ALUR PENYUSUNAN RUU USULAN DPD

KOMITE ATAU PPUU

MENGUSULKAN RUU

KOMITE DAN PPUU

MEMINTA PANMUS
MENGANDAKAN
SIPUR

DIADAKAN SIDANG
PARIPURNA
USULAN DIBAWA KE
SIPUR

USULAN RUU USULAN RUU DITERIMA USULAN RUU

DITERIMA DENGAN PERUBAHAN DITOLAK

PENYEMPURNAAN DISAMPAIKAN KEMBALI

OLEH KOMITE/PPUU KE PIMPINAN DPD

PIMPINAN DPD BERSURAT KEPADA

DPR DAN PRESIDEN/PEMERINTAH

KOMITE/PPUU
MEMBENTUK TIM AHLI DILAKUKAN PEMBAHASAN TINGKAT
YANG IKUT DALAM SATU DI DPR
PEMBAHSAN TK 1 DI DPR

SUMBER : PASAL 185 DAN 186 TATA TERTIB DPR RI

: UU MD3 ( UU NOMER 17 TAHUN 2014) 164 SAMPAI PASAL 170
RINGKASAN PASAL 191 (TATIB DPD)
(1) Ruu mendapat persetujuan dpr maka tim ahli yang dibentuk dpd ikut membahas
ruu sampai selesai
(2) Ruu mendapat perubahan dari dpr maka tim mengadakan koordinasi
pembahasan agenda penyempurnaan dengan dpd
(3) Ruu mendapat perubahan yang bertentangan dengan maksud awal ddp. Tim dpd
melaporkan perubahan tersebut kepada ppuu
(4) Komite dan ppuu sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) melaporkan kepada
sidang paripurna disertai saran dan penyempurnaan (sikap dpd)

RINGKASAN PASAL 192 (TATIB DPD)

(1) Dalam hal RUU dari DPD tidak mendapat persetujuan bersama DPR dan
Presiden maka tim kerja DPD segera menyampaikan pada Panmus untuk
diadakan Sidang Paripurna
(2) Sidang Paripurna menugasi Komite terkait dan PPUU untuk melakukan
pendalaman masalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(3) Komite atau PPUU melaporkan pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) kepada sipur untuk diambik keputusan
(4) Dalam hal sipur berpendapat penolakkan beralasan maka RUU tidak dilanjutkan
(5) Dalam hal Sipur berpendapat penolakan tidak beralasan maka dilakukan (a)
pendalaman materi atau (b) iji materi kepada MK
(6) Sekretaris Jenderal mempublikasikan penolakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1)
(7) Dalam hal RUU tidak mendapat persetujuan DPR dan Presiden maka RUU
tersebut tidak boleh diajukan lagi pada masa persidangan DPR masa itu
 ALUR RUU OLEH DPD DI TINGKAT PRESIDEN DAN DPR

PEMBAHASAN TINGKAT SATU (1) RUU

OLEH DPD DI DPR BERSAMA UNSUR
PEMERINTAH/PRESIDEN

PEMBAHASAN TINGKAT DUA DI DPR

RUU DISETUJUI OLEH DPR UNTUK RUU TIDAK DISUTUJUI OLEH DPR
PEMBAHASAN LEBIH LANJUT

TIM AHLI YANG DIBENTUK DPD TERKAIT

PEMBAHASAN RUU MENYAMPAIKAN
RUU DISETUJUI RUU MENDAPAT PENOLAKAN KEPADA PANMUS UNTUK
PENUH OLEH DPR REVISI OLEH DPR DAN DIAGENDAKAN SIPUR
DAN PRESIDEN PRESIDEN

DIADAKAN SIPUR, KOMITE DAN PPUU

MENYAMPAIKAN PENDALAMAN MATERI
TIM AHLI KEPADA SIPUR
MELAPORKAN
PERUBAHAN PADA
PPUU DAN KOMITE

SIPUR MENOLAK
SIPUR MENYETUJUI
PENOLAKAN RUU
PENOLAKAN OLEH DPR
TIM AHLI DPD IKUT OLEH DPR
MAMBAHAS RUU
KOMITE
SAMPAI SELESAI
MELAPORKAN
DALAM PEMBAHASAN
PERUBAHAN DI
TINGKAT LANJUTAN
SIPUR DISERTAI
DI DPR
MASUKAN DAN
SARAN PERUBAHAN

SUMBER : PASAL 191 DAN 192 TATIB DPD RI

KEWENANGAN LEGISLASI DPD
Kewenangan Legislasi DPD dibagi dua menjadi kewenangan mengajukan RUU dan
kewenangan untuk terlibat dalam penyusunan RUU.

