Anda di halaman 1dari 23

PERAN AKTIF MAHASISWA DALAM

MEMBANGUN KELEMBAGAAN
LEGISLATIF MAHASISWA UNTUK
MEMPERSIAPKAN LEGISLATOR
BANGSA
Ir. H. Arsyadjuliandi ranchman, M.B.A
Anggota Komisi II DPR RI Fraksi Partai Golkar (Dapil Riau I)

DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SEKOLAH LEGISLATIF


BADAN LEGISLATIF MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU, 28 MARET 2022
Identitas Diri Diri
1. Nama Lengkap : Ir.H.ARSYADJULIANDI RACHMAN,
MBA
2. Tempat/Tanggal Lahir : Pekanbaru, 8 Juli 1960
3. Jenis Kelamin : Laki – Laki

4. Agama : Islam
5. Pendidikan Terakhir : S-2 Marketing, Oklahama City University,
USA
6. Riwayat Pekerjaan : 1. Anggota DPR RI FPG (2019-2024)
2. Gubernur Riau (2016-2019)
3. Plt.Gubernur Riau (2014-2016)
4. Wakil Gubernur Riau (2014-2019)
5. Anggota DPR RI FPG (2009-2013
6. Anggota DPRD Riau (2004-2009)

7. Riwayat Organisasi : 1. Ketua DPD I P.GOLKAR (2015-Sekarang)


2. Wakil SEKJEN DPP P.GOLKAR (2010-2014)
3. Bendahara Um. P.GOLKAR Riau (2003-2010)
4. Waketum KADIN Indonesia (2010-2014
5. Ketua Umumn KADIN Prov.Riau (2001-2011)
6. Ketua HISWANA MIGAS Riau (2001-Sekarang)
7. Ketua Umum BPD HIPMI Riau (1989-2002)
8. Bendahara Umum ICMI Orwil Riau (1991-2006)
9. Wakil Ketua National Director IMT-GT Indonesa
Business Council (2003-2010)
10.Sekretariat Nasional Kerjasama Ekonomi Sub
regional (KESR) Kantor Menko. Perekonomian
R.I (2005 - 2010)
11.dll
PENDAHULUAN

Banyak para pemimpin negeri didunia lahir dari dalam


kampus dan tentu dengan pendidikan di lembaga
kampus. Sehingga, sangatlah wajar jika banyak orang
mengatakan bahwa mahasiswa dan lembaga organisasi
merupakan miniatur dari sebuah negara dan sistem
pemerintahannya yang disebut student government
(pemerintahan mahasiswa).
KONSEP STUDENT GOVERNMENT

Student government merujuk pada konsep


pelembagaan dan proses pelaksanaan pemerintahan di
tingkat mahasiswa. Konsep ini mengasumsikan bahwa
kampus adalah sebuah negara di mana perlu adanya
suatu pengaturan di tingkat mahasiswa untuk
meningkatkan kehidupan demokratis. Oleh karena itu,
konsep ini membawa teori negara dalam desain
kelembagaannya seperti konsep Trias Politica yang
dianut Indonesia (Eksekutif, Legisatif dan Yudikatif)
Namun pada kenyataannya konsep trias politica ini tidak dapat diterapkan
secara keseluruhan ditingkat student government yang ditandai dengan ketiadaan
lembaga Yudikatif yang memegang kekuasaan hukum dan penyelesaian
sengketa.
SEJARAH KONSEP STUDENT GOVERNMENT

Miller dan Nadler mengungkapkan dalam pengantar sebuah buku


Student Governance and Institutional Policy Formation and
Implementation (2006) bahwa Laosebikan-Buggs menulis bahwa
student government mulanya muncul di Amerika awal 1900an yang
dibentuk oleh otoritas kampus untuk menata kehidupan mahasiswa
(control universitas terhadap mahasiswa). Selain itu, student
government tak hanya berorientasi pada politik, melainkan
kebutuhan pragmatis mahasiswa seperti ekonomi. Laosebikan-Buggs
menyebutkan bahwa 3 (tiga) fungsi student government adalah
advocacy, representation, dan voice.

