Anda di halaman 1dari 17

B.

Proses
Pembentukan
Peraturan
Perundang-
undangan
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Th.
1945
✓ Tata cara perubahan UUD dalam pasal 37 ayat 1-5 UUD 1945:
1. Usul perubahan pasal-pasal diajukan oleh sekurang-kurangnya
1/3 dari jumlah anggota MPR
2. Setiap usul perubahan pasal-pasal diajukan secara tertulis
memuat bagian yang diusulkan untuk dirubah beserta alasannya
3. Sidang MPR mengubah pasal-pasal dihadiri sekurang-kurangnya
2/3 anggota MPR
4. Putusan untuk mengubah disetujui oleh sekurang-kurangnya 50%
ditambah satu dari anggota MPR
5. Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
tidak dapat dilakukan perubahan
✓Kesepakatan dasar dalam perubahan UUD NRI Tahun 1945
1. Tidak mengubah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
2. Tetap mempertahankan bentuk negara kesatuan
3. Tetap mempertahankan sistem pemerintahan presidensial
4. Penjelasan UUD NRI Tahun 1945 yang memuat hal normatif
dimasukan dalam pasal-pasal
5. Perubahan addendum, yaitu perubahan UUD NRI Tahun
1945 dilakukan dengan tetap mempertahankan naskah asli.
Naskah perubahan melekat pada naskah asli
b. TAP MPR

Tingkat II: Tingkat IV:


Tingkat I: pengambilan
badan pekerja pembahasan
Tingkat III: keputusan
MPR dalam rapat dalam rapat
pembahasan
melakukan paripurna paripurna MPR
oleh
penyusunan MPR yang setelah
komisi/panitia
rancangan didahului mendengar
Ad Hoc MPR
penjelasan laporan dari
ketetapan terhadap
pimpinan dan pimpinan
(rantap) dan semua hasil panitia Ad Hoc
rancangan dilanjutkan
pembicaraan MPR dan jika
keputusan dengan
tingkat I dan II perlu dengan
(rantus) pandangan
kata terakhir
umum fraksi dari fraksi-fraksi
C. Undang-undang
Proses pembuatan diusulkan DPR:

1. DPR mengajukan rancangan UU secara tertulis pada presiden


2. Presiden menugasi menteri terkait untuk membahas RUU
bersama DPR
3. Apabila disetujui bersama DPR dan presiden, selanjutnya RUU
disahkan presiden menjadi UU
Mendapat persetujuan
bersama RUU tidak disahkan
DPR dalam waktu 30 hari
sejak rancangan
Memegang RUU Presiden disetujui, RUU “sah”
kekuasaan dibahas menjadi UU dan
membentuk oleh DPR wajib diundangkan
UU dan (pasal 20 (5))
(pasal 20 (1)) Presiden Berhak
untuk mengajukan
Mengesahkan UU
mendapat RUU
Anggota (pasal 20 (4))
persetujuan (Pasal 5 (1))
berhak bersama
mengajukan (pasal 20 Tidak boleh diajukan
usul RUU (2)) lagi dalam
(pasal 21) persidangan masa
itu
Tidak mendapat persetujuan (pasal 20 (3))
bersama
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

✓ Perppu diatur daam UUD 1945 pasal 22 ayat (1, 2, dan 3)


dengan ketentuan:
1. Presiden berhak mengeluarkan dalam kepentingan yang
memaksa
2. Harus mendapat persetujuan DPR dalam masa
persidangan berikutnya
3. Apabila Perppu tidak mendapat persetujuan DPR, maka
Perppu harus dicabut
4. Apabila Perppu mendapat persetujuan DPR, akan
ditetapkan sebagai UU
Kegentingan
yang memaksa Ditetapkan
disetujui
menjadi
Undang-
undang
Diajukan
kepada DPR
Perpu (Sidang
Oleh Presiden Paripurna)
Dicabut
Dinyatakan
tidak
Tidak
berlaku
disetujui
e. Peraturan Pemerintah

1) Rancangan PP berasal dari kementrian atau lembaga


pemerintah nonkementrian sesuai bidang tugasnya
2) Pembulatan dan pemantapan rancangan PP dikoordinasi oleh
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang hukum
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembentukan
panitia antarkementrian dan/atau antarnonkementrian,
penyusunan dan penyampaian rancangan PP diatur dengan
peraturan presiden
f. Peraturan Presiden
✓Tidak melibatkan DPR, melainkan melibatkan menteri.
Penyusunan berdasarkan UU No. 12 Th 2011, yaitu:
1.Pembentukan panitia antarkementrian dan/atau
antarnonkementrian
2.Pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan
konsepsi rancangan
3.Peraturan presiden dikoordinasikan oleh menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
hukum
4.Pengesahan dan penetapan oleh presiden
g. Peraturan Daerah Provinsi

Diusulkan oleh DPRD provinsi/gubernur yang disusun


berdasarkan UU No. 12 Th 2011
✓ Proses penyusunan:
1. Rancangan Perda diajukan oleh DPRD Provinsi kepada
Gubernur atau oleh Gubernur kepada DPRD Provinsi secara
tertulis
2. Rancangan Perda provinsi dibahas bersama-sama oleh DPRD
Provinsi dan gubernur
3. Jika rancangan Perda memperoleh persetujuan bersama,
disahkan oleh Gubernur menjadi Perda provinsi
h. Peraturan daerah (Perda)
Kabupaten/Kota
✓Diusulkan oleh DPRD kab/kota atau Bupati/Wali Kota
➢DPRD Kab/Kota mengajukan rancangan Perda kepada
Bupati/Wali Kota secara tertulis ATAU bupati/walikota
mengajukan rancangan perda kepada DPRD kabupaten/kota
secara tertulis
➢DPRD Kab/Kota bersama Bupati/Wali Kota membahas
rancangan Perda Kab/Kota
➢Apabila rancangan Perda memperoleh persetujuan bersama,
maka disahkaan oleh Bupati/Wali Kota menjadi Perda
Kab/Kota
C. Sikap Positif Terhadap
Peraturan Perundang-
undangan
KD 3.3-PPKn
1. Kepatuhan terhadap Hukum

▪ Kepatuhan: sikap taat atau siap sedia melaksanakan


aturan
▪ Berkaitan dengan terbentuknya kesadaran hukum
▪ Kesadaran hukum dapat dilihat dari indikator
berikut:
➢ Pengetahuan hukum
➢ Pemahaman kaidah-kaidah hukum
➢ Sikap terhadap norma-norma hukum
➢ Perilaku hukum
2. Sikap Kritis
▪ Memberikan usul perubahan terhadap peraturan perundang-
undangan yang sudah tidak relevan
▪ Mengadakan kajian, diskusi, dan seminar tentang dampak
diberlakukannya peraturan perundang-undangan yang tidak
mengakomodasi aspirasi rakyat
▪ Mengadakan penelitian tentang dampak diberlakukannya
peraturan perundang-undangan
▪ Menyampaikan hasil kajian, diskusi, seminar kepada
pemerintah
▪ Menyampaikan aspirasi langsung/ unjuk rasa secara tertib
sesuai aturan yang berlaku

Anda mungkin juga menyukai