Menurut pasal 70 UU No. 17 Tahun 2014 (UUMD3) DPD kewenangan legislasi DPD antara
lain adalah

KEWENANGAN KEWENANGAN MEMBERI

MENGAJUKAN DAN MASUKAN DAN
MEMBAHAS RUU YANG PERTIMBANGAN DALAM
BERKAITAN DENGAN RUU DAN PELAKSANAAN
UU TERKAIT
1. OTONOMI DAERAH
2. HUBUNGAN PUSAT 1. APBN
DAN DAERAH 2. PAJAK (PUSAT)
3. PEMBENTUKAN, 3. PENDIDIKAN
PEMEKARAN, DAN 4. AGAMA
PENGGABUNGAN
KEWENANGAN MEMBERI
DAERAH
PERTIMBANGAN PADA
4. PENGELOLAAN SDA
5. PERIMBANGAN 1. PEMILIHAN KETUA
KEUANGAN PUSAT BPK
DAN DAERAH
SUMBER : PASAL 71
SUMBER : PASAL 71(C) UU MD3
DAN PASAL 72(C) UUMD3

UU MD3 Adalah UU No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD
UU MD3 Direvisi 4 kali, kewenangan DPD dalam pasal 70 dipertegas dalam revisi kedua
yaitu dalam UU No. 2 Tahun 2018 tentang Perubahan UU No. 17 Tahun 2014.
 PERAN DPD DALAM PENYUSUNAN PROLEGNAS
1. Ketentuan Umum Prolegnas
Prolegnas Jangka Panjang
Prolegnas dibagi menjadi dua

Prolegnas Prioritas

Prolegnas Jangka Panjang

1. Jangka waktu lima tahun
2. Memuat penugasan kepada DPD, DPR, dan Pemerintah untuk menyiapkan naskah
akademik RUU
3. Disusun pada awal masa jabatan DPR dan DPD

Prolegnas Prioritas

1. Dilakukan setiap tahun

2. Dapat dievaluasi sewaktu-waktu

Prolegnas Prioritas harus disertai naskah akademik dan RUU yang memuat

1. Judul RUU
2. Sasaran yang ingin diwujudkan
3. Jangkauan arah pengaturan

Secara hukum tidak dikenal istilah prolegnas super prioritas

Tujuan Prolegnas adalah Agar UU yang tercipta

tidak hanya berdaya laku
UU yang komperhensif memuat namun juga berdaya guna
tiga (3) aspek di masyarakat

Agar UU yang tercipta

dapat memenuhi unsur
filosofis, yuridis, dan
Masa Lalu Masa kini Masa akan datang/cita-cita
sosiologis

Sumber : PUSHEP-Kemenkumham

Dasar Hukum Prolegnas

UU No. 11 Tahun 2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan (direvisi UU No15 th 2019)
Peraturan DPR No. 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib
 DISEBUT JUGA
MODEL
TRIPARTIT
KARENA
MELIBATKAN
DPR, DPD, DAN
PEMERINTAH

Penyusunan Prolegnas Harus memerhatikan beberapa aspek yaitu :

A. Perintah UUD 1945
B. TAP MPR RI
C. Perintah UU/penyusunannya sesuai UU
D. SPPN
E. RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional)
F. RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah)
G. Renstra DPR, DPD, dan Rencana kerja Pemerintah
H. RUU DPR Periode sebelumnya yang masih pending
I. Hasil pemantauan oleh DPR, DPD, dan Pemerintah
J. Aspirasi Masyarakat

Sumber : Peraturan DPR No. 2 Tahun 2016 yang direvisi

: Peraturan DPR No. 2 Tahun 2020 tentang
Pembentukan UU (pasal 5 Bab II Tentang Prolegnas)
: Tata Tertib DPD (Peraturan DPD No. 3 Tahun 2018)

Mekanisme Penyusunan Prolegnas di Lingkungan Pemerintah (yang dikordinasikan oleh

Kemenkumham), Sumber : Pushep Kemenkumham
2. Landasan Hukum Penyusunan Prolegnas di Lingkungan DPD RI
Menurut Novianto M Hartanto Staf Hukum Setjen DPR RI, pasca putusan MK DPD
memiliki antara lain mengajukan RUU terkait otonomi daerah dan perimbangan, dan
kemudian terlibat dalam penyusunan Prolegnas. Intisari putusan MK terhadap kewenangan
legislasi menurut Novianto antara lain adalah :
A. Pengajuan RUU
Kewenangan konstitusi DPD mengenai kengajuan RUU telah ditegaskan oleh
PAsal 22D ayat 1 UUD 1945

