Perundang-
undangan, sistematika, pilihan kata atau istilah serta bahasa
hukum yang jelas dan mudah dimengerti sehingga tidak
menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam
pelaksanaannya
ASAS KETERBUKAAN
• Pasal 5 huruf g