Menurut Abdul Gaffar Karim, jika politik kenegaraan adalah


suatu makro-kosmos maka student government merupakan
mikro-kosmos yang mana keduanya memiliki perilaku yang
senada
MENJADI PEMIKIR DAN PEJUANG MELALUI
PELAKSANAAN FUNGSI LEMBAGA LEGISLATIF
MAHASISWA

Mengingat mahasiswa adalah agen perubahan maka menjadi penting bagi


mahasiswa untuk berperan aktif dalam student government. Peran
penting mahasiswa ini harus diimbangi dengan nilai idealisme yang
merasuk tak hanya dalam jiwanya tapi juga pemikirannya.

Dalam realitanya, kita sering mendengar adanya Dewan Perwakilan


Mahasiswa ( DPM ), Badan Perwakilan Mahasiswa ( BPM ), Dewan
Legislatif Mahasiswa ( DLM ), Dewan Mahasiswa ( DEMA ), Senat
Mahasiswa (SEMA), Parlemen Mahasiswa, dan lain – lain. Istilah itu
merupakan bentuk dari Lembaga legislatif mahasiswa yang ada di
kampus-kampus di Indonesia, hanya berbeda istilah namun secara arti
dan fungsinya sama

FUNGSI LEMBAGA LEGISLATIF MAHASISWA: FUNGSI LAGISLASI (pembuat


aturan ditingkat mahasiswa), FUNGSI PENGAWASAN (pelaksanaan peraturan dan
kegiatan kelembagaan mahasiswa), FUNGSI ANGGARAN (pembagian dana
kegiatan mahasiswa pertahun anggaran)
Untuk itu, disinilah dituntut peran dari seluruh
wakil mahasiswa yang duduk di legislatif
mahasiswa untuk menjalankan fungsi secara
menyeluruh. Nantinya diharapkan legislatif
mahasiswa dapat mencetak kader-kader
legislator muda yang berkompeten dan memiliki
integritas dan siap mengabdi untuk kemajuan
bangsa dan negara Indonesia secara praktis.
BAGAIMANA
DENGAN DPR RI?
Fungsi Pokok DPR RI (Pasal 20A UUD’45)