DPD memiliki kewenangan yang setara dengan Presiden dan DPR dalam hal
pengajuan RUU. Walau kewenangan mengesahkan RUU menjadi UU tetap
menjadi kewenangan DPR (Presiden dan DPD hanya dapat mengajukan)

RUU usulan DPD menjadi RUU usulan DPD dan bukan RUU DPR

B. Penyusunan, Pembahasan, dan Penetapan Prolegnas

Mahkamah Konstitusi menafsirkan Pasal 21 UU No. 12 Tahun 2011 mengenai
penyusunan Prolegnas oleh DPR dan Pemerintah dengan pertimbangan DPR,
DPD, dan Masyarakat mengebiri hak legislasi DPD Sesuai dengan Pasal 22D
ayart (1) UUD 1945.

MK menafsirkan kewenangan DPD dalam mengajukan RUU terikat pula

dengan kewenangan terlibat Prolegnas (Novianto). Sehingga DPD berhak tidak
hanya memberi pertimbangan namun terlibat dalam penyusunan Prolegnas
seperti Pemerintah dan DPR.

C. Hak Pembahasan RUU

DPD memiliki hak untuk mengajukan dan membahas RUU terkait dengan
otonomi daerah, perimbangan keuangan bersama DPR dan
Presiden/Pemerintah. DPD terlibat dalam proses penyusunan RUU sejak pada
tingkat satu dengan ikut mengajukan DIM (Daftar Infentaris Masalah) dan
menyampaikan pendapat mini. DPD juga terlibat dalam pembahasan tingkat
dua di rapat DPR sampai pada pengesahan.

HAK KEWENANGAN LEGISLASI PASCA PUTUSAN MK NO. 92 TAHUN 2012

DPD Presiden/Pemerintah DPR

MENGAJUKAN DAN MENGESAHKAN RUU

MEMBAHAS RUU MENJADI UU
3. Tata Cara Penyusunan/Pengajuan Prolegnasi di Lingkungan DPD RI (Pasal 166
ayat (1) sampai (8) Tata Tertib DPD Tahun 2018

PENYUSUNAN
PENJARINGAN ASPIRASI
PROLEGNASI OLEH DPD DIDELEGASIKAN KEPADA KOMITE
DIKOORDINASIKAN OLEH
PPUU DENGAN (PASAL 166 (2) TATIB DPD 2018
MEMERHATIKAN
PENJARINGAN ASPIRASI
MASYARAKAT DAN HASIL PENJARINGAN ASPIRASI
PEMDA DISALURKAN MELALUI KOMITE
ATAU PPUU

PASAL 166 AYAT (3) DAN (4) TATIB

DPD 2018

MASUKAN DALAM AYAT (4) MEMUAT

PPUU MENGADAKAN
RAPAT
RAPAT GABUNGAN 1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN
DENGFAN KOMITE UNTUK 2. SASARAN YANG DIWUJUDKAN
MEMBAHAS 3. JANGKAUAN ARAH ATURAN
INVENTARISASI MASALAH
YANG AKAN DIUSULKAN
RAPAT GABUNGAN
PADA DPR DAN PRESIDEN
DILAKUKAN DI AWAL
PASAL 166 (6) TATIB DPD TAHUN MASA SIDANG
PASAL 166 AYAT (7)

PPUU MENETAPKAN
RANCANGAN PROLEGNAS
DARI UNSUR DPD RI USULAN PROLEGNAS DI PASAL 167
DISAMPAIKAN OLEH PIMPINAN DPD
KEPADA DPR DAN PRESIDEN PALING
LAMBAT 20 HARI KERJA SEBELUM
PPUU MEMBAWA USULAN
PENYUSUNAN PROLEGNAS DALAM MASA
PENETAPAN RANCANGAN
SIDANG DPR
PROLEGNAS DI SIDANG
PARIPURNA USULAN DPD DISERTAI USULAN ANGGOTA
DPD YANG MENJADI TIM KERJA DALAM
PASAL 167 TATIB DPD
PEMBAHASAN PROLEGNASI DI DPR

SUMBER : Peraturan DPD RI Nomer 3 Tahun 2018 Tentang Tata Tertib

: Peraturan DPR RUI Nomer 2 Tahun 2020 Tentang Pembentukan UU