01 Fungsi Legislasi

02 Fungsi Anggaran

03 Fungsi Pengawasan
01 FUNGSI LEGISLASI
MEKANISME PEMBENTUKAN UNDANG-UNDANG (FUNGSI LEGISLASI)

Dalam hal RUU


tidak disahkan
dalam waktu 30
hari, RUU tersebut
sah menjadi UU
dan wajib
mendapat diundangkan
persetujuan bersama [Pasal 20 (5)**]
DPR
RUU dibahas
memegang
oleh DPR dan
Presiden
kekuasaan mengesahkan UU
membentuk UU Presiden untuk
berhak [Pasal 20 (4)*]
[Pasal 20 (1)*] mendapat
mengajukan
persetujuan
RUU
Anggota berhak bersama
[Pasal 5 (1)*]
mengajukan usul [Pasal 20 (2)*]
RUU tidak boleh
(Pasal 21*) tidak mendapat diajukan lagi
persetujuan bersama dalam
persidangan
masa itu
[Pasal 20 (3)*]
PROSES PEMBENTUKAN UU INISIATIF DPR
Disampaikan Dalam Rapat Paripurna, Rapat Paripurna
Usul inisiatif RUU kepada DPR Ketua Rapat Memutuskan apakah usul
dapat berasal dari: 1 berupa RUU dan Memberikan dan RUU tersebut secara
Orang Anggota atau NA disertai nama Membagikan usul prinsip dapat diterima
lebih, Komisi, pengusul dan
inisiatif RUU kepada menjadi RUU usul dari
Gabungan Komisi atau Fraksi
Baleg
para anggota DPR DPR atau tidak setelah
diberikan kesempatan
Pimpinan DPR Disetujui dengan kepada Fraksi untuk
PEMBICARAAN DI
menyampaikan RUU perubahan, DPR memberikan
DPR: Pembicaraan
kepada Presiden dan menugaskan kepada: pendapatnya.
Tingkat I meliputi
meminta Presiden agar Komisi, Baleg atau
(pandangan dan
menugaskan Menteri Pansus untuk
pendapat dari
yang akan mewakili menyempurnakan RUU
Presiden jika RUU dari
Presiden dalam tersebut
DPR, tanggapan
pembahasan RUU Disetujui tanpa
pengusul RUU yaitu
tersebut, dan kepada perubahan
DPR/Presiden,
pimpinan DPD jika RUU
Pembahasan RUU
tersebut berkaitan dengan
Oleh DPR dan RUU tidak dapat diajukan lagi pada masa
DPD
Presiden berdasarkan persidangan Paripurna saat itu
DIM)
Tidak ada Kesepakatan
Pembicaraan tingkat II
antara DPR & Presiden
meliputi (Laporan hasil
RUU disahkan oleh UU menjadi sah dan wajib
pembicaraan tingk I,
Presiden dengan diundangkan dalam
Pendapat akhir fraksi, Persetujuan oleh membubuhkan lembaran negara, berlaku
pendapat akhir Presiden dan DPR tandatangan (max30 hari) dan mengikat secara
Presiden)
umum
Tidak ditandatangani oleh
Presiden (max30 hari)
02 FUNGSI ANGGARAN
PENYUSUNAN RANCANGAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
mengajukan
[Pasal 23 (2)***]

RAPBN

memberi
Presiden DPR pertimbangan
[Pasal 23 (2)***]
DPD

TIDAK

membahas Pemerintah Pemerintah


bersama menjalankan menjalankan
[Pasal 23 (2)***]
persetujuan YA
APBN APBN
RAPBN

tahun lalu
[Pasal 23 (3)***]
Siklus Pembahasan dan Penetapan APBN
Dalam menjalankan tugas dan wewenang untuk
membahas bersama presiden serta memberikan
persetujuan atas RUU tentang APBN yang diajukan oleh
Presiden, DPR menyelenggarakan kegiatan sebagai berikut:

1)Pembicaraan Pendahuluan dengan Pemerintah dan Bank Indonesia


dalam rangka menyusun Rancangan APBN;
2)Pembahasan dan Penetapan APBN;
3)Pembahasan Laporan Realisasi Semester Pertama dan Prognosis 6
(enam) bulan berikutnya;
4)Pembahasan dan Penetapan Rancangan Undang-Undang tentang
Perubahan atas Undang-Undang APBN;
5)Pembahasan dan Penetapan Rancangan Undang-Undang tentang
Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN;
PEMBICARAAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN APBN
ANTARA DPR RI DAN PEMERINTAH
20 Mei Rapat Paripurna DPR RI
Pemerintah menyampaikan Pokok-pokok pembicaraan
Pertengahan Mei pendahuluan RAPBN sbb: Rapat Paripurna DPR RI
Keppres ttg RKP disampaikan 1. Kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok
kepada DPR untuk dibahas kebijakan fiscal Pandangan Fraksi-fraksi atas pokok-
bersama 2. Kebijakan umum dan prioritas anggaran K/L pokok pembicaraan pendahuluan
3. Rincian unit organisasi, fungsi, program dan kegiatan RAPBN

Raker Banggar dan Menkeu, Menteri PPN dan Gub.BI, Membahas:


1. Penyampaian RKP dan pokok-pokok pembicaraan
pendahuluan RAPBN Raker Komisi-komisi dengan
Rapat Paripurna DPR RI Mitra Kerja
2. Pembentukan Panja:
Tanggapan pemerintah terhadap Pandangan a. Panja Asumsi dasar, kebijakan pendapatan, defisit dan Pembahasan asumsi dasar dalam
pembiayaan RAPBN RAPBN
Fraksi-fraksi atas pokok-pokok pembicaraan
b. Panja RKP dan Prioritas anggaran Pembahsan RKP da RKA K/L
pendahuluan RAPBN (disampaikan kepada Banggar)
c. Panja kebijakan belanja pemetintah pusat
d. Panja kebijakan transfer ke daerah

Rapat Panja Raker Komisi dengan mitra kerjanya Penyampaian hasil penyempurnaan oleh
1. Panja Asumsi dasar, kebijakan pendapatan, defisit komisi dengan mitra kerjanya kepada
dan pembiayaan RAPBN Menempurnakan alokasi anggaran Banggar dan Menkeu untuk bahan
2. Panja RKP dan Prioritas anggaran menurut fungsi, program, kegiatan K/L penyusunan RUU APBN dan nota
3. Panja kebijakan belanja pemrintah pusat
sesuai hasil pembahasan Banggar keuangannya
4. Panja kebijakan transfer ke daerah

Rapat Internal Banggar


Penyampaian hasil:
a. Panja Asumsi dasar, kebijakan pendapatan, Rapat Kerja Banggar dan Menkeu, Rapat Paripurna
defisit dan pembiayaan RAPBN Menteri PPN/ Kepala Bappenas
Penyampaian Laporan hasil pembahasan
b. Panja RKP dan Prioritas anggaran ttg RKP dan Pembicaraan pendahuluan
Penyampaian Laporan dan Pengesahan
c. Panja kebijakan belanja pemerintah pusat RAPBN di Banggar
Hasil Panja-Panja
d. Panja kebijakan transfer ke daerah
e. Sinkronisasi
Pembahasan dan Penetapan RUU APBN
Alur Pembahasan Laporan Realisasi Semester Pertama
dan Prognosis 6 (enam) bulan berikutnya

penyampaian hasil
pembahasan
panja perumus
kesimpulan.

Laporan realisasi membahas laporan realisasi


pelaksanaan anggaran semester I dan prognosis
dalam periode semester semester II pelaksanaan APBN
pertama merupakan bentuk tahun anggaran berjalan.
pertangungjawaban
pemerintah atas
pelaksanaan APBN

penyampaian dan
pengesahan
laporan panja
perumus
kesimpulan
Pembahasan dan Penetapan Rancangan Undang-Undang
tentang Perubahan atas Undang-Undang APBN

Perubahan atau penyesuaian terhadap APBN dimungkinkan untuk


dilakukan berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara. Perubahan APBN dilakukan bila terjadi:

1) Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi


yang digunakan dalam APBN
2) Perubahan pokok-pokok kebijakan fiscal
3) Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran
antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja
4) keadaan yang menyebabkan Saldo Anggaran Lebih (SAL) tahun
sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran pada
tahun yang berjalan

NOTE: Tahapan pembahasan dan penetapan RUU tentang perubahan APBN


tidak berbeda jauh dengan proses pembahasan dan penetapan RUU APBN
Pembahasan dan Penetapan Rancangan Undang-Undang tentang
Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN
03 FUNGSI PENGAWASAN
1)Melakukan pengawasan terhadap Pelaksanaan UU, APBN dan
kebijakan pemerintah
2)Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang
disampaikan oleh DPD (terkait pelaksanaan UU mengenai otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah,
pengelolaan SDA dan SDE lainnya, pelaksanaan APBN, pajak,
pendidikan dan agama)
TERIMAKASIH

Ir. H. Arsyadjuliandi Rachman, M.B.A.


Anggota FPG DPR RI Dapil Riau 1

Anda mungkin juga menyukai